Khutbah Jumat tentang kematian berikut disusun oleh M. Taufiq Affandi, S.H.I., M.Sc., dosen
Universitas Darussalam Gontor. Telah direview oleh Al-Ustadz Muhammad Wahyudi, M.Pd.
www.unida.gontor.ac.id
Khutbah Pertama
د ه د ده
ب ئ ك هم باللعاليدم ا
الت أ ع دم اللدا م هن ي ه لد له الدو رالش دالمده داد لةل دفي ندرب ِ
ر د ه د د ر د ه ر ه
كنه ت هالقائلم :دت هعق د ملل ال دن ال دم هو ت الل هي ت لف نر هو ن لمن ه ف الهن ه ٰ
تحق تقاته بعدفيا عباد ال أوصيكم وإيتاي نفس بتقوى ال أما
Hadirin Jamaah Shalat Jumat yang insyaAllah selalu berada dalam naungan rahmat dan hidayah
Allah SWT
Tak henti-hentinya kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
kita nikmat iman dan Islam; karunia yang teramat besar yang Allah karuniakan kepada
hambahamba-Nya. Semoga kita selalu termasuk yang mendapatkan hidayah-Nya serta berada
dalam keadaan Iman dan Islam hingga akhir hayat kita.
Dan tentunya kita bersyukur kepada Allah atas nikmat nyawa yang masih diberikan kepada kita.
Sehingga pada kesempatan ini kita masih dapat beribadah kepada-Nya, mengingat-Nya, serta
memuji-Nya.
Sebuah pujian hanya layak dimiliki oleh Allah. Alhamdu lillah; segala puji hanya milik Allah.
Sungguh tidaklah pantas bagi manusia untuk mengharapkan pujian, tidak pantas bagi manusia
untuk merasa telah berjasa, karena sungguh sejatinya segala pujian hanya milik Allah semata.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan
janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Al-Quran, Surat Ali Imran,
ayat 102)
Dan tentunya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah tak henti-hentinya kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya.
Dalam Khutbah Jumat yang singkat ini, mari kita merenung sejenak tentang sesuatu yang pasti
kita hadapi, sesuatu yang menjadi gerbang dari kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat, yaitu
kematian.
Dalam Tafsir Ibn Katsir, dijelaskan bahwa ayat ini menjelaskan akan kekuasaan Allah dan sungguh
aneh orang yang ingkar kepada Allah sementara manusia awalnya tiada, lalu Allah
menjadikannya ada di muka bumi ini.
Ayat ini juga menunjukkan bahwa kita semua pasti mati. Dan kita semua pasti akan dibangkitkan
kembali setelah kematian itu.
Maka apa saja kewajiban kita dalam kehidupan ini sebagai persiapan diri kita sebelum mati?
Tentunya ada banyak hal. Namun setidaknya ada tiga hal yang akan kita bahas pada kesempatan
berharga ini.
Allah berfirman dalam surat Al-Mulk ayat 1-2:(1) Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan,
Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.
Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun. (2)
Seperti apakah amalan yang terbaik itu? Salah satu indikatornya adalah, pekerjaan itu dilakukan
dengan istiqamah. Dalam hadith shahih yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW
Artinya; sesungguhnya sebaik-baik pekerjaan adalah yang rutin (berkelanjutan), meskipun itu sedikit.
Beramal sebaik mungkin juga berarti bahwa pekerjaan itu kita lakukan dengan seikhlas mungkin,
semaksimal mungkin dan dengan sesempurna mungkin. Baik dalam interaksi kita kepada Allah
maupun kepada sesama manusia, dalam tiap amal kita patrikan dalam diri kita bahwa bisa jadi itu
adalah amal terakhir kita.
. أو ول صالح يدعو ل))؛ رواه مسلم، أو علم ينتفع به، إل من صدقة جارية:َعملهإل من ثلثة
Artinya: diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Jika manusia mati, maka
terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, dan anak shalih
yang selalu mendo`akan orang tuanya.” (HR. Muslim).
“Barangsiapa yang akhir perkataannya adalah ‘Laa ilaaha illallaah’ maka dia akan masuk Surga.”
Indikator lainnya dari seorang yang husnul khatimah apabila ia mengerjakan pekerjaan baik di
Selain berusaha dengan segenap amal untuk mencapai husnul khatimah, kita juga harus berdoa
agar Allah memberikan kita keistimewaan ini. Salah satu doa untuk meminta husnul khatimah
adalah sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Yusuf, yang terekam dalam surat Yusuf ayat 101:
Artinya: (Wahai Tuhan) pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat,
wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang yang saleh.
Khutbah Kedua
المد ل والصلة والسلم ع رسول ال ،نبينا ممد و آل وصحبه ومن واله ،وأشهد أن ل إ إل ال
Sebagai seorang muslim, selayaknya kita selalu mengingat bahwa hidup kita di dunia ini hanyalah
sementara. Kebahagiaan dan kesedihan adalah bagian dari kehidupan ini yang harus kita jalani
dengan penuh keimanan. Allah SWT berfirman:
د ه
هالندالع ي ن ثيد روةام ل يد للعنهاليههن يدبٌجا
د ه
للفل درةٌ غ ي ِم دنثَغ رو لر
“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan
saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat
warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari
Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.”
Namun demikian, Allah juga mengingatkan kepada kita dalam surat Al-Qasas ayat
د د ه د د
الك ال له ك دو ل تب لغ
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi
janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak
menyukai orang yang berbuat kerusakan.”
Akhirnya, semoga kelak kita termasuk hamba Allah yang dapat beramal baik selama hidup kita,
meninggal dalam keadaan husnul khatimah, serta berkesampatan bertemu dengan-Nya di surga
nanti.
د د د د د ا د
تالد الر اب ح دس ن ة دو لقن ا ع ذ
عباد ال ،إن ال يأمر بالعدل والحسان وإيتاء ذي القرب وينه عن الفخشاء والنكر والغيعظكم لعلكم
تذكرون .فاذكروا ال العظيم يذكركم واشكروه ع نعمه يزدكم وادعوه يستجبلكم ولكر ال أكب.
أقم الصلة