Anda di halaman 1dari 12

PELAYANAN RESEP NARKOTIKA DAN

PSIKOTROPIKA DI INSTALASI FARMASI


KLINIK
No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :

Klinik Pratama Dr. deny


Sehat Waraga rochmana
1. Psikotropika adalah zat/bahan baku atau obat, baik
alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku.
2. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis, yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hlangnya rasa, mengurangi sampai
Pengertian menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
3. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau
dokter gigi, kepada apoteker, baik dalam bentuk
tertulis maupun elektronik untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang
berlaku.

Tujuan
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan terhadap
resep narkotika dan psikotropika.

Kebijakan Surat Keputusan Nomor : tentang Kebijakan Pelayanan Klinis


di Klinik Pratama Sehat Waraga
Langkah- Penyiapan Sediaan Farmasi
langkah 1. Menyiapkan obat Narkotika/Psikotropika sesuai
( Prosedur ) dengan permintaan pada resep.
2. Mengambil sediaan obat Narkotika/Psikotropika di
lemari terpisah.
3. Mencatat pengeluaran obat pada kartu stok disertai
nama jelas dan paraf petugas.
4. Menyiapkan etiket warna putih untuk obat dalam
dan warna biru untuk obat luar.
5. Menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep,
dan cara pakai sesuai permintaan pada resep serta
petunjuk dan informasi lain.

Penyerahan Sediaan Farmasi


1. Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan
penyerahan (kesesuaian antara penulisan etiket
dengan resep).
2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien.
3. Memeriksa kesesuaian identitas dan alamat pasien.
4. Meminta pasien masuk ke ruang konsultasi.
5. Menyerahkan obat yang disertai pemberian
informasi obat.
6. Meminta pasien untuk mengulangi nformasi yang
telah disampaikan.
7. Menyimpan resep pada tempatnya dan di
dokumentasikan terpisah dengan resep lain.
Diagram alir

1. Instalasi Farmasi
Unit Terkait

PENANGANAN OBAT HIGH ALERT DI


INSTALASI FARMASI
No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :

Klinik Pratama Dr. deny


Sehat Waraga rochmana
1. Instalasi Farmasi adalah bagian dari klinik yang
bertugas menyelenggarakan, mengoordinasikan,
mengatur, dan mengawasi seluruh kegiatan pelanyanan
farmasi serta melaksanakan pembinaan teknis
kefarmasian di klinik.
2. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk
produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi
atau menyelidiki system fisiologi atau keadaan patologi
Pengertian dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan Kesehatan dan
kontrasepsi untuk manusia.
3. Penyimpanan obat-obattan yang perlu diwaspadai (high
alert) adalah proses penataan sampai dengan
penyusunan obat-obat yang sering menyebabkan terjadi
kesalahan/kesalahn serius (sentinel event), obat yang
berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak
diinginkan (adverse outcome)

a. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang perlu


diwaspadai
Tujuan b. Memastikan keselamatan dan keamanan pasien selama
mendapat terapi obat-obat high alert

Kebijakan Surat Keputusan Nomor : tentang Kebijakan Pelayanan Klinis


di Klinik Pratama Sehat Waraga
Langkah- 1. Obat-obat Narkotika dan Psikotropika
langkah a. Penyimpanan obat-obat narkotika dan
( Prosedur ) psikotropika didalam lemari khusus terkunci dan
kunci dipegang oleh Apoteker Penanggung Jawab
atau TTK yang ditunjuk apoteker.
b. Ada kartu stock di dalam lemari untuk
memantau jumlah pemasukan dan pengeluaran
obat.
c. Pada saat pengambilan obat Narkotika dan
Psikotropika, petugas harus mencatat nama dan
jenis obat yang diambil disertai nama jelas dan
paraf.
d. Membuat laporan pemakaian obat-obat
Narkotika dan Psikotropika yang dibuat
Maksimal tanggal 5 bulan berikutnya untuk
dilaporkan kepada instansi terkail lewat aplikasi
e-Napza/pelaporan dalam bentuk lain yang
ditetapkan.
2. Obat-obat High Alert
a. Penyimpanan obat didalam lemari/tempat khusus
sesuai dengan sifat obat.
b. Penyimpanan berdasarkan kestabilan jenis masing-
masing obat, disesuaikan apakah disimpan pada
suhu kamar (≤ 250c), suhu sejuk (2-80c), atau suhu
dingin (< 20c).
c. Petugas mengecek setiap saat.
d. Selalu disimpan sesuai dengan aturan pergudangan
(FIFO, FEFO)
e. Diberikan penandaan khusus warna merah di
tempat penyimpanannya.
f. Membuat daftar obat-obatan baik yang aman
maupun yang harus diwaspadai.
g. Membatasi akses hanya Apoteker/Petugas tertentu
yang boleh mengambil sediaan untuk mencegah
pemberian yang tidak sengaja/ kurang hati-hati.
h. Pemakaian kartu stok khusus untuk memantau
jumlah pemasukan dan pengeluaran obat harus
dikontrol langsung oleh Apoteker.
i. Teradministrasi dengan baik dan dibuat laporan
pemakaian setiap bulan.
3. Obat-obat LASA (Look Alike, Sound Alike)
a. Petugas membaca resep yang mengandung obat
LASA dengan cermat dan bila tidak jelas
dikonfirmasi ke Dokter penulis resep.
b. Tempat penyimpana obat-obatan dengan nama
yang sama tapi dosis yang berbeda tidak boleh
diletakkan berdekatan dan harus dipisah diberi
jarak diantarai minimal 1(satu) item dengan obat
lain serta labeli masing-masing obat dan dosis
dengan huruf yang mencolok.
c. Pada saat pengambilan, petugas harus mengecek
kembali kesesuaian nama dan kekuatan sediaan
obat LASA yang diambi
Pada saat penyerahan, petugas harus mengecek
ulang kesesuaian antara obat LASA yang
diserahkan dengan yang tertera pada resep.

Diagram alir

1. Instalasi Farmasi
Unit Terkait
PEMESANAN PSIKOTROPIKA FARMASI
No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :

Klinik Pratama Dr. deny


Sehat Waraga rochmana
Pengertian 4. Pemesanan Obat Psikotropika adalah proses pemesanan
obat golongan psikotropika di Instalasi Farmasi Klinik
Pratama Sehat Waraga.
5. Psikotropika adalah zat/bahan baku atau obat, baik
alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku.
6. Pedagang Besar Farmasi adalah perusahaan berbentuk
badan hukum yang memiliki izin untuk melakukan
kegiatan pegadaan, penyimpanan dan penyaluran sediaan
farmasi, termasuk Narkotika dan alat kesehatan.
7. Apoteker Penanggung Jawab (APJ) adalah apoteker yang
melaksanakan tugas dalam mengelola pelayanan
kefarmasian di Klinik meliputi dua kegiatan, yaitu kegiatan
yang bersifat manajerial berupa Pengelolaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
serta Pelayanan Farmasi Klinik
8. BPPB adalah formulir yang terdiri dari rekapan pemakaian
dan permintaan perbekalan farmasi dalam kurun waktu
terntentu.
9. Surat pesanan psikotropika adalah surat pesanan yang
ditanda tangani oleh apoteker penanggung jawab.
Pemesanan psikotropika dengan surat pemesanan rangkap
dua, diperbolehkan lebih dari satu item obat dalam satu
surat pesanan, dan dipesan ke PBF yang telah ditunjuk
oleh perusahaan farmasi.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemesanan obat


golongan psikotropika di Klinik Sehat Waraga

Kebijakan Surat Keputusan Nomor : tentang Kebijakan Pelayanan Klinis


di Klinik Pratama Sehat Waraga
Langkah- 1. Apoteker Penanggung jawab membuat permintaan
langkah pembelian psikotropika dengan kebutuhan stok 2 bulan
( Prosedur ) yang dilakukan setiap 1 bulan sekali
2. Dokter Penanggung Jawab Klinik memeriksa BPPB
meliputi jumlah kebutuhan, sisa stok dan riwayat expired.
3. Dokter Penanggung Jawab Klinik menandatangani atau
menolak BPPB
4. Dokter Penanggung Jawab Klinik menyerahkan BPPB
kepada Apoteker Penanggung jawab
5. Apoteker Penanggung jawab Instalasi Farmasi membuat
surat pesanan psikotropika terdiri dua rangkap warna
putih untuk distributor, warna merah didokumentasikan
6. Apoteker Penanggung jawab Instalasi Farmasi memeriksa
SP sesuai dengan BPPB
7. Apoteker Penanggung jawab Instalasi Farmasi menanda
tangani SP
8. Apoteker Penanggung jawab Instalasi Farmasi
menyerahkan SP dan BPPB kepada Distributor

Diagram alir

1. Instalasi Farmasi
Unit Terkait
PEMESANAN NARKOTIKA FARMASI
No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :

Klinik Pratama Dr. deny


Sehat Waraga rochmana
Pengertian 1. Pemesanan Obat Narkotik adalah proses pemesanan
obat golongan narkotika di Instalasi Farmasi Klinik
Pratama Sehat Waraga.
2. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis, yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hlangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
3. Pedagang Besar Farmasi adalah perusahaan berbentuk
badan hukum yang memiliki izin untuk melakukan
kegiatan pegadaan, penyimpanan dan penyaluran
sediaan farmasi, termasuk Narkotika dan alat
kesehatan.
4. Apoteker Penanggung Jawab (APJ) adalah apoteker
yang melaksanakan tugas dalam mengelola pelayanan
kefarmasian di Rumah Sakit meliputi dua keguatan,
yaitu kegiatan yang bersifat managerial berupa
pengelolaan sediaan farmasi, alat skesehatan dan
bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi
klinik
5. Surat pesanan narkotika adalah surat pesanan yang
ditanda tangani oleh apoteker penanggung jawab surat
pesanan khusus narkotika rangkap 4. Satu lembar
surat pesanan asli dan dua lembar Salinan surat
pesanan diserahkan kepada pedagang besar farmasi
yang bersangkutan sedangkan satu lembar surat
pesanan sebagai arsip di rumah sakit. Satu surat
pesanan hanya boleh memuat pemesanan satu jenis
obat (item) narkotika, missal pemesanan petidin satu
surat pesanan dan pemesanan codein satu surat
pesanan juga, begitu juga untuk item narkotika
lainnya.
6. BPPB adalah formulir yang terdiri dari rekapan
pemakaian dan permintaan perbekalan farmasi dalam
kurun waktu terntentu.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemesanan obat


golongan narkotika di Klinik Pratama Sehat Waraga

Kebijakan Surat Keputusan Nomor : tentang Kebijakan Pelayanan Klinis


di Klinik Pratama Sehat Waraga
Langkah- 1. Apoteker Penanggung jawab Instalasi Farmasi membuat
langkah permintaan pembelian narkotika dengan kebutuhan
( Prosedur ) stok 2 bulan yang dilakukan setiap 1 bulan sekaali
2. Apoteker Penanggung jawab membuat permintaan
pembelian Narkotika dengan kebutuhan stok 2 bulan
yang dilakukan setiap 1 bulan sekali
3. Dokter Penanggung Jawab Klinik memeriksa BPPB
meliputi jumlah kebutuhan, sisa stok dan riwayat
expired.
4. Dokter Penanggung Jawab Klinik menandatangani atau
menolak BPPB
5. Dokter Penanggung Jawab Klinik menyerahkan BPPB
kepada Apoteker Penanggung jawab
6. Apoteker Penanggung jawab Instalasi Farmasi
membuat surat pesanan psikotropika terdiri empat
rangkap dengan menuliskan satu jenis narkotika
disetiap SP, warna putih, merah, biru untuk distributor,
warna kuning didokumentasikan Apoteker Penanggung
jawab Instalasi Farmasi memeriksa SP sesuai dengan
BPPB
7. Apoteker Penanggung jawab Instalasi Farmasi menanda
tangani SP
8. Apoteker Penanggung jawab Instalasi Farmasi
menyerahkan SP dan BPPB kepada Distributor

Diagram alir

1. Instalasi Farmasi
Unit Terkait

Anda mungkin juga menyukai