Anda di halaman 1dari 10

DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 8(1), 2018 p- ISSN 2089-483X

e-ISSN 2655-8130

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK


MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PPKN SISWA KELAS VII
SMP N 8 REJANG LEBONG
Parida Ariani1), Wachidi2),
1)
SMP 29 RL, 2)Universitas Bengkulu
¹ parida.ariani1972@qmail.com , ²)wachidi@unib.ac.id ,
)

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Discovery learning
untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar PPKn siswa di kelas VII SMP Negeri 8 Rejang
Lebong. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan kuasi eksperimen yang
dilaksanakan pada siswa kelas VII sebanyak 27 orang. Setelah dilakukan pengamatan, diketahui
bahwa ada peningkatan keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Nilai
rata-rata keaktifan siswa siklus I dengan kategori cukup aktif. Siklus II nilai rata-rata keaktifan
siswa dengan kategori meningkat masih cukup aktif dan siklus III nilai rata-rata keaktifan siswa
dengan katagori aktif. Sedangkan Nilai prestasi belajar siswa pada siklus I mengalami perubahan
setealh diadakan pre-test dan post-test. Nilai siklus II adalah juga mengalami perkembangan yang
menggembirakan. Nilai siklus III lebih baik lagi perkembangannya sampai pada poin memuaskan.
Hasil penelitian hipotesis berbunyi “ada perbedaan prestasi belajar PPKn antara siswa yang diajar
dengan menggunakan pembelajaran discovery learning dibandingkan dengan siswa yang diajar
dengan model pembelajaran yang selama ini dipakai disekolah diterima. Artinya, penerapan
pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran PPKN.

Kata kunci: discovery learning, keaktifan siswa, prestasi belajar.

78
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 8(1), 2018 p- ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

THE IMPLEMENTATION OF DISCOVERY LEARNING MODEL TO IMPROVE


STUDENT ACTIVITIES AND LEARNING ACHIEVEMENT OF PANCASILA AND CIVIC
EDUCATION (PPKN) OF 7th GRADE STUDENTS IN SMPN 8 REJANG LEBONG
Parida Ariani1), Wachidi2),
1)
SMP 29 RL, 2)Universitas Bengkulu
¹)parida.ariani1972@qmail.com , ²)wachidi@unib.ac.id ,

ABSTRACT
The propose of this research is to describe the application of the discovery learning model to
th
improve activeness and learning achievement Pancasila and civic education (PPKn) of 7 Grade
Students in SMP 8 Rejang Lebong. This research is classroom action research (PTK) study with
mastery of experiments carried out on class students VII as many as 27 students. After observing,
it is known that there is an increase in student activity and student learning achievement has
increased. The average value of student activity with the increasing category is still quite active
and the third cycle is the average value of the activity of students with active categories. while
the value of learning achievement Students in the first cycle experienced changes after the
pretest and posttest were held. The value of cycle II is also experiencing encouraging
development and the value of cycle III is better yet its development reaches a satisfying point.
The results thus, the hypothesis reads "there is a difference in learning achievement of Pancasila
and civic education (PPKN) between students taught using discovery learning compared to
students who are taught with learning models that have been used in schools are accepted." That
is, the application of discovery learning can improve learning activeness and student
achievement in learning Pancasila and civic education (PPKN).

Keyword: discovery learning, student learning activity and learning achievement

79
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 8(1), 2018 p- ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

PENDAHULUAN Pada masa sekolah merupakan


PPKn merupakan mata sarana penting bagi siswa untuk
pelajaran yang memfokuskan pada belajar bersosialisasi. Interaksi
pembentukkan diri yang beragam yang terjadi menjadi tempat
dari segi agama, sosial budaya, bagi siswa untuk belajar
bahasa, usia, dan suku bangsa untuk bernegosiasi, kompromi, dan
menjadi warga negara Indonesia bekerjasama. Pada masa itu
yang cerdas, terampil, dan kemampuan sosial-emosional
berkarakter yang diamanatkan oleh dapat ditunjukkan dengan
Pancasila dan UUD 1945. PPKn kemampuan seperti saling
mengarahkan perhatian pada moral berbagi informasi
yang diharapkan yang dapat menyelesaikan masalah
diwujudkan dalam kehidupan sehari- menemukan pembelajaran.
hari. Kemampuan sosial-emosional
ini akan terstimulasi dengan
Tujuan PPKn yang diatur dalam
baik dalam berbagai kegiatan
Permendiknas Nomor 22 Tahun
dilembaga pendidikan sekolah.
2006 tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Kegiatan yang bervariasi
Menengah. Tujuannya digariskan ditingkat SMP dapat menjadi wadah
dengan tegas agar siswa memiliki bagi siswa usia sekolah untuk
kemampuan sebagai berikut: mengembangkan kemampuan
berpikir dan kemampuan
1. Berpikir secara kritis, rasional
beradaptasi dengan teman sebaya
dan kreatif dalam menanggapi
dan lingkungannya. Jelas bagi kita
isu kewarganegaraan
bahwa PPKn bertujuan
2. Berpartisipasi secara aktif dan
mengembangkan potensi individu
bertanggung jawab, dan
warga negara. Untuk mencapai visi,
bertindak secara cerdas dalam
misi dan tujuan PPKn tersebut,
kegiatan bermasyarakat,
seorang guru hendaknya mampu
berbangsa dan bernegara, serta
merancang pembelajaran di kelas
anti-korupsi.
secara kreatif dan inovatif.
3. Berkembang secara positif dan
Keberprestasian seorang siswa
demokratis untuk membentuk
dalam proses pembelajaran tidak
diri berdasarkan karakter-
hanya ditentukan oleh guru yang
karakter masyarakat Indonesia
baik atau kurikulum yang mantap
agar dapat hidup bersama
saja namun juga ditentukan oleh
dengan bangsa-bangsa lain.
model pembelajaran yang digunakan
4. Berinteraksi dengan bangsa-
guru.
bangsa lain dalam percaturan
dunia secara langsung atau tidak Identifikasi masalah pada SMP
langsung dengan memanfaatkan Negeri 8 Rejang Lebong adalah
teknologi informasi dan sebagai berikut:
komunikasi. 1. Rendahnya prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran PPKn

80
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 8(1), 2018 p- ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

2. Guru masih mengandalkan dan 2. Untuk mendiskripsikan


menggunakan model ceramah, pembelajaran berbasis Discovery
model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan
Learning belum maksimal prestasi belajar siswa pada mata
diterapkan untuk meningkatkan pelajaran PPKn kelas VII di SMP
prestasi belajar siswa pada mata Negeri 8 Rejang Lebong.
pelajaran PPKn 3. Untuk mendiskripsikan apakah
3. Model pembelajaran Discovery pembelajaran berbasis Discovery
Learning belum maksimal Learning dapat meningkatkan
diterapkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata
keaktifan siswa pada mata pelajaran PPKn kelas VII di SMP
pelajaran PPKn Negeri 8 Rejang Lebong.
Berdasarkan latar belakang masalah Hal ini sejalan dengan yang
yang telah penulis kemukakan di dikatakan Elida (1989: 235)
atas maka diambil beberapa bahwa model pembelajaran
rencana pemecahan masalah dapat menggairahkan serta
sebagai berikut: meraih minat dan motivasi siswa
1. Bagaimanakah pembelajaran untuk belajar. Berbagai model
berbasis Discovery Learning pembelajaran telah
dapat meningkatkan keaktifan dikembangkan oleh para ahli baik
siswa pada mata pelajaran PPKn yang berbentuk belajar
kelas VII di SMP Negeri 8 Rejang kelompok, mandiri, studi
Lebong? lapangan dan lainnya. Model-
2. Bagaimanakah pembelajaran model pembelajaran tersebut
berbasis Discovery Learning menuntut keaktifan siswa sesuai
dapat meningkatkan prestasi dengan perkembangan siswa.
belajar siswa pada mata Dengan demikian diharapkan
pelajaran PPKn kelas VII di SMP siswa dapat belajar mandiri dan
Negeri 8 Rejang Lebong? melakukan kegiatan belajar tanpa
3. Bagaimanakah pembelajaran tergantung banyak terhadap guru.
berbasis Discovery Learning Pada Mata Pelajaran PPKn
dapat meningkatkan keaktifan ditingkatan SMP dapat menjadi
dan prestasi belajar siswa pada wadah bagi anak usia sekolah untuk
mata pelajaran PPKn kelas VII di mengembangkan kemampuan
SMP Negeri 8 Rejang Lebong? belajarnya dengan teman sebaya
Adapun tujuan dari dan lingkungannya. Salah satu model
penelitian ini adalah : pembelajaran yang dapat digunakan
1. Untuk mendiskripsikan
dan dapat membuat siswa tidak
pembelajaran berbasis Discovery
merasa bosan dalam belajar yaitu
Learning dapat meningkatkan
pembelajaran dengan menggunakan
keaktifan siswa pada mata
model pembelajaran discovery
pelajaran PPKn kelas VII di SMP
learning.
Negeri 8 Rejang Lebong.

81
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 8(1), 2018 p- ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

Dalam mengaplikasikan model Pembelajaran dengan


discovery learning guru berperan discovery learning dapat membantu
sebagai pembimbing dengan guru dalam mengolah proses
memberikan kesempatan kepada pembelajaran menjadi lebih efisien
siswa untuk belajar secara aktif, guru dan efektif terutama memberikan
harus dapat membimbing dan kemampuan peserta didik dalam
mengarahkan kegiatan belajar sesuai membangun kolaboratif dan memilki
dengan tujuan komitmen nilai yang tinggi dalam
Sardiman (2005: 145). Kondisi keaktifan belajar. Model
seperti ini ingin merubah kegiatan pembelajaran juga dapat diharapkan
belajar mengajar yang teacher dapat membuat siswa bekerjasama
oriented menjadi student oriented secara aktif, kreatif dan memahami
merubah kegiatan belajar mengajar materi pelajaran yang diajarkan
yang teacher oriented menjadi sehingga prestasi belajar dapat
student oriented. Dalam model meningkat.
Discovery Learning bahan ajar tidak Proses pembelajaran pada
disajikan dalam bentuk akhir, siswa hakekatnya untuk mengembangkan
dituntut untuk melakukan berbagai aktivitas dan kreatifitas siswa
kegiatan menghimpun informasi, melalui berbagai interaksi dan
membandingkan, mengkategorikan, pengalaman belajar. Keaktifan
menganalisis, mengintergrasikan, belajar siswa merupakan unsur
mereorganisasikan bahan serta dasar yang penting bagi prestasi
membuat kesimpulan. proses pembelajaran. Keaktifan
Menurut Syah (2004: 244) adalah kegiatan yang bersifat fisik
dalam mengaplikasikan discovery maupun mental, yaitu berbuat dan
learning di kelas,ada beberapa berpikir sebagai suatu rangkaian
prosedur yang harus dilaksanakan yang tidak dapat dipisahkan
dalam kegiatan belajar mengajar (Sardiman, 2001: 98). Belajar yang
secara umum antara lain sebagai berprestasi harus melalui berbagai
berikut : macam aktifitas, baik aktifitas fisik
a. Stimulation maupun psikis.
(Stimulasi/Pemberian Menurut Mulyono (2001:
Rangsangan) 26), aktivitas artinya “kegiatan atau
b. Problem Statement keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang
(Pernyataan/Identifikasi dilakukan atau kegiatan-kegiatan
Masalah) yang terjadi baik fisik maupun non-
c. Data Collection (Pengumpulan fisik, merupakan suatu aktivitas.
Data) Aktivitas siswa selama proses belajar
d. Data Processing (Pengolahan mengajar merupakan salah satu
Data) indikator adanya keinginan siswa
e. Verification (Pembuktian) untuk belajar. Aktivitas siswa
f. Generalization (Menarik merupakan kegiatan atau perilaku
Kesimpulan/Generalisasi) yang terjadi selama proses belajar

82
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 8(1), 2018 p- ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

mengajar. Kegiatan–kegiatan yang Adapun kelemahan model


dimaksud adalah kegiatan yang discovery yang dikemukakan Takdir
mengarah pada proses belajar (2012: 70), yaitu:
seperti bertanya, mengajukan
pendapat, mengerjakan tugas–tugas, a. Guru merasa gagal mendeteksi
dapat menjawab pertanyaan guru masalah dan adanya kesalah
dan bisa bekerjasama dengan siswa pahaman antara guru dengan
lain, serta tanggung jawab terhadap siswa.
tugas yang diberikan. b. Menyita pekerjaan guru.
Prestasi belajar adalah c. Tidak semua siswa mampu
tingkatan keberprestasian siswa melakukan penemuan.
dalam mempelajari materi d. Tidak berlaku untuk semua
pembelajaran di sekolah dalam topik.
bentuk skor yang diperoleh dari test e. Berkenaan dengan waktu,
mengenai sejumlah materi tertentu. strategi discovery learning
Selain itu Bloom dalam Arikunto membutuhkan waktu yang lebih
Suharsimi (2006: 130) juga lama dari pada ekspositori.
mengartikan prestasi belajar sebagai f. Kemampuan berfikir rasional
prestasi perubahan yang meliputi siswa ada yang masih terbatas.
tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan g. Kesukaran dalam menggunakan
psikomotorik. Aspek kognitif berisi faktor subjektivitas, terlalu
hal–hal yang menyangkut aspek cepat pada suatu kesimpulan.
intelektual (pengetahuan), aspek h. Faktor kebudayaan atau
afektif (nilai dan sikap), aspek kebiasaan yang masih
psikomotorik (keterampilan). menggunakan pola
Menurut Bloom (1979: 143), pembelajaran lama.
aspek dalam penilaian prestasi i. Tidak semua siswa dapat
belajar meliputi berbagai aspek yaitu mengikuti pelajara dengan cara
ranah kognitif, ranah afektif, dan ini. Di lapangan beberapa siswa
ranah psikomotorik sebaliknya masih terbiasa dan mudah
dikatakan prestasi kurang mengerti dengan model
memuaskan jika seseorang belum ceramah.
mampu memenuhi target dalam Tidak semua topik cocok
ketiga kriteria tersebut. Prestasi disampaikan dengan model ini.
merupakan keberprestasian dalam Umumnya topik-topik yang
proses belajar mengajar yang telah berhubungan dengan prinsip dapat
ditempuh siswa, bertujuan untuk dikembangkan dengan model
memperoleh atau mengembangkan penemuan
ilmu pengetahuan. Prestasi ini Aktifnya siswa selama proses
dituangkan dengan nilai atau angka belajar mengajar merupakan salah
yang diberikan oleh guru kepada satu indikator adanya keinginan atau
siswa. motivasi siswa untuk belajar.
Keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran akan menyebabkan

83
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 8(1), 2018 p- ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

interaksi yang tinggi antara guru merupakan PTK yang merupakan


dengan siswa ataupun dengan siswa media untuk peningkatan
itu sendiri. Hal ini akan kemampuan professional guru dan
mengakibatkan suasana kelas untuk peningkatan keberhasilan
menjadi segar dan kondusif, dimana belajar siswa (Elliot 1991: 34).
masing–masing siswa dapat Penelitian ini juga merupakan
melibatkan kemampuannya Suatu bentuk kajian yang bersifat
semaksimal mungkin. reflektif, yang dilakukan oleh pelaku
Hasil studi pendahuluan tindakan untuk meningkatkan
menunjukkan keaktifan dan prestasi kemantapan rasional dari tindakan-
belajar siswa dalam pembelajaran tindakannya dalam melaksanakan
PPKn masih rendah. Beberapa anak tugas dan memperdalam
dominan dalam kegiatan bermain pemahaman terhadap kondisi dalam
maupun dalam mengungkapkan ide praktik pembelajaran (Hopkins,1993:
dan pendapat. Masalah sering 175).
terjadi ketika dalam proses belajar Penelitian Tindakan, menurut
hanya guru yang aktif. Carr & Kemmis (1986: 187)
Anak tidak berani atau tidak merupakan suatu bentuk penelitian
mau mengeluarkan ide dalam refleksif diri kolektif yang dilakukan
mengemukakan pendapatnya oleh para pesertanya dalam situasi
sehingga tidak aktif dalam proses sosial untuk meningkatkan
belajar didalam kelas, misalnya anak penalaran dan keadilan praktik
tidak berani menjawab saat guru pendidikan dan praktik sosial
bertanya, hanya diam dan menarik mereka serta pemahaman mereka
diri saat melakukan kegiatan belajar. terhadap praktik-praktik dan
Anak menjadi tidak berani terhadap situasi tempat praktik-
mengemukakan pendapat hanya praktik tersebut
diam menunggu apa yang Subjek dalam penelitian ini
disampaikan guru dan ada juga yang adalah siswa kelas VII A tahun
sibuk dengan kegiatannya sendiri pelajaran 2017/2018. yang
atau malah mengganggu teman. berjumlah 27 orang siswa yang
Dilihat dari hasil evaluasi terdiri dari 13 siswa perempuan dan
semester genap Tahun 2017-2018 14 orang siswa laki-laki,dengan
nilai yang diperoleh siswa, diatas menggunakan uji T untuk melihat
50% siswa mendapat nilai dibawah prestasi belajar dan untuk
kriteria ketuntasan maksimal yang mengetahui perbedaan antara
telah ditentukan. kelompok maka digunakan uji
Anova.
METODE
Penelitian ini dirancang dalam .HASIL DAN PEMBAHASAN
bentuk penelitian tindakan kelas Penelitian yang dilakukan
yang akan dilanjutkan dengan kuasi dengan menerapkan pembelajaran
eksperimen. Penelitian ini berbasis Discovery learning pada

84
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 8(1), 2018 p- ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

pembelajaran PPKn dapat


meningkatkan keaktifan dan prestasi Rata-rata Prestasi
belajar siswa dalam setiap siklusnya, Belajar
87.77
terlihat pada meningkatnya 90 80.37
kemampuan siswa meliputi: 80 74.44
Rata-rata
70 Hasil
a. Turut serta dalam melaksanakan 60 Belajar
tugas belajarnya. Siklus I Siklus Siklus
II III
b. Terlibat dalam pemecahan
masalah.
Grafik nilai rata-rata Prestasi belajar
c. Bertanya kepada siswa lain atau
siswa.
guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya. Hal ini sejalan dengan
d. Berusaha mencari berbagai penelitian sebelumnya yang
informasi yang diperlukan untuk dilakukan oleh Salo (2016) mengenai
pemecahan masalah. “Pengaruh Discovery learning
e. Melaksanakan diskusi kelompok terhadap Keaktifan Belajar Siswa
sesuai dengan petunjuk guru. (Studi Quasi Eksperimen Kelas VII
f. Menilai kemampuan dirinya dan SMPN 6 Banda Aceh)” dimana
prestasi–prestasi yang terjadi peningkatan Keaktifan belajar
diperolehnya. belajar siswa secara signifikan
g. Melatih diri dalam memecahkan setelah menerapkan pembelajaran
soal atau masalah yang sejenis Discovery learning .
h. Kesempatan menggunakan atau Simpulan
menerapkan apa yang diperoleh Berdasarkan hasil penelitian dan
dalam menyelesaikan tugas atau pembahasan yang telah diuraikan
persoalan yang dihadapinya. pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa:
Hasil Pengukuran 1. Pembelajaran berbasis
4 Keaktifan Persiklus Discovery learning dapat
3.19
2.74 meningkatkan prestasi belajar
3 2.37
siswa pada mata pelajaran PPKn
2 Rata-rata
Tingkat kelas VII di SMP Negeri 8 Rejang
1 Keaktifan Lebong.
0 2. Pembelajaran berbasis
Siklus I Siklus II Siklus III Discovery learning dapat
Grafik nilai rata-rata keaktifan siswa. meningkatkan keaktifan siswa
pada mata pelajaran PPKn kelas
VII di SMP Negeri 8 Rejang
Lebong.

85
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 8(1), 2018 p- ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

3. Pembelajaran berbasis alat evaluasi yang baik dan


Discovery learning dapat akurat.
meningkatkan prestasi belajar 3. Hasil penelitian ini membuktikan
dan keaktifan siswa pada mata bahwa penerapan model
pelajaran PPKn kelas VII di SMP pembelajaran discovery learning
Negeri 8 Rejang Lebong. secara efektif mampu
meningkatkan keaktifan dan
Implikasi
prestasi belajar siswa
Berdasarkan simpulan diatas dibandingkan dengan model
maka dapat dikemukakan beberapa konvensional, oleh karena itu
implikasi sebagai konsekuensi logis model pembelajaran discovery
dari penerapan model pembelajaran learning sangat memungkinkan
discovery learning yaitu: untuk bisa diterapkan di kelas lain
atau sekolah lain yang
1. Penerapan model pembelajaran
mempunyai karakteristik identik
discovery learning dalam
dengan kelas PTK dalam
pembelajaran PPKn memerlukan
penelitian ini.
kerja keras guru dalam
mempersiapkannya. Oleh karena
itu guru harus mampu (1) Saran
membuat pembelajaran menjadi
Penulis menyarankan atau
lebih menarik, (2) membuat siswa
merekomendasikan beberapa hal,
lebih aktif dan bersemangat
sebagai berikut:
dalam belajar, (3) membuat siswa
dapat menemukan sendiri 1. Guru PPKn hendak nya dalam
konsep-konsep penting dari topik kegiatan pembelajaran
yang dipelajari, (4) guru harus mengutamakan kegiatan
mampu membuat siswa menjadi pembelajaran yang membuat
lebih kreatif dalam belajar, (5) siswa memiliki keaktifan dalam
dan guru harus mampu belajar. Siswa yang kurang aktif
mengembangkan keaktifan dan sangat dibutuhkan peran guru
prestasi belajar siswa sehingga dalam mengusung model
siswa bisa berhasil dengan baik. pembelajaran discovery learning
2. Penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
discovery learning mampu siswa sehingga mampu
meningkatkan Prestasi belajar meningkatkan keaktifan dan
PPKn siswa, oleh karena itu guru prestasi belajar siswa.
harus mampu menyiapkan 2. Guru PPKn dalam menerapkan
percobaan yang tepat, model pembelajaran discovery
menyiapkan lembar kerja siswa learning hendaknya sesuai
(LKS) yang baik, dan membuat dengan langkah-langkah yang

86
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 8(1), 2018 p- ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

telah diterapkan, agar dapat Elida. (1989). Motivasi dalam


meningkatkan hasil belajar siswa, Belajar. Jakarta: Depdikbud
dan membuat siswa lebih Elliot. (1991). Action Research for
bersemangat dalam belajar serta educational Change.
mampu bekerjasama dengan baik Philadelpia: Open University
dalam kelompok belajar. Press.
3. Bagi guru yang belum Syah. (2004). Psikologi Pendidikan
menerapkan model pembelajaran dengan Pendekatan Baru.
discovery learning dalam PPKn Bandung: PT Remaja
sebaiknya membiasakan diri Rosdakarya
untuk menggunakannya karena Sardiman, A. M. (2005). Interaksi
penerapan model pembelajaran dan Motivasi Belajar
discovery learning sangat efektif Mengajar. Jakarta: CV.
dalam meningkatkan hasil belajar Rajawali
siswa dibandingkan menerapkan
Salo. (2016), Pengaruh Discovery
pembelajaran konvensional. Learning terhadap Keaktifan
Belajar Siswa (Studi Quasi
Eksperimen kelas VII SMP N 6
DAFTAR PUSTAKA Banda Aceh)”
Arikunto, Suhaimi. (2006). Dasar Takdir. (2012). Pembelajaran
dasar Evaluasi Pendidikan, Discovery Strategi dan
Jakarta Bumi Aksara Mental Vocational Skill,
Jogjakarta : Diva Press.
Bloom, Benyamin S. (1979).
Taksonomy of Educational
Objectives (The Clasification
of Educational Goals)
Handbook 1 Cognitive
Domain. London : Longman
Group Ltd.
Carr and Kemmis. (1986). Action
Research Principles and
Practice Lecture in Education.
University of Bath.
Hopkins. (1993). A Teacher’s Guide
to Classroom Research
Philadelhia Open Univesity
Press.
Mulyono. (2001). Aktivitas Belajar.
Bandung: Yrama.

87

Anda mungkin juga menyukai