Anda di halaman 1dari 2

Nama : Aditya Saputra

NIM : 1120012

Mata Kuliah : Kemahiran Non Litigasi

Kelas : HKI A

Contoh Kasus :

Kasus ini berawal pada hari Senin 7 Februari 2022. Pada saat itu ada seorang petani
yang bernama bapak Slamet Riyadi yang datang ke kediaman bapak Teguh Waluyo. Bapak
Slamet datang ke kediaman bapak Teguh bukan tanpa maksud dan tujuan. Bapak Slamet
berniat untuk meminjam sejumlah uang kepada bapak Teguh dengan nominal Rp. 7.000.000,
bapak Slamet berdalih bahwa dirinya meminjam uang dikarenakan untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya. Pada saat itu bapak Teguh dan keluarganya merasa iba
mendengarkan cerita bapak Slamet, berhubung pada saat itu bapak Teguh tidak memiliki
uang dengan nominal yang disebutkan oleh bapak Slamet, bapak Teguh rela membujuk
istrinya untuk meminjamkan gelang emas 7 gram pernikahannya yang nilainya sekitar Rp.
7.000.000. Dan pada akhirnya pun istri bapak Teguh berkenan meminjamkan gelang emasnya
namun dengan syarat bahwa ketika mengembalikan harus dengan gelang emas yang serupa
baik dari harga maupun beratnya. Bapak Slamet pun dengan senang hati mengiyakan syarat
tersebut dan berjanji akan mengembalikan gelang emas tersebut dalam kurun waktu 1 bulan.
Bapak teguh dan keluarga pun merasa senang karena telah berusaha membantu bapak Slamet
yang sedang membutuhkan.

Singkat cerita waktu terus berjalan, satu bulan, dua bulan, berjalan sampai tiga bulan,
namun sampai saat itu bapak Slamet belum juga datang ke rumah bapak Teguh untuk
mengembalikan gelang emas yang dipinjam. Bapak Teguh dan keluarganya berusaha
menghubungi bapak Slamet, namun bapak Slamet tidak dapat dihubungi kabarnya ganti
nomor telepon. Kemudian bapak Teguh berusaha mencari akses untuk menghubungi bapak
Slamet lewat kerabat – kerabat dekat bapak Slamet. Kerabat dekat bapak Slamet
menceritakan bahwa sebenarnya bapak Slamet memiliki sawah yang luas, tetapi bapak
Slamet sering berhutang kepada banyak orang hanya karena untuk memenuhi gengsi dari
keluarganya. Kerabat dekatnya pernah menyarankan untuk menjual sebagian sawahnya guna
menutup semua hutang – hutangnya, namun bapak Slamet justru marah menolak saran
tersebut dan memaki – maki kerabat dekatnya tersebut. Dan pada akhirnya bapak Teguh
mendapat alamat rumah bapak Slamet, kemudian bapak Teguh mendatangi kediaman bapak
Slamet. Dan rumah bapak Slamet dibuka oleh anaknya bapak Slamet, anak bapak Slamet
mengatakan bahwa bapaknya sedang berada di sawah yang kabarnya jagung yang bapaknya
tanam akan segera panen. Kemudian bapak Teguh meminta nomor telepon bapak Slamet.
Keesokan harinya bapak Teguh menelpon ke nomor bapak Slamet bahwa bapak Slamet harus
segera mengembalikan gelang emas yang dipinjam, karena anak dari bapak Teguh yang
sedang kuliah harus segera membayar semesteran. Kemudian bapak Slamet beralasan bahwa
dia belum memiliki uang untuk mengembalikan pinjamannya, dirinya menjelaskan bahwa
keluarganya ditimpa musibah, anak pertama dari bapak Slamet kecelakaan dan dirawat
dirumah sakit. Namun bapak Teguh tetap bersikeras bahwa bapak Slamet harus
mengembalikan pinjamannya. Sampai pada akhirnya bapak Slamet mematikan telepon, dan
sejak saat itu tidak pernah mengangkat telpon dari bapak Teguh lagi dan ketika didatangi
rumahnya bapak Slamet menghindar dengan cara memberitahu anak bungsunya jika ketika
bapak Teguh datang ke rumahnya anak bungsunya mengatakan bahwa bapak tidak dirumah.

Anda mungkin juga menyukai