Anda di halaman 1dari 21

Telaah Jurnal

A Study On Management Of Premature Rupture Of Membranes

Oleh :
Hana Sulistia, S.Ked
NIM : 71 2021 065

Pembimbing Klinik :
dr. Ratih Pratiwi, Sp. OG

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2022
HALAMAN PENGESAHAN

TELAAH JURNAL

Judul:

A Study On Management Of Premature Rupture Of Membranes

Oleh :
Hana Sulistia, S.Ked
NIM : 71 2021 065

Telah dilaksanakan pada bulan Juli 2022 sebagai salah satu syarat dalam
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di SMF/ Departemen Obstetri dan
Ginekologi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

Palembang, Juli2022
Dokter Pendidik Klinik

dr. Ratih Pratiwi, Sp.OG


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T atas segala rahmat dan
karunia-Nya serta shalawat teriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad S.AW. sehingga penulis dapat menyelesaikan telaah jurnal yang berjudul
“A Study On Management Of Premature Of Membranes” sebagai syarat mengikuti
Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Departemen Obstetri dan Ginekologi Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang. Dalam membuat telaah jurnal ni, penulis menyadari
bahwa tugas ini jauh dari kata sempurna. Dalam penyelesaian tugas ini, penulis banyak
mendapat bantuan, bimbingan dan saran, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada:
1. dr. Ratih Pratiwi, Sp.OG, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam menyelesaikan
laporan kasus.
2. Rekan-rekan dokter muda yang telah membantu dalam usaha memperoleh data
yang saya butuhkan.
Akhir kata, semoga Allah S.W.T memberikan balasan atas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu dan semoga laporan kasus ini bermanfaat bagi kita dan
perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran.

Palembang, Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………. ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………. 5
BAB II TELAAH JURNAL……………………………………………………… 16
BAB III SIMPULAN………………………………………..…………………….. 20
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...…. 21
BAB I
PENDAHULUAN

I. Informasi Jurnal

• Penulis : Arnab Mondal, Sanhita Kanoogo

• Judul : A Study On Management Of Premature Of


Membranes
• Penerbit/Tahun : International Journal of Reproduction,
Contraception, Obstetrics and Gynecology
(2018)
• Institusi : Department of Obstetrics and Gynecology,
KPC Medical College and Hospital,
Kolkata, West Bengal, India

II. Gambaran Umum


a. Latar Belakang
Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah yang menantang bagi
dokter kandungan. Selama tiga dekade terakhir telah mengambil dimensi
baru karena identifikasi faktor risiko klinis dan peningkatan hasil
fetomaternal karena manajemen yang lebih baik (penggunaan
kortikosteroid antenatal, peningkatan tokolisis, ketersediaan agen
antibakteri yang lebih aman, cara persalinan yang lebih aman dan
perawatan neonatal yang lebih baik). Ketika ketuban pecah sebelum
persalinan, itu dikenal sebagai ketuban pecah dini (KPD). Ketika KPD
terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu, disebut sebagai ketuban pecah
dini preterm atau preterm premature rupture of membrane.

5
Pada sebagian besar kasus KPD mendekati aterm, persalinan dimulai
dalam 24 jam (85-90%), tetapi pada 10-15% kasus, persalinan mungkin
tertunda. Bila ketuban tetap pecah selama lebih dari 24 jam (ketuban pecah
berkepanjangan) komplikasi fetomaternal cukup besar.
Periode laten (interval waktu antara pecahnya ketuban dan permulaan
persalinan) berbanding terbalik dengan usia kehamilan dan berbanding
lurus dengan kejadian infeksi. Sebagian besar masalah KPD terkait dengan
infeksi dan juga karena imaturitas gestasional. Oleh karena itu penelitian
ini diarahkan pada manajemen persalinan yang optimal dalam kasus KPD,
dan intervensi operatif, jika perlu.

b. Metode Penelitian
Studi kasus kontrol cross-sectional ini dilakukan di Departemen
Obstetri dan Ginekologi, KPC Medical College and Hospital, Kolkata,
selama 1 tahun (10 September 2013 - 9 September 2014). Persetujuan dari
komite etika institusional dan persetujuan dari kasus dan kontrol yang
termasuk dalam penelitian diambil sebelum melakukan penelitian.
Kelompok studi terdiri dari 100 kasus dengan KPD dengan durasi
periode kehamilan lebih dari 28 minggu. Kelompok kontrol terdiri dari 100
pasien yang mengalami ruptur ketuban setelah timbulnya nyeri persalinan
sebenarnya dengan durasi masa kehamilan lebih dari 28 minggu. Di kedua
kelompok, baik kasus yang dipesan dan yang tidak dipesan itu telah
termasuk. Diagnosis KPD dilakukan dari anamnesis, pemeriksaan klinis
dan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan meliputi inspeksi menggunakan spekulum vagina
posterior sim. Pemeriksaan aseptik pervagina digital dilakukan untuk
menyingkirkan kemungkinan prolaps tali pusat atau anggota badan janin
dan untuk menilai dilatasi dan penipisan serviks.
Para pasien dipantau secara menyeluruh secara berkala selama fase
laten untuk kondisi ibu dan janin. Kehamilan prematur dibiarkan berlanjut
hingga awal aterm kecuali bila ada prolaps tali pusat atau anggota badan
janin, gawat janin, persalinan aktif, dan korioamnionitis. Jika nyeri
persalinan masih belum dimulai, induksi persalinan dilakukan. Kehamilan
aterm diinduksi dalam waktu 12-24 jam jika nyeri persalinan tidak dimulai
pada saat itu. Kondisi ibu dan janin serta kemajuan persalinan diamati dan
dicatat secara rinci. Persalinan diinduksi atau ditambah jika diperlukan.
Lower segment caesarean section (LSCS), forsep rendah atau operasi
ventouse dilakukan jika diperlukan.
Analisis statistik
Semua data dicatat pada spreadsheet Excel dan analisis statistik
dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square.

c. Hasil
Periode laten dihitung dari saat ketuban pecah sampai timbulnya nyeri
persalinan sebenarnya. Di antara 100 kasus studi, periode laten dihitung
dalam 67 kasus. Dalam 13 kasus, L.S.C.S. dilakukan sebelum permulaan
persalinan.
Indikasi L.S.C.S. dalam kasus ini sebelumnya dua kali L.S.C.S. (1
kasus), post Caesarean Section (C.S.) dengan presentasi sungsang (1
kasus), transversal lie (2 kasus), post C.S. dengan Intra Uterine Growth
Retardation (IUGR) (1 kasus), presentasi sungsang (3 kasus) dan gawat
janin (5 kasus). Pada 20 kasus lain, infus oksitosin diberikan untuk
menginduksi persalinan. Jadi, 33 kasus ini dikeluarkan selama perhitungan
periode laten.
Tabel 1: Perhitungan periode laten pada 67 kasus KPD.
Periode laten Jumlah kasus Persentase
< 8 jam 28 41,8
8-12 jam 20 29,9
12-24 jam 13 19,4
> 24 jam 6 9
Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah maksimum pasien dengan KPD
(91%) memulai persalinan dalam waktu 24 jam setelah ketuban pecah.

Tabel 2. Periode laten pada primigravida dan multigravida dengan


KPD
Periode Laten Primigravida Multigravida
< 24 jam 8 (66,6 %) 53 (96,4%)
> 24 jam 4 (33,4%) 2 (3,6%)
Terlihat dari Tabel 2 bahwa mayoritas pasien dengan KPD, baik primi
maupun multigravida, memiliki periode laten <24 jam.

Tabel 3. Hubungan periode gestasional dengan periode laten dalam


kasus KPD
Periode Gestasional Periode laten < 24 Periode laten > 24
jam jam
< 37 minggu 1 (25%) 3 (75%)
> 37 minggu 60 (95,2%) 3 (4,8%)
Terlihat dari Tabel 3 bahwa dengan bertambahnya usia kehamilan
maka onset persalinan semakin cepat. Uji Chi Square yang dilakukan pada
Tabel 3 menunjukkan bahwa untuk diperoleh nilai Chi-Square (22,63) dan
df 1, nilai p < 0,05. Jadi, fakta bahwa permulaan persalinan lebih cepat
dengan bertambahnya usia kehamilan secara statistik signifikan.

Tabel 4. Cara Persalinan Dari Kelompok Studi Dibandingkan Dengan


Seri Kontrol.
Persalinan pervaginam Persalinan operatif
termasuk persalinan (forceps + L.S.C.S.)
sungsang dengan
bantuan (Non-operatif)
Studi 71 29 (14+15)
Kontrol 90 10 (6+4)

Tampak dari Tabel 4 bahwa ada peningkatan tingkat gangguan operasi


pada kasus KPD (29%) dibandingkan dengan kontrol (10%). Uji Chi
Square yang dilakukan pada Tabel V menunjukkan bahwa untuk diperoleh
nilai Chi Square (11,5) dan df 1, nilai p < 0,05. Jadi, peningkatan persalinan
operatif dalam kasus KPD dibandingkan dengan kelompok kontrol
ditemukan signifikan secara statistik. Di sini, 8 L.S.C.S. dilakukan pada
primigravida dan 5 L.S.C.S. pada pasien multigravida dengan KPD,
sebelum onset persalinan. 2 wanita lagi dari kelompok KPD membutuhkan
L.S.C.S. selama persalinan 1 primi dan 1 multigravida.

Tabel 5. Penggunaan Oksitosin dalam Studi Kasus dan Kontrol


Oksitosin digunakan Oksitosin tidak
untuk induksi dan digunakan
augmentasi
persalinan
Studi 56 (20 induksi + 36 31
augmentasi)
Kontrol 11 (5 induksi + 6 89
augmentasi)

Dari Tabel 5, kami menemukan bahwa penggunaan oksitosin untuk


menginduksi dan meningkatkan persalinan lebih banyak pada kasus KPD
daripada seri kontrol. Uji Chi Square yang dilakukan pada Tabel VI
menunjukkan bahwa untuk diperoleh nilai Chi Square (57,64) dan df 1
didapatkan nilai p < 0,05. Jadi, peningkatan penggunaan oksitosin untuk
induksi dan augmentasi persalinan pada kasus KPD dibandingkan dengan
kelompok kontrol ditemukan sangat signifikan secara statistik. Dari 56
pasien KPD yang menggunakan oksitosin, 48 melahirkan secara
pervaginam dan 8 dengan LSCS Dari 11 kontrol yang menggunakan
oksitosin, 8 melahirkan secara pervaginam dan 3 dengan LSCS

Tabel 6. Durasi kala satu persalinan dalam studi kasus dan kelompok
kontrol.
Durasi kala I <12 Durasi kala I >12
jam jam
Studi 67 (77%) (6 primi+61 20 (23%) (11
multi) primi+9 multi)
Kontrol 67 (67%) (2 primi+65 33 (33%) (15
multi) primi+18 multi)

Tampak dari Tabel 6 bahwa durasi persalinan kala 1 dipersingkat


dengan KPD. Uji Chi Square yang dilakukan pada Tabel IV menunjukkan
bahwa untuk diperoleh nilai Chi Square (2,3) dan df 1, nilai p >0,05. Jadi,
pemendekan durasi kala 1 persalinan dengan KPD dibandingkan dengan
kontrol tidak signifikan secara statistik.

Tabel 7. Insiden gawat janin intrapartum di seri studi dan kontrol.


Gawat Janin Bukan Gawat
Intrapartum Janin
Studi 7 93
Kontrol 4 96

Tabel 7 menunjukkan bahwa gawat janin intrapartum (dimanifestasikan


oleh bradikardia janin, cairan berisi mekonium, dll.) tampak lebih banyak
pada kasus KPD dibandingkan pada kelompok kontrol. Uji Chi Square
yang dilakukan pada Tabel 7 menunjukkan bahwa untuk diperoleh nilai
Chi Square (0,87) dan df 1 diperoleh nilai p >0,05. Maka, terjadi
peningkatan pada gawat janin intrapartum pada kasus KPD dibandingkan
dengan kontrol tidak signifikan secara statistik.

Tabel 8. Insiden prolaps tali pusat dalam penelitian dan kelompok


control
Prolaps Tali Pusat Tidak Ada
Prolaps Tali Pusat
Studi 2 98
Kontrol 0 100

Tabel 8 menunjukkan hanya 2 kasus prolaps tali pusat pada kelompok studi
dan tidak ada kasus seperti itu pada kelompok kontrol. Uji Chi Square yang
dilakukan pada Tabel VIII menunjukkan bahwa untuk diperoleh nilai Chi
Square (2,02) dan df 1 diperoleh nilai p >0,05. Jadi, perbedaan terjadinya
prolaps tali pusat antara studi dan kelompok kontrol tidak signifikan secara
statistik.

d. Diskusi
1. Periode Laten
Dalam penelitian ini, sebagian besar kasus KPD mengalami persalinan
spontan (67%). Ini sesuai dengan temuan Lebherz TB dkk-61%, Sacks
dkk-52,7%, Conway DI-79%, Raut MD dkk-82,4% dan Cammu H
dkk-80-90%. Studi ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien
dengan KPD memiliki periode laten.

2. Periode Laten dan Status Gravida pada KPD


Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien KPD, baik
primi maupun multigravida dalam periode pelaten.
3. Periode Laten dan Usia Kehamilan
Diamati bahwa periode laten berbanding terbalik dengan usia
kehamilan ketika KPD telah terjadi (signifikan secara statistik).
Temuan ini konsisten dengan Donnelly JF (1957), yang melaporkan
fase laten yang lebih lama dengan usia kehamilan yang lebih pendek
(Tabel 3).

4. Cara Persalinan pada Kasus KPD


Dalam penelitian ini, pada kelompok KPD, persalinan pervaginam
tercatat pada 71% kasus (Tabel 4). Sanyal MK, dkk melaporkan 87%
persalinan pervaginam pada kasus KPD.8 Dalam penelitian ini,
persalinan forsep dilakukan pada 14% kasus KPD dan 7% kontrol
(kebanyakan pada gawat janin pada persalinan kala dua, tidak
turunnya bagian presentasi dan/atau gawat ibu pada kala dua
persalinan, atau persalinan kedua yang berkepanjangan. tahap
persalinan). Tingkat operasi caesar yang dilaporkan oleh penulis yang
berbeda pada pasien KPD adalah sebagai berikut: Schreiber J et al-
24%, Spinnato JA-15,4%, Egan et al-8% pada primigravida, 2% pada
multigravida, Sanyal et al-3,5%, Chua S dkk-14,9-19.1%, Shalev E
dkk-4,7-6,7%, Ladfors L dkk-2-4%, Hannah ME dkk-9,6-10,9%. 8-
15Seksio sesarea dilakukan pada 15% kasus KPD dalam seri ini, yang
hampir konsisten dengan temuan Spinnato JA, Chua S et al dan
Hannah ME et al. Dalam penelitian ini, insiden seksio sesaria di antara
kasus KPD adalah 1,5 kali lebih tinggi pada primigravida
dibandingkan multigravida, yang menguatkan temuan Egan et al
(angka seksi 4 kali lebih tinggi pada primigravida). Insiden akan
mendekati yang dilaporkan 4 kali lebih tinggi pada primigravida, tetapi
hanya 1,5 kali di sini karena post persalinan sesar dengan komplikasi
obstetrik merupakan indikasi yang lebih umum dari seksio sesarea
pada kasus KPD multigravida dalam penelitian ini.
5. Penggunaan Oksitosin Dalam Kasus PROM
Dalam kedua kasus PROM dan kontrol di mana persalinan diinduksi
atau ditambah dengan oksitosin, operasi caesar diperlukan dalam
beberapa kasus untuk gawat janin atau tidak ada kemajuan persalinan
(Tabel 5). Kebutuhan infus oksitosin untuk induksi dan augmentasi
persalinan ditemukan secara signifikan lebih banyak pada kasus KPD
daripada kontrol dalam penelitian ini. Alasannya adalah, jika
persalinan tidak dimulai dalam waktu 12 jam setelah ketuban pecah,
kemungkinan infeksi yang menyebabkan morbiditas ibu dan bayi akan
lebih tinggi. Jadi, infus oksitosin banyak digunakan untuk menangani
kasus KPD tersebut. Kelanjutan infus oksitosin tergantung pada
kemajuan persalinan, sebagian besar hingga 12 jam.

6. Durasi Persalinan Kala I


Penelitian ini menunjukkan bahwa pemendekan durasi persalinan kala
1 dengan KPD dibandingkan dengan kontrol tidak signifikan secara
statistik (tabel 6). Sebuah studi oleh Calkins LA menunjukkan bahwa
durasi persalinan kala 1 dipersingkat dengan PROM. Konsep
tradisional tentang peran kantong selaput yang bertindak sebagai
dilator serviks masih diperdebatkan. Faktanya, Theobald GW
menunjukkan bahwa "selaput adalah kewajiban daripada aset"
selama persalinan. Pemendekan yang jelas dari durasi kala 1
persalinan pada kasus KPD mungkin disebabkan oleh dilatasi tekanan
langsung serviks oleh bagian presentasi.

7. Gawat Janin Intrapartum


Insiden gawat janin yang lebih tinggi pada kasus KPD dibandingkan
dengan kontrol tidak signifikan secara statistik, menurut penelitian ini
(Tabel 7). Insiden yang lebih tinggi mungkin karena drainase cairan
yang mengarah ke pengurangan ukuran gravid uterus menyebabkan
pengurangan sirkulasi uteroplasenta, prematuritas, infeksi, induksi dan
augmentasi dengan oksitosin.

8. Prolaps Tali Pusat


Bagian presentasi yang kurang pas karena malpresentasi, malposisi,
dan bagian presentasi yang tidak berkontraksi mungkin menjadi alasan
prolaps tali pusat pada KPD (Tabel 8). Prolaps tali pusat tersembunyi
adalah kemungkinan yang berbeda. Hasil penelitian ini tidak
signifikan secara statistik, tetapi jumlah studi kasus yang lebih tinggi
penting untuk menyimpulkan hubungan prolaps tali pusat dengan
KPD. Studi yang dilakukan oleh Russel et al, Sacks et al dan Gunn et
al melaporkan insiden prolaps tali pusat secara keseluruhan pada 0,3-
0,5% kasus dan 2-4% kasus KPD. Penelitian ini di mana 2% prolaps
tali pusat terdeteksi pada kasus KPD konsisten dengan kejadian yang
dilaporkan oleh penulis di atas.

e. Kesimpulan
• Sebagian besar kasus KPD memulai persalinan dalam waktu 24 jam
setelah ketuban pecah dan awitan persalinan lebih cepat dengan
bertambahnya usia kehamilan.
• Induksi dan augmentasi persalinan dengan tetesan oksitosin lambat
lebih sering dibutuhkan selama kehamilan dan persalinan masing-
masing pada kasus KPD.
• Sebagian besar kasus KPD melahirkan pervaginam, tetapi intervensi
operatif lebih sering diperlukan pada kasus KPD, jika dibandingkan
dengan kontrol.
Setelah KPD terjadi, kontroversi terletak mengenai apakah bayi harus
dilahirkan pada usia kehamilan tertentu atau tidak. Kekhawatirannya
adalah, tidak melahirkan bayi membuat janin berisiko terkena infeksi.
Bergantian, melahirkan bayi meningkatkan risiko prematuritas dan
komplikasinya. Identifikasi yang cermat dari komplikasi yang ada atau
yang akan datang, dan individualisasi manajemen berdasarkan usia
kehamilan dan adanya atau kemungkinan komplikasi ini saat ini memegang
harapan terbaik untuk mengoptimalkan hasil fetomaternal dalam kasus
KPD.
BAB II
TELAAH JURNAL

Telaah jurnal merupakan bagian dari kedokteran berbasis bukti (evidence-


based medicine) yang diartikan sebagai suatu proses evaluasi secara cermat dan
sistematis suatu artikel penelitian untuk menentukan reabilitas, validitas, dan
kegunaannya dalam praktik klinis. Komponen utama yang dinilai dalam critical
appraisal adalah validity, importancy, applicability. Tingkat kepercayaan hasil suatu
penelitian sangat bergantung dari desain penelitian dimana uji klinis menempati urutan
tertinggi.
Telaah kritis meliputi semua komponen dari suatu penelitian dimulai dari
komponen pendahuluan, metodologi, hasil, dan diskusi. Masing-masing komponen
memiliki kepentingan yang sama besarnya dalam menentukan apakah hasil penelitian
tersebut layak atau tidak digunakan sebagai referensi.

I. Telaah Kelengkapan Jurnal


• Judul Jurnal : Ada
• Pengarang dan Institusi : Ada
• Abstrak : Ada
• Pendahuluan : Ada
• Metode : Ada
• Hasil : Ada
• Pembahasan : Ada
• Kesimpulan : Ada
• Saran : Tidak Ada
• Daftar Pustaka : Vancouver
• Lampiran : Tidak Ada
II. Penilaian PICO VIA (Population, Intervention, Comparison, Outcome,
Validity, Importancy, Applicability)
1. Population
Populasi penelitian terdapat 2 kelompok, kelompok studi dan kelompok
kontrol. Kelompok studi terdiri dari 100 kasus dengan KPD dengan durasi
periode kehamilan lebih dari 28 minggu lengkap. Kelompok kontrol terdiri
dari 100 pasien yang mengalami ruptur ketuban setelah timbulnya nyeri
persalinan sejati dengan durasi masa kehamilan lebih dari 28 minggu.

2. Intervention
Pada penelitian ini, intervensi tidak dilakukan.

3. Comparison
Penelitian ini membandingkan cara persalinan, penggunanaan
oksitosin, durasi persalinan kala I, insiden gawat janin intrapartum, dan
insiden prolaps tali pusat pada kelompok studi maupun kelompok kontrol.

4. Outcome
Penelitian ini untuk mengamati pasien selama persalinan dan
membandingkan periode laten, durasi persalinan kala I, cara persalinan dan
penggunaan oksitosin dan hasilnya pada kasus KPD dengan kontrol.
Penelitian ini dilakukan dengan keyakinan bahwa data ini akan membantu
dalam pengelolaan kasus KPD yang lebih baik di masa depan.

5. Validity
• Research question
a) Is the data collected in accordance with the purpose of the research?
Jawab :
Ya. Data yang diambil sesuai dengan tujuan penelitian.
b) Are the inclusion and exclusion criteria in this research clearly
defined?
Jawab:
Untuk kriteria inklusi tidak dijelaskan secara mendetail, untuk kriteria
ekslusi tidak disebutkan.

• Randomization
Was the randomization list concealed from patients, clinicians, and
researchers?
Jawab : Tidak. Pada penelitian ini pasien, peneliti maupun tenaga
kesehatan mengetahui kelompok perlakuan yang telah ditentukan.

6. Importancy
Is this study is important?
Jawab :
Ya, dengan identifikasi yang cermat dari komplikasi yang ada atau yang
akan datang, dan individualisasi manajemen berdasarkan usia kehamilan
dan adanya atau kemungkinan komplikasi ini saat ini memegang harapan
terbaik untuk mengoptimalkan hasil fetomaternal dalam kasus KPD.

7. Applicability
Is your environment so different from the one in study that the methods
could not be use there?
Telaah Applicability
1. Apakah PICO jurnal diperoleh sesuai pertanyaan klinis? Ya
2. Apakah pasien Anda cukup mirip dengan pasien Ya
penelitian?
3. Apakah intervensi dalam penelitian dapat diterapkan Tidak
untuk manajemen pasien di lingkungan Anda?
4. Apakah outcome penelitian ini penting bagi pasien Tidak
Anda?
5. Apakah manfaat lebih besar dibanding potensi Tidak
merugikan pasien Anda?
6. Apakah hasil penelitian ini dapat diintegrasikan dengan Tidak
nilai-nilai serta harapan pasien Anda?
BAB III
SIMPULAN

Berdasarkan telaah jurnal yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa jurnal
ini valid, penting, namun tidak dapat diterapkan sehingga jurnal ini tidak dapat
digunakan sebagai referensi.
DAFTAR PUSTAKA

Mondal, A., & Kanoongo, S. (2018). Original Research Article A study on


management of premature rupture of membranes. International Journal of
Reproduction, Contraception, Obstetrics and Gynecology, 7(3), 855–859.

Anda mungkin juga menyukai