Anda di halaman 1dari 3

Judul : Raksasa Dari Jogja

Penulis : Dwitasari

Penerbit : Plot Point Publishing (PT Bentang Pustaka)

Tanggal terbit : Nopember 2012

(cetakan kedua)

Jumlah halaman : 270 halaman

Kategori : Novel Remaja

ISBN : 978-602-9481-23-5

Raksasa Dari Jogja (RDJ) merupakan novel pertama Dwitasari,


salah satu mahasiswi Sastra Indonesia FIB UI (Depok, Jawa Barat) yang mulai menyenangi dunia tulis-
menulis sejak ia masih mengenakan seragam putih-merah. Seperti yang tertulis dalam novel RDJ, bagi
Dwitasari menulis adalah salah satu bentuk tindakan nyata, ketika tak lagi ada orang yang menyediakan
sepasang telinga untuk mendengar.

♥♡

Bianca Dominique. Hobi membaca buku. Sangat sabar namun tak percaya ‘cinta’.

Setiap manusia butuh cinta? Butuh jatuh cinta? Lalu, apa salahnya jika tak jatuh cinta? Bukankah jatuh
itu sakit? Manusia akan mati? Menjadi perawan atau perjaka tua? Tak berkeluarga? … (hlm.4)

Bianca memang tak percaya cinta, namun secara diam-diam ia mencari-cari jawaban atas pertanyaan
itu. Memandangi hidup yang diisi oleh kekerasan Papanya kepada Mamanya memang sudah biasa.
Papanya temperamen, Mamanya sangat lemah. Seimbang. Sering melihat mamanya mendapat
perlakuan yang berbanding terbalik dari makna cinta itu yang membuatnya enggan dan takut percaya
cinta.

Letisha Ananda, sahabat yang memiliki kesamaan nasib dengannya dan tempat dimana berbagi
beragam rasa kini membuat ia semakin enggan percaya cinta. Letisha merebut Joshua Prasetia Hutomo,
cinta pertamanya.

Bianca memutuskan untuk meninggalkan Jakarta. Melupakan Letisha dan pengkhianatannya,


melupakan kekerasan Papanya. Ia ingin bahagia. Bianca meneruskan kuliah di universitas swasta terbaik
di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tinggal dirumah Bude Sumiyati dan tentunya bertemu Kevin,
sepupunya. Kevin hampir sempurna, sangat menyayangi Bianca layaknya adik sendiri. Tokoh yang paling
saya suka dalam novel ini adalah Kevin :)

ogja mempertemukan Bianca dengan seorang malaikat pembawa kabar baik. Gabriel namanya.
Pertemuan yang selalu terjadi secara tidak sengaja, secara perlahan dan harus melewati banyak konflik
itu akhirnya membuat Gabriel mempercayakan Bianca sebagai tulang rusuk yang sengaja diciptakan
Tuhan untuknya. Bianca menemukan Gabriel, begitu pun Gabriel menemukan Bianca.

Dua manusia bersatu untuk menyimpan cinta. Seorang aku dan seorang kamu telah menjadi kita.
Meredam egoisme, menyatukan idealisme. Melupakan perbedaan, mengakhiri beban. (hlm.268)

Cerita RDJ dikemas dengan bahasa yang mudah dimengerti, ratusan bahkan ribuan kata-katanya
dirangkai oleh Dwitasari menjadi paragraf yang enak dibaca. Tidak terlalu baku, tidak pula
membosankan. Novel ini cocok untuk orang-orang yang mengelu-elukan Jogja, karena lumayan banyak
tempat yang penulis bahas.

Gambar pada sampul sesuai dengan judul dan isi novelnya. Diilustrasikan seorang wanita (Bianca) yang
bertemu dengan laki-laki berpostur tubuh setinggi rak buku Bianca. Itulah orang yang disebut “monster”
oleh Kevin dan “Mas Jangkung” oleh Vanessa dalam novel ini, laki-laki itulah yang disebut “Raksasa Dari
Jogja”, Gabriel. Ilustari Tugu Jogja mempertegas latar tempat novel ini dan kumpulan warnanya juga
mendukung gambaran remang-remang Jogja di malam hari.
Ada sebagian tulisan dalam novel ini yang diselipkan bahasa Jawa. Sayangnya tidak semua diberitahu
artinya dibawah halaman. Tidak menjadi masalah bagi segelintir orang (termasuk saya) yang mengerti
bahasa tersebut, namun mungkin akan menjadi pertanyaan “ini artinya apa” bagi segelintir orang
juga.Dilihat secara keseluruhan, novel ini bagus dan mengandung banyak pesan. Lancarnya alur cerita
dapat menutupi kekurangan-kekurangan yang ada.Novel ini lebih mengedepankan tentang kehidupan
yang berdasarkan cinta saja.Itulah sebabnya,konflik yang ada hanya mengacu pada masalah sehari-hari
yang bisa saja diselesaikan dengan ringkas,tetapi di buat berbelit-belit

Anda mungkin juga menyukai