1
2
menekan dampak yang ditimbulkan oleh risiko yang terjadi. Pada dasarnya
keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting dilaksanakan karena untuk
memastikan bahwa pekerja dan orang-orang yang terlibat didalam sebuah
kontruksi tetap berada dalam kondisi yang aman sepanjang waktu mereka bekerja.
Dalam pelaksanaan sebuah kontruksi memiliki tingkat pekerjaan paling berbahaya
yang dapat menyebabkan kematian yang paling banyak, dibandingkan dengan
sektor pekerjaan non kontruksi.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi risiko - risiko kecelakaan kerja
yang paling dominan pada kegiatan proyek pembangunan Bendungan Sidan,
mengidentifikasi risiko dominan (major risk) yang mempengaruhi Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3), mengetahui tindakan pengendalian risiko dominan
(major risk) dan mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan dan keuntungan
yang diperoleh dari pengendalian resiko dominan (major risk) Bendungan Sidan
di Kabupaten Badung. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi
perusahaan konstruksi dalam mempertimbangkan dan mengembangkan program
K3, sebagai metode untuk meminimalisasikan kecelakaan kerja atau yang sering
disebut dengan zero accident.
2.1 Bendungan
2.1.1 Pengertian Umum
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 37 Pasal 1 Tahun 2010 tentang
Bendungan, bahwa bendungan adalah bangunan yang berupa urukan tanah,
urukan batu, beton, dan atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan
dan menampung air, dapat pula dibangun untuk menahan dan menampung limbah
tambang (tailing), atau menampung lumpur sehingga terbentuk waduk.
Bendungan atau waduk merupakan wadah buatan yang terbentuk sebagai akibat
dibangunnya bendungan.
Menurut Peraturan Menteri Nomor 72/PRT/1997, bendungan adalah setiap
bangunan penahan air buatan, jenis urugan atau jenis lainnya yang menampung air
atau dapat menampung air, termasuk pondasi, bukit/tebing tumpuan, serta
bangunan pelengkap dan peralatannya, termasuk juga bendungan limbah galian,
tetapi tidak termasuk bendung dan tanggul.
Sebuah bendungan berfungsi sebagai penangkap air dan menyimpannya di
musim hujan waktu air sungai mengalir dalam jumlah besar dan yang melebihi
kebutuhan baik untuk keperluan, irigasi, air minum, industri atau yang lainnya.
Dengan memiliki daya tampung tersebut sejumlah besar air sungai yang melebihi
kebutuhan dapat disimpan dalam waduk dan baru dilepas mengalir ke dalam
sungai lagi di hilirnya sesuai dengan kebutuhan pada saat diperlukan. Sebuah
bendungan dapat dibuat dari bahan bangunan urugan tanah campur batu
berukuran kecil sampai besar atau dari beton.
Bila aliran sungai yang masuk ke dalam waduk tersebut melebihi air yang
dialirkan ke luar waduk sesuai dengan kebutuhan, maka isi waduk makin lama
makin penuh dan dapat melampaui batas daya tampung rencananya, sehingga
permukaan air dalam waduk akan naik terus dan akhirnya melimpas. Untuk
mencegah terjadinya limpasan air pada sebuah bendungan, limpasan air itu
4
5
2.2 Risiko
2.2.1 Pengertian Risiko
Berbagai definisi dapat diberikan mengenai risiko, namun secara
sederhana artinya senantiasa berkaitan dengan kemungkinan akan terjadinya
akibat buruk atau akibat yang merugikan. Tidak ada metode apapun yang bisa
menjamin seratus persen bahwa akibat buruk itu setiap kali dapat dihindarkan,
kecuali jika kegiatan yang mengandung risiko tidak dilakukan (Darwawi, 2000).
Risiko adalah kejadian yang tidak pasti, jika terjadi mempunyai dampak
negatif atau positif terhadap hasil akhir dan sasaran proyek (PMBOK (Project
Management Body of Knowledge), 2013). Kerzner (2006) mendefinisikan
risiko sebagai kegiatan – kegiatan atau faktor – faktor yang apabila terjadi akan
meningkatkan kemungkinan tidak tercapainya tujuan proyek yaitu sesuai dengan
waktu, biaya, dan performa. Pengertian resiko menurut Soeharto (1999) adalah
kemungkinan terjadinya peristiwa di luar yang diharapkan.
Salim (2000) mendefinisikan risiko sebagai ketidakpastian atas terjadinya
suatu peristiwa. Pengertian lain menjelaskan bahwa risiko adalah kondisi dimana
terdapat kemungkinan keuntungan / kerugian ekonomi atau finansial, kerusakan
atau cedera fisik, keterlambatan, sebagai konsekuensi ketidakpastian selama
dilaksanakannya suatu kegiatan (Sorrill et al., 1987).
Definisi risiko yang dikemukakan oleh Vaughan (1978) sebagai berikut:
1. Risk is the chance of loss (risiko adalah peluang terjadinya kerugian).
6
masyarakat, pasar, atau dunia internasional saja tetapi juga tanggung jawab
pengusaha untuk menyediakan tempat kerja yang aman bagi pekerjanya.
Berdasarkan PP No.50 Tahun 2012 Pasal 5, negara mewajibkan seluruh
perusahaan menerapkan SMK3 pada perusahaannya. Klasifikasi perusahaan yang
dimaksud adalah perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit
100 (seratus) orang dan memiliki tingkat potensi bahaya yang tinggi.
Kemudian pada pasal 6 dijelaskan bahwa penerapan SMK3 sebagaimana
yang telah dijelaskan diatas mencakup kegiatan sebagai berikut:
1) Penetapan kebijakan K3;
2) Perencanaan K3;
3) Pelaksanaan Rencana K3;
4) Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3;
5) Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3.
bentuk potensi bahaya yang ada di lingkungan tempat kerjanya. Apabila semua
potensi bahaya telah dikendalikan dan memenuhi batas standar aman, maka akan
memberikan kontribusi terciptanya kondisi lingkungan kerja yang aman, sehat dan
proses produksi menjadi lancar, yang pada akhirnya akan dapat menekan risiko
kerugian dan berdampak terhadap peningkatan produktivitas. Oleh karena itu
dalam kondisi apapun K3 wajib untuk dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan
standar baik nasional maupun internasional.
Untuk standar keselamatan dan kesehatan kerja internasional, standar yang
banyak dijadikan pedoman adalah standar OSHA. OSHA atau Occupational
Safety and Health Administration adalah bagian dari Departemen Tenaga Kerja
Amerika Serikat yang dibentuk di bawah Undang-Undang Keselamatan dan
Kesehatan, yang ditandatangani oleh Presiden Richard M. Nixon, pada 29
Desember 1970. Misinya adalah untuk mencegah cedera yang berhubungan
dengan pekerjaan, penyakit, dan kematian dengan menerbitkan dan menegakkan
peraturan (standar) untuk kesehatan dan keselamatan kerja.
Ada berbagai macam materi pelatihan standar OSHA tersedia untuk
perusahaan. Pelatihan kepatuhan OSHA dikategorikan oleh tiga jenis industri:
konstruksi dan industri umum, industri maritim, dan kesehatan. Pedoman
konstruksi berlaku untuk sebagian besar pekerjaan yang membutuhkan tenaga
kerja manual yang berat, seperti konstruksi bangunan dan transportasi barang.
Pedoman industri umum digunakan dalam kaitannya usaha industri kecil seperti
industri rumah tangga hingga industri besar seperti pabrik perakitan kendaraan,
pembangkit listrik, pertambangan, dll. Industri maritim mengacu pada setiap
pekerjaan yang terjadi di laut, termasuk pengiriman dan pengeboran lepas pantai.
Rumah sakit, klinik, dan kantor dokter juga harus mengikuti peraturan yang
ditetapkan untuk keselamatan dan kesehatan kerja.
yang dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan yang berkelanjutan. Proses ini
dapat diterapkan di semua tingkatan kegiatan, jabatan, proyek, produk, maupun
asset.
Manajemen risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko K3 untuk
mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif,
terencana dan terstruktur dalam suatu kesisteman yang baik. Manajemen risiko K3
berkaitan dengan bahaya dan risiko yang ada di tempat kerja yang dapat
menimbulkan kerugian bagi peusahaan (Ramli, 2010).
Tujuan dari manajemen risiko adalah meminimilisir kerugian dan
meningkatkan kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian
dengan teori accident model dari ILCI, maka manajemen risiko dapat memotong
mata rantai kejadian kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan
terjadi. Pada dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya
kerugian maupun accident.
Menurut Ramli, (2010) manfaat manajemen risiko adalah sebagai berikut :
1. Menjamin kelangsungan usaha dengan mengurangi risiko dari setiap
kegiatan yang mengandung bahaya
2. Menekan biaya untuk penanggulangan kejadian yang tidak diinginkan
3. Menimbulkan rasa aman dikalangan pemegang saham mengenai
kelangsungan dan keamanan investasinya
4. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai risiko operasi
bagi setiap unsur dalam organisasi/ perusahaan
5. Memenuhi persyaratan perundangan yang berlaku
Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan manajemen resiko antara lain
(Salim, 2000):
1. Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah-
masalah yang rumit.
2. Memudahkan estimasi biaya.
3. Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang
dihasilkan dalam cara yang benar.
14
Aftortu, M.R. 2019. Analisis Resiko Proyek Konstruksi Studi Kasus Bendungan
Way Sekampung Paket 2 Dengan Metode Failure Mode And Effect Analysis
Dan Domino.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
AS/NZS 4360. 2004. Standards Australia and Standards New Zealand ; Risk
Management.
Blum, L.H. 1981. Planning for Health: Generics for The Eighties.
Darmanto, R. 1999. Kesehatan Kerja di Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Darwawi, H. 2000. Manajemen Asuransi. Jakarta: Bumi Aksara.
Idrus, M. 2009. Metode penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: PT. Gelora Akasara
Pratama.
Judgev, K. 2010. Project Management: The Managerial Process. International
Journal of Managing Projects in Business, .
Kerzner, H. 2006. Projet Management : A System Approach to Planning,
Schedulling, and Controlling. Inc. Ninth. New Jersey.
Lisenkov, V.M., Bestemyanov, P.F. 2015. Safety and Risk Management. JITA -
Journal of Information Technology and Applications (Banja Luka) -
APEIRON, .
Megginson. 1981. Organization Behavior Development Managerial Skills. New
York.
OSHA. 1999. Occupational Safety and Health Administration.
Peraturan Menteri Nomor 72/PRT/1997. Peraturan Menteri Nomor 72/PRT/1997.
, (1997).
Peraturan Pemerintah Nomor 37 Pasal 1. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Pasal
1. , (2010).
PERMENAKER No.5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun 1996
Pasal 1. , (1996).
PMBOK (Project Management Body of Knowledge). 2013. Project Management
Body of Knowledge (PMBOK). In Project Management Institute.
PP No.50. Peraturan Pemerintah (PP) No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. , (2012).
Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja. Dian
Rakyat, Jakarta, .
Rivai, V. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Rivai, Vei.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Salim, A. 2000. Asuransi dan Manajemen Risiko. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional).
Jilid 1. Jakarta.
Sorrill, C.M., Cooper, D., Chapman, C. 1987. Risk Analysis for Large Projects:
Models, Methods and Cases. The Journal of the Operational Research
Society, .
Trieschman, Hoyt, Gustavson. 2001. Risk Management and Insurance. Eleventh
E. South Western College.
Vaughan. 1978. Fundamentals of Risk and Insurance. Second Edi.
Wiyasa, I.W., Putera, I.G.. A., Nadiasa, M. 2015. Manajemen Risiko Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Pembangunan Ciputra World
Jakarta. Jurnal Spektran, 3(1): 1–9.