Abstract
In recent years, to transact land rights whose proof of rights is in the form of a replacement certificate due to
disappearance, there are many who doubt the legal power and legal certainty of the successor's replacement
because it is missing, it is necessary to conduct an analysis by means of a comparative description, the procedure
of issuance of the replacement certificate because it is lost, with all its characteristics. From the results of the
analysis with the comparative description method of the relevant provisions of the law it appears that the status of
the substitute law as a lost due to the originer certificate, and has the same legal force, as well as for the parties
who entered into the transaction of land rights which the evidence his right in the form of a substitute certificate
because of missing need not hesitate, because he obtained legal protection both civil, criminal and state
administration.
Keywords: Alternative certificate; Legal protection; Legal force.
KERTHA WICAKSANA Volume 12, Nomor 2, 2018 © All Right Reserved Halaman 140
Kekuatan Hukum Sertipikat Pengganti Karena Hilang
negara memiliki kepemilikan tanah lebih aman tanah sebagai benda yang mempunyai nilai magis
daripada kepemilikan lahan kolektif (Ye et al., religius akan semakin langka. Tersedianya tanah
2018). untuk dapat dikuasai oleh manusia sangat
terbatas, di lain pihak jumlah manusia
Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan
berkembang terus dengan pesatnya. Penggunaan
kemajuan di bidang prasarana dan sarana
tanah dengan berbagai macam kepentingan makin
memerlukan bidang tanah. Hubungan hukum
banyak macam ragamnya sejalan dengan
antara tanah dengan kehidupan manusia dan
kemajuan peradapan manusia dan kemajuan
penyelenggaraan pemerintahan sangat erat dan
teknologi, antara lain untuk permukiman,
saling mendukung dalam pelaksanaannya, tanpa
pertokoan, pertanian, perkebunan, peternakan,
tersedia cukup bidang tanah kehidupan manusia
pabrik-pabrik, lapangan terbang, lapangan golf,
dan penyelenggaraan pemerintah tidak dapat
tempat rekreasi dan sebagainya.
berlangsung lancar. Peran sentral negara dalam
hubungan tanah menyebabkan promosi Kepastian akan perlindungan hak atas tanah
pembangunan pertanian dan pengendalian aset bagi negara akan mendatangkan investasi asing
yang berharga (Ekpodessi & Nakamura, 2018). menanamkan modal di Indonesia, hal ini akan
Masalah tanah telah berkembang pesat menjadi membuka banyak lapangan kerja, menambah
persoalan lintas sektoral, mempunyai dimensi devisa dan meningkatkan kesejahteraan
ekonomi, dimensi sosial budaya, dimensi politik, masyarakat. Tanpa perlindungan terhadap hak
bahkan dimensi pertahanan keamanan.Sebagai atas tanah maka tidak mungkin ada pembangunan
wadah sumber kekayaan alam di darat, tanah berkesinambungan, karena terdapat sedikit
merupakan wujud konkrit dari salah satu Modal mereka yang bersedia melakukan investasi jangka
Dasar Pembangunan Nasional yang tercantum panjang. Bagi negara berkembang seperti
dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara Indonesia akan sulit memperoleh investasi asing
(Moerdiono, 1988). bila tidak ada perlindungan hukum terhadap hak
atas tanah. Akibat kemajuan pembangunan di
Tanah sebagai wujud konkrit satu modal Dasar
semua sektor dan kecepatan pertambahan
Pembangunan Nasional secara merata dan adil
penduduk, faktor tanah menjadi sangat penting
harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan
dan vital sebagai lahan pertanian, industri,
masyarakat Indonesia sebagai peningkatan
pemukiman maupun prasarana. Kemajuan
kesejahteraan lahir dan batin. Kesejahteraan yang
pembangunan dan pertambahan penduduk terus
berkeadilan sosial sekaligus akan meningkatkan
bertambah, namun luas tanah tetap dan tidak akan
ketahanan nasional dan pada gilirannya akan
tambah. Sesuai hukum ekonomi, semakin banyak
meratakan jalan bagi generasi akan datang
orang membutuhkan tanah, maka nilai tanah akan
mencapai masyarakat maju, sejahtera adil dan
semakin meningkat.
makmur. Tanah amat diperlukan untuk aktifitas
sehari-hari, oleh karena itu manusia memerlukan Falsafah Indonesia dalam konsep hubungan
tanah yang bebas dari penguasaan, pendudukan antara manusia dengan tanah menempatkan
dan hak pihak lain (Djanggih & Salle, 2018). individu dan masyarakat sebagai kesatuan yang
tidak terpisahkan dan kebutuhan pemenuhan
Filsuf Cofusius mengatakan ribuan tahun lalu
seseorang terhadap tanah diletakkan dalam
kepada muridnya: “Jika kita ingin membangun,
kerangka kebutuhan seluruh masyarakat sehingga
bukanya mutlak diperlukan papan, ramuan rumah
hubungannya tidak bersifat individualistis semata,
atau peralatan lainnya, melainkan tempat
tetapi lebih bersifat kolektif dengan tetap
kosong.” dimaksud tanah kosong atau bebas dari
memberikan tempat dan penghormatan terhadap
pendudukan, bebas dari bangunan orang, dan
hak perseorangan. Kepentingan 'lebih dari
terutama bebas dari hak orang (Salindeho, 1994).
kepemilikan' ini menyulitkan konstruksi hukum
Tanah tidak dapat dilepaskan dari kehidupan
dan budaya kepemilikan properti sebagai
manusia, setiap orang memerlukan tanah untuk
hubungan terdefinisi antara orang dan tempat
kehidupannya, mempunyai nilai ekonomis
(Van Wagner, 2016). Dari ketentuan tersebut
sehingga sering menimbulkan permasalahan
dapat diartikan bahwa tanah / bumi, air ruang
tersendiri, dan konflik-konflik serta benturan-
angkasa dan kekayaan alam yang terkandung di
benturan di dalam masyarakat. Tanah merupakan
dalamnya harus dikuasai negara untuk
suatu benda yang mempunyai nilai magis religius
dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran
(S. Harsono, 1997).
rakyat (Hatta, 1977).
Bertambahnya manusia setiap hari, berakibat
KERTHA WICAKSANA Volume 12, Nomor 2, 2018 © All Right Reserved Halaman 141
Kekuatan Hukum Sertipikat Pengganti Karena Hilang
KERTHA WICAKSANA Volume 12, Nomor 2, 2018 © All Right Reserved Halaman 142
Kekuatan Hukum Sertipikat Pengganti Karena Hilang
terhadap bidang yang tanah sama, dalam hal ini sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2c)
subjek haknya sama,dan obyeknya juga sama. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960.
Kekuatan Hukum Sertipikat Hak Atas Tanah Memperhatikan ketentuan-ketentuan tersebut
Pengganti, Karena Hilang di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa daftar-
Permasalahan yang timbul kemudian adalah daftar Buku Tanah dalam rangka pendaftaran hak
bagaimana jika sertipikat yang telah dinyatakan dari padanya diterbitkan Sertifikat atau Sertifikat
hilang tersebut kemudian ditemukan atau malah Pengganti merupakan daftar umum yang
sertipikat yang dinyatakan hilang tersebut mempunyai kekuatan bukti, kepada siapa
ternyata digadaikan dibawah tangan bahkan dijual Penggugat harus dapat membuktikan gugatannya.
dibawah tangan. Bagaiman Perlindungan hukum Sertipikat dan sertipikat pengganti karena
terhadap pihak yang memegang sertipikat kedua hilang, adalah berasal dari Salinan Buku Tanah
(pengganti) yang dengan itikat baik telah dan Salinan Surat Ukur, dari nomor yang sama,
memperoleh hak tersebut misalnya karena jual sehingga kekuatan hukumnya juga sama, hal ini
beli atau Pemegang hak tanggungan. sesuai ketentuan Pasal 139 Peraturan Menteri
Secara administrasi Pendaftaran Tanah bagi Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
seseorang atau badan hukum sebagai subyek Nasional Nomor 3 Tahun 1997, yang menegaskan
hukum hak atas tanah yang kehilangan sertipikat bahwa “Untuk penerbitan sertipikat pengganti
hak atas tanah, bisa mengajukanpermohonan tidak dilakukan pengukuran maupun pemeriksaan
kepada Kepala Kantor Pertanahan pada letak tanah dan nomor hak tidak diubah (Kartasaputra,
tanahnya, Sertipikat pengganti dari sertipikat 1986; Sembiring, 2010; Tehupeiory, 2012).
yang hilang dengan urutan mekanismenya Dengan diterbitkanya sertipikat pengganti
sebagaimana diatur dalam Pasal 138 Peraturan tersebut melalui Berita Acara Pengumuman yang
Menteri Negara Agraria/Kepala Badan dibuat oleh Kepala Kantor Pertanahan, sertipikat
Pertanahan Nasional nomor 3 tahun 1997 tentang yang terbit terdahulu telah dinyatakan tidak
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah berlaku, sehingga apabila setelahnya
Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran diterbitkannya sertipikat pengganti karena hilang,
Tanah, sebagai berikut: ada orang yang masih memegang sertipikat
A. Pemohon dalam hal ini orang/badan hukum tersebut sudah tidak bisa melakukan perbuatan
yang namanya tercantum sebagai pemegang hukum apapun, karena semua pihak yang akan
hak harus menyatakan dibawah sumpah melakukan perbuatan hukum terhadap hak atas
dihadapan Kepala Kantor Pertanahan/Kepala tanah, yang telah terdaftar harus melakukan
Seksi Pendaftaran Tanah, mengenai hilangnya ceking sertipikatnya terlebih dahulu, pada waktu
sertipikat hak yang bersangkutan; ceking sudah tidak dapat dilayani oleh Kantor
Pertanahan.
B. Penerbitan sertipikat pengganti didahului
dengan pengumuman 1 (satu) kali dalam salah IV. SIMPULAN
satu surat kabar harian setempat atas biaya Melalui pendekatan di atas dapat dirumuskan
pemohon atau untuk daerah pelosok kesimpulan sebagai berikut:
diumumkan pada kantor Kepala Desa
setempat; Sertipikat Pengganti karena hilang,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan
C. Dalam pengumuman tersebut telah dinyatakan sertipikat yang dinyatakan hilang, karena sama-
bahwa sertipikat yang hilang dinyatakan tidak sama merupakan salinan buku tanah dan surat
berlaku lagi sebagai tanda bukti hak setelah ukur dengahn nomor yang sama.
dilakukan penerbitan sertipikat pengganti.
Untuk pemegang hak yang dalam hal ini orang
Kepada pemegang Hak Atas Tanah yang telah yang telah melakukan perbuatan hukum (jual beli,
terdaftar tersebut kepadanya dapat diberikan hibah, jaminan kredit) terhadap hak atas tanah
sertifikat atau Sertipikat Pengganti. Sertifikat yang tanda bukti hak nya berupa Sertipikat
merupakan surat tanda bukti hak terdiri dari Pengganti karena hilang, secara hukum telah
salinan Buku Tanah dan salinan Surat Ukur (B. memperoleh perlindungan hukum dari hukum
Harsono, 1986). Sertifikat maupun Sertifikat pidana ,hukum Tata Usaha Negara dan hukum
Pengganti tersebut merupakan tanda bukti hak, perdata
berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat
KERTHA WICAKSANA Volume 12, Nomor 2, 2018 © All Right Reserved Halaman 143
Kekuatan Hukum Sertipikat Pengganti Karena Hilang
KERTHA WICAKSANA Volume 12, Nomor 2, 2018 © All Right Reserved Halaman 144