Anda di halaman 1dari 25

TELAAH JURNAL

VAGINAL DELIVERY AFTER CAESAREAN SECTION AND ITS


ASSOCIATED FACTORS IN MIZAN TEPI UNIVERSITY TEACHING
HOSPITAL, SOUTHWEST ETHIOPIA
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu Syarat dalam Menempuh
Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Obgyn
RSUD H. AMRI TAMBUNAN

Pembimbing :

dr. Muhammad Maqbul Maliki Lubis, Sp.OG

Oleh:
Dinda Novita (2108320024)
Muhammad Helmi Azazi (2108320060)
Aditya Achmad Fawwaz (2108320026)
SMF ILMU BAGIAN ILMU OBGYN

RSUD H. AMRI TAMBUNAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
telaah jurnal ini guna memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik Senior di
Bagian SMF Ilmu Obgyn dengan judul “VAGINAL DELIVERY AFTER
CAESAREAN SECTION AND ITS ASSOCIATED FACTORS IN MIZAN
TEPI UNIVERSITY TEACHING HOSPITAL, SOUTHWEST ETHIOPIA”
Telaah jurnal ini bertujuan agar penulis dapat memahami lebih dalam teori-teori
yang diberikan selama menjalani Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Obgyn di
RSUD H. Amri Tambunan dan mengaplikasikannya untuk kepentingan klinis
kepada pasien. Penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. Muhammad
Maqbul Maliki Lubis, Sp.OG yang telah membimbing penulis dalam telaah
jurnal ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa telaah jurnal ini masih memiliki

kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran yang membangun dari

semua pihak yang membaca telaah jurnal ini. Harapan penulis semoga telaah

jurnal ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Medan, 24 Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL1
KATA PENGANTAR2
DAFTAR ISI3
BAB 1 PENDAHULUAN4
1.1 Pendahuluan4

1.2 Abstrak5

BAB 2 DESKRIPSI JURNAL6


2.1 Deskripsi Umum6

2.2 Deskripsi Konten6

BAB 3 TELAAH JURNAL11


3.1 Identifikasi PICO11
3.2 Fokus Penelitian12
3.3 Gaya dan Sistematika Penulisan12
3.4 Judul 12
3.5 Penulis 13
3.6 Literature / Tinjauan Pustaka13
3.7 Hasil dan Analisis Data 13

BAB 4 KESIMPULAN 14

DAFTAR PUSTAKA15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Tingkat operasi caesar telah meningkat selama dekade terakhir, dengan
perkiraan sepertiga wanita melahirkan melalui operasi caesar di seluruh dunia.
Secara khusus, operasi caesar berulang adalah faktor paling umum yang
bertanggung jawab atas peningkatan angka kelahiran caesar secara keseluruhan.
Di Ethiopia, angka persalinan caesar meningkat, yang jauh lebih tinggi dari target
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari tingkat operasi caesar maksimum 15%.
Upaya telah dilakukan untuk mengurangi angka kelahiran Caesar
berulang,
dan percobaan persalinan setelah operasi caesar (TOLAC) telah menjadi metode
yang direkomendasikan karena keberhasilan persalinan pervaginam setelah
operasi caesar (VBAC) terbukti lebih baik. Tingkat keberhasilan VBAC yang
diusulkan telah dilaporkan menjadi 60-80%. Namun, tingkat keberhasilan VBAC
lebih rendah di Afrika termasuk Etiopia. Misalnya VBAC yang berhasil adalah
48% di Nigeria, 48% di Ghana, dan 45,5% di Etiopia, peluang keberhasilan
VBAC ditentukan oleh faktor-faktor seperti riwayat persalinan pervaginam
sebelumnya, dilatasi serviks dan stasiun saat masuk, berat lahir >4 kg, cephalo-
pelvic disproporsi, dan usia ibu. Studi mengungkapkan bahwa riwayat persalinan
pervaginam sebelumnya adalah prediktor terbaik keberhasilan VBAC.
Di Ethiopia, tingkat VBAC adalah 45,5% di Rumah Sakit Utama Attat
Lord
Merry, Ethiopia Selatan. Dilatasi serviks > 3 cm saat masuk, riwayat VBAC yang
sukses di masa lalu, pecahnya ketuban saat masuk, posisi occipito-anterior janin
adalah faktor yang terkait dengan tingkat keberhasilan VBAC.

4
1.2 Abstrak
Latar Belakang
Kelahiran pervaginam setelah operasi caesar cocok untuk sebagian besar
wanita yang  pernah menjalani operasi caesar segmen bawah sebelumnya.
Namun,sedikit yang  diketahui tentang persalinan pervaginam setelah operasi
caesar di Ethiopia.
Tujuan dan Sasaran
Penelitian ini dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan persalinan
pervaginam setelah operasi caesar dan faktor-faktor yang terkait di Rumah Sakit
Pendidikan Universitas Mizan-Tepi, Ethiopia barat daya pada tahun 2020.
Subjek Penelitian dan Metode
Sebuah studi cross-sectional berbasis institusi dilakukan di antara 416 ibu
yang
melahirkan melalui operasi caesar dari 2017 hingga 2019. Data dimasukkan ke
dalam epidata versi 3.1.0 dan dianalisis dengan SPSS versi 21.0. Analisis regresi
logistik multivariabel dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
berhubungan dengan keberhasilan persalinan pervaginam setelah operasi caesar.
Rasio odds kasar dan disesuaikan dengan interval kepercayaan 95% digunakan
untuk menginterpretasikan hasil. AP nilai <0,5% menunjukkan hasil yang
signifikan secara statistik.
Hasil
Dari 416 grafik lengkap yang ditinjau, tingkat keberhasilan persalinan
pervaginam setelah operasi caesar adalah 170 (41%), dengan CI 95% (36,2%,
45,6%). Faktor-faktor yang terkait dengan keberhasilan persalinan pervaginam
setelah operasi caesar adalah: makrosomia sebagai indikasi masa lalu persalinan
operasi caesar: AOR; 0,31, CI 95% (0,15, 0,62); kelahiran vagina yang sukses
sebelumnya setelah operasi caesar: AOR; 2, 95% CI (1,18, 3,70); persalinan
pervaginam spontan yang sukses sebelumnya: AOR; 4, 95% CI (2,05, 7,83);
dilatasi serviks saat masuk: AOR; 2.7, 95% CI (1.47, 4.95), dan durasi persalinan:
AOR; 1,7, CI 95% (1,07, 2,83).
Kesimpulan

5
Tingkat keberhasilan persalinan pervaginam setelah operasi caesar di
daerah
penelitian tergolong rendah. Makrosomia sebagai indikasi operasi caesar
sebelumnya, persalinan pervaginam sebelumnya setelah operasi caesar, riwayat
persalinan pervaginam, dilatasi serviks saat masuk, dan durasi persalinan secara
signifikan terkait dengan tingkat keberhasilan. Penekanan harus ditempatkan pada
faktor-faktor yang mengarah pada kemungkinan keberhasilan persalinan
pervaginam yang lebih tinggi.

6
BAB II

DESKRIPSI JURNAL

2.1 Deskripsi Umum

Judul : Vaginal delivery after caesarean section and its associated


factors in
Mizan Tepi University Teaching Hospital, Southwest Ethiopia

Penulis : Yeabsira Girma, Zerihun Menlkalew, Alemnew Destaw.

Publikasi : CelPress

Penelaah : Dinda Novita

Muhammad Helmi Azazi

Aditya Ahmad Fawwaz

Rafa Nabila

Tanggal Telaah : 24 Maret 2023

2.2 Deskripsi Konten

Pendahuluan

Tingkat operasi caesar telah meningkat selama dekade terakhir, dengan


perkiraan sepertiga wanita melahirkan melalui operasi caesar di seluruh dunia.
Secara khusus, operasi caesar berulang adalah faktor paling umum yang
bertanggung jawab atas peningkatan angka kelahiran caesar secara keseluruhan.

7
Di Ethiopia, angka persalinan caesar meningkat, yang jauh lebih tinggi dari target
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari tingkat operasi caesar maksimum 15%.
Upaya telah dilakukan untuk mengurangi angka kelahiran Caesar
berulang,
dan percobaan persalinan setelah operasi caesar (TOLAC) telah menjadi metode
yang direkomendasikan karena keberhasilan persalinan pervaginam setelah
operasi caesar (VBAC) terbukti lebih baik. Tingkat keberhasilan VBAC yang
diusulkan telah dilaporkan menjadi 60-80%. Namun, tingkat keberhasilan VBAC
lebih rendah di Afrika termasuk Etiopia. Misalnya VBAC yang berhasil adalah
48% di Nigeria, 48% di Ghana, dan 45,5% di Etiopia, peluang keberhasilan
VBAC ditentukan oleh faktor-faktor seperti riwayat persalinan pervaginam
sebelumnya, dilatasi serviks dan stasiun saat masuk, berat lahir >4 kg, cephalo-
pelvic disproporsi, dan usia ibu. Studi mengungkapkan bahwa riwayat persalinan
pervaginam sebelumnya adalah prediktor terbaik keberhasilan VBAC.
Di Ethiopia, tingkat VBAC adalah 45,5% di Rumah Sakit Utama Attat
Lord
Merry, Ethiopia Selatan. Dilatasi serviks > 3 cm saat masuk, riwayat VBAC yang
sukses di masa lalu, pecahnya ketuban saat masuk, posisi occipito-anterior janin
adalah faktor yang terkait dengan tingkat keberhasilan VBAC.

Materials and Methods

Ethical Clearance

Studi ini telah disetujui oleh Addis Ababa Medical and Business College

Department komite tinjauan etik kesehatan masyarakat umum dengan nomor

referensi ERC/00012/2020. Surat izin juga diperoleh dari pengaturan penelitian.

Informed consent diperoleh dari peserta sebelum pengumpulan data. Penelitian

dilakukan sesuai dengan Deklarasi Helsinki yang melibatkan subyek manusia.

8
Patients

Sebuah studi cross-sectional retrospektif berbasis fasilitas dilakukan di

antara ibu yang melahirkan dari 2017 hingga 2019. Studi ini dilakukan di Rumah

Sakit Pendidikan Universitas Mizan-Tepi, Mizan- Aman, barat daya Ethiopia.

Mizan-Aman terletak 569 km dari Addis Ababa, ibu kota Ethiopia. Percobaan

persalinan, operasi caesar, kelahiran pervaginam setelah operasi caesar, dan

evaluasi sedang dilakukan oleh dokter umum, ginekolog, dan ahli bedah darurat.

Penelitian dilakukan mulai 6 Januari hingga 6 Februari 2020. Teknik sampling

acak sistematis diterapkan untuk memilih grafik pasien. Semua grafik dengan satu

persalinan caesar sebelumnya dari 2017 hingga 2019 terdaftar berdasarkan urutan

nomor kartu mereka. Interval pengambilan sampel dihitung dengan membagi total

grafik pasien dengan estimasi ukuran sampel (n¼ 419) yang mengarah ke interval

lompatan (k¼3). Kemudian, setiap 3rdkartu dimasukkan untuk pengumpulan data.

Method

Data sekunder, yang meliputi faktor sosial-demografis ibu (usia), riwayat

reproduksi, pengalaman obstetri sebelumnya, riwayat obstetrik saat ini, dan hasil

akhir ibu dan neonatus, dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner terstruktur

dari grafik medis setelah menelusuri nomor kartu pasien. Data diberi kode dan

dimasukkan ke dalam epidata versi 3.1.0 dan dianalisis dengan software Statistical

Package for Social Science (SPSS) versi 21.0. Tabel frekuensi, grafik, persentase,

rata-rata, dan standar deviasi digunakan untuk meringkas hasil. Analisis regresi

logistik bivariat dan multivariabel dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor

9
yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan VBAC. Uji kesesuaian model

diperiksa menggunakan uji Hosmer–Lemeshow (P¼0,24), dan modelnya cocok.

Multikolinearitas antara variabel independen diperiksa menggunakan faktor inflasi

varians (VIF<2), dan korelasinya dapat diterima. Rasio odds kasar (COR) dan

rasio odds yang disesuaikan (AOR) dengan interval kepercayaan 95% yang sesuai

digunakan untuk menginterpretasikan hasil regresi. Hasil yang signifikan secara

statistik diperoleh dengan p <0,05.

Hasil

● Karakteristik sosial-demografis dan kebidanan peserta

Sebanyak 419 grafik pasien ditinjau, menghasilkan tingkat respons 100%.

Analisis data didasarkan pada 416 informasi lengkap yang dikumpulkan dari

grafik pasien. Dua ratus lima puluh tiga (60,8%) peserta adalah paritas tiga ke

atas. Lima puluh (12%) dari peserta memiliki makrosomia sebagai indikasi masa

lalu operasi caesar. Sembilan puluh empat (22,6%) peserta memiliki riwayat

VBAC sebelumnya yang berhasil, dan seratus tiga belas (27,2%) peserta memiliki

dilatasi serviks lebih dari 3 cm saat masuk pada kehamilan saat ini.

● Prevalensi VBAC yang berhasil di antara peserta studi

Dari 416 wanita yang menjalani persalinan percobaan dari 2017 hingga 2019 di

MTUTH, prevalensi VBAC yang berhasil di antara total peserta adalah 41%

(N¼170), 95% CI (36,2%, 45,6%)

● Analisis bivariat dan multivariat untuk faktor-faktor yang terkait

dengan keberhasilan VBAC

10
Dalam analisis regresi logistik multivariabel, variabel seperti VBAC sebelumnya

yang berhasil, riwayat SVD yang berhasil pada setiap titik waktu, dilatasi serviks,

dan durasi persalinan secara signifikan terkait dengan keberhasilan VBAC,

sedangkan indikasi makrosomia janin masa lalu operasi caesar ditemukan terkait

dengan kegagalan VBAC (Meja 2). Wanita yang indikasi persalinan sesar

sebelumnya karena makrosomia janin sebagai indikasi persalinan sesar

sebelumnya adalah 69% lebih kecil kemungkinannya untuk menjalani VBAC

yang berhasil dibandingkan wanita yang indikasi sebelumnya untuk persalinan CS

bukan karena makrosomia janin: AOR; 0,31, CI 95% (0,15, 0,62). Wanita yang

sebelumnya pernah melakukan VBAC yang berhasil dua kali lebih mungkin untuk

memiliki VBAC yang berhasil dibandingkan mereka yang tidak pernah

melakukan VBAC sebelumnya.

11
DISKUSI

Penelitian ini dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan VBAC dan

faktor-faktor terkait di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Mizan-Tepi. Data

lengkap ditinjau dari grafik di antara wanita yang melahirkan di Rumah Sakit

Pendidikan Universitas Mizan-Tepi antara 2017 dan 2019. Studi ini menemukan

bahwa prevalensi VBAC yang berhasil di antara peserta studi adalah 170 (41%),

CI 95% (36,2%, 45,6). %). Makrosomia janin sebagai indikasi persalinan sesar

sebelumnya, VBAC yang sukses sebelumnya, riwayat persalinan pervaginam

spontan kapan saja, dilatasi serviks saat masuk, dan durasi persalinan secara

signifikan terkait dengan tingkat keberhasilan VBAC. Dari total 416 grafik yang

lengkap, prevalensi VBAC yang berhasil di antara peserta penelitian adalah 170

(41%), 95% CI (36,2%, 45,6%). Temuan ini konsisten dengan penelitian serupa

yang dilakukan sebelumnya di Ethiopia dan negara lain, yang melaporkan bahwa

tingkat keberhasilan VBAC adalah 44,5% di Rumah Sakit Utama Attat Lord

Merry, Zona Gurage, dan Ethiopia Selatan pada tahun 2018, dan 41,5% di

Bahrain pada tahun 2017. Namun, tingkat keberhasilan VBAC saat ini lebih

rendah dari yang dilaporkan dalam penelitian yang dilakukan di Addis Ababa

pada tahun 2013, yang menunjukkan tingkat keberhasilan VBAC sebesar 49%.

12
Tingkat keberhasilan 63,3% dilaporkan dalam penelitian yang dilakukan di

Rumah Sakit Rujukan Felegehiwot, Ethiopia Barat Laut, pada tahun 2015, 50%

dilaporkan di Nigeria pada tahun 2014, 51,5% dilaporkan di Thailand pada tahun

2018, 72% dilaporkan dalam penelitian yang dilakukan di Mesir pada tahun 2014,

dan 84,9% dilaporkan di Taiwan pada tahun 2017. Di sisi lain, angka yang

dilaporkan dalam penelitian ini lebih tinggi daripada yang dilaporkan dalam

penelitian yang dilakukan di Pakistan yang melaporkan bahwa prevalensi

keberhasilan VBAC hanya 34%. Perbedaannya mungkin karena perbedaan

pengaturan rumah sakit atau protokol untuk percobaan persalinan setelah operasi

caesar di berbagai negara, yang tentu saja dapat bervariasi tergantung pada

fasilitas yang dimiliki rumah sakit tersebut. Misalnya, tempat di mana penelitian

ini dilakukan entah bagaimana kurang lengkap dibandingkan tempat lain di mana

tersedia fasilitas persalinan dan melahirkan yang canggih. Hal ini dapat

mempengaruhi dokter untuk memilih operasi caesar elektif. persalinan seksio

untuk wanita yang pernah melahirkan dengan operasi caesar sebelumnya karena

takut detak jantung janin tidak stabil dan komplikasi lain yang akan membuat

kesehatan ibu dan anak lebih berisiko. Ini mungkin menjelaskan

ketidakkonsistenan yang diamati antara studi serupa tersebut. Perbedaan dalam

karakteristik populasi dan perbedaan waktu antar studi juga dapat menjelaskan

kesenjangan yang teramati antara studi saat ini dan studi lain yang dibandingkan

di sini. Berkenaan dengan faktor-faktor yang terkait dengan tingkat keberhasilan

VBAC, penelitian ini menemukan bahwa wanita yang sebelumnya memiliki

indikasi persalinan caesar dengan makrosomia janin cenderung tidak berhasil

13
menjalani VBAC: AOR; 0,31, 95%. Hal ini konsisten dengan tinjauan sistematis

yang melaporkan bahwa berat lahir >4000 g mengurangi kemungkinan

keberhasilan VBAC (AOR; 0,56; 95% CI: 0,50–0,64). Oleh karena itu, calon

percobaan persalinan setelah operasi caesar harus dievaluasi berat badan lahir

sebelumnya untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilan VBAC. Riwayat

VBAC sebelumnya juga secara signifikan terkait dengan tingkat keberhasilan

VBAC dalam penelitian ini: AOR; 2, CI 95%. Temuan serupa dilaporkan oleh

penelitian sebelumnya yang dilakukan pada periode waktu dan tempat yang

berbeda. Sebagai contoh, sebuah penelitian yang dilakukan di Attat Lord Merry

Primary Hospital, Gurage Zone, dan South Ethiopia mengungkapkan bahwa

wanita dengan riwayat VBAC sebelumnya lebih mungkin untuk menjalani VBAC

yang sukses daripada mereka yang tidak memiliki riwayat persalinan pervaginam

setelah operasi caesar. Di Cina, VBAC yang berhasil paling tinggi (96,4%) di

antara wanita dengan riwayat persalinan pervaginam. Oleh karena itu, dokter

kandungan harus mendorong wanita dengan riwayat persalinan pervaginam

sebelumnya ke TOLAC. Pada wanita dengan riwayat persalinan pervaginam

spontan yang sukses pada setiap titik waktu memiliki kemungkinan VBAC yang

lebih sukses daripada rekan mereka: AOR; 4, 95% CI. Temuan ini sejalan dengan

penelitian seserupa lainnya yang dilakukan di Thailand pada tahun 2017 yang

melaporkan bahwa riwayat persalinan pervaginam sebelumnya secara signifikan

terkait dengan tingkat keberhasilan VBAC: AOR; 3.17, 95%. Dilatasi serviks saat

masuk dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan keberhasilan VBAC

dibandingkan dengan tidak ada dilatasi serviks. Temuan serupa dilaporkan bahwa

14
dukungan bahwa wanita dengan dilatasi serviks saat masuk lebih mungkin

mengalami VBAC yang sukses daripada wanita tanpa dilatasi serviks di Ethiopia.

Di Mesir, temuan serupa dilaporkan. Durasi persalinan juga ditemukan memiliki

hubungan yang signifikan dengan tingkat keberhasilan VBAC dalam penelitian

ini. Wanita yang proses persalinannya kurang dari 20 jam lebih mungkin untuk

mengalami VBAC yang berhasil daripada wanita yang durasi persalinannya lebih

dari 20 jam CI 95%. Hal ini sesuai dengan temuan penelitian lain yang

melaporkan bahwa durasi fase aktif persalinan secara signifikan berhubungan

dengan tingkat keberhasilan VBAC. Kekuatan dan keterbatasan:Metode

pengambilan sampel yang representatif digunakan dan memungkinkan untuk

menggeneralisasi temuan ke pengaturan serupa di Ethiopia. Karena sumber data

sekunder (bagan pasien) digunakan, beberapa variabel demografis dan klinis yang

penting mungkin tidak dimasukkan dalam analisis. Ini mungkin memengaruhi

asosiasi variabel yang hilang tersebut dengan variabel dependen (tingkat

keberhasilan VBAC). Sifat cross-sectional dari desain penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini juga membuat sulit untuk mengetahui asosiasi waktu.

15
BAB III

TELAAH JURNAL

3.1 Identifikasi PICO

1. Patient

Sebanyak 416 ibu yang melahirkan melalui operasi caesar mulai tahun 2017

hingga 2019, tidak memiliki riwayat miomektomi sebelumnya, kehamilan

tunggal, dan tidak ada kontraindikasi lain untuk percobaan persalinan

dimasukkan dalam penelitian ini.

2. Intervention

Sebuah studi cross-sectional berbasis institusi dilakukan di antara 416 ibu

yang melahirkan melalui operasi caesar dari 2017 hingga 2019. Data

dimasukkan ke dalam epidata versi 3.1.0 dan dianalisis dengan SPSS versi

21.0. Analisis regresi logistik multivariabel dilakukan untuk mengidentifikasi

faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan persalinan

pervaginam setelah operasi caesar. Rasio odds kasar dan disesuaikan dengan

interval kepercayaan 95% digunakan untuk menginterpretasikan hasil. AP

nilai <0,5% menunjukkan hasil yang signifikan secara statistik.

3. Comparison

Tidak ada dilakukan perbandingan dalam penelitian ini.

4. Outcome

Tingkat keberhasilan VBAC di antara peserta studi di wilayah penelitian

masih tergolong rendah. Makrosomia janin, riwayat VBAC sebelumnya,

16
riwayat persalinan pervaginam spontan, dilatasi serviks saat masuk, dan

durasi persalinan secara signifikan terkait dengan keberhasilan dari VBAC.

3.2 Fokus Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan persalinan

pervaginam setelah operasi caesar dan faktor-faktor yang terkait di Rumah

Sakit Pendidikan Universitas Mizan-Tepi, Ethiopia barat daya pada tahun

2020.

3.3 Gaya dan Sistemika Penulisan

Sistematika Penulisan dalam jurnal ini menggunakan sistem

vancouver. Komponen jurnal ini terdiri dari abstrak, pendahuluan, metode,

hasil, diskusi, kesimpulan. Tata bahasa yang digunakan dalam penulisan

sistematis, sesuai dengan kaidah bahasa.

3.4 Judul

“Vaginal Delivery After Caesarean Section and its Associated Factors in

Mizan Tepi University Teaching Hospital, Southwest Ethiopia”

3.5 Penulis

Yeabsira Girma, Zerihun Menlkalew, Alemnew Destaw

3.6 Abstrak

Kelahiran pervaginam setelah operasi caesar dapat dilakukan pada sebagian

besar wanita yang pernah menjalani operasi caesar sebelumnya. Namun,

sedikit yang mengetahui tentang persalinan pervaginam setelah operasi

caesar di Ethiopia. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menilai

tingkat keberhasilan persalinan pervaginam setelah operasi caesar dan

17
faktor-faktor yang terkait di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Mizan-

Tepi, Ethiopia barat daya pada tahun 2020.

Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional berbasis institusi dilakukan

di antara 416 ibu yang melahirkan melalui operasi caesar dari 2017 hingga

2019. Data dimasukkan ke dalam epidata versi 3.1.0 dan dianalisis dengan

SPSS versi 21.0. Analisis regresi logistik multivariabel dilakukan untuk

mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan

persalinan pervaginam setelah operasi caesar. Rasio odds kasar dan

disesuaikan dengan interval kepercayaan 95% digunakan untuk

menginterpretasikan hasil. APnilai <0,05 menunjukkan hasil yang signifikan

secara statistik.

Dari 416 grafik lengkap yang ditinjau, tingkat keberhasilan persalinan

pervaginam setelah operasi caesar adalah 170 (41%), dengan CI 95%

(36,2%, 45,6%). Faktor-faktor yang terkait dengan keberhasilan persalinan

pervaginam setelah operasi caesar adalah: makrosomia sebagai indikasi

masa lalu persalinan operasi caesar: AOR; 0,31, CI 95% (0,15, 0,62);

kelahiran pervaginam yang sukses sebelumnya setelah operasi caesar: AOR;

2, CI 95% (1,18, 3,70); persalinan pervaginam spontan yang sukses

sebelumnya: AOR; 4, 95% CI (2,05, 7,83); dilatasi serviks saat masuk: AOR;

2.7, 95% CI (1.47, 4.95), dan durasi persalinan: AOR; 1,7, CI 95% (1,07,

2,83). Tingkat keberhasilan persalinan pervaginam setelah operasi caesar di

daerah penelitian tergolong rendah.

18
Makrosomia sebagai indikasi operasi caesar sebelumnya, persalinan

pervaginam sebelumnya setelah operasi caesar, riwayat persalinan

pervaginam, dilatasi serviks saat masuk, dan durasi persalinan secara

signifikan terkait dengan tingkat keberhasilan. Penekanan harus

ditempatkan pada faktor-faktor yang mengarah pada kemungkinan

keberhasilan persalinan pervaginam yang lebih tinggi.

3.7 Tujuan

Tujuan dari tinjauan sistematis ini untuk menilai tingkat keberhasilan

persalinan pervaginam setelah operasi caesar dan faktor-faktor yang terkait

di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Mizan-Tepi, Ethiopia barat daya

pada tahun 2020.

3.8 Tinjauan Pustaka

Terdapat sebanyak 25 literatur yang digunakan sebagai literatur penelitian.

Penulisan tinjauan pustaka tersusun jelas dan rapi dengan menggunakan

metode penulisan vancouver.

3.9 Hasil dan Analisa Data

Hasil dan analisis data di dalam jurnal ditampilkan dan dijelaskan

dengan baik mengenai tingkat keberhasilan persalinan pervaginam setelah

operasi caesar dan faktor-faktor yang terkait di Rumah Sakit Pendidikan

Universitas Mizan-Tepi, Ethiopia barat daya pada tahun 2020.

3.10 Diskusi

19
Penelitian ini dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan VBAC dan

faktor-faktor terkait di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Mizan-Tepi.

Data lengkap ditinjau dari grafik di antara wanita yang melahirkan di

Rumah Sakit Pendidikan Universitas Mizan-Tepi antara 2017 dan 2019.

Studi ini menemukan bahwa prevalensi VBAC yang berhasil di antara

peserta studi adalah 170 (41%), CI 95% (36,2%, 45,6). %). Makrosomia

janin sebagai indikasi persalinan sesar sebelumnya, VBAC yang sukses

sebelumnya, riwayat persalinan pervaginam spontan kapan saja, dilatasi

serviks saat masuk, dan durasi persalinan secara signifikan terkait dengan

tingkat keberhasilan VBAC. Dari total 416 grafik yang lengkap, prevalensi

VBAC yang berhasil di antara peserta penelitian adalah 170 (41%), 95% CI

(36,2%, 45,6%).

Temuan ini konsisten dengan penelitian serupa yang dilakukan sebelumnya

di Ethiopia dan negara lain, yang melaporkan bahwa tingkat keberhasilan

VBAC adalah 44,5% di Rumah Sakit Utama Attat Lord Merry, Zona

Gurage, dan Ethiopia Selatan pada tahun 2018, dan 41,5% di Bahrain pada

tahun 2017. Namun, tingkat keberhasilan VBAC saat ini lebih rendah dari

yang dilaporkan dalam penelitian yang dilakukan di Addis Ababa pada

tahun 2013, yang menunjukkan tingkat keberhasilan VBAC sebesar 49%.

Tingkat keberhasilan 63,3% dilaporkan dalam penelitian yang dilakukan di

Rumah Sakit Rujukan Felegehiwot, Ethiopia Barat Laut, pada tahun 2015,

50% dilaporkan di Nigeria pada tahun 2014, 51,5% dilaporkan di Thailand

20
pada tahun 2018, 72% dilaporkan dalam penelitian yang dilakukan di Mesir

pada tahun 2014, dan 84,9% dilaporkan di Taiwan pada tahun 2017.

Di sisi lain, angka yang dilaporkan dalam penelitian ini lebih tinggi daripada

yang dilaporkan dalam penelitian yang dilakukan di Pakistan yang

melaporkan bahwa prevalensi keberhasilan VBAC hanya 34%.

Perbedaannya mungkin karena perbedaan pengaturan rumah sakit atau

protokol untuk percobaan persalinan setelah operasi caesar di berbagai

negara, yang tentu saja dapat bervariasi tergantung pada fasilitas yang

dimiliki rumah sakit tersebut. Misalnya, tempat di mana penelitian ini

dilakukan entah bagaimana kurang lengkap dibandingkan tempat lain di

mana tersedia fasilitas persalinan dan melahirkan yang canggih. Hal ini

dapat mempengaruhi dokter untuk memilih operasi caesar elektif.

persalinan seksio untuk wanita yang pernah melahirkan dengan operasi

caesar sebelumnya karena takut detak jantung janin tidak stabil dan

komplikasi lain yang akan membuat kesehatan ibu dan anak lebih berisiko.

Ini mungkin menjelaskan ketidakkonsistenan yang diamati antara studi

serupa tersebut.

Perbedaan dalam karakteristik populasi dan perbedaan waktu antar studi

juga dapat menjelaskan kesenjangan yang teramati antara studi saat ini dan

studi lain yang dibandingkan di sini. Berkenaan dengan faktor-faktor yang

terkait dengan tingkat keberhasilan VBAC, penelitian ini menemukan

bahwa wanita yang sebelumnya memiliki indikasi persalinan caesar dengan

makrosomia janin cenderung tidak berhasil menjalani VBAC: AOR; 0,31,

21
95%. Hal ini konsisten dengan tinjauan sistematis yang melaporkan bahwa

berat lahir >4000 g mengurangi kemungkinan keberhasilan VBAC (AOR;

0,56; 95% CI: 0,50–0,64). Oleh karena itu, calon percobaan persalinan

setelah operasi caesar harus dievaluasi berat badan lahir sebelumnya untuk

meningkatkan kemungkinan keberhasilan VBAC.

Riwayat VBAC sebelumnya juga secara signifikan terkait dengan tingkat

keberhasilan VBAC dalam penelitian ini: AOR; 2, CI 95%. Temuan serupa

dilaporkan oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan pada periode waktu

dan tempat yang berbeda. Sebagai contoh, sebuah penelitian yang dilakukan

di Attat Lord Merry Primary Hospital, Gurage Zone, dan South Ethiopia

mengungkapkan bahwa wanita dengan riwayat VBAC sebelumnya lebih

mungkin untuk menjalani VBAC yang sukses daripada mereka yang tidak

memiliki riwayat persalinan pervaginam setelah operasi caesar.

Di Cina, VBAC yang berhasil paling tinggi (96,4%) di antara wanita dengan

riwayat persalinan pervaginam. Oleh karena itu, dokter kandungan harus

mendorong wanita dengan riwayat persalinan pervaginam sebelumnya ke

TOLAC. Pada wanita dengan riwayat persalinan pervaginam spontan yang

sukses pada setiap titik waktu memiliki kemungkinan VBAC yang lebih

sukses daripada rekan mereka: AOR; 4, 95% CI. Temuan ini sejalan dengan

penelitian seserupa lainnya yang dilakukan di Thailand pada tahun 2017

yang melaporkan bahwa riwayat persalinan pervaginam sebelumnya secara

signifikan terkait dengan tingkat keberhasilan VBAC: AOR; 3.17, 95%.

22
Dilatasi serviks saat masuk dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan

keberhasilan VBAC dibandingkan dengan tidak ada dilatasi serviks.

Temuan serupa dilaporkan bahwa dukungan bahwa wanita dengan dilatasi

serviks saat masuk lebih mungkin mengalami VBAC yang sukses daripada

wanita tanpa dilatasi serviks di Ethiopia. Di Mesir, temuan serupa

dilaporkan. Durasi persalinan juga ditemukan memiliki hubungan yang

signifikan dengan tingkat keberhasilan VBAC dalam penelitian ini. Wanita

yang proses persalinannya kurang dari 20 jam lebih mungkin untuk

mengalami VBAC yang berhasil daripada wanita yang durasi persalinannya

lebih dari 20 jam CI 95%.

Hal ini sesuai dengan temuan penelitian lain yang melaporkan bahwa durasi

fase aktif persalinan secara signifikan berhubungan dengan tingkat

keberhasilan VBAC. Kekuatan dan keterbatasan:Metode pengambilan

sampel yang representatif digunakan dan memungkinkan untuk

menggeneralisasi temuan ke pengaturan serupa di Ethiopia. Karena sumber

data sekunder (bagan pasien) digunakan, beberapa variabel demografis dan

klinis yang penting mungkin tidak dimasukkan dalam analisis. Ini mungkin

memengaruhi asosiasi variabel yang hilang tersebut dengan variabel

dependen (tingkat keberhasilan VBAC). Sifat cross-sectional dari desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini juga membuat sulit untuk

mengetahui asosiasi waktu.

23
BAB IV

KESIMPULAN

24
Berbagai penelitian telah melaporkan hasil dan kesimpulan yang

bertentangan tentang keandalan Typhidot-M. Beberapa telah menyimpulkan

bahwa Typhidot-M adalah tes yang sensitif dan dapat diandalkan untuk diagnosis

demam tifoid, sementara yang lain mempertanyakan nilainya. Dalam penelitian

ini, Typhidot-M memiliki sensitivitas, spesifisitas, PPV, dan NPV yang lebih baik

dibandingkan dengan uji Widal. Berbagai penelitian lain telah melaporkan hasil

yang serupa. Karena banyak kekurangannya, uji Widal telah dihentikan dari

penggunaan klinis di negara maju. Ini terus digunakan secara luas di negara-

negara berkembang, namun hal yang sama harus dicegah. Penelitian lebih lanjut

diperlukan sebelum tes cepat yang lebih andal dapat ditemukan untuk diagnosis

dini demam tifoid.

Kekurangan pada penelitian ini adalah hasil kultur darah dalam penelitian

ini mungkin dipengaruhi oleh pengobatan antibiotik sebelumnya. Namun, batasan

ini tidak unik untuk penelitian ini dan pengamatan serupa telah dilakukan oleh

penulis dalam penelitian literatur sebelumnya. Sebenarnya ini adalah salah satu

kelemahan dari kultur darah sebagai tes diagnostik untuk demam tifoid seperti

yang telah dibahas sebelumnya. Typhidot-M adalah tes sensitif untuk deteksi dini

demam tifoid. Namun, karena spesifisitasnya rendah, hasilnya positif harus

ditafsirkan dalam korelasi dengan gambaran klinis dan diagnosis lain yang

mungkin. Kami menyarankan penelitian lebih lanjut sebelum rekomendasi dapat

dibuat. Penguatan langkah-langkah kesehatan masyarakat untuk mengurangi

beban penyakit tentunya merupakan langkah maju bagi negara-negara

berkembang.

25

Anda mungkin juga menyukai