Anda di halaman 1dari 39

BUNDLES HAI S

CURICULUM VITAE

RIWAYAT PELATIHAN :
Ns. Lanjar Rahayu, S.Kep • Workshop Perseptorship-HPMI (2021)
RS Santo Yusup Bandung • Pelatihan Konselor VCT-Kemenkes (2021)
• Pelatihan Manajemen Bangsal-YPKC (2019)
rahayu76.lr@gmail.com • Pelatihan ToT PPI-HIPPII Banten (2018)
• Pelatihan IPCN Lanjut-HIPPII Jatim (2018)
ORGANISASI : • Workshop Assesor Internal SNARS Ed 1-KARS BANDUNG (2018)
• Himpunan Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi Indonesia (PW HIPPII Jabar) – Ketua • PPI Dasar –LC RS Santo Borromeus (2018)
Bidang Diklat (2017-2022) • Pelatihan ENIL-EmNur (2017)
• DPK PPNI RS Santo Yusup – Ketua (2017-2023) • Workshop Asesor Internal KARS-Jakarta(2015)
• Perhimpunan Konselor HIV Indonesia (PKVHI) Jabar-Anggota Danus (2022) • Pelatihan Konselor HIV VCT-Bandung (2014)
• Perhimpunan Pengendali Infeksi (PERDALIN) Jabar-Anggota • Kursus Lanjut PPI-Perdalin Jaya (2013)
• Perhimpunan Perawat Manajer Indonesia-Anggota(2022) • Pelatihan IPCN-HIPPII Pusat Jakarta(2012)
• Kursus Dasar PPI-Perdalin Jaya(2012)
• Pelatihan Resusitasi Neonatus-Bandung(2006)
RIWAYAT PENDIDIKAN :
• Pelatihan ACLS-Bandung(2004)
• SPK Santo Borromeus Bandung (1995)
• Pelatihan PPGD (1998)
• Diploma Keperawatan Santo Borromeus (2003)
• Program Ners STIKes Dharma Husada Bandung (2018)
• Magister Manajemen RS-UNPAS (sekarang) LAIN-LAIN :
• Narasumber PPI PW HIPPII Jabar
• Narasumber PPI LC Santo Borromeus
RIWAYAT PENELITIAN & PUBLIKASI :
• Narasumber PPI RS Santo Yusup
• Faktor yang mempengaruhi Kepatuhan Pengisian Formulir Surveilans Infeksi RS (IRS) oleh
• Narasumber HIV AIDS RS Santo Yusup-Jejaring-LSM Bandung
IPCLN di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Santo Yusup Bandung (2018)
• Narasumber PPNI RS Santo Yusup
• Narasumber Keperawatan RS Santo Yusup
RIWAYAT PELATIHAN : • Asesor Internal Akreditasi RS Santo Yusup
• Pelatihan Sertifikasi Penilaian Kompetensi Klinik (Asesor)- BP3I(2022) • Asesor Keperawatan RS Santo Yusup
• Workshop Penghitungan Ketenagaan (Analisis Beban • Perseptorship RS Santo Yusup
• Ketenagaan & Perencanaan Perawat di RS-Yaslis Ilyas (2022) • Sub Komite Mutu Keperawatan RS Santo Yusup
• Workshop Asesor Internal SNARS Ed 1.1-ARSAMA Malang (2021)

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA CABANG JAWA


TUJUAN UMUM & KHUSUS PEMBELAJARAN

• TUJUAN UMUM • TUJUAN KHUSUS


• Setelah mengikuti • Setelah mengikuti pembelajaran,
pembelajaran,peserta peserta diharapkan mampu :
diharapkan mampu • Memahami program PPI
memahami Bundles • Memahami konsep infeksi
HAIs dalam PPI di FKTP • Memahami pengertian Bundle
• Memahami dan mampu
melaksanakan bundles PPI di FKTP
POKOK BAHASAN
1. PENDAHULUAN
2. KONSEP INFEKSI DALAM PPI
3. PROGRAM PPI
4. PENGERTIAN BUNDLESHAIs
5. PELAKSANAAN BUNDLESHAIS
PENDAHULUAN
• Healthcare Associated Infection (HAIs)
• Lingkungan "Antibiotik"
• Faktor Predisposisi (prosedur invasif)
• Status pasien tidak dikompromikan
• Perilaku tenaga kesehatan, kelengkapan
peralatan, Kondisi lingkungan akan
menyebabkan Kolonisasi dan risiko infeksi
• Komite/Tim/Koord/PJ PPI sangat penting
untuk Monev
HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTIONS
(HAIS)
• Adalah infeksi yang terjadi pada
pasien selama prosesperawatan di
rumah sakit atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya,
• dimana tidak infeksi atau dalam
masa inkubasi saat masuk rawat
serta dapat muncul setelah pulang
rawat dan
• juga infeksi yang dapat terjadi
pada petugas di fasilitas pelayanan
kesehatan karena pekerjaanya
PROGRAM PPI
(PMK No.27 tahun 2017 tentang PPI& PEDOMAN TEKHNIS PPI DI FKTPtahun 2021)

1. KEWASPADAAN ISOLASI
2. PENCEGAHAN PPI DENGAN
BUNDLESHAIs
3. SURVEILANS HAIs
4. PENDIDIKAN &PELATIHAN PPI
5. PENGGUNAAN AB YANG BIJAK

MONITORING DAN EVALUASI :


AUDIT MEMASTIKAN MASALAH
ICRA UPAYA PENYELESAIAN MASALAH
STRATEGI PENCEGAHAN DAN MANAJEMEN HAIs
Mengapa HAIs perlu di Monitor
• HAIS memperpanjang hari rawat dan menjadi ancaman bagi
keselamatan pasien
• HAIs =Central line-associated bloodstream infections (CRBSI),
catheter-associated urinary tract infections (UTI), surgial site infetions
(SSI), ventilator associated pneumonia (VAP) : BISA
DICEGAH
• Resiko infeksi dapat dicegah dan dikendalikan dan menjadi
prioritas saat ini
• Kepatuhan petugas terkait standar PPI sangat mempengaruhi
resiko infeksi
APA ITU BUNDLE
■ “Care bundles, in general, are groupings of best practices with respect to a disease
process that individually improve care, but when applied together result in substantially
greater improvement” (www.ihi.org).
■ Evidence based research on care bundling has shown positive impact.

• Praktek berbasis bukti sahih yang menghasilkan perbaikan keluaran prosespelayanan


Kesehatan bila dilakukan secara kolektif dan konsisten
• Untuk memudahkan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan keperawatan
pada pasien yang berisiko terjadi infeksi
• Harus dilakukan oleh semua orang yang memberikan pelayanan perawatan
terhadap pasien dan dilakukan secara bersama sama pada setiap pasien
• Bundle IAD, VAP. ISK dan IDO
MASALAH TERKAIT PELAKSANAAN BUNDLES

FAKTORS :
1. Perilaku individu ( Human factors)
2. Manajemen perubahan
3. Sumber daya (Peralatan dan Petugas)
4. Team Work dan komunikasi
DEFENISI ISK
• Infeksi yang terjadi pada pasien yang terpasang urine
kateter >2 x 24 jam
• Pasien memiliki kultur urin dengan tidak lebih dari
dua spesiesorganisme yang diidentifikasi (tidak
termasuk flora campuran, kandida, jamur, jamur
dimorfik atau parasit
• Tanda & gejala
• Demam (>38 ○ C) pada pasien deewasa
• Nyeri suprapubik
• Urine berubah warna, frekuensi urine, dysuria
• Adanya tanda tanda abses
FAKTOR RESIKO TERJADINYA ISK
CLABSI/BSI = IAD
• Digunakan pada saat pelaksanaan surveilans
• BSI/IAD pada pasien yang terpasang sentral line
dalam waktu 48 jam dengan mneyingkirkan
faktor resiko infeksi yang lain
• Pathogenesis
• Migrasi organisme kulit atau kolonisasi bakteri
pada ujung kateter intra vena yang masuk ke
dalam pembuluh darah
• Kontaminasi langsung dari hub kateter
melalui kontak dengan tangan atau alat
kesehatan yang terkontaminasi
• Hematogenous dari fokus infeksi lainnya
• Kontaminasi infus menyebabkan IAD
• Infusate contamination might lead to CRBSI
PATOGENESIS CLABSI/IAD
Faktor Risiko CLABSI/ IAD
Faktor RisikoTerkait Pasien
1. Usia: pediatric dan geriatric;
2. Status immunologispasien
3. Penyakit atau kondisi medis: luka kulit,
trauma, imunologis,GIT, CV, renal, HT;
4. Waktu rawat inap bertambah.
Faktor Resikoterkait Faktor ResikoterkaitYanKes
1. KurangnyaKepatuhan Kebersihan Tangan
Insersi / 2. Pemakaian APD kurang tepat dan benar
3. KurangnyaPerawatan kateter
Maintenance Kateter 4. Respons NaKes yang rendah;
5. Kurangnyaratio perawat-pasien
1. Skill insersi; 6. Kurangnyakesadaran antara NaKes dan pasien

2. Pemilihan lokasi
insersi;
3. Multiple vascular
catheter;
4. Multilumen catheter;
5. Durasi central line;
6. Campuran TPN;
7. Transfusi darah
8. Teknis Sterilisasi
kurang
9. Pemakaian jangka
lama
BUNDLES IAD

INSERSI Perawatan
1. Pemilihan lokasi insersi 1. Observasi setiap hari
Lakukan pengawasan area insersiminimal setiap pergantian
2. Kebersihan tangan tugas
Melakukan kebersihan tangan sebelum, sesudah
2. Kebersihan tangan
melakukan prosedur atau manipulasi kateter
Melakukan kebersihan tangan sebelum, sesudah melakukan
sentral
prosedur atau manipulasi kateter sentral
3. Preparasi kulit 3. Disinfeksi sambungan IV (hub)
Lakukan disinfeksi area insersidengan tehnik Selalu melakukan disinfeksi permukaan sambunan (hub)
aseptic menggunakan antiseptic (alcohol 70 % jika dilakukan manipulasi
atau chlorhexidine 2 %)
4. Pergantian dressing
4. Maksimum APD Jika terlepas, kotor , jika menggunakan dressing transparan
CVC Line : APD lengkap sesuai SOP
IV Line : Sarung tangan bersih 5. Pergantian administrasi set
Sesuai SOP yang ditetapkan
PERIFER LINE ASSOCIATED BLOOD
STREAM INFECTION ( PLABSI)
Pengertian PLABSI
PLABSI adalah infeksi yang
terjadi pada sistem aliran darah,
dimanatidak ada infeksi di daerah
lain,setelah dua hari pemasangan

PeripheralVena Line
1. Kebersihan tangan tidak adekuat saat
insersi
2. Pemasangan kateter dalam kondisi
emergensi
Faktor Risiko 3. Standar prosedure tidak dilaksanakan
PLABSI
4. Pengalaman staf masih kurang
5. Adanya penyakit penyerta
6. Virulensi mikroorganisme
7. Tekniksteril tidak adekuat
8. Penempatan kateter yang lama
VENTILATOR ASSOCIATED INFECTIONS (VAP)
Ventilator Associated Pneumonia (VAP) adalah infeksi pneumonia yang
terjadi pada parenkhim paru dengan pasien yang terpasang ventilasi
mekanik baik pipa endotracheal maupun tracheostomy ≥dua hari kalender
UPAYA BUNDLES VAP
• FAKTOR RESIKO • 3 HAL PENCEGAHAN

• KONDISI PA S IEN ; sakit parah, 1. MENCEGAH ASPIRASI


imunokompromise, usia tua atau
anak, perina, syok sepsis, koma,2. KONTAMINASI DARI TRAKTUS
tindakan operasi besar, perokok DIGESTIFUS KE PERNAFASAN
berat, cedera kepala.
3. KONTAMINASI DARI PERALATAN
• TINDAKAN /TER A PI ; mendapat
sedasi, anesthesi umum, tindakan
tracheostomi, pemakaian ventilator
yang lama, mendapat terapi
imunosupresi, penggunaan
antibiotika spectrum luas.
Post operative
• 1. Teknik aseptic dalam perawatan luka
• Prinsip-prinsip dari asepsis (teknik nontouch) digunakan saat luka sedang diatasi.
• Teknik aseptic digunakan, jika ada luka berlebih kebocoran dan kebutuhan untuk
pembalut perubahan.
2. PenutupaLnuka
 Merawaltukaoperasdi engantehniksterilmenggunakacnairanNaCL
 Kolaborasdiengandokterpenutupalnuka24-48jamjikakondisliukasayatbershi
3. Berikan asupan gizi sesuai kebutuhan
4. Motivasi dan berikan penkes kepada pasien mencegah terjadinya infeksi
KESIMPULAN
• Penggunaan Alat kesehatan meliputi alat intra vaskuler, alat ventilator,
alat urine kateter akan berisiko terjadinya infeksi
• Infeksi dapat dicegah dengan memahami dan melaksanakan penggunaan
alat kesehatan menggunakan “ Bundles “
• Infeksi terkait penggunaan alat meliputi Infeksi saluran kemih (ISK),
Penggunaan ventilator (VAP), penggunaan alat intra vena (IAD) dan Plabsi

Anda mungkin juga menyukai