Anda di halaman 1dari 12

HAK KEPEMILIKAN ATAS SATUAN RUMAH SUSUN DI ATAS TANAH

HAK GUNA BANGUNAN YANG BERDIRI DIATAS TANAH HAK MILIK


BERDASARKAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA
I Wayan Kartika Jaya Utama
Fakultas Hukum, Universitas Warmadewa, Denpasar-Bali, Indonesia
utama.kartika@yahoo.com
Received: 27/03/2018 Revised: 18/05/2018 Accepted: 26/07/2018
How To Cite: Utama. I. W. K. J. Hak Kepemilikan Atas Satuan Rumah Susun Di Atas Tanah Hak Guna Bangunan Yang
Berdiri Diatas Tanah Hak Milik Berdasarkan Perjanjian Sewa Menyewa. Kertha Wicaksana. 2018. Volume 12, Nomor 2.
Hal 112 - 123. http://dx.doi.org/10.22225/kw.12.2.720.112-123
Abstrak
Penelitian ini di lakukan untuk menganalisa keteraturan hukum di masyarakat, Permasalahan Hak milik dalam Hal
memiliki tempat tinggal serta lingkungan hidup yang baik dan sehat, adalah merupakan hak dasar setiap warga
negara Indonesia. Hakikatnya strata title terdapat gabungan kepemilikan bersama dan kepemilikan individu. Hal
ini tidak dikenal dalam kepemilikan tanah dan rumah pada kawasan horizontal seperti komplek perumahan (real
estate) atau pemukiman lainnya baik di perkotaan maupun perkampungan. Penelitian ini menggunakan metode
hukum yuridis Normatif untuk melakukan studi pustaka karena ciri khas dan tradisi ilmu hukum Pendekatan yang
digunakan didalam penelitian hukum adalah pendekatan peraturan perundang-undangan (statue opprach),
pendekatan kasus (case opprach) dan pendekatan konseptual (conceptual opprach). Hasil penelitian menunjukan
bahwa rumah susun di atas tanah Hak Guna Bangunan yang berdiri diatas tanah Hak Milik sebagai tempat hunian
dan jenis pembebanan hak atas satuan rumah susun di atas tanah Hak Guna Bangunan yang berdiri diatas tanah
Hak Milik dapat serta memperbaiki akses masyarakat kepada sumber-sumber ekonomi, terutama tanah atas
penguasaan pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah dan sumber-sumber pertanahan untuk meminimalisir
sengketa Pertanahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kata Kunci : Hak Kepemilikan Tanah; Satuan Rumah Susun; Perjanjian.

Abstract
This research is done to analyze the legal order in society, the problem of ownership rights in terms of having a
good and healthy place to live and the environment, is the basic right of every Indonesian citizen. The essence of
strata title is a combination of joint ownership and individual ownership. This is not known in the ownership of
land and houses in horizontal areas such as housing complexes (real estate) or other settlements both in urban
areas and villages. This study uses the normative juridical legal method to conduct literature studies because of
the characteristics and traditions of legal science. The approaches used in legal research are approaches to
legislation (statue opprach), case approaches (concept opprach) and conceptual approaches (conceptual
opprach). The results showed that the apartment on the land Right to Use Building that stands on land Ownership
rights as a place of residence and the type of assignment rights to units of flats on land Right to Use Buildings that
stand on land Ownership rights can and improve public access to sources economy, especially land on the
ownership, use and use of land and land resources to minimize land disputes to improve community welfare.
Keywords: Land Ownership Rights; Apartment units; Agreement.
I. PENDAHULUAN pernyataan dan ketentuan dalam bentuk peraturan
perundang-undangan yang diberlakukan oleh
Sejak awal terbentuknya pemerintahan pemerintah.Dalam konstitusi negara, terdapat
Republik Indonesia, pemerintah telah bertekad ketentuan yang menyatakan bahwa “setiap orang
untuk mensejahterakan rakyatnya, terutama berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
dalam pemenuhan kebutuhan sandang, pangan tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang
dan papan.Hal itu dapat dilihat dari berbagai

KERTHA WICAKSANA Volume 12, Nomor 2 2018 © All Right Reserved Halaman 112
Hak Kepemilikan Atas Satuan Rumah Susun Di Atas Tanah Hak Guna Bangunan Yang Berdiri Diatas Tanah Hak Milik Ber-
dasarkan Perjanjian Sewa Menyewa

baik dan sehat” sebagaimana dinyatakan dalam ke bawah tinggal di kawasan pinggiran kota yang
Pasal 28H ayat (1) UUD Tahun 1945.Hal itu jauh dari tempat kerja. Kondisi ini menyebabkan
berarti bahwa memiliki tempat tinggal serta meningkatnya waktu tempuh dan biaya
lingkungan hidup yang baik dan sehat, adalah transportasi yang pada akhirnya akan
merupakan hak dasar setiap warga negara menurunkan mobilitas dan produktifitas
Indonesia.Sejalan dengan peran masyarakat di masyarakat, di samping timbulnya kawasan
dalam pembangunan perumahan dan kawasan kumuh di perkotaan1. Untuk mendekatkan
permukiman, Pemerintah dan Pemerintah Daerah kembali masyarakat berpenghasilan rendah ke
dibebani tanggung jawab untuk menjadi pusat aktifitas perkotaan serta mencegah
fasilitator dalam memberikan bantuan dan tumbuhnya kawasan kumuh baru, maka
kemudahan bagi masyarakat, disamping diselenggarakan pembangunan hunian secara
melakukan penelitian dan pengembangan yang vertikal berupa rumah susun. Dengan
meliputi berbagai aspek terkait. pembangunan rumah susun di pusat kota yang
bercirikan intensitas bangunan tinggi, diharapkan
Literatur yang ada telah menyarankan bahwa
dapat mendorong pemanfaatan lahan dan
kekuatan pendorong yang penting dari konsumsi
penyediaan prasarana umum yang lebih efisien
energi selama transisi ekonomi adalah urbanisasi,
dan efektif2. Rumah susun merupakan gedung
sebuah proses dengan transfer populasi yang
bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan
cepat dari daerah pedesaan ke perkotaan (K. Li,
yang terbagi dalam bagian-bagian secara
Fang, & He, 2018).
fungsional, baik dalam arah horizontal maupun
Urbanisasi adalah pengalihan kegiatan vertikal, dan merupakan satuan-satuan yang
ekonomi penduduk, yang dikenal sebagai ciri masing-masing dapat dimiliki secara terpisah,
khas dari pembangunan ekonomi, termasuk serta dilengkapi dengan bagian bersama, benda
urbanisasi populasi dan urbanisasi ekonomi (Yea, bersama, dan tanah bersama. Istilah rumah susun
Sun, & Chen, 2018). Urbanisasi didefinisikan mulai populer di Indonesia sejak diberlakukannya
sebagai pertumbuhan fisik daerah perkotaan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 Tentang
karena konsentrasi orang dan aktivitas ekonomi Rumah Susun sebagaimana telah dirubah dengan
(Ochoa, Tan, Qian, Shen, & Moreno, 2018). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang
Rumah Susun. Konsep rumah susun tercipta
Migrasi pedesaan seperti ini terutama dengan mengadopsi pengertian kondominium,
didorong oleh keinginan untuk pekerjaan dengan strata title, apartement, dan flat yang telah
bayaran yang lebih tinggi kota-kota yang terlebih dulu dikenal di negara-negara lain.
membandingkan pekerjaan yang tidak stabil dan Konstitusi juga secara eksklusif memberdayakan
upah rendah di kota-kota dan desa-desa (Y. Li, Pemerintah Federal untuk memberlakukan
Jia, Wu, Yan, & Liu, 2018). Migrasi orang-orang undang-undang tentang pemanfaatan lahan dan
dari pedesaan ke daerah perkotaan di wilayah ini sumber daya alam lainnya (Tura, 2018).
telah membuat kapasitas pemerintah kotamadya
untuk menyediakan layanan infrastruktur dan Kondominium menunjuk pada suatu bentuk
sosial (Hawley, Miranda, & Sawyer, 2018). kepemilikan yang melibatkan lebih dari seorang
pemilik bangunan. Secara harfiah, condominium
Kota-kota besar sangat ketat merilis mempunyai arti pemilikan bersama. Dominium
pendaftaran rumah tangga, dan mereka berarti to have control (over a certain property)
mengumpulkan tempat untuk kebanyakan imigran dengan carajointly with one or more others
(Chen, Liu, Lu, Chen, & Ye, 2018). persons. Dari pengertian tersebut dikenal bagian-
Perkotaan dengan kompleksitas permasalahan bagian bangunan yang merupakan satu kesatuan
yang ada, ditambah laju urbanisasi, membuat yang dapat dihuni atau digunakan secara terpisah
kebutuhan perumahan di perkotaan semakin yang disebut apartemen dan dapat dimiliki secara
meningkat, sementara lahan permukiman semakin perorangan, disamping adanya kepemilikan
langka. Kelangkaan ini menyebabkan semakin bersama3. Strata title adalah suatu sistem
mahalnya lahan di pusat kota, sehingga pemukiman atau hunian yang memungkinkan
mendorong masyarakat berpenghasilan menengah pembagian tanah dan bangunan dalam unit-unit
yang disebut satuan (parcel) yang masing-masing
1. Adrian Sutedi, Hukum Rumah Susun & Apartemen, Cet. I, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hlm. 176.
2. Ibid
3. Suriansyah Murhaini, Hukum Rumah Susun, Cet. I, Laksbang Grafika, Surabaya, 2015, hlm. 37.

KERTHA WICAKSANA Volume 12, Nomor 2 2018 © All Right Reserved Halaman 113
Hak Kepemilikan Atas Satuan Rumah Susun Di Atas Tanah Hak Guna Bangunan Yang Berdiri Diatas Tanah Hak Milik Ber-
dasarkan Perjanjian Sewa Menyewa

merupakan hak yang terpisah dan dapat dimiliki Hak Milik, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai
secara individual. Disamping kepemilikan atas tanah negara, namun sertifikatnya tetap
individual tersebut, dikenal pula adanya tanah, menggunakan nama SHM Sarusun, berbeda
benda, serta bagian yang merupakan milik dengan sertifikat hak atas tanah pada umumnya
bersama (common property).Jadi, dalam strata yang menggunakan nama sesuai status hak
title terdapat gabungan kepemilikan bersama dan tanahnya, misalnya Sertifikat Hak Milik,
kepemilikan individual.Hal ini tidak dikenal Sertifikat Hak Guna Bangunan, Sertifikat Hak
dalam kepemilikan tanah dan rumah pada Guna Usaha, atau Sertifikat Hak Pakai7. Peralihan
kawasan horizontal seperti komplek perumahan hak atas sarusun tidak diatur secara khusus di
(real estate) atau pemukiman lainnya baik di dalam Undang-Undang Rumah Susun. Pasal 43
perkotaan maupun perkampungan4. Pada intinya Undang-Undang Rumah Susun mengatur proses
secara spesifik tidak ada perbedaan bentuk, jual beli sarusun sebelum pembangunan rumah
struktur dan konstruksi antara apartemen dan susun selesai, sedangkan Pasal 44 Undang-
rumah susun, maupun kondominium dan strata Undang Rumah Susun mengatur proses jual beli
title.Artinya, pada jenis rumah hunian vertikal sarusun yang dilakukan setelah pembangunan
dalam bentuk apartemen, rumah susun, rumah susun selesai8.
kondominium dan strata title, terdapat bagian-
bagian yang menjadi milik bersama disamping Konsep Hak Milik Satuan Rumah Susun9
bagian yang merupakan milik perorangan atau Berdasarkan asas nasionalitas dalam hukum
individu5. Meskipun reformasi tanah telah maju di pertanahan yang diatur dalam Undang-Undang
banyak negara berkembang, beberapa negara Pokok Agraria/UUPA, orang asing tidak
terus menderita akibat kurangnya penggunaan diperkenankan memiliki hak atas tanah tertentu
dan pengelolaan lahan yang efektif (Ekpodessi & sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (1) UUPA.
Nakamura, 2018). Hak atas tanah yang mungkin dimiliki warga
negara asing adalah Hak Pakai. Peraturan-
Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara flat peraturan dalam UUPA tidak memperkenankan
dengan apartemen. Sedangkan istilah rumah warga negara asing untuk memiliki hak atas tanah
susun merupakan terminologi hukum yang kecuali hak pakai dan hak sewa untuk bangunan,
berlaku di Indonesia untuk mengekspresikan namun karena pengaruh Kitab Undang-Undang
bangunan gedung bertingkat yang mengandung Hukum Perdata/KUH Perdata yang selalu
paham kepemilikan perseorangan dan hak melekatkan rumah kepada hak atas tanah maka
bersama. Dalam pengertian inilah maka rumah orang asing hanya dapat memiliki rumah di atas
susun dapat dianggap sebagai terjemahan dari flat hak pakai maupun hak sewa untuk bangunan.
ataupun apartement. Suatu gedung apartemen
dapat memiliki puluhan bahkan ratusan unit Konsep pemilikan hak atas tanah pada satuan
apartemen, dan unit-unit inilah yang disebut flat. rumah susun tidaklah sepenuhnya menganut asas
Jika dibandingkan dengan istilah yang dikenal di pemisahan horizontal karena kepemilikan atas
Indonesia, maka istilah satuan rumah susun tanah pada satuan rumah susun merupakan
(disingkat sarusun) adalah merupaka terjemahan kepemilikan bersama dari seluruh pemegang hak
dari kata flat yang dikenal di negara lain6. milik atas satuan bangunan rumah susun, bukan
merupakan kepemilikan perorangan sebagaimana
Kepemilikan sarusun dilindungi oleh hukum, yang dianut dalam asas pemisahan horizontal
sehingga sesuai konsep hak milik, kepemilikan UUPA.Sistem kondominium adalah pengaturan
tersebut dapat dialihkan dan dibebankan hak pemilikan bersama atas sebidang tanah dengan
jaminan. Dengan demikian, pemilik sarusun dapat bangunan fisik di atasnya, karena itu pemecahan
menjual hak miliknya kepada pihak lain, atau masalahnya selalu dikaitkan dengan hukum yang
menjadikannya sebagai jaminan atas hutang mengatur tanah.Menteri Negara Agraria/Kepala
kepada bank atau lembaga keuangan lainnya. BPN menyatakan bahwa “rumah susun”
Meskipun rumah susun tersebut berdiri di atas merupakan terjemahan dari kata-kata
4. Ibid hlm. 39
5. Ibid hlm. 40
6. Ibid hlm. 41
7. Eman Ramelan et. al, Problematika Hukum Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, Cet. I, LaksBang Grafika, Yogyakarta, 2013, hlm 13
8. Ibid.
9. Ibid hlm. 3

KERTHA WICAKSANA Volume 12, Nomor 2 2018 © All Right Reserved Halaman 114
Hak Kepemilikan Atas Satuan Rumah Susun Di Atas Tanah Hak Guna Bangunan Yang Berdiri Diatas Tanah Hak Milik Ber-
dasarkan Perjanjian Sewa Menyewa

condominium, flat atau apartement. Menurut Pertanahan Nasional menerbitkan suatu sertipikat
sistem hukum di Inggris pengertian “pemilikan hak milik atas satuan rumah susun yang
bersama” disebut joint property, sedangkan di didalamnya menerangkan tiga hal. Yang pertama
Amerika disebut strata title yang lebih adalah keterangan mengenai letak, luas, dan jenis
memungkinkan adanya pemilikan bersama secara tanah-bersama. Keterangan ini dapat dilihat pada
horizontal disamping pemilikan secara vertikal. salinan buku tanah dan surat ukur (lebih dikenal
dengan nama sertifikat tanah) atas hak bersama
Hukum yang berlaku dalam hukum
dimana suatu apartemen berdiri.
kondominium, termasuk rumah susun dan strata
title, adalah: Calon pembeli dari suatu apartemen atau
rumah susun sebaiknya mencermati jenis hak
 asas pemisahan horizontal dalam memisahkan tanah-bersama ini.Seringkali kita terkecoh dengan
setiap satuan rumah susun dengan satuan istilah “Hak Milik Atas satuan Rumah Susun “.
rumah susun lainnya yang bersebelahan (yang Penggalan kata Hak Milik tersebut dapat
selantai/ setingkat); dan membuat orang memiliki anggapan keliru bahwa
 asas pemisahan vertikal dalam memisahkan strata title identik dengan “Hak Milik” dimana
setiap satuan rumah susun dengan satuan jangka waktu yang diberikan tak terbatas. Perlu
rumah susun lainnya yang ada di atasnya atau/ ditegaskan disini bahwa jangka waktu dari strata
dan di bawahnya (yang berbeda lantai/ title adalah sama dengan jangka waktu hak atas
tingkatan). tanah bersamanya. Dengan demikian, strata title
dari sebuah unit apartemen yang dibangun diatas
Strata title dapat diartikan juga sebagai hak tanah Hak Guna bangunan akan memiliki jangka
atas lapisan, yaitu hak seseorang atau suatu pihak waktu yang sama yakni 20 tahun, sehingga pada
untuk dapat memiliki suatu ruangan bangunan tahun keduapuluh pemilik strata title wajib secara
yang berada di atas tanah atau bangunan orang bersama-sama memperpanjang hak atas tanah-
lain. Hak milik atas satuan rumah susun bersama tersebut. Alat bukti pemilikan apartemen
merupakan lembaga hukum baru di negara berupa sertipikat hak atas tanah yang dilengkapi
Indonesia. Keberadaannya membawa dengan pencatatan bagian-bagian tertentu dari
konsekuensi terhadap peraturan-peraturan yang bangunan yang berdiri diatas tanah yang
berkaitan dengan pemilikan bersama atas bersangkutan berupa suatu gambar pembantu
bangunan gedung bertingkat. yang menggambarkan denah tingkat bangunan
Konsep Perjanjian Sewa Menyewa10 dan letak bagian yang dimiliki.Hal ini didasari
oleh konstruksi yuridis dimana tanah tempat
Perjanjian sewa menyewa rumah merupakan bangunan apartemen itu berdiri dipunyai bersama
perjanjian dengan pihak yang satu sebagai oleh para pemilik apartemen masing-masing
pemilik rumah atau pihak yang menyewakan seimbang dengan luas apartemen yang
mengikatkan dirinya untuk memberikan hak dimilikinya.Karena berupa sertipikat hak atas
untuk menikmati atau menempati rumahnya tanah, maka para pemilik apartemen haruslah
dalam jangka waktu tertentu kepada pihak lain memenuhi syarat sebagai subjek hak atas tanah
sebagai penyewa rumah dengan pembayaran dimana apartemen itu berdiri.
sejumlah uang sebagai uang sewa. Ketentuan
sewa menyewa rumah ditegaskan dalam Pasal 4 Pemindahan hak pemilikan partemen
ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor dilakukan dengan cara jual beli seperti acara jual
44 Tahun 1994, yaitu penghunian rumah dengan beli tanah biasa yaitu dihadapan Pejabat Pembuat
cara sewa menyewa didasarkan pada suatu Akta Tanah yang berwenang, yang kemudian
perjanjian tertulis antara pemilik dan penyewa, diikuti dengan pendaftarannya di kantor Sub
yang sekurang-kurangnya mencantumkan Direktorat Agraria setempat. Setelah dicatat pada
mengenai hak dan kewajiban, jangka waktu, dan sertipikat dan buku tanah yang bersangkutan,
besarnya uang sewa. sertipikat tersebut diberikan kepada pemiliknya
yang baru.Dalam rangka menjamin kepastian hak
Konsep Jaminan Alat Bukti Kepemilikan Rumah bagi pemilikan satuan rumah susun kepada para
Susun11 pemiliknya diberikan alat pembuktian yang kuat
Sebagai bukti kepemilikan strata title, Badan berupa Sertipikat Hak Milik atas Satuan Rumah
10. Urip Santoso, Hukum Perumahan, Cet.1, Kencana Prenadamedia Group, Jakarta, 2014, hlm 316.
11. Adrian Sutedi, Loc. Cit

KERTHA WICAKSANA Volume 12, Nomor 2 2018 © All Right Reserved Halaman 115
Hak Kepemilikan Atas Satuan Rumah Susun Di Atas Tanah Hak Guna Bangunan Yang Berdiri Diatas Tanah Hak Milik Ber-
dasarkan Perjanjian Sewa Menyewa

Susun.Sertipikat ini merupakan suatu kreasi baru, Dalam hal hak milik atas tanah, lembaga
karena berbeda dengan sertipikat pemilikan yang konversi mempunyai peran yang amat penting
sebelumnya. Sertipikat Hak Milik Satuan Rumah dalam proses terjadinya hak milik melalui
Susun terdiri atas: pengakuan dan penghormatan terhadap hak-hak
pribadi atas tanah terdahulu. Dalam rangka
salinan buku tanah dan surat ukur hak atas
mengakhiri sistem dualisme hukum tanah dan
tanah bersama.
pluralisme dalam hukum adat. Dengan demikian,
gambar denah tingkat rumah susun yangt lembaga konversi yang diatur dalam ketentuan
bersangkutan yang menunjukkan satuan rumah UUPA merupakan akses terhadap kebendaan hak
susun yang dimiliki. milik pribadi atas tanah sebagai dari hak asasi
manusia. Hak milik atas tanah dalam UUPA
pertelaan mengenai besarnya bagian hak atas sebagaimana diatur dalam Pasal 20 ayat (1) sesuai
bagian bersama, benda bersama dan tanah dengan memori penjelasan UUPA bahwa
bersama yang bersangkutan, yang kesemuanya pemberian sifat terkuat dan terpenuhi dan
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan terpenuh, tidak berarti bahwa hak itu merupakan
dan dijilid dalam satu sampul dokumen. hak yang mutlak tak terbatas dan tidak dapat
Sebagai bukti telah dilakukan pemindahan diganggu
hak, diperlukan akta Pejabat Pembuat Akta Lembaga pengakuan hak melalui konversi
Tanah. Pemindahan hak itu harus didaftarkan di sebagaimana diatur dalam UUPA, dianggap
kantor agraria setempat untuk dicatat pada buku sebagai akses penghormatan terhadap hak milik
tanah dan sertipikat hak milik atas satuan rumah pribadi atas tanah yang merupakan bagian dari
susun yang telah dipindahkan hak itu. hak asasi manusia.Sifat yang demikian jelas
II. METODE bertentangan dengan sifat hukum adat dan fungsi
sosial (Pasal 6 UUPA) dari tiap-tiap jenis hak atas
Penelitian ini menggunakan metode hukum
tanah.Arti terkuat dan terpenuh dari hak milik
yuridis Normatif untuk melakukan studi pustaka
karena ciri khas dan tradisi ilmu hukum. adalah untuk membedakan dengan hak guna
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian usaha (HGU), hak guna bangunan (HGB), dan
hak pakai (HP), serta hak-hak lainnya. Hak milik
hukum adalah pendekatan peraturan perundang-
adalah hak turun temurun, yang artinya hak
undangan (statue opprach), pendekatan kasus
(case opprach) dan pendekatan konseptual tesebut dapat diwariskan terus menerus, dialihkan
(conceptual opprach). kepada orang lain tanpa perlu diturunkan
derajatnya haknya. Salah satu kekhususan hak
III.HASIL DAN PEMBAHASAN milik adalah tidak dibatasi oleh waktu dan
diberikan untuk waktu yang tidak terbatas
Hak Milik Atas Tanah Berdasarkan Undang-
Undang Pokok Agraria lamanya, yaitu selama hak milik diakui.
Secara prinsipal, Undang-Undang Pokok Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun
Agraria mengatur 2 (dua) hal pokok, yaitu : Hak milik berdasarkan Pasal 20 UUPA
Peraturan dasar-dasar dan ketentuan pokok dinyatakan bahwa, hak milik adalah hak atas
agraria, dan tanah yang terkuat dan terpenuh yang dalam
penjelasan pasalnya yaitu mengenai tidak adanya
Peraturan tentang ketentuan-ketentuan batas waktu penguasaan tanahnya dan luas
konversi hak atas tanah. lingkup penggunaanya yang meliputi baik untuk
Secara umum, pengertian terjadinya dan di usahakan ataupun digunakan sebagai tempat
berakhirnya hal milik atas tanah di atur di bagian membangun sesuatu. Hak Milik dalam hukum
pertama, sedangkan bagian kedua mengatur Agraria tersebut mempunyai ciri-ciri:
secara khusus mengenai pengakuan hak-hak atas Turun temurun;
tanah sebelumnya untuk dikonversi menjadi hak-
hak atas tanah yang sesuai dengan ketentuan Terkuat dan terpenuh yang dapat oleh subyek
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 hukum diantara hak hak lain;
Tahun 1960 tentang Peraturan Pokok-Pokok Tidak terbatas oleh waktu;
Agraria untuk selanjutnya disebut UUPA terdapat
dalam Pasal 16. Dapat beralih dan dialihkan;
Hak milik hanya dapat dimiliki oleh warga

KERTHA WICAKSANA Volume 12, Nomor 2 2018 © All Right Reserved Halaman 116
Hak Kepemilikan Atas Satuan Rumah Susun Di Atas Tanah Hak Guna Bangunan Yang Berdiri Diatas Tanah Hak Milik Ber-
dasarkan Perjanjian Sewa Menyewa

Negara Indonesia dan badan ketentuan mengenai hak milik diatur dalam Pasal
20 sampai dengan Pasal 27 UUPA.
hukum yang berdiri berdasarkan hukum
Indonesia, dan; Hak Guna Bangunan adalah hak untuk
mendirikan dan mempunyai bangunan di atas
Dapat dijadikan utang dengan dibebani hak
tanah yang bukan miliknya sendiri. Jangka
tanggungan
waktunya 20 tahun dan paling lama 30 tahun,
Adapun macam-macam hak milik bersama yang kemudian dapat diperpanjang lagi paling
(medeeigendom) yang secara fundamental lama 20 tahun. Subyek hak guna bangunan adalah
menentukan keadaan hubungan hukum antara warga Negara Indonesia dan badan hukum yang
para pemilik (mede-eigenars) tersebut pada didirikan menurut hukum Indonesia dan
dasarnya dapat diketahui melalui pembagian dan berkedudukan di Indonesia. Mengenai hak guna
pembedaan berikut. Bila dipandang dari sudut bangunan diatur dalam Pasal 35 sampai dengan
keadaan penguasaanya secara fisik, maka hak Pasal 40 UUPA.
milik bersama itu dapat dibagi dan dibedakan atas
Hak pakai adalah hak untuk menggunakan
hak milik bersama dengan penguasaan fisik dan/atau memungut hasil dari tanah yang
secara bersatu atau bersama pula (samengestelde langsung dikuasai oleh Negara atau tanah milik
mede-eigendom), yaitu hak milik bersama (mede- orang lain, yang memberi wewenang dan
eigendom) dari 2 (dua) atau lebih pemilik kewajiban yang ditentukan dalam keputusan
bersama (mede-eigenaars) atas obyek hukum atau pemberiannya oleh pejabat yang berwenang
obyek-obyek hukum yang penguasaanya secara memberikanya atau dalam perjanjian dengan
fisik serba bersama dan bersatu, sehingga benda pemilik tanahnya, yang bukan perjanjian sewa-
yang menjadi obyek hak milik mereka bersama menyewa atau perjanjian pengolahan tanah,
tersebut secara keseluruhannya dapat dikuasai segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan
oleh tiap- tiap pemilik itu bersama (semengesteld) jiwa dan ketentuan-ketentuan UUPA. Jangka
dengan pemiliknya. waktu hak pakai adalah selama jangka waktu
tertentu atau selama tanahnya dipergunakan untuk
hak milik bersama dengan penguasaan fisik keperluan yang tertentu. Subyek hak pakai adalah
secara terpisah (apartgestelde mede-eigendom), warga negara Indonesia, orang asing yang
yaitu hak milik bersama (mede-eigendom) dari 2 berkedudukan di Indonesia, badan hukum yang
(dua) atau lebih pemilik bersama (mede- didirikan menurut hukum Indonesia dan
eigenaars) atas obyek hukum atau obyek-obyek berkedudukan di Indonesia serta badan hukum
hukum yang masing-masing obyek hukum itu asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia.
mempunyai bagianbagian atau satuan-satuan Pengaturan mengenai hak pakai terdapat dalam
bagian tertentu yang dikuasai secara saling Pasal 41 sampai dengan Pasal 43 UUPA.
terpisah antara para pemiliknya itu.
Tidak ada pasal dalam UUPA yang mengatur
Hak Atas Tanah Yang diatasnya Dibangun Hak Atas mengenai hak pengelolaan, hak pengelolaan
Satuan Rumah Susun
hanya disebut dalam penjelasan umum angka 2
Berdasarkan ketentuan Pasal 7 ayat (1) (dua) UUPA sedangkan dalam penjelasan Pasal 7
Undang –Undang Nomor 16 Tahun 1985, Rumah ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia
Susun dapat dibangun di atas tanah hak milik, hak Nomor 16 Tahun 1985 Tentang Rumah Susun,
guna bangunan, hak pakai atas tanah negara atau yang dimaksudkan dengan hak pengelolaan
hak pengelolaan sesuai dengan peraturan adalah hak sebagaimana dimaksud dalam
perundang undangan yang berlaku. Yang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
dimaksud hak milik, hak guna bangunan dan hak 8 Tahun 1953 43 jo. Peraturan Menteri Agraria
pakai adalah hak-hak atas tanah sebagaimana Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1965,
dimaksud dalam Undang-Undang Republik Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang UUPA Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 dan Peraturan
adalah sebagai berikut : Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Hak milik adalah hak turun menurun, terkuat Nomor 1 Tahun 1977.
dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas Karakteristik Rumah Susun Yang Dibangun Diatas
tanah. Hal ini dengan mengingat ketentuan dalam Tanah Hak Guna Bangunan yang berdiri diatas
Pasal 6 subyek hak milik adalah warga negara tanah Hak Milik Berdasarkan Perjanjian Sewa
Indonesia tunggal dan badan-badan hukum, Menyewa.

KERTHA WICAKSANA Volume 12, Nomor 2 2018 © All Right Reserved Halaman 117
Hak Kepemilikan Atas Satuan Rumah Susun Di Atas Tanah Hak Guna Bangunan Yang Berdiri Diatas Tanah Hak Milik Ber-
dasarkan Perjanjian Sewa Menyewa

Tanda bukti kepemilikan atas rumah susun pihak penyewa dan pihak yang menyewakan.
adalah Sertifikat Hak Milik Sarusun. Adapun Pihak penyewa merupakan pihak yang membayar
status tanah tempat apartemen tersebut dibangun, uang sewa sedangkan pihak yang menyewakan
ada beberapa kemungkinan yaitu Tanah Hak adalah pihak pemilik yang menyerahkan
Milik dimana Apartemen yang didirikan di atas kenikmatan atas barang. Sedangkan obyek dari
tanah hak milik maka hak pengelolaan oleh sewa menyewa yang menjadi unsur sewa adalah
developer menjadi HGB Hak Milik, harga, barang dan waktu sewa.Saat terjadinya
kemudian Tanah Hak Guna Bangunan, dimana Sewa Menyewa yaitu sama seperti jual beli, pada
Apartemen yang didirikan diatas tanah negara sewa menyewa juga menganut asas konsensual
maka status pengelolaan oleh developer menjadi artinya pada detik terjadinya kata sepakat maka
HGB (Hak Guna Bangunan) Murni dan yang perjanjian sewa menyewa tersebut sudah sah dan
terkahir adalah Tanah Hak Pakai, dimana mengikat bagi pihak-pihak yang membuatnya.
Apartemen yang dibangun diatas Tanah Hak
Pasal 1559 KUHPerdata menyebutkan si
Pakai di atas tanah negara, serta hak guna
penyewa jika kepadanya tidaktelah diijinkan,
bangunan atau hak pakai di atas tanah hak
tidak diperbolehkan mengulang sewakan barang
pengelolaan. Developer hanya diberi kuasa untuk
yang disewanya, maupun melepas sewanya
membangun apartemen ditanah pihak ketiga
kepada orang lain atas ancaman pembatalan
maka statusnya HGB Pengelolaan
perjanjian sewa dan penggantian biaya, rugi dan
Lahan. Sertifikat Hak Guna Bangunan adalah
bunga, sedangkan pihak yang menyewakan
jenis sertifikat dimana pemegang sertifikat hanya
setelah pembatalan itu tidak diwajibkan mentaati
bisa memanfaatkan tanah tersebut baik untuk
perjanjian ulang sewa.
mendirikan bangunan atau untuk keperluan lain,
sedang kepemilikan tanah adalah milik negara. Dari pengertian dalam undang-undang ini
Sertifikat Hak Guna Bangunan mempunyai batas dapat disimpulkan bahwa :
waktu tertentu misalnya 20 tahun. Setelah
melewati batas 20 tahun, maka pemegang Penyewa tidak diperbolehkan mengulang
sertifikat harus mengurus perpanjangan SHGB- sewakan barang yang disewa.
nya.Berbeda dengan Sertifikat Hak Milik yang Penyewa tidak diperbolehkan melepaskan
kepemilikannya hanya untuk WNI.Maka pemilik sewanya kepada orang lain.
sertifikat Hak Guna Bangunan tersebut tidak bisa
dimiliki selamanya seperti pada halnya Hak Milik Ada perbedaan antara mengulang sewakan
atas Tanah dan Rumah. dengan melepas sewa, yaitu :

Jenis sertifikat-sertifikat Hak Guna Bangunan Dalam hal mengulang sewakan, penyewa
ini memiliki banyak persamaan dalam barang bertindak sendiri sebagai pihak dalam
penggunaan namun sangat berbeda dalam perjanjian sewa menyewa kedua yang diadakan
kepemilikan. Hak Guna Bangunan Murni olehnya dengan pihak ketiga.
memiliki status yang paling tinggi di antara Dalam hal melepas sewanya, penyewa
sertifikat Hak Guna Bangunan yang lain, karena mengundurkan diri dari penyewa, sehingga pihak
status tanah adalah milik developer dan harga ketiga langsung berhadapan dengan pihak yang
apartemen di status tanah seperti ini relatif mahal menyewakan.
di banding apartemen lain. Jenis sertifikat yang
kedua dan yang lebih lemah adalah Hak Guna Pasal 1559 KUHPerdata menyebutkan bahwa
Bangunan diatas Hak Pengelolaan. Sertifikat ini penyewa diperbolehkan menyewa rumah yang
lebih lemah karena status pemilik tanah oleh menjadi tempat tinggalnya sebagian kepada orang
pihak ketiga, dan jika pemilik ingin tanah tersebut lain, kecuali kekuasaan tersebut telah dilarang
kembali, sehabis masa sertifikat HGB habis, ada dalam perjanjian sewa menyewa. Perjanjian sewa
kemungkinan pemilik apartemen tidak menyewa tidak berakhir dengan dijualnya barang
mendapatkan pergantian sama sekali. Sewa yang disewa, kecuali telah diperjanjikan
menyewa diatur dalam Buku III Bab VII Pasal sebelumnya (pasal 1576 KUH. Perdata).
1548 – 1600 KUHPerdata Dari definisi sewa Demikian pula apabila pemilik atau yang
menyewa jelaslah bahwa penyerahan bukanlah menyewakan menghibahkan barang yang menjadi
kepemilikan dari barang yang disewa melainkan obyek sewa kepada seseorang, maka penghibahan
hanya memberikan kenikmatan kepada penyewa. juga tidak mengakhiri sewa menyewa. Artinya
penerima hibah harus menunggu sampai dengan
Pihak-pihak dalam sewa menyewa adalah masa sewa berakhir.
KERTHA WICAKSANA Volume 12, Nomor 2 2018 © All Right Reserved Halaman 118
Hak Kepemilikan Atas Satuan Rumah Susun Di Atas Tanah Hak Guna Bangunan Yang Berdiri Diatas Tanah Hak Milik Ber-
dasarkan Perjanjian Sewa Menyewa

Pasal 1579 KUHPerdata juga melindungi Berdasarkan Perjanjian Sewa Menyewa yaitu :
penyewa dari maksud yang menyewakan untuk
1) Hak milik atas satuan rumah susun bersifat
memakai barang yang disewakan.Yang dimaksud
perorangan dan terpisah.
dengan risiko adalah kewajiban menanggung
kerugian jika terjadi keadaan memaksa 2) Pada sebuah bangunan apartemen atau rumah
(overmacht). Risiko dalam perjanjian sewa susun, tentu saja ada bagian seperti taman,
menyewa diatur dalam Pasal 1553. KUH. Perdata lahan parkir yang menjadi kepemilikan
yang membagi atas 2 kriteria, yaitu : bersama. Bagian bersama tersebut dikenal
dengan istilah bagian bersama, tanah bersama
Apabila barang yang disewa musnah secara
atau benda bersama. Tentu saja bagian-bagian
keseluruhan, maka perjanjian sewa menyewa
bersama terpisah dari kepemilikan suatu
gugur demi hukum. Maksudnya risiko ada pada
rumah susun. Istilah kerennya adalah strata
pihak yang menyewakan sebagai pemilik benda
title. Definisi strata title adalah sistem
yang telah musnah.
pembagian tanah dan bangunan dalam satuan
Apabila barang yang disewa musnah sebagian, unit.
maka penyewa dapat memilih :
3) Jangka waktu strata title mengikuti status
pembatalan perjanjian sewa menyewa tanah tempat bangunan apartemen berdiri. Jika
menggunakan status HGB, maka pada akhir
berlangsungnya terus perjanjian dengan
masa haknya semua orang pemilik strata
pengurangan uang sewa tanpa hak atas ganti rugi.
title harus bersama-sama memperpanjang
Sewa menyewa dapat berakhir baik secara HGB tanah.
normal maupun secara tidak normal. Berakhir
4) Apabila perjanjian sewa menyewa berakhir
secara normal artinya sewa menyewa itu telah
dan salah satu pihak tidak ingin
terpenuhi sebagaimana mestinya sesuai dengan
memperpanjang, maka bangunan rumah susun
waktu yang telah disepakati oleh kedua belah
tersebut menjadi milik pihak pemilik tanah
pihak. Sedangkan secara tidak formal berakhirnya
dan pemilik tanah bebas untuk menggunakan
karena terdapat faktor-faktor yang
tanah dan bangunan tersebut.
melatarbelakanginya.
Perlindungan Hukum Bagi Konsumen
Ada beberapa sebab berakhirnya perjanjian
sewa menyewa, yaitu Pelaku usaha atau produsen, yang dalam
bidang perumahan atau property biasa disebut
1) jangka waktu sewa berakhir. dengan nama developer atau pengembang.
2) benda sewaan musnah. Beberapa pengertian pelaku usaha menurut
peraturan dan perundang-undangan, adalah :
3) pembatalan sewa menyewa. Berdasarkan Undang-Undang Perlindungan
4) benda sewaan musnah sebagian dan penyewa Konsumen No. 8 Tahun 1999, Pasal 1 angka
memilih alternatif pembatalan sewa menyewa 3.Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
(Pasal 1553 ayat 2 KUHPerdata) No. 5 Tahun 1974 disebutkan pengertian
Perusahaan Pembangunan Perumahan yang dapat
5) karena perbaikan benda sewaan sedemikian pula masuk dalam pengertian developer atau
rupa, sehingga tidak dapat didiami, penyewa pengembang, pada UUPK No. 8 Tahun 1999,
meminta agar sewa menyewa dibatalkan saja juga diatur tentang Hak dan Kewajiban Pelaku
(Pasal 1555 ayat 3 KUHPerdata) Usaha, sesuai Pasal 6 dan Pasal 7.
6) karena benda sewaan dijual, sewa menyewa Permasalahan yang dihadapi konsumen
dibatalkan berdasarkan syarat perjanjian (Pasal tersebut pada dasarnya disebabkan oleh kurang
1576 KUHPerdata) adanya tanggung jawab pengusaha dan juga
7) Karena benda sewaan akan dipakai sendiri, lemahnya pengawasan pemerintah.Secara
maka sewa menyewa dibatalkan berdasarkan normatif pelaku usaha bertanggung jawab
syarat perjanjian (pasal 1579 KUHPerdata). memberikan ganti rugi atas kerusakan,
pencemaran, dan atau kerugian konsumen akibat
Dari pembahasan di atas maka dapat ketidaksesuaian dengan transaksi yang
disimpulkan karakteristik Rumah Susun diatas diperjanjikan sebelumnya.Ganti rugi tersebut
Hak Guna Bangunan dapat berupa pengembalian uang atau

KERTHA WICAKSANA Volume 12, Nomor 2 2018 © All Right Reserved Halaman 119
Hak Kepemilikan Atas Satuan Rumah Susun Di Atas Tanah Hak Guna Bangunan Yang Berdiri Diatas Tanah Hak Milik Ber-
dasarkan Perjanjian Sewa Menyewa

penggantian barang/jasa sejenis atau setara bertentangan dengan undang-undang atau


nilainya, atau perawatan kesehatan dan atau peraturan, tetapi juga kepatutan dan kesusilaan
pemberian santunan yang sesuai dengan yang berlaku di masyarakat.Secara umum,
ketentuan perundang-undangan yang berlaku asas tanggung jawab ini dapat diterima karena
(Pasal 19 ayat (1), dan (2) UUPK).Ketentuan ini adil bagi orang yang berbuat salah untuk
merupakan upaya untuk memberikan menggantikan kerugian bagi pihak korban.
perlindungan kepada konsumen.Dengan Dalam Pasal 1365 KUH Perdata, yang lazim
demikian, dapat ditegaskan apabila konsumen dikenal sebagai pasal tentang perbuatan
menderita kerugian sebagai akibat mengkonsumsi melawan hukum, mengharuskan terpenuhinya
barang/jasa yang dihasilkan oleh pelaku usaha, empat unsur pokok, yaitu : (1) adanya
berhak untuk menuntut tanggung jawab secara perbuatan; (2) adanya unsur kesalahan; (3)
perdata kepada pelaku usaha atas kerugian yang adanya kerugian yang diderita; (4) adanya
timbul tersebut.Demikian halnya dengan transaksi hubungan kausalitas antara kesalahan dan
rumah susun/apartemen, apabila konsumen kerugian.
menderita kerugian sehingga menyebabkan
2) Praduga selalu bertanggungjawab
timbulnya kerugian, maka konsumen berhak
(presumption of liability) Prinsip ini
menuntut penggantian kerugian tersebut kepada
menyatakan tergugat selalu dianggap
pengembang yang bersangkutan.
bertanggung jawab sampai ia dapat
Tanggung jawab pengembang (pelaku usaha) membuktikan bahwa ia tidak bersalah.
Tanggung jawab pelaku usaha timbul karena Pembuktian ada pada pihak tergugat.Tampak
adanya hubungan antara produsen dengan beban pembuktian terbalik diterima dalam
konsumen yang secara eksplisit terdapat tanggung prinsip ini.UUPK pun mengadopsi sistem
jawab masing-masing. Hubungan antara pelaku pembuktian terbalik ini, sebagaimana
usaha dengan konsumen merupakan suatu ditegaskan dalam Pasal 19, Pasal 22, dan Pasal
hubungan dalam rangka keterkaitan antara satu 23 (ketentuan Pasal 28 UUPK).Dasar bersalah,
dengan yang lain, atas dasar dan latar belakang pemikiran dari teori ini pembalikan beban
yang berbeda-beda. Pelaku usaha melakukan pembuktian adalah seseorang dianggap
kontak dengan konsumen berdasarkan adanya bersalah, sampai yang bersangkutan dapat
tujuan tertentu yang sudah direncanakan, membuktikan sebaliknya.Hal ini bertentangan
termasuk tujuan ekonomis, yaitu untuk mencari dengan asas hukum praduga tak bersalah. Jika
keuntungan sebanyak-banyaknya dengan diterapkan dalam kasus konsumen akan
peningkatan produktifitas dan efisien. Di sisi lain tampak asas ini cukup relevan.
konsumen mempunyai hubungan dengan
3) Praduga selalu tidak bertanggungjawab
produsen didasarkan adanya tuntutan pemenuhan
(presumption of nonliability) Prinsip ini
kebutuhan hidup12.
adalah kebalikan dari prinsip kedua. Prinsip
Secara umum prinsip-prinsip tanggung jawab ini hanya dikenal dalam lingkup transaksi
dalam hukum dapat dibedakan sebagai berikut 13: konsumen yang sangat terbatas. Prinsip ini
tidak lagi diterapkan secara mutlak, dan
1) Kesalahan (liability based on fault) Prinsip ini
mengarah kepada prinsip tanggung jawab 33
yang cukup umum berlaku dalam hukum
dengan pembatasan uang ganti rugi dengan
pidana dan perdata. Dalam Kitab Undang-
batasan nominal tertentu. Pada prinsip ini
Undang Hukum Perdata, khususnya Pasal
pihak yang dibebani pembuktian adalah
1365, 1366, dan 1367, prinsip ini dipegang
konsumen.
secara teguh. Prinsip ini menyatakan bahwa
seseorang baru dapat 4) Tanggung jawab mutlak (strict liability)
dimintakanpertanggungjawabannya secara Prinsip ini sering diidentikan dengan tanggung
hukum jika ada unsur kesalahan yang jawab absolut.Prinsip tanggung jawab yang
dilakukannya.Dimaksud kesalahan adalah menetapkan kesalahan tidak sebagai faktor
unsur yang bertentangan dengan yang menetukan, tetapi ada pengecualian-
hukum.Pengertian hukum disini tidak hanya pengecualian yang memungkinkan untuk

12. M. Ali Mansyur, Penegakan Hukum tentang Tanggung Gugat Produsen dalam Perwujudan Perlindungan Konsumen, Genta Press, Yogya-
karta, 2007, hlm. 55
13. 12 Sidharta, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Grasindo, Jkt, 2006, hlm.72

KERTHA WICAKSANA Volume 12, Nomor 2 2018 © All Right Reserved Halaman 120
Hak Kepemilikan Atas Satuan Rumah Susun Di Atas Tanah Hak Guna Bangunan Yang Berdiri Diatas Tanah Hak Milik Ber-
dasarkan Perjanjian Sewa Menyewa

dibebaskan dari tanggung jawab, misalnya dan bermaksud untuk membeli unit atau satuan
keadaan memaksa / force majeure. rumah susun yang ada di suatu bangunan gedung
apartemen tertentu dan dibuktikan dengan Surat
5) Pembatasan tanggung jawab (limitation of
Pemesanan yang telah ditandatangani sebagai
liability) Prinsip tanggung jawab dengan
persetujuan pembelian unit atau satuan rumah
pembatasan ini paling disukai oleh pelaku
susun.Perlindungan hukum bagi konsumen
usaha untuk dicantumkan sebagai klausula
menurut UUPK adalah untuk mengatur perilaku
eksonerasi dalam perjanjian standar yang
pelaku usaha dengan tujuan agar konsumen dapat
dibuatnya.Prinsip tanggung jawab ini sangat
terlindung secara hukum. Hal ini berarti bahwa
merugikan konsumen bila diterapkan secara
upaya untuk melindungi kepentingan dan hak
sepihak oleh pelaku usaha.Dalam UUPK Pasal
konsumen yang dilakukan melalui perangkat
18 ayat (1) disebutkan pelaku usaha tidak
hukum diharapkan mampu menciptakan norma
boleh secara sepihak menentukan klausula
hukum perlindungan konsumen. ada 5 (lima) asas
yang merugikan konsumen, termasuk
perlindungan konsumen yaitu:
membatasi maksimal tanggung jawabnya.
1) Asas manfaat
Perilaku pelaku usaha dalam melakukan
strategi untuk mengembangkan bisnisnya dapat 2) Asas keadilan
berdampak pada kerugian konsumen, sehingga
3) Asas keseimbangan
wajar apabila terdapat tuntutan agar perilaku
pelaku usaha tersebut diatur, dan pelanggaran 4) Asas keamanan dan keselamatan konsumen
terhadap peraturan tersebut dikenakan sangsi
yang setimpal.Berkaitan dengan strategi bisnis 5) Asas kepastian hukum
yang digunakan oleh pelaku usaha, pada mulanya Subyek yang disebut sebagai konsumen berarti
berkembang adagium caveat emptor (waspadalah setiap orang yang berstatus sebagai pemakai
konsumen), kemudian berkembang menjadi barang dan/atau jasa.Sesuai bunyi penjelasan
caveat venditor (waspadalah pelaku usaha). Pasal 1 butir (2) UUPK kata pemakai
Ketika strategi bisnis berorientasi pada menekankan konsumen adalah konsumen akhir
kemampuan menghasilkan produk/jasa (ultimate consumer).UUPK dalam penjelasannya
(production/services oriented) maka di sini mengenai konsumen menegaskan bahwa didalam
konsumen harus waspada dalam mengkonsumsi kepustakaan ekonomi dikenal istilah konsumen
barang dan jasa yang ditawarkan pelaku usaha. akhir dan konsumen antara. Konsumen akhir
Permasalah yang dihadapi konsumen dalam adalah pengguna atau pemanfaat akhir suatu
transaksi properti, khususnya rumah susun/ produk, sedangkan konsumen antara adalah
apartemen terutama menyangkut mutu bangunan, konsumen yang menggunakan suatu produk
pelayanan, bentuk transaksi serta jaminan sebagai bagian dari proses produksi suatu produk
kepastian hukum atas kepemilikan tanah dan lainnya. Pengertian konsumen dalam Undang-
bangunan.Dalam transaksi satuan rumah susun Undang ini adalah konsumen akhir.
yang dilaksanakan dengan perjanjian Berdasarkan dari definisi konsumen dan
pendahuluan jual beli (PPJB), transaksi yang penjelasan tentang konsumen akhir, maka secara
dilakukan oleh konsumen dan pelaku usaha garis besar ada beberapa poin utama yang dapat
cenderung bersifat tidak balance.Konsumen dirangkum mengenai konsumen, yaitu ; Jika
terpaksa menandatangani perjanjian yang terjadi pelanggaran terhadap hak-hak konsumen
sebelumnya telah disiapkan oleh pelaku usaha, oleh pelaku usaha, maka pihak konsumen dapat
akibatnya berbagai kasus pembelian satuan rumah mengadukannya kepada lembaga yang
susun umumnya menempatkan konsumen di berwenang, seperti tercantum dalam UUPKPasal
pihak yang lemah.Prinsip-prinsip yang muncul 45 ayat (1), Konsumen bisa meminta bantuan
tentang kedudukan konsumen dalam hubungan Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya
hukum dengan pelaku usaha berangkat dari Masyarakat (LPKSM) terlebih dahulu untuk
doktrin dan teori yang dikenal dalam perjalanan meminta bantuan hukum atau bisa langsung
sejarah hukum perlindungan konsumen.Menurut menyelesaikan masalahnya ke Badan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK).
Perlindungan Konsumen Pasal 1 ayat (2). Konsumen juga bisa mendatangi sub Direktorat
Konsumen apartemen disini dimaksudkan Pelayanan Pengaduan di Direktorat Perlindungan
adalah pembeli apartemen yang telah memilih Konsumen, Departemen Perdagangan. Disini

KERTHA WICAKSANA Volume 12, Nomor 2 2018 © All Right Reserved Halaman 121
Hak Kepemilikan Atas Satuan Rumah Susun Di Atas Tanah Hak Guna Bangunan Yang Berdiri Diatas Tanah Hak Milik Ber-
dasarkan Perjanjian Sewa Menyewa

setelah dilakukan proses konfirmasi, pejabat yang Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997Hubungan
bersangkutan akan melakukan analisis terhadap penerbitan sertipikat tanah dan kepastian hukum
masalah yang diadukan, kemudian diadakan adalah hubungan sebab akibat.
klarifikasi kepada konsumen dengan cara
Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997
meminta bukti-bukti dan kronologi kejadian. Baru
telah menetapkan kepastian hukum yang lebih
kemudian dilakukan proses klarifikasi terhadap
baik dibanding dengan PP No. 10 Tahun 1961.
pelaku usaha. Seandainya pelaku usaha
Jika di PP No. 10 Tahun 1961, belum ditentukan
menyanggah tuduhan dan tidak ada titik
batas waktu bagi pihak ketiga untuk menggugat
kejelasan, akan dilakukan beberapa langkah
pemilik sertifikat tanah, maka Pasal 32 ayat (2)
seperti mediasi atau konsiliasi. Kemudian pada
PP 24 Tahun 1997 menentukan batas waktu bagi
Pasal 45 ayat (2); Seandainya kedua media diatas
pihak ketiga untuk menggugat, yakni 5 (lima)
belum menghasilkan suatu keputusan,
tahun sejak dikeluarkannya sertifikat tersebut.
penyelesaian sengketa dapat dilakukan dengan :
Hanya pada usia sertifikat di bawah 5 tahun
1) Pelimpahan kepada Badan Penyelesaian sajalah pihak lain diberikan kesempatan untuk
Sengketa Konsumen (BPSK). menggugat kepemilikan atau penguasaan hak atas
tanah pemegang sertifikat, kalau memang
2) Melakukan jalur yuridis (pengadilan) secara
mempunyai bukti yang juga berkekuatan hukum
formil.
sama derajatnya yang di atur di dalam Pasal 32
3) Klausula baku sebagai pelanggaran hak Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997.
konsumen Sehubungan dengan perlindungan
Perlindungan hukum yang diberikan oleh
terhadap konsumen, yang perlu mendapatkan
perundangan berdasarkan perjanjian sewa
perhatian utama dalam perjanjian baku adalah
menyewa adalah hanya ada pada saat jangka
mengenai klausula eksonerasi (exoneratie
waktu Hak Guna Bangunan belum berakhir dan
klausule exemption clausule).
Perjanjian Sewa Menyewanya belum berakhir
Klausula yang berisi pembebasan atau pula. Sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 32 PP
pembatasan pertanggungjawaban pihak pelaku Nomor 40 Tahun 1996 walaupun masih tetap ada
usaha yang lazimnya terdapat dalam jenis pembatasan yaitu untuk mengalihkan hak tersebut
perjanjian baku. Konsep ini kurang sesuai, karena pada pihak lain dan membebaninya harus
tidak selaras dengan napas hukum yang terus mendapatkan persetujuan tertulis dari pihak
berkembang dari waktu ke waktu. Klausula baku kesatu sebagai pemegang Hak. Sehingga
erat kaitannya dengan UUPK. pemegang Hak Guna Bangunan hanya memegang
sertipikat Hak Guna Bangunan sebagai alat bukti
Perlindungan Hukum Bagi Pemilik Hak Atas Satuan kepemilikan tanpa bisa melakukan perbuatan
Rumah Susun Yang Dibangun Diatas Tanah Hak
Guna Bangunan Yang Berdiri Diatas Tanah Hak hukum yang berkaitan dengan tanah yang
Milik Berdasarkan Perjanjian Sewa Menyewa dimilikinya serta tidak mendapat perlindungan
hukum apapun tentang perpanjangan hak ataupun
Untuk mendapatkan jaminan kepastian hukum pembaruan haknya apabila jangka waktu haknya
atas bidang tanah, diperlukan perangkat hukum telah habis. Begitupula pada perjanjian sewa
yang tertulis, lengkap, jelas, dan dilaksanakan menyewa yang telah abis masa sewanya dan
secara konsisten sesuai dengan jiwa dan isi pemilik lahan tidak ingin memperpanjang
ketentuan-ketentuan yang berlaku.Hakikat sewanya maka tidak mendapat perlindungan
kepastian hukum yang sebenarnya terletak pada hukum apapun apabila jangka waktu haknya telah
kekuatan sertifikat kepemilikan hak atas tanah habis.
sebagai bukti kepemilikan termasuk di pengadilan
namun kepastian hukum dengan sistem negatif IV. SIMPULAN
pada hakikatnya merupakan kepastian hukum Dari pembahasan di atas maka dapat
yang relatif, dengan pengertian bahwa oleh disimpulkan sebagai berikut :
peraturan perundangundangan dijamin kepastian
hukum selama tidak dibuktikan sebaliknya14. Di Karakteristik Rumah Susun Di Atas Tanah
Indonesia perlindungan hukum yang disediakan Hak Guna Bangunan Yang Berdiri Di Atas Tanah
pemerintah melalui Pasal 31 ayat (1) Peraturan Hak Milik Berdasarkan Perjanjian Sewa

14. S. Chandra, Sertipikat Kepemilikan Hak Atas Tanah: Persyaratan Permohonan di Kantor Pertanahan, (Jakarta; Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2005), hlm. 122

KERTHA WICAKSANA Volume 12, Nomor 2 2018 © All Right Reserved Halaman 122
Hak Kepemilikan Atas Satuan Rumah Susun Di Atas Tanah Hak Guna Bangunan Yang Berdiri Diatas Tanah Hak Milik Ber-
dasarkan Perjanjian Sewa Menyewa

Menyewa yaitu : 1985 Tentang Rumah Susun (Study Kasus Rumah


Susun Kaligawe Semarang), (Skripsi: Fakultas
Hak milik atas satuan rumah susun bersifat Hukum Universitas Diponegoro, 2010).
perorangan dan terpisah. Mansyur, M. Ali, Penegakan Hukum tentang Tanggung
Gugat Produsen dalam Perwujudan Perlindungan
Pada sebuah bangunan rumah susun, tentu saja Konsumen, Genta Press, Yogyakarta, 2007.
ada bagian seperti taman, lahan parkir yang Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Kencana
menjadi kepemilikan bersama. Bagian bersama Prenada Media Group, Jakarta, Edisi Pertama- Cet
tersebut dikenal dengan istilah bagian bersama, Ketiga, 2005.
tanah bersama atau benda bersama. Tentu saja Murhaini, Suriansyah, Hukum Rumah Susun, Cet. I,
Laksbang Grafika, Surabaya, 2015.
bagian-bagian bersama terpisah dari kepemilikan
Ramelan, Eman et. al, Problematika Hukum Hak Milik Atas
suatu rumah susun. Istilah pada umumnya yang Satuan Rumah Susun, Cet. I, LaksBang Grafika,
dikenal oleh masyarakat adalah strata title. Yogyakarta, 2013.
Definisi strata title adalah sistem pembagian Santoso, Urip, Hukum Perumahan, Cet.1, Kencana
tanah dan bangunan dalam satuan unit. Prenadamedia Group, Jakarta, 2014.
Santoso, Urip, Pendaftaran Dan Peralihan Hak Atas Tanah,
Jangka waktu strata title mengikuti status KencanaPrenada Media, Jakarta, 2010.
tanah tempat bangunan apartemen berdiri. Jika Sidharta, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia,
menggunakan status HGB, maka pada akhir masa Grasindo, Jkt, 2006.
haknya semua orang pemilik strata title harus Sutedi, Adrian, Hukum Rumah Susun & Apartemen,Cet. I,
bersama-sama memperpanjang HGB tanah. Sinar Grafika, Jakarta, 2010.
Peraturan dan Perundang-Undangan :
Apabila perjanjian sewa menyewa berakhir Undang – Undang Dasar 1945.
dan salah satu pihak tidak ingin memperpanjang, Staatsblad1937-560.
maka bangunan rumah susun tersebut menjadi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
milik pihak pemilik tanah dan pemilik tanah Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA).
bebas untuk menggunakan tanah dan bangunan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
tersebut. Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah
Susun
Hak Milik atas tanah yang dimiliki oleh
Articles
seseorang merupakan hak terkuat oleh sebab itu
secara obsolut hak milik yang dimiliki oleh Chen, M., Liu, W., Lu, D., Chen, H., & Ye, C. (2018).
seseorang yang di atasnya dalam hal ini investasi Progress of China’s new-type urbanization
construction since 2014: A preliminary assessment.
rumah susun, pemegang Hak Guna Bangunan Cities, 78(March 2017), 180–193.
hanya memegang sertipikat Hak Guna Bangunan Ekpodessi, S. G. N., & Nakamura, H. (2018). Land use and
sebagai alat bukti kepemilikan tanpa bisa management in Benin Republic: An evaluation of the
melakukan perbuatan hukum yang berkaitan effectiveness of Land Law 2013-01. Land Use
dengan tanah yang dimilikinya serta tidak Policy, 78(November 2017), 61–69.
mendapat perlindungan hukum apapun tentang Hawley, Z., Miranda, J. J., & Sawyer, W. C. (2018). Land
values, property rights, and home ownership:
perpanjangan hak ataupun pembaruan haknya Implications for property taxation in Peru. Regional
apabila jangka waktu haknya telah habis. Science and Urban Economics, 69, 38–47.
Begitupula pada perjanjian sewa menyewa yang Li, K., Fang, L., & He, L. (2018). How Urbanization Affects
telah abis masa sewanya dan pemilik lahan tidak China’s Energy Efficiency: A Spatial Econometric
ingin memperpanjang sewanya maka tidak Analysis. Journal of Cleaner Production.
mendapat perlindungan hukum apapun apabila Li, Y., Jia, L., Wu, W., Yan, J., & Liu, Y. (2018).
Urbanization for rural sustainability – Rethinking
jangka waktu haknya telah habis. China’s urbanization strategy. Journal of Cleaner
DAFTAR PUSTAKA Production, 178, 580–586.
Ochoa, J. J., Tan, Y., Qian, Q. K., Shen, L., & Moreno, E. L.
Buku (2018). Learning from best practices in sustainable
Chandra, S., Sertipikat Kepemilikan Hak Atas Tanah: urbanization. Habitat International, (May), 0–1.
Persyaratan Permohonan di Kantor Pertanahan, Tura, H. A. (2018). Land Use Policy Land rights and land
(Jakarta;Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005). grabbing in Oromia , Ethiopia. Land Use Policy,
Hadjon, Philipus M., Pengkajian Ilmu Hukum, Fakultas 70(October 2017), 247–255.
Hukum Universitas Airlangga, Surabaya, Tanpa Yea, C., Sun, C., & Chen, L. (2018). New Evidence
Tahun. Hadjon, Philipus M. dan Tatiek Sri Djatmiati, for the Impact of Financial Agglomeration on
Argumentasi Hukum, Gadjah Mada Universitas Urbanization from a Spatial Econometrics
Press, Yogyakarta, 2005.
Analysis. Journal of Cleaner Production.
Lubis, T. Mulya, Implemantasi UU NOMOR 16 TAHUN

KERTHA WICAKSANA Volume 12, Nomor 2 2018 © All Right Reserved Halaman 123

Anda mungkin juga menyukai