Anda di halaman 1dari 11

JOURNAL READING

“FIRST STAGE OF LABOR”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Bidan

Stase Persalinan Fisiologis

Dosen Pembimbing Klinik: Mega Ulfah, SST., M.Keb

Disusun oleh:

Safira Medina Putri

210070500111047

PROGRAM STUDI PROFESI PENDIDIKAN BIDAN

JURUSAN KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

ANGKATAN XI

TAHUN 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................2

JURNAL UTAMA...............................................................................................3

JURNAL PEMBANDING 1................................................................................5

JURNAL PEMBANDING 2................................................................................7

PERBANDINGAN JURNAL..............................................................................9

KESIMPULAN.................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................11
JURNAL UTAMA

Judul : Is Zhang the New Friedman: How Should We Evaluate the


First Stage of Labor?

Penulis : Aaron B. Caughe

Penerbit : Elsevier

Tahun : 2020

Pada tahun 2017, tingkat operasi caesar di AS sebesar 32% atau


sekitar 1,2 juta wanita. ada beberapa sebab penyebab angka sesar
meningkat, diantaranya perubahan demografi, preferensi ibu dan lingkungan.
Sebagian besar indikasi dilakukannya sesar karena kegagalan kemajuan di
kala 1 yang disebabkan kurang tepatnya diagnosis dan menyebabkan
penghentian kala 1 fase aktif. Penelitian ini memberikan gambaran mengenai
karakteristik dan definisi kala 1 persalinan, distosia persalinan dan
penghentian persalinan pada fase aktif.

Pada sebuah studi kohort (1954), Dr. Emmanuel Friedman


mempelajari mengenai proses persalinan. Studi ini seharusnya masih
memerlukan studi tambahan, dikarenakan populasi dari studi Friedman masih
relative sedikit, yaitu 500 wanita. Menurut Friedman, kala 1 persalinan dibagi
menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif.

Namun studi awal Friedman dijadikan standar kerja tenaga medis


yang menyebabkan peningkatan intervensi tanpa ada manfaat yang jelas.
Intervensi tersebut salah satunya ialah tindakan sesar. Durasi fase laten
relative lambat, namun ketika sudah memasuki fase aktif, pembukaan akan
berkembang cepat. Umumnya, 1 cm per jam pada nulipara dan sedikit lebih
cepat pada multipara. Apabila tidak ada kemajuan fase aktif selama 2 jam,
maka diputuskan untuk penghentikan persalinan dengan melakukan
persalinan sesar.

Pada tahun 1990-an, Albers et al. menemukan bahwa progress


persalinan lebih lambat daripada yang dijelaskan pada teori Friedman. Selain
itu, studi Zhang, et al. menemukan bahwa perubahan serviks rata-rata tidak
melebihi 1 cm setiap jamnya sampai dilatasi 5 cm dan bentuk kurva Zhang
memiliki titik belok yang kurang jelas serta titik dilatasi maksimal tampaknya
tidak terjadi sampai dilatasi serviks 6 cm. Zhang menemukan bahwa
kemajuan perslainan dari pembukaan 4 ke 5 cm ialah selama 6,4 jam dan
pembukaan 5 ke 6 cm selama 3,2 jam.

Kurva Friedman asli memiliki bentuk sigmoidal klasik dimana pada


fase laten cukup dangkal dan kemiringan persalinan pada fase aktif jauh lebih
curam. Sedangkan pada kurva Zhang tidak memiliki titik belok yang jelas dan
tampaknya semakin curam pada kala satu persalinan, akhirnya mencapai
kemiringan maksimum pada dilatasi sekitar 6 cm. Standar manajemen
persalinan menggunakan pembukaan 6 cm sebagai permulaan fase aktif.

Teori Zhang telah direkomendasikan dan berdampak pada tingkat


sesar di AS. Angka sesar AS menurun dari 32,9% sampai 32% selama 5
tahun terakhir. Pentingnya studi prospektif dilakukan untuk menentukan
pengelolaan persalinan yang baik. Rekomendasi dari ACOD dan SMFM
mengenai persalinan kala 1 ialah menggunakan dilatasi 6 cm sebagai ganti
dilatasi 4 cm untuk menentukan fase aktif persalinan. Rekomendasi juga
mencakup diagnosis penghentian fase aktif.
JURNAL PEMBANDING 1

Judul : Manajemen Intervensi Fase Laten ke Fase Aktif pada


Kemajuan Persalinan

Penulis : Dini Kurniawan

Penerbit : NURSCOPE: Jurnal Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah

Tahun : 2017

Persalinan merupakan proses pengeluaran janin dan plasenta yang


ditandai dengan adanya kontraksi uterus yang membantu dilatasi secara
progresif. Pada kala 1 persalinan, terdiri dari fase laten dan fase aktif dengan
masing-masing fase memiliki durasi yang berbeda. Durasi fase laten
berlangsung sekitar 8-10 jam (primipara) dan 6-8 jam (multipara). Fase ini
dimulai saat ada kontraksi teratur dan pembukaan 0-3 cm. sedangkan durasi
fase aktif ialah sekitar 6 jam. Fase ini ditandai dengan pembukaan 4-10 cm.
fase aktif ialah fase yang melelahkan bagi ibu menjelang persalinan. Factor
yang memperngaruhi lamanya kala 1 fase laten, ialah kondisi serviks,
kontraksi palsu dan penggunaan analgesic/anastesi. Pemanjangan fase laten
bisa menentukan keadaan abnormal persalinan. Intervensi pada fase laten
baik diberikan untuk mencegah resiko akibat dari pemanjangan fase laten.
Durasi yang lama pada fase laten membuat tenaga medis melakukan
intervensi yang tidak diperlukan, seperti pemberian oksitosin untuk
meningkatkan kontraksi uterus, amniotomy dan melakukan tindakan SC.
Hasil penelitan menunjukan bahwa ibu pada fase laten lebih banyak
mendapatkan tindakan induksi oksitosin, amniotomy dan keputusan SC
dibandingkan pada fase aktif.
Induksi persalinan dapat mempercepat durasi kala I pada persalinan.
Dalam penelitian Angelini (2011) didapatkan kegagalan induksi oksitosin
(30%) dan tetap dalam fase laten selama 12 jam, 40% melahirkan secara
normal dan 60% SC. Selanjutnya, amniotomi ialah intervensi yang sering
dilakukan dalam obstetric, yang memiliki indikasi untuk kemajuan fase laten,
adanya denyut jantung janin yang beresiko atau tidak adekuat, gerakan janin
berkurang dan ibu dengan hypertensi. Hasil penelitian Fraser (1993),
amniotomy pada fase laten akan mempercepat 136 menit durasi kala I .
Namun Bricker and Luckas (2009) menyatakan tidak ada perbedaan
pemberian tindkan amniotomy dalam kemajuan persalinan. Amniotomy dapat
mengurangi kejadian SC. Tindakan ini beresiko terjadi prolaps tali pusat,
infeksi maternal/neonatus, penurunan DJJ, perdarahan dan kemungkinan
cedera janin. SC adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding perut dan dinding uterus, yang dilakukan apabila proses
induksi gagal atau kala I memanjang serta adanya indikasi.

Ketiga intervensi tersebut mempunyai dampak negatif dan positif.


Penentuan intervensi pada fase ini dapat dilakukan dengan menggunakan
algoritme fase laten. Hal yang dievaluasi pada algoritma meliputi sifat dari
persalinan sebelumnya dan kemungkinan persalinan saat ini dan perubahan
serviks diukur melalui pemeriksaan dalam. Langkah algoritme ini dimulai saat
klien berada di rumah, pemberian informasi mengenai keadaan janin dan
kemajuan persalinan, dan kriteria kriteria persalinan normal dan bantuan
sampai dengan langkah untuk menentukan klien di bawa ke rumah sakit.
Dengan algortime ini, maka setiap tindakan yang diberikan kepada pasien
berdasarkan alasan klinis dan keadaan klien, bukan karena tindakan ini
adalah tindakan rutin yang selalu dilakukan pada klien.
JURNAL PEMBANDING 2

Judul : Assessing First-Stage Labor Progression and its Relationship


to Complications

Penulis : Emily F. Hamilton, MD; Philip A. Warrick, PhD; Kathleen


Collins, RN; Samuel Smith, MD; Thomas J. Garite, MD

Penerbit : AMERICAN JOURNAL OF OBSTETICS AND GYNECOLOGY

Tahun : 2015

Kurva persalinan baru telah menantang teori tentang pola umum


pembukaan dan penurunan dalam persalinan. Rentang waktu dilatasi yang
lama tidak dapat dihindari. Teknik statistik yang lebih baru dapat
meningkatkan presisi dengan memasukkan beberapa faktor yang
berhubungan langsung dengan kemajuan persalinan. Pada setiap
pemeriksaan, perhitungan disesuaikan dengan kondisi ibu bersalin dan
menghasilkan penilaian kuantitatif yang dinyatakan dalam persentil. Persentil
rendah menunjukkan perkembangan persalinan yang berpotensi bermasalah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai hubungan antara kemajuan
persalinan kala satu dan komplikasi terkait persalinan dengan menggunakan
2 metode penilaian yang berbeda. Metode pertama berdasarkan tidak
adanya kemajuan dilatasi serviks. Sedangkan metode kedua berdasarkan
rangking persentil dari dilatasi atau penurunan.

Kami memasukkan 4703 kasus presentasi kepala, aterm, kelahiran


tunggal dengan pemantauan janin di 2 rumah sakit rujukan pada tahun 2012
dan 2013. Kami menilai data untuk jenis persalinan, semua pemeriksaan
pembukaan dan penurunan, status bayi baru lahir, pemantauan janin dan gas
darah tali pusat. Kelompok komplikasi terkait persalinan berjumlah 272
wanita dengan persalinan sesar untuk penghentian kala 1 persalinan, 558
dengan persalinan sesar karena masalah pada denyut jantung janin, 178
dengan perdarahan obstetrik, dan 237 dengan neonatal depression,
sedangkan 3004 wanita masuk ke dalam kelompok kelahiran spontan
pervaginam.

Panjangnya penghentian durasi pada dilatasi ≥6 cm menunjukkan


kondisi buruk pada persalinan sesar (area di bawah kurva, 0,55e0,65; P
<0,01) dan tidak ada hubungan yang signifikan dengan perdarahan atau
depresi neonatus. Persentil dilatasi dan penurunan menunjukkan perbedaan
hasil terkait persalinan sesar (area di bawah kurva, 0,78-0,93; P <0,01) dan
perbedaan relative rendah pada hasil klinis perdarahan dan depresi neonatus
(area di bawah kurva, 0,58e0. 61; P < .01). Gambar menunjukkan kurva ROC
untuk persalinan SC dari gangguan kemajuan persalinan dengan kelahiran
vagina spontan pada wanita nulipara

Durasi penghentian persalinan pada dilatasi ≥6 cm menunjukkan


sedikit atau tidak ada perbedaan pada salah satu komplikasi. Sebagai
perbandingan, peringkat persentil yang didasarkan pada model multifaktorial
adaptif menunjukkan perbedaan yang lebih tinggi pada intervensi persalinan
sesar. Model multifaktorial adaptif menyajikan metode yang berbeda untuk
menilai kemajuan persalinan. Dibanding kriteria “berhasil/gagal” yang hanya
berlaku untuk dilatasi pada persalinan yang terlambat, kriteria ini
menghasilkan peringkat persentil, menilai 2 proses penting untuk kelahiran
pervaginam (pelebaran dan penurunan), dan dapat diterapkan dari dilatasi 3
cm dan seterusnya. Mengingat keterbatasan penilaian kemajuan persalinan
hanya berdasarkan perjalanan waktu dan karena pengambilan keputusan
untuk persalinan sesar untuk masalah persalinan, jenis analisis matematis
yang dijelaskan dalam artikel ini adalah langkah logis dan menjanjikan untuk
membantu standarisasi penilaian tenaga kerja.
PERBANDINGAN JURNAL

A. Persamaan

Persamaan Jurnal Utama dan Pembanding

Topik Kemajuan persalinan pada Kala


1 fase laten dan fase aktif

B. Perbedaan

Perbedaan Jurnal Utama dan Pembanding


Tujuan  Jurnal utama: membandingkan
teori Friedman dan Zhang
mengenai kemajuan persalinan
kala 1
 Jurnal pembanding 1: mengkaji
kemajuan persalinan terhadap
manajemen intervensi pada kala 1
fase aktif dan laten
 Jurnal pembanding 2: menilai
hubungan antara kemajuan
persalinan kala satu dan
komplikasi persalinan
KESIMPULAN

Pada Jurnal Reading kali ini membahas mengenai kemajuan kala 1


fase laten dan fase aktif. Tenaga kesehatan harus bisa mendiagnosis
kemajuan kala 1 dengan benar. Diagnosis yang tidak tepat dapat
menyebabkan pemberian intervensi yang salah pula. Salah satu intervensi
yang salah ialah memutuskan untuk melakukan persalinan sesar.
DAFTAR PUSTAKA

Caughey, A.B., 2020, March. Is Zhang the new Friedman: How should we
evaluate the first stage of labor?. In Seminars in perinatology (Vol. 44,
No. 2, p. 151215). WB Saunders.

Hamilton, E.F., Warrick, P.A., Collins, K., Smith, S. and Garite, T.J., 2016.
Assessing first-stage labor progression and its relationship to
complications. American journal of obstetrics and gynecology, 214(3),
pp.358-e1.

Kurniawati, D., 2017. Manajemen intervensi fase laten ke fase aktif pada
kemajuan persalinan. Nurscope, 3(1), pp.27-34.

Anda mungkin juga menyukai