Batu Granit
Kuarsa
Fieldspar alkali
Plagioklas fieldspar
2. Batu Gabro
3. Batu Basalt
6. Batu Obsidian
Batu obsidian terbentuk dari lava
permukaan yang mendingin dengan
cepat. Ciri-ciri batu ini ialah berwarna
hitam, terlihat seperti kaca dan tidak ada
kristal.
Pada zaman purbakala, batu obsidian digunakan sebagai alat pemotong makanan atau ujung
tombak. Namun saat ini batu obsidian seringkali dijadikan sebagai bahan kerajinan.
7. Batu Scoria
Skoria adalah sebuah batuan vulkanik. Nama lama
Skoria adalah cinder. Skoria diproduksi oleh fragmentasi aliran lava. Kubah vulkanik skoria dapat
ditinggalkan setelah letusan, biasanya membentuk gunung dengan kawah di puncaknya.
8. Batu Apung
Batu apung, atau Pumis (pumice) adalah istilah
tekstural untuk batuan vulkanik yang merupakan
lava berbuih terpadatkan yang tersusun atas
piroklastik kaca yang amat nmikrovesikular dengan
dinding batuan beku gunung berapi ekstrusif yang
bergelembung, amat tipis dan tembus cahaya.
Batu apung adalah produk umum letusan gunung
(pembentukan Plinius dan ignimbrit) dan
umumnya membentuk zona-zona di bagian atas
lava silikat. Batu apung bervariasi dalam hal
kepadatannya menurut ketebalan bahan padat
antargelombang; banyak sampel yang mengapung
di air. Setelah letusan Gunung Krakatau, berton-
ton batu apung hanyut ke Lautan Teduh lebih dari
20 tahun, beserta batang pohon yang mengapung
dengannya. Batu apung banyak digunakan untuk
membuat beton ringan atau yang kepadatannya
rendah dan insulatif. Juga digunakan sebagai
bahan penggosok, seperti pelitur, penghapus
pensil, pengelupas kosmetik, mencuci piring dll.
9. Batu Granit Fosfir
Granofir (berasal dari kata dari granit dan
porfiri) adalah batuan hipabisal yang
mengandung kuarsa dan felspar alkali
dengan ciri memiliki tekstur tumbuh jalan
menyudut seperti pada gambar .
Teksturnya disebut granofirik. Tekstur tersebut
dapat mirip dengan tekstur mikrografi dan dengan
tekstur tumbuh jalan kuarsa dan felspar alkali yang
biasa muncul di pegmatit. Tekstur-tekstur ini
membuktikan kristalisasi berkelanjutan pada
kuarsa dan felspar dari lelehan silikat pada titik
eutektik, mungkin akibat adanya fase kaya-air.
Mereka juga dapat terbentuk oleh kristalisasi
ketika magma telah lewat dingin, yang bukan
karena kondisi eutektik