Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH MANAJEMEN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA


PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR

“Evidence Based Bebas Memilih Posisi Mengejan pada Proses Persalinan Kala II”

Dosen Pengampu  :  Ibu Willa Folona, SST,M.Kes

Dibuat oleh : 
Tatin Setia Ningrum
NIM : P3.73.24.1.22.140
Kelas 7A Alih Jenjang

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN DAN PROFESI
TAHUN AJARAN 2022/2023
Tugas : “Mencari 1 topik evidence based yang ada di persalinan kala 2, kemudian analisis
menggunakan 5 jurnal terbaru (5 tahun terakhir) dan 2 peraturan yang masih berlaku.
Tugas dibuat dalam bentuk file word minimal 3 halaman”

Kelahiran merupakan keajaiban Tuhan yang terjadi  setiap hari. Bagi tenaga kesehatan
profesional khususnya Bidan,kelahiran merupakan pelajaran yang tak pernah selesai dipelajari,
karena memiliki karakterisasi yang bervariasi dan terus berubah . Pemilihan fasilitas dan tenaga
professional dilakukan oleh ibu dan keluarga dengan harapan ibu dan anak lahir sehat dan
selamat. Pelayanan di fasilitas kesehatan petugas melakukan intervensi terhadap semua kasus –
juga pada kondisi normal, sehingga  pada banyak kasus konsep persalinan normal terganggu.
Berdasarkan pengalaman dan Evidence Based, intervensi yang tidak perlu ternyata
membahayakan perempuan dan bayinya. Untuk itu Bidan sebagai provider diharapakan dapat
kembali kepada Konsep Fisiologis Persalinan Normal.

Posisi pada proses meneran atau mengejan biasanya ditentukan oleh penolong persalinan agar
memudahkan penolong untuk memimpin jalannya persalinan. Tetapi kita kembali kepada insting
seorang ibu dan model praktik kebidanan yang kita berikan yaitu ‘Women Center Care” ada titik
kenyamanan dari posisi ibu saat akan “push” atau mengejan yang “nyambung” dengan bayi nya.
Dan sebagai bidan atau provider yang baik dapat memfasilitasi dan menawarkan hal tersebut
kepada ibu. Semua itu sesuai dengan konsep kebidanan yaitu membuat perempuan merasa
nyaman selama persalinan. Memfasilitasi perempuan melahirkan dengan posisi sesuai dengan
keinginannya. Meyakini kepala janin dapat menyesuaikan diri dengan pelvic. Membuat
keputusan klinis yang tepat bila terjadi kelainan yang umum dan tidak berbahaya. Meyakini
kehadiran keluarga dan teman membawa manfaat pada proses persalinan. Mendampingi
perempuan dalam persalinan membutuhkan kesabaran dan kerja keras.

Pilihan posisi Posisi Ibu selain berbaring telentang dapat Berdiri, Jongkok, Duduk, Dalam Air,
Supine – Lateral, sesuai kenyamanan Ibu dan meneran sesuai dengan keinginannya.
Jurnal 1 : Pengaruh Posisi Jongkok pada Kala II Persalinan : Evidance Based Case Report

Penilis : Yuniah, Yuyun and Indrayani, Diyan (2022) 

https://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jks/article/view/823/426

Menurut Jurnal ini Posisi persalinan merupakan hal penting yang dapat meningkatkan
kenyamanan dan mempercepat persalinan. Posisi melahirkan dapat membantu bayi bergerak
melalui panggul, dan beberapa posisi dapat meningkatkan diameter panggul. Posisi yang diambil
untuk diterapkan pada ibu adalah posisi jongkok.
Manfaat : Posisi jongkok merupakan salah satu alternatif posisi persalinan yang berguna untuk
memperpendek lama kala II persalinan. Posisi jongkok dikategorikan sebagai posisi tegak yang
sesuai dengan arah gravitasi sehingga membantu mendorong bagian terbawah janin sendiri,
memperbesar diameter panggul sehingga membantu rotasi janin dan ibu. bebas bergerak dan
mengontrol berat badannya sehingga ibu merasa nyaman. Bidan memiliki peran penting dalam
memberikan dukungan dan memfasilitasi ibu dalam memilih posisi persalinan yang nyaman dan
tepat sehingga dapat mempersingkat lama persalinan.
Tujuan dibuatnya jurnal berbasis bukti dalam bentuk laporan kasus adalah Untuk mengetahui
pengaruh posisi jongkok kala II persalinan pada primipara di UPT Puskesmas Padasuka.
Setelah itu di Penulis kemudian menkomparasi dengan artikel tentang perbandingan posisi
persalinan melalui Google Scholar, Pubmed dan Cochrane Library dengan kata kunci strategi
pencarian posisi lahir atau posisi jongkok dan lama kala II persalinan. Ditemukan satu artikel
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dan telah disaring terlebih dahulu, kemudian
dianalisis secara kritis. Setelah tinjauan kritis dinyatakan bahwa itu penting dan dapat diterapkan
pada pasien. Pada Evidence Based Case Report (EBCR) hal ini dilakukan oleh ibu primipara
pada persalinan kala II dengan posisi jongkok dan didapatkan hasil bahwa pada kasus ini durasi
kala II persalinan adalah 13 menit, dengan demikian posisi jongkok posisi pada kala II persalinan
secara efektif dapat mempercepat persalinan dan menjadid pilihan atau opsi yang dapat
ditawarkan kepada ibu pada proses persalinan kala II. Ketika Ibu mau mencoba dan bersedia
melakukan posisi tersebut maka bidan sebagai provider akan memfasilitasi sesuai kenyamanan
ibu.
Jurnal 2 : Efektifitas Posisi Persalinan Setengah Duduk dan Miring Kiri terhadap Lama
Persalinan Kala II
Penulis : Rismahara Lubis
Penelitian dilakukan di klinik bidan helen tarigan tahun 2020

Jenis penelitian ini adalah pra-eksperimental dengan desain one shot case study/post-test only
design. dan pengambilan sampel secara purposive sampling, sampelnya adalah ibu hamil
trimester III yang akan melahirkan berjumlah 22 orang.
Hasil dan Pembahasan : Berdasarkan hasil uji independent t-test diperoleh nilai (0,01) < (0,05)
artinya posisi semi fowler dan posisi berbaring miring ke kiri pada ibu bersalin terbukti nyata
mempercepat persalinan. Terutama pada proses mengejan dan lamanya kala II persalinan. Rata-
rata lama persalinan kala II pada posisi semi fowler adalah 33,63 menit dan rata-rata lama
persalinan kala II pada posisi berbaring miring ke kiri adalah 26,44 menit. Dengan demikian,
lama persalinan kala II pada posisi berbaring miring ke kiri lebih cepat dibandingkan dengan
posisi semi fowler dengan selisih waktu 7,19 menit.
Kesimpulan: dari jurnal penelitian tersebut kita dapat melihat kesimpulan yang diambil oleh
penulis yaitu bahwa posisi persalinan semi fowler dan posisi berbaring miring ke kiri efektif
terhadap lama persalinan kala II. Diharapkan setiap bidan merekomendasikan penggunaan posisi
berbaring di sebelah kiri persalinan untuk mempercepat persalinan kala II.
Dengan variasi posisi miring ke kiri dan juga dapat di kombinasikan dengan posisi semi fowler
maka ibu dapat berganti posisi sambal bidan evaluasi seberapa kemajuan persalinan yang terjadi,
sehingga ibu akan menemukan posisi yang “nyambung” dan “connect” dengan janinnya, janin
semakin mudah untuk lahir dan lama persalinan kala II dapat berlangsung lebih cepat dan lancar.

Jurnal 3 : “Effect of Maternal birth Positions on Duration of Second Stage of Labor”


Pengaruh dari posisi ibu melahirkan pada durasi waktu kala II persalinan
Jenis Penelitian systematic review dan Meta-Analysis
Yang diterbitkan di kanal BMC Pregnancy Childbirth pada tahun 2019
Ditulis oleh : Marta Berta, Helena Lindgren, Kyllike Christensson, Sollomon Mekonnen, Mulat
Adefris
Latar Belakang: Melahirkan dalam posisi tegak diyakini bermanfaat bagi ibu dan bayi karena
beberapa alasan fisiologis. Posisi tegak membantu rahim berkontraksi lebih kuat dan efisien, bayi
mendapatkan posisi yang lebih baik dan dengan demikian dapat melewati panggul lebih cepat.
Posisi tegak dan lateral memungkinkan fleksibilitas di panggul dan memfasilitasi perpanjangan
outlet.
Penulis disini sebelum menerapkan perubahan posisi persalinan di klinik mereka, mereka perlu
meninjau bukti yang tersedia dan konteks yang valid terkait dengan durasi kala dua persalinan
dan posisi melahirkan. Oleh karena itu tinjauan ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh posisi
sakrum fleksibel ibu melahirkan terhadap lama kala II persalinan.
Metode Penelitian yang digunakan adalah : Analisis kualitatif dan kuantitatif.
Penelitian ini mencari artikel menggunakan Basis Data Bibliografi: Medline/PUBMED,
SCOPUS, Google Scholar dan Google. Semua desain penelitian dipertimbangkan saat
menyelidiki dampak posisi persalinan sakrum fleksibel ibu dalam kaitannya dengan durasi kala
dua persalinan. Studi termasuk ibu bersalin dengan persalinan normal dan melahirkan. Sebanyak
1985 wanita dilibatkan dalam studi yang ditinjau.
Hasil :
Telah teridentifikasi 1680 kutipan potensial, di mana 8 artikel menilai efek posisi ibu saat
melahirkan pada pengurangan durasi kala dua persalinan. Dua penelitian dikeluarkan karena
laporan yang tidak lengkap untuk analisis meta. Hasilnya menyarankan pengurangan durasi kala
dua persalinan di antara wanita dalam posisi melahirkan sakrum fleksibel, dengan durasi rata-
rata 3,2-34,8. Perbedaan rata-rata tertimbang yang dikumpulkan dengan model efek acak adalah
21,118 (CI: 11,839-30,396) menit, dengan heterogenitas signifikan yang sama antara penelitian
(I2 = 96,8%, p < 000).
Kesimpulan: Durasi kala dua berkurang pada kasus posisi melahirkan sakrum fleksibel.
Meskipun pengurangan durasi bervariasi di seluruh studi dengan heterogenitas yang cukup besar,
wanita yang bersalin harus didorong untuk memilih posisi melahirkan yang nyaman. Peneliti
yang bertujuan untuk membandingkan posisi melahirkan yang berbeda harus
mempertimbangkan desain studi yang memungkinkan wanita untuk memilih posisi melahirkan.
Jurnal 4 : Éffect of Music Therapy Combined with Free Positions Delivery on Labor Pain and
Birth Outcomes”

Efek terapy music dikombinasikan dengan posisi bebas melahirkan pada nyeri persalinan
dan hasil kelahiran.

Jurnal ini dipublikasikan di Appl Bionics Biomech pada mei 2022

Penulis/Peneliti : Huimin Guo, Mochun Que, Jie Shen, Qiaole Nie, Youguo Chen, Qin Huang,
Aiying Jin

Tujuan: Saat ini, efek klinis terapi musik yang dikombinasikan dengan posisi bebas untuk
membantu persalinan jarang dilaporkan. Berdasarkan keperawatan berbasis bukti, penelitian ini
bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh kombinasi terapi musik dan persalinan posisi bebas
terhadap nyeri persalinan dan luaran ibu dan janin.
Metode: Sebanyak 440 primipara dengan persalinan pervaginam di Departemen Obstetri dan
Ginekologi Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Soochow antara Juli 2018 dan Juli 2019
dipilih. Mereka dibagi menjadi terapi musik, kelompok ibu melahirkan dengan posisi bebas (n =
201) dan kelompok ibu melahirkan dengan posisi tradisional (n = 239). Selanjutnya, kedua
kelompok dibandingkan dalam hal skor Chinese Perception of Labor Pain Questionnaire
(PLPQ), jumlah perdarahan pada 2 jam setelah lahir, cedera perineum, durasi tahap persalinan,
dan skor Apgar 1 menit.
Hasil: Kelompok kombinasi memiliki hasil skor PLPQ Cina, perdarahan postpartum, dan kondisi
perineum yang lebih baik. Namun, dibandingkan dengan persalinan tradisional, durasi kala satu
dan kala total persalinan yang lebih lama ditemukan pada kelompok kombinasi. Terapi musik
yang dikombinasikan dengan pengiriman posisi bebas membutuhkan lebih sedikit intervensi
medis selama persalinan, dan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam skor Apgar 1 menit
antara kedua kelompok.
Simpulan: Terapi musik yang dikombinasikan dengan persalinan posisi bebas, merupakan
intervensi berbasis evidence-based nursing, secara efektif dapat mengurangi nyeri persalinan ibu,
perdarahan postpartum, cedera jalan lahir lunak, dan intervensi medis selama persalinan. Oleh
karena itu, intervensi yang aman untuk membantu persalinan dapat direkomendasikan sebelum
intervensi dengan tingkat yang lebih seperti pemberian infus oksitosin dan lain-lain
Jurnal 5 : “ A randomized Controlled Trial in Comparing Maternal and Neonatal Outcomes
Between Hands-and-knees Delivery positions and supine position in China”

Sebuah Uji Coba terkontrol secara acak dalam membandingkan hasil ibu dan bayi dalam
proses persalinan posisi merangkak (tangan-dan-lutut) dan posisi telentang di China

Metode penelitian : Randomized Controlled Trial

Dipublikasikan pada Juli 2017

Penulis /Peneliti : Hongyu Zhang 1, Shurong Huang 2, Xiaolan Guo 3, Ningning Zhao 4, Yujing


Lu 5, Min Chen 6, Yingxia Li 7, Junqin Wu 8, Lihua Huang 9, Fenglan Ma 10, Yuhong
Yang 11, Xiaoli Zhang 12, Xiaoyu Zhou 13, Renfei Guo 14, Wenzhi Cai 15

Posisi terlentang adalah yang paling sering ditawarkan untuk melahirkan di Cina dan banyak
negara lain, tetapi posisi tangan dan lutut (merangkak) sekarang menjadi terkenal di kalangan
dokter di Cina. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan luaran maternal dan
neonatal pada ibu berisiko rendah yang melahirkan dengan posisi tangan dan lutut atau posisi
terlentang.
Metode: uji coba terkontrol secara acak dilakukan di 11 rumah sakit di Cina dari Mei hingga
Desember 2012. Secara total, 1400 wanita direkrut dan secara acak dialokasikan ke salah satu
kelompok eksperimen (n = 700, 446 menyelesaikan protokol) yang melahirkan di tangan- posisi
dan lutut dan kelompok kontrol (n=700, 440 menyelesaikan protokol) yang melahirkan dalam
posisi terlentang. Wanita yang tidak dapat mempertahankan posisi acak selama tahap kedua
persalinan diizinkan untuk menarik diri dari penelitian. Hasil ibu utama diukur adalah tingkat
episiotomi. Hasil sekunder termasuk derajat laserasi perineum, tingkat operasi caesar darurat,
tingkat distosia bahu, dan durasi persalinan, perdarahan postpartum, skor Apgar neonatal, dan
tingkat asfiksia neonatal. Karena data hasil hanya dikumpulkan untuk wanita yang melahirkan
dalam posisi acak, analisis per-protokol digunakan untuk membandingkan kelompok. Hasil
utama, episiotomi, juga dibandingkan antar kelompok menggunakan regresi logistik yang
disesuaikan dengan usia ibu, usia kehamilan saat lahir, apakah wanita tersebut primipara, proses
persalinan kala dua dan berat badan lahir.
Temuan: dibandingkan dengan kelompok kontrol, kelompok eksperimen memiliki tingkat
episiotomi dan laserasi perineum derajat dua yang lebih rendah (termasuk episiotomi), dan
tingkat perineum utuh dan laserasi perineum derajat satu yang lebih tinggi, dengan durasi kala II
persalinan yang lebih lama.. Tidak ditemukan perbedaan bermakna pada jumlah perdarahan
postpartum, distosia bahu, asfiksia neonatus dan skor Apgar neonatus pada menit ke-1 dan ke-5.
Disesuaikan dengan usia ibu, usia kehamilan, paritas, durasi kala dua persalinan dan berat lahir,
posisi tangan dan lutut mengurangi kebutuhan untuk episiotomi (OR=0,024, p<0,001).
Kesimpulan: penelitian ini memberikan bukti bahwa wanita yang dapat mempertahankan posisi
tangan dan lutut selama kala dua persalinan memiliki tingkat episiotomi dan laserasi perineum
derajat dua yang lebih rendah (termasuk episiotomi). Bidan dan dokter kandungan disarankan
untuk mempelajari keterampilan membantu ibu melahirkan dalam posisi ini.

Peraturan yang berlaku terkait penerapan evidence based bebas memilih posisi
melahirkan disesuaikan dengan keadaan ibu pada proses kala II persalinan

1. Kepmenkes Nomor 320 tahun 2020


Dituangkan secara jelas dan terperinci mulai dari tugas pokok dan fungsi bidan,
kewenngan bidan, praktik pelayanan kebidanan serta ruang ling%kup pelayanan
kebidanan. Pada aspek area kompetensi Bidan beberapa poin yang dapat kita lihat adalah
a. Konsep Keselamatan pasien dan komunitas
b. Manajemen yang berfokus pada perempuan (women centre care)
c. Manajemen yang aman secara klinis maupun budaya (safe care and cultural safety)
d. Berpraktik berdasarkan evidence (best evidence practices)
e. Berpraktik secara otonom (autonomous practices)
f. Asuhan kebidanan menghargai hak-hak perempuan (respectful midwifery care)
2. Permenkes 21 th 2021
Konsep persalinan merupakan konsep kenormalan yang harus diyakini oleh setiap bidan
dan diupayakan dengan pendampingan terhadap perkembangan pemeriksaan kesehatan
berkala untuk ibu. Pada permenkes nomor 21 tahun 2021 tentang Pelayanan Kesehatan
pada Masa Persalinan menunjukkan bahwa bidan sebagai provider harus memiliki
keterampilan dan kompetensi untuk memberikan pelayanan tersebut. Pelayanan
Kesehatan Persalinan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang
ditujukan pada ibu sejak dimulainya persalinan hingga 6 (enam) jam sesudah melahirkan.
Persalinan adalah sebuah proses melahirkan bayi oleh seorang ibu yang sangat dinamis.
Meskipun 85% persalinan akan berjalan tanpa penyulit namun komplikasi dapat terjadi
selama proses persalinan. Oleh karena itu, pendekatan yang dilakukan adalah setiap
tempat penyelenggara pelayanan persalinan harus memiliki sumber daya dan kemampuan
untuk mengenali sedini mungkin dan memberikan penanganan awal bagi penyulit yang
timbul. Persalinan dilakukan sesuai dengan standar persalinan normal atau standar
persalinan komplikasi. Standar persalinan normal adalah Asuhan Persalinan Normal
(APN) sesuai standard dan memenuhi persyaratan
3. UU Kebidanan no 4 th 2019 tentang standar kompetensi bidan.
Penerapan asuhan kebidanan yang berpusat pada perempuan atau woman center care
harus disesuaikan dengan standar kompetensi bidan itu sendiri. Ibu bersalin pada proses
kala II persalinan memiliki hak untuk memilih dan menentukan posisi mana yang
nyaman untuk dirinya. Namun bidan pun tidak hanya sekedar menawarkan dan
memfasilitasi, tetapi juga meningkatkan kompetensi agar dapat memberikan pertolongan
persalinan dengan posisi apapun. Dan di Undang-Undang Kebidanan nomor 4 tahun 2019
telah diatur mengenai standar kompetensi bidan tersebut.

Dari 5 jurnal dan juga peraturan yang berlaku, dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan pada
ibu bersalin untuk bebas memilih posisi di kala 2 persalinan memiliki banyak benefit selain
memang merupakan hak ibu, Variasi posisi yang ditawarkan serta dapat juga dikombinasikan
dengan Teknik kebidanan atau keperawatan komplementer lain menjadikan pengalaman
melahirkan yang eksperiental dan memiliki makna berbeda bagi setiap ibu. Disini membuktikan
bahwa semakin berkembangnya zaman dan berjalannya waktu berbagai aplikasi pelayanan
kebidanan yang dapat di berikan juga harus mengikuti sesuai dengan evidence based khusunya
dalam hal posisi melahirkan. Pilihan posisi yang sudah ada penelitiannya adalah posisi jongkok,
setengah duduk, miring ke kiri, merangkak, maupun berdiri. Dan membatasi ibu hanya pada satu
posisi yaitu telentang perlu dihindari. Semoga kita bisa menjadi bidan yang medampingi setiap
ibu terlahir Kembali saat proses melahirkan dan menjadi bagian dari moment tak terlupakan
karena membantu mendapatkan pengalaman melahirkan berkesan sesuai pilihannya.

_Terima Kasih_

Anda mungkin juga menyukai