Anda di halaman 1dari 10

SWARA – Jurnal Antologi Pendidikan Musik p-ISSN 2807-2677 | e-ISSN 2807-2502

Vol. 1 No. 1 (2021) hal. 44 - 53

PELATIHAN MARCHING BAND GITA BAHANA JUANG KARAWANG

Bayu Denia Shanti1


Yudi Sukmayadi2
Febbry Cipta2
1, 2
Program Studi Pendidikan Seni Musik, Fakultas Pendidikan Seni dan Desain
Universitas Pendidikan Indonesia
Email: bayudenias@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini mendeskripsikan materi apa saja yang dipakai, bagaimana tahap-tahap pelatihannya,
serta hasil dari pelatihan yang dilakukan pada pelatihan marching band Gita Bahana Juang Karawang.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif melalui pendekatan
kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui kegatan observasi, wawancara,
studi dokumentasi, dan studi literatur. Adapun temuan yang didapatkan dari hasil penelitian ini
diantaranya adalah (1) materi yang digunakan dari proses penelitian yang terdiri dari materi
pengenalan notasi balok, dan materi pemanasan untuk instrumen perkusi, instrumen PIT, dan
instrumen tiup; (2) tahap pelatihannya meliputi pengenalan notasi balok dengan menerapkan metode
ceramah, pengaplikasian notasi balok terhadap alat musik menggunakan metode demonstrasi, praktik
memainkan alat dengan menggunakan metode drill dan metode tutor sebaya, serta melakukan latihan
gabungan menggunakan metode tutor sebaya; (3) hasil dari pelatihan tersebut secara keseluruhan
anggota dapat menguasai materi yang disampaikan dengan baik. Marching band Gita Bahana Juang
Karawang merupakan organisasi pendidikan musik non formal yang memberikan dampak perubahan
bagi anggota dalam hal musikal dan sosial. Dalam hal musikal, setidaknya anggota bisa memahami
teknik membaca notasi balok dan teknik memainkan musik. Sedangkan dalam hal sosial, anggota dapat
berinteraksi satu sama lain, oleh karena itu pelatihan marching band tidak akan lepas dari hubungan
sosial.
Kata Kunci : Pelatihan, marching band

44
SWARA – Jurnal Antologi Pendidikan Musik p-ISSN 2807-2677 | e-ISSN 2807-2502
Vol. 1 No. 1 (2021) hal. 44 - 53

ABSTRACK
This study ains to describe any material used, how the staining stages, as well as the result of the
training conducted. The research method uses in this research is descriptive method with qualitative
approach and data collection technique doing by observation, interview, documentation, and litelature
study. The findings obtained from the results of this study include (1) the material uses in the training
process consist of intoduction of the notation, and heating material for percussion instruments, PIT
instuments, and inflatable instruments; (2) the training phase includes the intoduction of the notation
with applying the lecture method, the application of beam notation to musical instruments uses the
demonstration method, the practice of playing tools using the drill method and the peer tutoring
method, and doing joint exercises using peer tutoring method; (3) the result of the training as a whole
members can mastering the material well.Gita Bahana Juang marching band is a non-formal music
education organization that provides a change in impact on members in terms of musical and social.
In musical terms, at least members can understand the technique of reading bem notation and music
playing techniques. Whereas in social terms, members can interact with one another, there fore
marching band training will not be seprated from social relations.
Keyword : Training, marching band

45
SWARA – Jurnal Antologi Pendidikan Musik p-ISSN 2807-2677 | e-ISSN 2807-2502
Vol. 1 No. 1 (2021) hal. 44 - 53

PENDAHULUAN Atas yang ingin bergabung dalam komunitas


Marching Band adalah band yang MBGBJ Karawang melalui demo-demo ke
digunakan bagi kepentingan baris-berbaris atau sekolah-sekolah tersebut dengan
band yang turut serta dalam barisan itu sendiri mengharapkan banyak peminat untuk ikut serta
(Pono Banoe, 1996, hlm. 87). Pada mulanya, dalam komunitas MBGBJ tersebut. Dari
Marching Band dilakukan oleh beberapa musisi kegiatan demo ini, tidak terdapat kriteria
yang bermain musik secara bersama-sama khusus untuk syarat masuk ke komunitas ini.
sebagai salah satu upaya untuk memeriahkan Maka dari itu tidak terdapat seleksi khusus
sesuatu acara. Seiring berjalannya waktu, daya yang mengharuskan untuk bisa bermain musik
tarik dari kegiatan ini semakin lama semakin sehingga banyak peserta pelatihan yang belum
berkembang sehingga menjadi lebih terstruktur begitu memahami musik termasuk cara
dalam kemiliteran. Kegiatan baris-berbaris memainkan alat musik.
sambil membawa dan memainkan alat musik Begitupun dilihat dari latar belakang
ini awalnya dimainkan oleh masyarakat pelatih Marching Band Gita Bahana Juang ini
tradisional yang kemudian diadaptasi dalam sendiri bukan seorang lulusan sekolah musik,
lingkungan militer yang kemudian muncul dan yang mana beliau hanya mempelajari teori-
berkembang dalam masyarakat modern ini. teori dasar musik secara otodidak dengan dasar
Meskipun telah berkembang jauh tradisi musik yang sedikit. Namun hebatnya pelatih
marching band ini, masih terdapat cukup Marching Band Gita Bahana Juang Karawang
banyak tradisi militer yang tampak hingga saat ini dapat membuat karya aransemen lagu-lagu
ini, tradisi militer tersebut tampak pada atribut- yang luar biasa untuk bisa dilatih dan
atribut seragam yang digunakan, kegiatan baris dimainkan dalam Marching Band Gita Bahana
bebaris, tata cara berjalan, dan model Juang ini sendiri, sehingga Marching Band ini
pemberian instruksi dalam latihan pada bisa menjadi Marching Band di Karawang yang
umumnya masih merupakan adaptasi dari mana ketika ada acara-acara penting di
tradisi militer yang telah disesuaikan Karawang seperti upacara peringatan Hari
sedemikian rupa. Kemerdekaan, festival perayaan ulangtahun
Marching band Gita Bahana Juang kota Karawang dan acara-acara penting lainnya
Karawang (MBGBJ) ini merupakan suatu Marching Band ini selalu diberi kepercayaan
komunitas marching band di kota Karawang untuk tampil di acara penting tersebut dan
dibawah naungan pemda Karawang dimana mendapatkan honor yang lumayan untuk
semua fasilitas dari mulai alat-alat musik pemain Marching Band itu sendiri. Penelitian
sampai perlengkapan latihan dan parade seperti ini dirumuskan pada tiga masalah penelitian,
baju, topi dan sepatu ditanggung oleh yaitu bagaimana 1) materi yang digunakan
pemerintah. Pada awalnya, MBGBJ ini untuk pelatihan, 2) proses pelatihan, dan 3)
dibentuk oleh Bupati Karawang dengan hasil pelatihan pada MBGBJ Karawang.
mengutus salah satu anggota Bhayangkara agar
membentuk satu kelompok marching band dan METODE PENELITIAN
melatih beberapa anggota Bayangkara untuk Metode penelitian yang digunakan
bermain marching band di acara upacara- dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
upacara penting di kota Karawang. Seiring melalui pendekatan kualitatif. Menurut Nazir
berjalannya waktu, MBGBJ Karawang (2014, 43), “Metode deskriptif adalah metode
membuka kesempatan bagi masyarakat penelitian untuk membuat gambaran mengenai
Karawang mulai dari anak-anak Sekolah situasi atau kejadian, sehingga metode ini
Menengah Pertama dan Sekolah Menengah mengadakan akumulasi data.
Mukhtar (2013) menjelaskan bahwa tertentu. Penelitian kualitatif deskriptif
”Penelitian deskriptif merupakan penelitian berusaha mendeskripsikan seluruh gejala atau
yang dimaksudkan untuk mengumpulkan keadaan yang ada, yaitu gejala keadaan
informasi mengenai subjek penelitian dan menurut apa adanya pada saat penelitian
perilaku subjek penelitian pada suatu periode dilakukan”.
46
SWARA – Jurnal Antologi Pendidikan Musik p-ISSN 2807-2677 | e-ISSN 2807-2502
Vol. 1 No. 1 (2021) hal. 44 - 53

Penelitian ini dilakukan melalui tiga yang sudah tertanam masih terus dipertahankan
tahapan utama, yaitu perencanaan penelitian, meskipun unit drumband kini sudah dilengkapi
pengumpulan dan analisis data, dan dengan perangkat alat musik tiup lengkap
penyusunan laporan. Untuk mengumpulkan selain sangkakala. Karakter permainan lagu di
data yang diperlukan dalam membahas band militer adalah frase A, 8 – 16 birama
permasalah dalam penelitian ini, maka peneliti diulang-ulang, dilanjutkan dengan frase B,
menggunakan beberapa teknik pengumpulan birama yang sama, diulang-ulang (Marshall,
data, diantaranya observasi, wawancara, studi 2007). Terdapat beberapa elemen di dalam
dokumentasi, dan studi literatur. Marching Band, diantaranya :
a. Pemain
Dalam sebuah unit marching band, pemain
merupakan sekumpulan individu yang
memainkan perannya sesuai dengan
aransemen musik maupun koreografi.
Secara kuantitas tidak memiliki ukuran baku
mengenai jumlah minimal maupun
maksimal jumlah pemain dalam sebuah unit
marching band.
Gambar. Desain tahapan penelitian b. Pelatih
Pelatih marching band memiliki dua tugas
Pada penelitian ini teknik analisis data pokok yaitu meningkatkan kemampuan
yang menggunakan analisis data model Miles individu masing-masing pemain dan yang
dan Huberman, yaitu data collection kedua adalah memastikan proses transfer
(pengumpulan data), data reduction (reduksi materi ke pemain berjalan dengan baik.
data), data display (penyajian data) dan Secara umum sebuah unit marching band
conclusion drawing/verification (penarikan memiliki lima orang pelatih untuk masing-
kesimpulan/verifikasi). masing instrumen, yaitu pelatih instrumen
tiup, pelatih instrumen bendera, pelatih
TEMUAN DAN PEMBAHASAN instrumen musik pukul PIT, pelatih
instrumen musik pukul battery dan pelatih
Marching Band adalah satuan musik
drill display.
lapangan (Banoe:2002). Penampilan Marching
c. Instrumen Musik Tiup
Band merupakan kombinasi dari permainan
Jenis-jenis instrumen musik tiup yang
musik (tiup, dan perkusi) serta aksi baris-
digunakan marching band umumnya yaitu,
berbaris dari pemainnya. Umumnya,
trumpet, mellophone, trombone, baritone,
penampilan Marching Band dipimpin oleh satu
tuba.
atau dua orang komandan lapangan dan
d. Instrumen Musik Pukul
dilakukan baik di lapangan terbuka maupun
1. Instrumen Battery (Perkusi)
tertutup dalam barisan yang membentuk
Instrumen battery (perkusi) yang dipakai
formasi dengan pola yang senantiasa berubah-
dalam proses pelatihan marching band
ubah sesuai dengan alur koreografi terhadap
yaitu snare drum, tenor drum (multi tom),
lagu yang dimainkan, dan diiringi pula dengan
bass drum, dan cymbal.
aksi tarian yang dilakukan oleh sejumlah
2. Instrumen PIT
pemain bendera. (Banoe:2002).
Instrumen PIT yang dipakai dalam proses
Di Indonesia perkembangan Marching
pelatihan marching band adalah
Band diawali dengan satuan, gendering
xylophone, vibraphone, marching bells,
sangkakala yang dikalangan ABRI merupakan
marimba, cymbal, timpani, dan gong
bagian dari tata upacara kecil, pengembangan
China.
dari zaman Belanda yang pernah dikenal
dengan Korps Tamboer dan Terompet. Nama

47
SWARA – Jurnal Antologi Pendidikan Musik p-ISSN 2807-2677 | e-ISSN 2807-2502
Vol. 1 No. 1 (2021) hal. 44 - 53

Materi Pelatihan Marching Band Gita Dalam proses pelatihan marching band
Bahana Juang Karawang Gita Bahana Juang Karawang materi
Marching band Gita Bahana Juang pemanasan menggunakan beberapa metode
karawang menggunakan beberapa materi yang pelatihan dalam teknik-teknik pemanasan. Pada
digunakan dalam proses pelatihannya, instrumen perkusi, pemberian materi
diantaranya yaitu materi pengenalan notasi pemanasan dalam kegiatan pelatihan Marching
balok. Materi ini merupakan materi awal yang Band Gita Bahana Juang ini menggunakan
diajarkan kepada komunitas MBGBJ teknik dasar pelatihan pada umumnya. Pada
Karawang untuk melatih basic membaca notasi Instrumen Battery (perkusi) teknik-teknik
balok dengan adanya pengenalan notasi balok, pemanasan yang dilakukan diantaranya:
mengenai nama-nama notasi balok, simbol- 1. Pemanasan gripping
simbol notasi balok, nilai ketukan, serta letak Dalam instrumen perkusi, pemberian materi
not pada paranada dan juga pengenalan tentang pemanasan dalam kegiatan pelatihan
bentuk simbol-simbol istirahat serta nilai-nilai marching band Gita Bahana Juang
yang digunakan dalam notasi balok. Karawang ini menggunakan teknik dasar
Materi notasi balok yang digunakan pelatihan pada umumnya. Yang pertama
pada pelatihan Marching Band Gita Bahana teknik gripping, terdapat dua teknik
Juang Karawang adalah notasi balok yang gripping pada latihan perkusi, yaitu matched
digunakan dalam pendidikan musik pada grip dan traditional grip. Dalam teknik
umumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat matced grip ini terdapat dua cara memegang
pada gambar berikut : yang berbeda, yaitu Open hand dan Close
Hand. Pada teknik matched grip, Kirnadi
(2011, hlm. 63) menyatakan bahwa “kedua
tangan mempunyai grip yang sama sehingga
lebih mudah pengendaliannya. Letakkan
stick di lipatan telapak tangan dan kelima
jadi melingkari stick. Gerakkan stick dengan
menggunakan pergelangan tangan ke arah
vertikal. Dan tetap dijaga supaya grip kedua
tangan tetap dalam bentuknya.” Pada proses
pelatihan MBGBJ Karawang, teknik
matched grip digunakan pada alat musik
tenor drum dan bass drum. Sedangkan pada
teknik traditional grip MBGBJ Karawang
ini digunakan pada alat musik snare drum.
2. Pemanasan Rudiment
Selanjutnya teknik yang dipelajari dalam
Tabel, nama, simbol, dan nilai not pelatihan ini adalah pemanasan rudiment.
Rudiment menurut buku Building A
Tabel di atas menunjukkan mengenai Championship Drumline: The Bridgemen
nama notasi, bentuk notasi, tanda istirahat, dan Method (1982, hlm.11) adalah “Prinsip
nilai notasi. Nama notasi yang terdiri dari not dasar atau unsur, atau kemampuan
penuh, not 1/2 , not 1/4, not 1/8, not 1/16, dan mendasar”. Sedangkan menurut Lucia
not 1/32. Kemudian bentuk dari notasi tersebut, (1982, hlm.11) “drummer menggunakan
selanjutnya bentuk/simbol tanda istirahat serta istilah “rudiment” “ untuk menandai suatu
nilai-nilai berupa ketukan dalam notasi. Semua pola pendek dari nada, aksen dan sticking
itu merupakan nama, bentuk/simbol, dan nilai- untuk menghasilkan sebuah unsur mendasar
nilai yang biasa digunakan pada pembelajaran dari seni bermain drum.”Terdapat dua
musik. materi pemanasan Rudiment dalam proses
pelatihan marching band Gita Bahana Juang
48
SWARA – Jurnal Antologi Pendidikan Musik p-ISSN 2807-2677 | e-ISSN 2807-2502
Vol. 1 No. 1 (2021) hal. 44 - 53

Karawang ini diantaranya pemanasan


Rudiment Single dan Rudiment Hand to
Hand. Pemanasan Aksen
3. Aksen merupakan penekanan ketukan pada
nada dalam musik. Pemanasan ini dilakukan
dengan tujuan untuk dapat membedakan
penekanan dalam ketukan. Terdapat dua
materi pemanasan aksen dalam proses
Pelatihan Marching Band Gita Bahana
Juang Karawang, diantaranya Pemanasan
Aksen Single, dan pemanasan Aksen Hand
to Hand. Gambar. Contoh materi pemanasan
4. Pemanasan Diddle rudiment single untuk perkusi
Pemanasan diddle ini merupakan pukulan (Transkripsi oleh peneliti)
satu ayunan dua pukulan. Menurut Lucia
(1982, hlm.15) istilah diddle mengacu pada Pada marching band Gita Bahana Juang
dua ketukan berurutan, dimainkan dengan proses pelatihan instrumen PIT, sama dengan
satu tangan, dan dipakai bersama dengan instrumen battery (perkusi) anggota peserta
ketukan single ke bentuk rudiment. Masalah melakukan pemanasan melemaskan
yang biasa dihadapi adalah keserasian ritme pergelangan tangan dengan menggerakkan
pada dua ketukan diddle. Pemanasan diddle pergelangan terlebih dahulu. Setelah itu, pelatih
ini biasa diartikan satu ayunan dua pukulan, memberikan pemanasan tangga nada, dan
pemanasan ini dilatih dengan tujuan anggota pemanasan ketukan (tempo). Pemanasan
pelatihan dapat lebih menguasai teknik- dimulai dari ketukan 1/16, 1/8, 1/4, 1/2, terakhir
teknik pukulan sehingga pukulan lebih pemanasan sol mi sa si dari tempo lambat dan
bervariasi.Pemanasan ini bertujuan untuk dengan perlahan percepat tempo sampai
melatih kesamaan, kekuatan, dan ketepatan secepat mungkin. Dalam pelatihan instrumen
suara pada tiap pukulan baik pada not PIT ini materi pelatihan tangga nada ini sangat
pertama dan not keduanya pada tiap-tiap penting dilakukan karena membantu anggota
pukulan , selain itu tempo yang dipakai pada untuk melatih kepekaan nada.
permulaan yang sangat lambat dapat Dalam pelatihan instrumen tiup, pelatih
membantu pemain agar dapat berkosentrasi mengarahkan untuk anggota memperhatikan
pada tiap-tiap pukulan hingga pada level porsur tubuh sebelum memainkan alat, postur
terakhir agar tetap (sekali lagi) sama, kuat tubuh harus tegak agar terlihat baik.
dan tepat kedua suaranya. Pemanasan ini Selanjutnya pelatih melakukan latihan
dilakukan secara bergantian kanan dan kiri pernafasan, anggota disuruh menarik nafas
secara terus menerus sampai lancar. lewat hidung selama 4 detik dan dikeluarkan
dengan mulut selama 8 detik. Pemanasan ini
sangat efektif untuk membuat nafas lebih
panjang ketika meniup alat. Setelah pernafasan,
dilanjut dengan pemanasan bibir dengan cara
menggerak-gerakan bibir. Tujuannya agar bibir
tidak kaku ketika meniup alat. Selanjutnya
pelatih mengarahkan untuk memegang alatnya
masing-masing lalu meminta anggota untuk
meniup sampai bunyi yang dihasilkan
terdengar bersih. Materi latihan yang
digunakan pada pelatihan instrumen tiup ini
adalah Long Tone dan tangga nada.

49
SWARA – Jurnal Antologi Pendidikan Musik p-ISSN 2807-2677 | e-ISSN 2807-2502
Vol. 1 No. 1 (2021) hal. 44 - 53

Upaya untuk eksistensi, konsistensi, pelatihan, yaitu metode ceramah (preaching


prestasi diperlukan proses pelatihan. Kaswan method), metode ceramah plus, metode
(2013, hlm. 2) mengartikan pelatihan adalah demonstrasi (demonstration method), metode
proses meningkatkan pengetahuan dan latihan keterampilan (drill method), metode
keterampilan peserta latihan. pelatihan pemecahan masalah, metode mengajar sesama
mungkin juga meliputi pengubahan sikap teman (tutor sebaya). Manajemen pelatihan
sehingga peserta latihan dapat melakukan diperlukan untuk mengatur proses pelatihan
pekerjaannya lebih efektif. agar mencapai hasil yang diharapkan. Suatu
Terdapat tiga tujuan pokok yang harus manajemen pelatihan terdiri dari kegiatan awal
dicapai dengan pelatihan, seperti yang (perencanaan), proses pelatihan, evaluasi
dikemukakan Marzuki dalam Dr. H. Mustofa pelatihan dan hasil.
Kamil (2012, hlm. 11) yaitu, memenuhi Pada tahap akhir pelatihan akan
kebutuhan organisasi, memperoleh pengertian dilakukan evaluasi, yang di mana evaluasi
dan pemahaman yang lengkap tentang betujuan untuk memperoleh informasi yang
pekerjaan dengan standar dan kecepatan yang tepat sebagai bahan pertimbangan untuk
telah ditetapkan dan dalam keadaan yang pengambilan keputusan tentang komponen
normal serta aman, membantu para pemimpin input pada program, implementasi program
organisasi dalam melaksanakan tugasnya. yang mengarah pada kegiatan dan keputusan
Materi pelajaran sangat dibutuhkan tentang out put yang menyangkut hasil dan
pada suatu proses pelatihan. Sutikno (2009, dampak dari program kegiatan, apakah
hlm. 37) menjelaskan mengenai beberapa hal program sesuai harapan yang diharapkan.
yang perlu diperhatikan dalam menetapkan
materi pelajaran, diantaranya yaitu materi Pelatihan Marching Band Gita Bahana
pelajaran harus sesuai dan menunjang Juang Karawang
tercapainya tujuan, menetapkan materi Untuk mencapai suatu tujuan dalam
pelajaran harus serasi dengan urutan tujuan, pelatihan marching band, maka memerlukan
urutan materi pelajaran hendaknya proses pelatihan terlebih dahulu. Berikut adalah
memperhatikan kesinambungan, materi tahap-tahap proses pelatihan Marching Band
pelajaran disusun dari yang sederhana menuju Gita Bahana Juang berdasarkan observasi :
yang komplek, dari yang mudah menuju yang 1. Tahap Ke-1 : Pengenalan Notasi Balok
sulit. Dengan cara ini siswa akan mudah Materi pertama yang diberikan oleh pelatih
memahaminya, yang terakhir adalah sifat dada proses pelatihan MBGBJ adalah
materi pelajaran ada yang faktual dan ada yang pengenalan notasi balok, mengenai nama
konseptual. notasi, simbol, nilai-nilai ketukan, serta
Dalam pelatihan terdapat Prinsip- peletakan not pada paranada. Selain itu juga
prinsip pembelajaran akan memberikan arah pengenalan, simbol, dan nilai-nilai tanda
bagi cara-cara seseorang (peserta pelatihan) istirahat yang digunakan dalam notasi balok.
belajar efektif dalam kegiatan pelatihan. Dalam pengenalan notasi balok ini pelatih
Prinsip-prinsip pelatihan akan berjalan baik menggunakan metode ceramah. Menurut
manakala asas-asas maupun prinsip-prinsip Heriawan, Darmajari, dan Senjaya (2012,
penyelenggaraan pelatihan hendaknya hlm.78) menyatakan bahwa “metode ceramah
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. yaitu sebuah metode mengajar dengan
Untuk mengukuhkan eksistensi menyampaikan informasi dan pengetahuan
pelatihan, Prof. Dr. H. Mustofa Kamil (2012, secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada
hlm. 13) mengemukakan terdapat beberapa umumya mengikuti secara pasif”.
landasan pelatihan, diantaranya yaitu, landasan
filosofis landasan humanistik, landasan 2. Tahap Ke-2 : Pengaplikasian Notasi Balok
psikologis, landasan sosio-demografis, Terhadap Alat Musik
landasan kultural. Dalam pelaksanaan pelatihan Selanjutnya pada tahap kedua dalam
jugaterdapat beberapa metode pembelajaran pengaplikasian notasi balok, MBGBJ
50
SWARA – Jurnal Antologi Pendidikan Musik p-ISSN 2807-2677 | e-ISSN 2807-2502
Vol. 1 No. 1 (2021) hal. 44 - 53

menggunakan metode demonstrasi. Menurut perkembangan anggota peserta dalam


Syah dalam Adang Heriawan, Darmajari, Arip memahami dan mempelajari materi yang telah
Senjaya (2012, hlm.85) bahwa “metode pelatih berikan Hasil pengamatan
demonstrasi adalah metode mengajar dengan membuktikan siswa lebih dapat menyerap
cara mempragakan barang, kejadian, aturan, pengetahuan dari teman dari pada gurunya
dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik (Adang Heriawan, Darmajari, Arip Senjaya,
secara langsung maupun melalui penggunaan 2012, hlm. 93). Pelatih menerapkan metode
media pengajaran yang relevan dengan pokok tutor sebaya dengan memilih anggota yang
bahasan atau materi yang sedang disajikan”. terlihat lebih unggul/mengerti untuk menjadi
Maka dalam hal ini pelatih mempraktikkan leader untuk anggota yang lain. Dengan begitu,
langsung materi yang akan disampaikan. anggota yang kurang mengerti dan kurang
memahami cara atau susah membaca notasi
dilatih berulang-ulang dengan teman
sebayanya ini sehingga anggota yang kurang
mengerti ini dapat mengerti dengan cepat.

Hasil Pelatihan Marching Band Gita


Bahana Juang Karawang
Dalam pelatihan ini, peneliti
menemukan hasil bahwa terdapat beberapa
perubahan pada anggota Marching Band Gita
Bahana Juang Karawang sebelum dan sesudah
Gambar. Aktivitas latihan gabungan melaksanakan pelatihan. Untuk mengetahui
(dok. Pribadi) hasil latihan, diperlukannya kegiatan evaluasi
dalam kegiatan latihan ini. Seperti yang
3. Tahap ke 3 : Praktik Permainan Alat Musik dikemukakan oleh Arikunto (2012, hlm. 325)
Pada tahap ini, pelatih MBGBJ menggunakan “evaluasi program adalah suatu rangkaian
metode drill (pengulangan). “Metode drill kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk
adalah suatu metode mengajar dengan melihat tingkat keberhasilan program”.
mengajak siswa ke tempat latihan keterampilan Evaluasi hasil meliputi tiga aspek penilaian,
untuk melihat bagaimana cara membuat yaitu aspek pengetahuan, aspek sikap, dan
sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, keterampilan.
untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan Tujuan dari penilaian aspek pengetahuan
sebagainya” (Adang Heriawan, Darmajari, (kognitif) adalah untuk mengetahui penguasaan
Arip Senjaya, 2012, hlm. 91). Metode para peserta tentang pengenalan fakta-fakta,
pengulangan ini sangat berguna untuk anggota mengetahui konsep-konsep tingkat
melatih materi yang diberikan, karena untuk pemahaman para peserta mengenai konsep-
latihan memainkan alat tidak cukup hanya konsep dalam materi pelatihan, mengetahui
sekali pengulangan, melainkan butuh kemampuan peserta dalam mengkaji
pengulangan terus-menerus untuk mencapai (menganalisis) suatu masalah dan
tujuan dengan cepat. Diterapkannya metode ini pemecahannya, mengetahui kemampuan
dengan pelatih karena pada dasarnya setiap peserta menilai penerapan prinsip-prinsip
pelatihan membutuhkan pengulangan terus- dalam materi pelatihan, dan mengetahui
menerus dalam praktik memainkan alat musik kemampuan peserta menilai kegiatan dan
dengan tujuan untuk lebih cepat menghafal dan prodik yang dihasilkan.
menerapkan materi. Selanjutnya tujuan penilainan sikap
(afektif) yaitu, mengetahui perubahan sikap
4. Tahap Ke-4 : Latihan Gabungan peserta, misalnya rasa kedisiplinan, terencana,
Dalam tahap ini pelatih menggunakan metode kejujuran dan tanggung jawab, terhadap hasil
tutor sebaya untuk melihat sampai mana pekerjaan., mengetahui perubahan cara berpikir
51
SWARA – Jurnal Antologi Pendidikan Musik p-ISSN 2807-2677 | e-ISSN 2807-2502
Vol. 1 No. 1 (2021) hal. 44 - 53

peserta, misalnya cara berpikir yang produktif, Dalam proses pelatihannya, untuk
kreatif dan inovatis serta berwawasan jauh ke instrumen battery (perkusi) menggunakan
depan., dan mengetahui tingkat keuletan teknik-teknik pemanasan berupa teknik
peserta dalam bekerja, tangguh, teguh gripping, teknik pemanasan rudiment (single
pendirian dan tidak cepat menyerah. dan hand to hand), teknik pemanasan aksen
Selanjutnya penilaian aspek keterampilan (aksen dan hand to hand), dan teknik
(psikomotor) bertujuan untuk mengetahui pemanasan diddle, dengan teknik lanjutan yaitu
keterampilan apa saja yang dimiliki oleh teknik plam. Kemudian untuk instrumen
peserta, mengetahui cara bekerja peserta dalam instrumen PIT menggunakan teknik pemanasan
melakukan suatu pekerjaan, dan mengetahui tangga nada. Selanjutnya untuk instrumen tiup
kecepatan dan ketepatan dalam melakukan menggunakan beberapa teknik, yaitu postur
suatu pekerjaan. tubuh, pernafasan (breathing, fleksibelity bibir,
Dalam proses pelatihan MBGBJ ini sol mi sa si, dan menggunakan pemanasan long
melakukan tes kepada anggota latihan adalah tone, dengan teknik lanjutan yaitu teknik
teknik evaluasi yang dilakukan pada Marching pemanasan cressendo, descressendo, dan
Band ini. Dengan melakukan evaluasi berupa staccato.
tes ini adalah untuk mengetahui pencapaian Selanjutnya dalam kegiatan proses
siswa dalam menguasai materi yang diberikan pelatihan Marching Band Gita Bahana Juang
pelatih. Kegiatan evaluasi ini dilakukan kapan Karawang ditemukan beberapa metode
saja selama proses pelatihan Marching Band ini pelatihan yang pelatih gunakan. untuk proses
berlangsung dan tidak dilakukan secara latihan tersebut, meliputi metode ceramah,
terjadwal. metode demonstrasi, metode drill
Dilihat dari metode yang pelatih berikan (pengulangan) dan metode tutor sebaya.
kepada anggota pelatihan, terdapat beberapa Dari proses pelatihan yang telah
hasil metode yang diterapkan oleh pelatih. dilakukan tersebut didapatkan hasil pelatihan
Yang pertama, pelatih menggunakan metode yaitu anggota menjadi lebih memahami dan
ceramah dalam memaparkan materi tentang not mengetahui prngetahuan materi tentang
balok, kedua pelatih menerapkan metode bagaimana cara membaca notasi balok untuk
demonstrasi dalam mempraktikkan alat, ketiga diterapkan langsung dalam memainkan alat.
pelatih menerapkan metode drill Marching band Gita Bahana Juang Karawang
(pengulangan), yang terakhir anggota merupakan organisasi pendidikan musik non
menerapkan metode tutor sebaya. formal yang memberikan dampak perubahan
bagi anggota dalam hal musikal dan sosial.
KESIMPULAN Dalam hal musikal, setidaknya anggota bisa
Berdasarkan penjelasan yang telah memahami teknik membaca notasi balok dan
diuraikan pada bagian temuan dan teknik memainkan musik. Sedangkan dalam
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa proses hal sosial, anggota dapat berinteraksi satu sama
pelatihan Marching Band Gita Bahana Juang lain, oleh karena itu pelatihan marching band
Karawang menggunakan beberapa materi tidak akan lepas dari hubungan sosial.
pembelajaran pelatihan yang yang bertujuan
untuk melatih anggota untuk dapat membaca DAFTAR PUSTAKA
notasi balok dan dapat memainkannya pada Arifin, R. A. (2013). Penerapan Latihan Dasar
instrumen masing-masing anggota. Adapun Percussion Line pada Marching Band
beberapa materi yang digunakan dalam proses UGM Yogyakarta. (Skripsi). Universitas
pelatihan Marching Band Gita Bahana Juang Negri Yogyakarta, Yogyakarta.
Karawang ini yaitu meliputi materi pengenalan Arikunto. Suharsimi. (2012). Dasar-dasar
notasi balok, dan teknik-teknik pemanasan EvaluasiPendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi
pelatihan instrumen battery (perkusi), Aksara
instrumen PIT, dan instrumen tiup. Banoe, Pono. (3003). Kamus Musik.
Yogyakarta : Kanisius
52
SWARA – Jurnal Antologi Pendidikan Musik p-ISSN 2807-2677 | e-ISSN 2807-2502
Vol. 1 No. 1 (2021) hal. 44 - 53

Hardiyansah, H. (2014). Pembelajaran Drum Championship Drumline: The Bridgemen


Band Pada Kegiatan ekstrakurikuler di Method.
SMP Negeri 1 Suranenggala Cirebon. Milwaukee.: Hal Leonard Publishing
Bandung : Skripsi Universitas Pendidikan Corporation.
Indonesia Marshall, Kimberly J,. Recent Marching Band
Heriawan Adang., Darmaji., & Arip Senjaya. Recordings, Journal of American Folklore
(2012). Metodologi Pembelajaran Kajian (p. 230-242), University of Illinois, 2007
Teoritis Praktis. Banten: LP3G (Lembaga Mukhtar. (2013). Metode Praktis Penelitian
Pembinaan dan Pengembangan Profesi Deskriptif Kualitatif. Jakarta:
Guru. REFERENSI (GP Press Group).
Kamil, Mustofa. (2012). Model Pendidikan dan Nazir, M. (2014). Metode Penelitian. Bogor:
Pelatihan. Bandung : Alfabeta Ghalia Indonesia
Kaswan. (2013). Pelatihan dan Pengembangan. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Bandung : Alfabeta Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Kirnadi. (2011). Dunia Marching Band. Jakarta Bandung: Alfabeta.
: PT. Sotama Pertiwi Sutikno M. S. (2009). Belajar dan
Lucia, Dennis De. 1982. Building A Pembelajaran. Bandung: Prospect

53

Anda mungkin juga menyukai