Anda di halaman 1dari 7

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No.

1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

GAMBARAN KECEMASAN PASIEN EKSTRAKSI GIGI DI RUMAH


SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) UNSRAT

Nurrany Brany Yahya1), Michael Andreas Leman1), Bernart S.P Hutagalung1)


1)
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran, UNSRAT

ABSTRACT

Anxiety is a normal response that frequently and experience by everyone when dealing with
something that is considered in threatening and can be affect a person’s behavior. Anxiety can occur
in various situations and coditions, one of which is dental anxiety. So that, needed for the approach
and good communication from the dentist to the patient to reduce anxiety in order not to cause
problems in the dental extractions in Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Unsrat in age category
early adults, mid adults and elderly. This type of research is a descriptive with a qualitative
approach (individual interviews). This research was conducted in the fourth week in August to the
third week of September 2015. Sampling by using total sampling. The results showed that the age
category most anxious is early adulthood. Results found also showed that of the 13 sampels, most of
which were most worried are female. There are several factors that influence anxiety, but the most
influential is the anxiety of samples of the onset of pain when action tooth extraction. Lack of
information regarding the action to be performed dental health wokers about dental extractions can
also cause anxiety to the patient.

Key words: dental Anxiety, tooth extraction, adult patients

ABSTRAK

Kecemasan merupakan respon normal yang sering terjadi dan dialami semua orang ketika
menghadapi sesuatu yang dianggap mengancam dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang.
Kecemasan dapat terjadi dalam berbagai situasi dan kondisi, salah satunya ialah kecemasan dental
(dental anxiety). Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kecemasan pasien ekstraksi gigi di
Rumah Sakit Gigi Mulut (RSGM) pada pasien kategori usia dewasa awal (18-40 tahun), dewasa
pertengahan (40-60 tahun) dan lanjut usia (< 60 tahun).Jenis penelitian yang digunakan yaitu
deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif (wawancara perorangan).Penelitian ini
dilakukan pada minggu ke empat dibulan agustus sampai dengan minggu ke tiga dibulan september.
Pengambilan sampel dengan menggunakan metode total sampling. Hasil penelitian menunjukkan
kategori usia yang paling banyak merasa cemas yaitu dewasa awal. Hasil yang ada juga
menunjukkan bahwa dari 13 subjek penelitian, sebagian besar yang paling banyak merasa cemas
adalah perempuan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan salah satu diantaranya yang
paling berpengaruh yakni kecemasan subjek terhadap timbulnya rasa sakit saat dilakukan tindakan
pencabutan gigi.Kurangnya informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada subjek
mengenai perawatan yang akan dilakukan khususnya ekstraksi gigi juga dapat menjadi salah satu
faktor pencetus timbulnya rasa cemas.

Kata kunci: kecemasan dental, ektraksi gigi, pasien dewasa

39
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN melakukan pengukuran tingkat kecemasan


seseorang perlu dilakukan penilaian dan
Data Riset Kesehatan Dasar pemeriksaan baik secara fisiologi,
(RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan emosional dan kognitif dari pasien seperti
bahwa penduduk Indonesia yang memiliki adanya tanda-tanda fisiologi, yang timbul
masalah gigi dan mulut sebesar 25,9% dan ditandai dengan meningkatnya denyut nadi
hanya sekitar 31,1 % yang menerima atau berkeringat (Pusparatri, 2015).
perawatan dan pengobatan gigi mulut dari Kecemasan dapat terjadi dalam berbagai
tenaga medis (perawat gigi, dokter gigi atau situasi dan kondisi, salah satunya ialah
dokter gigi spesialis), sedangkan 68,9% kecemasan dental.
lainnya tidak menerima perawatan gigi dan Kecemasan dental merupakan suatu
mulut. Secara keseluruhan kesempatan dan kecenderungan merasa cemas terhadap
keterjangkauan masyarakat Indonesia untuk perawatan gigi dan mulut (Koch & Poulsen,
mendapatkan pelayanan dari tenaga medis 2003). Kecemasan dental tidak hanya
gigi hanya sekitar 8,1 % (Anonim, 2013) terjadi pada pasien anak, tetapi juga dapat
terjadi pada pasien dewasa (Elvira, 2013).
Perawatan gigi dan mulut yang dapat
Pada pasien anak kecemasan ini menjadi
diterima oleh masyarakat terdiri dari
hal wajar dikarenakan situasi yang
beberapa jenis salah satu di antaranya
dihadapinya merupakan pengalaman baru,
adalah ekstraksi gigi. Ekstraksi gigi
sedangkan bagi pasien dewasa dapat terjadi
merupakan proses pencabutan atau
berdasarkan pengalaman buruk di masa
pengeluaran gigi dari tulang alveolus
kecil terhadap perawatan gigi dan mulut
(Harty, 1995) Menurut penelitian yang
yang dapat menyebabkan trauma serta
dilakukan Wardle yang dikutip oleh
berpengaruh hingga pasien dewasa (Hmud
Tangkere pada tahun 2013 dalam
& Walsh, 2013). Pada pasien yang belum
penelitiannya mengenai gambaran tingkat
memiliki pengalaman dilakukan ekstraksi
kecemasan pasien saat menjalani prosedur
gigi, timbulnya rasa cemas diakibatkan oleh
ekstraksi gigi dengan mendengarkan musik
beberapa faktor diantaranya yakni
mozart di puskesmas Tuminting
mendengarkan pengalaman dari orang lain,
menunjukkan bahwa prosedur ekstraksi gigi
seperti teman dan anggota keluarganya
merupakan pencetus utama terjadinya
yang sudah pernah dilakukan ekstraksi gigi
kecemasan seseorang (Tangkere, 2013).
atau kurangnya pengetahuan maupun
Kecemasan merupakan respon normal
informasi mengenai perawatan yang akan
yang sering terjadi dan dialami semua
dilakukan.
orang ketika menghadapi sesuatu yang
Survei awal yang dilakukan peneliti di
dianggap mengancam dan dapat
Rumah Sakit Gigi Mulut (RSGM Unsrat)
mempengaruhi perilaku seseorang. Hal ini
menunjukkan bahwa pasien yang hendak
diperparah apabila orang tersebut pernah
dilakukan tindakan pencabutan gigi merasa
mengalami trauma sebelumnya dan dapat
cemas saat menunggu giliran untuk
berpengaruh terhadap perawatan di masa
dilakukan ekstraksi gigi serta terdapat
yang akan datang. Untuk itu perlu
berbagai karakteristik pasien baik dari segi
dilakukan pendekatan dan komunikasi yang
usia, jenis kelamin, sosial dan ekonomi.
baik oleh dokter gigi ke pasien untuk
Berdasarkan survei tersebut peneliti tertarik
mengurangi kecemasan mereka agar tidak
untuk melakukan penelitian mengenai
menimbulkan masalah dalam proses
kecemasan pasien ekstraksi gigi di Rumah
perawatan pasien tersebut. Setiap orang
Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Unsrat.
yang mengalami kecemasan memiliki cara
Penelitian ini bertujuan untuk melihat
untuk menunjukkan kecemasannya,
gambaran kecemasan pasien ekstraksi gigi
sehingga tidak memungkinkan untuk
di RSGM Unsrat.
menentukan seberapa besar kecemasan
yang dialami orang tersebut. Untuk
40
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

Lanjut usia > 60 tahun 11 19,30


BAHAN DAN METODE Total 57 100

Jenis penelitian yang digunakan dalam Tabel 2. Karakteristik subjek penelitian


penelitian ini yaitu deskriptif dengan menurut jenis kelamin
menggunakan pendekatan kualitatif Jenis kelamin n %
(wawancara perorangan). Penelitian telah Laki-laki 16 28,1
dilakukan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Perempuan 41 71,9
(RSGM) Unsrat pada bulan Mei - Total 57 100
September 2015. Populasi pada penelitian
ini yaitu pasien dewasa dengan pembagian Tabel 3. Hasil analisis data pertanyaan
pertama, sembilan, sepuluh dan sebelas
usia menurut Hurlock yaitu dewasa awal
Kategori subjek n %
18-40 tahun, pertengahan 40-60 dan lanjut
Cemas 13 22,8
usia 60 tahun keatas yang melakukan
Tidak cemas 44 77,2
ekstraksi gigi di RSGM Unsrat. Dalam Total 57 100
penelitian ini peneliti menggunakan total
sampling dengan sampel yang diperoleh Tabel 4. Variasi jawaban pertanyaan dua
sebanyak 57 subjek yang sesuai dengan sampai dengan delapan
kriteria inklusi selama empat minggu. Pertanyaan Variasi n %
Instrumen dalam penelitian ini yaitu jawaban
panduan wawancara dengan pertanyaan 2.Hal apa saja Tidak ada 0 0,0
terbuka. Proses pengumpulan data dalam yang membuat Rasa sakit 5 38,5
penelitian ini dilakukan wawancara dengan cemas saat ini? Perawatan 2 15,4
memberikan pertanyaan terbuka dan Alat 2 15,4
merekam proses wawancara tersebut. Data pengalaman 2 15,4
yang digunakan dalam penelitian ini Penyakit 1 7,7
dianalisis dengan mengelompokkan subjek sistemik
penelitian yang cemas dan tidak cemas Anastesi 1 7,7
yang dilakukan oleh coder dan kemudian 3.Apakah anda Pernah 8 61,5
dimasukkan dalam tabel kerja. pernah Tidak pernah 5 38,5
dilakukan
HASIL PENELITIAN pencabutan gigi
sebelumnya?
Penelitian ini dilaksanakan pada 4.Sebelumnya Tidak ada 5 38,5
minggu keempat dibulan Agustus sampai anda pernah Puskesmas 5 38,5
dengan minggu ketiga bulan September di pencabutan Rumah sakit 0 0,0
Rumah Sakit Gigi Mulut (RSGM) Unsrat dimana? Praktek 2 15,4
yang berlokasi di Jl. Dr. Soetomo No. 3, pribadi drg.
Manado. Jumlah subjek dalam penelitian Perawatan 1 7,7
ini berjumlah 57 yang bersedia menjadi gratis
subjek dalam penelitian ini. Hasil penelitian 5.Mengapa Lubang 7 53,8
menunjukkan karakteristik subjek anda ingin Goyang 1 7,7
penelitian sebagai berikut. dilakukan Sakit/nyeri 1 7,7
pencabutan Keropos 1 7,7
Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian gigi? Patah 2 15,4
menurut kategori usia Sisa akar 0 0,0
Kategori usia (Tahun) n %
Prostodontik 0 0,0
Dewasa awal 18-40 23 40,35 Ortodontik 0 0,0
tahun Impaksi 1 7,7
Dewasa pertengahan 23 40,35 6.Informasi apa Tidak tahu 8 61,5
40-60 tahun yang anda Pelayanan 1 7,7
41
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

ketahui Kesembuhan 1 7,7 fisiologi, kognitif dan emosional. Hal ini


mengenai Kebutaan 1 7,7 dapat dilihat dari tanda-tanda fisiologis
pencabutan Rasa sakit 1 7,7 yang terjadi, seperti subjek terlihat
gigi? Jangan 0 0,0 berkeringat lebih, terlihat pucat, cara
menghisap bernafas subjek yang tidak teratur, buang
ludah air kecil terus-menerus serta sering
Perdarahan 1 7,7 menggerakkan salah satu anggota tubuh
Penyebab 0 0,0
secara berulang kali seperti
kerusakan gigi
menggoyangkan tangan atau kaki. Beberapa
7.Darimana Tidak ada 8 61,5
sumber Teman 2 15,4 tanda-tanda yang ada ditunjukkan oleh
informasi yang Tenaga 1 7,7 subjek penelitian sesuai dengan penjelasan
anda dapat? kesehatan kepustakaan mengenai manifestasi dari
Anggota 0 0,0 kecemasan seperti merasa sakit perut,
keluarga pusing, hiperhidrosis (keringat berlebih),
Pengalaman 2 15,4 hiperrefleksia (refleks otot), palpitasi
pribadi (perasaan berdebar-debar atau denyut
Media 0 0,0 jantung tidak teratur), gelisah, sinkop
8.Hal apa saja Sama dengan (pingsan), takikardia (kecepatan denyut
yang jawaban no.6 jantung yang abnormal), tremor (gemetar),
diceritakan? frekuensi, hesitansi, dan urgensi uri
Total 13 100 (dorongan mendesak yang mendadak untuk
berkemih) (Sadock & Sadock, 2010).
Tabel 5. Karateristik subjek penelitian cemas Dari 13 subjek penelitian yang
menurut kategori usia menyatakan merasa cemas, karakteristik
Kategori usia n % subjek penelitian cemas menurut kategori
Dewasa awal (18-40 7 53,8
usia menunjukkan bahwa bila dibandingkan
tahun)
Dewasa pertengahan (40- 5 38,5 ketiga kategori usia ini yang paling banyak
60 tahun) merasa cemas yaitu kategori usia dewasa
Lanjut usia (> 60 tahun) 1 7,7 awal. Dikutip dari penelitian yang
dilakukan oleh Mawa pada tahun 2013
Total 13 100
menyatakan bahwa pasien dewasa muda
(awal) lebih labil dalam menghadapi suatu
Tabel 6. Karakteristik subjek penelitian cemas
menurut jenis kelamin
hal tertentu yang dapat membuat mereka
Jenis kelamin n % tertekan. Oleh karena itu, banyak pasien
Laki-laki 2 15,4 dewasa muda (awal) merasa lebih cemas,
Perempuan 11 84,6 sesuai juga dengan pendapat dari Kirova
Total 13 100 dalam jurnal International Medical
Association Bulgaria tahun 2011
mengatakan bahwa berdasarkan data
PEMBAHASAN statistik usia 25–26 tahun merupakan usia
dimana seseorang mengalami kecemasan
Dari hasil wawancara terhadap 57 dental yang paling tinggi (Mawa,2013).
subjek, diperoleh 13 subjek yang merasa Karakteristik kecemasan berdasarkan
cemas. Hasil ini diperoleh berdasarkan kategori jenis kelamin, sebagian besar
penilaian yang dilakukan oleh peneliti pada berjenis kelamin perempuan. Pada
pertanyaan pertama, sembilan, sepuluh dan umumnya kecemasan sering terjadi pada
sebelas. Pengelompokan kategori cemas perempuan karena dari sudut pandang
yang dilakukan terhadap subjek selain psikologis, perempuan lebih berpikir
berdasarkan jawaban yang diperoleh dari dengan perasaan dibandingkan laki-laki.
hasil wawancara, peneliti juga melakukan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
penilaian terhadap subjek baik secara
42
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

Ter Horst dan Wit juga mengatakan bahwa pengalaman buruk. Pengalaman buruk yang
perempuan lebih cemas dibandingkan laki- dialami subjek dapat berpengaruh terhadap
laki (Alaki, 2011). Namun, laki-laki perawatan selanjutnya. Berdasarkan
cenderung tidak mau mengaku merasa kepustakaan dan penelitian yang dilakukan
cemas dan hal ini mungkin berhubungan oleh Gow faktor timbulnya rasa cemas
dengan perbedaan peran gender di mana salah satunya adalah trauma karena
wanita lebih bersedia untuk pengalaman buruk yang dialami. Banyak
mengungkapkan perasaan kecemasannya hal yang dapat mempengaruhi kecemasan
dari pada laki-laki (Brukuene et al, 2006). seseorang, tetapi kemungkinan besar
Dari data yang diperoleh ke 13 subjek timbulnya kecemasan dental disebabkan
yang merasa cemas sebagian besar karena adanya pengalaman buruk pasien
menyatakan, hal penyebab timbulnya rasa sewaktu kecil atau pada masa remaja, yang
cemas subjek sebelum dilakukan ekstraksi dapat menjadi penyebab utama rasa cemas
gigi yaitu kecemasan subjek terhadap pada orang dewasa (Natamiharja dan
timbulnya rasa sakit yang akan dirasakan Manurung, 2007).
saat dilakukan tindakan ekstraksi gigi. Dari hasil wawancara, jawaban yang
Selain kecemasan subjek terhadap diperoleh dari subjek yang sudah pernah
timbulnya rasa sakit saat dan sesudah dilakukan tindakan ekstraksi gigi. Instansi
dilakukan ekstraksi gigi, hal lain penyebab kesehatan yang paling banyak dikunjungi
timbulnya rasa cemas subjek yakni oleh subjek yaitu puskesmas. Alasan subjek
kesalahan perawatan/tindakan yang akan memilih puskesmas karena biaya yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan, melihat dikeluarkan tidak terlalu mahal dan bahkan
alat-alat yang digunakan, pengalaman gratis, sedangkan tempat pelayanan
pribadi yang dialami oleh subjek yang kesehatan yang paling sedikit dikunjungi
menimbulkan rasa trauma dan adanya yaitu tempat praktek pribadi dokter gigi
penyakit sistemik. Beberapa jawaban yang karena biaya yang cukup mahal yang harus
diperoleh dari subjek penelitian sesuai dikeluarkan oleh subjek. Sebagian besar
dengan penjelasan pada kepustakaan yang subjek yang diwawancarai menyatakan
menyatakan faktor-faktor dari kecemasan memiliki status ekonomi rendah.
yakni pengalaman traumatik, faktor Berdasarkan penjelasan dalam kepustakaan,
keluarga/teman, faktor fobia alat perawatan masyarakat yang status sosial ekonominya
gigi dan karakteristik pasien yakni takut rendah cenderung lebih takut dan cemas
dengan rasa sakit dan takut cedera/ luka terhadap perawatan gigi dibandingkan
yang berakibat perdarahan (Berghdal,2012). dengan masyarakat yang sosial ekonominya
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gow menengah ke atas. Hal ini dikarenakan
di Inggris juga menunjukkan hal yang perawatan gigi tersebut kurang umum bagi
sama. Gow menyatakan bahwa rasa cemas masyarakat yang status ekonominya rendah
pada ekstraksi gigi dapat terjadi karena (Berghdal, 2012).
beberapa faktor yaitu rasa takut darah atau Jawaban yang diperoleh dari 13 subjek
luka yang berdarah, pasien takut kesakitan, yang merasa cemas sebagian besar ingin
pasien yang belajar dari pengalaman dilakukan ekstraksi gigi karena adanya rasa
anggota keluarga dan teman yang sakit yang timbul karena akibat keadaan
mengalami hal buruk ketika melakukan gigi subjek yang sudah berlubang. Hal ini
ekstraksi gigi, pasien yang trauma karena berkaitan dengan keluhan utama pasien,
pengalaman buruk yang dialami, dan berdasarkan penjelasan balaji dalam
karakter pasien (Vassend & Olav, 2005). Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery
Dari data yang diperoleh dari 13 subjek dalam pemeriksaan subyektif terhadap
yang merasa cemas sebagian besar sudah pasien, keluhan utama pasien ke dokter gigi
pernah dilakukan ekstraksi gigi, beberapa salah satunya adalah rasa sakit (Balaji,
diantaranya menyatakan memiliki 2007).
43
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

Tiga belas subjek yang merasa cemas, memperkuat dan membangun hubungan
sebagian besar tidak mengetahui informasi dan fikiran positif pasien terhadap
mengenai ekstraksi gigi dan sumber yang perawatan gigi dan mulut (Nolen, 2007).
memberikan informasi yang jelas mengenai
ekstraksi gigi. Hal ini menunjukkan bahwa
informasi yang diberikan oleh tenaga
kesehatan (dokter gigi/ mahasiswa profesi
dokter gigi/perawat gigi) sebelum dan KESIMPULAN
sesudah dilakukannya tindakan ekstraksi
gigi masih kurang. Informasi yang diterima Hasil penelitian yang dilakukan
oleh pasien dapat mempengaruhi menunjukkan bahwa dari 57 subjek yang
kecemasannya. Berdasarkan hasil yang diwawancarai hanya 13 subjek yang merasa
didapat, sumber informasi yang diperoleh cemas dengan persentasi sebesar 22,8%.
subjek hanya dari teman ataupun anggota Subjek yang paling banyak merasa cemas
keluarga pasien. Salah satu faktor berdasarkan kategori usia yaitu kategori
kecemasan yakni faktor teman dan usia dewasa awal dengan persentasi sebesar
keluarga, berupa cerita mereka tentang 53,8%, sedangkan berdasarkan jenis
ketakutan terhadap dokter gigi. Hal ini kelamin yang paling banyak merasa cemas
memiliki pengaruh yang sangat besar yaitu perempuan dengan persentasi sebesar
terhadap pandangan seseorang terhadap 84,6% dibandingkan laki-laki hanya sebesar
dokter gigi serta komentar negatif dan 15,4%.
pikiran yang salah tentang perawatan gigi Sebagian besar subjek tidak mengetahui
(Sadock dan Sadock, 2010). informasi mengenai ekstraksi gigi, hal ini
Dari hasil wawancara pertanyaan ditunjukkan dari 13 subjek yang merasa
kedelapan, jawaban yang diperoleh sama cemas 8 diantaranya tidak mengetahui
dengan pertanyaan keenam. Pada informasi mengenai ekstraksi gigi dengan
pertanyaan kesembilan, sepuluh dan persentasi sebesar 61,5%.
sebelas, dari 57 subjek diwawancarai tersisa
hanya 13 subjek yang konsisten SARAN
menyatakan merasa cemas, jadi sebagian Diharapkan bagi pihak RSGM Unsrat
besar subjek merasa tidak cemas. Pelayanan dan tenaga kesehatan (dokter
yang baik dari tenaga kesehatan (dokter gigi/mahasiswa profesi) untuk dapat
gigi/mahasiswa profesi dokter gigi) di meningkatkan pelayanan dan mutu, baik
RSGM Unsrat terhadap pasien dapat ketersediaan sarana dan prasana, suasana
membantu mengurangi bahkan nyaman dan tenang serta informasi yang
menghilangkan rasa cemas yang dirasakan diberikan lebih lengkap dan jelas kepada
pasien. Penanganan kecemasan dental yang pasien terhadap berbagai jenis perawatan
dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yaitu yang akan diberikan khususnya ekstraksi
membangun hubungan harmonis dengan gigi baik kepada pasien yang baru pertama
pasien serta adanya informasi yang kali ataupun yang sudah pernah dilakukan
diberikan mengenai perawatan yang akan tindakan ekstraksi gigi sebelumnya.
dilakukan yang dikemas secara menarik dan Sehingga pasien dapat membagikan
mudah dipahami pasien seperti adanya informasi tersebut kepada teman maupun
poster-poster di RSGM yang berisi anggota keluarganya. Diharapkan dengan
informasi berupa cara menjaga kesehatan manajemen yang baik kepada pasien akan
gigi dan mulut atau pun penjelasan memberikan pengalaman yang baik pula
mengenai perawatan yang ada di RSGM. terhadap pasien guna mengurangi
Informasi ini selain menambah kecemasannya di masa yang akan datang
pengetahuan pasien juga dapat menjadi ketika pasien akan melakukan perawatan
modeling yang bertujuan untuk gigi dan mulut lagi.
44
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

adolescent. Klingberg G,Raadal


M,eds. Pediatric dentistry. A clinical
DAFTAR PUSTAKA approach. 1st ed. Oxford. Blackwell
Munksgaard. p. 53-68.
Alaki S, Alotaibi A, Almabadi E, Alanquri
E. 2012. Dental anxiety in middle
school children and their caregivers:
Mawa MAC. 2013. Gambaran tingkat
prevalences and severity. J Dent Oral
kecemasan pasien usia dewasa pra
Hyg Jan;4(1): p.6-11
tindakan pencabutan gigi di Balai
Pengobatan Rumah Sakit Gigi dan
Anonim. 2013. Laporan hasil Riset
Mulut Manado. Manado. Jurnal e-
Kesehatan Dasar (RisKesDas) 2.
Gigi. h.5.
Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia; 2013.h.146-7.
Natamiharja L, Manurung YRL. 2007. Rasa
takut terhadap perawatan gigi.
Balaji SM. 2007. Textbook of Oral and
Dentika Dental Journal; 12(2): h.200-
Maxillofacial Surgery. New Delhi:
2.
Elsevier. p.104-12.
Nolen S, Hoeksema. 2007. Abnormal
Berghdal J. 2012. Clinical management of
psychology. 4th ed. New York:
the adult patient with dental anxiety.
McGraw-Hill.p. 228.
Thesis. Tromso: Masteroppgave
klinik odontologi. p.4-6.
Sadock BJ, Sadock VA. 2010. Kaplan &
Sadock Buku ajar psikiatri klinis edisi
Brukiene V, Jolanta A, Irena B.2006. Is
2. Jakarta: EGC.h.230-55.
dental treatment experience related to
dental anxiety? A cross-sectional
Tangkere H. 2013.Gambaran kecemasan
study in Lithuanian adolescents.
pasien saat menjalani prosedur
Stomatologica, Baltic Dental and
ekstraksi gigi sambil mendengarkan
Maxillofacial Journal. 8(4): p.108 –
musik mozart di puskesmas. Jurnal e
115.
– Gigi. 1(1):h.70.
Elvira SD, Hadisukanto G. 2013. Buku Ajar
Vassend, Olav. 2005. Anxiety, Pain and
Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit
Discomfort Associated with Dental
FKUI;2013.h.250,514.
Treatment. Behavior Research and
Therapy. 31(7): p.659-666.
Harty, F.J. 1995. Kamus kedokteran gigi.
Jakarta:EGC;1995.h.117

Hmud R, Walsh LJ. 2009. Dental anxiety :


causes, complications and
management approaches. J Minim
Interv Dent . 2(1): p.67-78.

Kirova DG. 2011. Dental anxiety among


dental students. JofIMAB–Annual
Proceding (Scientific Papaers). 17:
p.137-9.

Koch G, poulsen S. 2003. Behaviour


management problems in children and
45

Anda mungkin juga menyukai