Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM

I. Kasus ( masalah utama )


Waham
1. Pengertian
a. Waham adalah keyakinan pribadi palsu yang tidak sesuai dengan
keceerdasan seseorang atau latar belakang budaya. Individu terus
untuk memiliki keyakinan meskipun bukti jelas bahwa itu adalah palsu
atau tidak rasional (Townsend, 2014)
b. Waham adalah istilah yang digunakan untuk menggamabarkan
keyakinan palsu didasarkan pada kesimpulan yang salah tentang
realitas eksternal yang jelas (Shives,2012).
c. Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
realitas yang salah, keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat
intelektual dan latar belakang budaya klien (Keliat,2011)

2. Klasifikasi Waham
Menurut Shives 2012, waham dibagi menjadi :
a. Waham persecutory/ kejar : waham ini percaya bahwa ada yang
bersekongkol melawan, memata-matai, meracuni atau dibius, Dn
difitnah jahat.
b. Waham cemburu : seseorang meyakini bahwa orang yang dicintai atau
orang yang disayangi atau orang penting lainnya adalah setia. Waham
ini terjadi biasanya pada orang yang dengan penyakit psikiatri
sebelumnya.
c. Waham erotomatic : keyakinan seseorang yang berstatus social tinggi
atau seseorang public figure mencintainya, keyakinan ini biasanya
terjadi pada wanita.
d. Waham kebesaran : seseorang meyakinini bahwa dirinya memiliki
kedudukan penting atau diriinya sebagai orang yang penting.
(misalnya : seseorang meyakini bahwa dirinta adalah seseorang yang
membuat penemuan penting)
e. Waham somatic : keyakinan bahwa dirinya mengalami kecacatan akan
tetapi dalam pemeriksaan medis tidak terjadi gangguan.

Rentang Respon Neurobiologi

- Pikiran Logis - Proses Pikir -Gangguan Proses Pikir : Waham


- Persepsi Akurat - Kadang Ilusi - PSP : Halusinasi
- Emosi konsisten - Emosi +/- - Kerusakan Emosi
- Perilaku Sesuai - Perilaku tidak sesuai- Perilaku Tidak Sesuai
- Hubungan Sosial - Menarik Diri - Isolasi Sosial Terorganisir

II. Proses Terjadinya Masalah

Penyebab skizofrenia masih belum pasti. Paling kemungkinan ada dua faktor
tunggal dapat terlibat dalam etiologi ; bukan, penyakit ini mungkin hasil dari
kombinasi pengaruh termasuk biologi, psikologis, dan faktor lingkungan.
1. Faktor predisposisi menurut (twonsend, 2014) :
a. Pengaruh biologis
b. Studi twin
c. Studi adopsi
d. Dopamin Hipotesis
e. Biokimia Hipotesis
f. Pengaruh Fisiologis
g. Infeksi Virus

2. Faktor presipitasi menurut (Shives,2012) :


a. Relokasi karena imigrasi atau emigrasi
b. Isolasi social
c. Gangguan sensorik seperti ketulian dan kebutaan
d. Stress berat
e. Status sosial ekonomi rendah dimana seseorang mengalami
diskriminasi / ketidakberdayaan
f. Kepribadian fitur seperti rendah diri atau sensitivitas interpersonal
yang tidak biasa
g. Konflik percaya - takut
3. Stressor pencetus
a. Biologi
b. Stress lingkungan
c. Pemicu gejala
4. Mekanisme koping
a. Regresi
b. Proyeksi
c. Menarik diri
5. Sumber koping
Sumber koping individu perlu dikaji dengan pehaman terhadap perilaku,
kekuatan dapat meliputi seperti model intelegensia atau kreativitas yang
tinggi.
Orang tua harus mendidik anak-anak dan dewasa muda tentang
keterampilan koping karena mereka biasanya tidak hanya belajar dari
pengamatan.
Sumber keluarga dapat berupa pengetahuan tentang penyakit, financial
yang cukup, ketersediaan waktu, tenaga, dan kemampuan untuk
memberikan dukungan secara berkesinambungan (Stuart,2010).
Kondisi keluarga yang perlu dikaji adalah komunikasi dalam keluarga baik
waktu maupun kualitasnya, kemungkinan kegiatan sehari-hari yang dapat
klien lakukan naik perawatan diri maupun kegiatan seharian (Keliat,2010).
Kategori Waham, (Keliat, 2010)
1. Waham sistematis : konsisten, berdasarkan pemikiran mungkin terjadi
walau hanya secara teoritis
2. Waham nonsistematis : Tidak konsisten, yang secara logis dan teoritis
tidak mungkin.

6. Manifestasi Klinis WAHAM


Waham mungkin aneh atau non-aneh. Individu yang dominan (kasus
primer atau inducer) biasanya memiliki gangguan psikotik kronis dengan
menonjol, bahwa individu tunduk (kasus sekunder) mulai percaya,
individu tunduk biasanya sehat, tetapi sering kurang cerdas, mudah tetipu,
lebih pasif, atau lebih kurang harga diri dari pada individu yang dominan
(Sadock & Sadock, 2010).
Waham umumnya ditandai dnegan kecurigaan ekstrim, kecemburuan, dan
ketidak percayaan, dalam pengaturan klinis psikiatri. Gejala klinis lain
termasuk isolasi social, prilaku eksentrik, kecemasa, depresi, klien
mengatasinya dengan pikiran waham (Shives, 2012).

III. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji

NO DATA MASALAH

1. - Meyakini memiliki kebesaran atau Waham


kekuasaan khusus, di ucapkan
berulangkali tapi tidak sesuai dengan
kenyataan
- Meyakini ada seseorang atau kelompok
yang berusaha merugikan atau
mencederai dirinya, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai dengan
kenytaan
- Memiliki keyaknan terhadap sesuatu
agama secara berlebiham, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan
- Meyakini bahwa tubuh atau bagian
tubuhnya terganggu atau terserang
penyakit, di ucapkan berulangkali tapi
tidak sesuai dengan kenyataan.
- Meyakini bahwa diriinya sudah tidak ada
di dunia atau meninggal, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai dnegan
kenyataan.

IV. Pohon Masalah

Resiko Perilaku Kekerasan

GPP : WAHAM

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Pohon Masalah pada Masalah GPP : Waham (Keliat,2005)

V. Diagnosa Keperawatan

A. Diagnosis Keperawatan : Gangguan Proses piker : Waham


B. Diagnosis Medis : Skizofrenia

VI. Strategi Pelaksanaan tindakan keperawatan (Individu, Keluarga dan kelompok)

C. Individu

Sp 1. Membantu orientasi realitas: Panggil nama, orientasi waktu, orang dan


tempat/lingkungan
Sp 2. Diskusikan kemampuan yang dimiliki, dan latih kemampuan yang
dipilih
Sp 3. Menjelaskan tentang obat yang diminum ( 6 benar, jenis, guna, dosis,
frekuensi,cara, kontinuitas
minum obat)
Sp 4. Diskusikan kebutuhan lain dan cara memenuhinya

D. Keluarga

Sp 1.
Menjelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses terjadinya waham
( booklet), Menjelaskan cara merawat: tidak disangkal, tidak diikuti/diterima
(netral),
Sp 2.
Menjelaskan kepada keluarga : mengetahui kebutuhan pasien dan latih
kemampuan yang dimiliki oleh pasien
Sp 3.

Menjelaskan kepada keluarga : obat yang diminum pasien dan cara

membimbingnya

Sp 4.

Menjelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukan

E. Terapi Aktifitas Kelompok

Sesi 1. Mampu memperkenalkan diri / identitas diri


Sesi 2. Mampu mengenal waktu dengan tepat
Sesi 3. Mampu mengenal tempat
Sesi 4. Mampu mengenal orang orang sekitar
DAFTAR PUSTAKA

FK-UI, (2014). Standar Asuhan Keperawatan : Spesialis Keperawatan Jiwa,


Workshop Ke-7, fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia,
Jakarta
NANDA Internasional (2012). Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta: EGC.
Keliat, B.A., (2007). Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan
Jiwa. Jakarta : EGC
Keliat, B.A., (2005). Modul Basic Course Community Mental Health Nursing.
Kerjasama FIK UI dan WHO.
Stuart, G.W & LAraia, M.T. (2005). Principles and practice of psychiatric
Nursing, 8th ed. Missouri :Mosby, Inc.
Stuart,G.W. (2010) Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 6. Jakarta: EGC
Sadock, B.J & Sadock, V.A (2010). Kaplan 7 Sadock : Buku Ajar Psikiatri Klinis
(edisi 2). Jakarta: EGC
Shives,L.R (2012). Basic Concepts of Phsychiatric Mental health Nursing. 9 th ed.
Philadelphia: Lippincott Wlliams &Wlkins
Townsend, (2014) Essentials of psychiatric mental health nursing: concepts of
care in evidence-based PRACTICE/May C. Twonsend.-6th ed.

Anda mungkin juga menyukai