BAB I

DEFINISI

Evaluasi reagensia adalah kegiatan meliputi penerimaan, pelabelan,

penyimpanan, distribusi, kontrol kadaluarsa dan pemesanan reagensia sesuai prosedur
yang ditetapkan, memantau semua reagensia agar memberikan hasil yang akurat dan
presisi.
Laboratorium adalah unit yang melakukan pelayanan pemeriksaan specimen
klinik untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk
menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan
kesehatan.
 BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pelaksanaan evaluasi reagensia adalah di Laboratorium

Puskesmas Secang II meliputi :
1. Penerimaan reagensia
2. Pelabelan reagensia
3. Penyimpanan reagensia
4. Distribusi reagensia
5. Kontrol kadaluarsa reagensia
6. Pemesanan reagensia

2
 BAB III
TATA LAKSANA

Tata laksana evaluasi reagensia berdasarkan Permenkes No. 37 Tahun 2012

dan Permenkes No. 43 Tahun 2013.
I. Penerimaan
1. Petugas laboratorium memeriksa daftar reagen yang datang.
2. Memeriksa keadaan pembungkus reagen. Pembungkus reagen dalam keadaan
tersegel, tidak terbuka dan tidak rusak maupun robek.
3. Reagen yang datang diperiksa tanggal kadaluarsa.
II. Pelabelan
1. Petugas laboratorium membuatkan label pada setiap reagen yang tidak ada
labelnya atau reagen yang dibuat sendiri.
2. Petugas laboratorium menuliskan tanggal penerimaan reagen pada label.
3. Petugas laboratorium menuliskan nama reagen pada label.
4. Petugas laboratorium menuliskan tanggal pertama kali dibuka pada label.
5. Petugas laboratorium menuliskan Expired Date pada label.
6. Petugas laboratorium menuliskan konsentrasi reagen pada label.
7. Petugas laboratorium menuliskan jumlah kandungan isi reagen pada label
8. Petugas laboratorium menuliskan tanda bahaya berupa pictogram tanda hitam
pada latar belakang oranye untuk reagen yang berbahaya
9. Petugas laboratorium menuliskan symbol bahaya (E untuk zat yang mudah
meledak, O untuk zat yang mengalami oksidasi dan F untuk zat yang mudah
terbakar) .
10. Petugas laboratorium memastikan label terpasang benar dan tidak mudah
lepas..
III. Penyimpanan Reagensia
1. Petugas laboratorium menerima reagen dari pengelola obat Puskesmas atau
Farmasi Dinas Kesehatan.
2. Petugas laboratorium memperhatikan tanggal kadaluarsa dan suhu
penyimpanan, kemudian menyimpan reagen pada suhu ruangan (reagen kering,
stik, alkohol 70%, cat ZN) suhu dingin (2 – 8 oC) atau harus beku disesuaikan
dengan ketentuan yang tertera pada wadah reagen.
3. Petugas laboratorium menyimpan larutan berwarna dalam botol coklat berwarna
coklat/gelap. kemudian menyimpan dalam lemari supaya tidak kena cahaya
matahari langsung.

3
 4. Petugas laboratorium menyimpan larutan atau reagen yang tidak mengalamai
reaksi fotokimia dalam wadah botol plastik putih.
5. Petugas laboratorium meletakkan bahan-bahan berbahaya di abgian bawah
atau atau di lantai dengan label tanda bahaya.
6. Petugas laboratorium menutup botolreagen selama penyimpanan.
IV. Distribusi Reagensia
1. Petugas laboratrium membuat daftar reagen yang diterima dari pengelola obat
Puskesmas atau Dinas Kesehatan sesuai tanggal penerimaannya.
2. Petugas laboratorium menggunakan kaidah pertama masuk-pertama keluar
(FIFO : First In-First Out) yaitu reagen yang lebih dahulu masuk persedian harus
terlebih dahulu digunakan.
3. Petugas laboratorium menggunakan kaidah masa kadaluarsa pendek dipakai
dulu (FEFO : First Expired-First Out).

 Hal-hal khusus yang harus diperhatikan pada reagensia adalah sebagai berikut :
1. Tutuplah botol waktu penyimpanan.
2. Tidak boleh terkena sinar matahari langsung.
3. Beberapa reagensia ada yang harus disimpan dalam botol berwarna gelap.
4. Beberapa reagensia tidak boleh diletakkan pada tempat yang berdekatan satu
dengan lainnya.
5. Bahan-bahan berbahaya diletakkan di bagian bawah/lantai dengan label tanda
bahaya.

4
 BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi evaluasi reagensia berupa :

1. Kartu stok penggunaan reagensia
2. Ketersediaan reagensia dan kadaluarsa
3. Laporan persediaan lab

Secang, 3 Juli 2017

Kepala Puskesmas Secang II

dr. Isfina Tsani Fiari

NIP. 19780818 200501 2 007