Manajemen Resiko Proyek

Peningkatan Plengsengan
dan Normalisasi Sungai
Petung di RW 2, 4 Kel.
Bakalan
Oleh :
Aninda Rahmaningtyas
NIM : 22121008
Dosen :
Ir. Maranatha W., ST., M.MT., Ph.D., IPU
Program Studi Magister Teknik Sipil
Institut Teknologi Nasional Malang
2023
 MANAJEMEN RESIKO PROYEK
Manajemen risiko adalah proses yang berulang, dan setiap aspek manajemen
risiko harus direncanakan dan diikuti dalam setiap fase proyek. Proses ini terdiri
dari empat langkah: identifikasi risiko, analisis risiko atau analisis risiko,
manajemen risiko, dan pengendalian risiko
PERKEJAAN PLENGSENGAN DENGAN
PASANGAN BATU KALI
TERJADI BANJIR DAN MERUSAK PLENGSENGAN
SEHINGGA DIGANTIKAN DENGAN BRONJONG
Terdapat 2 pekerjaan disisi utara
jembatan dan sisi selatan jembatan
dengan jenis yang sama, yaitu
menggunakan plengsengan batu
kali. Pekerjaan plengsengan di sisi
selatan tidak terjaid kerusakan
seperti yang terjadi dengan
pekerjaan di sisi utara jembatan.
Kurangnya manajemen resiko yang
baik membuat kontraktor
mengalami kerugian akibat kejadian
banjir yang merusak plengsengan
yang telah dibanngun.
 MANAJEMEN RESIKO PROYEK
01 Identifikasi Resiko
Daftar risiko yang
03 Manajemen Resiko
Planning the risk
mungkin terjadi, Penilaian response, risk trigger,
ahli, Status proyek, risk responsibility
Mengklasifikasikan risiko
berdasarkan kategori

02 Analisis Resiko
Mengidentifikasi
04 Kontrol Resiko
Mereklasifikasi resiko,
dampak kualitatif dan Pelaporan resiko, Risk
kuantitatif dari risiko threshold, Mengukur
terhadap proyek efisiensi risiko, audit
resiko
 CONCLUSION
Risiko yang berbeda dapat muncul pada
setiap tahap proyek. Risiko-risiko tersebut
harus diidentifikasi, didefinisikan,
didaftarkan, dan dilaporkan kepada para
pemangku kepentingan. Selain itu, risiko-
risiko ini harus dikelola secara bertanggung
jawab agar proyek tidak terancam ditutup;
mencatat biaya yang lebih tinggi dari yang
dianggarkan; tidak menyelesaikan hasil kerja
atau tidak menyelesaikan proyek tepat waktu
SITASI JURNAL INTERNASIONAL
TERIMA
KASIH