Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MANAJEMEN RISIKO

RISK BREAKDOWN STRUCTURE


(Bendungan Batu Tegi))

Oleh :

HADI HIDAYATULLAH 2015011038


SITI MAHARDIKA 2015011056
INDAH SUCI CAHYANI 2015011076

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pembangunan Proyek

Provinsi Lampung memegang posisi yang krusial dalam pembangunan nasional.


Selain karena lokasinya yang sangat strategis sebagai gerbang selatan Sumatera,
provinsi ini juga kaya akan sumber daya alam, terutama potensi sumber daya air
yang signifikan. Pembangunan di sektor sumber daya air di Provinsi Lampung
masih terus berlangsung hingga saat ini, mencakup semua tahapan mulai dari
perencanaan, konstruksi fisik, hingga operasional dan pemeliharaan.
Pembangunan ini bertujuan untuk mendukung kebutuhan masyarakat, terutama di
sektor pertanian. Selain itu, penyediaan fasilitas air bersih, sistem drainase, dan
mitigasi bencana juga menjadi fokus dalam pengembangan sumber daya air.
Bendungan Batutegi, sebagai bendungan serbaguna di Lampung, mulai dibangun
sejak tahun 1994, dengan tahapan kontrak pembangunan sistem pengelakan dan
terowongan pengambilan ditandatangani pada 1 Februari 1994. Waduk ini mulai
diisi pada 23 Agustus 2001, dan mencapai ketinggian normal pada +274 meter
pada 3 Maret 2003. Sejak tahun 2004, pengelolaan operasi dan pemeliharaan
bendungan ini diberikan kepada Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji – Sekampung.
Bendungan/Waduk Batutegi dibangun sebagai alternatif penyedia air untuk daerah
irigasi Way Sekampung, di samping adanya manfaat lain seperti pembangkit
listrik, air baku, air minum, pariwisata dan lain-lain.
B. Kondisi Sekitar Bendungan

Gambar 1. Keadaan Sekitar Bendungan Batu Tegi.

Gambar 2. Tampak Samping Bendungan Batu Tegi.


II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Risk Breakdown Structure

RBS (Risk Breakdown Structure) digunakan terutama dalam upaya untuk


melakukan kategorisasi masing-masing risiko. RBS adalah pengelompokan risiko
dalam suatu komposisi hirarkis risiko organisasi yang logis, sistematis dan
terstruktur secara alami sesuai dengan struktur organisasi atau proyek. Sasaran
penerapan RBS adalah kejelasan pemangku risiko dan peningkatan pemahaman
risiko organisasi atau proyek dalam konteks kerangka kerja yang logis serta
sistematis.

B. Risk Breakdown Structure pada Operasional Bendungan Batu Tegi

Pada operasional Bendungan Batu Tegi terbagi menjadi beberapa risiko seperti
1. Masalah gempa
2. Masalah retak pada struktur beton
3. Pelimpah rusak
4. Retak pada badan bendungan
5. Longsor pada badan bendung
6. Potensi luapan pada bendungan
7. Sand boil
8. Pemukiman
9. Rembesan/masalah pemipaan
10. Masalah lubang pembuangan
C. Penetapan Tingkat Risiko

Penetepan tingkat risiko berfungsi untuk mengetahui seberapa besar dampak risiko
tersebut terhadap proyek. Penetapan tingkat risiko ini dinilai dari aspek seberapa
mungkin risiko itu terjadi pada operasional bangunan yang sudah jadi dan seberapa
besar dampak yang ditimbulkan oleh risiko tersebut terhadap operasional. Untuk
menentukan tingkat risiko pada proyek ini menggunakan matriks probabilitas.

Consequence
5 = Sangat Besar

4 = Besar
Probabilitas

3 = Sedang
2 3

2 = Kecil
1

1 = Sangat Kecil

Gambar 3. Matriks Probabilitas


III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada risiko operasional Bendungan Batu Tegi terdapat 10 risiko yang dimana
risiko dengan risk level 20 masalah gempa yaitu dengan probabilitas 4 atau dapat
dikategorikan sering dan dampak 5 atau dapat dikategorikan sebagai bencana.
Pada operasional Bendunga Batu Tegi juga memiliki risiko dengan risk level
terendah yaitu masalah pada lubang pembuangan dengan risk level 6 yang
memiliki probabilitas 2 atau dapat dikategorikan sebagai kemungkinan yang
kecil dan dampak yang bernilai 3 yaitu berdampak sedang. Dengan demikian
pada operasional Bendungan Batu tegi perlu diperhatikan dengan serius
mengenai masalah gempa bumi karena memiliki risk level tertinggi di antara
semua risiko.

Anda mungkin juga menyukai