HOUSING
MANAGEMENT
KELOMPOK 7
Meet
M. FEBTIAN SYAH PUTRA WIWID RIZKI AMALIA
08211740000002
Our 08211740000018
Team
NURY AHDIYA RIF’ATI RAGA BAGAS PRATAMA
08211740000010 08211740000023
OUTLINE
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas Lingkungan hunian adalah bagian dari kawasan permukiman yang
lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, terdiri atas lebih dari satu satuan permukiman.
utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di
kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan
kawasan permukiman, pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh,
penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat.
Sumber: Nurmandi, Achmad Manajemen Perkotaan; Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi
Mewujudkan Kota Cerdas /oleh Achmad Nurmandi --Yogyakarta: Jusuf Kalla School of Government Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta (JKSG UMY), 2014
Kebutuhan Tempat Tinggal
Supply < Demand
Sumber: Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2020
Muncullah
SLUM
and
SQUATTER
UU RI NO. 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
Negara bertanggung jawab atas penyelenggaraan perumahan dan
Pasal 5 kawasan permukiman yang pembinaannya dilaksanakan oleh
Ayat 1 pemerintah.
Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) meliputi:
a. perencanaan;
Pasal 6 b. pengaturan;
Ayat 1 c. pengendalian; dan
d. pengawasan.
UU RI NO. 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
“Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
adalah kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan,
dan pengendalian, termasuk di dalamnya pengembangan
kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta
peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu.”
02
Asas Penataan
Asas Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan
Permukiman
Keadilan
Kesejahteraan dan Pemerataan
Memberikan landasan agar kebutuhan perumahan
Memberikan landasan agar hasil pembangunan di
dan kawasan permukiman yang layak bagi
bidang perumahan dan kawasan permukiman
masyarakat dapat terpenuhi sehingga masyarakat
dapat dinikmati secara proporsional dan merata
mampu mengembangkan diri dan beradab, serta
bagi seluruh rakyat.
dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
Keefisienan dan
Kenasionalan Kemanfaatan
Memberikan landasan agar hak kepemilikan tanah
hanya berlaku untuk warga negara Indonesia, memberikan landasan agar penyelenggaraan
sedangkan hak menghuni dan menempati oleh perumahan dan kawasan permukiman dilakukan
orang asing hanya dimungkinkan dengan cara hak dengan memaksimalkan potensi yang
sewa atau hak pakai atas rumah. dimiliki berupa sumber daya tanah, teknologi
rancang bangun, dan industri bahan bangunan
yang sehat untuk memberikan keuntungan dan
manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan
rakyat.
Kemitraan Keterpaduan
Memberikan landasan agar penyelenggaraan memberikan landasan agar penyelenggaraan perumahan
perumahan dan kawasan permukiman dilakukan dan kawasan permukiman dilaksanakan dengan
oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dengan memadukan kebijakan dalam perencanaan, pelaksanaan,
melibatkan peran pelaku usaha dan masyarakat, pemanfaatan, dan pengendalian, baik intra- maupun
dengan prinsip saling memerlukan, memercayai, antarinstansi serta sektor terkait dalam kesatuan yang bulat
memperkuat, dan menguntungkan yang dilakukan, dan utuh, saling menunjang, dan saling mengisi.
baik langsung maupun tidak langsung.
Dan dalam melaksanakan pembinaan ini Menteri diberi wewenang untuk melakukan
koordinasi lintas sektoral, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan, baik
vertikal maupun horizontal
PP RI No. 14 Tahun 2016
Mencabut PP No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun Dan Lingkungan Siap Bangun Yang Berdiri Sendiri
dan PP No. 44 Tahun 1994 tentang Penghunian Rumah Oleh Bukan Pemilik
• Pembangunan Perumahan MBR dilakukan untuk luas lahan tidak lebih dari 5 (lima) hektare dan paling kurang 0,5 (nol
koma lima) hektare serta berada dalam 1 (satu) lokasi yang diperuntukkan bagi pembangunan Rumah tapak.
• Lokasi pembangunan Perumahan MBR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah sesuai dengan rencana tata ruang
wilayah.
KSNPP Dirjen Perumahan dan Kawasan Permukiman
Merupakan arahan bagi Instansi terkait dalam rangka koordinasi dan sinkronisasi program penyelenggaraan perumahan dan
permukiman dengan tetap mengacu pada Propenas dan Propeda
Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman (KSNPP) digunakan sebagai pedoman untuk
penyiapan pengaturan dan rencana penyelenggaraan perumahan dan permukiman baik di Pusat maupun di
Daerah sesuai kondisi dan potensi setempat.
Permen PUPR No. 02/PRT/M/2016
Peraturan menteri ini bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni perumahan kumuh dan
permukiman kumuh.
Lingkup pengaturan dalam Peraturan Menteri meliputi: kriteria dan tipologi; penetapan lokasi dan perencanaan
penanganan; pola-pola penanganan; pengelolaan; dan pola masyarakat dan kearifan lokal
Peraturan menteri ini dimaksudkan sebagai acuan bagi Pemerintah, Pemerintah daerah, dan setiap orang dalam
penyelenggaraan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh
06
Isu dan Permasalahan
ISU STRATEGIS
Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman (KSNPP) Dirjen
Perumahan dan Peermukiman
1. Isu Kesenjangan Pelayanan
>1,2 Miliar
Penduduk Kota ―satu dari setiap
tiga orang yang tinggal di wilayah
perkotaan - tidak memiliki akses ke
perumahan yang terjangkau dan
aman
Publikasi utama WRI, World Resources Report (WRR)
99,08%
merupakan bencana ekologis Akibat dari
pembangunan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Tingkat urbanisasi dan industrialisasi yang tinggi, serta dampak pemanfaatan sumber daya dan
teknologi yang kurang terkendali.
55%
Indonesia pada 2017
hampir mencapai
sehingga Indonesia
berada di kategori
menengah urbanisasi.
Data Boks – Data Dtory – Bank Dunia
B. Belum mantapnya pelayanan dan akses terhadap hak atas tanah untuk
berpendapatan rendah
Sumber : UU RI No. 1 Tahun 2011 Pasal 21 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Tipologi Perumahan
Berdasarkan pelaku pembangunan dan penghunian
01 02 03
Sumber : UU RI No. 1 Tahun 2011 Pasal 21 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Tipologi Perumahan
Berdasarkan pelaku pembangunan dan penghunian
04 05
01 02 03
mengendalikan Lingkungan Hunian dalam Kawasan mengembangkan Lingkungan Hunian dalam Kawasan
Perkotaan sesuai dengan Peraturan Zonasi dalam Perkotaan sebagai pendukung kegiatan pemanfaatan
rencana tata ruang Kawasan Perkotaan agar tidak sumber daya pada kawasan budidaya lain secara efektif
mengubah fungsi kawasan lainnya; dan dan efisien sesuai daya dukung dan daya tampung
lingkungan.
08
Pembiayaan Pembangunan
Pembiayaan
Setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
setiap pengeluaran yang akan diterima kembali untuk
kepentingan penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman baik yang berasal dari dana masyarakat,
tabungan perumahan, maupun sumber dana lainnya.
01 02 APBD
APBN
Dan Lain-Lain 02
Pengembangan sistem
pembiayaan :
1. lembaga pembiayaan;
2. pengerahan dan
pemupukan dana;
3. pemanfaatan sumber
biaya; dan
4. kemudahan atau
bantuan pembiayaan.
Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
BAB X PENDANAAN DAN SISTEM PEMBIAYAAN
Pengerahan dan
Lembaga Pembiayaan
Pemupukan Dana
1. Pemerintah atau pemerintah daerah dapat
menugasi atau membentuk badan hukum
pembiayaan di bidang perumahan dan 1. Dana masyarakat;
kawasan permukiman yang bertugas 2. Dana tabungan perumahan termasuk
menjamin ketersediaan dana murah hasil investasi atas kelebihan
jangka panjang likuiditas; dan/atau
2. Dalam hal pembangunan dan pemilikan 3. Dana lainnya sesuai dengan ketentuan
rumah umum dan swadaya, badan hukum peraturan perundang-undangan.
pembiayaan wajib menjamin:
• ketersediaan dana murah jangka panjang;
• kemudahan dalam mendapatkan akses
kredit atau pembiayaan; dan
• keterjangkauan dalam membangun,
memperbaiki, atau memiliki rumah.
Suatu himpunan atau tatanan norma-norma dan tingkah laku yang bisa berlaku dalam
suatu periode tertentu untuk melayani tujuan kolektif yang akan menjadi nilai bersama.
Lembaga atau institusi ditekankan pada norma-norma perilaku, nilai budaya dan adat
istiadat (Uphoff, 1986)
Sebuah aturan prosedur yang menentukan bagaimana manusia bertindak dan atau
peranan organisasi yang bertujuan untuk memperoleh status atau legitimasi tertentu
(Goldsmith dan Brikenholf, 1991)
▪ Pusat (Kementrian/Lembaga)
Pemerintah ▪ Daerah (Organisasi Perangkat
Daerah)
LEMBAGA
(PerMen PUPR 15/2015, Ps. 655
Subdit Kemitraan dan Kelembagaan,
Dit. Perencanaan Penyediaan ▪ Badan Usaha/Swasta : BUMN,
Perumahan) BUMD, Perusahaan (PMDN/PMA),
dan Pengembang
Non Pemerintah ▪ Akademisi (Peneliti, Pemerhati)
▪ Masyarakat (P3SRS, kelompok
masyarakat, LSM)
Peran Kelembagaan
No Stakeholder Peran
1 Pemerintah (Pusat, Daerah) • Regulator bagi penyedia perumahan
• Dukungan pendanaan dan pembiyaan
• Supplier perumahan
Sumber : BPSDM PU
LEMBAGA PERMUKIMAN DI INDONESIA
“KPR Bersubsidi adalah Kredit/pembiayaan pemilikan rumah yang mendapat bantuan dan/atau
kemudahan perolehan rumah berupa dana murah jangka panjang dan subsidi perolehan rumah yang
diterbitkan oleh Bank Pelaksana baik secara konvensional maupun dengan prinsip syariah.”
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (2019)
Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 Tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri Sendiri
KASIBA LISIBA LISIBA BS
Tujuan KOTAKU
Kenapa Pemerintah Kabupaten dan
Kota Terlibat?
Undang-Undang No 9 Tahun
2015 Ttg Pemerintah Daerah
Ditegaskan bahwa penyediaan pelayanan dasar perumahan
rakyat dan kawasan permukiman merupakan urusan wajib
pemerintah dimana pencegahan perumahan dan kawasan
permukiman kumuh pada daerah Kabupaten/Kota merupakan
tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota .
Tahapan Penyelenggaran KOTAKU
01 02
Tahap Persiapan Tahap Perencanaan
03 04
Tahap Pelaksanaan Tahap Keberlanjutan
POAC
Organizing Controlling
Planning Actuating
Planning
Planning pada KOTAKU dimulai dari tahap Persiapan dan Perencanaan
Integrasi Perencanaan
Pembangunan dan Replikasi Program
Penganggaran Daerah
Kota Bontang pada tanggal 5 Kota Malang mengadakan
Februari 2020 mengadakan Workshop pada tanggal 28
Lokakarya Agustus 2019
Program KOTAKU dimulai dari tahun 2015 dan berakhir di 2019. 3 Kota
diatas merupakan beberapa contoh Kota yang sudah mulai
merencanakan Kembali Program KOTAKU di daerah mereka masing-
masing.
12
Lesson Learned
Lesson Learned
Indonesia hingga saat ini masih mengalami masalah permukiman di
perkotaan seperti hunian liar dan kawasan kumuh, berbagai upaya telah
dilakukan khususnya oleh Pemerintah yang telah meluncurkan program-
program dalam upaya pengentasan masalah tersebut, baik melalui
pendekatan infrastruktur atau pengadaan perumahan (kasiba, lisiba,
kotaku, dll). Semua program tersebut dapat berjalan lancar jika
dilaksanakan dengan skema manajemen yang baik serta tindakan aktif
atau kolaboratif dari stakeholder yang terlibat di dalamnya.