Anda di halaman 1dari 3

Perpajakan (Taxing)

1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


o Setiap INDOWEBSITE menjalankan program diskon, akan ada perubahan pada
jumlah PPN menyesuaikan total DPP setelah dikurangi Diskon.
o Setiap layanan kami kenakan sesuai dengan tarif PPN yang berlaku.
o Faktur Pajak diterbitkan berdasarkan tanggal proses paid invoice.
o Jika invoice belum terbayar maka INDOWEBSITE tidak wajib menerbitkan
faktur pajak.
o Faktur boleh diminta sebelum pembayaran dilakukan dengan syarat mengirim
request faktur pajak ke tax[at]7ion.co.id dengan melampirkan PO, scan NPWP ,
dan nomor invoice yang dituju.
o Faktur pajak akan diterbitkan dan dikirimkan melalui email minimal h+1 dan
maksimal h+5 pada hari kerja setelah pembayaran diterima dengan valid.
o INDOWEBSITE tidak menerima request pembuatan faktur pajak untuk invoice
yang dibayarkan di bulan sebelumnya (maksimal 2 bulan ) dan atau tahun
sebelumnya karena invoice otomatis akan kami bayarkan dengan status “ pajak
digunggungkan “.
o Faktur Pajak dalam bentuk hard copy akan dikirim jika ada permintaan dari
pelanggan dan biaya pengiriman ditanggung oleh pelanggan.
o Permintaan faktur pajak bisa melalui email, telepon, support ticket maupun form
Request Faktur Pajak.
o INDOWEBSITE tidak bertanggung jawab pada pembuatan faktur pajak apabila
ada perubahan NPWP tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu.
o Setiap ada perubahan NPWP diharuskan mengirimkan informasi melalui email
maupun support ticket.
2. Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh 23)
Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh Pasal 23) adalah pajak yang dikenakan pada
penghasilan atas modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah
dipotong PPh Pasal 21.
Umumnya penghasilan jenis ini terjadi saat adanya transaksi antara pihak yang menerima
penghasilan (penjual atau pemberi jasa) dan pemberi penghasilan. “Dikarenakan
IndoWebsite adalah penyedia jasa, maka pihak pemberi penghasilan (pembeli atau
penerima jasa) bisa memotong dan melaporkan PPh pasal 23 tersebut kepada kantor
pajak”.
Ketentuan tentang pemotongan Pajak PPh 23 yang harus ditaati oleh pelanggan
IndoWebsite adalah sebagai berikut:
o Pelanggan indowebsite bisa melakukan pemotongan Pajak PPh 23 sebesar 2%
selama kami tidak ada SKB (Surat Keterangan Bebas) PPh 23.
o Mulai tahun 2023, setiap pemotongan Pajak PPh 23, pelanggan wajib
membayarkan tagihannya secara penuh terlebih dahulu dan kemudian bisa
meminta pengembalian dana ketika sudah ada bukti potongnya. Untuk ketentuan
reimburse bisa melihat di Refund Policy.
o Pelanggan yang tidak mengirimkan bukti potong PPh 23, tidak bisa melakukan
permintaan reimburse/pengembalian dana PPh 23.
o Pelanggan yang sudah melakukan pemotongan PPh 23 wajib mengirimkan Bukti
Potong/Ebupot paling lambat 1 bulan setelah pembayaran.
o Apabila terdapat pelanggan yang melakukan pembayaran tagihan dengan
mengurangi/memotong untuk PPh 23 sebesar 2%, maka wajib menghubungi Tim
Billing/Pajak kami setelah melakukan pembayaran dan pembayaran tidak bisa
langsung kami proses sebelum ada konfirmasi dari pelanggan.
o Saat ini, DJP (Direktorat Jenderal Pajak) sudah menyediakan layanan Ebupot
Unifikasi untuk mempermudah pembuatan bukti potong PPh 23, yang mana
ebupot PPh 23 sudah bisa dikirimkan ke kami di hari yang sama dengan hari
pembayaran invoice. Sehingga ebupot tersebut bisa dikirimkan ke kami sebelum
pelaporan PPh 23.
o Bagi pelanggan yang sudah memotong PPh 23 dari tagihan dan tidak
mengirimkan bukti potong / ebupot di tahun yang sama maka layanan yang
terdaftar wajib membayar kembali biaya yang sudah dipotong untuk PPh 23.
3. Ketentuan Pemotongan Pajak Affiliasi
Komisi penjualan atau affiliasi merupakan sebuah penghasilan, yang mana dikenakan
pajak penghasilan (PPh) sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pajak atas komisi
penjualan NPWP orang pribadi umumnya dikenakan PPh Pasal 21. Namun pada komisi
NPWP penjualan badan usaha, akan dikenakan PPh Pasal 23.

Bagaimana Pengenaan Pajak Affiliasi?

o Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21


Salah satu aspek PPh atas komisi penjualan orang pribadi adalah PPh Pasal 21
dan hal ini pun sudah tertera dalam Undang-Undang PPh Pasal 17 ayat 1, yang
kemudian disempurnakan dengan Undang-Undang Harmonisasi Peraturan
Perpajakan. Yang menjadi objek pemotongan pajak dalam pajak komisi atas PPh
Pasal 21 adalah imbalan atau upah yang diterima oleh orang pribadi bukan
pegawai. Perhitungan PPh Pasal 21 dikenakan tarif sebesar 5% apabila pengenaan
dilakukan atas pihak yang menjadi perantara dengan status Wajib Pajak yang
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Jika pihak perantara dengan status
Wajib Pajak tidak mempunyai NPWP, maka tarif yang dikenakan sebesar 6% atau
120% lebih tinggi daripada yang memiliki NPWP (PER-16/PJ/2016).

Contoh Perhitungan:
Budi adalah seorang perantara yang memiliki NPWP dan menggunakan program
affiliasi dari indowebsite kemudian mendapatkan komisi sebesar Rp 10.000.000.
Maka pajak yang dipotong oleh IndoWebsite sebagai pemberi penghasilan adalah
sebagai berikut:

Bruto : 10.000.000
Tarif PPh 21 NPWP : (50% x Bruto) x 5%
= (50% x 10.000.000) x 5%
= 5.000.000 x 5%
= 250.000

Maka yang akan diterima Budi atas komisi afiliasi adalah sebesar
Rp 10.000.000 - Rp 250.000 = Rp 9.750.000

Apabila Budi tidak memiliki NPWP maka perhitungannya sebagai berikut:


Bruto : 10.000.000
Tarif PPh 21 Non-NPWP : (50% x Bruto) x 6%
= (50% x 10.000.000) x 6%
= 5.000.000 x 6%
= 300.000

Maka yang akan diterima Budi atas komisi afiliasi adalah sebesar
Rp 10.000.000 – Rp 300.000 = Rp 9.700.000

o Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23


PPh Pasal 23 diberlakukan bagi wajib pajak Badan (perusahaan) bukan pribadi.
Apabila penerima komisi merupakan WP Badan, maka perhitungannya berbeda
dengan pribadi. Perhitungan PPh akan menggunakan tarif PPh 23 yaitu sebesar
2% dari bruto bagi WP Badan yang memiliki NPWP dan 4% bagi WP Badan
yang tidak memiliki NPWP.

Contoh Perhitungan :
PT ABC mendapatkan komisi dari indowebsite sebesar 10,000,000, maka
perhitungannya sebagai berikut:

Bruto : 10.000.000
Tarif PPh 23 : 2%
= 10.000.000 x 2%
= 200.000

Maka yang akan diterima PT ABC atas komisi afiliasi adalah sebesar
Rp 10.000.000 – Rp 200.000 = Rp 9.800.000

Anda mungkin juga menyukai