Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

TAHSIN QUR’AN

TENTANG
GUNNAH BI LAA GUNNAH

OLEH:

KELOMPOK VII

Muhammad Reza Alfandi : 2115050148

Rido : 2115050155

Diani Putri : 2115050166

Sefri Yandi : 2115050177

Dosen Pengampu :

Hidayatul Azizah Ghazali S. Th. I, M,Ag

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG

2021 M/1443 H
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Melihat fenomena pada masyarakat saat ini, dimana masih banyak yang belum bisa
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, terkhusus pada ilmu tajwid yang
mengajarkan tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Selain itu masyarakat
hanya sekedar  membaca tapi tidak mengetahui makna dan mengetahui hukum bacaan
dalam Al-Qur’an tersebut.
Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini akan membahas tentang ilmu
tajwid khususnya tentang IDGHAM karena materi ini masih banyak yang belum
memahaminya.
Dalam materi IDGHAM ini juga mengandung nilai yang sangat penting dalam tata
cara pembacaan Al-Qur’an karena dalam membaca Al-Qur’an tajwid mutlak digunakan
karena didalam membaca Al-Qur’an salah penyebutan maka akan salah arti dan makna.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan IDGHAM?


2. Berapa pembagian IDGHAM ?
3.  Huruf apa saja yang masuk dalam kelompok IDGHAM  ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Idgham

Idgham (‫ )اضغام‬menurut bahasa artinya memasukkan atau melebur huruf.


Menurut istilah idgham berarti pengucapan dua huruf seperti dua huruf yang
ditasydidkan.
.‫االضغام هو عبارة عن خلط الحرفين و ادخال احدهما في االخر‬

Menurut devenisi diatas dapat di simpulkan bahwa Idgham adalah berpadu


atau bercampur antara dua huruf atau memasukkan satu huruf ke dalam huruf yang
lain. Maka dari itu, bacaan idgham harus dilafazkan dengan cara meleburkan suatu
huruf kepada huruf setelahnya.

B. PEMBAGIAN IDGHAM

a) Berdasarkan makhroj al-huruf  (tempat-tempat keluarnya huruf) dan sifat-sifat


yang dimilikinya, idgham dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

1.  Idgham Mutamaatsilain (‫)االضغام المتماثلين‬

Yaitu pertemuan dua huruf yang sama Makhraj dan Sifatnya (


‫ان يتفق الحرفان صفة و مخرجا‬ (.dan hukumnya wajib di Idgham-kan. Contoh :

      ‫ ْال َح َج َر‬ ‫ك‬ َ ‫اضْ ِربْ بِ َع‬ ‫َوإِ ِذ ا ْستَ ْسقَى ُمو َسى لِقَوْ ِم ِه فَقُ ْلنَا‬
َ ‫صا‬
Yaitu huruf ‫ب‬ ِ  bertemu dengan ‫ب‬ ِ , wajib dibaca dengan idgham. Namun
َ ‫اضْ ِربْ بِ َع‬  tak perlu melafalkankannya dengan Qolqolah.
dalam kata  َ‫صاك‬

َ‫اَل يَ َخافُوْ ن‬  ‫بَلْ اَل‬ ‫َو‬

Yaitu huruf  ْ‫ل‬ bertemu dengan ‫ل‬, maka wajib dibaca dengan Idgham. Namun
dalam kata  ‫بَلْ اَل‬ tidak perlu ditahan, seakan terdengar Ghunnah.

2.      Idgham Mutaqorribain (‫)ادغام المتقربين‬

Yaitu pertemuan dua huruf yang makhroj dan sifatnya berdekatan


(hampir sama).(‫)ما تقارب مخراجا و صفة‬. Huruf-hurufnya yaitu ‫ر‬ --- ‫ل‬ , ‫ق‬ ---  َ‫ك‬.[1]
Contoh :
‫( أَلَ ْم ن َْخلُ ْق ُك ْم‬dibaca langsung ke kaf (‫)ك‬, tanpa meng-Qolqolah-kan qof (‫)ق‬.)
ِّ‫) َوقُلْ َرب‬dibaca langsung masuk ke roo (‫)ر‬.)

1
Dan juga huruf-huruf Idgham Mutaqorribain yang lain adalah ‫م‬ --- ‫ب‬ , ‫ذ‬ --- ‫ت‬.
[2] Contoh :

)‫ي اٌرْ كَبْ َم َعنَا‬ ْ َ‫مثل التأ عند الذال (يَ ْله‬
َ ِ‫ث َذال‬
َّ َ‫ك) و مثال الباء عند المي (يَابُن‬
3.      Idgham Mutajaanisain (‫)إدغام المتجانسين‬

Yaitu pertemuan dua huruf yang sama makroj, namun sifatnya


berlainan. Didalam Al-Quran pertemuan huruf-huruf yang sama makhroj dan
berlainan sifatnya terjadi pada huruf berikut ini :
a.       ‫ط‬ --- ‫د‬ --- ‫ت‬
b.      ‫ظ‬ --- ‫ذ‬ --- ‫ث‬
c.       ‫ب‬ --- ‫م‬
Contoh :

َ‫قَ ْد تَّبَيَّن‬ (dibaca langsung masuk ke huruf taa ‫)ت‬


‫ت َّد َع َواهللا‬ ْ َ‫اَ ْثقَل‬ (dibaca langsung masuk ke huruf da ‫د‬ )
‫ اِ ْذ ظَّلَ ْمتُ ْم‬  (dibaca langsung masuk ke huruf dzo ‫ظ‬ )
ُ‫طائِفَة‬ َ ‫ت‬ ْ ‫هَ َّم‬ (dibaca langsung masuk ke huruf tho ‫ط‬ )
‫ك‬ َ ِ ‫ل‬ َّ
‫ذ‬ ‫ث‬ْ ‫ه‬
َ َْ
‫ل‬ ‫ي‬   (dibaca langsung masuk ke huruf dza ‫ذ‬ )
‫اِرْ كَبْ َّم َعنَا‬ (dibaca langsung masuk ke huruf mim  ‫م‬ , disertai dengan
ghunnah atau dengung )
‫ت‬ َّ ‫ط‬ ْ ‫بَ َس‬  (dibaca langsung masuk ke huruf tha’‫ت‬  , dengan
menampakkan sifat isti’la )
Pengecualian :
Apabila awal huruf yang pertama itu wau (‫ )و‬mad dan huruf yang kedua
wau (‫ )و‬yang berharkat, contoh:

َ ‫اصْ بِرُوا َو‬ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا‬


)٢٠٠( َ‫هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬ ‫صابِرُوا َو َرابِطُوا َواتَّقُوا‬

ataupun yaa’ (‫ )ي‬mad dan huruf yang kedua yaa’ (‫ )ي‬berharkat, contoh :

ِ َّ‫ُور الن‬
)٥( ‫اس‬ ِ ‫صد‬ُ ‫الَّ ِذي يُ َوس ِْوسُ فِي‬

Maka tidak lah keduanya tersebut dikatakan idgham.

b) Berdasarkan hukum nun mati atau  tanwin, maka idgham di bagi menjadi dua.

1.      Idgham Bighunnah (‫اضغام‬ ‫)بغنه‬

Dinamakan juga Idgham naqis. Yaitu apa bila nun mati atau tanwin
bertemu dengan salah satu huruf  ‫ي ن م و‬.Contoh :

 ‫وْ ٍم ي ُّْؤ ِمنُوْ ننا‬¢¢َ‫ لِق‬. ‫وا‬¢¢ُ‫يَّقُول‬ : nun mati/tanwin bertemu dengan ‫ي‬, dibaca dengan
idgham bighunnah/dengung[3].

2
3
‫ هُدًى ِّم ْن َّربِّ ِهم‬. ٍ ‫ ِم ْن َّم ْل َجإ‬ : nun mati/tanwin bertemu dengan ‫م‬, dibaca dengan idgham
bighunnah.

 ‫دًى َّو َرحْ َمة‬¢¢¢ُ‫ ه‬. ‫ ِم ْن و ََّرائِ ِه ْم‬   : nun mati/tanwin bertemu dengan ‫و‬, dibaca dengan
idgham bighunnah.

‫ ِحطَّةُ نَ ْغفِر‬. ‫و ُل‬¢¢¢ُ‫اَ ْن نَق‬           : nun mati/tanwin bertemu dengan ‫ن‬, dibaca dengan
idgham bighunnah.

Cara membacanya yaitu ditahan kira-kira dua ketukan, disertai suara sengau
(dengung).

2.      Idgham Bilaghunnah (‫)اضغم بالغنه‬

Dinamakan juga dengan idgham kamil. Yaitu apa bila nun mati
atau tanwin bertemu dengan huruf ‫ل‬ dan  ‫ر‬.

Contoh :
‫دًى لِّ ْل ُمتَّقِ ْي‬¢¢¢ُ‫ ه‬. َ‫يُبَي ِّْن لَّن‬     : nun mati/tanwin bertemu dengan ‫ل‬, maka dibaca
dengan idgham bilaaghunnah (tak berdengung/jelas).

‫ َغفُوْ ٌر َّر ِح ِيم‬. ‫ ِم ْن َربِّ ِه ْم‬               : nun mati/tanwin bertemu dengan ‫ر‬, maka dibaca
dengan idgham bighunnah.

Cara membacanya yaitu ditahan kira-kira dua ketukan dan tidak


disertai suara sengau (dengung).
Pengecualian:
Ketentuan idgham tersebut diatas tidak berlaku pada pertemuan
nun mati dengan ‫و‬ dan ‫ي‬ yang ada terjadi dalam satu kata berikut ini :

ٌ َ‫ بُ ْني‬              ‫ان‬
‫ان‬ ٌ ‫ص ْن َو‬ ٌ ‫ قِ ْن َو‬                   ‫ُد ْنيَا‬
ِ                  ‫ان‬
Qs.6;29            Qs. 6;99           Qs.13;4            Qs. 61;4

Kasus seperti ini disebut dengan istilah izh-harmuthlaq, yang


harus dibaca jelas.
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Berdasarkan makhroj (tempat-tempat keluarnya huruf) dan sifat-sifat yang dimilikinya,
idgham dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1.      Idgham mutamaasilain
2.      Idgham mutaqoribain
3.      Idgham mutajanisain

Berdasarkan hukum nun mati atau  tanwin, maka idgham di bagi menjadi dua :
1.      Idgham bighunnah/naqis.
2.      Idgham bilaghunnah/kamil.

B.    SARAN
Penulis memohon maaf atas segala kekhilafan dan kekurangan makalah ini dan
senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini lebih bermanfaat
dan lebih baik kualitasnya dimasa mendatang. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
  
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Abdul Rauf Al-Hafiz Lc, Pedoman Daurah Al-Quran,


Muhammad Al-Makhmud, Hidayat Al-Mustafid Fii Akhkami At-Tajwidi, Surabaya.
Abu Abdi Ar-Rokhman Jamal Ibn Ibrahim Al-Quraisyi, An-Nur As-Saathi’u.

Anda mungkin juga menyukai