Anda di halaman 1dari 25

Pokok Bahasan

• 1. Definisi dan Jenis-jenis Pengangguran


• 2. Pengukuran Tingkat Pengangguran
PENGANGGURAN • 3. Phillips Curve
• 4. Dampak Pengangguran terhadap
Pertemuan 9
Pembangunan
• 5. Upaya-upaya Mengatasi Pengangguran
• 6. Teori-teori Pengangguran

Definisi dan Jenis-jenis Pengangguran Pengukuran Tingkat Pengangguran


• Pengangguran adalah suatu keadaan di mana orang • Tingkat pengangguran =
ingin serta dapat bekerja akan tetapi mereka tidak
dapat mencapai pekerjaan dengan tingkat upah (jumlah pengangguran/angkatan kerja) x 100 %
yang berlaku.
• Jenis-jenis pengangguran berdasarkan sumbernya:
pengangguran friksional/normal, pengangguran • Angkatan kerja =
siklikal, pengangguran berstruktur, dan jumlah orang bekerja + jumlah pengangguran
pengangguran teknologi
• Jenis-jenis pengangguran berdasarkan ciri-cirinya :
pengangguran terbuka, pengangguran tersembunyi, • Tingkat partisipasi angkatan kerja =
pengangguran bermusim, dan setengah (angkatan kerja/jumlah penduduk usia kerja) x 100%
menganggur

Phillips Curve : hubungan antara inflasi


Penjelasan
dan pengangguran
• Tingkat inflasi diproxy dengan tingkat upah.
• Peningkatan upah/gaji mencerminkan peningkatan
inflasi. Tingkat upah tinggi mengindikasikan
rendahnya tingkat pengangguran, pengusaha sulit
mendapatkan pekerja. Kemudian jika orang banyak
menganggur maka upah juga akan menurun karena
pengusaha mudah mendapatkan pekerja.
• PC jangka panjang menunjukkan hubungan
pengangguran dan inflasi dimana perkiraan inflasi =
inflasi yang sebenarnya dan seharusnya bisa
diantisipasi. Jika kondisi ini terjadi, maka tingkat
inflasi = tingkat pengangguran alamiah
Dampak Pengangguran terhadap
Upaya-upaya Mengatasi Pengangguran
Pembangunan
• Menurunkan nilai pendapatan nasional dan • Melalui kebijakan fiskal : menambah pengeluaran
pendapatan per kapita pemerintah, mengurangi pajak, dan gabungan
keduanya
• Mengurangi penerimaan negara • Melalui kebijakan moneter : menambah penawaran
• Meningkatkan beban psikologis uang, menurunkan suku bunga, menyediakan kredit
• Meningkatkan biaya sosial khusus untuk sektor atau kegiatan tertentu
• Melalui kebijakan penawaran : mendorong lebih
banyak investasi, mengembangkan infrastruktur,
meningkatkan efisiensi administrasi pemerintahan,
memberi subsidi dan mengurangkan pajak
perusahaan dan individu

Lanjutan Mengapa pengangguran perlu diatasi?


• Memperbaiki pasar tenaga kerja dengan cara memperbaiki akses
informasi pasar tenaga kerja • Dari segi ekonomi bertujuan untuk
• Menyediakan program pelatihan keterampilan yang dibutuhkan menyediakan kesempatan kerja, meningkatkan
dunia kerja
• Memperluas segi pandangan pemerintah untuk melindungi pekerja taraf kemakmuran masyarakat, dan
dari kekejaman pengangguran dan kemiskinan
• Menciptakan pekerjaan-pekerjaan padat karya
memperbaiki distribusi pendapatan
• Menjadikan pesantren sebagai inkubator lahirnya wirausahawan • Dari segi sosial bertujuan untuk meningkatkan
muda
• Memberikan pelatihan usaha berbasis digital kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga,
• Meningkatkan pemberdayaan gender dengan memperbanyak menghindari masalah kriminal, dan
lahirnya wirausahawati
• Meratakan pendidikan dan mewujudkan pendidikan dasar 12 tahun mewujudkan kestabilan politik
• dll

Teori-teori Pengangguran
• Tingkat pendapatan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan
kemakmuran masyarakat (Sukirno, 2019, h. 14). Apabila kondisi full
employment dapat diwujudkan maka pendapatan masyarakat berada pada
Latihan soal
kondisi maksimum. Adanya pengangguran justru akan mengurangi pendapatan
masyarakat dan mengurangi tingkat kemakmuran yang dicapai. • Carilah penjelasan mengenai jenis-jenis
• Nichols et. al. (2013) berpendapat bahwa kehilangan pekerjaan bisa pengangguran berikut : pengangguran
menyebabkan hilangnya pendapatan dalam jangka pendek, upah yang lebih
rendah secara permanen, dan mengakibatkan kesehatan mental dan kesehatan friksional/normal, pengangguran siklikal,
fisik yang lebih buruk serta angka kematian yang lebih tinggi. Selain itu,
kehilangan pekerjaan yang terjadi pada sebagian orang tua dapat menurunkan
pengangguran berstruktur, dan pengangguran
penghasilan mereka sehingga pendidikan anak-anak juga dapat terhambat. teknologi, pengangguran terbuka, pengangguran
Lebih jauh lagi apabila keadaan pengangguran di suatu negara sangat buruk tersembunyi, pengangguran bermusim, dan
dapat menimbulkan kekacauan sosial dan politik serta berefek buruk bagi
kesejahteraan masyarakat serta proses pembangunan dalam jangka panjang. setengah menganggur
• Menurut Case and Fair (2007) pengangguran menjadi salah satu penyebab • Buka data Tingkat Pengangguran Terbuka
ketimpangan di Amerika Serikat, bahkan angka penggangguran yang cukup
tinggi menjadi pemicu resesi (penurunan kondisi perekonomian) di negara (TPT) nasional di website BPS RI. Carilah 3
tersebut. Lebih lanjut Case and Fair mengatakan bahwa kehilangan pekerjaan Provinsi dengan TPT terbesar
dapat menyebabkan seseorang menjadi pengangguran dan hal tersebut sangat
menyakitkan.
Pokok Bahasan
UANG 1. Sejarah Perkembangan, Syarat, dan
Pertemuan 10
Definisi Uang
2. Fungsi Asli dan Fungsi Turunan Uang
3. Jenis-jenis Uang Beredar
4. Otoritas dan Mekanisme Penciptaan Uang
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah
Uang Beredar
6. Teori-teori Uang

Sejarah Perkembangan, Syarat, dan


Fungsi Asli dan Fungsi Turunan Uang
Definisi Uang
 Perkembangan uang : uang barang (kulit  Fungsi asli : alat tukar, alat penyimpan nilai,
kerang, mutiara, tembaga,dll)  emas perak satuan hitung, standar pembayaran di masa
 uang kertas  sampai sekarang sebagai
alat tukar mendatang
 Syarat uang : dapat diterima umum, memiliki  Fungsi turunan : sebagai alat pembayaran,
nilai tinggi dan jaminan dari pemerintah, alat penimbun kekayaan, alat pemindah
tahan lama, kualitas cenderung sama kekayaan
 Definisi uang : sesuatu yang tersedia secara
umum diterima sebagai alat pembayaran yang
sah

Otoritas dan Mekanisme Penciptaan


Jenis-jenis Uang Beredar
Uang Kartal
 Uang kartal : uang logam dan uang kertas  Otoritas penciptaan uang di Indonesia adalah
yang dikeluarkan oleh bank sentral, dapat bank sentral (Bank Indonesia), bertugas
digunakan secara langsung untuk pembayaran mengeluarkan dan mengedarkan uang
 Uang giral : uang simpanan (deposito) , uang
 Mekanisme penciptaan uang kartal : BI
rekening giro (demand deposits) yang
dikeluarkan oleh bank umum, dapat sebagai otoritas berhak mengeluarkan,
digunakan secara langsung untuk pembayaran menerbitkan, menciptakan, dan mengedarkan
 Uang kuasi : uang tabungan (saving deposits) (termasuk memusnahkan) uang logam dan
dan deposito berjangka (time deposits) yang uang kertas, dengan melihat pertumbuhan
dikeluarkan oleh bank umum, tidak dapat ekonomi, kebutuhan menambah uang
secara langsung digunakan sebagai alat beredar, dan perlunya menarik uang di
pembayaran peredaran serta mengedarkan uang baru
Mekanisme penciptaan uang giral
Contoh kasus perhitungan uang
 Terciptanya uang giral dan uang kuasi dapat melalui 3
mekanisme:
1. Mekanisme substitusi. Terjadi ketika nasabah menyimpan uang
 Buka web berikut :
kartalnya pada bank dalam bentuk rekening (rekening https://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-
tabungan, rekening deposito, rekening giro, rekening koran)
lalu bank menerbitkan rekening tersebut. Ini tidak menambah perbankan-lembaga-keuangan/pengertian-
jumlah uang beredar. mekanisme-penciptaan-uang-kartal-giral-
2. Mekanisme transformasi. Terjadi ketika bank umum
mendiskonto wesel atau membeli surat berharga dari nasabah
bank/
lalu membukukannya ke dalam rek tabungan atas nama Pelajari dan cetak bila perlu.
nasabah. Ini juga tidak menambah jumlah uang beredar
3. Mekanisme pemberian kredit. Terjadi ketika bank umum
memberikan kredit kepada nasabah dan kredit tersebut
dipindah bukukan ke dalam rekening koran atau rekening giro
nasabah. Ini menambah jumlah uang beredar sesuai jumlah
kredit yang diberikan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Teori Permintaan Uang
Jumlah Uang Beredar
 BI melakukan Operasi Pasar Terbuka  Teori Keynes : ada3 motif yang
 BI menetapkan suku bunga pinjaman mempengaruhi permintaan uang, yaitu motif
 BI mengubah suku cadangan wajib transaksi, motif berjaga-jaga, motif spekulasi.
 BI menghimbau Bank umum melakukan  M xV = P xT
pengendalian kredit secara selektif sesuai
keinginan pemerintah PT : Nilai transaksi
 BI menghimbau Bank umum untuk tidak P : price (harga)
menaikkan tingkat suku bunga
 Jumlah pendapatan masyarakat T : transaction (jumlah barang)
 Jumlah penduduk M : money (jumlah uang beredar)
 Harga barang V : velocity of money (kecepatan
 Selera masyarakat peredaran uang)

Latihan soal
1. Suatu transaksi ekonomi pada tingkat
harga 1 juta barang terjual 100 unit.
Kecepatan uang beredar saat itu 10x.
Tentukan besarnya uang beredar dalam
transaksi tersebut.
2. Jika uang yang beredar sebesar 500,
kecepatan uang beredar 10 dan jumlah
transaksi 100. Bila jumlah uang beredar
berubah menjadi 1500, kecepatan uang
beredar tetap, berapakah tingkat harga?
Pokok Bahasan
1. Asumsi-asumsi Pokok
2. Kegiatan Ekonomi dalam IS-LM
Pertemuan 11 3. Keseimbangan dalam Pasar Barang
(IS)
4. Keseimbangan dalam Pasar Uang (LM)
5. Keseimbangan dalam IS-LM

Asumsi-asumsi Pokok Kegiatan Ekonomi dalam IS-LM


 Pasar akan selalu berada dalam kondisi  Hubungan antara uang, suku bunga, dan
keseimbangan kegiatan perekonomian dinyatakan
sebagai analisis IS-LM.
 Fungsi uang sebagai alat transaksi dan
spekulasi  Keseimbangan ekonomi tercapai jika sifat
hubungan suku bunga dan pendapatan
 Berlaku hukum warlas : jika sejumlah n nasional yang berlaku di pasar barang = di
pasar sebanyak n-1 mengalami pasar uang
keseimbangan maka pasti pasar ke n juga  Pasar barang (IS) adalah pasar dimana
mengalami keseimbangan barang dan jasa diperdagangkan. Y = AE
 Sistem perekonomian tertutup  Pasar uang (LM) adalah pasar dimana
 Komparatif statis, mengabaikan waktu instrumen2 keuangan diperdagangkan.
Md=Ms

Keseimbangan dalam Pasar


Barang (IS)
Pengenalan Variabel
o Pasar Barang adalah pasar yang C = f (Y)
mempertemukan penawaran dan Ket:
C = Konsumsi
permintaan barang dan jasa. Pasar Y = Pendapatan nasional
barang sering diistilahkan dengan
sektor riil I = f (i)
o Kurva IS adalah kurva yang Ket:
menghubungkan antara suku bunga (i I = Investasi
atau r) dengan pendapatan nasional i = Tingkat bunga
(Y) yang menunjukkan tingkat Y = C + S dimana S adalah saving / tabungan, maka:
keseimbangan pada pasar barang S=Y-C
C = Co + bY
Ket: I = Io + ai atau I = a + bi
Co = Autonomous consumption yaitu besarnya
konsumsi kalau pendapatan nasional (Y) dianggap
Ket:
nol. Io = Investasi pada saat tingkat bunga (i)
b = Marginal propencity to consumption (MPC) yaitu nol
rasio antara perubahan konsumsi dengan
perubahan pendapatan nasional ( ∆C / ∆Y) a = Marginal propencity to investment
(MPI) atau hasrat investasi marjinal
S=Y–C yaitu rasio antara perubahan investasi
Maka:
terhadap perubahan sukubunga (∆I /∆i),
S = Y – Co – bY
S = -Co + (1-b) Y
a<0

Keseimbangan di Pasar Barang Menemukan Fungsi IS


Keseimbangan di pasar barang terjadi jika
I = S, maka:
Io + ai = -Co + (1-b) Y
(1-b) Y = Io + Co + ai,
maka:

IS atau Y = [ {Co + Io / (1-b)} + { a / (1-b)}i]

C = Co + bY, maka: Syarat keseimbangan adalah I = S, maka:


C = 150 + { (310-230)/(200-100)} Y
C = 150 + 0,8Y
150 – 600i = -150 + 0,2Y
S = -Co + (1-b)Y, maka: 0,2Y = 150 + 150 – 600i
S = -150 + 0,2Y Y = (150 + 150 – 600i) / 0,2
Maka:
I = Io + ai, maka: IS atau Y = 1.500 – 3.000i
I = 150 + {(120 – 150) / (0,05 – 0)} i
I = 150 – 600i
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Kurva IS
Untuk Kurva IS tanpa campur tangan
pemerintah, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhinya:
1. Besarnya angka pengganda
(k) = 1/(1-b)
2. Kepercayaan masyarakat terhadap
perekonomian
3. Kepekaan pengeluaran investasi
terhadap tingkat bunga (a)

KESEIMBANGAN DALAM PASAR UANG (LM)


Berasal dari :
1. Individu/RT/House Hold Mt = ½ (Y/365)ϒ atau Mt = f (Y)
2. Perusahaan/Firm
3. Pemerintah/Goverment Mt : Jumlah uang yang diminta untuk transaksi
4. Luar Negeri Y : Tingkat Disposable Income/tahun
Transaksi
ϒ : Periode bayar/jumlah hari untuk setiap periode bayar
Tiga Motif orang memegang uang Berjaga-jaga Dalam SR ϒ konstan sehingga Mt = f (Y)

i Mt
Spekulasi

Mt = f(Y)
1. Permintaan uang untuk transaksi (Mt)  Kebutuhan uang untuk semua Besar/kecil Mt
transaksi yang direncanakan pada periode tertentu tidak tgt i
Mt2 Semakin besar Y
semakin besar Mt
Mt1
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
a. Tinggi/rendah pendapatan seseorang Mt Y
b. Frekuensi pembayaran upah/gaji Mt* Y1 Y2

Hubungan Mt dengan i Hubungan Mt dengan Y

i
2. Permintaan Uang Untuk Berjaga-jaga (Ma)  Kebutuhan uang yang
diperlukan untuk pengeluaran yang tidak terduga/direncanakan lebih dahulu
i  M2
i  M2
Besar kecil Ma dipengaruhi oleh: Hubungan i dan M2 negatif
i0
a. Harapan frekuensi pembayaran upah/gaji
b. Tinggi/rendah pendapatan  hub (+) i1
M2 = f(i)
c. Tidak terpengaruh oleh tingkat bunga (i)
M2
Karena Ma akhirnya digunakan untuk Mt maka motif (1) dan (2) dapat 0
M20 M21
disatukan dan dinyatakan dalam persamaan
Hubungan tingkat bunga dengan surat berharga (Obligasi/Bond)  negatif,
Mt + Ma = M1 = f(Y) Artinya:

Jika tingkat bunga (i) maka harga surat berharga/obligasi

3. Permintaan Uang Untuk Spekulasi (M2) Jika tingkat bunga (i) maka harga surat berharga/obligasi
• Permintaan uang untuk memperoleh penghasilan/keuntungan
• Faktor yang berpengaruh  tingkat bunga (i)
B. PENAWARAN UANG (SUPPLY OF MONEY = MS)
Jumlah uang kartal/giral yang beredar dalam masyarakat bukan bank
i atau sebagai jumlah uang kartal + giral di luar sistem moneter yang
M1 = f(Y)
dimiliki sektor swasta domestik
 Besar kecilnya uang kartal tidak dipengaruhi oleh variabel lain kecuali oleh
Md = M1 + M2 kebijaksanaan pemerintah
 Uang giral dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat bunga dilihat dari
perubahan nilai deking yang harus dimiliki oleh Bank Umum terutama yang berupa
deposito berjangka Tingkat bunga naik, maka deposito berjangka naik nilai
deking semakin besar kemampuan Bank umum memberi kredit semakin besar
Md = f(Y, i)  Jumlah uang giral yang beredar dalam masyarakat semakin besar.
M2 = f(i)
Md i% Mk

Mg
Ms = Mk + Mg

Ms
0

Mso i
Ms1
E
i* * LM
E*1 Permintaan uang : Md
i*1 Penawaran uang : Ms
Syarat keseimbangan : Ms = Md E
i0
Md
Md, Ms i1
0 M* M*1
IS
Contoh : Money multiplier
0 Y
Ms = 100 (Ms = Ms0  exogenueus variabel) V = 1/k Y1 Y0 Y2
Md = 0,2 Y  M = k.Y
= (Y1 – Yo)/(Ms1 – Ms0)
Ms = Md  (Md = M1 + M2) = ΔY/Δ M Keseimbangan Pasar Barang (IS) i1  Y2
100 = 0,2 Y = 50/10
Y0 = 500 =5
Keseimbangan Pasar Uang (LM) i1  Y1
Apabila Mso bergeser ke Ms1 dimana Ms = 110 dan v = 1/k Pasar Barang & Uang i0  Y0
Md tetap, maka
110 = 0,20 Y  Y1 = 550 Tingkat perpotongan i0 ditentukan oleh perpotongan IS – LM

Contoh :
Suatu model dua sektor i
C = 90 + 0,625 Yd (Yd = Y) LM
I = 150 – 100i A
Keseimbangan pasar barang &
M1 = 0,25 Y
pasar uang : i0 = 0,1125 Y0  Y1 : perubahan tanpa LM
M2 = 50 – 200i B
Ms = 180
i1 = 0,0875 IS0 Y0  Y2 : perubahan dengan LM
IS = LM IS1
100i = 240 – 0,375 Y
Keseimbangan pasar uang : 100i = -65 + 0,125 Y C = 90 + 0,625 Yd  Yd = Y
----------------------------- -- Y I = 140 – 100i
0 = 305 – 0,5 Y 0
Ms = Md = M1 + M2 Y1 Y2 Y0 M1 = 0,25 Y
180 = 0,25 Y + 50 – 200i Y = 610 590 610 M2 = 50 – 200i
i = 0,1125
100i = 0,125 Y – 65  LM Ms = 180
I = 138,75 Keseimbangan Pasar Uang
C = 471,25 Syarat : Ms = Md = M1 + M2
M1 = 152,5 Ms = M1 + M2
M2 = 27,5
Keseimbangan pasar barang : 180 = 0,25 Y + 50 – 200i
100i = 0,125 Y – 65 ...................(1)  LM
Y = C+I
= 90 + 0,625 Y + 150 – 100i Keseimbangan Pasar Barang
100i = 240 – 0,375 Y  IS Y = C+I
= 90 + 0,625 Y + 140 – 100i
100i = -0,375 Y + 230 ...............(2)  IS
Keseimbangan Pasar Barang & Pasar Uang
IS = LM
i = 0,0875
100i = 0,125 Y – 65 (LM)
I = 131,25
100i = - 0,375 Y + 230 (IS)
C = 458,75
--------------------------------------- --
M1 = 147,5
0 = 0,5 Y – 295
M2 = 32,5
Y = 590
Jadi :
1. Adanya penurunan autonomus I (Investasi)  IS bergeser IS0  IS1
(tanpa LM)  (Y0  Y1) = ΔY
2. Dengan LM, IS bergeser IS0  IS1 sehingga i turun (i0  i1)  I naik 
menghambat penurunan autonomus I sehingga Y (income) tidak turun ke
Y1 tetapi Y2

• Dengan LM, perubahan Y (ΔY)


tidak lagi sebesar multipliernya,
melainkan sebesar Y0 – Y2 (=20)
• Perubahan Y (ΔY) tanpa LM
sebesar multipliernya
Pokok Bahasan
 1. Kebijakan Fiskal
 2. Kebijakan Moneter
 3. Kebijakan Campuran

KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO

Pertemuan 12

Kebijakan Fiskal Jenis kebijakan fiskal


 Discretionary (kebijakan fiskal yang disengaja/aktif) :
 Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan APBN untuk
mempengaruhi jalannya perekonomian guna mencapai kebijakan yang sengaja dilakukan untuk mencapai
sasaran / tujuan tertentu target tertentu. Misal: kebijakan menaikkan
 Merupakan bentuk intervensi pemerintah dalam pengeluaran pemerintah (G) untuk mendorong
pengendalian perekonomian produksi sehingga pendapatan nasional meningkat
 Kebijakan ini dilakukan untuk, misalnya,:  Built in/Automatic Stabiliers (Kebijakan Fiskal yang
 Mengatasi pengangguran pasif) : merupakan reaksi otomatis dari keadaan
 Mengendalikan inflasi/deflasi perekonomian yang ada. Misalnya: pendapatan
 Pemerataan masyarakat naik  penerimaan pemerintah dari pajak
meningkat

Fungsi pendapatan nasional  Pengeluaran pemerintah naik sebesar G ,


 Dengan memasukkan unsur pemerintah (Kebijakan Fiskal) pendapatan nasional naik sebesar ΔY.
dalam perekonomian, maka persamaan pendapatan
nasional menjadi:
 ΔY = k ΔG
 Y=C+I+G
 Jika k = 3 dan pengeluaran pemerintah naik 10
 Ini menggambarkan perekonomian 3 Sektor
 ΔY = 3 x 10 = 30.
 Misal : Pemerintah ingin menaikkan pendapatan nasional.
Melalui kebijakan fiskal bisa dilakukan misalnya dengan
cara menaikkan pengeluaran pemerintah Jadi kenaikan pengeluaran pemerintah sebesar 10
dapat menaikkan pendapatan nasional sebesar
30.
Dicari dg cara lain:
k= 1/(1-MPC) = 1/0.4 = 2.5
 Contoh lain : Pengeluaran pemerintah naik sebesar ΔG =140
Jika C = 160 + 0.6 Y dan I = 200, maka ΔY = k x ΔG = 2.5 x 140= 350
Y = 160 + 0.6 Y + 200 Y = 900 + 350 = 1250
0.4 Y = 360  Y = 900 dan C = 700 Konsumsi yang baru:
C = 160 + 0.6 Y
Jika kemudian pemerintah menaikkan gaji pegawai = 160 + 750
negeri sehingga harus menambah pengeluaran 140,
= 910
akibatnya Y naik:
Y = 160+0.6Y+200+140 
0.4Y = 500
Y = 1250 atau naik 550.

 Secara umum Kebijakan


moneter adalah
kebijakan pemerintah
melalui bank sentral
untuk menambah atau
Kebijakan mengurangi jumlah uang
yang beredar dalam
Moneter Definisi
rangka mengendalikan
perekonomian. Di
Indonesia kedudukan
Kebijakan bank sentral diwakili
oleh BI (Bank Indonesia)
Moneter
10

Tujuan Kebijakan Moneter


Jenis-jenis Kebijakan Moneter
01 02 03 04
 Politik diskonto (penurunan
 Menjaga  Menjaga  Meningkat  Memperbaiki tingkat suku bunga)
Stabilitas Stabilitas kan Posisi
1. Kebijakan Moneter Ekspansif  Politik pasar terbuka (pembelian
Ekonomi Harga Kesempatan Neraca
(Monetary expansive policy) surat-surat berharga, misalnya
Kerja Perdaga
ngan dan saham dan obligasi).
Neraca  Politik cash ratio (penurunan
Pembayaran  Kebijakan moneter ekspansif adalah suatu
cadangan kas)
kebijakan dalam rangka menambah uang
yang beredar untuk mengatasi  Politik kredit selektif
pengangguran dan meningkatkan daya beli (pemberian kredit longgar)
masyarakat pada saat perekonomian
mengalami resesi atau depresi.

11 12
Instrumen dan Contoh Kebijakan Moneter.
Jenis-jenis Kebijakan Moneter
a.Kebijakan Operasi Pasar b.Kebijakan Diskonto
 Politik diskonto (penurunan Terbuka (Open Market (Politik Diskonto)
tingkat suku bunga) Operation)
 Politik pasar terbuka  Politik diskonto adalah
 2. Kebijakan Moneter Kontraktif  Politik pasar terbuka (pembelian merupakan kebijakan yang kebijakan yang dilakukan
(Monetary Contractive Policy) surat-surat berharga, misalnya dilakukan oleh bank oleh bank sentral dalam
saham dan obligasi). sentral dalam rangka pengaturan jumlah uang
 Politik cash ratio (penurunan menambah atau yang beredar dengan
mengurangi jumlah uang memainkan tingkat suku
 Kebijakan moneter kontraktif cadangan kas)
yang beredar dengan cara bunga. Tingkat bunga pada
adalah suatu kebijakan dalam menjual atau membeli tiap-tiap bank umum akan
 Politik kredit selektif
rangka mengurangi jumlah uang surat-surat berharga dipengaruhi oleh tingkat
(pemberian kredit longgar)
pemerintah (government bunga bank sentral.
yang beredar, dilakukan pada saat
securities).
perekonomian mengalami inflasi.
14

Lanjutan...
Instrumen yang di Gunakan Pemerintah

c.Politik Rasio Cadangan d.Kebijakan Kredit  4. Revaluasi


Wajib (Reserve Selektif  Revaluasi adalah kebijakan bank
Requirement Ratio) sentral untuk menaikkan nilai mata 1. Imbauan Moral (Moral
 Rasio cadangan wajib  Kebijakan kredit selektif uang dalam negeri terhadap mata Persuasion)
adalah kebijakan bank adalah kebijakan yang uang asing.
sentral untuk menambah dilakukan oleh pemerintah  Imbauan moral adalah kebijakan
atau mengurangi jumlah dalam pemberian atau moneter untuk mengatur jumlah
uang yang beredar dengan tidaknya suatu kredit. uang beredar dengan cara
3. Devaluasi memberi imbauan kepada para
cara menaikan atau Kredit selektif ini dilakukan 
pelaku ekonomi.
menurunkan cadangan dengan cara menentukan  Devaluasi adalah kebijakan
minimum yang harus syarat-syarat kredit. bank sentral untuk
dipenuhi oleh bank umum menurunkan nilai rupiah
terhadap mata uang asing.  2. Politik Saneering
dalam mengedarkan atau
memberikan kredit  Kebijakan moneter yang dilakukan oleh
kepada masyarakat. bank sentral dengan cara
pengguntingan (pemotongan) uang
15 16
disebut dengan politik saneering.

Peran Kebijakan Moneter


Menjaga kestabilan
  Mempertahankan
harga barang dan jasa iklim investasi

 Menjaga kestabilan  Memperluas


nilai kurs mata uang kesempatan kerja
 Moneter

 Menciptakan
 Memperbaiki kondisi pertumbuhan
neraca pembayaran ekonomi yang tinggi

17
Pokok Bahasan
1. Konsep Dasar
2. Perdagangan Luar Negeri
Perekonomian Terbuka 3. Neraca Perdagangan
4. Nilai Tukar/ Kurs
Pertemuan 13 5. Neraca Pembayaran
6. Tabungan dan Investasi dalam Perekonomian

Konsep Dasar Beberapa Konsep Penting


• Perekonomian terbuka membawa masuk “pasar luar • Ekspor neto (Net exports)
negeri” ke dalam proses keseimbangan umum.
• Aliran modal ke luar Neto (Net capital outflow)
• 3 konsep pokok yang terpengaruh:
1. Konsep permintaan agregat mempunyai unsur tambahan, yaitu • Neraca perdagangan (Trade balance)
neraca perdagangan, sehingga menjadi Y = C + I + G + X – M. • Surplus perdagangan dan defisit perdagangan (Trade surplus and
2. Permintaan dan penawaran uang harus mencakup hubungan
keuangan dengan luar negeri: tingkat bunga luar negeri harus trade deficit)
diperhitungkan dan pada sisi penawaran, penciptaan uang inti • Perdagangan berimbang (Balanced trade)
yang berasal dari defisit atau surplus neraca pembayaran juga
harus diperhitungkan. • Perekonomian terbuka kecil (Small open economy)
3. Harga luar negeri barang ekspor dan impor dan kurs devisa • Tingkat bunga dunia (World interest rate)
merupakan variabel baru yang akan mempengaruhi proses
keseimbangan umum. • Kurs nominal (Nominal exchange rate)
• Kurs riil (Real exchange rate)
• Paritas Daya Beli (Purchasing-power parity)

FUNGSI PENDAPATAN NASIONAL PADA


PEREKONOMIAN TERBUKA

Ketika perekonomian disebut, “terbuka,”


berarti pengeluaran negara di tiap tahun Y = C + I + G + NX
tertentu tidak sama dengan output barang Jumlah
permintaan
dan jasanya. Suatu negara bisa melakukan untuk output
domestik Ekspor netto
pengeluaran lebih banyak dibandingkan atau permintaan
luar negeri netto
produksinya dengan meminjam dari luar
negeri, atau bisa melakukan pengeluaran
lebih kecil dari produksinya dan memberi Note : - ada tambahan ekspor netto, NX, didefinisikan sebagai EX - IM.
pinjaman pada negara lain. - pengeluaran domestik atas seluruh barang dan jasa adalah jumlah
pengeluaran untuk barang dan jasa domestik serta barang dan jasa
5 mancanegara. 6
Y = C + I + G + NX
identitas pos pendapatan nasional. Y = C + I + G + NX. Setelah beberapa manipulasi, identitas pos pendapatan nasional dapat
Y – C - G = I + NX.
ditulis ulang sebagai :

S NX = Y - (C + I + G)
S = I + NX
S – I = NX.
Ekspor Neto Pengeluaran
Output
Bentuk identitas pos pendapatan nasional ini menunjukkan bahwa ekspor neto Domestik
suatu perekonomian harus selalu sama dengan selisih antara tabungan dan
Persamaan ini menunjukkan bahwa dalam perekonomian terbuka,
investasinya.
pengeluaran domestik tidak perlu sama dengan output barang dan jasa.
S – I = NX Jika output melebihi pengeluaran domestik, kita mengekspor selisihnya :
ekspor neto adalah positif. Jika output kurang dari pengeluaran domestik, kita
Neraca Perdagangan mengimpor selisihnya : ekspor neto adalah negatif.
Investasi Asing Neto (Trade Balance)
(Net Foreign Investment) 7 8

Arus Modal Ke Luar Neto = Neraca Perdagangan


(Net Capital Outflow) = (Trade Balance)
Neraca Perdagangan Bilateral
S–I= Neraca perdagangan bilateral antara dua negara berarti bahwa nilai
barang yang satu negara jual ke negara lain sama dengan nilai barang
yang dibeli dari negara itu. Contohnya, neraca perdagangan bilateral
NX
Jika S - I dan NX positif, mengalami surplus perdagangan (trade surplus).
antara AS dan Cina, jika AS membeli sepasang sepatu dari
Cina seharga $300, tapi juga menjual jeans ke Cina seharga $300.
Indonesia jadi negara donor di pasar uang dunia, dan mengekspor lebih banyak
barang daripada mengimpornya. Suatu negara bisa punya defisit dan surplus perdagangan besar dengan
berbagai negara tapi punya perdagangan berimbang keseluruhan.
Jika S - I dan NX negatif, mengalami defisit perdagangan (trade deficit). Contoh, perdagangan berimbang keseluruhan jika AS jual jeans $300 ke
Kita jadi negara pengutang di pasar uang dunia, dan kita mengimpor lebih Jepang, Jepang jual jok mobil $300 ke Cina, dan Cina jual sepatu $300
banyak barang daripada mengekspornya. ke AS. Pada kasus ini, tiap negara yang membeli sesuatu tanpa menjual
sesuatu ke negara yang sama punya defisit perdagangan bilateral. Tapi,
Jika S - I dan NX nol, artinya perdagangan berimbang (balanced tiap negara punya perdagangan berimbang keseluruhan, mengekspor
trade) karena nilai impor sama dengan nilai ekspor. dan mengimpor barang seharga $300.

9 10

Telah diurai bahwa :


neraca perdagangan = arus modal ke luar neto = tabungan - investasi.

Model kita berfokus pada tabungan dan investasi. Diasumsikan


perekonomian mengalami defisit perdagangan dan meminjam dari negara
lain, atau
“bagaimana neraca perdagangan mengalami surplus perdagangan dan memberi pinjaman pada negara lain.
merespons terhadap perubahan kebijakan?”
Misal perekonomian terbuka kecil dengan mobilitas modal sempurna
dimana tingkat bunga di dalamnya sama dengan tingkat bunga dunia r*,
dinotasikan r = r*.

Dalam perekonomian tertutup, yang menentukan tingkat bunga adalah


keseimbangan tabungan domestik dan investasi—dan dunia
(perekonomian terbuka) , sama seperti perekonomian tertutup—
karenanya, keseimbangan tabungan dunia dan investasi dunia
menentukan tingkat bunga dunia.
11 12
Y = Y = F(K, L) Output perekonomian Y ditentukan oleh
faktor-faktor produksi dan fungsi produksi.

C = C (Y-T) Konsumsi berhubungan secara positif dengan


pendapatan disposabel (Y - T).

I = I (r) Investasi berhubungan secara negatif dengan


tingkat bunga riil r.
NX = (Y-C-G) - I Identitas pos pendapatan nasional,
atau NX = S - I diekspresikan dalam tabungan dan investasi. Anggaplah perekonomian berada pada posisi perdagangan
Mensubstitusi tiga asumsi dan bahwa tingkat bunga sama dengan tingkat berimbang (balanced trade). Dengan kata lain, pada
bunga dunia, r*. tingkat bunga dunia:
NX = (Y-C(Y-T) - G) - I (r*) investasi = tabungan, dan ekspor neto = nol.
NX = S - I (r*) Hal ini dapat digunakan untuk menganalisis/ memprediksi
Persamaan ini menunjukkan bahwa neraca perdagangan ditentukan oleh
selisih antara tabungan dan investasi pada tingkat bunga dunia. dampak kebijakan di dalam dan luar negeri.

13 14

Ekspansi fiskal di perekonomian luar negeri yang cukup besar untuk


mempengaruhi tabungan dan investasi dunia meningkatkan tingkat
Kenaikan belanja pemerintah atau penurunan pajak mengurangi
tabungan nasional dan menggeser kurva tabungan ke kiri. bunga dunia dari r1* ke r2*.

Tingkat
Tingkat
bunga S
bunga S' S
riil, r* NX = (Y - C(Y - T) - G) - I (r*) riil, r*
Tingkat bunga dunia yang lebih tinggi
NX = S - I (r*) mengurangi investasi pada
perekonomian terbuka kecil ini,
Hasilnya pengurangan tabungan r2* menyebabkan surplus perdagangan di
nasional yang menyebabkan defisit mana S > I.
perdagangan, di mana I > S. NX
r1*
r*
I(r)
NX I(r)
Investasi, Tabungan, I, S
Investasi, Tabungan, I, S
15

16

Pergeseran ke kanan pada kurva investasi dari I(r)1 ke I(r)2


meningkatkan jumlah investasi pada tingkat bunga dunia r*.

Tiap negara punya budaya, bahasa dan mata uang berbeda, semuanya dapat
Akibatnya, investasi melebihi
menghambat perdagangan. Tapi, karena bursa valuta asing, transaksi
Tingkat tabungan I > S, yang berarti
perdagangan jadi lebih efisien. Bursa valuta asing adalah pasar global di mana
bunga S perekonomian meminjam dari
bank-bank terhubung lewat sistem telekomunikasi hi-tech untuk membeli
riil, r* luar negeri dan mengalami
mata uang untuk pelanggan mereka.
defisit perdagangan.
Slide berikut adalah contoh representasi grafis dari arus perdagangan antara
Amerika Serikat dan Jepang, dan bagaimana campuran barang-barang
dagangan dapat berbeda, tapi selalu seimbang. Juga, perhatikan bagaimana
bursa valuta asing berperan sebagai perantara pada transaksi-transaksi ini.
r1* Contohnya, bursa valuta asing mengkonversi penawaran dolar dari AS ke dalam
I(r)2 permintaan untuk yen, dan sebaliknya, penawaran yen ke dalam permintaan
NX I(r)1 untuk dolar.
Investasi, Tabungan, I, S

17 18
Agar AS membayar impor barang dan jasa dan securitiesnya
dari Jepang, ia harus menawarkan dolar yang lalu dikonversi
ke dalam yen oleh bursa valuta asing.

- harga mata uang relatif dari dua negara


- dinotasikan sebagai e

PermintaanYEN Penawaran$
Bursa
Valuta
Asing
PenawaranYEN Permintaan$
- harga barang relatif antara dua negara
- kadang disebut terms of trade
- dinotasikan sebagai e
Agar Jepang membayar impor barang dan jasa dan
securitiesnya dari AS, ia harus menawarkan yen yang
lalu dikonversi ke dalam dolar oleh bursa valuta
asing.
19 20

Kurs nominal adalah harga relatif dari mata uang APRESIASI DAN DEPRESIASI
dua negara.
Contohnya, jika kurs antara dolar AS dan yen Anggap ada kenaikan permintaan untuk barang dan jasa AS.
Bagaimana ini akan mempengaruhi kurs nominal ?
Jepang adalah 120 yen per dolar, maka Anda
dapat menukar satu dolar untuk 120 yen dalam e S$ D$ bergeser ke kanan dan
pasar dunia untuk mata uang asing. Seorang meningkatkan kurs nominal, e. Ini
e1 dikenal sebagai apresiasi dari
Jepang yang ingin memperoleh dolar akan B
A dolar.
membayar 120 yen untuk tiap dolar yang ia beli. e0
Seorang Amerika yang ingin memperoleh yen Event yang mengurangi
D$  permintaan dolar, dan
akan mendapat 120 yen untuk tiap dolar yang ia D$ sehingga mengurangi e, akan
bayar. Jika orang merujuk pada “kurs” antara dua $ jadi depresiasi dari dolar.
negara, biasanya berarti kurs nominal. Nilai Dolar dari Transaksi

21 22

Pada harga-harga ini, dan kurs ini, kita peroleh setengah mobil Jepang per
Kurs riil adalah harga relatif barang-barang di antara dua negara. mobil Amerika.
Kurs riil menyatakan tingkat di mana kita bisa memperdagangkan
Lebih umum, kita dapat menulis perhitungan ini sebagai
barang- barang suatu negara untuk barang-barang negara lain.
Kurs Riil = Kurs Nominal  Harga Barang Dalam Negeri
Untuk melihat perbedaan antara kurs riil dan nominal, misalkan Harga Barang Luar Negeri
barang yang diproduksi di banyak negara : mobil. Anggap harga
mobil Amerika $10.000 dan harga mobil Jepang 2.400.000 yen. Tingkat harga di mana kita memperdagangkan barang dalam dan luar negeri
Untuk membandingkan harga kedua mobil tersebut, kita harus bergantung pada harga barang dalam mata uang lokal dan pada tingkat kurs
mengkonversinya ke mata uang umum. Jika satu dolar bernilai 120 yang terjadi.
yen, maka harga mobil Amerika 1.200.000 yen. Membandingkan
harga mobil Amerika (1.200.000 yen) dan harga mobil Jepang
2.400.000 yen, kita simpulkan bahwa mobil Amerika berharga
setengah mobil Jepang. Dengan kata lain, pada harga saat ini, kita
dapat menukar dua mobil Amerika untuk satu mobil Jepang.

23 24
Rasio Tingkat
Kurs Riil Kurs Nominal
Harga
Kurs Riil Kurs Nominal Rasio Tingkat
Harga e = e × (P/P*)

e = e × (P/P*)
Note : P adalah tingkat harga domestik (diukur Kurs riil antara dua negara dihitung dari kurs nominal dan
dalam mata uang lokal) dan P* adalah tingkat harga tingkat harga di kedua negara. Jika kurs riil tinggi, barang-barang
luar negeri (diukur dalam mata uang asing). luar negeri relatif murah, dan barang-barang domestik relatif
mahal. Jika kurs riil rendah, barang-barang luar negeri relatif
mahal, dan barang-barang domestik relatif murah.

25 26

Hukum satu harga yang diterapkan di pasar


internasional menyatakan bahwa ekspor neto
sangat sensitif terhadap perubahan kecil pada
kurs riil. Sensitivitas tinggi ini dicerminkan
Semua perubahan pada tingkat harga suatu negara akan diserap
dengan kurva ekspor-neto yang sangat datar.
penuh ke dalam kurs nominal. Ini adalah hukum satu harga yang Kurs
diterapkan untuk pasar internasional. Riil, e S-I

Paritas Daya Beli (Purchasing-Power Parity) menyatakan bahwa


pergerakan kurs nominal terutama merefleksikan perbedaan tingkat
harga negara-negara. Ini menyatakan bahwa jika arbitrase
internasional dimungkinkan, maka satu dolar harus memiliki daya beli
yang sama di setiap negara. NX(e)
Paritas daya beli tidak selalu berlaku karena beberapa barang tidak
mudah diperdagangkan, dan kadang barang dagangan tidak selalu
merupakan substitusi sempurna—tapi ini memberi alasan untuk
Ekspor Neto, NX
berharap bahwa fluktuasi kurs riil akan kecil dan bersifat sementara.

27 28

Hubungan antara kurs riil dan ekspor neto adalah


negatif : semakin rendah kurs riil, semakin mahal
Kebijakan fiskal ekspansioner dalam negeri,
barang-barang domestik relatif terhadap barang-
S2 - I seperti kenaikan belanja pemerintah (G) atau
barang luar negeri, dan sehingga semakin besar Kurs S1- I
pemotongan pajak mengurangi tabungan
Kurs S-I ekspor neto kita. Riil, e nasional.
Riil, e
Turunnya tabungan mengurangi penawaran
Kurs riil ditentukan oleh perpotongan dari garis dolar untuk ditukar ke mata uang asing, dari
vertikal mewakili tabungan dikurangi investasi S1-I ke S2-I. Pergeseran ini meningkatkan kurs
e2 riil ekuilibrium dari e1 ke e2.
dan kurva ekspor neto yang melandai ke bawah.

e1 Turunnya tabungan
Di sini jumlah dolar yang di- mengurangi penawaran
tawarkan untuk investasi luar NX(e) dolar, yang menyebabkan
NX(e) negeri neto sama dengan jumlah NX2 NX1 Ekspor Neto, NX kurs riil meningkat dan
dolar yang diminta untuk ekspor menyebabkan ekspor neto
0 Ekspor Neto, NX neto barang dan jasa. menurun.

29 30
Kebijakan fiskal ekspansioner luar negeri
mengurangi tabungan dunia dan Kenaikan permintaan investasi
meningkatkan tingkat bunga dunia
Kurs S - I(r1*) S - I (r2*) dari r1* ke r2*. Kurs S - I2 S - I1 meningkatkan jumlah investasi domestik
dari I1 ke I2.
Riil, e Riil, e

Kenaikan tingkat bunga dunia mengurangi Akibatnya, penawaran dolar untuk ditukar ke
investasi dalam negeri, yang lalu mata uang asing turun dari S - I1 ke S - I2.
meningkatkan penawaran dolar untuk
e1 ditukarkan ke mata uang e2
Turunnya penawaran ini
asing.
e2 meningkatkan kurs riil ekuilibrium
e1
Akibatnya, kurs riil dari e1 ke e2.
NX(e) ekuilibrium turun NX(e)
dari e1 ke e2.
NX1 NX2 Ekspor Neto, NX NX2 NX1 Ekspor Neto, NX

31
32

Latihan soal
• Carilah penjelasan mengenai konsep-konsep
penting pada slide ke 4
1. Permintaan Agregat (AD)
2. Penawaran Agregat (AS)
3. Keseimbangan Ekonomi Makro (AD-AS)

Pertemuan 14

 Kegiatan ekonomi berfluktuasi dari tahun ke  BagaimanaJangka Pendek Berbeda dari


tahun. Jangka Panjang
 Fluktuasi ekonomi sering disebut siklus bisnis  Sebagian besar ekonom percaya bahwa teori
bersifat tidak teratur dan tidak dapat diprediksi. klasik menggambarkan dunia dalam jangka
 Hampir semua variabel makroekonomi panjang tetapi tidak dalam jangka pendek.
berfluktuasi bersama-sama. Misal saat output  Perubahan jumlah uang beredar mempengaruhi
variabel nominal tetapi tidak variabel riil dalam
turun, pengangguran meningkat.
jangka panjang.
 Selama masa resesi, pengangguran meningkat  Asumsi netralitas moneter tidak tepat ketika
secara substansial. mempelajari perubahan tahun-ke-tahun dalam
 Resesi adalah periode penurunan pendapatan
perekonomian.
riil, dan meningkatnya pengangguran
 Depresi adalah resesi yang parah.

 Dua variabel digunakan untuk  Model


Dasar Permintaan Agregat dan
mengembangkan sebuah model untuk Penawaran Agregat
menganalisis fluktuasi jangka pendek.  Ekonom menggunakan model permintaan agregat
dan penawaran agregat untuk menjelaskan
 Output barang dan jasa diukur oleh PDB
fluktuasi jangka pendek dalam aktivitas ekonomi
riil. di sekitar trend jangka panjangnya
 Tingkat harga keseluruhan diukur oleh
IHK (CPI) atau deflator PDB.
Price
Level
 Kurva permintaan agregat menunjukkan
jumlah barang dan jasa yang ingin dibeli
oleh rumah tangga, perusahaan, dan
P
pemerintah pada setiap tingkat harga.
 Empat komponen PDB (Y) berkontribusi
pada permintaan agregat untuk barang P2
1. A decrease
dan jasa. in the price
Aggregate
demand
level . . .
Y = C + I + G + NX
0 Y Y2 Quantity of
Output
2. . . . increases the quantity of
goods and services demanded.

Copyright © 2004 South-Western

 Tingkat Harga dan Konsumsi: Efek Kekayaan  Tingkat Harga dan Investasi: Efek Suku Bunga
 Penurunan tingkat harga membuat konsumen  Tingkat harga yang lebih rendah mengurangi
merasa lebih kaya, yang pada gilirannya tingkat suku bunga, yang mendorong pengeluaran
mendorong mereka untuk berbelanja lebih yang lebih besar pada barang-barang investasi.
banyak.  Peningkatan pengeluaran investasi berarti jumlah
 Peningkatan dalam belanja konsumen berarti yang lebih besar dari barang dan jasa yang
jumlah yang lebih besar dari barang dan jasa diminta.
yang diminta.

 Tingkat Harga dan Ekspor Neto: Efek Nilai


Tukar
 Ketika penurunan tingkat harga US menyebabkan
suku bunga AS turun, nilai tukar riil terdepresiasi,
yang merangsang ekspor neto AS.
 Peningkatan pengeluaran ekspor neto berarti
jumlah yang lebih besar dari barang dan jasa
yang diminta.
 Kemiringan ke bawah dari kurva permintaan  Kurva penawaran agregat menunjukkan
agregat menunjukkan bahwa penurunan tingkat
harga meningkatkan jumlah keseluruhan barang jumlah barang dan jasa yang dipilih
dan jasa yang diminta. perusahaan untuk diproduksi dan dijual
 Banyak faktor lain, bagaimanapun,
mempengaruhi jumlah barang dan jasa yang pada setiap tingkat harga.
diminta pada setiap tingkat harga tertentu.  Dalam jangka panjang, kurva penawaran
 Ketika salah satu dari faktor-faktor lain ini
berubah, kurva permintaan agregat bergeser.
agregat vertikal.
 Pergeseran muncul dari  Dalam jangka pendek, kurva penawaran
 Konsumsi agregat miring ke atas.
 Investasi
 Pembelian pemerintah
 Ekspor Neto

Price
Level  Teori Misperceptions
 Perubahan dalam tingkat harga keseluruhan yang
Short-run
aggregate sementara menyesatkan pemasok tentang apa
supply yang terjadi di pasar di mana mereka menjual
P output mereka :
 Tingkat harga yang lebih rendah menyebabkan
kesalahan persepsi tentang harga relatif.
P2  Mispersepsi ini mendorong pemasok untuk mengurangi
1. A decrease 2. . . . reduces the quantity jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.
in the price of goods and services
level . . . supplied in the short run.

0 Y2 Y Quantity of
Output

Copyright © 2004 South-Western

 Upah nominal lambat untuk menyesuaikan, atau  Harga beberapa barang dan jasa menyesuaikan
"lengket" dalam jangka pendek : dengan lamban dalam menanggapi perubahan
 Upah tidak segera menyesuaikan dengan penurunan kondisi ekonomi :
tingkat harga.  Penurunan tak terduga dalam tingkat harga
 Tingkat harga yang lebih rendah membuat kerja dan meninggalkan beberapa perusahaan dengan l harga
produksi kurang menguntungkan. lebih tinggi dari yang diinginkan.
 Hal ini mendorong perusahaan untuk mengurangi  Penjualan yang tertekan ini, yang mendorong
jumlah barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan untuk mengurangi jumlah barang dan jasa
yang mereka hasilkan.
 Kenaikan tingkat harga yang diharapkan
mengurangi jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan dan menggeser kurva penawaran
agregat jangka pendek ke kiri.
 Penurunan tingkat harga yang diharapkan
meningkatkan jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan dan menggeser kurva penawaran
agregat jangka pendek ke kanan.

Price
Level
 Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang
 Dalam jangka panjang, produksi barang dan jasa Long-run
aggregate
suatu perekonomian tergantung pada pasokan supply
atas tenaga kerja, modal, dan sumber daya alam
dan teknologi yang tersedia yang digunakan P
untuk mengubah faktor-faktor produksi menjadi
barang dan jasa.
 Tingkat harga tidak mempengaruhi variabel- P2
variabel ini dalam jangka panjang. 2. . . . does not affect
1. A change the quantity of goods
 kurva penawaran agregat jangka-panjang adalah in the price and services supplied
vertikal pada tingkat output alamiah. level . . . in the long run.
 Tingkat produksi ini juga disebut sebagai output
potensial atau output dengan full-employment 0 Natural rate Quantity of
of output Output

Copyright © 2004 South-Western

2. . . . and growth in the Long-run


money supply shifts aggregate Price
aggregate demand . . . supply,
LRAS1980 LRAS1990 LRAS2000
Level
Price
Level
Aggregate
supply
1. In the long run,
technological
progress shifts
P2000 long-run aggregate
supply . . .
4. . . . and
ongoing inflation.
Equilibrium
P1990 price level
Aggregate
Demand, AD2000
P1980
AD1990 Aggregate
demand

AD1980

0 Y1980 Y1990 Y2000 Quantity of


Output
0 Equilibrium Quantity of
3. . . . leading to growth output Output
in output . . .
Copyright © 2004 South-Western Copyright © 2004 South-Western
2. . . . causes output to fall in the short run . . .
Price
Level  Pergeseran pada Permintaan Agregat
Long-run Short-run aggregate  Dalam jangka pendek, pergeseran permintaan agregat
aggregate supply, AS menyebabkan fluktuasi dalam output barang dan jasa
supply
suatu perekonomian.
AS2
 Dalam jangka panjang, pergeseran permintaan
3. . . . but over agregat mempengaruhi tingkat harga keseluruhan
time, the short-run
P A aggregate-supply
tetapi tidak mempengaruhi output.
curve shifts . . .  Pergeseran yang merugikan dalam Penawaran
P2 B
1. A decrease in Agregat
aggregate demand . . .  Penurunan salah satu penentu dari penawaran agregat
P3 C
Aggregate menggeser kurva ke kiri :
demand, AD  Output turun di bawah tingkat alamiah pekerja
AD2
 pengangguran meningkat.
0 Y2 Y Quantity of
4. . . . and output returns Output
 Tingkat harga naik.
to its natural rate.
Copyright © 2004 South-Western

1. An adverse shift in the short-


run aggregate-supply curve . . .
Price
Level
 Stagflasi
 Pergeseran yang merugikan pada penawaran agregat
Long-run Short-run
aggregate AS2 menyebabkan stagflasi-masa resesi dan inflasi.
aggregate
supply supply, AS  Output jatuh dan harga naik.
 Pembuat kebijakan yang dapat mempengaruhi
permintaan agregat tidak dapat mengimbangi kedua efek
samping secara bersamaan.
B
P2  Kebijakan untuk Merespon Resesi
A  Para pembuat kebijakan dapat merespon resesi
P
dengan salah satu cara berikut ini :
3. . . . and
 Tidak melakukan apa-apa dan menunggu harga dan upah
the price
level to rise.
menyesuaikan.
Aggregate demand  Mengambil tindakan untuk meningkatkan permintaan
agregat dengan menggunakan kebijakan moneter dan
0 Y2 Y Quantity of fiskal.
2. . . . causes output to fall . . . Output

Copyright © 2004 South-Western

1. When short-run aggregate


supply falls . . .
Price
Level
Long-run Short-run
aggregate AS2 aggregate
supply supply, AS

P3 C 2. . . . policymakers can
P2 accommodate the shift
A by expanding aggregate
3. . . . which P demand . . .
causes the
price level
to rise 4. . . . but keeps output AD2
further . . . at its natural rate.
Aggregate demand, AD

0 Natural rate Quantity of


of output Output

Copyright © 2004 South-Western

Anda mungkin juga menyukai