Anda di halaman 1dari 21

KEWASPADAAN

BERDASARKAN TRANSMISI

Costy Pandjaitan, CVRN.,SKM.,MARS.,PhD., CPLM.,CPRM.,CIPP

Disampaikan pada seminar & Workshop


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Rumah Sakit Sari Asih
Tanggal 02 Agustus 2022
Isolation Precaution/
Kewaspadaan isolasi

• Bagian dari program


PPI
• Untuk memutus mata
rantai infeksi
• Dilaksanakan oleh
semua nakes yang
terlibat melayani
pasien
Standar Precaution/
Kewaspadaan Standar

• Bagian dari program


Kewaspadaan Isolasi
• Diterapkan kepada
semua pasien tanpa
memandang apakah
infeksi atau bukan
infeksi
• Merupakan lapis I
Kewaspadaan
berdasarkan transmisi
diterapkan pada
pasien yang sudah
+ terinfeksi atau diduga
infeksi
Kewaspadaan standar
(lapis pertama harus
diterapkan
KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI

Contact Droplet Airborne


Protektif
Transmission Transmission Transmission

Tekanan Udara Tekanan Udara Tekanan Udara Tekanan Udara


Standar/Seimbang Standar/Seimbang negatif positif

MRSA, VRE SARS COV2,HiNi, Immuno


MDRO,C19 TBC, Cacar air
H5N1, C19 compromised air
Kewaspadaan berdasarkan transmisi

• Kontrol kuantitas dan kualitas ventilasi udara


• Tekanan udara yang berbeda antara dalam
dan luar Ruangan.
• Merancang pola aliran udara untuk prosedur
klinis tertentu.
• Mengencerkan partikel infeksius dengan volume
udara yang besar.
• Filter udara – filter HEPA, dll.
Contact Transmission

Tempatkan pasien single room, jika tidak memungkinkan kohorting,


single room
jarak antara TT minimal 1 m

Lakukan kebersihan tangan sesuai 5 moment


Pakai gaun APD: gaun dan sarung tangan sesuai indikasi

Proses dekontaminasi peralatan pakai ulang


Lakukan pembersihan lingkungan secara rutin 2-3 kali sehari dan bila
kotor
kohorting,
Tempatkan limbah terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekresi
dan ekskresi ke infeksius, dan
limbah makanan dan minuman ke non infeksius

Berikan pelayanan pasien secara komprehensif meliputi bio-psiko-sosio


spiritual sesuai kebutuhan
Droplet Transmission

single room Tempatkan pasien single room, jika tidak memungkinkan kohorting,
jarak antara TT minimal 1.8 m

Lakukan kebersihan tangan sesuai 5 moment


Pakai gaun APD: : masker bedah, goggles dan atau faceshield

Batasi pergerakan pasien,bila diperlukan pasien memakai masker bedah

Proses dekontaminasi peralatan pakai ulang

Lakukan pembersihan lingkungan secara rutin 2-3 kali sehari dan bila
kotor
kohorting,
Tempatkan limbah terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekresi dan
ekskresi ke infeksius, dan limbah makanan dan minuman ke non
infeksius

Berikan pelayanan pasien secara komprehensif meliputi bio-psiko-sosio


spiritual sesuai kebutuhan
Airborne Transmission
Tempatkan pasien single room, jika tidak memungkinkan kohorting,
jarak antara TT minimal 2 m
single room Lakukan kebersihan tangan sesuai 5 moment
Petugas pakai gaun APD: N95, pasien pakai masker bedah
Proses dekontaminasi peralatan pakai ulang
Lakukan pembersihan lingkungan secara rutin 2-3 kali sehari dan bila
kotor
Batasi pergerakan pasien,bila diperlukan pasien memakai masker bedah
kohorting,
Ruang bertekanan negative atau hybrid ventilasi ( natural dengan
ekshaus dan kipas ) 12 ACH, pergerakan udara dari bersih ke kotor,
Tempatkan limbah terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekresi dan
ekskresi ke infeksius, dan
limbah makanan dan minuman ke non infeksius
Berikan pelayanan pasien secara komprehensif meliputi bio-psiko-sosio
spiritual sesuai kebutuhan
RUANG ISOLASI PROTEKTIF

Untuk kasus pasien imunokompromais;


- transplantasi organ,
- keganasan,
- kelainan imunologi dengan terapi kortison
Ruangan tekanan udara positif terhadap koridor
Hepafilter dapat dipakai

Terapkan Kewaspadaan standar

Berikan pelayanan pasien secara komprehensif meliputi bio-psiko-sosio


spiritual sesuai kebutuhan
KESIMPULAN
Pelayanan Pasien berdasarkan transmisi
Pelayanan ruang Isolasi Contact, dirawat di ruang tekanan standar, single room atau
kohorting menggunakan APD sarung tangan dan gaun jika kontak dengan pasien,
dengan tetap melaksanakan Kewaspadaan Standar

Pelayanan ruang Isolasi Droplet, dirawat di ruang tekanan standar, single room
atau kohorting menggunakan APD masker bedah , dengan tetap melaksanakan
Kewaspadaan Standar

Pelayanan ruang Isolasi Airborne, dirawat di ruang tekanan


negatif, single room atau kohorting menggunakan APD
masker respiratorik , dengan tetap melaksanakan
Kewaspadaan Standar

Pelayanan ruang Isolasi Protektif, dirawat di


ruang tekanan positif, single room atau kohorting
menggunakan APD sesuai Indikasi , dengan tetap
melaksanakan Kewaspadaan Standar
REFERENCES
 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Peraturan menteri kesehatan
Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman PPI. Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI).
 Guidelines on core components of infection prevention and control programmes at
the national and acute health care facility level WHO 2016
 https://www.uvconcepts.com/blog/hai-prevention
 https://www.who.int/gpsc/country_work/gpsc_ccisc_fact_sheet_en.pdf
 WHO (2016) Guidelines on Core Components of Infection Prevention and Control
Programmes at the National and Acute Health Care Facility Level.

2StorrJ, Kilpatrick C, Allegranzi B, Syed S (2016) Redefining infection prevention and
control in the new era of quality universal health coverage. Journal of Research in
Nursing, Vol. 21(1) 39–52

Anda mungkin juga menyukai