Anda di halaman 1dari 5

KEKUATAN HUKUM SERTIPIKAT PENGGANTI KARENA HILANG

Ananta Triyatmojo dan Endang Sri Kawuryan


Fakultas Hukum, Universitas Narotama, Surabaya, Indonesia
anantatriyatmojo@gmail.com, endangsri@gmail.com
Received: 01/06/2018 Revised: 12/07/2018 Accepted: 28/07/2018
How To Cite: Ujianti. N. M. P and Dewi. A.A.S.L. Tinjauan Yuridis Asas Keseimbangan Dalam Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Kertha Wicaksana. 2018. Volume 12, Nomor 2. Hal 140-144.
http://dx.doi.org/10.22225/kw.12.2.725.140-144
Abstrak
Pada akhir-akhir ini, untuk bertransaksi atas hak atas tanah yang tanda bukti haknya berupa sertipikat pengganti
karena hilang, banyak pihak yang meragukan kekuatan hukum dan kepastian hukum dari serpikat pengganti karena
hilang tersebut, maka perlu dilakukian analisis dengan cara diskripsi komparatif, yakni dengan mengetengahkan
prosedur penerbitan sertipikat pengganti karena hilang, dengan segala karakteristiknya. Dari hasil analisis dengan
metode diskripsi komparatif dari ketentuan-ketentuan perundangan yang terkait nampak bahwa kedudukan hukum
serpikat pengganti karena hilang sama halnya sertipikat originer, dan mempunyai kekuatan hukum yang sama pula,
serta bagi pihak-pihak yang mengadakan transaksi terhadap hak atas tanah yang tanda bukti haknya berupa
sertipikat pengganti karena hilang tidak perlu ragu-ragu, karana ia memperoleh perlindungan hukum baik perdata,
pidana maupun tata usaha negara.
Kata Kunci : Sertipikat pengganti; Perlindungan hukum; Kekuatan hukum.

Abstract
In recent years, to transact land rights whose proof of rights is in the form of a replacement certificate due to
disappearance, there are many who doubt the legal power and legal certainty of the successor's replacement
because it is missing, it is necessary to conduct an analysis by means of a comparative description, the procedure
of issuance of the replacement certificate because it is lost, with all its characteristics. From the results of the
analysis with the comparative description method of the relevant provisions of the law it appears that the status of
the substitute law as a lost due to the originer certificate, and has the same legal force, as well as for the parties
who entered into the transaction of land rights which the evidence his right in the form of a substitute certificate
because of missing need not hesitate, because he obtained legal protection both civil, criminal and state
administration.
Keywords: Alternative certificate; Legal protection; Legal force.

I. PENDAHULUAN akibatnya antara pemukim perkotaan dan


pedesaan-pertanian (Hananel, 2015). Penggunaan
Semua lahan langka karena tuntutan yang lahan yang dibudidayakan adalah proses di mana
bersaing untuk penggunaannya, dan penggunaan orang memanfaatkan fungsi-fungsi layanan
lahan yang berkelanjutan serta kebijakan lahan ekosistem lahan yang dibudidayakan untuk
terkoordinasi telah mendapat tekanan yang memenuhi kebutuhan mereka sendiri (Li, Zhang,
meningkat dari industrialisasi dan urbanisasi dan Zhang, & Wu, 2017). Hak atas kepemilikan tanah
pembangunan peradaban ekologis (Wang, Lin, dan penggunaan petani dan penggembala adalah
Glendinning, & Xu, 2018). Keputusan tentang abadi karena tidak dapat dibatasi kecuali dalam
penggunaan lahan adalah situs kontestasi politik kasus pengambilalihan oleh otoritas pemerintah
dan hukum tentang keadilan sosial dan (Tura, 2018). Kepemilikan tanah industri milik
lingkungan baik dalam konteks pedesaan dan negara dilindungi oleh hukum. Kepemilikan lahan
perkotaan (Van Wagner, 2016). Narasi lahan industri kolektif dari pasar informal tidak
didasarkan pada perbedaan dikotomis antara dilindungi oleh hukum, jadi ada risiko permintaan
lahan perkotaan dan pedesaan-pertanian, dan tanah oleh negara. Secara umum diterima bahwa

KERTHA WICAKSANA Volume 12, Nomor 2, 2018 © All Right Reserved Halaman 140
Kekuatan Hukum Sertipikat Pengganti Karena Hilang

negara memiliki kepemilikan tanah lebih aman tanah sebagai benda yang mempunyai nilai magis
daripada kepemilikan lahan kolektif (Ye et al., religius akan semakin langka. Tersedianya tanah
2018). untuk dapat dikuasai oleh manusia sangat
terbatas, di lain pihak jumlah manusia
Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan
berkembang terus dengan pesatnya. Penggunaan
kemajuan di bidang prasarana dan sarana
tanah dengan berbagai macam kepentingan makin
memerlukan bidang tanah. Hubungan hukum
banyak macam ragamnya sejalan dengan
antara tanah dengan kehidupan manusia dan
kemajuan peradapan manusia dan kemajuan
penyelenggaraan pemerintahan sangat erat dan
teknologi, antara lain untuk permukiman,
saling mendukung dalam pelaksanaannya, tanpa
pertokoan, pertanian, perkebunan, peternakan,
tersedia cukup bidang tanah kehidupan manusia
pabrik-pabrik, lapangan terbang, lapangan golf,
dan penyelenggaraan pemerintah tidak dapat
tempat rekreasi dan sebagainya.
berlangsung lancar. Peran sentral negara dalam
hubungan tanah menyebabkan promosi Kepastian akan perlindungan hak atas tanah
pembangunan pertanian dan pengendalian aset bagi negara akan mendatangkan investasi asing
yang berharga (Ekpodessi & Nakamura, 2018). menanamkan modal di Indonesia, hal ini akan
Masalah tanah telah berkembang pesat menjadi membuka banyak lapangan kerja, menambah
persoalan lintas sektoral, mempunyai dimensi devisa dan meningkatkan kesejahteraan
ekonomi, dimensi sosial budaya, dimensi politik, masyarakat. Tanpa perlindungan terhadap hak
bahkan dimensi pertahanan keamanan.Sebagai atas tanah maka tidak mungkin ada pembangunan
wadah sumber kekayaan alam di darat, tanah berkesinambungan, karena terdapat sedikit
merupakan wujud konkrit dari salah satu Modal mereka yang bersedia melakukan investasi jangka
Dasar Pembangunan Nasional yang tercantum panjang. Bagi negara berkembang seperti
dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara Indonesia akan sulit memperoleh investasi asing
(Moerdiono, 1988). bila tidak ada perlindungan hukum terhadap hak
atas tanah. Akibat kemajuan pembangunan di
Tanah sebagai wujud konkrit satu modal Dasar
semua sektor dan kecepatan pertambahan
Pembangunan Nasional secara merata dan adil
penduduk, faktor tanah menjadi sangat penting
harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan
dan vital sebagai lahan pertanian, industri,
masyarakat Indonesia sebagai peningkatan
pemukiman maupun prasarana. Kemajuan
kesejahteraan lahir dan batin. Kesejahteraan yang
pembangunan dan pertambahan penduduk terus
berkeadilan sosial sekaligus akan meningkatkan
bertambah, namun luas tanah tetap dan tidak akan
ketahanan nasional dan pada gilirannya akan
tambah. Sesuai hukum ekonomi, semakin banyak
meratakan jalan bagi generasi akan datang
orang membutuhkan tanah, maka nilai tanah akan
mencapai masyarakat maju, sejahtera adil dan
semakin meningkat.
makmur. Tanah amat diperlukan untuk aktifitas
sehari-hari, oleh karena itu manusia memerlukan Falsafah Indonesia dalam konsep hubungan
tanah yang bebas dari penguasaan, pendudukan antara manusia dengan tanah menempatkan
dan hak pihak lain (Djanggih & Salle, 2018). individu dan masyarakat sebagai kesatuan yang
tidak terpisahkan dan kebutuhan pemenuhan
Filsuf Cofusius mengatakan ribuan tahun lalu
seseorang terhadap tanah diletakkan dalam
kepada muridnya: “Jika kita ingin membangun,
kerangka kebutuhan seluruh masyarakat sehingga
bukanya mutlak diperlukan papan, ramuan rumah
hubungannya tidak bersifat individualistis semata,
atau peralatan lainnya, melainkan tempat
tetapi lebih bersifat kolektif dengan tetap
kosong.” dimaksud tanah kosong atau bebas dari
memberikan tempat dan penghormatan terhadap
pendudukan, bebas dari bangunan orang, dan
hak perseorangan. Kepentingan 'lebih dari
terutama bebas dari hak orang (Salindeho, 1994).
kepemilikan' ini menyulitkan konstruksi hukum
Tanah tidak dapat dilepaskan dari kehidupan
dan budaya kepemilikan properti sebagai
manusia, setiap orang memerlukan tanah untuk
hubungan terdefinisi antara orang dan tempat
kehidupannya, mempunyai nilai ekonomis
(Van Wagner, 2016). Dari ketentuan tersebut
sehingga sering menimbulkan permasalahan
dapat diartikan bahwa tanah / bumi, air ruang
tersendiri, dan konflik-konflik serta benturan-
angkasa dan kekayaan alam yang terkandung di
benturan di dalam masyarakat. Tanah merupakan
dalamnya harus dikuasai negara untuk
suatu benda yang mempunyai nilai magis religius
dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran
(S. Harsono, 1997).
rakyat (Hatta, 1977).
Bertambahnya manusia setiap hari, berakibat

KERTHA WICAKSANA Volume 12, Nomor 2, 2018 © All Right Reserved Halaman 141
Kekuatan Hukum Sertipikat Pengganti Karena Hilang

Tanah memiliki arti penting dalam kehidupan C. PenerbitanSertipikat


manusia pada dimensi lain tanah memiliki fungsi
D. Pencatatan beban-beban danperbuatan dan
ganda, yaitu sebagai social asset dan sekaligus
peristiwa hukum
capital asset. Dalam ujud sebagai social asset
tanah merupakan sarana pengikat kesatuan sosial Keempat bidang kegiatan tersebut sangat erat
bagi kalangan masyarakat Indonesia untuk hidup hubungannya satu sama lain sehingga tidak ada
dan memaknai kehidupan ini sedangkan sebagai satupun dapat diabaikan melainkan masing-
capital asset tanah adalah merupakan faktor masing memerlukan perhatian khusus yang sama
modal dalam pembangunan (Hajati, 2005). cermat dan seksama. Penanganan yang kurang
Sebagai capital asset tanah telah tumbuh sebagai teliti dari salah satu bidang tersebut dapat
benda ekonomi yang sangat penting sekaligus mengakibatkan permasalah hukum di bidang
sebagai bahan perniagaan dan akhirnya sering pertahanan khususnya dalam rangka
menjadi objek spekulasi. Tanah meruapakan penyelenggaraan pendaftaran tanah.
bagian permukaan bumi yang kepemilikan hak-
haknya diakui, mencakup dan benda-benda di Masalah pendaftaran tanah yang muncul ini
atasnya baik bentukan alam maupun tumbuh- mempunyai akibat luas bagi masyarakat dan
tumbuhan.Hubungan hukum antara hak dapat mengurangi kepercayaan terhadap alat-alat
kepemilikan di atas permukaan bumi dan yang di bukti hak atas tanah, khususnya sertipikat hak
bawah permukaan bumi perlu pengaturan secara atas tanah.Informasi melalui media masa ataupun
tegas. internet mengenai sertipikat palsu, sertipikat
“aspal”, sertipikat tumpang tindih, atau sertipikat
II. METODE ganda sungguh memprihatinkan.Mengatasi hal ini
perlu perhatian khusus dan serius, usaha yang
Penelitian ini menggunakan metode diskripsi
komparatif dari ketentuan-ketentuan sungguh-sungguh, penyelesaian melalui mediasi
perundangan. Dalam proses menganalisis data perlu diteruskan selain disalurkan melalui
lembaga peradilan dan penertiban administrasi
dilakukan dengan cara diskripsi komparatif, yakni
pedaftaran tanah perlu ditingkatkan.
dengan mengetengahkan prosedur penerbitan
sertipikat pengganti karena hilang, dengan segala Sengketa pertanahan terus bermunculan ke
karakteristiknya. permukaan menuntut penyelesaian baik secara
III. PEMBAHASAN
administratif, yuridis maupun politis. Masalah-
masalah pertanahan dapat dicirikan sebagai
Penerbitan Sertipikat masalah bersifat laten dalam arti meskipun
Pendaftaran tanah diselenggarakan oleh permasalahan tertentu telah ditangani dan
Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dianggap selesai, namun tidak tertutup
kemungkinan dikemudian hari masalah sama
masyarakat dan Pemerintah sendiri guna
menjamin kepastian hukum hak atas tanah bagi akan muncul kembali. Ini merupakan konsekuensi
warganya. Pemerintah memberikan jaminan logis dari dianutnya stesel “negatif” dalam
kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah pendaftaran tanah di Indonesia (Luthfi Ibrahim,
2002).
dengan jalan penerbitan suatu surat tanda bukti
hak atas tanah berupa sertipikat. Salah satu rumitnya permasalahan pendaftaran
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang tanah adalah diterbitkannya sertipikat hak atas
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria Pasal 19 tanah pengganti (kedua) kareana sertipikat hak
atas tanah semula (pertama) hilang, karena hal
Ayat (2) huruf c menyebutkan kegitan
pendaftaran tanah meliputi pemberian surat tanda demikian berpotensi adanya sertipikat hak atas
bukti hak sebagai alat pembuktian yang kuat, tanah ganda atau sering disebut sertipikat ganda
dalam rangka memberikan jaminan kepastian diterbitkan oleh Kantor Pertanahan, karena dalam
satu bidang seharusnya tidak boleh terbit lebih
hukum bagi para pemegang hak tanah, oleh
karena itu oleh Pemerintah diselenggarakan dari satu sertipikat hak atas tanah, kecuali
pendaftaran hak atas tanah (rechts kadaster) yang sertipikat tersebut mempunyai hubungan hukum
meliputi kegiatan : seperti sertipikat hak guna bangunan di atas hak
pengelolaan atau di atas hak milik. Sertipikat
A. Pengukuran dan Pemetaan, kedua (pengganti) merupakan sertipikat hak atas
tanah diterbitkan oleh Kantor Pertanahan sebagai
B. Pembukuan
pengganti atas sertipikat pertama yang hilang,

KERTHA WICAKSANA Volume 12, Nomor 2, 2018 © All Right Reserved Halaman 142
Kekuatan Hukum Sertipikat Pengganti Karena Hilang

terhadap bidang yang tanah sama, dalam hal ini sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2c)
subjek haknya sama,dan obyeknya juga sama. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960.
Kekuatan Hukum Sertipikat Hak Atas Tanah Memperhatikan ketentuan-ketentuan tersebut
Pengganti, Karena Hilang di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa daftar-
Permasalahan yang timbul kemudian adalah daftar Buku Tanah dalam rangka pendaftaran hak
bagaimana jika sertipikat yang telah dinyatakan dari padanya diterbitkan Sertifikat atau Sertifikat
hilang tersebut kemudian ditemukan atau malah Pengganti merupakan daftar umum yang
sertipikat yang dinyatakan hilang tersebut mempunyai kekuatan bukti, kepada siapa
ternyata digadaikan dibawah tangan bahkan dijual Penggugat harus dapat membuktikan gugatannya.
dibawah tangan. Bagaiman Perlindungan hukum Sertipikat dan sertipikat pengganti karena
terhadap pihak yang memegang sertipikat kedua hilang, adalah berasal dari Salinan Buku Tanah
(pengganti) yang dengan itikat baik telah dan Salinan Surat Ukur, dari nomor yang sama,
memperoleh hak tersebut misalnya karena jual sehingga kekuatan hukumnya juga sama, hal ini
beli atau Pemegang hak tanggungan. sesuai ketentuan Pasal 139 Peraturan Menteri
Secara administrasi Pendaftaran Tanah bagi Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
seseorang atau badan hukum sebagai subyek Nasional Nomor 3 Tahun 1997, yang menegaskan
hukum hak atas tanah yang kehilangan sertipikat bahwa “Untuk penerbitan sertipikat pengganti
hak atas tanah, bisa mengajukanpermohonan tidak dilakukan pengukuran maupun pemeriksaan
kepada Kepala Kantor Pertanahan pada letak tanah dan nomor hak tidak diubah (Kartasaputra,
tanahnya, Sertipikat pengganti dari sertipikat 1986; Sembiring, 2010; Tehupeiory, 2012).
yang hilang dengan urutan mekanismenya Dengan diterbitkanya sertipikat pengganti
sebagaimana diatur dalam Pasal 138 Peraturan tersebut melalui Berita Acara Pengumuman yang
Menteri Negara Agraria/Kepala Badan dibuat oleh Kepala Kantor Pertanahan, sertipikat
Pertanahan Nasional nomor 3 tahun 1997 tentang yang terbit terdahulu telah dinyatakan tidak
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah berlaku, sehingga apabila setelahnya
Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran diterbitkannya sertipikat pengganti karena hilang,
Tanah, sebagai berikut: ada orang yang masih memegang sertipikat
A. Pemohon dalam hal ini orang/badan hukum tersebut sudah tidak bisa melakukan perbuatan
yang namanya tercantum sebagai pemegang hukum apapun, karena semua pihak yang akan
hak harus menyatakan dibawah sumpah melakukan perbuatan hukum terhadap hak atas
dihadapan Kepala Kantor Pertanahan/Kepala tanah, yang telah terdaftar harus melakukan
Seksi Pendaftaran Tanah, mengenai hilangnya ceking sertipikatnya terlebih dahulu, pada waktu
sertipikat hak yang bersangkutan; ceking sudah tidak dapat dilayani oleh Kantor
Pertanahan.
B. Penerbitan sertipikat pengganti didahului
dengan pengumuman 1 (satu) kali dalam salah IV. SIMPULAN
satu surat kabar harian setempat atas biaya Melalui pendekatan di atas dapat dirumuskan
pemohon atau untuk daerah pelosok kesimpulan sebagai berikut:
diumumkan pada kantor Kepala Desa
setempat; Sertipikat Pengganti karena hilang,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan
C. Dalam pengumuman tersebut telah dinyatakan sertipikat yang dinyatakan hilang, karena sama-
bahwa sertipikat yang hilang dinyatakan tidak sama merupakan salinan buku tanah dan surat
berlaku lagi sebagai tanda bukti hak setelah ukur dengahn nomor yang sama.
dilakukan penerbitan sertipikat pengganti.
Untuk pemegang hak yang dalam hal ini orang
Kepada pemegang Hak Atas Tanah yang telah yang telah melakukan perbuatan hukum (jual beli,
terdaftar tersebut kepadanya dapat diberikan hibah, jaminan kredit) terhadap hak atas tanah
sertifikat atau Sertipikat Pengganti. Sertifikat yang tanda bukti hak nya berupa Sertipikat
merupakan surat tanda bukti hak terdiri dari Pengganti karena hilang, secara hukum telah
salinan Buku Tanah dan salinan Surat Ukur (B. memperoleh perlindungan hukum dari hukum
Harsono, 1986). Sertifikat maupun Sertifikat pidana ,hukum Tata Usaha Negara dan hukum
Pengganti tersebut merupakan tanda bukti hak, perdata
berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat

KERTHA WICAKSANA Volume 12, Nomor 2, 2018 © All Right Reserved Halaman 143
Kekuatan Hukum Sertipikat Pengganti Karena Hilang

DAFTAR PUSTAKA (December), 0–1.


Djanggih, H., & Salle, S. (2018). Aspek Hukum Luthfi Ibrahim, N. (2002). Kebijakan Dalam
Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Melaksanakan Pembaruan Agraria. In Seminar
Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Nasional Pertanahan. Yogyakarta: Universitas
Pandecta: Research Law Journal, 12(2). Gadjah Mada.
Ekpodessi, S. G. N., & Nakamura, H. (2018). Land use Moerdiono, M. (1988). Dimensi-Dimensi Masalah
and management in Benin Republic: An Pertanahan Kita. Jakarta.
evaluation of the effectiveness of Land Law Salindeho, J. (1994). Manusia, tanah, hak dan hukum.
2013-01. Land Use Policy, Vol 78 (November Sinar Grafika.
2017), 61–69. Sembiring, J. J. (2010). Panduan Mengurus Sertifikat
Hajati, S. (2005). Restrukturisasi Hak atas Tanah Tanah. VisiMedia.
dalam rangka Pembaruan Hukum Agraria Tehupeiory, A. (2012). Pentingnya pendaftaran tanah
Nasional. di Indonesia. RAIH ASA SUKSES.
Hananel, R. (2015). The Land Narrative: Rethinking Tura, H. A. (2018). Land Use Policy Land rights and
Israel’s National Land Policy. Land Use Policy, land grabbing in Oromia, Ethiopia. Land Use
45, 128–140. Policy, 70(October 2017), 247–255.
Harsono, B. (1986). Hukum agraria Indonesia: Van Wagner, E. (2016). Law’s rurality: Land use law
himpunan peraturan-peraturan hukum tanah. and the shaping of people-place relations in
Penerbit Djambatan. rural Ontario. Journal of Rural Studies, 47, 311
Harsono, S. (1997). Konflik-Konflik Pertanahan dan –325.
Upaya-Upaya Penyelesaiannya. Yogyakarta. Wang, J., Lin, Y., Glendinning, A., & Xu, Y. (2018).
Hatta, M. (1977). Pelaksanaan Undang-Undang Dasar Land-use changes and land policies evolution in
1945 Pasal 33. Penjabaran Pasal 33 Undang- China’s urbanization processes. Land Use
Undang Dasar 1945, 1, 26–33. Policy, 75(February), 375–387.
Kartasaputra, R. G. (1986). Masalah pertanahan di Ye, L., Huang, X., Yang, H., Chen, Z., Zhong, T., &
Indonesia. Bina Aksara. Xie, Z. (2018). Effects of dual land ownerships
Li, H., Zhang, X., Zhang, X., & Wu, Y. (2017). and different land lease terms on industrial land
Utilization benefit of cultivated land and land use efficiency in Wuxi City, East China.
institution reforms: Economy, society and Habitat International, (January 2017).
ecology. Habitat International, Vol 77

KERTHA WICAKSANA Volume 12, Nomor 2, 2018 © All Right Reserved Halaman 144

Anda mungkin juga menyukai