Anda di halaman 1dari 9

PERJANJIAN UTANG PIUTANG DENGAN JAMINAN PENGUASAAN TANAH

PERTANIAN OLEH PIHAK BERPIUTANG

Astrian Endah Pratiwi


astrian_ep@yahoo.com
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pranoto
maspran7@gmail.com
Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract
This article aims to determine the mechsnism of debt agreement with the guarantee of control of
agricultural land by the creditor in the form of unwritten and without period in the Kerjo Kidul Village,
Ngadirojo Districts, Wonogiri District. This research is a descriptive empirical research. The data source
used is primary data obtained through interviews with the relevant parties. And the secondary data used
are literature materials, laws and regulations, journals, article, and materials from the internet and other
related sources. Data collection technique used is qualiytative with interactive analysis model. Based
on the result of the research, the debt agreement with the guarentee of control of agricultural land by
the creditor in the Kerjo Kidul Village, Ngadirojo Districts, Wonogiri District on the background by the
economic need factor, the binding process of the agreement does not require difficult procedures and
is an alternative choosen not to sell off farmland. The unwritten agreement form and without a period
of time. The reason of the agreement payable receivables with guarantee of control of agricultural land
by the creditor in unwritten and without a period in the Kerjo Kidul Village, Ngadirojo Districts, Wonogiri
District is due to a sense of trust between the parties regarding the accomplishment of achievements
by each party.
Keywords: Debt Agreement, Guarantee, Trust

Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme perjanjian utang piutang dengan jaminan penguasaan
tanah pertanian oleh pihak berpiutang dan alasan dilakukan perjajian utang piutang dengan jaminan
penguasaan tanah pertanian oleh pihak berpiutang dalam bentuk tidak tertulis dan tanpa jangka waktu
di Desa Kerjo Kidul, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wongiri. Penelitian ini merupakan penelitian
empiris yang bersifat deskriptif. Sumber data yang digunakan ialah Data primer yang diperoleh melalui
wawancara dengan para pihak terkait. Dan data sekunder yang digunakan adalah bahan kepustakaan,
peraturan perundang-undangan, jurnal, artikel, dan bahan dari internet serta sumber lain yang terkait.
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi kepustaaan dan wawancara. Teknik analisis data
yang digunakan adalah kualitatif dengan model analisis interaktif. Berdasarkan hasil penelitian, perjanjian
utang piutang dengan jaminan penguasaan tanah pertanian oleh pihak berpiutang di Desa Kerjo Kidul
Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri dilatar belakangi oleh faktor kebutuhan ekonomi, proses
pengikatan perjanjian tidak membutuhkan prosedur yang sulit dan merupakan alternatif yang dipilih agar
tidak menjual lepas tanah pertanian. Bentuk perjanjian lisan dan tanpa janga waktu. Alasan dilakukan
perjanjian utang piutang dengan jaminan penguasaan tanah pertanian oleh pihak berpiutang secara tidak
tertulis dan tanpa jangka waktu di Desa Kerjo Kidul Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri ini adalah
karena adanya rasa kepercayaan antar para pihak mengenai pemenuhan prestasi oleh masing-masing
pihak yang terlibat dalam perjanjian.
Kata Kunci: Perjanjian Utang Piutang, Jaminan, Kepercayaan.

Privat Law Vol. V No 2 Juli-Desember 2017 93


A. Pendahuluan keniscayaan dan kebutuhan memiliki tanah sudah
tertanam dalam dan sudah sedemikian mendalam
Masyarakat merupakan sekelompok manusia
dalam lintasan sejarah kehidupan manusia. Tanah
yang hidup bersama dalam suatu komunitas
merupakan sumber penghidupan karena dari tanah
yang terorganisir. Hal itu terjadi karena manusia
mengalir semangat harga diri, kemakmuran, dan
adalah makhluk sosial (Sudikno Mertokusumo,
kekuasaan. Oleh karenanya setiap orang berjuang
2005: 7). Sebagai makhluk sosial, manusia tidak
untuk memiliki tanah dan mempertahankannya
dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Untuk dapat
(Nurhasan Ismail, 2012:34).
melangsungkan hidupnya, manusia senantiasa
melakukan hubungan atau berinteraksi satu sama Kegiatan utang piutang dengan jaminan
lain. Hubungan yang mempunyai akibat hukum penguasaan tanah pertanian sendiri merupakan
banyak dijumpai dalam interaksi antar masyarakat hal yang lumrah dalam kehidupan masyarakat,
yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya di Desa Kerjo Kidul Kecamatan
sehingga menimbulkan hak dan kewajiban. Ngadirojo Kabupaten Wonogiri, kebutuhan dana
yang terus meningkat seiring perkembangan
Manusia dalam kehidupannya pun tidak
zaman menuntut masyarakat Desa Kerjo Kidul
luput dari yang namanya perjanjian utang
Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri untuk
piutang, baik dalam jumlah kecil maupun besar.
memperoleh dana secara mudah dengan waktu
dalam jumlah besar, biasanya dilakukan oleh
yang cepat. Namun sangat disayangkan perjanjian
masyarakat guna memperoleh pinjaman sebagai
pinjam meminjam uang dengan jaminan tanah
modal usaha, dimana Bank sebagai lembaga
pertanian yang banyak dijumpai di Desa Kerjo
keuangan memfasilitasi hal ini. Suatu perjanjian
Kidul Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri
utang piutang pastiya memerlukan suatu jaminan.
ini mayoritas dibuat secara tidak tertulis, karena
Keharusan adanya jaminan ini diatur dalam
kebanyakan masyarakat di Desa Kerjo Kidul,
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri sudah
Perbankan yang terkandung secara tersirat dalam
terbiasa mengadakan perjanjian utang piutang
kalimat “keyakinan berdasarkan analisis yang
atas dasar kepercayaan dan tolong menolong,
mendalam atas itikad dan kemampuan serta
sehingga tidak dibuat secara otentik. Kemudian
kesanggupan nasabah Debitor” kalimat tersebut
pihak berutang memberikan jaminan berupa tanah
juga sekaligus mencerminkan prinsip 5C yang
pertanian yang pengelolaan dan hasil panennya
wajib dipenuhi oleh calon Debitor (Alves Simao
dikuasai oleh pihak berpiutang.
dkk, 2014: 3).
Jangka waktu perjanjian ini biasanya tidak
Perjanjian utang piutang tidak hanya dapat
ditentukan secara jelas, sehingga objek jaminan
dilakukan dengan lembaga perbankan saja
akan tetap dikuasai oleh pihak berpiutang selama
melainkan dapat pula dilakukan dengan siapa saja
pihak berutang belum mampu memenuhi kewajiban
yang mempunyai kemampuan untuk itu, melalui
untuk melunasi utangnya. hal ini sebenarnya
perjanjian utang piutang antara pemberi pinjaman
membuat pihak berpiutang berada dalam posisi
di satu pihak dan penerima pinjaman di lain pihak.
yang dirugikan, karena selama pihak berutang
Kegiatan pinjam meminjam uang sudah belum mampu memenuhi kewajibannya, benda
merupakan bagian dari kehidupan masyarakat jaminan dalam hal ini adalah tanah pertanian
saat ini. Selanjutnya dalam kegiatan pinjam penguasaanya masih tetap berada di tangan
meminjam uang yang terjadi dalam masyarakat pihak berpiutang dan pemanfaatan tanah serta
dapat diperhatikan bahwa pada umumnya hasil panen pun dikuasai sepenuhnya oleh pihak
sering dipersyaratkan adanya jaminan utang berpiutang. Semakin lama pihak berutang belum
oleh pihak pemberi pinjaman kepada pihak mampu melunasi utangnya, maka hasil panen
penerima pinjaman. Jaminan utang dapat berupa yang diperoleh dari objek jaminan akan semakin
barang (benda) sehingga merupakan jaminan banyak. Bahkan terkadang melebihi jumlah nilai
kebendaan dan atau berupa janji penanggungan utangnya. Namun karena perjanjiannya tidak
utang sehingga merupakan jaminan perorangan. dibuat secara tertulis maka perlindungan hukum
Jaminan kebendaan memberikan hak kebendaan terhadap para pihak dalam perjanjian pun tidak
kepada pemegang jaminan. (M.Bahsan, 2007: 2). kuat.
Kegiatan pinjam meminjam uang dengan Bentuk perjanjian utang piutang dengan
jaminan kebendaan berupa penguasaan tanah perjanjian penguasaan tanah pertanian oleh
pertanian banyak sekali dijumpai di wilayah pihak berpiutang yang dilakukan sebagian warga
pedesaan, Menguasai atau bahkan memiliki tanah masyarakat Desa Kerjo Kidul Kecamatan Ngadirojo
pertanian sudah merupakan suatu kewajaran Kabupeten Wonogiri telah memberikan gambaran
dalam kehidupan sehari-hari, hal ini karena dan informasi bahwa pada kenyataannya di

94 Privat Law Vol. V No 2 Juli-Desember 2017


dalam masyarakat pedesaan masih sering umum. Mereka saling membutuhkan, saling
dilakukan perjanjian utang piutang dengan jaminan mengisi dan memberi terhadap segala macam
penguasaan tanah pertanian tanpa jangka waktu kebutuhan yang mereka hadapi.
dengan bentuk tidak tertulis dan tidak dibuat di Seperti halnya di Desa Kerjo Kidul
hadapan pejabat yang berwenang. Hal tersebut Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri,
dapat memungkinkan timbulnya suatu masalah. masyarakat memilih untuk melakukan
Inilah yang menjadi dasar dan alasan penulis untuk transaksi utang piutang dengan jaminan tanah
menganalisis tentang perjanjian utang piutang pertanian, karena tanah pertanian merupakan
dengan jaminan penguasaan tanah pertanian harta yang paling berharga dan berniai tinggi.
secara tidak tertulis dan tanpa batasan waktu, Kebiasaan utang piutang dengan jaminan
dan Alasan apa saja yang mendasari masyarakat penguasaan tanah pertanian oleh pihak
Desa Kerjo Kidul Kecamatan Ngadirojo Kabupaten berpiutang ini dilakukan ketika seseorang
Wonogiri melakukan hubungan hukum semacam membutuhkan dana dan tidak ada yang bisa
itu mengingat hal tersebut rawan terjadi suatu meminjamkan saat itu juga tanpa adanya
masalah dikemudian hari. jaminan.
Penelitian penulis dalam perjanjian utang
B. Metode Penelitian piutang dengan jaminan penguasaan tanah
pertanian di Desa Kerjo Kidul Kecamatan
Penelitian ini termasuk kategori penelitian
Ngadirojo Kabupeten Wonogiri menunjukan
hukum empiris. Lokasi penelitian di Desa Kerjo
bahwa dalam perjanjian ini ditemukan
Kidul Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri.
beberapa unsur yakni:
Sumber Data primer diperoleh melelui wawancara
terhadap para pihaka terkait. Sedangkan sumber a. Adanya kesepakatan para pihak untuk
data sekunder menggunakan studi kepustakaan, melakukan perjanjian utang piutang;
yaitu dengan mempelajari buku-buku literatur, b. Adanya transaksi penyerahan uang
pengaturan perundang-undangan, dokumen- sebagai objek perjanjian dari pihak
dokumen resmi, hasil penelitian terdahulu, dan berpiutang kepada pihak berutang;
bahan kepustakaan lain yang berkaitan dengan c. Adanya penyerahan secara fisik objek
masalah yang diteliti. Data yang diperoleh baik jaminan berupa tanah pertanian;
berupa data primer maupun data sekunder d. Didasarkan atas rasa kepercayaan dan
kemudian dianalisis kualitatif yaitu dengan tolong menolong;
metode analisis interaktif yaitu model analisa e. Perjanjian dilakuakan secara tidak
data yang dilakukan pada waktu pengumpulan tertulis.
data peneliti membuat reduksi dan sajian data.
Reduksi dan sajian data harus disusun pada Isi perjanjiannya memuat hak dan
waktu peneliti sudah memperoleh data dari kewajiban-kewajiban para pihak yang meliputi:
sejumlah unit yang diperlukan dalam penelitian Hak pihak berutang:
ini. Data yang diperoleh dari Desa Kerjo Kidul, a. Memperoleh pinjaman dana dari pihak
Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri pada berpiutang;
waktu pengumpulan data sudah berakhir, peneliti b. Menerima pengembalian benda objek
melakukan usaha menarik suatu kesimpulan jaminan (tanah pertanian) setelah melu-
dan verifikasi berdasarkan pada semua hal yang nasi utangnya kepada pihak berpiutang.
terdapat dalam reduksi maupun sajian datanya.
Kewajiban pihak berutang :
a. Menyerahkan pegelolaan tanah yang
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan digunakan sebagai objek perjanjian utang
1. Mekanisme Perjanjian Utang Piutang piutang kepada pihak berpiutang;
dengan Jaminan Penguasaan Tanah b. Mengembalikan uang yang dipinjamnya
Pertanian oleh Pihak Berpiutang di dari pihak berpiutang sejumlah sama
Desa Kerjo Kidul Kecamatan Ngadirojo dengan yang dipinjam;
Kabupaten Wonogiri c. Memberikan izin kepada pihak berpiutang
Dalam kehidupan bermasyarakat, untuk mengelola tanah pertanian yang
manusia tidak lepas dari kehidupan dijadikan jaminan utang piutang;
sekelilingnya. Manusia harus dapat d. Memberikan izin kepada pihak berpiutang
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, utuk menikmati hasil pertanian dari tanah
menjalin hubungan dengan tetangganya dan pertanian yang dijadikan objek jaminan
harus berinteraksi dalam masyarakat secara utang piutang.

Privat Law Vol. V No 2 Juli-Desember 2017 95


Hak pihak berpiutang: seperti gadai, hipotek, fidusia, dan hak
a. Menerima penyerahan secara fisik objek tanggungan ini memiliki pengaturan yang
jaminan berupa tanah pertanian dari jelas, sehingga perlindungan hukum
pihak berutang; bagi para pihak yang terlibat dalam
b. M e n i k m a t i h a s i l p a n e n s e l a m a sebuah perjanjian dengan perjanjian
penguasaan dan pengelolaan objek tambahan berupa pengikatan jaminan
jaminan masih dalam kekuasaannya. dalam lembaga jaminan khusus seperti
disebutkan diatas sangat kuat. Selain
Kewajiban pihak berpiutuang: itu dengan menggunakan lembaga
a. Memberikan pinjaman uang kepada pihak jaminan khusus pihak berpiutang
berutang; memiliki kedudukan yang diutamakan /
b. bertanggung jawab atas pengelolaan preference atas piutangnya terhadap
benda jaminan berupa tanah pertaian pihak berpiutang lainnya yang mungkin
dari pihak berutang; dimiliki oleh pihak berutang.
c. Merawat tanah pertanian dengan baik; Walaupun dalam hal pengikatan
d. Mengembalikan tanah pertanian yang benda jaminan telah ada pengaturannya
dijadikan objek jaminan kepada pihak dalam sistem hukum Indonesia dan
berutang apabila pihak berutang telah terhadap benda jaminan yang berkenaan
melunasi utangnya. dengan tanah lembaga penjaminnya
adalah dengan hak tanggungan yang
a. Latar belakang dilakukannya perjanjian diatur dalam Undang-Undang Nomor 4
Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan,
Alasan yang melatar belakangi
namun pengikatan jaminan seperti
pemilik tanah melakukan penjaminan
yang penulis jumpai di lokasi penelitian
tanah atas utangnya kepada tetangga
jika dikaitkan dengan Asas kebebasan
terdekat yang memiliki kelebihan dana
berkontrak yang memberikan jaminan
adalah karena faktor kebutuhan ekonomi
kebebasan kepada seseorang untuk
yang mendesak, tidak membutuhkan
secara bebas dalam beberapa hal
syarat-syarat dan prosedur yang rumit.
berkaitan dengan perjanjian,
sehingga pihak pemberi jaminan/pemilik
sebagaimana yang dikemukakan Ahmadi
tanah dapat dengan mudah memperoleh
Miru, diantaranya:
dana yang dibutuhkan dalam waktu yang
cepat. 1) Bebas menentukan apakah ia akan
melakukan perjanjian atau tidak;
Alasan lainya adalah sebagai
alternatif agar tidak menjual lepas tanah 2) Bebas menentukan dengan siapa ia
pertanian. karena dengan dilakukannya ingin melakukan perjanjian;
perjanjian utang piutang dengan jaminan 3) Bebas menentukan isi klausul
penguasaan tanah pertanian oleh pihak perjanjian;
berpiutang ini, membuat pihak pemberi 4) Bebas menentukan bentuk perjajian;
jaminan atau pihak berutang dapat 5) Kebebasan-kebebasan lainnya
memiliki tanahnya kembali apabila yang tidak bertentangan dengan
utangnya telah mampu dibayar lunas. perundang-undangan.
kegiatan utang piutang dengan jaminan
Asas kebebasan berkontrak
penguasaan tanah pertanian oleh pihak
merupakan suatu dasar yang men-
berpiutang di Desa Kerjo Kidul ini juga
jamin kebebasan orang dalam
tidak dikenai bunga. Penjaminan tanah
melakukan kontrak. Hal ini tidak
pertanian kepada tetangga terdekat juga
terlepas juga dari sifat buku III KUH
minim risiko wanprestasi, dan kalaupun
Perdata yang hanya merupakan
kemungkinan wanprestasi itu terjadi,
hukum yang mengatur sehingga
jalur penyelesaiannya juga diupayakan
para pihak dapat menyimpanginya
dengan cara kekeluargaan.
(mengesampingkannya), kecuali
Jaminanpenguasaan tanah terhadap pasal-pasal tertentu yang
pertanian oleh pihak berpiutang di lokasi sifatnya memaksa (Ahmadi Miru, 2014:
penelitian penulis ini dilaksanakan 4). Sehingga perjanjian yang dibuat
dengan tidak menggunakan jenis jaminan oleh masyarakat Desa Kerjo Kidul
khusus seperti yang di atur dalam sistem tentang perjanjian utang piutang dengan
hukum Indonesia. Jenis jaminan khusus

96 Privat Law Vol. V No 2 Juli-Desember 2017


jaminan penguasaan tanah pertanian 1) Adanya kesepakatan;
oleh pihak berpiutang ini tetap sah, 2) Kecakapan untuk membuat perjajian;
karena juga telah memenuhi syarat 3) Adanya suatu hal tertentu;
sahnya suatu perjanjian. Syarat sahnya 4) Adanya causa yang halal.
perjanjian sendiri diatur dalam Pasal
Diantara keempat syarat sahnya
1320 KUHPerdata yangmenyebutkan
suatu perjanjian menurut Pasal 1320
bahwa dalam suatu perjanjian harus KUHPerdata tersebut poin pertama dan
terpenuhi 4 syarat untuk dapat dikatakan kedua yaitu adanya kesepakatan dan
sah yaitu: kecakapan untuk membuat perjanjian
1) Adanya kesepakatan; merupakan syarat subjektif artinya
2) Kecakapan untuk membuat perjajian; sepakat mereka yang mengikatkan
3) Adanya suatu hal tertentu; dirinya ini tidak boleh mengandung
4) Adanya causa yang halal. unsur paksaan, kekhilafan, penipuan,
Dari keempat syarat yang diatur ataupun penyalahgunaan keadaan,
dalam KUHPerdata tersebut kesemuanya jika terdapat unsur-unsur seperti yang
telah terpenuhi, adanya kesepakatan disebutkan maka perjanjian dinyatakan
mengenai dibuatnya perjanjian utang tidak berlaku. Kecakapan untuk membuat
piutang dengan jaminan penguasaan sesuatu perjanjian, cakap menurut hukum
tanah pertanian oleh kedua belah pihak adalah orang yang sudah dewasa dan
menunjukakan bahwa syarat sahnya sehat pikirannya. Menurut Pasal 1330
perjanjian yang pertama telah terpenuhi. KUHPerdata, orang yang dinyatakan
Kemudian yang kedua syarat kecakapan tidak cakap menurut hukum adalah:
untuk membuat perjanjian, dalam 1) Orang-orang yang belum dewasa;
perjanjian utang piutang dengan jaminan 2) Mereka yang berada di bawah
penguasaan tanah pertanian oleh pihak pengampuan;
berpiutang yang terjadi di Desa Kerjo 3) Orang-orang perempuan yang
Kidul Kecamatan Ngadirojo Kabupaten ditetapkan oleh Undang-undang, dan
Wonogiri ini semuanya dilakukan oleh semua orang kepada siapa Undang-
orang yang sudah berusia diatas 21 undang telah melarang membuat
tahun. Yang ke tiga syarat adanya perjanjian-perjanjian tertentu.
suatu hal tertentu dapat terlihat adanya
Subyek hukum perjanjian utang
pernawaran dan kesanggupan di pihak
piutang di Desa Kerjo Kidul merupakan
lainnya dalam hal besarnya jumlah dana
petani-petani setempat yang semuanya
yang dijadikan objek perjanjian utang
berusia diatas 21 tahun, sehat akal
piutang dan luas tanah yang dijadikan
pikirannya (tidak sakit jiwa),dan tidak
objek jaminan atas perjanjian utang berada dibawah pengampuan.Subyek
piutang tersebut. Yang terakhir syarat hukum perjanjian tidak mandapat paksaan
keempat adalah adanya sebab yang halal, dari pihak manapun, tidak khilaf dan tidak
terlihat bahwa dalam perjanjian ini sebab ada unsur tipu muslihat saat melakukan
yang melatar belakangi dilakukannya perjanjian. maka dapat disimpukan
perjanjian tidak dilarang oleh undang- bahwa subyek hukum dalam perjajian di
undang, tidak bertentangan ketertiban Desa Kerjo Kidul ini merupakan orang
umum dan kesusilaan. yang telah cakap hukum dan undang-
undang tidak melarang orang-orang
b. Subjek dalam Perjanjian yang demikian itu untuk membuat suatu
Istilah lain dari subyek hukum adalah perjanjian.
rechtperson. Rechtperson diartikan
sebagai pendukung hak dan kewajiban. c. Bentuk Perjanjian
Aturan mengenai subyek perjanjian Hasil penelitian menunjukan hasil
antara lain terdapat dalam Pasal 1315 bahwa semua warga Desa Kerjo Kidul
dan Pasal 1340 KUHPerdata. Kecamatan Ngadirojo Kabupaten
Menurut Pasal 1320 KUHPerdata, Wonogiri dalam melakukan perjanjian
suatu perjanjian dinyatakan sah apabila utang piutang dengan jaminan
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: penguasaan tanah pertanian oleh

Privat Law Vol. V No 2 Juli-Desember 2017 97


pihak berpiutang dibuat dalam bentuk kedua belah pihak yang membuat
lisan. Meskipun jumlah uang yang perjanjian menentukan demikian. Sesuai
dijadikan objek perjanjian utang piutang dengan asas kebebasan berkontrak
besar nilainya. Tidak ada bukti tertulis yang dikemukakan Ahmadi Miru yang
apapun atas transaksi yang dilakukan, menyebutkan bahwa kebebasan
bahkan tidak ada kuitansi sebagai bukti berkontrak salah satunya adalah dalam
pembayaran. Hal ini memang karena hal bebas menentukan isi klausul
rasa kepercayaan antar warga yang perjanjian yang dibuat (Ahmadi Miru,
sudah tertanam secara mendalam. 2014: 4).
Bentuk perjanjian secara lisan
seperti yang dijumpai di lokasi penelitian e. Berakhirnya Perjanjian
penulis ini sebenarnya sah-sah saja Perjanjian utang piutang dengan
menurut hukum, karena berdasar syarat jaminan penguasaan tanah pertanian
sahnya perjanjian yang diatur dalam oleh pihak berpiutang yang terjadi di
Pasal 1320 KUHPerdata tidak ada lokasi penelitian penulis ini berakhir
yang menyebutkan bahwa perjanjian karena tujuan perjanjian telah tercapai,
harus dibuat dalam bentuk tertulis. Ini pencapaian tujuan ini dapat dilihat ketika
artinya bahwa perjanjian yang dibuat pembayaran utang telah dilakukan oleh
secara lisan oleh para pihak pun juga pihak berutang kepada pihak berpiutang,
mengikat secara hukum bagi para pihak dan terjadi penyerahan kembali benda
yang membuatnya, dan setiap pihak jaminan kepada pihak berutang, dengan
yang terlibat didalamnya berkewajiban demikian maka kewajiaban dari pihak
menjalankan prestasi masing-masing berutang yaitu melakukan pembayaran
sesuai dengan apa yang telah atas utangnya kepada pihak berpiutang
diperjanjikan. hal ini didasarkan pada telah terpenuhi, begitu pula sebaliknya,
Pasal 1338 KUHPerdata tentang asas pihak berpiutang yang berkewajiban
pacta sun servandayang mengandung mengembalikan benda jaminan setelah
maksudperjanjian yang dibuat secara adanya pelunasan utang dari pihak
sah oleh para pihak mengikat para berutang juga terpenuhi.
pembuatnya sebagai Undang-undang. Pemenuhan prestasi oleh pihak
yang berkewajiban terhadap pihak
d. Lamanya Waktu Perjanjian yang berhak atas prestasi tersebut
Data yang penulis dapatkan merupakan tujuan sebuah perjanjian.
mengenai jangka waktu perjanjian utang Dengan adanya pembayaran utang
piutang dengan jaminan pengusaan tanah oleh pihak berutang dan pengembalian
pertanian oleh pihak berpiutang di lokasi benda jaminan oleh pihak berpiutang
penelitian penulisini semuanya tidak ini merupakan prestasi dalam sebuah
menentukan jangka waktu perjanjiannya, perjanjian. Terpenuhinya prestasi
atau dapat dikatakan bahwa perjanjian oleh masing-masing pihak terhadap
yang dibuat ini merupakan perjanjian pihak yang berhak atas pemenuhan
tanpa jangka waktu, pihak berutang prestasi tersebut maka dapat dikatakan
tidak dikenakan batasan waktu atas bahwa tujuan perjanjian telah tercapai.
kewajiban melunasi utangnya terhadap Perjanjian utang piutang dengan jaminan
pihak berpiutang dan dengan demikian penguasaan tanah pertanian oleh pihak
penguasaan tanah pertanian tetap berada berpiutang dinyatakan berakhir pula.
dibawah kekuasaan pihak berpiutang Menurut Munir Fuady terdapat teori
selama pihak berutang belum mampu hukum tentang jaminan utang yanng salah
melunasi kewajibannya tersebut. Hal ini satunya adalah teori penebusan,teori
juga merupakan kesepakatan dari kedua penebusan (redemption theory)
belah pihak dan tidak ada salah satu inimenyatakan bahwa pembayaran utang
pihak yang keberatan atas isi perjanjian dianggap sebagai penebusan. Artiya
yang menentukan bahwa perjanjian yang uang pembayaran utang ditukar dengan
dibuat ini tidak menyangkut mengenai benda yang menjadi objek jaminan utang,
batas waktu perjanjiannya. baik dalam waktu tertentu atau tanpa
Hal ini juga dimungkinkan terjadi waktu tertentu untuk penebusannya
dalam sebuah perjanjian apabila (Munir Fuady, 2013: 6). Sehingga dengan

98 Privat Law Vol. V No 2 Juli-Desember 2017


adanya pembayaran utang dari pihak tersebut. Contoh manfaat benda tersebut yaitu
berutang kepada pihak berpiutang, : hasil kebun jika berupa sebidang kebun, hasil
akan mengakibatkan suatu perbuatan penyewaan jika berupa gedung atau tanah,
hukum lain yang juga harus dilakukan pemakaian jika berupa perhiasan.
oleh pihak berpiutang terhadap pihak Selama utang belum dibayar lunas, maka
berutang yakni berupa pengembalian selama itu pula jaminan tetap berlangsung,
objek jaminan yang berupa tanah tanpa kewenangan siapapun yang dapat
pertanian kepada pihak berutang. Dengan mengalihkan benda tersebut kepada orang
demikian maka pembayaran utang yang lain, sedangkan titel kepemilikan tetap berada
dianggap sebagai penebusan juga dapat pada pihak debitor (Munir Fuady, 2013:6)
dikatakan sebagai sebab berakhirnya
perjanjian utang piutang dengan jaminan Data yang penulis peroleh selama
penguasaan tanah pertanian oleh pihak penelitian menunjukkan bahwa uang yang
berpiutang. menjadi objek perjanjian utang piutang
jumlahnya beragam mulai dari Rp 2.000.000,00
(dua juta rupiah) hingga Rp 15.000.000,00
2. Alasan Dilakukan Perjanjian Utang (lima belas juta rupiah). Dengan jumlah
Piutang Dengan Jaminan Penguasaan objek perjanjian yang besar seperti data
Tanah Pertanian Oleh Pihak Berpiutang yang diperoleh tersebut, semestinya untuk
dalam Bentuk tidak Tertulis dan Tanpa menjamin kepastian hukumnya perjanjian
Jangka Waktu dibuat dalam betuk tertulis, agar dikemudian
Berdasarkan hasil penelitian penulis, hari jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
yang mendorong masyarakat Desa Kerjo semisal terjadi pengingkaran janji oleh salah
Kidul Kecamatan Ngadirojo Kabupaten satu pihak pembuktiannya dapat dilakukan
Wonogiri memilih melakukan perjanjian lebih mudah dan kuat secara hukum.
utang piutang dengan jaminan penguasaan Meski sebenarnya perjanjian bebas
tanah pertanian dalam bentuk tidak tertulis dibuat dalam bentuk apapun baik itu secara
dan tanpa jangka waktu adalah karena rasa lisan maupun secara tertulis, tergantung
kepercayaan pihak berpiutang terhadap kehendak para pihak yang membuatnya
pihak berutang mengenai pemenuhan seperti dijelaskan adanya Asas kebebasan
janjinya berupa pelunasan utang. hal ini juga berkontrak yang memberikan jaminan
yang mendasari dibuatnya perjanjian tanpa kebebasan kepada seseorang untuk secara
jangka waktu, karena pihak berpiutang sudah bebas dalam beberapa hal berkaitan dengan
merasa yakin dan mengenal pihak berutang. perjanjian. Asas kebebasan berkontrak
Menurut penulis sebenarnya hal utama merupakan suatu dasar yang menjamin
yang mendasari perjanjian dilakukan secara kebebasan orang dalam melakukan kontrak
tidak tertulis dan tanpa jangka waktu selain (Ahmadi Miru, 2014: 4).
karena telah adanya kepercayaan seperti
Perjanjian yang dibuat tanpa menentukan
yang dikemukakan oleh para pihak saat di
jangka waktunya jika dikaitkan dengan
wawancarai juga karena adanya harapan
asas kebebasan berkontrak seperti yang
pihak berpiutang untuk mengambil manfaat
diungkapkan oleh Ahmadi Miru diatas juga
dari tanah yang dijadikan objek jaminan.
merupakan kebebasan para pihak untuk
Sehingga tanpa perlu adanya perjanjian
mentukan isi klausulnya.
tertulispun tidak akan ada masalah asalkan
pihak berutang menyerahkan penguasaan Meskipun perjanjian utang piutang
tanah pertaniannya dan memberikan hak dengan jaminan penguasaan tanah pertanian
kepada pihak berpiutang untuk mengambil oleh pihak berpiutang di Desa Kerjo Kidul
hasil panennya secara keseluruhan. Hal yang dibuat dalam bentuk lisan ini sah secara
yang demikian itu berkesesuaian dengan hukum, dan memiliki kekuatan mengikat
teori-teori hukum jaminan utang seperti bagi para pihak yang terlibat didalamnya,
yang dikemukakan oleh Munir Fuady yang serta berlaku sebagai Undang-undang
salah satunya menyebutkan adanya teori bagi para pembuat perjanjiannya. Namun
manfaat, teori manfaat ini menyatakan bahwa perlu dipertimbangkan mengenai kepastian
bahwa pihak kreditor pemegang jaminan hukumnya.Makna “kepastian hukum”
utang sekedar mengharapkan manfaat dari menurut Muhammad Syaifuddin meliputi
benda objek jaminan utang, sehingga tidak beberapa aspek yang saling berkaitan.
begitu berkepentingan untuk memiliki benda pertama, perlindungan terhadap subjek

Privat Law Vol. V No 2 Juli-Desember 2017 99


hukum perjanjian (orang atau badan hukum) yang telah diberikan oleh salah satu pihak
dari kesewenang-wenangan subjek hukum kepada pihak lain begitupun sebaliknya, maka
lainnya. Kedua, fakta bahwa subjek hukum kemungkinan wanprestasi itu minim sekali.
perjanjian harus dapat menilai akibat hukum
dari perbuatannya, baik akibat dari tindakan
D. Simpulan
maupun kesalahan atau kelalaiannya.
Kepastian hukum ini memberikan jaminan bagi Berdasarkan uraian penulis dalam bab
dapat diduganya dan dipenuhinya perjanjian sebelumnya yaitu bab Hasil Penelitian dan
serta dapat dituntutnya pertanggungjawaban Pembahasan maka penulis memberikan simpulan
hukum atas pelaksanaan perjanjian. Masing- sebagai Berikut:
masing pihak yang terlibat dalam perjanjian 1. Pelaksanaan perjanjian utang piutag di Desa
harus mendapat kepastian hukum, yakni Kerjo Kidul Kecamatan Ngadirojo Kabupaten
dalam hal perjanjian terbentuk, maka dapat Wongiri ini dilatar belakangi oleh faktor
dituntut dan menyelesaikannya dalam rangka kebutuhan ekonomi, proses pengikatan
pelaksanaan dan akibat hukum dari perjanjian perjanjiannya tidak membutuhkan prosedur
tersebut (Muhammad Syaifuddin, 2012:47- yang sulit selain itu juga merupakan alternatif
48). yang dipilih oleh warga di lokasi penelitian
Kepastian hukum seperti disebutkan penulis agar tidak menjual lepas tanah
diatas mengenai hal yang pertama yaitu pertaniannya. Bentuk perjanjiannya dilakukan
perlindungan terhadap subyek hukum dari secara lisan dan tanpa janga waktu. Perjanjian
kesewenang-wenangan subyek hukum yang demikian itu sah-sah saja dan tidak
lainnya akan sangat sulit untuk diperoleh dilarang menurut ketentuan hukum yang
dalam perjanjian yang dibuat secara lisan berlaku, karena semua unsur yang ada dalam
karena tidak ada bukti tertulis mengenai perjanjian telah memenuhi syarat sahnya
perjanjian yang dibuat tersebut. Maka akan suatu perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320
sangat rawan terjadinya pengingkaran KUHPerdata.
janji oleh salah satu pihak terhadap pihak 2. Alasan dilakukanya perjanjian utang piutang
lainnya. Hal ini dapat memicu dilakukannya dengan jaminan penguasaan tanah pertanian
kesewenang-wenangan oleh salah satu pihak oleh pihak berpiutang secara lisan atau
terhadap piak lainnya. Kemudian yang kedua, tidak tertulis dan tanpa jangka waktu di
fakta bahwa subjek hukum perjanjian harus Desa Kerjo Kidul Kecamatan Ngadirojo
dapat menilai akibat hukum dari perbuatannya, Kabupaten Wonogiri ini adalah karena
baik akibat dari tindakan maupun kesalahan adanya rasa kepercayaan antar para pihak
atau kelalaiannya. Perjanjian yang dibuat mengenai pemenuhan prestasi oleh masing-
dalam bentuk lisan ini akan sangat sulit dicari masing pihak yang terlibat dalam perjanjian.
patokan atau tolok ukur mengenai kesalahan Meski perjanjian diakukan secara lisan sulit
atau kelalaian yang dilakukan oleh salah satu dilakukan pembuktian dan lemah kekuatan
pihak. Karena bisa saja pihak yang memiliki hukumnya apabila terjadi wanprestasi.
itikad buruk tidak mengakui salah satu atau
sebagian dari isi perjanjian yang tidak ditulis
E. Saran
Meskipun banyak kelemahan-kelemahan
1. Bagi pihak Berpiutangdan pihak Berutang
yang terdapat dalam perjanjian yang dibuat
seyogyanya untuk perjanjian utang piutang
dalam bentuk lisan dibandingkan dengan
dengan jaminan pengusaan tanah pertanian
perjanjian yang dibuat dalam bentuk tertulis,
oleh pihak berpiutang di Desa Kerjo Kidul
baik dalam hal perlindungan hukumnya
Kecamatan Ngaadirojo Kabupaten Wonogiri
bagi keduaa belah pihak dalam perjanjian
ini dibuat dengan pengikatan objek jaminan
maupun dalam hal kepastian hukum dan
dengan lembaga jaminan khusus, sesuai
kekuatan pembuktiannya apabila dikemudian
dengan aturan hukum di Indonesia, bahwa
hari timbul suatu masalah hukum berkaitan
untuk objek jaminan yang berkaitan dengan
dengan pengingkaran perjanjian/ wanprestasi
tanah, lembaga jaminannya adalah dengan
oleh salah satu pihak, Namun masyarakat
pe mbeb ana n ha k tang gun ga n. Yang
di lokasi penelitian penulis cenderung lebih
pengaturanya secara tegas diatur dalam
memilih melakukan perjanjian dalam bentuk
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang
lisan ini karena menurut mereka perjajian
Hak Tanggungan. Dengan demikian pihak
lisan ini mudah dan asal saling percaya serta
Berpiutangg (pihak penerima jaminan) memiliki
bertanggungjawab atas rasa kepercayaan
kedudukan yang diutamakan / preferenatas

100 Privat Law Vol. V No 2 Juli-Desember 2017


pelunasan pembayaran piutangnya. Terhadap saksi serta dibuat dihadapan pejabat yang
pihak berpiutang lain yang kemungkinan berwenang. Agar dikemudin hari jika terjadi
dimiliki oleh pihak berutang. suatu masalah penyelesaiannya akan lebih
2. Kepada para pihak yang terlibat dalam mudah dan ada ketentuan hukum yang jelas
perjanjian (pihak Berutang dan pihak untuk melindungi hak-hak dari masing-masing
Berpiutang)akan lebih baik apabila perjanjian pihak dalam perjanjian.
dibuat secara tertulis dengan adanya saksi-

Daftar Pustaka

Buku:
Ahmadi Miru. 2014. Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak. Jakarta: Rajawali Pers.
Muhammad Syaifuddin. 2012. Hukum Kontrak. Jakarta: Mandar Maju.
Munir Fuady. 2013. Hukum Jaminan Utang. Jakarta: Erlangga.
M. Bahsan. 2007. Hukum Jaminan dan Hukum Jaminan Kredit Perbankan Indonesia. Jakarta: Rajawali
Pers.
Subekti. 1996. Hukum Perjanjian. Jakarta: PT. Intermasa.
Sudikno Mertokusumo. 1985. Hukum Acara Perdata Indonesia. Yogyakarta: Liberty.

Jurnal:
Alves Simao dkk. 2014. “Tinjauan Mengenai Pelaksanaan Perjanjian Kredit Dengan Hak Tanggungan”.
Jurnal Privat Law Vol.2 No.4. Surakarta: Bagian Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret.
Nurhasan Ismail. 2012 “Arah Politik Hukum Pertanahan Dan Perlindungan Kepemilikan Tanah Masyarakat”.
Jurnal Rechts Vinding Vol.1 No.1 Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional.

Privat Law Vol. V No 2 Juli-Desember 2017 101

Anda mungkin juga menyukai