“Evidence Based Bebas Memilih Posisi Mengejan pada Proses Persalinan Kala II”
Dibuat oleh :
Tatin Setia Ningrum
NIM : P3.73.24.1.22.140
Kelas 7A Alih Jenjang
Kelahiran merupakan keajaiban Tuhan yang terjadi setiap hari. Bagi tenaga kesehatan
profesional khususnya Bidan,kelahiran merupakan pelajaran yang tak pernah selesai dipelajari,
karena memiliki karakterisasi yang bervariasi dan terus berubah . Pemilihan fasilitas dan tenaga
professional dilakukan oleh ibu dan keluarga dengan harapan ibu dan anak lahir sehat dan
selamat. Pelayanan di fasilitas kesehatan petugas melakukan intervensi terhadap semua kasus –
juga pada kondisi normal, sehingga pada banyak kasus konsep persalinan normal terganggu.
Berdasarkan pengalaman dan Evidence Based, intervensi yang tidak perlu ternyata
membahayakan perempuan dan bayinya. Untuk itu Bidan sebagai provider diharapakan dapat
kembali kepada Konsep Fisiologis Persalinan Normal.
Posisi pada proses meneran atau mengejan biasanya ditentukan oleh penolong persalinan agar
memudahkan penolong untuk memimpin jalannya persalinan. Tetapi kita kembali kepada insting
seorang ibu dan model praktik kebidanan yang kita berikan yaitu ‘Women Center Care” ada titik
kenyamanan dari posisi ibu saat akan “push” atau mengejan yang “nyambung” dengan bayi nya.
Dan sebagai bidan atau provider yang baik dapat memfasilitasi dan menawarkan hal tersebut
kepada ibu. Semua itu sesuai dengan konsep kebidanan yaitu membuat perempuan merasa
nyaman selama persalinan. Memfasilitasi perempuan melahirkan dengan posisi sesuai dengan
keinginannya. Meyakini kepala janin dapat menyesuaikan diri dengan pelvic. Membuat
keputusan klinis yang tepat bila terjadi kelainan yang umum dan tidak berbahaya. Meyakini
kehadiran keluarga dan teman membawa manfaat pada proses persalinan. Mendampingi
perempuan dalam persalinan membutuhkan kesabaran dan kerja keras.
Pilihan posisi Posisi Ibu selain berbaring telentang dapat Berdiri, Jongkok, Duduk, Dalam Air,
Supine – Lateral, sesuai kenyamanan Ibu dan meneran sesuai dengan keinginannya.
Jurnal 1 : Pengaruh Posisi Jongkok pada Kala II Persalinan : Evidance Based Case Report
https://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jks/article/view/823/426
Menurut Jurnal ini Posisi persalinan merupakan hal penting yang dapat meningkatkan
kenyamanan dan mempercepat persalinan. Posisi melahirkan dapat membantu bayi bergerak
melalui panggul, dan beberapa posisi dapat meningkatkan diameter panggul. Posisi yang diambil
untuk diterapkan pada ibu adalah posisi jongkok.
Manfaat : Posisi jongkok merupakan salah satu alternatif posisi persalinan yang berguna untuk
memperpendek lama kala II persalinan. Posisi jongkok dikategorikan sebagai posisi tegak yang
sesuai dengan arah gravitasi sehingga membantu mendorong bagian terbawah janin sendiri,
memperbesar diameter panggul sehingga membantu rotasi janin dan ibu. bebas bergerak dan
mengontrol berat badannya sehingga ibu merasa nyaman. Bidan memiliki peran penting dalam
memberikan dukungan dan memfasilitasi ibu dalam memilih posisi persalinan yang nyaman dan
tepat sehingga dapat mempersingkat lama persalinan.
Tujuan dibuatnya jurnal berbasis bukti dalam bentuk laporan kasus adalah Untuk mengetahui
pengaruh posisi jongkok kala II persalinan pada primipara di UPT Puskesmas Padasuka.
Setelah itu di Penulis kemudian menkomparasi dengan artikel tentang perbandingan posisi
persalinan melalui Google Scholar, Pubmed dan Cochrane Library dengan kata kunci strategi
pencarian posisi lahir atau posisi jongkok dan lama kala II persalinan. Ditemukan satu artikel
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dan telah disaring terlebih dahulu, kemudian
dianalisis secara kritis. Setelah tinjauan kritis dinyatakan bahwa itu penting dan dapat diterapkan
pada pasien. Pada Evidence Based Case Report (EBCR) hal ini dilakukan oleh ibu primipara
pada persalinan kala II dengan posisi jongkok dan didapatkan hasil bahwa pada kasus ini durasi
kala II persalinan adalah 13 menit, dengan demikian posisi jongkok posisi pada kala II persalinan
secara efektif dapat mempercepat persalinan dan menjadid pilihan atau opsi yang dapat
ditawarkan kepada ibu pada proses persalinan kala II. Ketika Ibu mau mencoba dan bersedia
melakukan posisi tersebut maka bidan sebagai provider akan memfasilitasi sesuai kenyamanan
ibu.
Jurnal 2 : Efektifitas Posisi Persalinan Setengah Duduk dan Miring Kiri terhadap Lama
Persalinan Kala II
Penulis : Rismahara Lubis
Penelitian dilakukan di klinik bidan helen tarigan tahun 2020
Jenis penelitian ini adalah pra-eksperimental dengan desain one shot case study/post-test only
design. dan pengambilan sampel secara purposive sampling, sampelnya adalah ibu hamil
trimester III yang akan melahirkan berjumlah 22 orang.
Hasil dan Pembahasan : Berdasarkan hasil uji independent t-test diperoleh nilai (0,01) < (0,05)
artinya posisi semi fowler dan posisi berbaring miring ke kiri pada ibu bersalin terbukti nyata
mempercepat persalinan. Terutama pada proses mengejan dan lamanya kala II persalinan. Rata-
rata lama persalinan kala II pada posisi semi fowler adalah 33,63 menit dan rata-rata lama
persalinan kala II pada posisi berbaring miring ke kiri adalah 26,44 menit. Dengan demikian,
lama persalinan kala II pada posisi berbaring miring ke kiri lebih cepat dibandingkan dengan
posisi semi fowler dengan selisih waktu 7,19 menit.
Kesimpulan: dari jurnal penelitian tersebut kita dapat melihat kesimpulan yang diambil oleh
penulis yaitu bahwa posisi persalinan semi fowler dan posisi berbaring miring ke kiri efektif
terhadap lama persalinan kala II. Diharapkan setiap bidan merekomendasikan penggunaan posisi
berbaring di sebelah kiri persalinan untuk mempercepat persalinan kala II.
Dengan variasi posisi miring ke kiri dan juga dapat di kombinasikan dengan posisi semi fowler
maka ibu dapat berganti posisi sambal bidan evaluasi seberapa kemajuan persalinan yang terjadi,
sehingga ibu akan menemukan posisi yang “nyambung” dan “connect” dengan janinnya, janin
semakin mudah untuk lahir dan lama persalinan kala II dapat berlangsung lebih cepat dan lancar.
Efek terapy music dikombinasikan dengan posisi bebas melahirkan pada nyeri persalinan
dan hasil kelahiran.
Penulis/Peneliti : Huimin Guo, Mochun Que, Jie Shen, Qiaole Nie, Youguo Chen, Qin Huang,
Aiying Jin
Tujuan: Saat ini, efek klinis terapi musik yang dikombinasikan dengan posisi bebas untuk
membantu persalinan jarang dilaporkan. Berdasarkan keperawatan berbasis bukti, penelitian ini
bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh kombinasi terapi musik dan persalinan posisi bebas
terhadap nyeri persalinan dan luaran ibu dan janin.
Metode: Sebanyak 440 primipara dengan persalinan pervaginam di Departemen Obstetri dan
Ginekologi Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Soochow antara Juli 2018 dan Juli 2019
dipilih. Mereka dibagi menjadi terapi musik, kelompok ibu melahirkan dengan posisi bebas (n =
201) dan kelompok ibu melahirkan dengan posisi tradisional (n = 239). Selanjutnya, kedua
kelompok dibandingkan dalam hal skor Chinese Perception of Labor Pain Questionnaire
(PLPQ), jumlah perdarahan pada 2 jam setelah lahir, cedera perineum, durasi tahap persalinan,
dan skor Apgar 1 menit.
Hasil: Kelompok kombinasi memiliki hasil skor PLPQ Cina, perdarahan postpartum, dan kondisi
perineum yang lebih baik. Namun, dibandingkan dengan persalinan tradisional, durasi kala satu
dan kala total persalinan yang lebih lama ditemukan pada kelompok kombinasi. Terapi musik
yang dikombinasikan dengan pengiriman posisi bebas membutuhkan lebih sedikit intervensi
medis selama persalinan, dan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam skor Apgar 1 menit
antara kedua kelompok.
Simpulan: Terapi musik yang dikombinasikan dengan persalinan posisi bebas, merupakan
intervensi berbasis evidence-based nursing, secara efektif dapat mengurangi nyeri persalinan ibu,
perdarahan postpartum, cedera jalan lahir lunak, dan intervensi medis selama persalinan. Oleh
karena itu, intervensi yang aman untuk membantu persalinan dapat direkomendasikan sebelum
intervensi dengan tingkat yang lebih seperti pemberian infus oksitosin dan lain-lain
Jurnal 5 : “ A randomized Controlled Trial in Comparing Maternal and Neonatal Outcomes
Between Hands-and-knees Delivery positions and supine position in China”
Sebuah Uji Coba terkontrol secara acak dalam membandingkan hasil ibu dan bayi dalam
proses persalinan posisi merangkak (tangan-dan-lutut) dan posisi telentang di China
Posisi terlentang adalah yang paling sering ditawarkan untuk melahirkan di Cina dan banyak
negara lain, tetapi posisi tangan dan lutut (merangkak) sekarang menjadi terkenal di kalangan
dokter di Cina. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan luaran maternal dan
neonatal pada ibu berisiko rendah yang melahirkan dengan posisi tangan dan lutut atau posisi
terlentang.
Metode: uji coba terkontrol secara acak dilakukan di 11 rumah sakit di Cina dari Mei hingga
Desember 2012. Secara total, 1400 wanita direkrut dan secara acak dialokasikan ke salah satu
kelompok eksperimen (n = 700, 446 menyelesaikan protokol) yang melahirkan di tangan- posisi
dan lutut dan kelompok kontrol (n=700, 440 menyelesaikan protokol) yang melahirkan dalam
posisi terlentang. Wanita yang tidak dapat mempertahankan posisi acak selama tahap kedua
persalinan diizinkan untuk menarik diri dari penelitian. Hasil ibu utama diukur adalah tingkat
episiotomi. Hasil sekunder termasuk derajat laserasi perineum, tingkat operasi caesar darurat,
tingkat distosia bahu, dan durasi persalinan, perdarahan postpartum, skor Apgar neonatal, dan
tingkat asfiksia neonatal. Karena data hasil hanya dikumpulkan untuk wanita yang melahirkan
dalam posisi acak, analisis per-protokol digunakan untuk membandingkan kelompok. Hasil
utama, episiotomi, juga dibandingkan antar kelompok menggunakan regresi logistik yang
disesuaikan dengan usia ibu, usia kehamilan saat lahir, apakah wanita tersebut primipara, proses
persalinan kala dua dan berat badan lahir.
Temuan: dibandingkan dengan kelompok kontrol, kelompok eksperimen memiliki tingkat
episiotomi dan laserasi perineum derajat dua yang lebih rendah (termasuk episiotomi), dan
tingkat perineum utuh dan laserasi perineum derajat satu yang lebih tinggi, dengan durasi kala II
persalinan yang lebih lama.. Tidak ditemukan perbedaan bermakna pada jumlah perdarahan
postpartum, distosia bahu, asfiksia neonatus dan skor Apgar neonatus pada menit ke-1 dan ke-5.
Disesuaikan dengan usia ibu, usia kehamilan, paritas, durasi kala dua persalinan dan berat lahir,
posisi tangan dan lutut mengurangi kebutuhan untuk episiotomi (OR=0,024, p<0,001).
Kesimpulan: penelitian ini memberikan bukti bahwa wanita yang dapat mempertahankan posisi
tangan dan lutut selama kala dua persalinan memiliki tingkat episiotomi dan laserasi perineum
derajat dua yang lebih rendah (termasuk episiotomi). Bidan dan dokter kandungan disarankan
untuk mempelajari keterampilan membantu ibu melahirkan dalam posisi ini.
Peraturan yang berlaku terkait penerapan evidence based bebas memilih posisi
melahirkan disesuaikan dengan keadaan ibu pada proses kala II persalinan
Dari 5 jurnal dan juga peraturan yang berlaku, dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan pada
ibu bersalin untuk bebas memilih posisi di kala 2 persalinan memiliki banyak benefit selain
memang merupakan hak ibu, Variasi posisi yang ditawarkan serta dapat juga dikombinasikan
dengan Teknik kebidanan atau keperawatan komplementer lain menjadikan pengalaman
melahirkan yang eksperiental dan memiliki makna berbeda bagi setiap ibu. Disini membuktikan
bahwa semakin berkembangnya zaman dan berjalannya waktu berbagai aplikasi pelayanan
kebidanan yang dapat di berikan juga harus mengikuti sesuai dengan evidence based khusunya
dalam hal posisi melahirkan. Pilihan posisi yang sudah ada penelitiannya adalah posisi jongkok,
setengah duduk, miring ke kiri, merangkak, maupun berdiri. Dan membatasi ibu hanya pada satu
posisi yaitu telentang perlu dihindari. Semoga kita bisa menjadi bidan yang medampingi setiap
ibu terlahir Kembali saat proses melahirkan dan menjadi bagian dari moment tak terlupakan
karena membantu mendapatkan pengalaman melahirkan berkesan sesuai pilihannya.
_Terima Kasih_