Anda di halaman 1dari 68

306.

8743
I
nd
P
Katal
ogDal am Terbit
.Depar t
ementKes ehatanRI
306.
8743
I
nd Indonesia.Depar t
ementKes ehat
an.Direkt
oratJenderal
Bi naKes ehatanMas yarakat
.
P PedomanOr i
ent asibukuKI Apadak aderdanpemer hati
KIA.--Jakarta:Depar t
ementKes ehatanRI.2008

I
.Judul 1.MOTHERANDCHILDRELATI
ON
2. HEALTHMANPOWER 3.JI
CA
306.
8743
I
nd
P
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas


tersusunnya Pedoman Orientasi Buku Kesehatan Ibu dan
Anak pada Kader dan Pemerhati Kesehatan Ibu dan Anak.

Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) berfungsi sebagai


alat yang efektif untuk pencatatan dan penyuluhan keseha-
tan ibu dan anak secara terpadu. Penggunaan Buku KIA
merupakan bentuk peran serta aktif keluarga dan masyarakat
termasuk kader dan Pemerhati Kesehatan Ibu dan Anak
dalam bidang kesehatan ibu dan anak.

Buku Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi


Fasilitator dalam memberikan orientasi tentang Buku KIA
kepada para Kader dan Pemerhati KIA, sehingga tercapai
suatu standar yang sama pada setiap kegiatan orientasi
Buku KIA.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Tim Penyusun


dan Tim Editor serta pihak terkait lainnya yang berkontribusi
sehingga diterbitkannya buku ini. Kami menyadari bahwa
buku ini jauh dari sempurna oleh karenanya kritik dan saran
sangat diharapkan.

Selamat bekerja.

Direktur Jenderal
Bina Kesehatan Masyarakat

Dr. Budihardja, DTM&H, MPH


NIP. 140 104 08

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
I. Latar Belakang 1
II. Tujuan Orientasi Buku KIA 1
III. Peserta dan Fasilitator Orientasi Buku KIA 2
IV. Materi Orientasi Buku KIA 2
V. Metode dan Media/Alat Bantu Orientasi 3
VI. Jadwal Orientasi 3
VII. Indikator Keberhasilan Orientasi 6
VIII. Evaluasi Pelaksanaan Orientasi Buku KIA 7
IX. Penutup 7
Daftar Lampiran 8
Rujukan Kepustakaan 8
Lampiran A. Buku KIA dan Peran serta Tugas Kader 9
Lampiran B. Kesehatan Ibu (Hamil, Melahirkan
dan Nifas) 12
Lampiran C. Kesehatan Anak 16
Lampiran D. Penyuluhan dan Teknik Komunikasi 19
Lampiran E. Pencatatan dalam Buku KIA 23
Lampiran F. Peran, Tugas dan Sikap Fasilitator serta
Teknik Memandu 26
Lampiran G. Kartu Jodoh 33
Lampiran H. Formulir Pretest/Post-test 52
Lampiran I. Formulir Evaluasi Penyelenggaraan
Orientasi 59

ii
I. Latar Belakang

Kader/Pemerhati Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) berperan


penting sebagai pendamping keluarga dan masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Peran
tersebut semakin dibutuhkan terutama di daerah geografis sulit
dan sosio-ekonomis rendah yang tak memungkinkan jangkauan
langsung petugas kepada para ibu/balita. Hasil banyak studi
memperlihatkan besarnya kontribusi kader/pemerhati KIA dalam
upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak.
Dalam program prioritas KIA, Buku KIA menjadi alat
penyuluhan dan pencatatan kesehatan ibu dan anak secara
terpadu. Penggunaan Buku KIA sudah meluas, diberikan juga
dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak rumah sakit dan
praktek swasta. Guna meningkatkan cakupan dan mutu
penggunaan Buku KIA, diperlukan orientasi kader/ pemerhati KIA
dalam penerapan Buku KIA. Untuk pelaksanaan orientasi yang
baik, para fasilitator yang pada umumnya merupakan petugas
kesehatan setempat, khususnya para bidan, perlu mengacu
pada pedoman fasilitator ini.

II. Tujuan Orientasi Buku KIA

Umum: peserta orientasi mampu melakukan pendampingan


kepada keluarga dan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan ibu dan anak.

Khusus: Agar peserta orientasi mampu:


a. Memahami isi Buku KIA.
b. Memahami dan melakukan peran atau tugasnya dalam
penggunaan Buku KIA

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA        1
III. Peserta dan Fasilitator Orientasi Buku KIA

Peserta orientasi Buku KIA adalah para kader dan


pemerhati KIA (tokoh organisasi wanita, pemuda dan pamong
masyarakat dll.), guna menopang karya baktinya dalam
meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

Para fasilitator orientasi Buku KIA pada umumnya adalah


tenaga kesehatan yang bertanggung jawab dalam pembinaan
wilayah kerja di bidang kesehatan ibu dan anak. Mereka terdiri
atas dokter puskesmas, bidan puskesmas/pustu dan bidan di
desa, serta tenaga kesehatan terkait lainnya. Sebelum
melakukan orientasi, para fasilitator harus mempelajari dan
menyesuaikan kegiatan orientasi dengan Pedoman ini.

Perbandingan fasilitator dan peserta sebaiknya adalah


satu fasilitator untuk maksimal 15 peserta.

IV. Materi Orientasi Buku KIA

Materi orientasi mencakup 5 (lima) pokok bahasan


sebagaimana terlampir, yang terdiri atas:
a. Buku KIA dan Peran serta Tugas Kader dalam Penggunaan
Buku KIA
b. Kesehatan Ibu
c. Kesehatan Anak
d. Penyuluhan dan Teknik Komunikasi
e. Pencatatan dalam Buku KIA

2 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA       
V. Metode dan Media/Alat Bantu Orientasi

Metode yang diterapkan oleh para fasilitator dalam


orientasi Buku KIA adalah metode belajar orang dewasa, yang
meliputi antara lain:
a. ceramah dengan ilustrasi menggunakan gambar, kartu jodoh,
permainan dan alat bantu lainnya serta banyak melibatkan
peserta (ilustratif dan partisipatif)
b. diskusi dalam kelompok
c. penugasan
d. permainan peran (role play) dll.

Sedangkan media dan alat bantu yang dapat digunakan


para fasilitator, terutama adalah Buku KIA, Kartu Jodoh, Buku
Pedoman Kader, alat tulis, spidol, flipchart dan kertas polos
untuk menggambar atau menulis dsbnya.

Dalam pelaksanaan orientasi, fasilitator bisa


menggunakan bahasa setempat sesuai kondisi para peserta.

VI. Jadwal Orientasi

Penyusunan jadwal orientasi dilakukan secara fleksibel


hingga semua materi terbahas sebagai berikut:

No Materi Jam
1. Buku KIA dan Peran serta Tugas Kader 2 Jam
dalam Penggunaan Buku KIA
2. Kesehatan Ibu 2.5 Jam
3. Kesehatan Anak 2.5 Jam
4. Penyuluhan dan Teknik Komunikasi 2.5 Jam
5. Pencatatan dalam Buku KIA 2 Jam

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA        3
Diperlukan waktu sekitar 12 jam atau kalau dilengkapi
dengan pembukaan, penutupan, pengisian lembar evaluasi,
istirahat dan makan, menjadi sekitar 2 hari @ 8 jam seperti
contoh di bawah ini. Bisa juga dilakukan per topik dengan jeda
seminggu antar sessi.

Contoh Jadwal Orientasi


Jam Hari Pertama Hari Kedua
08.00-08.30 Pembukaan Rangkuman Hari I
08.30-10.00 Perkenalan Kesehatan Anak
Harapan dan Kendala
10.00-10.15 Istirahat
10.15-11.15 Buku KIA serta Peran/ Lanjutan Kes. Anak
Tugas Kader dalam
Penggunaan Buku KIA
11.15-12.15 Lanjutan (idem) Penyuluhan
dan Teknik Komunikasi
12.15-13.15 Makan Siang
13.15-14.45 Kesehatan Ibu Penyuluhan
dan Teknik Komunikasi
14.45-15.15 Lanjutan Kesehatan Ibu Lanjutan Pencatatan
Dalam Buku Kia
15.15-15.30 Istirahat
15.30-17.00 Pencatatan Rangkuman
dalam Buku KIA dan Penutupan

Orientasi Buku KIA dapat berdiri sendiri atau di padukan


dengan kegiatan kader atau pemerhati KIA sedapat mungkin
dilakukan terpadu dengan kegiatan serupa dari program lainnya.
Misalnya dipadukan dengan orientasi atau pelatihan desa siaga,
PHBS, pelatihan gizi, pelatihan imunisasi, atau dengan kegiatan
lintas sektor lain yang berkaitan dengan kader seperti kegiatan
PKK lainnya. Bila kebutuhan mendesak, orientasi kader dalam
Buku KIA dapat juga dilakukan tersendiri. Pasca orientasi
dilakukan pendampingan secara berkesinambungan. Terlampir
di bawah ini, skema pelaksanaan orientasi.

4 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA       
SKEMA ORIENTASI BUKU KIA
PADA KADER/PEMERHATI KIA

Input Proses Output


Pembukaan,
Perkenalan, Pretest, Bina Suasana
Harapan dan Kendala Peserta mampu
Menjelaskan tentang:
Pleno, Latihan 1. Buku KIA
1. Buku KIA dan Ceramah Tanya Jawab 2. Peran/Tugas kader
Peran/Tugas Kader Permainan Kartu Jodoh 3. Kesehatan Ibu
2. Kesehatan Ibu 4. Kesehatan anak
3. Kesehatan Anak Bermain Peran
4. Penyuluhan dan Peserta mampu
Peragaan memperagakan
Teknik Komunikasi Simulasi dll
5. Pencatatan dalam 1. Penyuluhan KIA
Buku KIA 2. Teknik Komunikasi
Pemantapan Perorangan dan kolompok
Kesiapan Berkarya Bakti 3. Pencatatan identitas & KMS
4. Pemeriksaan Catatan di
: Rangkuman, Buku KIA dan tindak Lanjut
Post test, Evaluasi, rujukan ke Petugas
Kesehatan
Penutupan

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA        5
VII. Indikator Keberhasilan Orientasi

Orientasi Buku KIA dinyatakan berhasil bila pada akhir


orientasi para peserta dapat:

1. menyebutkan arti Buku KIA dan kegunaannya.


2. menyebutkan peran dan 4 tugas kader dalam penggunaan
Buku KIA.
3. menyebutkan sedikitnya 4 cara menjaga kesehatan ibu dan
tempat mendapatkan pelayanan kesehatan bagi ibu.
4. menyebutkan 5 tanda bahaya kehamilan dan tempat
merujuknya.
5. menyebutkan sedikitnya 4 cara menjaga kesehatan anak
dan tempat memperoleh pelayanan kesehatan bagi anak.
6. memperagakan cara komunikasi yang benar pada
penyuluhan perorangan dan penyuluhan kelompok.
7. memeriksa Buku KIA dan menemukan catatan pelayanan
kesehatan yang belum diperoleh untuk ditindak-lanjuti
dengan mendorong ibu beserta balitanya berkunjung ke
petugas kesehatan, agar dapat melengkapi pelayanan
kesehatan itu.

6 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA       
VIII. Evaluasi Pelaksanaan Orientasi Buku KIA

Evaluasi terhadap pelaksanaan Orientasi Buku KIA dapat


dilakukan melalui dua cara sebagai berikut:

1. Pre-test dan post-test, yang bertujuan untuk menilai


peningkatan pengetahuan yang diperoleh peserta dari
orientasi tersebut.
Terlampir contoh formulir pre-/post-test yang harus diisi oleh
peserta pada awal dan akhir orientasi.
Sesuai kondisi peserta, pre-test dan post-test dapat
dilakukan secara lisan/dibacakan oleh fasilitator dalam
bahasa daerah.

2. Evaluasi tentang penyelenggaraan orientasi, yang bertujuan


untuk menilai kekuatan dan kelemahan penyelenggaraan
untuk masukan bagi perbaikan acara orientasi serupa
dikemudian hari. Terlampir contoh formulir evaluasi
penyelenggaraan.

IX. Penutup

Pedoman Pelaksanaan Orientasi Buku KIA ini merupakan


acuan para fasilitator/pembina untuk meningkatkan kemampuan
kader/pemerhati KIA dalam mendampingi masyarakat di bidang
kesehatan ibu dan anak di wilayahnya.
Dengan pembinaan yang intensif dari petugas kesehatan
dan lintas sektoral terkait (PKK, KUA dll), diharapkan
kader/pemerhati KIA yang telah mengikuti orientasi dapat
membantu secara maksimal masyarakat di wilayahnya untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA 7


Daftar Lampiran

A. Pokok Bahasan 1: Buku KIA dan Peran serta Tugas Kader


dalam Penggunaan Buku KIA.
B. Pokok Bahasan 2: Kesehatan Ibu
C. Pokok Bahasan 3: Kesehatan Anak
D. Pokok Bahasan 4: Penyuluhan dan Teknik Komunikasi
E. Pokok Bahasan 5: Pencatatan dalam Buku KIA
F. Peran, Tugas, Sikap Fasilitator dan Teknik Memandu
G. Kartu Jodoh
H. Formulir Pre/Post Test
I. Formulir Evaluasi Penyelenggaraan Orientasi

Rujukan Kepustakaan

1. Departemen Kesehatan RI, TP PKK pusat, Depdagri,


Depdikbud, BKKBN dan UNICEF. Panduan Pelatihan Kader
Posyandu. Jakarta 2000
2. Departemen Kesehatan RI, Pedoman Pelaksanaan
Pendekatan Partisipatif Masyarakat dalam Meningkatkan
Kinerja Posyandu. Jakarta 2001
3. Departemen Kesehatan RI dan JICA, Pedoman Umum
Manajemen Penerapan Buku KIA. Jakarta 2004
4. Departemen Kesehatan RI dan JICA, Petunjuk Teknis
Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta 2004
5. Departemen Kesehatan RI. Promosi Kesehatan Untuk
Politeknik/D3 Kesehatan. Jakarta 2006.
6. Departemen Kesehatan RI dan JICA, Buku Kesehatan Ibu
dan Anak. Jakarta 2006
7. Departemen Kesehatan RI, Buku Kader Posyandu dalam
Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta, 2006.

8 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA       
Lampiran A:
Pokok Bahasan 1
Buku KIA dan Peran serta Tugas Kader
Dalam Penggunaan Buku KIA

Tujuan:
1. Peserta dapat menyebutkan arti Buku KIA dan
kegunaannya.
2. Peserta dapat menyebutkan peran dan 4 tugasnya dalam
penggunaan Buku KIA ;
a. penyuluhan/komunikasi
b. penggerakan sasaran
c. pencatatan kesehatan ibu/anak di Buku KIA
d. bila menemukan masalah kesehatan ibu/anak, segera
merujuknya ke petugas kesehatan

Sub Pokok Bahasan:


1. Arti, isi dan kegunaan Buku KIA
2. Peran dan 4 tugas Kader dalam penggunaan Buku KIA

Metode:
1. Penjelasan dan tanya-jawab tentang Buku KIA
2. Diskusi dan simpulan tentang peran & tugas kader

Waktu: 2 jam

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA 9


Contoh Rencana Pelajaran
Pokok Bahasan 1. Buku KIA dan Peran serta Tugas Kader
dalam Penggunaan Buku KIA

Pengantar (10 menit)


Fasilitator menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan dan
waktu yang diperlukan untuk membahas pokok bahasan di
atas papan tulis atau dinding

Penjelasan dan Curah Pendapat (120 menit)


1. Fasilitator mengajukan pertanyaan berikut ini satu
persatu kepada peserta dan mengajak mendiskusikannya.
a. Apa yang dimaksud dengan Buku KIA, pengertian
dan tujuannya?
b. Apa yang menjadi peran kader/pemerhati KIA dalam
penerapan Buku KIA?
Peran kader adalah pendamping keluarga dan
masyarakat terutama ibu dan anak untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan KIA.
c. Apa yang menjadi tugas kader dalam penerapan
Buku KIA?
- Melakukan penyuluhan dan mengajak ibu untuk
melaksanakan pesan–pesan dalam Buku KIA.
- Menemukan ibu hamil baru agar memperoleh
Buku KIA dan menggerakkan keluarga serta
masyarakat untuk mendukung KIA.
- Pada waktu penimbangan di posyandu,
melakukan pengisian KMS dan Pemberian
Vitamin A dalam Buku KIA.
- Bila menemukan masalah kesehatan ibu dan
anak, merujuknya ke petugas kesehatan.

10 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA       
2. Fasilitator memberikan masukan dengan mengacu pada
petujuk teknis Buku KIA.
3. Fasilitator kemudian menjelaskan pengertian Peran
Kader dan tugas kader.
4. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta
untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas.

Penutup (20 menit)


1. Fasilitator menanyakan kembali pertanyaan yang telah
dilontarkan di awal pertemuan.
2. Apabila masih ada hal yang perlu dijelaskan fasilitator
memberikan masukan yang mengacu pada Petunjuk
Teknis Buku KIA.

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA        11
Lampiran B:
Pokok Bahasan 2
Kesehatan Ibu (Hamil, Bersalin dan Nifas)

Tujuan:
1. Peserta dapat menjelaskan cara menjaga kesehatan yang
harus dilakukan pada saat ibu hamil, bersalin dan nifas, serta
tempat pelayanannya.
2. Peserta dapat menjelaskan tanda bahaya pada saat hamil,
bersalin dan nifas.
3. Peserta dapat menjelaskan dukungan yang diperlukan dari
keluarga dan masyarakat bagi ibu hamil, bersalin dan nifas.

Sub Pokok Bahasan


1. Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu
saat hamil, bersalin dan nifas
2. Tanda-tanda bahaya ibu hamil, bersalin dan nifas
3. Dukungan keluarga dan masyarakat dalam Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan komplikasi (P4 K)
dengan stiker

Metode:
Penjelasan/Ceramah, Tanya Jawab, Permainan Kartu Jodoh,
Diskusi Kelompok dan Pleno, dan Penyimpulan

Waktu: 2,5 jam

12 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA       
Contoh Rencana Pelajaran
Pokok Bahasan 2. Kesehatan Ibu

Pengantar (10 menit)


1. Fasilitator menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan dan
waktu yang diperlukan untuk membahas pokok bahasan
di atas papan tulis atau dinding.
2. Fasilitator menjelaskan apa saja yang berhubungan
dengan kesehatan ibu selama hamil, bersalin, dan nifas.

Diskusi Kelompok (40 menit)


1. Fasilitator membagi peserta menjadi 4-5 kelompok.
2. Fasilitator membagikan media kartu bergambar, kertas
dinding, dan selotip kepada peserta.
3. Fasilitator menjelaskan tugas kelompok yaitu:
a. Perhatikan dan pelajari setiap kartu yang bertuliskan
keadaan ibu hamil, bersalin dan nifas
ai). Ibu hamil
Susun kartu–kartu ke dalam 4 kelompok;
- kartu yang menjelaskan tentang kegiatan yang
perlu dilakukan ibu hamil
- kartu yang menjelaskan cara menjaga kesehatan
ibu hamil
- kartu yang menjelaskan tanda-tanda bahaya pada
ibu hamil
- kartu yang menjelaskan Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
dengan stiker
aii). Ibu bersalin
Susun kartu–kartu ke dalam 3 kelompok;
- Kartu yang menjelaskan tentang tanda-tanda
persalinan

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA        13
- Kartu yang menjelaskan apa saja yang dilakukan
ibu bersalin
- Kartu yang menjelaskan tanda-tanda bahaya
pada ibu bersalin
aiii). Ibu nifas
Susun kartu–kartu ke dalam 4 kelompok;
- Kartu yang menjelaskan apa saja yang dilakukan
ibu nifas
- Kartu yang menjelaskan tentang bagaimana
menjaga kesehatan ibu nifas
- Kartu yang menjelaskan tanda tanda bahaya ibu
nifas
- Kartu yang menjelaskan jenis alat kontrasepsi/
cara ber-KB
b. Tempelkan kelompok kartu tersebut di atas kertas
dinding, apabila perlu, tambahkan hal-hal yang
berhubungan dengan kesehatan ibu di atas kertas
kosong.
4. Kelompok melaksanakan tugas mereka selama 20 menit

Pleno (40 menit)


1. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil
kelompoknya
2. Fasilitator kemudian mengajak peserta untuk
membandingkan hasil semua kelompok dan menyusun
menjadi 3 bagian judul di atas yang di sepakati bersama.

Penjelasan (40 menit)


1. Fasilitator menjelaskan yang berkaitan dengan ibu hamil,
bersalin, dan nifas yang di bagi dalam 11 bagian.

14 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA       
Penutup (20 menit)
1. Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan untuk
mengevaluasi apakah proses belajar bisa dipahami.
Misalnya dengan penugasan: Sebutkan hal-hal apa saja
yang harus dilakukan dan harus dicegah ibu pada saat
mengalami kehamilan?
2. Apabila masih ada hal yang perlu dijelaskan, fasilitator
memberikan masukan dengan mengacu pada Buku KIA
3. Fasilitator merangkum dan menutup hasil diskusi.

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA        15
Lampiran C:
Pokok Bahasan 3
Kesehatan Anak

Tujuan:
1. Peserta dapat menjelaskan cara merawat dan menjaga
kesehatan bayi baru lahir.
2. Peserta dapat menjelaskan tanda bayi dan anak sakit berat.
3. Peserta dapat menyebutkan berbagai upaya menjaga
kesehatan bayi dan anak dan tempat pelayanannya.
4. Peserta dapat menyebutkan tahapan tumbuh kembang dan
rangsangan perkembangan anak 0–5 tahun.
5. Peserta dapat menjelaskan cara mengatasi penyakit yang
sering diderita anak di rumah.

Sub Pokok Bahasan:


1. Merawat dan menjaga kesehatan bayi baru lahir
2. Tanda-tanda bayi dan anak sakit berat
3. Menjaga kesehatan bayi/anak, tempat pelayanannya
4. Tahapan tumbuh kembang dan rangsangan perkembangan
anak
5. Mengatasi penyakit yang sering diderita anak di rumah

Metode:
Penjelasan, curah pendapat, simulasi, diskusi kelompok,
permainan kartu jodoh, penyimpulan

Waktu: 2,5 jam

16 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA       
Contoh Rencana Pelajaran
Pokok Bahasan 3. Kesehatan Anak

Pengantar (10 menit)


1. Fasilitator menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan dan
waktu yang diperlukan untuk membahas pokok bahasan
di atas papan tulis atau dinding.
2. Fasilitator menjelaskan apa saja yang berhubungan
dengan kesehatan anak.

Diskusi Kelompok (40 menit)


1. Fasilitator membagi peserta menjadi 4-5 kelompok.
2. Fasilitator membagikan media kartu bergambar, kertas
dinding, gunting dan selotip kepada peserta.
3. Fasilitator menjelaskan tugas kelompok yaitu:
a. Perhatikan dan pelajari setiap kartu yang bertuliskan
keadaan anak
b. Susun kartu–kartu kedalam 8 kelompok kartu yaitu:
- kartu tentang tanda-tanda bayi lahir sehat
- kartu tentang apa saja yang dilakukan pada bayi
baru lahir
- kartu tentang tanda-tanda bayi sakit berat
- kartu tentang bagaimana menjaga kesehatan bayi
dan anak
- kartu yang menjelaskan bagaimana ibu memberi
makan anak
- kartu yang menjelaskan tentang perkembangan
anak
- Kartu yang menjelaskan cara mengatasi penyakit
yang sering diderita anak
- kartu yang menjelaskan tentang tanda tanda
bahaya pada anak sakit

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA        17
c. Tempelkan ke 8 kelompok kartu tersebut di atas
kertas dinding, apabila perlu, tambahkan hal-hal yang
berhubungan dengan kesehatan anak di atas kertas
kosong.
4. Kelompok melaksanakan tugas selama 20 menit.

Pleno (40 menit)


1. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil
kelompoknya.
2. Fasilitator kemudian mengajak peserta untuk
membandingkan hasil semua kelompok dan menyusun
menjadi 8 bagian judul di atas yang disepakati bersama.

Penjelasan (40 menit)


1. Fasilitator menjelaskan yang berkaitan dengan
kesehatan anak yang dibagi dalam 8 bagian.

Penutup (20 menit)


1. Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan untuk
mengevaluasi apakah proses belajar bisa dipahami
antara lain dengan meminta peserta menyebutkan hal-hal
apa saja yang harus dilakukan dan harus dicegah ibu
pada saat anak berumur 0–1 tahun.
2. Apabila masih ada hal yang perlu dijelaskan, fasilitator
memberikan masukan dengan mengacu pada Buku KIA.
3. Fasilitator merangkum dan menutup hasil diskusi.

18 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA       
Lampiran D:
Pokok Bahasan 4
Penyuluhan dan Teknik Komunikasi

Tujuan:
1. Peserta dapat menyebutkan arti, tujuan dan topik penyuluhan
tentang Buku KIA.
2. Peserta dapat mempraktekkan teknik komunikasi perorangan
dan kelompok dalam menyebarkan informasi kesehatan yang
ada dalam isi Buku KIA.
3. Peserta dapat mempraktekkan cara mengajak ibu hamil
datang ke tempat pelayanan kesehatan.

Sub Pokok Bahasan:


1. Penyuluhan: arti, tujuan dan topiknya
2. Teknik Komunikasi: perorangan dan kelompok
3. Penggerakan Sasaran

Metode:
Penjelasan, curah pendapat, simulasi, peragaan peran, latihan
praktek, diskusi kelompok, penyimpulan

Waktu: 2,5 jam

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA        19
Contoh Rencana Pelajaran
Pokok Bahasan 4.
Penyuluhan dan Teknik Komunikasi

Pengantar (10 menit)


1. Fasilitator menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan dan
waktu yang diperlukan untuk membahas pokok bahasan
di atas papan tulis atau dinding.
2. Fasilitator menjelaskan pengertian penyuluhan.
Definisi penyuluhan: Proses penyampaian pesan secara
singkat dan jelas
Tujuan penyuluhan: Peningkatan pengetahuan dan
prilaku yang diharapkan.
3. Fasilitator menjelaskan teknik komunikasi yang
memenuhi syarat sesuai yang tercantum dalam KIP/K
(untuk komunikasi perorangan) dan Kelas Ibu (untuk
komunikasi kelompok) dalam menjalankan tugas utama
berkaitan dengan penggunaan Buku KIA.

20 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA       
Simulasi Penyuluhan (60 menit)
1. Fasilitator meminta peserta untuk melakukan simulasi
penyuluhan.
2. Fasilitator membagi peserta ke dalam beberapa
kelompok.
3. Judul materi penyuluhan yang telah disiapkan oleh
fasilitator antara lain :
a. Penyuluhan untuk ibu hamil
b. Penyuluhan untuk ibu bersalin
c. Penyuluhan untuk ibu nifas
d. Penyuluhan tentang keluarga berencana
e. Penyuluhan tentang ASI ekslusif
f. Penyuluhan tentang imunisasi
g. Penyuluhan tentang tumbuh kembang anak
Judul materi tersebut kemudian dikocok dan perwakilan
kelompok mengambil satu kertas yang berisi tulisan judul
materi.
4. Kelompok diminta membuat narasi masing- masing judul
berdasarkan isi Buku KIA.
5. Peragaan penyuluhan dilakukan oleh salah satu anggota
kelompok dan yang lain menyiapkan pertanyaan .
6. Di akhir kegiatan, fasilitator merangkum dan meluruskan
hal-hal yang kurang tepat.

Simulasi Kunjungan Rumah (50 menit)


1. Fasilitator memberikan pengertian kunjungan rumah dan
langkah-langkahnya.
2. Fasilitator meminta dua orang peserta maju ke depan,
satu peserta sebagai kader dan satu peserta sebagai ibu
hamil.
3. Fasilitator meminta peserta lain untuk menilai dua peserta
yang akan melakukan praktek kunjungan rumah.

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA        21
4. Media yang digunakan dalam kunjungan rumah dapat
berupa kartu konseling Buku KIA.
5. Setelah selesai praktek, Fasilitator bertanya persepsi dua
peserta yang membuat praktek, dan meminta peserta lain
memberi masukan terhadap langkah-langkah yang telah
dipraktekkan.
6. Fasilitator merangkum dan memberi masukan langkah-
langkah kunjungan rumah.

Penutup (20 menit)


1. Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan untuk
mengevaluasi apakah proses belajar bisa dipahami,
antara lain dengan meminta peserta menyebutkan hal-hal
apa saja yang harus dilakukan pada saat penyuluhan
perorangan dan kelompok, dan waktu kunjungan rumah,
serta tentang isi penyuluhan menurut topik.
2. Apabila masih ada hal yang perlu dijelaskan, fasilitator
memberikan masukan dengan mengacu pada Buku KIA
3. Fasilitator merangkum dan menutup hasil diskusi.

22 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA       
Lampiran E:
Pokok Bahasan 5
Pencatatan dalam Buku KIA

Tujuan:
1. Peserta dapat mempraktekkan pengisian identitas keluarga
yang ada di Buku KIA.
2. Peserta mempraktekkan pengisian KMS-Anak dalam Buku
KIA dan merujuk ke Puskesmas jika ditemukan kelainan
pertumbuhan.

Sub Pokok Bahasan:


1. Pengisian identitas keluarga di Buku KIA. Kader
mengingatkan ibu untuk selalu membawa Buku KIA pada
setiap pelayanan kesehatan dan menyimpannya baik-baik di
rumah.
2. Pengisian KMS Anak dalam Buku KIA dan bila menemuan
kelainan pertumbuhan dirujuk ke petugas kesehatan.

Metode:
Penjelasan dan latihan praktek mengisi identitas keluarga dan
KMS Anak dalam Buku KIA, disertai dengan rujukan bila
menemukan kelainan atau kekurang-lengkapan pelayanan
kesehatan yang diperoleh ibu (hamil, bersalinan, nifas) atau anak.

Waktu: 2 jam

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA        23
Contoh Rencana Pelajaran
Pokok Bahasan 5. Pencatatan dalam Buku KIA

Pengantar (15 menit)


1. Fasilitator menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan dan
waktu yang diperlukan untuk membahas pokok bahasan
di atas papan tulis atau dinding.
2. Fasilitator menjelaskan pengertian dan tujuan:
• Pencatatan kesehatan ibu dan anak dalam Buku KIA
• Tugas kader untuk menemukan pelayanan yang belum
dipenuhi dan kelainan pertumbuhan yang dilihat dari KMS

Simulasi Pencatatan Sederhana (45 menit)


1. Fasilitator memberi penjelasan tentang pencatatan
sederhana untuk Buku KIA.
2. Fasilitator memberikan Buku KIA atau photo copy
identitas keluarga di Buku KIA kepada seluruh peserta.
3. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta
untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas.
4. Fasilitator memberikan contoh kasus riwayat hidup ibu
hamil kepada peserta.
5. Mempraktekkan pengisian identitas kelarga.

Simulasi Pengisian KMS disertai pemantauan pertumbuhan


anak (45 menit)
1. Fasilitator memberikan penjelasan tentang KMS dan
kegunaannya.
2. Peserta diberikan Buku KIA atau photo copy KMS dalam
Buku KIA.
3. Fasilitator menjelaskan langkah-langkah mengisi KMS.
kepada peserta.

24 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA       
4. Fasilitator membagikan 2 contoh kasus kepada peserta.
Fasilitator meminta seorang peserta membacakan kasus
dengan suara keras.
5. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta
untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas pada dua
contoh kasus.
6. Peserta diminta berhitung dengan nomor 1-2 (diulang
sampai semua peserta dapat nomor) bagi peserta yang
mendapat ”no 1” mengerjakan ”tugas no 1” sedangkan
peserta mendapat ”no 2” mengerjakan ”kasus no 2”.
7. Peserta melaksanakan praktek pengisian KMS yang ada
dalam Buku KIA selama 30 menit.
8. Fasilitator menyiapkan 2 gambar KMS yang ukuran besar
untuk pembahasan contoh yang benar.
9. Fasilitator merangkum hal-hal yang penting dalam
pengisian KMS yang ada di Buku KIA.

Penutup (15 menit)


1. Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan untuk
mengevaluasi apakah proses belajar bisa dipahami,
antara lain tentang data yang dicatat pada identitas
keluarga, tujuan KMS dan langkah yang harus dilakukan
bila ditemukan kelainan pada ibu dan KMS anak.
2. Apabila masih ada hal yang perlu dijelaskan, fasilitator
memberikan masukan dengan mengacu pada Buku KIA.
3. Fasilitator merangkum dan menutup hasil diskusi.

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA        25
Lampiran F:
Peran, Tugas dan Sikap Fasilitator
serta Teknik Memandu

Peran dan tugas fasilitator pada orientasi Buku KIA dapat


dibagi dalam tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.

a. Tahap Persiapan
a1) Sebelum hari pelatihan/ orientasi semua tim fasilitator
perlu bertemu untuk mempersiapkan acara dan materi
pelatihan/orientasi. Perlu dilakukan pembagian tugas yaitu
menentukan satu fasilitator untuk setiap Pokok Bahasan.
Apabila terdapat 3-4 fasilitator, karena terdapat 5 pokok
bahasan, maka masing-masing mendapat tugas untuk 1-2
pokok bahasan.

a2) Pada hari pelatihan/orientasi, persiapan yang perlu dilakuka


adalah mengatur ruangan. Pengaturan ruangan yang tepat
untuk mendorong partisipasi para peserta adalah bentuk
setengah lingkaran. Sebaiknya disediakan kursi yang
memiliki meja lengan sehingga tidak perlu meja lagi. Meja
akan memenuhi ruangan dan menghalangi ruang gerak
peserta sehingga membatasi proses partisipasi.

26 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA       
a3) Pemeriksaan bahan-bahan pelatihan/orientasi, media
belajar yang perlu difotokopi dari modul dan alat-alat yang
perlu dipersiapkan oleh panitia (potongan kartu jodoh,dll).

b. Tahap Pelaksanaan
b1) Peran fasilitator utama
Pelatihan partisipatif akan berjalan baik bila dilakukan dengan
kerjasama tim. Fasilitator utama memiliki peran memimpin
proses belajar untuk pokok bahasan yang berkaitan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
• Sesaat sebelum mulai acara orientasi, mengumpulkan
semua media belajar dan bahan yang akan diperlukan
selama memandu pokok bahasan yang bersangkutan.

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA        27
• Menyampaikan judul pokok bahasan, tujuan dan waktu
yang diperlukan untuk penyampaian pokok bahasan
kepada peserta.
• Memandu kegiatan belajar menurut langkah-langkah
yang terdapat pada modul berkaitan dengan pokok
bahasan yang bersangkutan.

b2) Peran fasilitator pendamping


Sementara satu orang menjadi fasilitator utama yang memimpin
kegiatan belajar, anggota tim lainnya sebaiknya membaur
dengan para peserta. Beberapa peran fasilitator pendamping
yang sedang tidak bertugas di depan adalah:
• Membantu fasilitator yang sedang bertugas, apabila
diperlukan misalnya memancing pertanyaan kepada peserta
agar lebih aktif berbicara.
• Ikut berdiskusi seperti peserta lainnya sehingga suasana
membaur dan akrab tetapi jangan sampai dominan karena
peserta yang perlu lebih aktif dan dipacu inisiatifnya.
• Mendampingi kegiatan kelompok kecil, satu fasilitator per
kelompok kalau memungkinkan.

Sikap Fasilitator Yang Baik:


1. Bersikap sabar:
Biasanya pada pelatihan atau orientasi yang partisipatif,
proses akan sulit pada tahap-tahap awal karena suasana
belum cukup cair. Tetapi proses selanjutnya akan sangat
hidup apabila fasilitator terus bersabar dan mendorong
keterlibatan para peserta. Jika kurang sabar melihat proses
pelatihan/orientasi yang kurang lancar hingga mengambil-
alih proses itu, berarti pelatih atau fasilitator telah
menghilangkan kesempatan belajar para peserta.

28 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA       
2. Mendengarkan dan jangan mendominasi:
Fasilitator perlu lebih banyak menjadi pemerhati dan
pendengar selama proses pelatihan/orientasi, karena
pengalaman dari peserta-lah yang paling penting dalam
proses pembelajaran.

Teknik Memandu:

Langkah-langkah Umum dalam Memandu:


Semua pokok bahasan memiliki langkah-langkah umum
pelaksanaan kegiatan belajar. Dalam memandu pembahasan,
terdapat beberapa kegiatan penting yang perlu dilakukan
fasilitator untuk memperlancar proses yaitu:

1. Setiap kali ada tugas kelompok, tuliskan tugas tugas


tersebut di atas papan tulis atau kertas besar (plano).
Tuliskan dengan huruf besar supaya terbaca dari jauh.

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA        29
2. Bagilah peserta dalam kelompok kecil secara acak,
sehingga peserta dari berbagai tempat dapat berbaur.
Misalnya dengan meminta peserta untuk menghitung secara
berurutan sampai semua punya nomor dan kelompok dibuat
berdasarkan nomor peserta masing-masing.

3. Jika terdapat media seperti kartu, gambar, bagan dll yang


dipakai untuk membantu diskusi kelompok, para fasilitator
atau pendamping perlu selalu memeriksa apakah peserta
mengerti isi media atau gambar dan cara menggunakannya
sebelum mereka melakukan diskusi kelompok.

30 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA


4. Fasilitator sebaiknya mencatat pendapat para peserta di
atas kertas besar (plano) selama memandu pembahasan.
Catatlah pendapat yang sudah benar-benar matang atau
diterima oleh forum agar tidak terlalu banyak catatan yang
dibuat.

Memandu Diskusi Pleno Atau Curah Pendapat:

1. Kalau ada peserta yang diam, meminta setiap peserta


berganti-ganti menjawab satu pertanyaan dari diskusi pleno.
Bilamana perlu mengadakan permainan dan minta peserta
yang diam untuk bermain. Sebagai penyaji hasil diskusi
kelompok diserahkan pada peserta yang belum punya
kesempatan.

2. Pendamping yang sedang tidak memandu bisa duduk di


antara para peserta dan menolong fasilitator jika ada
kesulitan. Dalam permainan, lebih baik team fasilitator
terlibat bersama dengan peserta hal ini ditujukan untuk
menjalin keakraban.

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA 31


Cara Melibatkan Peserta
Proses diskusi yang partisipatif atau melibatkan segenap peserta
pada awalnya memang akan sulit karena masih merupakan cara
baru. Hal ini akan berjalan lancar bila fasilitator dengan sabar
terus melakukan usaha meningkatkan partisipasi peserta dalam
proses pelatihan atau orientasi. Berikut ini beberapa saran untuk
melibatkan peserta dalam proses diskusi:

1. Fasilitator mengajukan pertanyaan APA yang dimaksud


dengan judul topik terlebih dahulu hingga peserta bisa
bercerita tentang pengalamannya, serta KAPAN hal itu terjadi.
2. Fasilitator kemudian menanyakan kepada beberapa peserta
lain apakah mereka juga menemukan kejadian yang serupa.
3. Fasilitator kemudian menanyakan MENGAPA hal tersebut
terjadi (apa sebab terjadi).
4. Kembali fasilitator meminta tanggapan kepada beberapa
peserta lain, apakah meraka setuju pendapat peserta tersebut
tentang penyebab suatu keadaan.
5. Fasilitator kemudian menanyakan BAGAIMANA cara
mengatasi keadaan tersebut.
6. Fasilitator perlahan-lahan membiarkan peserta saling
menceritakan pengalaman dan melontarkan pendapatnya.

32 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA       
Lampiran G Kartu Jodoh

G1. Kartu Jodoh Kesehatan Ibu


G1a. Hal-hal yang perlu dilakukan ibu hamil

Periksa Hamil
Timbang Berat Badan

Minum tablet tambah darah Imunisasi Ibu Hamil

Konsultasi Kesehatan

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA 33


G1b. Bagaimana menjaga kesehatan ibu hamil

Istirahat yang cukup


Mandi pagi dan sore

Hubungan selama hamil Makan menu seimbang dan bergizi


yang aman

Hindari rokok
Hindari alcohol dan narkoba

34 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA       
G1c. Tanda-tanda bahaya pada ibu hamil

Bengkak pada tangan /kaki,


Pendarahan
pusing dan dapat diikuti kejang

Demam tinggi Keluar air Ketuban


sebelum waktunya

Gerakan janin berkurang


atau tidak ada Muntah terus dan tidak mau makan

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA        35
G1d. Program Perencanan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan sticker

Mengetahui perkiraan tanggal


persalinan sesuai dengan stiker yang Diskusi suami istri
di tempelkan di rumah ibu menentukan tempat dan penolong
persalinan

Tabungan bersalin / Dasolin Menyiapkan kendaraan


(Biaya persalinan)

Menyiapkan peralatan persalinan


Calon donor darah

36 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA


G1e. Tanda-tanda persalinan

Tanda-tanda persalinan

G1f. Hal-hal yang perlu dilakukan ibu bersalin


Jika mulas-mulas
bertambah, tarik
napas panjang
melalui hidung
dan keluarkan
melalui mulut

Jika ibu merasa ingin buang air


Masih bisa makan, minum,
besar, segera beritahu bidan/
buang air kecil, dan jalan-jalan
dokter, dan ikuti anjurannya

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA 37


G1g. Tanda-tanda bahaya pada ibu bersalin

Bayi tidak lahir dalam 12 jam


sejak terasa mulas

Pendarahan lewat jalan lahir

Ibu tidak kuat mengejan atau


Tali pusat atau tangan bayi keluar mengalami kejang
dari jalan lahir

Air ketuban keruh dan berbau


Ibu gelisah atau mengalami
kesakitan yang hebat

38 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA       
G1h. Hal-hal yang perlu dilakukan ibu nifas

Segera dekap dan biarkan bayi


menyusu dalam 1 jam pertama Menyusui bayi sesering
mungkin dan setiap kali bayi
menginginkan

Tanyakan ke bidan/ dokter cara


meneteki secara eksklusif dan
merawat bayi baru lahir

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA 39


G1i. Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas

Istirahat cukup
Makan makanan bergizi

Minum 2 kapsel Vitamin A


dosis tinggi.
Pertama : setelah melahirkan,
kedua : 24 jam setelah minum
yang pertama

Minum 1 tablet tambah


darah setiap hari

40 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA


G1j. Tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas

Demam lebih dari 2 hari


Pendarahan lewat jalan lahir

Payudara bengkak kemerahan Mengalami gangguan jiwa


disertai rasa sakit

Bengkak di muka, tangan atau kaki. Mungkin


dengan sakit kepala dan kejang- kejang

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA        41
G1k. Alat kontrasepsi/ cara ber-KB

42 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA


Lampiran G2: Kartu Jodoh Kesehatan Anak
G2a. Tanda-tanda bayi lahir sehat

G2b. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjaga


kesehatan bayi baru lahir

Beri ASI, jangan beri Menjaga kehangatan bayi


makanan lain

Cegah infeksi pada Periksakan kesehatan bayi baru lahir


bayi baru lahir ke bidan / dokter sedikitnya 2 kali

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA 43


G2c. Tanda-tanda bayi sakit berat

Tidak mau
menyusu Kejang

Kaki dan tangan teraba


dingin atau bayi deman

Badan Bayi kuning

Gerakan kedua lengan dan kaki lemah


Tali pusat basah dan bau

44 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA       
G2d. Bagaimana menjaga kesehatan bayi dan anak

Amati pertumbuhan anak Immunisasi


secara teratur

Mandikan setiap hari


Pemberian Vitamin A pagi dan sore pakai sabun

Jauhkan anak dari Merawat gigi anak


asap rokok dan asap dapur

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA        45
G2e. Bagaimana menberi makan

<Sampai unur 6 bulan> <Umur 6 -12 bulan>


Jangan berikan makanan atau Kenalkan makanan
minuman lain selain ASI pendamping ASI

<Umur 1 - 2 tahun> <Umur 2 - 5 tahun>


Beri nasi lembik 3 kali sehari Beri makanan yang biasa dimakan
Bantu anak untuk makan sendiri oleh keluarga 3 kali sehari

Beri makanan seimbang

46 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA       
G2f. Tahap perkembangan anak dan rangsangan
perkembangan
<Umur 1-6 bulan>

Pada umur 3 bulan bayi bisa:


Mengangkat kepala tegak ketika Pada umur 6 bulan bayi bisa:
tengkurap Menoleh ke arah sumber suara

<Rangsangan: Sampai umur 4 bulan> < Rangsangan: Umur 4 – 6 bulan>


Gantung benda bergerak warna cerah Sering menengkurapkan bayi

<Umur 6-12 bulan>

Pada umur 12 bulan bayi


Pada umur 9 bulan bayi bisa: bisa: Meniru kata sederhana
Duduk sendiri dan memegang biskuit papa, dada

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA        47
< Rangsangan: Umur 6-12 bulan> < Rangsangan: Umur 6-12 bulan>
Bantu dan latih bayi duduk Main dangan bayi, ajari menjimpit
Ajak bayi bermain ”Ci Luk Ba” benda kecil menggunakan dua jari

<Umur 1-2 tahun>

<Umur 1 – 2 tahun>
Pada umur 2 tahun anak bisa: Latih dan dampingi anak ketika
Menunjukkan dan menyebut menaiki tangga
nama bagian tubuh

< Rangsangan: Umur 1 – 2 tahun>


< Rangsangan: Umur 1 – 2 tahun> Ajak anak beicerita
Ajarkan anak mencoret-coret Dongengkan cerita anak

48 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA       
<Umur 2-3 tahun>

< Rangsangan: Umur 2 - 3 tahun>


Pada umur 3 tahun anak bisa: Ajari anak cuci tangan, buang air
Menyebut warna dan angka kecil dan air besar pada tempatnya

< Rangsangan: Umur 2 - 3 tahun>


Ajari anak berpakaian sendiri

<Umur 3-5 tahun>

<Umur 3 – 5 tahun>
Minta anak menceritakan
Pada umur 5 tahun anak bisa:
yang dia kerjakan
Bermain bersama anak lain

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA        49
G2g. Bagaimana mengatasi penyakit yang sering
diderita anak di rumah

<Diare> Beri anak Oralit,


air matang, teh, kuah
Demam
<Batuk> Beri kecap Manis sayur setiap kali diare
dicampur madu atau air jeruk

<Deman> Jangan diberi pakaian tebal atau


Kompres dengan air biasa atau air hangat

<Sakit Kulit> Bersihkan luka dengan air


matang, keringkan dengan kain bersih

50 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA       
G2h. Tanda-tanda bahaya pada anak sakit

Tidak bisa menyusu Kejang


Tidak bisa minum atau malas minum Tidak sadar

Batuk disertai sukar bernapas


Diare disertai darah dalam tinja atau napas cepat

Deman disertai: Deman disertai:


- Pendarahan lewat hidung dan gusi - Telapak tangan dan kaki dingin
- Nyeri ulu hati, anak tampak gelisah - Bintik-bintik merah pada kulit

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA 51


Lampiran H
Pre-test/Post-test
Test untuk Peserta Orientasi

Waktu : 30 menit Nama :……….…….…….

Pilihlah 1 (satu) jawaban yang paling benar dari tiap soal di


bawah ini:

1. Warna Buku KIA adalah :


a. Biru muda
b. Merah muda
c. Hijau muda
d. Coklat muda
e. Bukan salah satu diatas

2. Buku KIA berguna untuk :


a. Catatan kesehatan ibu dan balitanya
b. Catatan kesehatan ibu hamil, melahirkan, dan nifas
c. Catatan kesehatan bayi
d. Catatan kesehatan balita
e. Bukan salah satu diatas

3. Tugas kader kesehatan adalah :


a. Melakukan penyuluhan dan mengajak ibu untuk
melaksanakan pesan–pesan dalam Buku KIA.
b. Menemukan ibu hamil baru agar memperoleh Buku
KIA dan menggerakkan keluarga serta masyarakat
untuk mendukung KIA.
c. Pada waktu penimbangan di posyandu, melakukan
pengisian KMS dalam Buku KIA.
d. Menemukan masalah kesehatan ibu dan anak dan
merujuknya ke petugas kesehatan.
e. Semua yang disebut di atas.

52 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA


4. Peran kader kesehatan dalam penggunaan Buku KIA adalah:
a. Pelatih dukun
b. Penyantun anak sekolah
c. Pendamping keluarga dan masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan ibu dan anak.
d. Pencatat data kependudukan
e. Semua yang disebut di atas.

5. Cara menjaga kesehatan ibu hamil , meliputi :


a. Memeriksakan kehamilan untuk menimbang berat badan,
konsultasi kesehatan dan imunisasi bumil
b. Minum pil tambah darah dan makan bergizi seimbang
c. Mandi pagi dan sore, istirahat yang cukup
d. Menghindari alkohol, rokok dan narkoba.
e. Semua yang di atas benar.

6. Tanda bahaya saat hamil, persalinan dan nifas adalah:


a. Pendarahan, demam tinggi dan bengkak di kaki
b. Keluar air ketuban sebelum waktunya
c. Gerakan bayi berkurang
d. a, b dan c benar
e. b dan c salah

7. Selama hamil, akan melahirkan dan nifas, ibu perlu mendapat


dukungan untuk :
a. Penolong persalinan dan taksiran umur bersalin
b. Biaya persalinan dan kendaraan ke tempat bersalin
c. Donor darah
d. a, b, dan c benar
e. Bukan salah satu di atas

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA        53
8. Cara merawat dan menjaga kesehatan bayi baru lahir :
a. Beri ASI, jangan makanan lain, jaga bayi tetap hangat
b. Cegah infeksi, jangan bubuhkan ramuan pada tali pusat
c. Minta imunisasi Hepatitis B sebelum umur 7 hari
d. a dan b benar
e. a, b dan c benar

9. Tanda-tanda bayi sakit :


a. Tidak mau menyusui
b. Demam dan kejang
c. Badan kuning
d. Gerakan lemah
e. Semua yang di atas benar.

10. Cara menjaga kesehatan bayi :


a. Amati pertumbuhan anak secara teratur
b. Minta imunisasi sesuai jadwal di Posyandu, Puskesmas
atau Rumah Sakit
c. Minta Vit A di bulan Februari dan Agustus di Posyandu
d. a, b, dan c benar
e. Bukan salah satu di atas

11. Tempat pelayanan kesehatan bayi adalah semua yang disebut


di bawah ini, kecuali :
a. Bidan di desa
b. Posyandu
c. Balai desa
d. Puskesmas
e. Rumahsakit

54 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA       
12. Anak dapat memiliki kepandaian menurut umur, sbb:
a. Bayi umur 3 bulan bisa mengangkat kepala dan tertawa
b. Bayi umur 6 bulan bisa tengkurap sendiri, meniru bunyi
c. Bayi umur 9 bulan bisa duduk sendiri, memanggil ma..ma
dan da...da.
d. Bayi umur 12 bulan bermain cilukba, berdiri dan berjalan
sambil berepegangan.
e. Semua yang disebut di atas benar

13. Penyakit-penyakit yang sering diderita anak adalah sebagai


berikut, kecuali :
a. Diare
b. Tekanan darah tinggi
c. ISPA
d. Demam
e. Batuk pilek

14. Cara mencegah penyakit yang sering diderita anak :


a. Imunisasi dasar lengkap
b. Pembinaan tumbuh kembang anak melalui Posyandu
c. Penemuan masalah/kelainan tumbuh kembang
d. Kasihsayang, perhatian penuh pada perkembangan anak
e. Semua yang disebut di atas benar

15. Penyuluhan kesehatan mempunyai arti sebagai berikut,


kecuali :
a. Menyampaikan pesan-pesan kesehatan
b. Memberi informasi tentang cara mencegah penyakit
c. Menanggulangi bencana
d. Mengajak ibu-ibu agar membawa anak ke Posyandu
e. Menjelaskan pentingnya kesehatan ibu dan anak kepada
para pamong desa.

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA        55
16. Topik penyuluhan tentang Buku KIA, meliputi :
a. Kesehatan ibu
b. Kesehatan bayi
c. Tumbuh kembang anak
d. Semua yang disebut di atas
e. Bukan salah satu di atas

17. Teknik/media dalam penyuluhan/komunikasi perorangan,


tidak mencakup:
a. Ceramah Tanya Jawab
b. Diskusi kelompok terpadu
c. Bola salju
d. Konseling
e. Seminar

18. Teknik penyuluhan/komunikasi kelompok, meliputi :


a. Seminar
b. Komunikasi di radio
c. Simulasi
d. Konsultasi/Konseling
e. a, b dan c benar

19. Cara ampuh mengajak ibu hamil datang ke pelayanan


kesehatan adalah :
a. Kunjungan rumah
b. Konseling/konsultasi
c. Penyuluhan
d. a dan b benar
e. a, b dan c benar

56 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA       
20. Identitas ibu hamil yang penting dicatat dalam Buku KIA,
meliputi :
a. Nama dan alamat
b. Pendidikan dan pekerjaan
c. Umur
d. a, b dan c benar
e. Bukan salah satu di atas

21. Hal-hal yang dicatat pada KMS anak dalam Buku KIA,
meliputi :
a. Berat badan dan umur
b. Pemberian ASI
c. Tumbuh Kembang
d. a, b dan c benar
e. Bukan salah satu di atas

22. Gangguan pertumbuhan anak yang harus dirujuk ke petugas


kesehatan yang ditemukan pada KMS dalam Buku KIA
adalah :
a. Grafik Berat Badan (BB) di bawah garis merah
b. Perkembangan anak tak sesuai umurnya
c. Imunisasi dasar belum lengkap
d. Tak mendapat vitamin A di bulan Februari dan Agustus
e. Semua yang disebut di atas benar

23. Hal-hal apa saja yang boleh diisi oleh kader dalam Buku
KIA :
a. Identitas ibu hamil dan anak
b. KMS balita
c. Catatan pemberian vitamin A
d. a, b dan c benar
e. a dan c benar

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA        57
Kunci Jawaban Lampiran H ( Pre-test dan Post-test )

1. b 13. b
2. a 14. e
3. e 15. c
4. c 16. d
5. e 17. d
6. d 18. e
7. d 19. e
8. e 20. d
9. e 21. d
10. d 22. e
11. c 23. d
12. e

58 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA


Lampiran I:

Formulir Evaluasi Penyelenggaran Orientasi

Pilihlah tanda yang sesuai dengan pilihan Saudara untuk


masing- masing hal yang dinilai.

No Hal yang Dinilai Sangat Cukup Tidak


Puas Puas Puas
1 Tempat orientasi
2 Waktu yang
disedia-kan untuk
orientasi
3 Fasilitator
4 Konsumsi
5 Alat bantu belajar
6 Keterlibatan
peserta

1. Hal hal apa yang menyenangkan selama orientasi:

2. Hal hal apa yang kurang menyenangkan:

9. Saran untuk perbaikan:

Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA 59


Tim Penyusun

Ahmad Suryadi
Endang ND
Erna Mulati
Kawakita Tsunehiro
Kodrat Pramudho
Nenny Retnasih
Pancho Kaslam
Saraswati Prayudha
Tomoko Hattori
Widyastuti Wibisana

Bahan pedoman disusun dalam pertemuan


di Bandung pada tanggal 29 Agustus 2007, dan
memperoleh masukan serta perbaikan
dari semua unit terkait di Departemen Kesehatan,
khususnya Pusat Promosi Kesehatan,
Direktorat Bina Gizi Masyarakat,
Direktorat Bina Kesehatan Anak,
Direktorat Bina Kesehatan Ibu dan
Direktorat Bina Kesehatan Komunitas,
Save the Children, UNICEF,
Dinkes Provinsi Jabar dan
Dinkes Kabupaten Garut.

Draft Pedoman sudah diujicobakan


pada 21-31 Januari 2008 di Kab Garut
serta dibahas dan memperoleh masukan final pada
Pertemuan Pokja Buku KIA, bersama IBI, PPNI, Persagi
dan TP-PKK, serta Dinkes Prov. Jabar, NTB dan Sumbar
di Jakarta pada tanggal 18 Februari 2008

60 Pedoman Orientasi Buku KIA pada Kader dan Pemerhati KIA

Anda mungkin juga menyukai