Penataan Ruang
Hukum dan Administrasi
Perencanaan
Maria Donata O Kenalan Yuk?
08211640000086
M. Febtian Syah P
08211740000002
Wenda Purnama S
08211740000019
Qonita Afnani F
08211740000038
Aissyah Nabila A
08211740000031
LATAR BELAKANG
Koordinasi dalam Penataan
Ruang
OUTLINE
BKRPRD Provinsi
Badan Koordinasi Penataan
Ruang Daerah Provinsi
BKPRN PELAPORAN
Badan Koordinasi Penataan
Ruang Nasional
STUDI KASUS
LATAR
BELAKANG
Sumber:
Sumber:
Keputusan Presiden No. 4 Tahun 2009 tentang BKPRN
Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN)
01
(2) Pembentukan, tugas, susunan dipandang perlu.
keanggotaan, dan tata kerja Kelompok
Kerja diatur lebih lanjut oleh Ketua
BKPRN.
04 02
03 Bab IV Pembiayaan Pasal 11
Sumber:
Keputusan Presiden No. 4 Tahun 2009 tentang BKPRN
BKPRN Ber Tugas Mengkoordinasikan
Penyiapan kebijakan Pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah penanganan dan penyelesaian masalah
penataan ruang nasional Nasional secara terpadu sebagai dasar yang timbul dalam
bagi kebijakan pengembangan tata penyelenggaraan penataan
ruang wilayah nasional dan kawasan ruang, baik di tingkat nasional
yang dijabarkan dalam program maupun daerah, dan memberikan
pembangunan sektor dan program pengarahan serta saran
pembangunan di daerah; pemecahannya;
pemantauan pelaksanaan Rencana Tata penyelenggaraan, pembinaan, dan penentuan pelaksanaan penataan ruang wilayah
Ruang Wilayah Nasional dan prioritas pelaksanaan penataan ruang nasional dan kawasan strategis
pemanfaatkan hasil pemantauan kawasan-kawasan strategis nasional nasional;
tersebut untuk penyempurnaan dalam rangka pengembangan wilayah;
Rencana Tata Ruang;
pemfasilitasan kerja sama penataan kerja sama penataan ruang penyebarluasan informasi bidang
ruang antarprovinsi; antarnegara; penataan ruang dan yang terkait;
. sinkronisasi Rencana Umum dan Rencana Rinci Tata Ruang upaya peningkatan kapasitas kelembagaan Pemerintah dan
Daerah dengan peraturan perundang-undangan, Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan penataan
termasuk dengan Rencana Tata Ruang Wilayah ruang.
Nasional dan rencana rincinya;
Struktur
Organisasi
Susunan
Keanggotaan
BKPRN
Sumber: KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL
Susunan Tim Pelaksana
Sumber: PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL TAHUN
2017
TENTANG PELAKSANAAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL
03
BKPRD/TKPRD
Provinsi
Badan/Tim Koordinasi
Penataan Ruang Provinsi
TERBENTUKNYA BKPRD/TKPRD PROVINSI
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 116 Tahun 2017 Tentang
Koordinasi Penataan Ruang Daerah
01
dengan mempertimbangkan pengarusutamaan
pembangunan berkelanjutan melalui kajian
lingkungan hidup strategis;
03
Mengoordinasikan sinkronisasi RTR provinsi
dengan RTR nasional dan RTR provinsi yang Mengoordinasikan pelaksanaan konsultasi
Raperda tentang RTRW daerah provinsi dan RTR
04
berbatasan;
kawasan strategis daerah provinsi kepada
menteri agraria dan tata ruang/kepala badan
pertanahan nasional untuk memperoleh
Mengoordinasikan pelaksanaan konsultasi
05
persetujuan substansi;
rancangan peraturan daerah tentang RZWP3K
kepada menteri kelautan dan perikanan untuk
06
Mengoordinasikan pelaksanaan evaluasi
memperoleh tanggapan dan/atau saran;
rancangan peraturan daerah tentang RTR
provinsi kepada menteri dalam negeri melalui
Mengoordinasikan pelaksanaan konsultasi direktur jenderal bina pembangunan daerah;
07
dalam rangka evaluasi Raoerda tentang RTR
kabupaten/kota kepada menteri dalam negeri
melalui direktur jenderal bina pembangunan
08
Mengoordinasikan pelaksanaan evaluasi
daerah Raperda tentang RTR kabupaten/kota;
Tugas Pemanfaatan Ruang
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 116 Tahun 2017 Tentang
Koordinasi Penataan Ruang Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 116 Tahun 2017 Tentang
Koordinasi Penataan Ruang Daerah
Kelompok Kerja Kelompok Kerja Pemanfaatan
Perencanaan Tata Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan
Ruang
▪ Memberikan masukan teknis kepada ▪ Memberikan masukan kepada ketua
ketua TKPRD provinsi dalam rangka TKPRD provinsi dalam rangka perumusan
pelaksanaan kebijakan penataan ruang kebijakan pemanfaatan dan pengendalian
daerah provinsi; pemanfaatan ruang daerah provinsi;
▪ Mengkaji permasalahan dalam ▪ Mengkaji permasalahan dalam
perencanaan tata ruang; dan . pemanfaatan dan pengendalian
▪ Memberikan alternatif pemecahan atas pemanfaatan ruang; dan
permasalahan untuk dibahas dalam rapat ▪ Memberikan alternatif pemecahan atas
koordinasi TKPRD provinsi. permasalahan untuk dibahas dalam rapat
koordinasi TKPRD provinsi.
Kelompok Kerja
Pelaksanaan Koordinasi Tim Koordinasi
Penataan Ruang Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 116 Tahun 2017 Tentang
Koordinasi Penataan Ruang Daerah
04
BKPRD/TKPRD
Kabupaten/Kota
Badan/Tim Koordinasi
Penataan Ruang
Kabupaten/Kota
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 116
Tahun 2017 Tentang Koordinasi Penataan Ruang Daerah
PASAL 3, PASAL 7,
AYAT 2 AYAT 1 & 2
PEMBENTUKAN “Bupati/Wali Kota
bertanggung jawab atas
Bupati/Wali Kota dalam melaksanakan
penataan ruang sebagaimana
TKPRD
• Mengoordinasikan pelaksanaan konsultasi • Memberikan rekomendasi perizinan
rancangan peraturan daerah tentang RTR pemanfaatan ruang daerah kabupaten/kota
KAB./KOTA
kabupaten/kota kepada gubernur dalam rangka dalam hal diperlukan kepada dinas penanaman
memperoleh rekomendasi; modal dan perizinan terpadu satu pintu; dan
• Mengoordinasikan pelaksanaan pembahasan • Memberikan rekomendasi bentuk sanksi atas
pemberian persetujuan substansi rancangan pelanggaran pemanfaatan ruang dan/atau
peraturan daerah RTR kabupaten/kota kepada kerusakan fungsi lingkungan kepada perangkat
menteri yang menyelenggarakan sub-urusan daerah yang menyelenggarakan sub-urusan
penataan ruang; dan f. Mengoordinasikan penataan ruang.
proses penetapan RTR kabupaten/ kota ke
daerah provinsi.
P A S A L 8
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 116 Tahun 2017 Tentang Koordinasi Penataan Ruang Daerah
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN
ORGANISASI
TKPRD
KAB./KOTA
BAGAN
PASAL 15
Struktur organisasi TKPRD kabupaten/kota meliputi:
a. Penanggung jawab : bupati/wali kota;
b. Ketua : sekretaris daerah kabupaten/kota;
c. Wakil ketua : kepala badan yang menyelenggarakan perencanaan daerah kabupaten/kota;
d. Sekretaris : kepala dinas yang menyelenggarakan sub-urusan penataan ruang daerah kabupaten/kota;
e. Anggota : perangkat daerah terkait penataan ruang yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan daerah.
PASAL 16
TKPRD kabupaten/kota dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dibantu oleh:
a. Sekretariat TKPRD; dan
b. Kelompok kerja.
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI
ORGANISASI
TKPRD Sekretariat TKPRD kabupaten/kota berada pada Dinas kabupaten/kota yang menyelenggarakan sub-urusan penataan
KAB./KOTA ruang, dan dipimpin oleh Sekretaris Dinas kabupaten/kota yang menyelenggarakan sub-urusan penataan ruang
TUGAS:
1. menyiapkan data dan informasi dalam rangka kelancaran tugas TKPRD kabupaten/kota;
1. 2. menyusun jadwal dan agenda kerja TKPRD kabupaten/kota;
SEKRETARIAT 3. melakukan fasilitasi penyelenggaraan kegiatan TKPRD kabupaten/kota;
TKPRD 4. menyiapkan laporan pelaksanaan koordinasi penataan ruang daerah kabupaten/kota; dan
5. menerima pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan terjadinya pelanggaran dalam pemanfaatan ruang.
KAB./KOTA
P E M B A N T U T P K R D
K A B / K O T A Sekretariat TKPRD kabupaten/kota dalam melaksanakan tugasnya, bertanggung jawab kepada Sekretaris TKPRD
kabupaten/kota. .
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI
ORGANISASI SUSUNAN
KEANGGOTAAN
TUGAS BERTANGGUNG
JAWAB PADA-
KAB./KOTA
pada dinas yang kepada Ketua TKPRD
menyelenggarakan sub- kabupaten/kota dalam rangka
urusan penataan ruang; pelaksanaan kebijakan
1. • Sekretaris: kepala sub penataan ruang daerah
bidang pada dinas yang kabupaten/kota; mengkaji
Kelompok Kerja menyelenggarakan sub- permasalahan dalam
Perencanaan urusan penataan ruang; perencanaan tata ruang; dan
2. Tata Ruang • Anggota : perangkat 2. memberikan alternatif
daerah kabupaten/kota pemecahan atas permasalahan
KELOMPOK terkait penataan ruang untuk dibahas dalam rapat
KERJA yang disesuaikan dengan koordinasi TKPRD kabupaten/ Ketua
kebutuhan dan kota. TKPRD
P E M B A N T U
K A B / K O T A
T P K R D
KELOMPOK kemampuan daerah kabupaten/
kota
KERJA • Ketua : kepala bidang 1. memberikan masukan kepada melalui
pada dinas yang Ketua TKPRD kabupaten/kota Sekretaris
menyelenggarakan sub- dalam rangka perumusan TKPRD.
2. urusan penataan kebijakan pemanfaatan dan
bangunan dan pengendalian pemanfaatan
Kelompok Kerja lingkungan; ruang daerah kabupaten/kota;
Pemanfaatan • Sekretaris : kepala seksi 2. mengumpulkan dan mengkaji
dan pada Satuan Polisi permasalahan dalam
Pengendalian Pamong Praja; dan pemanfaatan dan pengendalian
• Anggota : perangkat pemanfaatan ruang; dan
Pemanfaatan daerah kabupaten/kota 3. memberikan alternatif
Ruang terkait penataan ruang pemecahan atas permasalahan
yang disesuaikan dengan untuk dibahas dalam sidang
kebutuhan dan pleno TKPRD kabupaten/ kota.
kemampuan daerah.
Pelaksanaan Koordinasi Tim Koordinasi
Penataan Ruang Daerah
Polemik Galian C,
“Aktifitas penambangan bahan galian mineral non logam dan
BKPRD Kota Ternate
bantuan eksisting pada kawasan/areal/lokasi tambang
sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf b, c, d, e dan f, dapat di
lanjutkan setelah ada kajian teknis dan lingkungan.” (pasal 40
Lepas Tangan
ayat 2 h)
05
PELAPORAN
Peraturan Menteri Dalam Nwegeri
Republik Indonesia Nomor 116 Tahun
2017 Tentang Koordinasi Penataan PELAPORAN
Ruang PASAL 23
TKPRD PROVINSI TKPRD KAB/KOTA
Gubernur melaporkan
pelaksanaan koordinasi dan Bupati/Wali Kota melaporkan
pembinaan penataan ruang pelaksanaan koordinasi kepada
kabupaten/kota kepada Menteri Gubernur dengan tembusan
Dalam Negeri melalui Ditjen Menteri Dalam Negeri
Bina Bangda disampaikan disampaikan paling sedikit 1
paling sedikit 1 (satu) kali dalam (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
1 (satu) tahun pada bulan pada bulan Agustus
September
TINDAK
LANJUT
PELAPORAN
Peraturan Menteri Dalam Nwegeri
Republik Indonesia Nomor 116 Tahun
2017 Tentang Koordinasi Penataan PELAPORAN
Ruang PASAL 23
06
Oleh: Yahya Yoshuea Leander, Lilin Budiati; Jurnal
Pembangunan Wilayah dan Kota; Planologi UNDIP; 2013
Latar Belakang
● Permintaan lahan yang tinggi di
perkotaan tidak diimbangi dengan
ketersediaan lahan
Sekretaris
Kelompok
Kerja
Sekretariat
Anggota
Anggota Inti Anggota Ad Hoc
Tetap
Fungsional
Struktur Organisasi BKPRD
Provinsi Jawa Barat
• Penanggung Jawab : Gubernur dan Wakil Gubernur
• Ketua BKPRD : Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat
• Sekretaris : Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat
• Anggota BKPRD : 20 Organisasi Perangkat Daerah yang ada
di Jawa Barat
• Anggota Inti : 25 orang yang merupakan Kepala Dinas,
Kepala Badan, dan beberapa Pejabat Esselon II di
lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat
• Kelompok Kerja : Dibagi menjadi 2 yaitu Pokja Perencanaan
Tata Ruang dan Pokja Pemanfaatan dan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
Anggota Pokja : pejabat esselon III dan
esselon IV yang tersebar di sepuluh dinas teknis
Pemprov Jabar ditambah Sekretariat
Daerah Provinsi Jabar
Analisis
Persepsi/Tingkat Kepentingan dan Kapasitas BKPRD Jabar
(Responden Internal)
Importance Performance Analysis Responden Internal
Variabel kapasitas yang menjadi prioritas utama untuk ditingkatkan oleh BKPRD Provinsi Jawa Barat
dalam pengelolaan Kawasan Punclut adalah
● sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan tugas dan fungsi pemahaman anggota terhadap
prosedur kerja,
● mekanisme kerja yang jelas,
● kedisiplinan anggota dalam melaksanakan pekerjaan,
● pelibatan masyarakat dalam penyusunan perencanaan Kawasan Punclut,
● pelibatan masyarakat dalam pemanfaatan ruang di Kawasan Punclut,
● pelibatan masyarakat dalam pengendalian penggunaan lahan di Kawasan Punclut,
● pendekatan kesejahteraan bagi masyarakat dalam pembangunan di Kawasan Punclut.
Analisis
Persepsi/Tingkat Kepentingan dan Kapasitas BKPRD Jabar
(Responden Internal)
Importance Performance Analysis Responden Internal
Variabel kapasitas yang dianggap memiliki tingkat prioritas yang rendah untuk dilaksanakan adalah
● prosedur kerja yang mudah dijalankan,
● pendidikan dan pelatihan rutin dalam pengelolaan Kawasan Punclut,
● alokasi anggaran yang memadai terkait pengelolaan Kawasan Punclut,
● penggunaan anggaran yang efektif dan efisien,
● jumlah insentif yang cukup bagi para anggota,
● suasana kerja yang mendukung pelaksanaan perkerjaan yang bisa menambah antusiasme dalam
mengelola Kawasan Punclut.
Variabel kapasitas yang dianggap terlalu berlebihan mengingat tingkat kepentingannya yang rendah,
antara lain :
● fasilitasi evaluasi RTRW Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat terkait pengelolaan
Kawasan Punclut,
● musyawarah dengan Pemerintah Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat tentang
pemanfaatan lahan di Kawasan Punclut.
Analisis
Persepsi/Tingkat Kepentingan dan Kapasitas BKPRD Jabar
(Responden Internal)
Importance Performance Analysis Responden Internal
➢ Kesenjangan paling besar antara tingkat kepentingan dan tingkat kapasitas terdapat pada atribut
“Sarana dan prasarana (komputer, alat komunikasi, kendaraan operasional, dan lain-lain) yang
dimiliki memadai untuk menunjang pekerjaan BKPRD Provinsi Jawa Barat dalam pengelolaan
Kawasan Punclut”.
➢ Sementara, gap yang paling sempit ada pada atribut “Adanya koordinasi antara pimpinan unit kerja
(antar ketua Pokja dan antara ketua Pokja, Anggota Inti, dan Sekda Jabar)”.
➢ Semakin besar kesenjangan yang ada maka prioritas untuk memperbaiki kapasitas pada variabel
tersebut semakin tinggi pula, tanpa mengabaikan hasil analisis kuadran yang telah dilakukan
sebelumnya.
Analisis
Persepsi/Tingkat Kepentingan dan Kapasitas BKPRD Jabar
(Responden Eksternal)
Importance Performance Analysis Responden Eksternal
Atribut yang perlu ditingkatkan kinerjanya dan menjadi prioritas utama mengingat masyarakat
menganggap kondisi tersebut penting sedangkan kinerja BKPRD Provinsi Jabar dalam hal tersebut
rendah adalah :
• pelibatan masyarakat dalam menyusun perencanaan Kawasan Punclut,
• pelibatan masyarakat dalam pemanfaatan lahan di Kawasan Puclut,
• pelibatan masyarakat dalam pengendalian penggunan lahan di Kawasan Punclut,
• menampung aspirasi masyarakat dalam mengelola dan menangani permasalahan Kawasan
Punclut,
• melaksanakan aspirasi masyarakat dalam mengelola dan menangani permasalahan Kawasan
Punclut,
• BKPRD Provinsi Jawa Barat segera melakukan tindakan penyelesaian ketika ada pelanggaran
pemanfaatan lahan di Kawasan Punclut.
Analisis
Persepsi/Tingkat Kepentingan dan Kapasitas BKPRD Jabar
(Responden Eksternal)
Importance Performance Analysis Responden Eksternal
Kondisi kinerja yang sudah dianggap optimal oleh responden eksternal BKPRD Provinsi Jawa Barat
terkait dengan pengelolaan Kawasan Punclut adalah
• BKPRD Provinsi Jawa Barat menjunjung tinggi kebenaran dalam mengelola dan menangani
permasalahan kawasan Punclut, dan
• pembangunan yang berkembang di Kawasan Punclut dapat mensejahterakan masyarakat
sekitar lokasi pembangunan dan masyarakat Bandung pada umumnya.
➢ Kesenjangan tertinggi ada pada atribut “BKPRD Provinsi Jawa Barat melaksanakan aspirasi
masyarakat dalam mengelola dan menangani permasalahan Kawasan Punclut”. Sedangkan
kesenjagan terendah ada pada atribut “Konflik di Kawasan Punclut terkelola dengan baik”.
Analisis
Proses dan Mekanisme Kerja BKPRD Provinsi Jawa Barat dalam Pengelolaan
Kawasan Lindung Punclut
➢ Belum semua anggota BKPRD Provinsi Jawa Barat betul-betul memahami akan mandat yang
diberikan kepada mereka.
➢ Ada pula anggota BKPRD yang menganggap bahwa peraturan yang ada saat ini multitafsir dan
belum adanya penyelarasan yang dilakukan internal BKPRD terkait mandat organisasi.
➢ Hingga saat ini BKPRD tidak memiliki petunjuk teknis atau petunjuk pelaksanaan (Standard
Operating Procedure) dalam menjalankan tupoksinya. Begitu pula dalam pengelolaan Kawasan
Punclut, berdasarkan informasi yang didapat dari wawancara, selama ini BKPRD menjadikan
peraturan dan undang-undang sebagai dasar dalam melakukan tupoksi.
➢ Berdasarkan wawancara dengan anggota BKPRD, diperoleh informasi bahwa porsi membahas
untuk ke arah penetapan disinsentif atau penertiban menurut masih belum banyak.
➢ Tidak ada target serta sasaran yang secara kuantitatif maupun secara penjadwalan disusun
untuk menegakkan aturan di lapangan.
➢
Kesimpulan
Dari semua butir pernyataan yang dirumuskan berdasarkan
variabel untuk mengukur kapasitas BKPRD Provinsi Jawa
Barat ternyata menunjukkan bahwa nilai tingkat kepentingan
seluruh butir instrumen penelitian lebih tinggi daripada nilai
tingkat kapasitasnya. Hal ini menggambarkan bahwa
kapasitas yang dimiliki BKPRD Provinsi Jawa Barat dalam
kaitannya dengan pengelolaan Kawasan Punclut bisa
dibilang belum optimal.
07
Lesson Learned
• BKPRD/TKPRD Provinsi adalah badan/tim koordinasi antarperangkat daerah dan antartingkat
pemerintahan di provinsi yang dibentuk untuk menyelenggarakan penataan ruang dengan
mengintegrasikan berbagai kepentingan yang bersifat lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas
pemangku kepentingan. BKPRD Provinsi memiliki tugas terhadap perencanaan tata ruang;
pemanfaatan ruang; dan pengendalian pemanfaatan ruang di tingkat provinsi.
• BKPRD/TKPRD Kabupaten/Kota adalah badan/tim koordinasi antarperangkat daerah dan
antartingkat pemerintahan di provinsi yang dibentuk untuk menyelenggarakan penataan ruang
dengan mengintegrasikan berbagai kepentingan yang bersifat lintas sektor, lintas wilayah, dan
lintas pemangku kepentingan. BKPRD Kabupaten/Kota memiliki tugas terhadap perencanaan
tata ruang; pemanfaatan ruang; dan pengendalian pemanfaatan ruang di tingkat
Kabupaten/Kota.
• Dalam pembangunan daerah, BKPRD/TKPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota berkoordinasi
melalui rapat koordinasi paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan untuk menghasilkan
rekomendasi alternatif kebijakan penataan ruang, serta dapat menjalankan rapat khusus untuk
membahasa isu strategis
• Pelaporan dilakukan dgn melaporkan tugas TKPRD pada tingkat provinsi kepada gubernur dan
tingkat kab/kota kepada bupati/wali kota dan kemudian melakukan koordinasi yang dilakukan
paling sedikit 1 kali dalam 1 tahun pada bulan September di tingkat prov dan pada bulan
Agustus di tingkat kab/kota kemudian di tindak lanjuti untuk masukan bahan penyusunan
kebijakan dan pembinaan tata ruang serta menjadi bahan masukan pada rapat koordinasi pada
tingkat provinsi sampai nasional.
THANKS
CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik