1 SM
1 SM
ABSTRACT
Anxiety is a normal response that frequently and experience by everyone when dealing with
something that is considered in threatening and can be affect a person’s behavior. Anxiety can occur
in various situations and coditions, one of which is dental anxiety. So that, needed for the approach
and good communication from the dentist to the patient to reduce anxiety in order not to cause
problems in the dental extractions in Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Unsrat in age category
early adults, mid adults and elderly. This type of research is a descriptive with a qualitative
approach (individual interviews). This research was conducted in the fourth week in August to the
third week of September 2015. Sampling by using total sampling. The results showed that the age
category most anxious is early adulthood. Results found also showed that of the 13 sampels, most of
which were most worried are female. There are several factors that influence anxiety, but the most
influential is the anxiety of samples of the onset of pain when action tooth extraction. Lack of
information regarding the action to be performed dental health wokers about dental extractions can
also cause anxiety to the patient.
ABSTRAK
Kecemasan merupakan respon normal yang sering terjadi dan dialami semua orang ketika
menghadapi sesuatu yang dianggap mengancam dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang.
Kecemasan dapat terjadi dalam berbagai situasi dan kondisi, salah satunya ialah kecemasan dental
(dental anxiety). Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kecemasan pasien ekstraksi gigi di
Rumah Sakit Gigi Mulut (RSGM) pada pasien kategori usia dewasa awal (18-40 tahun), dewasa
pertengahan (40-60 tahun) dan lanjut usia (< 60 tahun).Jenis penelitian yang digunakan yaitu
deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif (wawancara perorangan).Penelitian ini
dilakukan pada minggu ke empat dibulan agustus sampai dengan minggu ke tiga dibulan september.
Pengambilan sampel dengan menggunakan metode total sampling. Hasil penelitian menunjukkan
kategori usia yang paling banyak merasa cemas yaitu dewasa awal. Hasil yang ada juga
menunjukkan bahwa dari 13 subjek penelitian, sebagian besar yang paling banyak merasa cemas
adalah perempuan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan salah satu diantaranya yang
paling berpengaruh yakni kecemasan subjek terhadap timbulnya rasa sakit saat dilakukan tindakan
pencabutan gigi.Kurangnya informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada subjek
mengenai perawatan yang akan dilakukan khususnya ekstraksi gigi juga dapat menjadi salah satu
faktor pencetus timbulnya rasa cemas.
39
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493
Ter Horst dan Wit juga mengatakan bahwa pengalaman buruk. Pengalaman buruk yang
perempuan lebih cemas dibandingkan laki- dialami subjek dapat berpengaruh terhadap
laki (Alaki, 2011). Namun, laki-laki perawatan selanjutnya. Berdasarkan
cenderung tidak mau mengaku merasa kepustakaan dan penelitian yang dilakukan
cemas dan hal ini mungkin berhubungan oleh Gow faktor timbulnya rasa cemas
dengan perbedaan peran gender di mana salah satunya adalah trauma karena
wanita lebih bersedia untuk pengalaman buruk yang dialami. Banyak
mengungkapkan perasaan kecemasannya hal yang dapat mempengaruhi kecemasan
dari pada laki-laki (Brukuene et al, 2006). seseorang, tetapi kemungkinan besar
Dari data yang diperoleh ke 13 subjek timbulnya kecemasan dental disebabkan
yang merasa cemas sebagian besar karena adanya pengalaman buruk pasien
menyatakan, hal penyebab timbulnya rasa sewaktu kecil atau pada masa remaja, yang
cemas subjek sebelum dilakukan ekstraksi dapat menjadi penyebab utama rasa cemas
gigi yaitu kecemasan subjek terhadap pada orang dewasa (Natamiharja dan
timbulnya rasa sakit yang akan dirasakan Manurung, 2007).
saat dilakukan tindakan ekstraksi gigi. Dari hasil wawancara, jawaban yang
Selain kecemasan subjek terhadap diperoleh dari subjek yang sudah pernah
timbulnya rasa sakit saat dan sesudah dilakukan tindakan ekstraksi gigi. Instansi
dilakukan ekstraksi gigi, hal lain penyebab kesehatan yang paling banyak dikunjungi
timbulnya rasa cemas subjek yakni oleh subjek yaitu puskesmas. Alasan subjek
kesalahan perawatan/tindakan yang akan memilih puskesmas karena biaya yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan, melihat dikeluarkan tidak terlalu mahal dan bahkan
alat-alat yang digunakan, pengalaman gratis, sedangkan tempat pelayanan
pribadi yang dialami oleh subjek yang kesehatan yang paling sedikit dikunjungi
menimbulkan rasa trauma dan adanya yaitu tempat praktek pribadi dokter gigi
penyakit sistemik. Beberapa jawaban yang karena biaya yang cukup mahal yang harus
diperoleh dari subjek penelitian sesuai dikeluarkan oleh subjek. Sebagian besar
dengan penjelasan pada kepustakaan yang subjek yang diwawancarai menyatakan
menyatakan faktor-faktor dari kecemasan memiliki status ekonomi rendah.
yakni pengalaman traumatik, faktor Berdasarkan penjelasan dalam kepustakaan,
keluarga/teman, faktor fobia alat perawatan masyarakat yang status sosial ekonominya
gigi dan karakteristik pasien yakni takut rendah cenderung lebih takut dan cemas
dengan rasa sakit dan takut cedera/ luka terhadap perawatan gigi dibandingkan
yang berakibat perdarahan (Berghdal,2012). dengan masyarakat yang sosial ekonominya
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gow menengah ke atas. Hal ini dikarenakan
di Inggris juga menunjukkan hal yang perawatan gigi tersebut kurang umum bagi
sama. Gow menyatakan bahwa rasa cemas masyarakat yang status ekonominya rendah
pada ekstraksi gigi dapat terjadi karena (Berghdal, 2012).
beberapa faktor yaitu rasa takut darah atau Jawaban yang diperoleh dari 13 subjek
luka yang berdarah, pasien takut kesakitan, yang merasa cemas sebagian besar ingin
pasien yang belajar dari pengalaman dilakukan ekstraksi gigi karena adanya rasa
anggota keluarga dan teman yang sakit yang timbul karena akibat keadaan
mengalami hal buruk ketika melakukan gigi subjek yang sudah berlubang. Hal ini
ekstraksi gigi, pasien yang trauma karena berkaitan dengan keluhan utama pasien,
pengalaman buruk yang dialami, dan berdasarkan penjelasan balaji dalam
karakter pasien (Vassend & Olav, 2005). Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery
Dari data yang diperoleh dari 13 subjek dalam pemeriksaan subyektif terhadap
yang merasa cemas sebagian besar sudah pasien, keluhan utama pasien ke dokter gigi
pernah dilakukan ekstraksi gigi, beberapa salah satunya adalah rasa sakit (Balaji,
diantaranya menyatakan memiliki 2007).
43
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493
Tiga belas subjek yang merasa cemas, memperkuat dan membangun hubungan
sebagian besar tidak mengetahui informasi dan fikiran positif pasien terhadap
mengenai ekstraksi gigi dan sumber yang perawatan gigi dan mulut (Nolen, 2007).
memberikan informasi yang jelas mengenai
ekstraksi gigi. Hal ini menunjukkan bahwa
informasi yang diberikan oleh tenaga
kesehatan (dokter gigi/ mahasiswa profesi
dokter gigi/perawat gigi) sebelum dan KESIMPULAN
sesudah dilakukannya tindakan ekstraksi
gigi masih kurang. Informasi yang diterima Hasil penelitian yang dilakukan
oleh pasien dapat mempengaruhi menunjukkan bahwa dari 57 subjek yang
kecemasannya. Berdasarkan hasil yang diwawancarai hanya 13 subjek yang merasa
didapat, sumber informasi yang diperoleh cemas dengan persentasi sebesar 22,8%.
subjek hanya dari teman ataupun anggota Subjek yang paling banyak merasa cemas
keluarga pasien. Salah satu faktor berdasarkan kategori usia yaitu kategori
kecemasan yakni faktor teman dan usia dewasa awal dengan persentasi sebesar
keluarga, berupa cerita mereka tentang 53,8%, sedangkan berdasarkan jenis
ketakutan terhadap dokter gigi. Hal ini kelamin yang paling banyak merasa cemas
memiliki pengaruh yang sangat besar yaitu perempuan dengan persentasi sebesar
terhadap pandangan seseorang terhadap 84,6% dibandingkan laki-laki hanya sebesar
dokter gigi serta komentar negatif dan 15,4%.
pikiran yang salah tentang perawatan gigi Sebagian besar subjek tidak mengetahui
(Sadock dan Sadock, 2010). informasi mengenai ekstraksi gigi, hal ini
Dari hasil wawancara pertanyaan ditunjukkan dari 13 subjek yang merasa
kedelapan, jawaban yang diperoleh sama cemas 8 diantaranya tidak mengetahui
dengan pertanyaan keenam. Pada informasi mengenai ekstraksi gigi dengan
pertanyaan kesembilan, sepuluh dan persentasi sebesar 61,5%.
sebelas, dari 57 subjek diwawancarai tersisa
hanya 13 subjek yang konsisten SARAN
menyatakan merasa cemas, jadi sebagian Diharapkan bagi pihak RSGM Unsrat
besar subjek merasa tidak cemas. Pelayanan dan tenaga kesehatan (dokter
yang baik dari tenaga kesehatan (dokter gigi/mahasiswa profesi) untuk dapat
gigi/mahasiswa profesi dokter gigi) di meningkatkan pelayanan dan mutu, baik
RSGM Unsrat terhadap pasien dapat ketersediaan sarana dan prasana, suasana
membantu mengurangi bahkan nyaman dan tenang serta informasi yang
menghilangkan rasa cemas yang dirasakan diberikan lebih lengkap dan jelas kepada
pasien. Penanganan kecemasan dental yang pasien terhadap berbagai jenis perawatan
dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yaitu yang akan diberikan khususnya ekstraksi
membangun hubungan harmonis dengan gigi baik kepada pasien yang baru pertama
pasien serta adanya informasi yang kali ataupun yang sudah pernah dilakukan
diberikan mengenai perawatan yang akan tindakan ekstraksi gigi sebelumnya.
dilakukan yang dikemas secara menarik dan Sehingga pasien dapat membagikan
mudah dipahami pasien seperti adanya informasi tersebut kepada teman maupun
poster-poster di RSGM yang berisi anggota keluarganya. Diharapkan dengan
informasi berupa cara menjaga kesehatan manajemen yang baik kepada pasien akan
gigi dan mulut atau pun penjelasan memberikan pengalaman yang baik pula
mengenai perawatan yang ada di RSGM. terhadap pasien guna mengurangi
Informasi ini selain menambah kecemasannya di masa yang akan datang
pengetahuan pasien juga dapat menjadi ketika pasien akan melakukan perawatan
modeling yang bertujuan untuk gigi dan mulut lagi.
44
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493