Anda di halaman 1dari 6

BAB I

DEFINISI

1. Pegertian
a. Panduan high alert adalah petunjuk tentang identifikasi, pengelolaan, pelaporan
serta dokumentasi obat – obat yang mempunyai risiko tinggi menyebabkan cedera
pada pasien bila digunakan secara salah.Panduan ini diharapkan sebagai acuan
dalam pengelolaan obat – obat yang perlu diwaspadai di klinik pratama BP
Gedangan.
b. Obat – obat yang perlu di waspadai ( High Alert ) adalah obat – obat yang
mempunyai risiko tinggi menyebabkan cedera pada pasien bila digunakan secara
salah yang daftarnya diperoleh dari hasil inventarisasi unit pelayanan klinik
pratama BP Gedangan.

c. NORUM / LASA ( Look Alike – Sound Alike ) adalah obat – obat yang memiliki
nama, rupa dan ucapan mirip yang perlu diwaspadai khusus agar tidak terjadi
kesalahan pengobatan ( dispensing error) yang bisa menimbulkan cedera pada
pasien yang daftarnya diperoleh dari unit pelayanan di klinik pratama BP
Gedangan.
d. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam
golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang Narkotika.
e. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

7
BAB II
RUANG LINGKUP

1.
2. Kegiatan yang tercakup didalamnya meliputi
a. Jenis Obat yang Perlu Diwaspadai

b.
1) Obat – obat yang perlu diwaspadai ( high alert )
Obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert medications) merupakan obat-
obat yang sering menyebabkan cedera pada pasien secara signifikan bila salah
digunakan.Obat – obat yang termasuk perlu diwaspadai antara lain obat yang
mempunyai indeks terapi sempit atau dari laporan insiden tinggi kesalahan
serius obat . Daftar obat – obat tersebut dapat dilihat pada lampiran 1.

2) LASA
Obat – obat yang memiliki nama, rupa dan ucapan mirip yang berisiko tinggi
menyebabkan kesalahan obat.Daftar obat - obat yang memiliki LASA dapat
dilihat pada lampiran 2.

Proses identifikasi obat – obat yang perlu diwaspadai dan obat – obat yang
memiliki LASA , diawali dari pengkajian / analisis resep dan atau permintaan
rutin dari unit – unit layanan Klinik Pratama TNI AL BP Gedangan. Analisis
resep dilakukan oleh apoteker yang meliputi persyaratan administrasi ( tanggal
resep, nama penulis resep, nama pasien, umur / BB), persyaratan farmasetika (
bentuk sediaan, dosis), persyaratan farmasi klinik (ESO potensial, interaksi
potensial). Bila terdapat problema terkait obat (PTO), maka asisten apoteker
akan mengklarifikasi kepada penulis resep. Tahap selanjutnya dilakukan
proses dispensing/peracikan obat yang meliputi pengambilan obat, penulisan
etiket dan penyerahan obat. Sebelum diserahkan kepada pasien, dilakukan
pengecekan ulang oleh checker. Saat penyerahan obat, dilakukan KIE oleh
apoteker atau petugas teknis kefarmasian ( asisten apoteker).

b. Tempat Pelayanan yang Perlu Mewaspadai Penggunaan Obat


1) Apotek
a) Pengelola / Pelaksana

Apoteker Pengelola Apotek, tenaga teknis farmasi dan tenaga administrasi


harus mengetahui dan mampu melakukan talaksana obat – obat yang perlu
diwaspadai ( high alert medication) dan obat yang memiliki nama, rupa dan
ucapan mirip (LASA).Tata laksana obat selalu mengacu kaidah penataan obat
yaitu alfabetis, FIFO, FEFO dan bentuk sediaan. Untuk mengatasi dispensing
error pada obat – obat yang masuk kategori tersebut, pengelola harus mampu
melakukan analisis resep meliputi persyaratan adimistrasi, persyaratan
farmasetika,persyaratan famasi klinik sebelum resep tersebut diracik oleh
tenaga teknis farmasi.Pada tahap akhir peracikan, tenaga teknis farmasi yang
bertugas sebagai checker selalu memeriksa kembali kesesuaian antara resep
dengan obat yang dikehendaki sebelum diberikan kepada pasien. Kemudian
saat penyerahan obat kepada pasien, dilakukan pemberian KIE oleh apoteker /
tenaga teknis farmasi.

b) Penyimpanan obat
Obat – obat yang perlu diwaspadai ( high alert) harus diletakkan pada
tempat yang aksesnya minimal,di tempat khusus yang di beri label jelas dan
terpisah dengan obat lain yang di tandai dengan list merah yang mengelilingi
tempat penyimpanan (alur high alert) dan terpisah dengan obat lain. Untuk obat
yang memiliki LASA, tidak boleh diletakkan berdekatan. Obat berkategori LASA
yang terletak pada kelompok abjad yang sama, harus diselingi dengan minimal
dua obat non ketegori LASA di antara atau di tengahnya. Selain itu obat
kategori LASA diberi stiker khusus yang membedakan dengan obat yang lain
(lihat pada bab dokumentasi).
c) Dispensing obat
Kegiatan dispensing ( peracikan ) obat diawali dengan pengambilan obat
sesuai resep setelah dilakukan analisis; nama, dosis, frekuensi pemberian,
waktu pemakaian,tanggal kadaluarsa, kondisi fisik obat yang memiliki LASA
atau high alert, harus diperiksa dengan teliti sebelum diberikan kepada petugas
dispesing.

d) Penyerahan obat
Penyerahan obat kepada pasien dilakukan dengan mengkorfimasi nama,
umur tanggal kelahiran pasien disertai pemberian KIE berupa indikasi obat,
aturan pakai, efek samping obat secara umum, perhatian khusus.
BAB III
TATA LAKSANA

3. Tata Laksana Kewaspadaan Obat di Apotek


a. Analisis resep,Apoteker melakukan analisis resep yang meliputi :
1) Persyaratan administrasi
Persyaratan administrasi meliputi kelengkapan resep berupa tanggal resep,
nama penulis resep, nama pasien, umur / BB.
2) Persyaratan farmasetika
Persyaratan farmasetika meliputi bentuk sediaan, dosis.
3) Persyaratan farmasiklinik
Persyaratan farmasi klinik meliputi farmakoterapi, efek samping obat potensial,
interaksi obat potensial
Bila terdapat problema terkait obat (PTO), apoteker akan mengklarifikasi
kepada penulis resep.
4) Persyaratan penandaan
Apoteker/asisten apoteker menandai obat High alert pada lembar resep
dengan centang merah (√ MERAH), obat narkotika garis merah(MERAH),obat
psikotropika garis bawah biru (BIRU).
b. Peracikan obat
Dilakukan pengambilan obat, penulisan etiket dan penyerahan obat dengan
memperhatikan kesesuaian permintaan resep.
Dilakukan pemeriksaan ulang oleh petugas yang bertindak sebagai checker
sebelum obat diberikan kepada pasien.
Dilakukan KIE yang intensif oleh petugasfarmasi pada saat menyerahkan obat
kepada pasien.
c. Penyimpanan obat
Dilakukan penyimpanan obat dengan memperhatikan :
1) Obat – obat yang perlu diwaspadai harus diletakkan pada tempat yang
aksesnya minimal.
2) Obat – obat yang memiliki LASA tidak diletakkan dalam 1 rak /
disandingkan.
3) Obat dengan konsentrasi tinggi diletakkan di tempat penyimpanan tersendiri
4) Diberi label LASA atau High Alert dengan ketentuan :
d. Penyerahan obat
Dilakukan penyerahan obat yang memiliki LASA / high alert kepada pasien
yang dilaksanakan dengan :

1) Konfimasi nama, umur , tanggal kelahiran pasien


2) Pemberian KIE berupa indikasi obat, aturan pakai, efek samping obat
secara umum, perhatian khusus
3) Petugas selalu melaksanakan pemeriksaan ganda (double check).

Anda mungkin juga menyukai