u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
PUTUSAN
si
Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo
ne
ng
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
do
gu Pengadilan Negeri Meulaboh yang mengadili perkara pidanadengan
acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan sebagai
berikut dalam perkara Para Terdakwa:
In
A
Terdakwa I
1. Nama lengkap : ERWANTY, Amd. Keb. Binti M YATIM;
ah
lik
2. Tempat lahir : Kreung Beukah;
3. Umur/tanggal lahir : 30 tahun / 2 April 1989;
am
ub
4. Jenis kelamin : Perempuan;
5. Kebangsaan : Indonesia;
6. Tempat tinggal : Jl. Manekroo Lr Nangka II Gp Ujong Baroh,
ep
k
Barat;
R
7. Agama : Islam;
si
8. Pekerjaan : Honorer RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh;
ne
ng
Terdakwa II
1. Nama lengkap : DESRI AMELIA ZULKIFLI, Amd. Kep. Binti
do
gu
ZULKIFLI;
2. Tempat lahir : Meulaboh;
In
A
5. Kebangsaan : Indonesia;
lik
ub
Barat;
7. Agama : Islam;
ka
ep
2019;
ng
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
4. Penuntut Umum, sejak tanggal 4 Juli 2019 sampai dengan 23 Juli 2019;
si
5. Hakim Pengadilan Negeri, sejak tanggal 17 Juli 2019 sampai dengan tanggal
15 Agustus 2019;
ne
ng
6. Hakim Pengadilan Negeri Perpanjangan Pertama Oleh Ketua Pengadilan
Negeri sejak tanggal 16 Agustus 2019 sampai dengan tanggal 14 Oktober
2019
do
gu
Para Terdakwadidampingi oleh Penasihat HukumAgus Herliza, S.H.,
In
A
Marlan Lase, S.H., dan Ishak, S.H.,ketiga Advokat/Pengacara pada Kantor
Advokat & Konsultan Hukum AGUS HERLIZA & PARTNERS beralamat di Jalan
ah
lik
Sentosa No. RK.6 Lt.1 Drien Rampak- Meulaboh berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tanggal 3 Juli 2019 telah didaftarkan di Kepaniteraan Negeri Meu laboh
tertangal 24 Juli 2019 dan Penasihat Hukum Muhammad Siban, S.H., Ch an dra
am
ub
Septimaulidar, S.H., Ahmad Efendi Kasim, S.Kep.,Ns., S.H., M.H., Jasman Ojek
Haholongan Nadeak, S.Kep., S.H., As’ari, S.H. dan Rudy Bastian, S.H., Para
ep
Advokat pada Kantor Bantuan Hukum Persatuan Perawat Nasional Indonesia
k
(BBH PPNI) yang beralamat di Jalan Raya Lenteng Agung No.64 Jagakarsa
ah
Jakarta Selatan berdasarkan Surat Kuasa Khusus tan ggal 24 Juli 2019 telah
R
si
didaftarkan di Kepeniteraan Negeri Negeri Meulabaoh tertanggal 25 Juli 2019;
ne
ng
do
gu
serta memperhatikan bukti surat dan barang bukti yang diajukan di persidangan;
Setelah mendengar pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh
m
ub
ep
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
3. Menyatakan barang bukti berupa :
si
- 1 (satu) Alat suntik ukuran 3 MI (millimeter) yang bertulis dengan
menggunakan spidol warna hitam dibaris pertama yaitu “inj. Keto 1 AMP”
ne
ng
dan baris kedua “ALFA B.22” serta baris ketiga “24”;
- 1 (satu) alat suntik ukuran 3 MI (millimeter) yang bertulis dengan
menggunakan spidol warna hitam dibaris pertama yaitu Inj. Rani ½ AMP
do
gu dan baris kedua “ALFA” B.22” serta baris ketiga “24”;
- 1 (satu) alat suntik ukuran 3 MI (millimeter) yang bertulis dengan
In
A
menggunakan spidol warna hitam dibaris pertama yaitu Inj. Tran 250 Mg
(miligram) dan baris kedua “ALFA B.22” serta baris ketiga “21”;
ah
lik
- 1 (satu) botol obat Cefotaxim ukuran 1g (gram) yang berisikan + 1 Cc;
- 1 (satu) botol obat Ranitidine ukuran 50 MI (satu ampul) dalam keadaan
kosong dan kepala botol tersebut sudah dipecahkan;
am
ub
- 1 (satu) botol obat Ketorolac ukuran 30 ML dalam keadaan kosong dan
kepala botol tersebut sudah di pecahkan;
ep
- 1 (satu) botol infus dengan ukuran 500 MI beserta isinya + 400 MI, beserta
k
- 1 (satu) botol obat Atracurium 10 Mg (mili gram) yang sudah tidak ada
R
si
isinya dan kepala botol tersebut sudah dipecahkan;
(dirampas untuk dimusnahkan);
ne
ng
- 1 (satu) buku pengeluaran obat Depo Farmasi IGD RSUD Cut Nyak Dhien
Meulaboh, tanggal 02 Oktober 2018 s/d 25 Oktober 2018;
do
gu
- 1 (satu) Exmplar berkas rekam Medik Pasien atas nama ALFAREZA, jenis
kelamin laki-laki, umur 11 tahun, pekerjaan pelajar, alamat Gp. Pante
In
Ceuremen Kec. Pante Ceuremeun Kab. Aceh Barat;
A
lik
ub
ep
ng
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
2. Menyatakan perbuatan Terdakwa II terbukti melakukan penyuntikan
si
transamin kepada pasien ALFAREZA diperintahkan oleh Terdakwa I akan
tetapi perbuatan Terdakwa II tidak dapat diminta pertanggung jawaban
ne
ng
hukum dalam tindak pidana kesehatan;
3. Membebaskan Terdakwa I dari dakwaan primair dan dakwaan subsidair
tersebut (vrijpraak) sesuai dengan pasal 191 ayat (1) KUHP atau setidaknya
do
gu melepaskan terdakwa dari semua tuntutan hokum (onstlang van alle
rechtsvervolging) sesuai dengan pasal 191 ayat (2) KUHP;
In
A
4. Memberikan sanksi hukuman terhadap Terdakwa I yang seringan
ringannya;
ah
lik
5. Membebaskan Terdakwa II dari dakwaan primair dan dakwaan subsidair
tersebut (vrijpraak) sesuai dengan pasal 191 ayat (2) KUHP;
6. Mengembalikan kemampuan, nama baik Terdakwa II harkat dan martabat
am
ub
terdakwa kedalam kedudukan semula;
7. Membebankan biaya perkara kepada Negara;
ep
Setelah mendengar tanggapan Penuntut Umum terhadap pembelaan
k
Penasihat Hukum Para Terdakwa yang pada pokoknya menyatakan tetap pada
ah
tuntutannya;
R
si
Setelah mendengar tanggapan Penasihat Hukum Para
Terdakwaterhadap tanggapan Penuntut Umum yang pada pokoknya
ne
ng
do
gu
Kesehatan yang bertugas sebagai Staf Ruang Anak pada Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh berdasarkan Nota Dinas Direktur Rumah
ah
lik
Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Nomor 800/1533/2018 tanggal
11 April 2018 bersama dengan terdakwa II DESRI AMELIA ZULKIFLI, Amd.Kep
m
ub
Binti ZULKIFLI selaku Tenaga Kesehatan yang bertugas sebagai Staf ADM
Ruang Anak pada Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
ka
berdasarkan Nota Dinas Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
ep
Meulaboh Nomor 800/71/2017 tanggal 27 Januari 2017 pada hari Jumat tanggal
ah
19 Oktober 2018 sekira pukul 23.55 WIB, atau setidak-tidaknya pada suatu
R
Anak Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Jl. Gajah Mada
M
ng
Gp. Drien Rampak Kec. Johan Pahlawan kab Aceh Barat atau setidak-tidaknya
on
pada suatu tempat tertentu yang termasuk dalam daerah hukum Pengadilan
Negeri Meulaboh ”melakukan kelalaian berat yang mengakibatkan penerima
gu
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
pelayanan kesehatan meninggal dunia/ mengakibatkan kematian” perbuatan
si
tersebut dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut :
- Bahwa pada hari Jumat tanggal 19 Oktober 2018 sekira pukul 15.00 WIB
ne
ng
datang Pasien An. Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI ke Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh yang telah dirujuk sebelumnya dari
do
gu Puskesmas Pante Cermin karena tertusuk kayu pada bagian paha sebelah
kiri sampai ke bagian bokong sebelah kiri dan sesampainya di Rumah Sakit
Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI
In
A
masuk kedalam ruang IGD dan dilakukan pemeriksaan luar oleh saksi dr.
SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI SEMBIRING selaku dokter
ah
lik
spesialis bedah pada Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh,
kemudian saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI
am
ub
SEMBIRING menyimpulkan terhadap kondisi Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI
harus segera dilakukan operasi pencabutan kayu dan saksi dr. SAMSON
SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI SEMBIRING berkoordinasi dengan
ep
k
saksi SUARDI selaku ayah dari Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI untuk
ah
si
- Bahwa sekira pukul 16.15 WIB Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI masuk
ne
ng
do
dokter spesialis anastesi/ bius pada Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak
gu
Dhien Meulaboh, kemudian sekira pukul 16. 30 WIB saksi dr. GUNAWAN,
Sp. An Bin H BUKHARI menginstruksikan kepada saksi FAHMI RIZAL, SKM
In
A
Bin Alm ABU BAKAR selaku penata anastesi pada Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Nyak Dhie Meulaboh untuk mempersiapkan beberapa macam
ah
lik
obat bius yang kemudian dituliskan dalam Kartu Obat Pasien (KOP) atas
nama Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI dengan nomor registrasi (MR) 86.38.13
m
yang terdiri dari Fentanyl (obat anti nyeri) sebanyak 1 (satu) ampul, Miloz
ub
ampul, Kaltropen (obat anti nyeri) sebanyak 2 (dua) buah, Sulfas Atropin
(obat pencegah reflek) sebanyak 2 (dua) ampul dan Atracurium (obat
ah
- Bahwa pada saat Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI tidak sadarkan diri karena
M
ng
dibawah pengaruh obat bius, saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin
on
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Atracurium (obat pelumpuh otot) dengan dosis sebanyak 10 mg (sepuluh
si
miligram) terhadap Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI berdasarkan perhitungan
pertimbangan berat badan pasien dan perkiraan lamanya operasi yang
ne
ng
kemudian dipasangkan alat bantu nafas pada Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI,
kemudian tim dokter dan perawat berhasil mmengeluarkan kayu yang
menusuk paha kiri Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI dan saksi dr. SAMSON
do
gu SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI SEMBIRING kemudian
menyemprotkan cairan NACL 0,9 % kedalam luka korban secara berulang-
In
A
ulang sampai lukanya bersih dan menjahit luka operasi bagian atas dan
bagian bawah dan membalutnya dengan perban. Bahwa setelah operasi
ah
lik
selesai dilakukan saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI
SEMBIRING kemudian menyerahkan pasien Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI
kepada saksi dr. GUNAWAN, Sp. An Bin H BUKHARI untuk proses
am
ub
penyadaran pasca operasi, kemudian sekira pukul 17.30 WIB. Sdr. ALFA
REZA Bin SUARDI mulai sadar dan dibawa ke ruang observasi dan sekira
ep
pukul 18.00 WIB kondisi Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI mulai membaik
k
si
memindahkan Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI keruang perawatan anak;
ne
ng
- Bahwa setelah operasi dilakukan saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin
BAGINDA ALI SEMBIRING membuat laporan operasi dan menginstruksikan
kepada terdakwa I, terdakwa II, saksi FITRI FIRDAUSI, Amd. Kep, Binti
do
gu
RIDWAN, saksi HERLI YANI, Amd. Kep, Binti HASBI dan saksi AGUS RITA
SRI MELATI, Amd, Kep Binti SILWAN BAY selaku tenaga kesehatan/perawat
In
A
yang bertugas piket jaga malam di ruang perawatan anak pada saat itu untuk
memberikan obat kepada Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI yaitu Infus RL 20
ah
tetes permenit, Injeksi Cefotaxim (anti biotik), 500Mg per 8 (delapan) jam,
lik
Injeksi Ketorolax (anti nyeri), 1 % per 8 (delapan) jam, Injeksi Ranitidin (obat
mual), setengah ampul per 8 (delapan) jam dan Injeksi Transamin (obat
m
ub
megurangi atau mencegah rembesan darah), 250 Mg per 12 (dua belas) jam
yang semua obat tersebut tidak dituliskan oleh saksi dr. SAMSON
ka
ep
registrasi (MR) 86.38.13 dan tidak sesuai dengan SOP pengisian Kartu Obat
R
BMHP dosis/aturan pakai dan jumlah permintaan di Kartu Obat Pasien (KOP)
on
waktu pemberian obat tersebut saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin
d
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
SRIWAHYUNI Binti BUCHARI BY selaku perawat staf ruang anak Rumah
si
Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dien Meulaboh pada pukul 19.25 WIB;
ne
ng
pengecekkan terhadap buku rekam medis Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI dan
pada saat itu terdakwa II melihat nama-nama obat yang harus disuntikkan ke
do
gu tubuh pasien Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI dalam lembar operasi yag ditu lis
oleh saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI SEMBIRING
yaitu Cefotaxim (anti biotik), Ketorolax (anti nyeri), Ranitidin (obat mual) dan
In
A
Transamin (obat megurangi atau mencegah rembesan darah) namun ketika
terdakwa II melihat ketersediaan pada kotak obat milik Sdr. ALFA REZA Bin
ah
lik
SUARDI hanya ada obat Cefotaxim (anti biotik), selanjutnya terdakwa II
mengatakan kepada terdakwa I bahwa obat yang akan disuntikkan kepada
am
ub
Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI adalah Cefotaxim (anti biotik), Ketorolax (anti
nyeri), Ranitidin (obat mual) dan Transamin (obat megurangi atau mencegah
rembesan darah) sesuai dengan lembar operasi pasien tetapi yang ada
ep
k
si
Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dien Meulaboh, selanjutnya terdakwa II
ne
ng
menuliskan angka III (romawi) pada instruksi obat Ranitidin (obat mual),
kemudian menuliskan angka III (romawi) pada instruksi obat Ketorolax (anti
nyeri), akan tetapi terdakwa II tidak menemukan adanya instruksi obat
do
gu
obat Atracurium (obat pelumpuh otot) yang paling mirip karena terdapat huruf
lik
“T” pada tulisan dokter di Kartu Obat Pasien (KOP), kemudian terdakwa II
memperlihatkan tulisan obat Atracurium (obat pelumpuh otot) dan
m
ub
ep
melihat dengan teliti pada Kartu Obat Pasien (KOP) bahwa tulisan obat
Atracurium (obat pelumpuh otot) tersebut adalah obat Transamin (obat
ah
menuliskan angka III (romawi) pada instruksi obat Atracurium (obat pelumpuh
es
M
- Bahwa sekira pukul 21.33 WIB terdakwa II kemudian menemui saksi SUARDI
on
obat Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh sambil menyerahkan
d
Kartu Obat Pasien (KOP) An. Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI yang
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
seharusnya pengambilan obat di depo obat dilakukan sendiri oleh petugas
si
perawat dengan membawa Kartu Obat Pasien (KOP) ke depo obat,
kemudian saksi SUARDI pergi ke depo obat sambil membawa Kartu Obat
ne
ng
Pasien (KOP), bahwa sesampainya saksi SUARDI di depo obat, saksi
SUARDI menyerahkan Kartu Obat Pasien (KOP) An. Sdr. ALFA REZA Bin
SUARDI kepada saksi NYONA DIAN PRATIWI Binti H M NASIR selaku
do
gu petugas farmasi pada depo obat Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien
Meulaboh kemudian saksi NYONA DIAN PRATIWI Binti H M NASIR
In
A
menanyakan kepada saksi SUARDI tentang dimana keberadaan pasien Sdr.
ALFA REZA Bin SUARDI namun saksi SUARDI tidak dapat diajak
ah
lik
berkomunikasi sehingga untuk memastikan keberadaan pasien Sdr. ALFA
REZA Bin SUARDI saksi NYONA DIAN PRATIWI Binti H M NASIR melihat
pada buku pengeluaran obat depo dan didalam buku tersebut terdapat
am
ub
riwayat pengeluaran obat dan terdapat keterangan posisi terakhir pasien dan
dalam buku pengeluaran obat tersebut pasien Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI
ep
berada dalam ruang operasi sehingga saksi NYONA DIAN PRATIWI Binti H
k
M NASIR beranggapan bahwa pasien Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI masih
ah
si
pelumpuh otot) kembali, karena saksi NYONA DIAN PRATIWI Binti H M
NASIR mengetahui bahwa obat Atracurium (obat pelumpuh otot) adalah obat
ne
ng
bius yang digunakan sebelum atau saat pasien di operasi, kemudian saksi
NYONA DIAN PRATIWI Binti H M NASIR memberikan obat yang tertulis
do
gu
dalam instruksi obat pada Kartu Obat Pasien (KOP) sesuai dengan
permintaan perawat jaga pada ruang rawat anak yaitu Ketorolax (anti nyeri),
In
Ranitidin (obat mual) dan Atracurium (obat pelumpuh otot) masing-masing
A
lik
- Bahwa pada pukul 22.00 WIB terdakwa I memasukkan obat Cefotaxim (anti
m
ub
biotik) kedalam alat suntik dan menyuruh saksi dr. ONA SUTEVA, S.Ked Binti
H SUKIMAN selaku dokter KOAS pada Rumah Sakit Umum Daerah Cut
ka
ep
Nyak Dhien Meulaboh untuk melakukan Injeksi obat Cefotaxim (anti biotik)
sebanyak 500Mg, kemudian pada pukul 23.40 WIB terdakwa I memasukkan
ah
obat Ketorolax (anti nyeri) kedalam alat suntik dan kembali meyuruh saksi dr.
R
terdakwa I memasukkan obat Ranitidine (obat mual) kedalam alat suntik dan
on
memasukkan obat Atracurium (obat pelumpuh otot) kedalam alat suntik dan
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
menyuruh terdakwa II untuk melakukan Injeksi obat Atracurium (obat
si
pelumpuh otot) yang seharusnya disuntikkan obat Transamin (obat
megurangi atau mencegah rembesan darah) kedalam tubuh Sdr. ALFA REZA
ne
ng
Bin SUARDI sebanyak 250 Mg;
do
gu sebanyak 250 gram kedalam tubuh Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI, Sdr. ALFA
REZA Bin SUARDI sempat mengatakan perih dan mengantuk kepada
ibunya;
In
A
- Bahwa sekira pukul 00.05 WIB terdakwa I dipanggil oleh terdakwa II dan
mengatakan bahwa pasien An. Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI kondisi nya
ah
lik
melemah dan terdakwa I langsung mengecek keadaan Sdr. ALFA REZA Bin
SUARDI dan mendapati nadi yang suah melemah, pernafasan juga sudah
am
ub
melemah, kemudian terdakwa I pergi ke ruang anak dan di ruang anak saksi
FITRI FIRDAUSI, Amd. Kep, Binti RIDWAN mengatakan kepada terdakwa I
bahwa terdakwa II salah menyuntikkan obat ke tubuh Sdr. ALFA REZA Bin
ep
k
HULWANI Binti TARMIZI selaku dokter IGD pada Rumah Sakit Umum
R
si
Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh dan melihat kondisi Sdr. ALFA REZA Bin
SUARDI sudah meninggal dunia;
ne
ng
do
gu
lik
ub
dosis obat Atracurium Besylate pada pasien yaitu 0,4 mg sampai dengan 0,5
mg/kilogram berat badan pasien, pemberian obat Atracurium Besylate secara
ka
Dra. Melta Tarigan, M.Si selaku Wakil Kepala Laboratorium Forensik Caban g
gu
Medan dan Zulni Erma serta Delianan Naiborhu, S.Si., Apt. selaku pemeriksa
d
menyimpulkan bahwa dari hasil analisis terhadap barang bukti yang disita
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dari terdakwa ERWANTY Amd. Keb Binti M YATIM Dkk bahwa Barang Bukti
si
A yang dianalisis adalah positif mengandung Ketorolac yang berfungsi
sebagai NSAID/Analgesic, Barang Bukti B yang dianalisis adalah positif
ne
ng
mengandung Ranitidine yang berfungsi sebagai Histamine H2 Receptor
Antagonist dan barang bukti C yang dianalisis adalah positif mengandung
Atracurium Besilate yang berfungsi sebagai Skeletal Muscle Relaxant;
do
gu Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 84 Ayat (2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor36 Tahun 2014
In
A
tentang Tenaga Kesehatan;
ATAU
ah
lik
KEDUA
am
ub
Kesehatan yang bertugas sebagai Staf Ruang Anak pada Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh berdasarkan Nota Dinas Direktur Rumah
ep
k
Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Nomor 800/1533/2018 tanggal
11 April 2018 bersama dengan terdakwa II DESRI AMELIA ZULKIFLI, Amd.Kep
ah
R
Binti ZULKIFLI selaku Tenaga Kesehatan yang bertugas sebagai Staf ADM
si
Ruang Anak pada Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
ne
ng
berdasarkan Nota Dinas Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
Meulaboh Nomor 800/71/2017 tanggal 27 Januari 2017 pada hari Jumat tanggal
19 Oktober 2018 sekira pukul 23.55 WIB, atau setidak-tidaknya pada suatu
do
gu
Gp. Drien Rampak Kec. Johan Pahlawan kab Aceh Barat atau setidak-tidaknya
pada suatu tempat tertentu yang termasuk dalam daerah hukum Pengadilan
Negeri Meulaboh ”karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain
ah
lik
- Bahwa pada hari Jumat tanggal 19 Oktober 2018 sekira pukul 15.00 WIB
m
ub
datang Pasien An. Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI ke Rumah Sakit Umum
ka
Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh yang telah dirujuk sebelumnya dari
ep
Puskesmas Pante Cermin karena tertusuk kayu pada bagian paha sebelah
kiri sampai ke bagian bokong sebelah kiri dan sesampainya di Rumah Sakit
ah
Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI
R
es
masuk kedalam ruang IGD dan dilakukan pemeriksaan luar oleh saksi dr.
M
spesialis bedah pada Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh,
on
harus segera dilakukan operasi pencabutan kayu dan saksi dr. SAMSON
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI SEMBIRING berkoordinasi dengan
si
saksi SUARDI selaku ayah dari Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI untuk
memberitahukan bahwa Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI harus segera di
ne
ng
operasi;
- Bahwa sekira pukul 16.15 WIB Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI masuk
do
gu kedalam ruang operasi untuk persiapan operasi yang kemudian diperiksa
terlebih dahulu oleh saksi dr. GUNAWAN, Sp. An Bin H BUKHARI selaku
dokter spesialis anastesi/ bius pada Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak
In
A
Dhien Meulaboh, kemudian sekira pukul 16. 30 WIB saksi dr. GUNAWAN,
Sp. An Bin H BUKHARI menginstruksikan kepada saksi FAHMI RIZAL, SKM
ah
lik
Bin Alm ABU BAKAR selaku penata anastesi pada Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Nyak Dhie Meulaboh untuk mempersiapkan beberapa macam
am
ub
obat bius yang kemudian dituliskan dalam Kartu Obat Pasien (KOP) atas
nama Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI dengan nomor registrasi (MR) 86.38.13
yang terdiri dari Fentanyl (obat anti nyeri) sebanyak 1 (satu) ampul, Miloz
ep
k
si
(obat pencegah reflek) sebanyak 2 (dua) ampul dan Atracurium (obat
ne
ng
- Bahwa pada saat Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI tidak sadarkan diri karena
do
dibawah pengaruh obat bius, saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin
gu
lik
kemudian dipasangkan alat bantu nafas pada Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI,
ub
menusuk paha kiri Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI dan saksi dr. SAMSON
ep
ulang sampai lukanya bersih dan menjahit luka operasi bagian atas dan
es
ng
selesai dilakukan saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI
SEMBIRING kemudian menyerahkan pasien Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI
on
penyadaran pasca operasi, kemudian sekira pukul 17.30 WIB. Sdr. ALFA
d
REZA Bin SUARDI mulai sadar dan dibawa ke ruang observasi dan sekira
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
pukul 18.00 WIB kondisi Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI mulai membaik
si
sehingga saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI
SEMBIRING menginstruksikan kepada perawat ruang operasi untuk
ne
ng
memindahkan Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI keruang perawatan anak;
- Bahwa setelah operasi dilakukan saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin
BAGINDA ALI SEMBIRING membuat laporan operasi dan mengin struksikan
do
gu kepada terdakwa I, terdakwa II, saksi FITRI FIRDAUSI, Amd. Kep, Binti
RIDWAN, saksi HERLI YANI, Amd. Kep, Binti HASBI dan saksi AGUS RITA
In
A
SRI MELATI, Amd, Kep Binti SILWAN BAY selaku tenaga kesehatan/perawat
yang bertugas piket jaga malam di ruang perawatan anak pada saat itu untuk
ah
lik
memberikan obat kepada Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI yaitu Infus RL 20
tetes permenit, Injeksi Cefotaxim (anti biotik), 500Mg per 8 (delapan) jam,
Injeksi Ketorolax (anti nyeri), 1 % per 8 (delapan) jam, Injeksi Ranitidin (obat
am
ub
mual), setengah ampul per 8 (delapan) jam dan Injeksi Transamin (obat
megurangi atau mencegah rembesan darah), 250 Mg per 12 (dua belas) jam
ep
yang semua obat tersebut tidak dituliskan oleh saksi dr. SAMSON
k
Pasien (KOP) atas nama Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI dengan nomor
R
si
registrasi (MR) 86.38.13 dan tidak sesuai dengan SOP pengisian Kartu Obat
Pasien di Ruang Rawat Inap No Dokumen CND 03.03/SOP/015 yang
ne
ng
do
gu
lik
ub
pada saat itu terdakwa II melihat nama-nama obat yang harus disuntikkan ke
tubuh pasien Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI dalam lembar operasi yag ditu lis
ka
oleh saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI SEMBIRING
ep
yaitu Cefotaxim (anti biotik), Ketorolax (anti nyeri), Ranitidin (obat mual) dan
ah
terdakwa II melihat ketersediaan pada kotak obat milik Sdr. ALFA REZA Bin
es
ng
Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI adalah Cefotaxim (anti biotik), Ketorolax (anti
nyeri), Ranitidin (obat mual) dan Transamin (obat megurangi atau mencegah
gu
rembesan darah) sesuai dengan lembar operasi pasien tetapi yang ada
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dalam kotak obat hanya Cefotaxim (anti biotik), kemudian terdakwa I
si
menyuruh terdakwa II untuk meresepkan obat tersebut kedalam Kartu Obat
Pasien (KOP) untuk digunakan sebagai dasar pengambilan obat di depo obat
ne
ng
Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dien Meulaboh, selanjutnya terdakwa II
menuliskan angka III (romawi) pada instruksi obat Ranitidin (obat mual),
kemudian menuliskan angka III (romawi) pada instruksi obat Ketorolax (anti
do
gu nyeri), akan tetapi terdakwa II tidak menemukan adanya instruksi obat
Transamin (obat megurangi atau mencegah rembesan darah) didalam Kartu
In
A
Obat Pasien (KOP) seperti yang tertulis dalam lembar operasi pasien,
kemudian terdakwa II mencari kemiripan huruf pada nama obat Transamin
ah
lik
(obat megurangi atau mencegah rembesan darah) dan menurut terdakwa II
obat Atracurium (obat pelumpuh otot) yang paling mirip karena terdapat huruf
“T” pada tulisan dokter di Kartu Obat Pasien (KOP), kemudian terdakwa II
am
ub
memperlihatkan tulisan obat Atracurium (obat pelumpuh otot) dan
menanyakan kepada terdakwa I apakah ini obat Transamin (obat megurangi
ep
atau mencegah rembesan darah) kemudian terdakwa I membenarkan tanpa
k
melihat dengan teliti pada Kartu Obat Pasien (KOP) bahwa tulisan obat
ah
si
megurangi atau mencegah rembesan darah) dan terdakwa II kemudian
menuliskan angka III (romawi) pada instruksi obat Atracurium (obat pelumpuh
ne
ng
do
gu
lik
kemudian saksi SUARDI pergi ke depo obat sambil membawa Kartu Obat
Pasien (KOP), bahwa sesampainya saksi SUARDI di depo obat, saksi
m
ub
SUARDI menyerahkan Kartu Obat Pasien (KOP) An. Sdr. ALFA REZA Bin
SUARDI kepada saksi NYONA DIAN PRATIWI Binti H M NASIR selaku
ka
petugas farmasi pada depo obat Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien
ep
ALFA REZA Bin SUARDI namun saksi SUARDI tidak dapat diajak
es
ng
REZA Bin SUARDI saksi NYONA DIAN PRATIWI Binti H M NASIR melihat
on
pada buku pengeluaran obat depo dan didalam buku tersebut terdapat
riwayat pengeluaran obat dan terdapat keterangan posisi terakhir pasien dan
gu
dalam buku pengeluaran obat tersebut pasien Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
berada dalam ruang operasi sehingga saksi NYONA DIAN PRATIWI Binti H
si
M NASIR beranggapan bahwa pasien Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI masih
berada didalam ruang operasi dan membutuhkan obat Atracurium (obat
ne
ng
pelumpuh otot) kembali, karena saksi NYONA DIAN PRATIWI Binti H M
NASIR mengetahui bahwa obat Atracurium (obat pelumpuh otot) adalah obat
bius yang digunakan sebelum atau saat pasien di operasi, kemudian saksi
do
gu NYONA DIAN PRATIWI Binti H M NASIR memberikan obat yang tertulis
dalam instruksi obat pada Kartu Obat Pasien (KOP) sesuai dengan
In
A
permintaan perawat jaga pada ruang rawat anak yaitu Ketorolax (anti nyeri),
Ranitidin (obat mual) dan Atracurium (obat pelumpuh otot) masing-masing
ah
lik
sebanyak III ampul kepada saksi SUARDI, kemudian saksi SUARDI
memberikan obat yang diambil dari depo obat bersama dengan Kartu Obat
Pasien (KOP) kepada terdakwa II;
am
ub
- Bahwa pada pukul 22.00 WIB terdakwa I memasukkan obat Cefotaxim (anti
biotik) kedalam alat suntik dan menyuruh saksi dr. ONA SUTEVA, S.Ked Binti
ep
H SUKIMAN selaku dokter KOAS pada Rumah Sakit Umum Daerah Cut
k
Nyak Dhien Meulaboh untuk melakukan Injeksi obat Cefotaxim (anti biotik)
ah
si
obat Ketorolax (anti nyeri) kedalam alat suntik dan kembali meyuruh saksi dr.
ONA SUTEVA, S.Ked Binti H SUKIMAN untuk melakukan Injeksi obat
ne
ng
do
gu
lik
megurangi atau mencegah rembesan darah) kedalam tubuh Sdr. ALFA REZA
Bin SUARDI sebanyak 250 Mg;
m
ub
ibunya;
ah
- Bahwa sekira pukul 00.05 WIB terdakwa I dipanggil oleh terdakwa II dan
R
mengatakan bahwa pasien An. Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI kondisi nya
es
melemah dan terdakwa I langsung mengecek keadaan Sdr. ALFA REZA Bin
M
ng
SUARDI dan mendapati nadi yang suah melemah, pernafasan juga sudah
on
melemah, kemudian terdakwa I pergi ke ruang anak dan di ruang anak saksi
FITRI FIRDAUSI, Amd. Kep, Binti RIDWAN mengatakan kepada terdakwa I
gu
bahwa terdakwa II salah menyuntikkan obat ke tubuh Sdr. ALFA REZA Bin
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
SUARDI, selanjutnya terdakwa I memanggil saksi dr THAHRINA ZATIL
si
HULWANI Binti TARMIZI selaku dokter IGD pada Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh dan melihat kondisi Sdr. ALFA REZA Bin
ne
ng
SUARDI sudah meninggal dunia;
- Bahwa menurut keterangan ahli Guru Besar Bidang Farmakologi Farmasi
Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Urip harahap, Apt., berdasarkan surat
do
gu tugas dari dekan Fakultas Farmasi Sumatera Utara Nomor
4936/UN5.2.1.11/SDM/2018 tanggal 04 Desember 2018 berpendapat bahwa
In
A
obat cairan Atracurium Besylate tidak termasuk obat anastesi/ obat bius akan
tetapi obat Atracurium Besylate masuk kedalam golongan obat muscle
ah
lik
relaxant (perelaksasi otot/ pelemas otot), Atracurium Besylate umumnya
diberikan sebagai obat tambahan terhadap obat anastesi umum dengan
tujuan untuk merelaksasi otot/ melemaskan otot selama operasi, pemberian
am
ub
dosis obat Atracurium Besylate pada pasien yaitu 0,4 mg sampai dengan 0,5
mg/kilogram berat badan pasien, pemberian obat Atracurium Besylate secara
ep
overdosis dapat menyebabkan kejang otot pada saluran pernafasan
k
si
- Bahwa berdasarkan Berita Acara Analisis Laboratorium Barang Bukti Bahan
Berbahaya dari Pusat Laboratorium Forensik Polri Cabang Medan Nomor
ne
ng
do
gu
Medan dan Zulni Erma serta Delianan Naiborhu, S.Si., Apt. selaku pemeriksa
menyimpulkan bahwa dari hasil analisis terhadap barang bukti yang disita
In
dari terdakwa ERWANTY Amd. Keb Binti M YATIM Dkk bahwa Barang Bukti
A
lik
ub
dan atau Penasihat Hukum Para Terdakwa telah mengajukan keberatan dan
R
ng
MENGADILI :
on
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
2. Memerintahkan Penuntut Umum untuk melanjutkan pemeriksaan perkara
si
Nomor 75/Pid.Sus/2019/PN Mbo atas namaTerdakwa 1. Erwanty, Amd.Keb.
Binti M Yatim dan Terdakwa 2. Desri Amelia Zulkifli, Amd.Kep Binti Zulkifli;
ne
ng
3. Menangguhkan biaya perkara sampai dengan putusan akhir;
do
gu telah mengajukan Saksi-saksi sebagai berikut:
In
A
pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa Saksi mengerti dipanggil ke persidangan sehubungan dengan perkara
ah
lik
- Bahwa kejadian salah menyuntik pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober
2018 sekira pukul 23.55 WIB di ruang perawat anak Rumah Sakit Umum
am
ub
Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh;
- Bahwa peristiwa kejadian salah menyuntik ini saksi sebagai Staf ruang anak
ep
(Honorer) di Rumah Sakit (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh;
k
- Bahwa tugas dan tanggung jawab saya sebagai Staf ruang anak di Rumah
ah
Sakit (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh yaitu : menyuntik pasien, memasang
R
si
infus, kepada pasien, memberi edukasi kepada pasien dan menggantikan
sperei kasur pasien;
ne
ng
- Bahwa saksi kenal dengan korban Alfareza yaitu pasien umur 11 (sebelas)
tahun pada saat itu pasien dirawat di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh;
do
gu
- Bahwa pada waktu kejadian salah menyuntik saksi berada di depan ruang
anak sedang tugas piket di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh dan Alfareza ada
di ruang pasien anak;
In
A
- Bahwa petugas piket di ruang pasien anak pada malam ada 5 (lima) orang
yaitu : 1. saya sendiri, 2. Sdri. Erwanty, Amd. Keb, 3. Sdri. Herli Yani, Amd.
ah
lik
Kep, 4. Sdri. Agus Rita Sri Melati, Amd. Kep. 5. Sdri. Desri Amelia, Amd. Kep;
- Bahwa korban Alfareza masuk ke Rumah Sakit karena setelah di operasi di
m
ub
karena pada waktu saksi tugas piket pasien Alfareza sudah ada;
ep
- Bahwa saksi mengetahui Alfareza sudah di operasidari petugas piket siang dan
ah
- Bahwa kondisi pasien (Alfareza) pada saat serah terima petugas piket dalam
es
ng
- Bahwa tindakan medis yang dilakukan petugas di ruang anak kepada Alfareza
on
tersebut;-
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwaalasan Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep. dan Sdri. Ona (Dokter
si
Muda/Koas) melakukan tindakan medis injeksi (menyuntikkan obat) terhadap
pasien Alfareza yang dirawat di ruang anak tersebut karena Terdakwa
ne
ng
Erwanty, Amd. Keb. yang menyuruh mereka untuk menyuntik;
- Bahwa saksi mengetahui Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep. melakukan injeksi
(menyuntikkan obat) terhadap pasien Alfareza karena saksi melihat sendiri;
do
gu - Bahwa saksi saat itu tidak tahu obat apa yang di suntik oleh Terdakwa Desri
Amelia, Amd. Kep. terhadap pasien Alfareza pada malam itu;
In
A
- Bahwa Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep. pernah melakukan penyuntikkan
sebagai perawat dan pernah satu ruangan dengan saksi;
ah
lik
- Bahwa tindakan medis Sdri. Ona (Dokter Muda/Koas) dan Terdakwa Desri
Amelia, Amd. Kep. Dan Terdakwa Erwanty, Amd. Keb. lakukan terhadap
pasien Alfareza, yaitu melakukan tindakan medis berupa injeksi (penyuntikan
am
ub
obat) melalui intrafena / bolus / dari selang infus, masing-masing pada:
1. pukul 22.00 WIB melakukan injeksi obat cefotaxim (anti biotik) yang
ep
dilakukan oleh Sdri. Ona (Dokter Muda / koas);
k
2. pukul 23.40 WIB melakukan injeksi obat ketorolac (anti nyeri luka bekas
ah
si
3. pukul 23.53 WIB melakukan obat injeksi Ranitidine (anti nyeri perut) yang
dilakukan oleh Terdakwa Desi Amelia, Amd. Kep;
ne
ng
4. pukul 24.00 WIB melakukan injeksi obat sesuai dengan intruksi dokter yaitu
obat Transamin (anti pendarahan) akan tetapi obat yang diberikan kepada
do
gu
pasien Alfareza adalah obat Atracurium (obat bius) yang dilakukan oleh
Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep;
In
- Bahwa setahu saksi Yang menyuntikkan Atracurium (obat bius) kepada pasien
A
Alfareza yaitu Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep., dari pembicaraan antara
Terdakwa Erwanty, Amd. Keb., menyuruh Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep.
ah
lik
untuk menulis nama obat di kertas KOP (Kantu obat pasien), Terdakwa
Erwanti, Amd. Keb. mengatakan “dek” tolong resepkan obat transamin”
m
ub
Terdakwa Erwanti, Amd. Keb. menjawab tanpa melihat kearah kertas KOP
ep
(Kantu obat pasien) tersebut “betul dek” selanjutnya Terdakwa Desri Amelia,
ah
Amd. Kep. membawa KOP (Kantu obat pasien) tersebut kepada keluarga
R
ng
- Bahwa saksi tidak mengetahui pada waktu ditambah obat di KOP (Kantu obat
on
pasien) Alfareza pada malam kejadian tersebut dan saksi mengetahui setelah
kejadian meninggalnya pasien Alfareza;
gu
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa Saksi mengetahui kenapa disuntik obat Atracurium (obat bius)
si
sedangkan intruksi dari dokter harus disuntik dengan obat Transamin (anti
pendarahan) karena yang saksi dengar dari pembicaraan Para Terdakwa obat
ne
ng
Transamin (anti pendarahan) tidak ada pada malam itu;
- Bahwa saksi mengetahui yang disuntik obat Atracurium (obat bius) bukan obat
Transamin (anti pendarahan) sesuai dengan intruksi dari dokter karena orang
do
gu tua pasien Alfareza sudah ribut;
- Bahwa saksi mengetahui pasien Alfareza meninggal dunia malam itu juga
In
A
selang beberapa menit setelah habis disuntik dan saksi mengetahui meninggal
dunia pasien Alfareza dari Sdri. Desri Amelia, Amd. Kep;
ah
lik
- Bahwa jarak antara meja peket dengan ruang pasien anak dekat dan dapat
dilihat sehingga dapat didengar apa yang dibicarakan di dalam ruang tersebut;
- Bahwa pada saat dilakukan penyuntikan terhadap pasien Alfareza, keluarga
am
ub
pasien Alfareza ada di dalam ruang pasien anak;
- Bahwa reaksi keluarga pasien Alfareza setelah pasien Alfareza meninggal
ep
dunia mengamuk katanya ada lagi suntik mati karena ada pasien lain yang
k
meninggal dunia sebelumnya dan dia ada melihat di ruang pasien anak (di hari
ah
si
- Bahwa setelah disuntik dan pasien Alfareza tidak sadar kemudian Saksi
mengambil oksigen dan panggil dokter setelah itu saksi memasang oksigen
ne
ng
kepada pasien Alfareza, kemudian ada orang bilang sama saksi“dek pergi saja
nanti dipukul sama orang tuanya” kemudian saksi pergi ke meja piket dan
do
gu
lihat;
- Bahwa saksi mengetahui pasien Alfariza meninggal dunia karena salah suntik
ah
lik
ub
Alfariza adalah Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep., yang menambahkan angka
3 (3 obat yang diambil / dikolom daftar obat);
ka
- Bahwaobat yang sesuai dengan petunjuk / intruksi dokter yang ditulis oleh
ep
dokter di KOP (kartu obat pasien) dan di buku injeksi yang akan diberikan
ah
ng
Nyak Dhien Meulaboh pada saat malam itu adalah keluarga pasien Alfareza;
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa yang menyuruh keluarga pasien Alfareza mengambil obat di depo
si
farmasi IGD RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh pada malam kejadian yaitu
Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep;
ne
ng
- Bahwa tidak dibenarkan, mengambil obat di depo Farmasi IGD RSUD Cut
Nyak Dhien sesuai dengan surat Standar Oprasional Prosedur (SOP) RSUD
Cut Nyak Dien Meulaboh yaitu perawat yang mengambil obat di depo Farmasi;
do
gu - Bahwa yang membuat resep untuk pasien adalah dokter;
- Bahwa pada saat pasien Alfarezameninggal dunia yanag piket di ruang pasien
In
A
anak adalah saksi sendiri, Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep, Terdakwa
Erwanty, Amd. Keb, Sdri. Herli Yani, Amd. Kep dan Sdri. Agus Rita Melati,
ah
lik
Amd. Kep;
- Bahwa setahu tidak boleh Para Terdakwa menulis penambahan resep untuk
pasien yang boleh adalah dokter;
am
ub
- Bahwa penaggung jawab ruang pasien Alfareza (ruang pasien anak) pada
malam itu yaitu Sdri. Agus Rita Sri Melati, AMK. karena dia sakit penggantinya
ep
adalah Terdakwa Erwanty, Amd. Kp;
k
- Bahwa yang ditulis oleh Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep. pada resep pasien
ah
si
- Bahwa pada malam kejadian tersebut dokter yang masuk ke ruang pasien
anak yaitu dokter Samson Sembiring;
ne
ng
- Bahwa untuk memberikan obat kepada pasien ada waktunya dan seharusnya
obat Transamin diberikan kepada pasien Alfareza pukul 24.00 WIB;
do
gu
- Bahwa setahu saksi obat Transamin tidak ada sekira pukul 21.30 WIB;
- Bahwa saksi mengambil ampul di ruang pasien Alfareza pada malam kejadian
In
di atas meja dan banyak botol obat lain yang kosong selajutnya saksi
A
lik
tersebut tidak ada lagi obatnya (kosong) dan saksi bawa pulang ke rumah;
- Bahwa saksi masuk piket pada malam kejadian tersebut (pada malam
m
ub
- Bahwa obat Atracurium (obat bius) tersebut di suntik pada pasien Alfreza yang
ah
- Bahwa tidak ada konsultasi dengan dokter ssat Para Tedakwa memberikan
M
ng
- Bahwa dosis obat yang diberikan kepada pasien Alfareza ada tertulis di resep
(Tim Penuntut Umum memperlihatkan resep tersebut kepada Saksi di depan
gu
sidang) untuk pasien Alfareza yang tulis petugas siang Perawatnya Sriwahyuni;
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa alasan saksi mengambil botol obat Atracurium karena penasaran dan
si
tidak sempat mencocokkan dengan KOP (kartu obat pasien);
- Bahwa saksi mengetahui STR yaitu Surat Tanda Regristasi dan saksibelum
ne
ng
mempunyai STR (Surat Tanda Regristasi);
- Bahwa saksi tidak ada melihat pada waktu penyerahan pasien Alfareza dari
piket siang kepada piket malam pada waktu saya masuk piket pasien Alfareza;
do
gu - Bahwa pada saat itu mandat dari dokter untuk menyuntik pasien;
- Bahwa setahu saksi yang dimaksud dengan tindakan medis yaitu tindakan
In
A
petugas/pegawai pelayanan kesehatan kepada pasien seperti memberikan
obat untuk diminum, injeksi (penyuntikan obat) serta memberiakn layanan
ah
lik
kesehatan lainnya, adapun syaratnya kepada petugas / pengawai yang dapat
melakukan tindakan meddis yaitu memiliki Surat Izin Keraja Perawat (SIKP)
dan Surat Tanda Regristasi (STR);
am
ub
- Bahwa yang menjadi dasar untuk mengambil obat yaitu KOP (Kartu obat
pasien);
ep
- Bahwa yang mengintruksikan obat Ranitidine dan Ketorolac dikolom kedua
k
tanggal permintaan / penerimaan pada KOP (Kartu obat pasien) Sdr. Alfareza
ah
si
tersebut, Saksi menjawab benar keterangan Saya tersebut);
- Bahwa ada 2 (dua) obat yang di intruksikan oleh dr. Samson Sembiring untuk
ne
ng
pasien Alfareza;
- Bahwa 2 (dua) pasien yang meninggal dunia pada malam itu sama dokter
do
gu
- Bahwa pada waktu operan siang dan malam tidak ada diperlihatkan obat-obat
yang habis yaitu obat Transamin tidak ada;
ah
lik
ub
2. Yang bertanggung jawab pada malam itu bukan saya semuanya tetapi ada
ep
3. Tidak benar saya yang bilang Dek tidak ada obat Transamin;
R
4. Tidak benar Saksi tidak tahu ada obat Transamin pada malam itu;
es
ng
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
2. SaksiHerli Yani, Amd. Keb. Binti Hasbi, dibawah sumpah pada pokoknya
si
menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa Saksi ketahui tentang perkara masalah salah suntik;
ne
ng
- Bahwa kejadian salah suntik yaitu pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober
2018 sekira pukul 23.55 WIB di ruang perawat anak Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh;
do
gu - Bahwa yang menjadi korban salah suntik yaitu Alfareza yang berumur 11
tahun;
In
A
- Bahwa saksi diangkat sebagai Honorer di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh
yaitu sejak tahun 2014;
ah
lik
- Bahwa yang mengangkat saksi sebagai Honorer di RSUD Cut Nyak Dhien
Meulaboh adalah Direktur RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh dan jabatan saya
yaitu Perawat Staf Ruang Anak;
am
ub
- Bahwa Tugas dan tanggung jawab saya sebagai Perawat Staf Ruang Anak di
RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh yaitu:
ep
1. Menyuntik pasien;
k
si
4. Menggantikan Sprei kasur pasien;
- Bahwa yang piket pada malam itu ada 4 (empat) orang yaitu : 1. saya sendiri,
ne
ng
2. Sdri. Erwanty, Amd. Keb, 3. Sdri. Fitri Firdausi, Amd. Kep, 4. Sdri. Desri
Melati, Amd. Kep;
do
gu
lik
Regristasi (STR);
- Bahwa pasien Alfareza mulai dirawat di ruang anak pada hari Jum’at tanggal
m
ub
19 Oktober 2018 sekira pukul 18.07 WIB dan sebabnya karena telah dilakukan
operasi tertusuk kayu di paha sebelah kiri;
ka
- Bahwa pasien Alfareza mulai dirawat di ruang anak yaitu sejak hari Jum’at
ep
tanggal 19 Oktober 2018 sekira pukul 18.00 WIB dan sebabnya karena telah
ah
dilakukan operasi tertusuk kayu di paha sebelah kiri yaitu dari laporan petuga
R
piket lama yang masing-asing bernama : Sdri. Sriwahyuni, Sdri. Vera Meroja,
es
ng
- Bahwa kondisi pasien Alfareza pada saat serah terima petugas piket tersebut
on
dalam keadaan baik (sudah sadar) dan masih lemas karena baru siap di
operasi tertusuk kayu di paha sebelah kiri;
gu
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa alasan Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep dan Sdri. Ona melakukan
si
tindakan medis injeksi (menyuntikan obat) terhadap pasien Alfareza yang
dirawat di ruang anak tersebut karena Terdakwa Eewanti, Amd. menyuruh
ne
ng
Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep dan Sdri. Ona untuk melakukan injeksi
(menyuntikan obat) terhadap pasien tersebut;
- Bahwa tindakan medis terhadap pasien Alfareza berupa injeksi (penyuntika
do
gu obat) melalui intrafena / bolus / dari selang infus, masing-masing pada :
1. pukul 22.00 WIB melakukan injeksi obat Cefotaxim (anti biotik) yang
In
A
dilakukan oleh Sdri. Ona;
2. Pukul 23.40 WIB melakukan injeksi obat ketorolac (anti nyeri luka bekas
ah
lik
operasi), yang dilakukan oleh Sdri. Ona;
3. Pukul 23.53 WIB melakukan obat injeksi Ranitidine (anti nyeri perut) yang
dilakukan oleh Terdakwa Desi Amelia, Amd. Kep;
am
ub
4. Pukul 24.00 WIB melakukan injeksi obat sesuai dengan intruksi dokter yaitu
obat Transamin (anti pendarahan) akan tetapi obat yang diberikan kepada
ep
pasien Alfareza adalah obat Atracurium (obat bius) yang dilakukan oleh
k
- Bahwa Obat yang sesuai dengan petunjuk / intruksi dokter yang ditulis oleh
R
si
dokter di KOP (kartu obat pasien) yang akan diberikan terhadap psien Alfareza
yaitu :
ne
ng
do
gu
lik
ub
- Bahwa pada waktu Terdakwa Erwanti, Amd. Keb. dan Terdakwa Desri Amelia,
ah
Amd, Kep sedang mengambil tindakan medis terhadap pasien Alfareza Saksi
R
- Bahwa pada pukul 22.00 WIB saksi ada melihat Terdakwa Erwanty, Amd.
M
ng
Keb. dan Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep masuk ke ruang pasien Alfareza
on
terhadap pasien Alfareza yaitu pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober 2018
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
sekira pukul 23.50 WIB, setelah pasien atas nama Ajrul Amilin meninnggal
si
dunia kemudian Terdakwa Erwanty, Amd. Keb. menjumpai saya di meja piket
ruang anak dan mengatakan sambil memperlihatkan KOP (Kartu obat pasien)
ne
ng
Alfareza kepada saya dek ini kayaknya bukan obat Transamin, tadi aku yang
suruh Desri resepkan obat, kemudian saya pergi melihat pasien Alfareza yang
sudah dilakukan injeksi oleh Terdakwa Desri dan sudah meninggal dunia;
do
gu - Bahwa pada KOP (Kartu obat pasien) untuk pasien Alfareza ada 4 (empat)
macam yaitu Injeksi Cefotaxin (anti biotik), Injeksi Ketorolax (anti nyeri), Injeksi
In
A
Ranitidin (obat mual), Injeksi Transamin (obat mengurangi atau mencegah
rembesan darah) tertera dari buku laporan apakah sudah konsul ke dokter
ah
lik
Samson Sembiring piket siang;
- Bahwa yang dilakukan oleh Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep. sebelum
melakukan injeksi kepada pasien Alfareza yaitu memberikan KOP (Kartu obat
am
ub
pasien) kepada keluarga pasien Alfareza untuk mengambil obat di depo obat;
- Bahwa selang 15 (limabelas) menit setelah di suntik pasien Alfareza meninggal
ep
dunia;
k
- Bahwa KOP (Kartu obat pasien) Alfareza berbeda dengan KOP (Kartu obat
ah
si
- Bahwa saksi tidak tahu obat apa yang di suntik kepada psien Alfareza;Setelah
meninggal dunia pasien Alfareza terjadi keributan dari keluarga pasien Alfareza
ne
ng
do
gu
Alfareza;
- Bahwa kalau tidak ada obat yang diperlukan konsultasi ke dokter tetapi Sdri.
In
Desri Amelia, Amd, Kep. tidak ada konsultasi ke dokter dan lansung merersep
A
obat;
- Bahwa saksi tidak mengetahui dengan pasti siapa yang menulis intruksi obat
ah
lik
ub
injeksi terhdap pasien atas nama Ajrul Amilin, kemudian Sdri. Ewanty, Amd.
Keb, menjumpai saya dan mengatakan sambil memperlihatkan KOP pasien
ka
Alfareza kepada saya “dek ini kayaknya bukan obat Transamin, tadi aku yang
ep
suruh Desri resepkan obat, kayaknya ini salag obat, sudah aku suntik pulak
ah
pasien Ajrul Amilin tadi” kemudian saya menjawab sambil melihat kertas KOP
R
ini obat Atracurium kak bukan obat Transamin, apakah benar keterangan Saksi
es
ng
- Bahwa penanggung jawab di ruangan pasien anak adalah kelapa Shif ruangan
on
anak yaitu Agus Rita Sri Melati AMK, ada diberitahu melalui grup ruangan anak
pada pukul 19.30 WIB;
gu
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa atas kesepakatan Tim Sdri. Agus Rita Sri Melati AMK ditunjuk sebagai
si
penanggung jawab di ruangan pasien karena Sdri. Agus Rita Sri Melati AMK
adalah PNS, pada malam itu Sdri. Agus Rita Sri Melati AMK tidak hadir karena
ne
ng
sakit maka diganti oleh Erwanty, And. Keb. dan tidak ada SOP yang mengatur
tentang penanggung jawab tersebut akan tetapi atas kesepakatan Tim;
- Bahwa pada SOP yang membuat resep untuk pasien yaitu dokter, yang
do
gu mengambil obat di depo obat yaitu Perawat dan tidak boleh keluarga pasien
yang mengambil obat di depo obat;
In
A
- Bahwa setahu saksi diambil obat untuk pasien Alfareza pada pukul 21.00 WIB
(malam itu juga) yang di resepkan sama Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep;
ah
lik
- Bahwa menurut pengakuan Terdakwa Erwanty, Amd. Keb. 1 (satu) ampul
digunakan kepada pasien Ajrul Amilin, 1 (satu) ampul kepada pasien Alfareza
dan 1 (satu) ampul lagi saya tidak mengetahui kepada siapa digunakannya;
am
ub
- Bahwa baru kali ini Terdakwa Erwanty, Amd, Keb. memerintahkan Terdakwa
Desri Amelia, Amd. Kep. untuk melakukan tindakan medis injeksi
ep
(menyuntikkan obat) kepada pasien;
k
- Bahwa cara memasukkan obat pada pasien yaitu obat di bulus melalui selang
ah
impus;
R
si
- Bahwa untuk menulis obat Atracurium atas perintah Terdakwa Erwanti, Amd.
Keb. “dek tulis aja obat Transamin diganti dengan obat Atracurium” saksi mau
ne
ng
menulis karena sudah diperintahkan oleh Terdakwa Erwanti, Amd. Keb. (kakak
senior);
do
gu
- Bahwa saksi yang menulis obat Transamin untuk pasien Alfareza pada saat
membuat KOP (Kartu obat pasien) sebelum kejadian meninggal dunia pasien
In
Alfareza;
A
- Bahwa Saksi menulis obat Transamin diganti dengan obat Atracurium pada
pukul 21.00 WIB belum dapat dikonsultasi karena sudah kejadian yaitu
ah
lik
ub
4. Obat yang telah diambil akan diserahkan kepada petugas Perawat, dan
M
ng
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Terhadap keterangan saksi, Terdakwa I memberikan pendapat yang
si
menyatakan atas keterangan tersebut ada yang tidak benar, pada
pokoknya sebagai berikut:
ne
ng
1. Tidak benar saya bilang obat Transamin pada waktu itu;
2. Kami tidak ada mengambil tindakan pada waktu itu;
3. Tidak benar saya mengambil tugas pada malam itu tetapi ada pembagian
do
gu tugas;
4. Tidak ada saya bilang obat Transamin tidak ada pada malam itu;
In
A
5. Koordianasi yang bertanggung jawab bukan saya;
6. Saya tidak tahu tentang obat Atracurium;
ah
lik
- Terhadap keterangan saksi, Terdakwa II memberikan pendapat yang
menyatakan atas keterangan tersebut ada yang tidak benar, pada
pokoknya sebagai berikut:
am
ub
1. Saya tugas malam itu memegang buku injeksi dan bukan meresepkan obat
tetapi menambah obat;
ep
k
3. SaksiEka Herlina, Amd, Keb Binti Saudin, dibawah sumpah pada pokoknya
ah
si
- Bahwa Tugas dan tanggung jawab saya sebagai Kepala ruang anak di Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut nyak Dhien Meulaboh yaitu :
ne
ng
1. Perencanaan :
- Menunjukkan Ketua tim A dan tim B untuk pembagian pasien;
do
- Mengikuti serah terima dari Shif sebelumnya;
gu
lik
anak;
3. Menyusun dan mengatur jadwal jaga / piket petugas perawat;
m
ng
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa Saya tidak kenal dengan pasien atas nama Alfareza umur 11 (sebelas)
si
tahun yang sudah meninggal dunia tersebut akan tetapi sekira pukul 01.30 WIB
saya diberitahu melalui telpon Sdri. Herlina mengatakan bahwa telah
ne
ng
meninggal dunia 2 (dua) orang pasien, kemudian saya pergi ke RSUD Cut
Nyak Dhien Meulaboh dan benar telah meninggal dunia 2 (dua) pasien atas
nama Alfareza dan Ajrul Amilin;
do
gu - Bahwa yang melaksanakan piket jaga malam sesuai jadwal piket yaiu :
1. Erwanty, Amd. Keb;
In
A
2. Fitri Firdausi, Amd. Kep;
3. Herli Yani, Amd. Kep;
ah
lik
4. Desri Amelia, Amd. Kep. seharusnya ada 5 (lima) orang piket karena
Sdri. Agus Rita Sri Melati, AMK tidak masuk piket karena sakit dan
tidak ada penggantinya maka di ambil alih oleh Terdakwa Erwanti,
am
ub
Amd. Keb;
- Bahwa pada waktu serah terima bagi pasien ke kamar sekaligus dilakukan
ep
terapi obat;
k
terhadap pasien;
R
si
- Bahwa Sdri. Desri Amelia, Amd. Kep. belum memiliki Surat Tanda Regristasi
(STR) pada saat melaksanakan piket jaga malam tersebut sedangkan yang 3
ne
ng
do
gu
orang pasien tetapi setelah ditelpon oleh Sdri. Herli Yani baru saya mengatahui
penyebabnya;
- Bahwa pada saat Sdri. Herli Yani mengatakan kepada saksi “Kak keluarga
In
A
lik
ub
keluarga pasien sudah mengamuk dan saya pergi dari ruangan takut diserang;
ep
- Bahwa Yang meresepkan obat Atracurium (obat bius) tersebut yaitu Terdakwa
ah
Desri Amelia, Amd, Kep. atas suruhan Terdakwa Erwanty, Amd. Keb. saya
R
mengetahui besok harinya (Terdakwa Desri Amelia, Amd, Kep. bilang salah
es
lihat dibelakang dan dia mengaku salah baca di depan Direktur RSUD Cut
M
ng
- Bahwa Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep. tidak boleh melakukan penyuntikan
terhadap pasien karena tidak ada memiliki Surat Tanda Regristasi (STR) dan
gu
setahu saya kolom nama obat untuk pasien dokter yang menulis;
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa kalau ada konsul dengan dokter boleh perawat yang membuat resep
si
untuk pasien Seharusnya dokter juga yang meresepkannya bukan perawat;
- Bahwa ada saya menayakan, Terdakwa Desri Amalia, Amd. Kep. bilang
ne
ng
Terdakwa Erwanty Amd. Keb. meminta tolong kepada Terdakwa Desri Amalia,
Amd. Kep. untuk meresepkan obat Transamin untuk pasien Alfareza;
- Bahwa sudah biasa apabila Pj. Shif malam itu Sdri. Agus Rita Sri Melati tidak
do
gu masuk karena sakit dan diambil alih oleh Terdakwa Erwanty Amd. Keb. apakah
biasa terjadi seperti itu di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh ;
In
A
- Bahwa Seharusnya yang menangani pasien di ruangan adalah Pj. Shif sampai
ke obat dan yang menyuntik yang menangani pasien;
ah
lik
- Bahwa Obat Transamin tidak ada dan boleh diambil alih oleh Pj. Shif untuk
meresepkannya tanpa konsul dengan dokter sedangkan SPO tidak boleh Pj.
Shif mengambil obat tanpa izin dari dokter;
am
ub
- Bahwa saksi baru 5 (lima) bulan saya menjadi Kepala ruang anak di RSUD Cut
Nyak Dhin Meulaboh;
ep
- Bahwa Injeksi tindakan yang diambil dan diturunkan terhadap pasien
k
- Bahwa ada dikumpulkan di ruang Direktur RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh 2
R
si
(dua) hari setelah meninggal dunia pasien Alfareza dan semuanya yang
bertugas di ruang anak pada malam itu;
ne
ng
- Bahwa Terdakwa Desri Amalia, Amd. Kep. bilang salah lihat ternyata obat
Atracurium (obat bius);
do
gu
- Bahwa Seharusnya 1 (satu) pasien 1 (satu) KOP nyatanya ada pasien lain dan
saya menanyakan Dek kenapa banyak sekali di jawab oleh Sdri. Erwanty,
In
Amd. Keb. untuk pasien atas nama Ajrul Amilin;
A
- Bahwa pada waktu kejadian meninggal dunia pasien kedua ada diberitahukan
kepada saya sedangkan meninggal dunia pasien pertama tidak ada
ah
lik
ub
(saya mendapat 4 pasien dan semuanya saya tangani kalau tidak mampu baru
ditangani oleh Pj. Shif);
ka
berdasrkan KOP dan tidak bisa mengambil obat tanpa KOP (Kartu obat
es
pasien);
M
ng
- Bahwa setahu saksi Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep. belum ada Surat
on
anak yaitu Kepala Tata Usaha (KTU) RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh;
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa Sebelum saya menjadi kepala ruang anak Terdakwa Desri Amelia,
si
Amd. Kep. sudah ada di ruang pasien anak;
- Bahwa ada saya menanyakan, “Dek apa sudah di urus Surat Tanda Regristasi
ne
ng
(STR)” dan Sdri. Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep. Menjawab” sedang dalam
pengurusan”;
- Bahwa pada waktu saya ditelpon pukul 20.00 WIB Kepala Shif tidak ada di
do
gu ruang pasien anak;
- Bahwa pada malam itu tidak ada saya menyuruh Terdakwa Erwanty, Amd.
In
A
Keb. mengambil alih tanggung jawab di ruang pasien anak sebelumnya dari Pj.
Shif;
ah
lik
- Bahwa dalam ruang anak yang melakukan tindakan medis yaitu perawat,
bidan sedangkan dokter masuk mengawasi pasien;
- Bahwa yang bertanggung jawab tulis resep untuk pasien yaitu dokter dan yang
am
ub
mengantar ke depo obat yaitu perawat;
- Bahwa menurut saya penerbitan KOP (Kartu obat pasien) untuk pasien yaitu
ep
setiap pasien 1 (satu) KOP (Kartu obat pasien) sampai pasien keluar kalau
k
- Bahwa Saya tidak pernah mengatakan obat Atracurium yang digunakan untuk
R
si
pasien Alfareza pada waktu rapat di ruang Direktur;
- Bahwa Terdakwa Desri Amelia Amd. Kep. di ruang anak sudah 6 (enam) bulan
ne
ng
pada waktu saya menjadi Kepala ruang anak dia sudah ada;
- Bahwa Saya tidak pernah melihat Terdakwa Desri Amelia Amd. Kep.
do
gu
menyuntik pasien;
- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa I (Erwanty, Amd. Keb)
In
menyatakan ada yang tidak benar;
A
lik
ub
- Saya tidak ambil alih Pj. Shif pada malam kejadian tersebut;
ep
- Dokumen perjanjian serah terima pasien tidak ada pada malam kejadian
ah
tersebut;
R
- Pada hari itu tidak ada arahan anak Koas tidak boleh menyuntik;
es
M
ng
- Bahwa pada saat pemeriksaan di Polisi tidak ada dipaksa, tidak ada direkam,
gu
ada tanya jawab, tidak ada diancam, ada dibaca dulu, ada dikoreksi, ada di
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
paraf dan setelah itu baru saya menandatangan berita acara pemeriksaan
si
tersebut;
- Bahwa meninggal dunia pasien Alfareza yaitu pada hari Jum’at tanggal 19
ne
ng
Oktober 2018 sekira pukul 23.55 WIB di ruang perawat anak di RSUD Cut
Nyak Dhien Meulaboh;
- Bahwa Saya mengetahui pasien Alfareza meninggal dunia setelah kejadian;
do
gu - Bahwa hubungan saya dengan meninggal dunia pasien Alfareza adalah kami
petugas piket depo Farmasi di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh pada malam
In
A
tersebut;
- Bahwa petugas piket depo Farmasi yaitu : saya sendiri dan Sdri. Nyona Dian
ah
lik
Pratiwi dan obat yang diambil oleh keluarga pasien Alfareza yaitu : Ranitidin
sebanyak 3 (tiga) ampul, Ketorolac sebanyak 3 (tiga) ampul dan Atracurium
sebanyak 3 (tiga) ampul;
am
ub
- Bahwa Tugas saya sebagai Farmasi yaitu : mengeluarkan obat jika ada resep
dokter dan tertuang di KOP (Kartu obat pasien);
ep
- Bahwa petugas Farmasi di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh tidak bisa
k
- Bahwa KOP (Kartu obat pasien) yang keluar saya tidak ingat lagi tetapi lebih
R
si
dari 10 (sepuluh) KOP (Kartu obat pasien);
- Bahwa prosudur / SOP pengambilan obat di depo Farmasi IGD RSUD CND
ne
ng
Meulaboh yaitu :
1. Obat yang sudah diintruksi oleh dokter pananggung jawab pasien
do
gu
lik
ub
- Bahwa yang menulis kolom nama obat adalah dokter dan orang lain tidak
R
- Bahwa KOP (Kartu obat pasien) dikeluarkan dari awal masuk pasien 1 (satu)
M
ng
KOP (Kartu obat pasien) kalau kolomnya sudah penuh dibuat berikutnya
on
(tiga) ampul, Ranitidin (obat mual) sebanyak 3 (tiga) ampul, Ketorolac (anti
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
nyeri) sebanyak 3 (tiga) ampul, dan Transamin (obat mengurangi atau
si
mencegah rembesan darah) sebanyak 3 (tiga) ampul;
- Bahwa Obat-obat yang diambil pada malam itu disuntik melalui spek kalau
ne
ng
yang lain saya tidak tahu;
- Bahwa Obat Atracurium (obat bius) sebanyak 3 (tiga) ampul di taruk ruang
operasi;
do
gu - Bahwa 1 (satu) KOP (Kartu obat pasien) untuk 1 (satu) pasien dan tidak beloh
dipergunakan untuk pasien yang lain;
In
A
- Bahwa Saya tidak mengetahui siapa yang menulis obat Atracurium (obat bius)
pada KOP (Kartu obat pasien) pasien Alfareza;
ah
lik
- Bahwa pernah kami dikumpulkan pada malam hari dan 1 (satu) kali kami
dikumpulkan;
- Bahwa yang ditanyakan pada saat dikumpulkan yaitu obat apa yang kami
am
ub
keluarkan dan kami menjawab sesuai dengan KOP (Kartu obat pasien);
- Bahwa yang mengambil obat di depo Farmasi adalah keluarga pasien
ep
Alfareza;
k
- Bahwa obat tersebut saksi berikan karena sebelumnya sudah sering terjadi
R
si
keluarga pasien mengambil obat di depo Farmasi;
- Bahwa setelah kejadian meninggal dunia pasien Alfareza tidak ada lagi
ne
ng
do
gu
- Bahwa saksitidak ada curiga karena operasi ada siang hari dan ada malam
hari, lazimnya keluarga pasien yang mengambil obat di depo Farmasi dan di
In
SOP tidak boleh keluarga pasien yang mengambil obat;
A
- Bahwa saksi bisa keluar obat Atracurium (obat bius) karena ada di kolom 3;
- Bahwa saksi tidak mengetahui siapa yang menulis obat Atracurium (obat bius)
ah
lik
ub
- Bahwa saksi tidak tada ditanyakan siapa yang menulis obat Atracurium (obat
bius) di KOP (Kartu obat pasien);
ka
- Bahwa yang pertama menerima KOP (Kartu obat pasien) pada saat keluarga
ep
pasien Alfareza memberikan ke depo Farmasi yaitu Sdri. Nyona Dian Pratiwi;
ah
- Bahwa Saksi ada koreksi kenapa diminta lagi obat operasi obat Atracurium
R
(obat bius) setelah obat Atracurium (obat bius) tersebut sudah keluar;
es
- Bahwa sebelum kejadian pukul 20.00 WIB Saksi ada meneliti resep tersebut;
M
ng
- Bahwa dalam pikiran saya pasien masih di ruang operasi maka saya tetili
on
mengeceknya;
- Bahwa saksi bertugas di depo F RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh ada SOP
gu
kerja;
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa setelah menerima KOP (Kartu obat pasien) ada di cek sebelum
si
diberikan obat;
- Bahwa setelah meninggal dunia pasien Alfareza kami croscek obat, kami
ne
ng
sesuaikan dengan KOP (Kartu obat pasien) cocok yang kami keluarkan;
- Bahwa tidak ada terpikir meninggal dunia pasien Alfareza penyebanya obat
Atracurium;
do
gu - Bahwa pada waktu diambil obat ada saya menanyakan dari runag mana tetapi
tidak dijawab;
In
A
- Bahwa saksi bertugas di depo Farmasi dari pukul 20.00 WIB sampi pukul 08.00
WIB;
ah
lik
- Bahwa pada pukul 21.00 WIB datang seorang laki-laki ke depo obat Farmasi
menyerahkan KOP (Kartu obat pasien) kemudian KOP (Kartu obat pasien)
dikembalikan kepada yang menyerahkan;
am
ub
- Bahwa tidak ada tertulis obat Transamin pada malam itu;
- Bahwa tidak ada tertulis obat Tranexsamat pada malam itu (Tim Penuntut
ep
Umum memperlihatkan KOP (Kartu obat pasien) kepada Saksi di depan
k
persidangan;
ah
si
setelah kejadian pukul 24.00 WIB dari Terdakwa Erwanty, Amd. Keb datang ke
depo obat Farmasi, saya bilang kak tidak boleh tidak ada KOP (Kartu obat
ne
ng
pasien), dijawab oleh Terdakwa Erwanty, Amd. Keb pasien sekarat nanti
diberikan / menyusul KOP (Kartu obat pasien) dan dia meminta obat
do
gu
Tranexsamat;
- Bahwa setelah Terdakwa Erwanty, Amd. Keb mengambil obat Tranexsamat
In
saya mendengar keributan di ruang pasien anak;
A
lik
ub
Alfareza yaitu pada subuh saya tanya pada Terdakwa Erwanty, Amd. Keb;
- Bahwa pada waktu itu saya menanyakan apa yang salah, dijawab tidak tahu,
ka
terus saya ketempat kejadian dan saya meihat Asam Tranexsamat ada disitu;
ep
- Bahwa sebelum kejadian Asam Tranexsamat tidak ada KOP (Kartu obat
ah
pasien) pasien Alfareza dan setelah kejadian baru ada Asam Tranexsamat
R
- Bahwa pada obat Asam Tranexsamat ada di paraf tetapi kami tidak tahu untuk
M
ng
siapa pagi hari baru kami tahu yaitu untuk pasien Alfareza;
on
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa benar KOP (Kartu obat pasien) yang diberikan oleh Keluar pasien pada
si
malam kejadian tersebut atas nama pasien Alfareza bukan untuk pasien yang
lain;
ne
ng
- Bahwa hanya 2 (dua) ampul diminta obat Atracurium pada malam kejadian
tersebut;
- Bahwa yang menerima resep pada malam tersebut yaitu Sdri. Nyona Dian
do
gu Pertiwi dan lagsung kami koreksi karena sudah ada KOP (Kartu obat pasien)
maka kami berikan;
In
A
- Bahwa Saya sebagai Asisten Farmasi dan kami lebih kurang ada 10 (sepuluh)
orang yang bertugas di Farmasi;
ah
lik
- Bahwa Obat dikeluarkan untuk pasien melalui KOP (Kartu obat pasien);
- Bahwa Saya tidak tahu jadwal SOP untuk memberikan obat di Farmasi karena
sudah mencakup semuanya dan apa yang diminta kami berikan dan Yang
am
ub
membuat SOP di Farmasi;
- Bahwa kegunaan obat Asam Tranexsamat yaitu anti pendarahan dan
ep
permintaan obat yang kedua yang membaca resepnya yaitu Sdri. Nyona Dian
k
Pratiwi;
ah
- Bahwa 1 (satu) Kartu obat pasien) tidak dibenarkan untuk pasien yang lain
R
si
(satu KOP satu pasien);
- Bahwa 3 (tiga) ampul obat Atracurium yang diminta untuk pasien Alfareza;
ne
ng
do
gu
- Bahwa pada malam kejadian saya tidak tahu yang meninggal dunia selainn
Alfareza;
In
- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Para Terdakwa menyatakan tidak ada
A
lik
- Bahwa pada saat pemeriksaan di Polisi tidak ada dipaksa, tidak ada direkam,
ub
ada tanya jawab, tidak ada diancam, ada dibaca dulu, ada dikoreksi, ada di
ka
paraf dan setelah itu baru saya menandatangan berita acara pemeriksaan
ep
tersebut;
- Bahwa meninggal dunia pasien Alfareza yaitu pada hari Jum’at tanggal 19
ah
Oktober 2018 sekira pukul 23.55 WIB di ruang perawat anak di RSUD Cut
es
ng
petugas piket depo Farmasi di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh pada malam
gu
tersebut;
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa petugas piket depo Farmasi yaitu : saya sendiri dan Sdri. Nyona Dian
si
Pratiwi dan obat yang diambil oleh keluarga pasien Alfareza yaitu : Ranitidin
sebanyak 3 (tiga) ampul, Ketorolac sebanyak 3 (tiga) ampul dan Atracurium
ne
ng
sebanyak 3 (tiga) ampul;
- Bahwa Tugas saya sebagai Farmasi yaitu : mengeluarkan obat jika ada resep
dokter dan tertuang di KOP (Kartu obat pasien);
do
gu - Bahwa petugas Farmasi di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh tidak bisa
mengeluarkan obat tanpa adanya KOP (Kartu obat pasien);
In
A
- Bahwa KOP (Kartu obat pasien) yang keluar saya tidak ingat lagi tetapi lebih
dari 10 (sepuluh) KOP (Kartu obat pasien);
ah
lik
- Bahwa prosudur / SOP pengambilan obat di depo Farmasi IGD RSUD CND
Meulaboh yaitu :
1. Obat yang sudah diintruksi oleh dokter pananggung jawab pasien
am
ub
2. Kemudian dituliskan oleh dokter spesialis / dokter piket / perawat ke KOP
(Kartu obat pasien), dengan cara :
ep
a. Jenis obat diisi / ditulis dikolom nama obat;
k
si
4. Obat diserahkan petugas Farmasi kepada petugas perawat sesuai yang
diintruksikan;
ne
ng
do
gu
lik
KOP (Kartu obat pasien) kalau kolomnya sudah penuh dibuat berikutnya
dengan KOP (Kartu obat pasien) yang sama;
m
ub
- Bahwa Yang ditulis nama Alfareza yaitu : Cefotaxin (anti biotik) sebanyak 3
(tiga) ampul, Ranitidin (obat mual) sebanyak 3 (tiga) ampul, Ketorolac (anti
ka
- Bahwa Obat-obat yang diambil pada malam itu disuntik melalui spek kalau
R
- Bahwa Obat Atracurium (obat bius) sebanyak 3 (tiga) ampul di taruk ruang
M
ng
operasi;
on
- Bahwa 1 (satu) KOP (Kartu obat pasien) untuk 1 (satu) pasien dan tidak beloh
dipergunakan untuk pasien yang lain;
gu
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa Saya tidak mengetahui siapa yang menulis obat Atracurium (obat bius)
si
pada KOP (Kartu obat pasien) pasien Alfareza;
- Bahwa pernah kami dikumpulkan pada malam hari dan 1 (satu) kali kami
ne
ng
dikumpulkan;
- Bahwa yang ditanyakan pada saat dikumpulkan yaitu obat apa yang kami
keluarkan dan kami menjawab sesuai dengan KOP (Kartu obat pasien);
do
gu - Bahwa yang mengambil obat di depo Farmasi adalah keluarga pasien
Alfareza;
In
A
- Bahwa tidak dibenarkan keluarga pasien mengambil obat di depo Farmasi;
- Bahwa obat tersebut saksi berikan karena sebelumnya sudah sering terjadi
ah
lik
keluarga pasien mengambil obat di depo Farmasi;
- Bahwa setelah kejadian meninggal dunia pasien Alfareza tidak ada lagi
keluarga pasien mengambil obat di depo Farmasi tetapi perawat yang
am
ub
mengambilnya;
- Bahwa saksitidak ada curiga karena operasi ada siang hari dan ada malam
ep
hari, lazimnya keluarga pasien yang mengambil obat di depo Farmasi dan di
k
- Bahwa saksi bisa keluar obat Atracurium (obat bius) karena ada di kolom 3;
R
si
- Bahwa saksi tidak mengetahui siapa yang menulis obat Atracurium (obat bius)
di kolom 3, seharusnya dokter yang menulis angka;
ne
ng
- Bahwa Saksi mengethui pasien Alfareza meninggal dunia Subuh hari kejadian;
- Bahwa saksi tidak tada ditanyakan siapa yang menulis obat Atracurium (obat
do
gu
- Bahwa Saksi ada koreksi kenapa diminta lagi obat operasi obat Atracurium
(obat bius) setelah obat Atracurium (obat bius) tersebut sudah keluar;
ah
lik
- Bahwa sebelum kejadian pukul 20.00 WIB Saksi ada meneliti resep tersebut;
- Bahwa dalam pikiran saya pasien masih di ruang operasi maka saya tetili
m
ub
mengeceknya;
- Bahwa saksi bertugas di depo F RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh ada SOP
ka
kerja;
ep
- Bahwa setelah menerima KOP (Kartu obat pasien) ada di cek sebelum
ah
diberikan obat;
R
- Bahwa setelah meninggal dunia pasien Alfareza kami croscek obat, kami
es
sesuaikan dengan KOP (Kartu obat pasien) cocok yang kami keluarkan;
M
ng
- Bahwa tidak ada terpikir meninggal dunia pasien Alfareza penyebanya obat
on
Atracurium;
- Bahwa pada waktu diambil obat ada saya menanyakan dari runag mana tetapi
gu
tidak dijawab;
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa saksi bertugas di depo Farmasi dari pukul 20.00 WIB sampi pukul 08.00
si
WIB;
- Bahwa pada pukul 21.00 WIB datang seorang laki-laki ke depo obat Farmasi
ne
ng
menyerahkan KOP (Kartu obat pasien) kemudian KOP (Kartu obat pasien)
dikembalikan kepada yang menyerahkan;
- Bahwa tidak ada tertulis obat Transamin pada malam itu;
do
gu - Bahwa tidak ada tertulis obat Tranexsamat pada malam itu (Tim Penuntut
Umum memperlihatkan KOP (Kartu obat pasien) kepada Saksi di depan
In
A
persidangan;
- Bahwa Saksi mengetahui ada ditulis Transamat KOP (Kartu obat pasien)
ah
lik
setelah kejadian pukul 24.00 WIB dari Terdakwa Erwanty, Amd. Keb datang ke
depo obat Farmasi, saya bilang kak tidak boleh tidak ada KOP (Kartu obat
pasien), dijawab oleh Terdakwa Erwanty, Amd. Keb pasien sekarat nanti
am
ub
diberikan / menyusul KOP (Kartu obat pasien) dan dia meminta obat
Tranexsamat;
ep
- Bahwa setelah Terdakwa Erwanty, Amd. Keb mengambil obat Tranexsamat
k
si
- Bahwa pagi hari kami dipanggil ke ruangan Direktur karena KOP (Kartu obat
pasien) tidak diminta karena dibilang menyusul;
ne
ng
- Bahwa Saya mengetahui bahwa obat yang dimabil tersebut untuk pasien
Alfareza yaitu pada subuh saya tanya pada Terdakwa Erwanty, Amd. Keb;
do
gu
- Bahwa pada waktu itu saya menanyakan apa yang salah, dijawab tidak tahu,
terus saya ketempat kejadian dan saya meihat Asam Tranexsamat ada disitu;
In
- Bahwa sebelum kejadian Asam Tranexsamat tidak ada KOP (Kartu obat
A
pasien) pasien Alfareza dan setelah kejadian baru ada Asam Tranexsamat
ada KOP (Kartu obat pasien) pasien Alfareza;
ah
lik
- Bahwa pada obat Asam Tranexsamat ada di paraf tetapi kami tidak tahu untuk
siapa pagi hari baru kami tahu yaitu untuk pasien Alfareza;
m
ub
malam kejadian tersebut atas nama pasien Alfareza bukan untuk pasien yang
ep
lain;
ah
- Bahwa hanya 2 (dua) ampul diminta obat Atracurium pada malam kejadian
R
tersebut;
es
- Bahwa yang menerima resep pada malam tersebut yaitu Sdri. Nyona Dian
M
ng
Pertiwi dan lagsung kami koreksi karena sudah ada KOP (Kartu obat pasien)
on
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa Obat dikeluarkan untuk pasien melalui KOP (Kartu obat pasien);
si
- Bahwa Saya tidak tahu jadwal SOP untuk memberikan obat di Farmasi karena
sudah mencakup semuanya dan apa yang diminta kami berikan dan Yang
ne
ng
membuat SOP di Farmasi;
- Bahwa kegunaan obat Asam Tranexsamat yaitu anti pendarahan dan
permintaan obat yang kedua yang membaca resepnya yaitu Sdri. Nyona Dian
do
gu Pratiwi;
- Bahwa 1 (satu) Kartu obat pasien) tidak dibenarkan untuk pasien yang lain
In
A
(satu KOP satu pasien);
- Bahwa 3 (tiga) ampul obat Atracurium yang diminta untuk pasien Alfareza;
ah
lik
- Bahwa sepengetahuan Saksi selama bekerja 2 tahun dan 5 bulan, bisa
diresepkan satu resep oleh dokter untuk satu pasien;
- Bahwa pada malam kejadian saya tidak tahu yang meninggal dunia selainn
am
ub
Alfareza;
- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Para Terdakwa menyatakan tidak ada
ep
keberatan dan membenarkannya;
k
ah
6. SaksiAgus Rita Sri Melati, AMK Bin Silwanbay, dibawah sumpah pada
R
si
pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa Saksi sebagai PNS (Pj Shif ruangan anak di RSUD Cut Nyak Dhien
ne
ng
do
1. Menyuntik pasien;
gu
lik
pada hari Jum’at tanggal 19 oktober 2018 sekira pukul 23.55 WIB di ruang
perawat anak Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh;
m
- Bahwa Saya tidak kenal denga pasien Alfareza yang umurnya 11 (sebelas)
ub
tahun yang di rawat di ruang perawat anak Rumah Sakit Umum Cut Nyak
ka
Dhien Meulaboh;
ep
- Bahwa says petugas piket jaga malam pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober
2018 di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh akan tetapi pada saat piket jaga
ah
malam tersebut saya tidak ada masuk karena sakit (surat keterangan terlmpir);
es
- Bahwa untuk mengganti saya sekalu Pj Shif yaitu hasil kesepakatan para
M
ng
- Bahwa yang mengatur piket di ruangan anak RSUD Cut Nyak Dhien
gu
Meulaboh yaitu Kepala ruangan anak RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh;
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa Saya tidak tahu bahwa ada pasien Alfareza meninggal di ruang
si
perawat anak pada hari ke empat baru saya masuk dinas;
- Bahwa Tugas dan tanggung jawab Saksi sebagai Pj Shif yaitu menyuntik
ne
ng
pasien, memasang infus pada pasien, memberi edukasi kepada pasien dan
menggantikan Sprei kasur pasien selain itu tugas dan tanggung jawab saya
sebagai Pj Shif di ruangan anak yaitu juga membagi pasien untuk tanggung
do
gu jawab ke perawat;
- Bahwa Saya sudah memiliki Surat Izin Kerja Perawat (SIKP) dan Surat Izin
In
A
Registasi (STR) karena itu yang wajib;
- Bahwa tentang piket jaga malam, pembagian setiap bulan dibuat nota dinas;
ah
lik
- Bahwa benarmalam itu mereka yang jaga piket;
- Bahwa diruangan anak nota dinasnya bulan Agustus 2018 sedangkan
kejadiannya bulan Oktober 2018;
am
ub
- Bahwa sebelumnya saya pernah di ruangan lain sebagai Pj Shif kalau tidak
ada Pj Shif diganti atas kesepakatan;
ep
- Bahwa kebiasaan menggantian Pj Shif siapa yang lebih senior atau lebih
k
- Bahwa Saya tidak tahu siapa yang lebih senior diantara mereka karena saya
R
si
baru 1 (satu) bulan Pj. Shif di ruangan anak;
- Bahwarata-rata tentang penggantian Pj Shif lebih kepada senior;
ne
ng
- Bahwa malam itu saya tidak tahu ada pasien yang meninggal dunia satu hari
setelah masuk kerja baru tahu melalui grop ruangan anak dan juga ada
do
gu
- Bahwa perawat yang belum ada STR (Surat Tanda Regristasi) tidak boleh
melakukan injeksi terhadap pasien;
ah
lik
- BahwaSaya tahu Terdakwa Erwanty, Amd. Keb sudah ada STR (Surat Tanda
Regristasi) kalau Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep saya tidak tahu apakah
m
ub
- Bahwa sebelum paska kejadian ini saya masuk piket jaga malam dan dalam
ep
- Bahwa Saya tidak ingat lagi ada berapa pasien dalam ruangan anak pada
R
ng
Para Terdakwa;
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa yang mengatur piket di ruangan yaitu Kepala ruangan dan untuk Shif di
si
ruangan adalah bergantian piket siang dengan piket malam;
- Bahwa pada malam kejadian saya satu Shif dengan Para Terdakwa, dengan
ne
ng
Terdakwa Erwanty, Amd. Keb 1 (satu) bulan kalau denga Terdakwa Desri
Amelia, Amd. Kep 10 (sepuluh) bulah;
- Bahwa Saya ditunjuk sebagai Pj Shif di ruangan anak berdasarkan Nota Dinas
do
gu dan setiap bulan dirubah Pj Shif;
- Bahwa tidak ada dijelaskan tugas Pj Shif dalam Nota Dinas dan Dalam Nota
In
A
Dinas tidak ada dijelaskan Pj Shif harus ada yang PNS;
- Bahwa dalam satu Pj Shif 4 (empat) orang, 2 (dua) orang bidan dan 2 (dua)
ah
lik
perawat;
- Bahwa tidak ada perbadaan pelayanan antara bidan dengan perawat (sama
pelayanannya);
am
ub
- Bahwa Saya ada melihat Para Terdakwa menyuntik;
- Bahwa KOP (Kartu obat pasien) diberikan oleh Direktur, perawat membawa ke
ep
dokter ruangan kalau siang kita dibawa ke UGD (dokter ruangan);
k
si
Yang tidak benar yaitu:
- Kalau Pj. Shif tidak hadir bukan para anggota yang menentukan tetapi tetap
ne
ng
do
7. Saksidr. Thahrina Zatil Hulwani Binti Tarmizi, dibawah sumpah pada
gu
lik
ub
2018 sekira pukul 23.55 WIB di ruang anak yang saya rawat yaitu Alfareza;
ka
- Bahwa umur pasien Alfareza yang meninggal dunia yaitu 11 (sebelas) tahun;
ep
- Bahwa Pasien Alfareza masuk ke RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh pada hari
Jum’at tanggal 9 Oktober 2018 sekira pukul 15.00 WIB mengalami luka tusuk
ah
- Bahwa pada waktu kejadian meninggal dunia pasien Alfareza saya berada di
M
ng
- Bahwa Saya nyatakan pasien Alfareza meninggal dunia pukul 23.55 WIB;
gu
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa Saya tidak mengetahui riwayat pasien Alfareza sebelumnya dan
si
setelah kejadian ini baru mengetahui yaitu jatuh dari pohon terstusuk kayu di
paha dan harus diangkat kayunya;
ne
ng
- Bahwa Saya mengetahui riwarat pasien Alfareza yaitu dari rekam medis
setatus pasien;
- Bahwa saksi yang membuat rekam medis tersebut;
do
gu - Bahwa Saya pergi ke ruangan anak diberitahu dari dokter Nurul katanya ada
pasien anak sedang setelah saya periksa anak sudah meninggal dunia;
In
A
- Bahwa kondisinya sudah ramai orang pada saat itu di ruangan pasien anak;
- Bahwa pasien Alfarezapertama saya periksa pernafasan dan mata, dari medis
ah
lik
sudah meninggal dunia;
- Bahwa pada waktu itu ada keluarga korban dan saya katakan sudah
meninggal dunia, orang tua korban tidak menerima dan saya langsung pergi
am
ub
dan saya bilang sama perawat bersihkan mayatnya;
- Bahwa sebelum kejadian ini saya tidak ada melihat pasien Alfareza di ruang
ep
IGD;
k
- Bahwa Saya dipanggil ke ruangan pasien anak pada malam itu karena saya
ah
Shif jaga malam pada malam itu dan seluruh ruang Inap, di IGD dan di ICU
R
si
saya mengawasi;
- Bahwa KOP (Kartu obat pasien) dengan resep sama karena pengambilan obat
ne
ng
juga sedangkan obat Atracurium(obat bius) digunakan untuk pasien yang mau
di operasi;
do
gu
- Bahwa Saksi ada melihat / membaca obat yang diberika kepada pasien yaitu
Ketorolac, anti biotik dan Asam Tranexsamat, catatan dari dokter Somson
ah
lik
Sembiring;
- Bahwa Saksi adalah Shif jaga malam, dari pukul - Dari pukul 20.00 WIB
m
ub
- Bahwa ciri-ciri fisik pada pasien Alfareza tidak ada perbedaan wajah, tidak ada
ah
mimisan dan tidak ada bekas menggarut dan saat meninggal dunia dalam
R
keadaan normal;
es
- Bahwa sudah maksimal pasien Alfareza meninggal dunia dan tidak ada
M
ng
- Bahwa ada operan pada jaga malam kalau pasien gawat (polo ketat);
gu
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa pukul 23.55 WIB Saksi menyatakan pasein Alfarezameninggal dunia,
si
sedangkan jarak dari ditelpon oleh dokter Nurul dengan tempat saya berada
dekat (di depan Kantor Bupati);
ne
ng
- Bahwa sebagai dokter intasif ada pendampingan dokter lain;
- Bahwa dokter intasif ada diberi izin untuk jaga malam dan tidak didampingi
oleh dokter lain;
do
gu - Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa I (Ewanty, Amd. Keb)
menyatakan ada yang tidak benar;
In
A
Yang tidak benar yaitu:
- Meninggal dunia pasien Alfareza bukan pukul 23.55 WIB tetapi pukul 24.55
ah
lik
WIB;
ub
menyatakan tidak ada keberatan dan membenarkannya;
si
- Bahwa posisi pasien pada saat itu sudah meninggal dunia;
- Bahwa kejadiannya pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober 2018 sekira pukul
ne
ng
23.55 WIB di ruang perawat anak Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien
Meulaboh;
do
- Bahwa tugas dan tanggung jawab sebagai Kasi Mutu, Etika Keperawatan dan
gu
Kebidananyaitu:
- Penyusuna Rencana Kerja;
In
A
lik
ng
- Bahwa Terdakwa Erwanty, Amd. Keb sudah 10 (sepuluh) tahun lebih dan
gu
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa Saya bekerja di bibang Kasi Mutu Etika Keperawatan dan Kebidanan di
si
RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh mulai bulan Juli 2018;
- Bahwa disiplin ilmu Keperawatan ada saya terapkan semua di bimtek dan di
ne
ng
SPO (Standar Prosedur Operasional) kepada Kepala ruangan;
- Bahwa ada saya membaca dari Kepala ruangan dan mereka sudah bekerja
sesuai dengan SPO (Standar Prosedur Operasional);
do
gu - Bahwa yang membayar gaji para Terdakwa THL (Tenaga Honorer
Lepas)adalah Rumah Sakit;
In
A
- Bahwa yang melakukan tugas penyuntikan terhadap pasien Alfareza yaitu dr.
Ona Suteva, S. Ked;
ah
lik
- Bahwa Saya ada menerima laporan tertulis dari ruang anak tentang peristiwa
meninggalnya anak dan prawatnya adalah Para Terdakwa;
- Bahwa Terdakwa Erwanty, And. Keb ada memiliki STR (Surat Tanda
am
ub
Registrasi) kalau Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep tidak ada memiliki STR
(Surat Tanda Registrasi);
ep
- Bahwa Terdakwa Erwanty, Amd. Keb memiliki tugas dan tanggung jawab
k
si
- Bahwa Terdakwa Desri Amelia, Amd.Kep memiliki tugs dan tanggung jawb
selaku petugas pengatur Administrasi di ruang anak RSUD Cut Nyak Dhien
ne
ng
Meulaboh;
- Bahwa yang menyuntik pasien lebih pada dokter, kebiasaan kita di Rumah
do
gu
Sakit perawat yang menyntik pasien itu kalau memilik STR (Surat Tanda
Registrasi) baru boleh menyuntik;
In
- Bahwa dasar STR (Surat Tanda Registrasi) perawat boleh melakukan
A
lik
ub
- Bahwa pada malam kejadian ada Dokter coas (Ona Suteva, S. Ked);
- Bahwa Sepengetahuan saya obat Atracurium tidak ada di ruang anak yang
ka
- Bahwa seharusnya yang mengambil obat di Farmasi adalah perawat dan tidak
ah
- Bahwa seharusnya sebelum mengambil obat harus dibaca dahulu untuk apa
es
obatnya;
M
ng
kegenunaan obat;
- Bahwa obat-obat yang disuntikan kepada pasien Alfareza haru dibaca dahulu
gu
baru disuntik;
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa obat Ranitidine, Atracurium tidak boleh disimpan di ruang anak dan
si
kusus di ruang operasi;
- Bahwa pada waktu kejadian saya berada di rumah dan besok hari pagi saya
ne
ng
mengetahui pasien Alvareza meninggal dunia;
- Bahwa setelah saya mendengar pasien Alvareza meninggal dunia saya
langsung pergi ke ruangan anak dan melihat ada beberapa orang perawat di
do
gu ruangan anak tersebut;
- Bahwa Saya sekarang sudah dipindahkan ke Dinas Kesehatan sebagai Kasi;
In
A
- Bahwa Saya menjadi Kasi Mutu Etika Keperawatan dan Kebidanan RSUD Cut
Nyak Dhien Meulaboh sejak tanggal 30 Januari 2018;
ah
lik
- Bahwa setelah Saksi mengetahui ada kematian besok hari pagi, Saya melihat
ada keributan dan lakukan untuk memastikan kejadian kematian tersebut;
- Bahwa ada Kepala Rumah Sakit mengumpulkan, Kabid, Kasi, Kepala ruangan,
am
ub
Para Terdakwa, Dokter UGD namanya sudah lupa dan saya ikut juga;
- Bahwa Kepala Rumah Sakit pada waktu kejadian tersebut yaitu dokter Furqan;
ep
- Bahwa setelah dikumpulkan yang menanyakan adalah Direktur Rumah Sakit
k
yaitu siapa piket hari itu, dijawab oleh Kepala rangan adik-adik ini (Erwanty dan
ah
si
- Bahwa secara Struktur saya berada di Kabid Keperawatan;
- Bahwa Saksi sebagai Kasi Mutu Etika Keperawatan dan Kebidanan RSUD Cut
ne
ng
do
gu
- Bahwa Saya mendapat informasi meninggal dunia pasien Alfareza dari Kepala
ruangan anak katanya salah suntik pasien Afvareza;
In
- Bahwa pada pukul 08.00 WIB saya pergi keruangan pasien yang meninggal
A
dunia dan disitu ada 3 )tiga) orang yaitu Kabid, Kasi dan kepala ruangan anak;
- Bahwa pada pagi itu saya kumpulkan mereka dan saya cek KOP (Kartu obat
ah
lik
ub
- Bahwa Saya ada melihat obat Atracurium (obat bius) di KOP (Kartu obat
pasien) pasien Alvareza;
ka
- Bahwa yang tertulis di KOP (Kartu obat pasien) pasien Alfareza angka 3 berarti
ep
- Bahwa Ada saya menanyakan, dijawab salah resep, ada penambahan anggka
R
3, yang membuat resep obat oleh perawat ruangan (mau buat resep obat
es
ng
- Bahwa ada perawat yang bertugas di ruangan yang tidak memiliki STR (Surat
on
Tanda Registrasi);
- Bahwa Perawat dan bidan ada SPT, ada perbedaan antara perawat dengan
gu
bidan;
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa yang lazimnya di RSUD Cut Nyak Dhieh Meulaboh kedua-keduanya
si
melakukan tindakan medis;
- Bahwa delegasi yang diberikan kepada perawat secara tulisan;
ne
ng
- Bahwa ke 4 (empat) petugas piket malam itu datang waktu pagi;
- Bahwa dalam rapat kronologis tersebut disampaikan kejadian secara lisan;
- Bahwa sejak saya menjabat Kasi Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep sudah
do
gu ada ruangan anak;
- Bahwa ada diberi orentasi kepada Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep sebelum
In
A
masuk ke ruangan anak;
- Bahwa ada 2 (dua) orang yang meninggal yaitu Alvareza dan dari Teunon
ah
lik
namanya sudah lupa juga di ruang yang sama;
- Bahwa yang tidak memilik STR (Surat Tanda Registrasi) yaitu Desri Amelia,
Amd. Kep;
am
ub
- Bahwa Saya pernah bilang yang tidak punya STR (Surat Tanda Registrasi)
tidak boleh mengambil tindakan tetapi ke Aministrasi;
ep
- Bahwa selama saya bertugas sebagai Kasi Mutu Etika ada saya lakukan
k
tentang yang tidak ada STR (Surat Tanda Registrasi) tidak beloh melakukan
ah
tindakan;
R
si
- Bahwa saksi melakukan pengawasan;
- Bahwa dalam suatu manajemen di Rumah Sakit, tindakkan yang diambil dari
ne
ng
do
gu
- Bahwa Perawat dan bidan tidak ada mempunyai lokus (target) dan tidak ada
target yang dicapai dan Terdakwa Erwanty, Amd. Keb saya tidak tahu ada
ah
lik
diberi orentasi;
- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa I (Erwanty, Amd. Keb)
m
ub
- Ada arahan pembekalan untuk perawat mengetahui tentang obat tetapi tidak
ep
- Pagi hari dikumpul tidak benar tetapi pada tanggal 20 Oktober 2019 pagi baru
R
di panggil;
es
ng
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa tugas dan tanggung jawab Saksi sebagai perawat Staf di ruang anak:
si
1. Menyuntik pasien;
2. Mamasang Infus kepada pasien;
ne
ng
3. Memberi edukasi kepada pasien;
4. Menggantikan Sprei kasur pasien;
5. Mejelaskan tujuan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien;
do
gu - Bahwa Saya diperiksa di penyidik Kepolisian tetang kasus suntik pasien
Alfareza yang telah meninggal dunia karena suntikan;
In
A
- Bahwa umur pasien Alfareza 11 (sebelas) tahun;
- Bahwa peristiwa meninggalnya pasien alfareza itu terjadi pada hari Jum’at
ah
lik
tanggal 19 Oktober 2018 di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh;
- Bahwa petugas piket jaga malam di ruang anak pada hari Jum’at tanggal 19
Oktober 2018 yaitu:
am
ub
1. Sdri. Fitri Firdausi, Amd. Kep;
2. Sdri. Ewanty, Amd. Keb;
ep
3. Sdri. Herli Yani, Amd. Kep;
k
4. Sdri. Agus Rita Sri Melati, Amd. Kep. tetapi dia tidak masuk karena sakit;
ah
si
- Bahwa Saya sudah memilki Surat Izin Kerja Bidan (SIKB) dan Surat Tanda
Rigistrasi (STR);
ne
ng
- Bahwa pasien Alvareza mulai dirawat di ruang anak pada hari Jum’at tanggal
19 Oktober 2018 pukul 18.07 WIB karena telah dilakukan operasi tertusuk kayu
do
gu
lik
ub
pasien Alfareza di buku Injeksi tersebut yaitu dari dr. Samson Sembiring
dengan cara saya mendapatkan pesan singkat (SMS) dari dr. Samson
ka
Sembiring;
ep
ng
- Bahwa Tidak dibenarkan perawat yang tidak memiliki STR (Surat Tanda
Registrasi) mengambil tindakan medis terhadap pasien;
gu
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa meninggal dunia Alfareza pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober 2018
si
pukul 23.55 WIB dan saya tidak ada melihat karena saya piket jaga siang;
- Bahwa Saya piket jaga di ruang anak dari pukul 12.00 WIB sampai dengan
ne
ng
pukul 20.00 WIB;
- Bahwa pasien Alfareza masuk ke ruang anak pukul 18 WIB paska operasi dan
sebelum operasi tidak di ruang anak;
do
gu - Bahwa pada saat Alfareza masuk ke ruang anak saya ada melihatnya dan
tidak ikut menangani, ada yang lain yang menanganinya;
In
A
- Bahwa pada saat pasien Alfareza masuk ke ruangan keadaannya sudah
sadar, sidah bisa bicara, sudah bisa bergerak dan sudah bisa diajak
ah
lik
berkomunikasi;
- Bahwa Saya mengetahui pasien Alfareza sudah bisa berbicara dan bergerak
karena ada Ronde (serah terima pasien) dan diajak berbicara sama kawannya;
am
ub
- Bahwa Saya ikut serah terima pasien Alfareza pada waktu itu;
- Bahwa di siang hari tindakan medis yang dilakukan yaitu menyuntik,
ep
memasang Infus, memberi edukasi dan lain-lain;
k
- Bahwa Saya beserta kawan-kawan tidak ada memberikan obat kepada pasien
ah
si
- Bahwa saksi tidak ada menulis KOP (Kartu obat pasien) untuk pasien
Alvareza;
ne
ng
- Bahwa pada saat datang pasien Alfareza di ruang anak ada Rekam medis
yaitu memantau kesadaran (CPPT) yang menulis perawat;
do
gu
- Bahwa sebelumnya saya ada melihat KOP (Kartu obat pasien) pasien
Alfareza karena pasiennya masuk terlampir KOP (Kartu obat pasien);
In
- Bahwa fungsinya KOP (Kartu obat pasien) yaitu untuk mengambil obat di
A
Farmasi;
- Bahwa setelah pasien Alfareza masuk ke ruangan anak ada kunsul dengan
ah
lik
ub
- Bahwa Saya tidak ada ikut pada waktu dikumpulkan oleh Direktur Rumah
ah
Saksi;
R
- Bahwa pada saat Ronde saya tidak ada melihat Para Terdakwa di ruang anak;
M
ng
- Bahwa setelah transisi Para Terdakwa melakukan tugas injeksi dan asuhan
keperawatan dan ada pasien Alfareza disitu;
gu
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa setelah mengetahui pasien Alvareza sudah meninggal dunia saya
si
kembali pada pukul 20.00 WIB sampai pukul 08.00 WIB di ruang anak;
- Bahwa setelah saya masuk tugas ada melihat kamar pasien Alfareza dan dia
ne
ng
sudah tidak ada lagi dan saya dengar sudah meninggal dunia karena salah
suntik;
- Bahwa Saya tidak tahu siapa yang melakukan tindakan medis terhadap pasein
do
gu Alfareza;
- Bahwa yang mengawasi pasien Alfareza pada saat itu yaitu Erwanty, Desri
In
A
Amelia, Helrli Yani dan Fitri Firdausi;
- Bahwa obat-obat yang diberikan kepada pasein Alfareza, yang diberikan
ah
lik
kepada pasein Alfareza saya tahu fungsinya;
- Bahwa Terdakwa Erwanty ada mempunyai STR (Surat Tanda Registrasi)
kalau Terdakwa Desri Amelia tidak ada mempunyai STR (Surat Tanda
am
ub
Registrasi);
- Bahwa perawat yang tidak mempunyai STR (Surat Tanda Registrasi) tidak
ep
boleh melakukan injeksi tetapi boleh membuat tugas Administrasi dan boleh
k
masuk ke ruangan;
ah
- Bahwa Pada saat saya membaca KOP (Kartu obat pasien) tidak ada
R
si
membaca obat Atracurium;
- Bahwa poada saat saya membaca KOP (Kartu obat pasien) tidak ada
ne
ng
do
gu
- Bahwa Sebelum peristiwa ini terjadi saya tidak pernah satu tim dengan
Terdakwa Erwanty, Amd, Keb dan juga dengan Terdakwa Desri Amelia, Amd,
ah
lik
Kep;
- Bahwa setelah pasien operasi yang menerima pasien di ruang anak adalah
m
ub
Vera Rona dan juga diterima KOP (Kartu obat pasien), setatus pasien dan
setelah itu konsul ke dr. Samson Sembiring dan ada obatnya 4 (empat) macam
ka
- Bahwa pada saat serah terima pasien obat belum ada semuanya;
ah
- Bahwa setelah serah terima pasien saya langsung pulang, sebelum pulang
R
saya ada jumpa dengan Erwanty, Desri Amlia, Herli Yani dan Fitri Firdausi;
es
- Bahwa pada saat serah terima pasien yang dilakukan yaitu terapi dan tindakan
M
ng
medis;
on
- Bahwa pada saat serah terima pasien obat untuk tindakan medis belum ada
dan diambil dulu di depo obat (Apotik);
gu
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa selain obat yang 4 (empat) macam yaitu: Ceftaxim, Ketorolax,
si
Ratanidine dan Transamin saya tidak ada mendengar obat lain;
- Bahwa jika ada obat di ruangan operasi tidak ikut dibawa ke ruang anak hanya
ne
ng
KOP (Kartu obat pasien) saja yang dibawa;
- Bahwa kalau jam tidak bertepatan dengan jam saya piket saya tidak tahu jam
berapa obat diberikan kepada pasien;
do
gu - Bahwa yang menulis obat di KOP (Kartu obat pasien) adalah dokter dan bisa
juga ditulis oleh dokter IGD;
In
A
- Bahwa kebiasaan yang saya alami dulu pernah KOP (Kartu obat pasien) ditulis
oleh perawat alasannya sudah konsul dengan dokter tetapi dosisnya harus dari
ah
lik
dokter;
- Bahwa pernah disampaikan tidak ada STR (Surat Tanda Registrasi) tidak bisa
menyuntik dan sudah sering sekali disampaikan;
am
ub
- Bahwa yang dilakukan pada saat serah terima pasien adalah cuma di infus
saja dan keadaan pasien sudah mulai sadar;
ep
- Bahwa Saya tidak melihat penambahan obat di KOP (Kartu obat pasien);
k
si
piket;
- Bahwa pada waktu Ronde yang dilakukan terhadap pasien yaitu edukasi,
ne
ng
do
gu
- Bahwa ada dituliskan di catatan operasi obat yang diberikan tetapi tidak ada
ditulis dosisnya;
In
- Bahwa waktu operan dinas malam tidak langsung mengambil obat karena
A
lik
ub
meja saja;
ep
- Pada malam itu tidak ada penyampaian obat ini tidak ada, hanya terapi saja;
R
ng
- Tidak benar ada arahan dari Kasi Keperawatan yang tidak ada STR tidak boleh
melakukan tindakan medis (menyuntik);
gu
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
10. SaksiFahmi Rizal, SKM Bin Alm Abu Bakar, dibawah sumpah pada
si
pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa Saksi diperiksa di penyidik Kepolisian karena dengan adanya kejadian
ne
ng
meninggal dunia pasien di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh atas nama
Alfareza;
- Bahwa Saya bekerja di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh sudah 30 (tiga puluh)
do
gu tahun dan Staf di ruang anak sudah 21 (dua puluh satu) tahun;
- Bahwa tugas dan tanggung jawab saya sebagai Staf anastesi di RSUD Cut
In
A
Nyak Dhien Meulaboh yaitu untuk membantu memberikan anastesi sesuai
dengan arahan dokter spesialis anastesi;
ah
lik
- Bahwa Saksi sudah penah mengikuti Program Pendidikan anastesi yaitu sejak
tanggal 3 Desember 1997 di PAM. Keperawatan (Program anastesi) Depkes
R.I. di Jakarta;
am
ub
- Bahwa Saya kenal dengan Sdr. Alvareza pada waktu dibawa ke kamar operasi
yaitu pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober 2018 sekira pukul 16.00 WIB;
ep
- Bahwa sebabnya Sdr. Alfareza di operasi karena tertusuk kayu di bagian
k
- Bahwa selain Sdr. Alvareza apakah ada orang lain yang di operasi yaitu Sdr.
R
si
Ajrul Amilin;
- Bahwa yang melakukan operasi terhadap korban atas nama Alfareza yaitu:
ne
ng
do
gu
yang diberikan kepada Sdr. Alvareza sesuai dengan intruksi dr. Gunawan
intruksi dr. Gunawan pda saat operasi yaitu:
ah
lik
ub
- Bahwa Saya yang melakukan injeksi tersebut akan tetapi obat Atracurium
es
yang saya injeksikan kepada Sdr. Alvareza tidak habis 2 (dua) ampul hanya
M
ng
- Bahwa kondisi Sdr. Alfareza setelah dilakukan operasi yaitu baik dengan
kondisi sadar penuh, sehingga setelah operasi Sdr. Alfareza dapat dibawa ke
gu
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa tugas saya dalam operasi yaitu membantu operasi mempersiapkan alat
si
dan membatu membius;
- Bahwa dengan Sdr. Alvareza sudah sekitar 20 (dua puluh) orang saya
ne
ng
melakukan injeksi, semuanya atas arahan dokter;
- Bahwa keadaan Sdr. Alfareza Selama operasi tidak sadar, lama operasi lebih
kurang 1 (satu) jam;
do
gu - Bahwa keadaan Sdr. Alfareza saat keluar dari operasi tidak sadar tetapi kita
rawat dulu di poli sadar;
In
A
- Bahwa Saksi ikut membawa Sdr. Alfareza pada saat dibawa ke poli sadar saya
ikut membawa Sdr. Afareza;
ah
lik
- Bahwa setelah operasi Sdr. Alfareza sudah sadar, mulut sudah terbuka dan
sudah bisa berkomunikasi (berkata-kata), dibawa ke ruang sadar dan benar-
benar sudah sadar;
am
ub
- Bahwa Saya mengetahui Sdr. Alfareza meninggal dunia besok harinya dan
dari hasil pembicaraan penyebab meninggal dunia Sdr. Alfareza yaitu salah
ep
suntik;
k
- Bahwa setelah selesai operasi dibawa ke ruang anak, tidak ada hubungan lagi
ah
dengan operasi;
R
si
- Bahwa Atracurium obat pelumpuh otot, ukuran yang diberikan sesuai berat
badan pasien, bisa diberikan di runag lain yaitu di ruang ICU, disini hanya di
ne
ng
do
gu
KOP (Kartu obat pasien), Hakim Ketua memperlihatkan KOP (Kartu obat
pasien) kepada Saksi di depan persidangan;
In
- Bahwa KOP (Kartu obat pasien) saya serahkan kepada petugas ruang operasi
A
lik
ub
- Bahwa pada saat operasi tidak ada kendala, lancar dan sesuai apa yang
diharapkan;
ka
- Bahwa setelah saya tulis lansung di KOP (Kartu obat pasien) kemudian saya
ep
serahkan kepada perawat, dokter tidak ada lagi melihat tetapi obatnya ada
ah
- Bahwa setelah saya tulis lansung saya serahkan kepada perawat, dokter tidak
es
ng
- Bahwa prosesnya yaitu setelah ada obat disiapkan baru kita lakukan
on
yang meynuntik;
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa obat Atracurium yang diminta untuk Alfareza yang diberikan oleh
si
perawat 2 (dua) ampul, yang disuntik tidak sampai 1 (satu) ampul yang
lebihnya kita buang;
ne
ng
- Bahwa 3 (tiga) Atracurium saya tidak tahu siapa yang menulis di KOP (Kartu
obat pasien), Hakim Anggota I memperlihatkan KOP (Kartu obat pasien)
kepada Saksi di depan persingan;
do
gu - Bahwa KOP (Kartu obat pasien) yang ditulis anggka III saya tidak tahu siapa
yang menulisnya;
In
A
- Bahwa seingat saya tidak ada lagi saya perintahkan untuk mengambil obat
lagi setelah operasi;
ah
lik
- Bahwa Atracurium diminta 2 (dua) ampul dan disuntik 1 (satu) ampul, yang
(satu) ampul lagi disimpan di kamar operasi;
- Bahwa selain obat atau KOP (Kartu obat pasien) yang dibawa ke ruang operasi
am
ub
tidak ada dibawa obat yang lain cuma yang dibawa hanya infus;
- Bahwa yang bisa mengambil obat di depo obat perawat dan petugas jaga;
ep
- Bahwa pengambilan obat atas perintah saya dan sesuai dengan yang saya
k
suruh;
ah
si
Alfareza harus perawat di ruang operasi berdasarkan perintah dokter;
- Bahwa perawat umum boleh meminta obat ke depo obat sesuai dengan
ne
ng
intruksi dokter dan sesuai dengan KOP (Kartu obat pasien) dan tidak boleh di
luar itu;
do
gu
- Bahwa selain dokter anastesi dokter lain bisa mengambil obat Atracurium;
- Bahwa obat bantu yang diberikan kepada pasienyaitu pernapasan;
In
- Bahwa setelah diberikan obat Atracurium harus diberikan alat bantu kalau tidak
A
lik
ruang operasi dan kalau perlu untuk pasien yang lain tinggal ambil;
- Bahwa sebelum pasca operasi dari dokter anastesi ada diminta surat izin
m
ub
umur;
ep
- Bahwa untuk membedah pasien ada obat lain selain obat Atracurium seperti
ah
obat Ketorolac;
R
- Bahwa Sepengetahuan saya pasca operasi kurang tahu ada yang meninggal
es
dunia;
M
ng
- Bahwa di KOP (Kartu obat pasien) yang lebih tidak ada tanda kusus untuk
obat-obat yang lebih;
gu
- Bahwa kalau obat tidak di stop oleh dokter tidak ada diberi kode;
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa poses obat yang kelebihan tidak ada dokumentasi dan obat di
si
disimpan di ruang operasi;
- Bahwa pasien bisa dikirim ke ruangan melalui saya sebagai Asisten anastesi;
ne
ng
- Bahwa selama 21 (dua puluh satu) tahun saya di ruang anak, dalam praktek di
lapanagan selama ini pernah saya memberikan injeksi kepada pasien lain
selain pasien Alvareza;
do
gu - Bahwa pada saat saya suntik tidak ada perubahan fisik terhadap pasien
Alvareza cuma kita berikan pernafasan dan kulit tidak ada perubahan;
In
A
- bahwaEfek obat Atracurium bila diberikan kepada pasien tidak fatal tetapi
sifatnya melumpuhkan otot;
ah
lik
- Bahwa apabila tidak ditandatangani oleh keluarga pasien surat pernyataan
tidak bisa dilakukan pembiusan;
- Bahwa setelah ditandatangani surat pernyataan oleh keluarga pasien yaitu
am
ub
semua akibat diterima dengan segala resiko;
- Bahwa Saya tidak ada melihat di KOP (Kartu obat pasien) obat-obat lain yang
ep
ditulis selain yang sudah di intuksikan oleh dokter;
k
- Bahwa Saya tidak ada melihat KOP (Kartu obat pasien) sebagian ada
ah
dibelakang;
R
si
- Bahwa dasarnya saya menulis obat untuk pasien Alvareza karena sudah ada
namanya;
ne
ng
do
gu
11. SaksiCut Hasanuddin, SKM, M.Si Bin H. Syahbudin, dibawah sumpah pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut:
In
A
lik
- Bahwa tugas dan tanggung jawab Saksi sebagai Kabid Keperawatan dan
ka
ng
kebidanan;
- Penyelenggaraan bimbingan yang bedasarkan ketentuan dan kebutuhan
on
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Penyelenggaraan kegiatan pengembangan sumber daya keperawatan dan
si
kebidanan melalui diklat dalam dan luar daerah dalam rangka peningkatan
mutu sumber daya aparatur;
ne
ng
- Penyelenggaraan urusan keperawatan dan kebidanan, pembinaan mutu
dan etika keperawatan dan kebidanan mengatur kebutuhan peralatan
keperawatan dan kebidanan;
do
gu - Penyelenggaraan tugas monitoring dan evaluasi secara periodik untuk
mengetahui hambatan yang terjadi dan mencari alternatif pemecahannya,
In
A
dan;
- Pelaksanaan tugas kedinasan lainya yang diberikan oleh wakil direktur
ah
lik
pelayanan;
- Bahwa yang dimaksud dengan kegiatan dibidang keperawatan dan kebidanan
adalah kegiatan yang mencakup pengembangan asuhan keperawatan dan
am
ub
kebidanan serta pengembangan mutu asuhan, etika keperawatan dan
kebidanan;
ep
- Bahwa asuhan keperawatan adalah interaksi perawat dan pasien dan
k
si
etika yaitu tingkah laku atau sikap keperaatan terhadap pasien;
- Bahwa uraikan pelayanan kesehatan sesuai dengan ilmu keperawatan dan
ne
ng
do
gu
2. Kolaborasi dengan team kesehatan lain (Dokter, Petugas lab, parmasi, Gizi)
yang diantaranya yaitu:
ah
lik
- Memberikan Injeksi;
- Memasng Infus;
m
ub
- Sdri. Erwanty, Amd. Keb. memiliki tugas dan tanggung jawab selaku
ah
- Sdri. Desri Amelia, Amd. Kep. memiliki tugas dan tanggung jawab selaku
M
ng
Meulaboh;
- Bahwa Tugas dan tanggung jawab para staf di ruang anak RSUD Cut Nyak
gu
Dhien Meulaboh tidak dibedakan sesuai dengan staf yang dibawahi langsung
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
oleh kepala ruangan dengan staf yang dibawahi oleh ka team karena tugas
si
dan tanggung jawab para staf di ruang anak sesuai dengan nota tugas dan
tanggung jawab pasa staf di ruang anak RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh;
ne
ng
- Bahwa Saya kenal dengan Para Terdakwa sebagai petugas di ruangan anak
dan mereka bawahan saya;
- Bahwa Sdri. Erwanty Amd. Keb. sudah ada memilik STR (Surat Tanda
do
gu Reistrasi) dan Sdri. Desri Amelia Amd. Kep. tidak ada memilik STR (Surat
Tanda Reistrasi);
In
A
- Bahwa diatas Sdri. Erwanty Amd. Keb. ada Pj. Shif, kepala ruang, setelah itu
baru saya;
ah
lik
- Bahwa Tidak lazim di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh yang tidak memilik
STR (Surat Tanda Registrasi) melakukan bidang keperawatan tetapi di bidang
Tata Usaha;
am
ub
- Bahwa lebih duluan masuk Para Terdakwa dengan saya di ruangan anak;
- Bahwa Pj. Shif dibagai oleh kepala ruangan disamping arahan Kasi dan dilihat
ep
dari pengalaman kerja;
k
- Bahwa RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh sudah Akreditasi tahun 2017 nilainya
ah
dasar;
R
si
- Bahwa ada sosialisasi tentang KOP (Kartu obat pasien);
- Bahwa fungsi STR (Surat Tanda Registrasi) bagi perawat yaitu untuk
ne
ng
do
gu
- Bahwa Sdri. Sriwahyuni adalah bawahan saya (saya atasan Sdri. Sriwahyuni);
- Bahwa mengambil obat tidak bisa tanpa KOP (Surat obat pasien);
In
- Bahwa penakaran obat-obat asuhan perawat untuk penyuntikan ada tujuh
A
benar yaitu benar obatnya, benar pasiennya, benar tertulis di KOP (Surat obat
pasien) dan lain-lain sudah berlaku kepada perawat termasuk Sdri. Erwanty,
ah
lik
Amd. Keb;
- Bahwa yang menentukan kepala tim adalah kepala ruangan;
m
ub
- Bahwa kalau kepala tim tidak masuk diganti oleh Pj. Shif;
- Bahwa Pj. Shif pada malam kejadian tersebut Sdri. Melati karena tdak masuk
ka
- Bahwa Sdri. Erwanty, Amd. Keb ditujuk sebagai Pj. Shif karena sudah sering
ah
- Bahwa dalam konpentensi tidak ada melihat PNS atau Honorer dan dibatasi
es
yang punya STR (Surat Tanda Registrasi) dengan yang tidak punya STR
M
ng
- Bahwa pada saat saya turun ke ruangan baru tahu Pj. Shif malam itu Sdri.
Erwanty, Amd. Keb;
gu
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa pada saat turun ke ruangan saya bertemu dengan kepala ruangan,
si
dengan kasi saya dan dengan Para Terdakwa;
- Bahwa yang saya dengar pada saat turun ke ruangan ada orang meninggal
ne
ng
dunia disuntik Asam Tranexsamat, menurut informasi Sdri. Desri Amelia, Amd,
Kep. yang mengambil obat dan saya minta obatnya, hari itu tidak ada
ditemukan obat;
do
gu - Bahwa Sdri Desri Amelia, Amd. Kep. tidak ada STR (Surat Tanda Registrasi)
masih masuk dinas sebagai Administrasi;
In
A
- Bahwa Pj. Shif Sdri. Erwanty, Amd. Keb. masuk ke peringkat satu;
- Bahwa Sdri. Erwanty, Amd. Keb. ada kewenangan untuk melakukan tindakan;
ah
lik
- Bahwa dalam 1 (satu) Shif ada 4 (empat) orang piket, siang 4 (empat) orang
dan malam 4 (empat) orang;
- Bahwa pada sore kejadian ada 4 (empat) orang yang dinas piket yang
am
ub
dilaporkan belum termasuk Sdri. Desri Amelia, Amd. Kep;
- Bahwa yang membuat jadwal piket tersebut saya sendiri sebagai kabid
ep
keperawatan dan kebidanan;
k
- Bahwa ada 4 (empat) orang piket, 2 (dua) orang tenaga bidan dan (dua) orang
ah
si
- Bahwa jika dalam RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh ada kebutuhan untuk
bidan cara merekrutnya yaitu kita usul ke pegawaian, pada waktu saya masuk
ne
ng
do
gu
STR (Surat Tanda Registrasi) tetapi pada saat saya masuk jadi kabid sudah
ada tenaga yang tidak mempunyai STR (Surat Tanda Registrasi);
In
- Bahwa Saya tidak tahu siapa yang bertanggung jawab Sdri. Desri Amelia,
A
lik
oleh pihak RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh yaitu hari pertama meninggal
dunia kami ada datang ke rumah Alm. Alfareza;
m
ub
- Bahwa Saya tidak tahu kesalahan apa sehingga pasien Alvareza meninggal
dunia tetapi setelah disuntik pasien Alfareza meninggal dunia;
ka
- Bahwa ada perdamaian antara pihak RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh
ep
ng
RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh bukan saya tetapi kita undang dari RSUD
Zainal Abidin Banda Aceh;
gu
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa asuhan keperawatan Sdri. Desri Amelia, Amd. Kep. bukan dibawah
si
saya;
- Bahwa lazimnya di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh petugas Farmasi yang
ne
ng
mengantar obat ke ruangan;
- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa I (Erwanty, Amd. Keb)
menyatakan ada yang tidak benar;
do
gu Yang tidak benar yaitu:
- Keberatan yang mennganti Pj. Shif saya sesuai SPO tetapi ada diatas saya
In
A
yaitu Fitri Firdausi, Amd. Kep;
- Keberatan memberi keterangan pada hari itu ke ruangan tetapi Saksi tidak
ah
lik
masuk ke ruangan;
- Keberatan kalau ada sosialisasi tentang KOP (Kartu obat pasien);
- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa II (Desri Amelia, Amd. Kep)
am
ub
menyatakan ada yang tidak benar;
Yang tidak benar yaitu:
ep
- Keberatan saya dikatakan sebagai perawat tetapi saya sebagai administrasi;
k
ah
12. SaksiIra Yuni Hafnita Amd. Keb Binti Alm. Zuliadi, dibawah sumpah pada
R
si
pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa Saya diangkat manjadi Kasi Asuhan keperawatan dan kebidanan di
ne
ng
RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh yaitu pada tanggal 18 April 2018; dan yang
mengangkat adalah Bupati Aceh Barat;
do
- Bahwa tugas dan tanggung jawab Saksi sebagai Kasi Asuhan keperawatan
gu
dan tanggung jawab Saksi sebagai Kasi Asuhan keperawatan dan kebidanan
di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh yaitu:
ah
lik
kebidanan;
es
ng
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
f. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Bidang
si
tugas dan fungsinya;
- Bahwa Saya kenal dengan Para Terdakwa yaitu hubungan kerja antara atasan
ne
ng
dengan bawahan;
- Bahwa pelayanan kesehatan sesiai dengan ilmu keperawatan dan kebidanan
terbagi 2 (dua) yaitu:
do
gu 1. Keperawatan mandiri yang diantaranya yaitu:
a. Memberi edukasi kepada pasien;
In
A
b. Reposisi (merubah posisi pasien untuk lebih nyaman;
c. Menngurangkan rasa nyeri pasien;
ah
lik
2. Kalaborasi dengan team kesehatan (Dokter, petugas lab, parmasi, Gizi)
yang diantaranya yaitu:
a. Memberikan Injeksi;
am
ub
b. Memasangkan Infus;
c. Memasangkan NGT (selang makan);
ep
- Bahwa Saya mengetahui tugas dan tanggung jawab Terdakwa Erwanty, Amd.
k
keb dan Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep selaku pegawai Honorer / staf
ah
si
1. Terdakwa Erwanty, Amd. Keb memiliki tugas dan tanggung jawab selaku
petugas pelayanan kesehatan keperawatan baik keperawatan mandiri dan
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
langsung diberitahukan kawan karena pada waktu itu saya sedang berada di
on
Jakarta;
- Bahwa pasien Alfareza meninggal dunia pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober
gu
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa pasien Alfareza meninggal dunia pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober
si
2018 sekira pukul 23.55 WIB dan saya pulang dari Jakarta ke Meulaboh
tanggal 21 Oktober 2108 dan baru tahu pasien Alfareza meninggal dunia;
ne
ng
- Bahwa setelah kejadian pasien Alfareza meninggal dunia ada pertemuan
membahas tentang meninggal dunia pasien Alfareza pada tanggal 21 Oktober
2018, saya ikut dan Pak Cut Hasanuddin ikut juga di runag Direktur;
do
gu - Bahwa Rumah Sakit ada mempunyai SPO (Standar Prosedur Operasional);
- Bahwa Rumah Sakit ada mempunyai KOP (Kartu obat pasien) di ruang anak;
In
A
- Bahwa sudah pernah dilakukan sosialisi tentang KOP (Kartu obat pasien) yang
meresepkan obat adalah dokter dan tidak boleh obet diresepkan oleh perawat;
ah
lik
- Bahwa tentang SPO (Standar Prosedur Operasional) dan KOP (Kartu obat
pasien) sudah pernah di jelaskan dan sudah pernah di sosialissi;
- Bahwa untuk memperoleh obat kalau tidak ada dokter ruangan dibawa ke
am
ub
dokter jaga untuk mengisi obat di KOP (Kartu obat pasien);
- Bahwa di malam kejadian tanggal 19 Oktober 2018 ada 2 (dua) pasein di ruang
ep
anak yang meninggal dunia yaitu Alfareza dan Ajrul Amilin;
k
- Bahwa perawat dan bidan sama tugasnya. Tugas mendiri dan tugas koporasi
ah
(soak);
R
si
- Bahwa tidak boleh perawat yang memilik STR atau tidak memiliki STR
meresekan obat di KOP (Kartu obat pasien) akan tetapi yang boleh
ne
ng
meresepkan obat di KOP (Kartu obat pasien) ialah dokter sesuai dengan SPO
(Standar Prosedur Operasional);
do
gu
- Bahwa yang bertanggung jawab mengatur dan membuat faftar dinas jaga
rawat di ruang anak Kepala ruangan;
In
A
13. SaksiOna Suteva, S. Ked Binti H. Sukiman, dibawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
ah
lik
- Bahwa Saya menjadi dokter koas di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh sejak
ub
Abulyatama Banda Aceh dan dokter koas masih dalam pengawasan dokter
ep
- Bahwa petugas perawat dan dokter piket jaga malam pada hari Jum’at tanggal
19 Oktober 2018 di runag anak RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, sesuai
ah
ng
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa Saya ada melakukan tindakan medis terhadap pasien Alfareza pada
si
saat saya melaksanakan piket di ruangan anak tersebut yaitu pukul 22.00 WIB
saya melakukan injeksi obat Cefotaxim (anti biotik) dan pada pukul 23.40 WIB
ne
ng
saya melakukan injeksi obat Katerolak (anti nyeri luka bekas operasi);
- Bahwa yang menyuruh Saksi untuk melakukan injeksi terhadap pasien
Alfareza yaitu Sdri. Erwanty, Amd. Keb;
do
gu - Bahwa pada saat saya piket jaga malam saya tidak ada duduk bergabung
dengan petugas perawat / berlainan meja;
In
A
- Bahwa kondisi pasien Alfareza pada saat saya piket jaga malam tersebut
tepatnya pada saat saya melakukan injeksi saya melihat kondisinya dalam
ah
lik
keadaan sehat/normal, akan tetapi sekira pkul 24.00 WIB saya melihat dan
mendengar ada keributan oleh keluarga pasien Alfareza yang tidak menerima
pasien Alvareza telah meninggal dunia, akan tetapi dapat saya jelaskan juga
am
ub
bahwa pada saat tersebut saya tidak ada melihat kembali pasien Alfareza;
- Bahwa pada malam Saksi piket jaga malam pada hari Jum’at tanggal 19
ep
Oktober 2018 ada peristiwa pasien meninggal dunia yaitu Alfareza
k
- Bahwa pada peristiwa pasien meninggal dunia saya berada di ruang anak lagi
R
si
belajar;
- Bahwa sebelum pasien Alfareza meninggal dunia obat yang dusuruh suntik
ne
ng
oleh Terdakwa Erwanty, Amd. Keb yaitu obat Cefotaxim (anti biotik) dan obat
Katerolak (anti nyeri luka bekas operasi);
do
gu
- Bahwa dokter koas tidak beloh melakukan tindakan medis terhadap pasien;
- Bahwa Saya mau melakukan tindakan medis karena biar tidak dibilang malas
In
makanya saya mau melakukan tindakan medis;
A
- Bahwa memang tidak lazim dokter koas disuruh oleh perawat untuk
melakukan tindakan medis (menyuntik) saya mau supaya jangan dibilang
ah
lik
ub
- Bahwa benar (Hakim ketua memperlihatkan obat Cefotaxim (anti biotik) dan
obat Katerolak (anti nyeri luka bekas operasi) kepada Saksi di depan
ka
persidangan;
ep
- Bahwa pada saat itu saya lagi duduk di meja adminisrasi dipanggil minta untuk
ah
- Bahwa pertama biasa saja dan suntikan ketiga saya tidak tahu yang
es
menyuntik, tahu dari keluarga pasien Alfareza sudah tidak bisa jalan;
M
ng
- Bahwa Saya tidak ada melihat obat lain selain obat yang saya suntik karena
on
luka bekas operasi) karena sebelun saya suntik saya ada membacanya;
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa sebelum melakukan tindakan medis (penyuntikan) yang dilakukan
si
terlebih dahulu adalah harus melihat buku injeksi dahulu baru melakukan
penyuntikan;
ne
ng
- Bahwa Saya tidak ada melihat obat Atracurium (anti bius) pada saat itu;
- Bahwa Setelah ribut orang tua Alfareza saya tidak tahu siapa yang menyuntik
ketiga dan saya sembunyi takut yang dicari adalah Sdri. Erwanty, Amd. Keb
do
gu oleh orang tua pasien (mamak-mamak);
- Bahwa pertama saya tahu pasien Alfareza telah meninggal dunia datang
In
A
dokter IGD dan hasilnya sudah meninggal dunia;
- Bahwa suntikan ketiga saya ada mendengar yaitu ada perawat yang
ah
lik
menyuntik tetapi tidak tahu siapa orangnya dan setelah itu saya kembali ke
meja administrasi;
- Bahwa saksi mendengar suntikan ketiga jarak dari perawat yang disuruh
am
ub
melakukan penyuntikan dengan meja administrasi 3 (tiga) meter;
- Bahwa ucapannya yaitu untuk melakukan injeksi yang ketiga yang menyuruh
ep
Sdri. Erwanty, Amd. Keb. dan saya dengar suaranya menyuruh perawat lain
k
untuk menyuntik;
ah
- Bahwa Saya tahu ada 3 (tiga) sepek yang disuntik dan 2 (dua) sepek saya
R
si
yang menyuntik;
- Bahwa sebelum melakukan penyuntikan obatnya di meja perawat kemudian
ne
ng
do
gu
sudah naik darah di selang kemudian Saya bilang suntikan ketiga diperbaiki
dahulu selangnya dan saya kembalikan kepada perawat sepek yang kosong;
In
- Bahwa sebelumnya saya suntikan ada saya membaca 2 (dua) obat dan 1
A
lik
tidak ada saya lakukan apa-apa karena itu pasien bedah dan saya dibawah
bimbingan perawat anak;
m
ub
- Bahwa pada waktu terjadi keributan saya berada di meja Administrasi dan saya
sembunyi di ruang anak;
ka
- Bahwa Selain pasien Alfareza saya tidak ada menyuntik pasien yang lain
ep
tetapi ada pasien yang lain meninggal dunia tetapi saya tidak tahu namanya
ah
- Bahwa Saya menjadi koas ada suratnya dari RSUD Cut Nyak Dhien Melaboh
es
dan saya masih Pendidikan, yang menyuruh saya untuk menjadi koas di
M
ng
- Bahwa Saya tahu tugas dari perawat terhadap pasien yaitu memberikan injeksi
sesuai dengan resep dokter;
gu
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa Saya tahu obat yang diberikan kepada pasien sesuai dengan KOP
si
(Kartu obat pasien);
- Bahwa suntikan pertama pukul 22.00 WIB, pada saat itu saya lagi sedang
ne
ng
belajar tentang pasien anak;
- Bahwa pasien Alvareza meninggal dunia pukul 24.00 WIB berdasarkan dokter
IGD datang ke ruangan pasien sudah meninggal dunia;
do
gu - Bahwa benar rentang waktu suntikan pertama pukul 22.00 WIB dan suntikan
kedua pukul 23.55 WIB;
In
A
- Bahwa Suntikan pertama obatnya Cefotaxim (anti biotik) dan suntikan kedua
obatnya Katerolak (anti nyeri luka bekas operasi);
ah
lik
- Bahwa Selain Erwanty, Amd. Keb. ada juga Sdri. Desri Amelia, Amd. Kep, Sdri.
Fitri Firdausi, Amd. Kep. dan Sdri. Herli Yani, Amd. Kep;
- Bahwa pada saat kejadian meninggal dunia pasien Alvareza Terdakwa Desri
am
ub
Amelia, Amd. Kep. msih ada di situ;
- Bahwa dokter koas tidak beloh melakukan apa-apa terhadap pasien tanpa
ep
bimbingan dokter;
k
- Bahwa di ruang perawat anak antara dokter koas dengan perawat saya tidak
ah
tahu ada perbedaan pekerjaan pasien tetapi kami juga harus sesuai dengan
R
si
perintah dokter kalau dokter koas hanya mengecek pasien dan melapor
kepada dokter;
ne
ng
- Bahwa proses obat ke ruangan anak yaitu perawat membaca terlebih dahulu
KOP (Kartu obat pasien) dan perawat yang mengambil obat ke Apotik Rumah
do
gu
Sakit;
- Bahwa pada waktu saya piket tidak ada dokter bedah dan PCPT tidak ada
In
saya membaca;
A
lik
ub
- Untuk pasien Alvareza ada 3 (tiga) suntikan tidak benar tetapi ada 4 (empat)
sepek;
ka
- Tidak benar Saksi tidak ada menyuntik pasian lain selain pasien Alvareza tetapi
ah
- Tidak benar perawat tidak ada menulis resep tetapi perawat ada menulis resep;
es
ng
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Untuk pasien Alvareza ada 3 (tiga) suntikan tidak benar tetapi ada 4 (empat)
si
sepek;
- Tidak benar suntikan ketiga macet di infus;
ne
ng
- Tidak benar Saksi tidak ada menyuntik pasian lain selain pasien Alvareza tetapi
Saksi ada menyuntik pasien lain pada saat itu;
- Tidak benar perawat tidak ada menulis resep tetapi perawat ada menulis resep;
do
gu 14. Saksidr. Gunawan, Sp. An. H. Bukhari, dibawah sumpah pada pokoknya
In
menerangkan sebagai berikut:
A
- Bahwa Saya diambil keterangan di penyidik Kepolisian tentang kaitan dengan
pasien Alfareza karena saya dokter anastesi / bius yang kejadiannya pada hari
ah
lik
Jum’at tanggal 19 Oktober 2018;
- Bahwa Sekarang pasien Alfareza sudah meninggal dunia;
am
ub
- Bahwa Sebagai dokter anastesi saya pernah masuk keruang operasi;
- Bahwa tugas dan tanggung jawab saya sebagai dokter Spesialis anastesi dan
reanimasi di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh yaitu melakukan pembiusan
ep
k
- Bahwa pasien yang meninggal dunia pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober
R
si
2018 di ruang perawat anak di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh yaitu Ajrul
Amilin dan Alfareza;
ne
ng
- Bahwa korban atas nama Alfareza masuk ke RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh
pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober 2018 sekira pukul 15.30 WIB dan
do
menderita / keluhan luka tusuk kayu di paha sebelah kiri sampai ke bokong,
gu
lik
pemeriksaan fisik, dan adapun hasil pemeriksaan saya tersebut yaitu saya
menyimpulkan bahwa Sdr. Alfareza mengalami luka ringan dan Sdr. Alfareza
m
macam-macam obat bius kepada Sdr. Fahmi Reza (penata anastesi) untuk
ka
- Bahwa Alfareza dilakukan operasi pukul 16.30 WIB sampai dengan pukul
17.30 WIB dan setelah di operasi Alfareza sadar penuh dan selanjutnya
ah
- Bahwa saja yang ikut dalam kegiatan operasi terhadap Alfareza yaitu:
M
ng
3. Bahwa obat yang diberikan kepada Sdr. Alfareza pada saat dan sebelum
d
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
1. dr. Mulya Warman (dokter piket IGD), yaitu:
si
a. Infus ringer laktat sebanyak 1 (satu) botol;
b. Injeksi Ceftriaxson (obat anti biotic) sebanyak 1 (satu) botol kecil;
ne
ng
c. Injeksi Ratinidin (obat mual) sebanyak 1 (satu) ampul;
d. Injeksi Ketorolac (obat penghilang nyeri) sebanyak 1 (satu) ampul;
e. Ats (obat anti tetanus) sebanyak 1 (satu) ampul;
do
gu f. Metoklopramide (obat muntah) sebanyak 1 (satu) ampul;
2. Saya selaku dokter anastesi / bius, pada saat dilakukan opreasi yaitu:
In
A
a. Fentanyl (obat anti nyeri) sebanyak 1 (satu) ampul;
b. Miloz (obat tidur) sebanyak 1 (satu) ampul;
ah
lik
c. Ketorolac (obat penghilang nyeri) sebanyak 2 (dua) ampul;
d. Ondansetron (obat anti muntah) sebanyak 1 (satu) ampul;
e. Kaltropen (obat anti nyeri) sebanyak 2 (dua) ampul;
am
ub
f. Sulfas Atropin (obat mencegah vagal reflek) sebanyak 2 (dua) ampul;
g. Atracurium (obat pelumpuh otot) sebanyak 2 (dua) ampul;
ep
- Bahwa kondisi Sdr. Alfareza setelah operasi yaitu baik dengan kondisi sadar
k
scornya yaitu 10 dengan catatan /perincian bahwa apabila skor 8 sudah dapat
R
si
dipindahkan ke ruang perawat, sedangkan scor Sdr. Alfareza telah mencapai
scor 10, maka sudah layak untuk dipindahkan ke ruangan perawat, sehingga
ne
ng
setelah operasi Sdr. Alfareza dibawa ke ruangan perawat yaitu ruangan anak;
- Bahwa untuk intruksi dari dr. Muya Warman saya tidak menge5ahui apakah
do
gu
ada diberikan dan berapa banyak yang telah dierikan kepada Sdr. Alfareza
karena pada saat itu saya msih di ruangan operasi, sedangkan untuk intruksi
In
obat dari sya, dapat saya pastikan bahwa ada diberikan kepada Sdr. Alfareza;
A
- Bahwa pada saat Sdr. Alfareza di operasi ada diberikan obat Atracurium
dengan dosisnya yaitu 10 mg (sepuluh miligram) atau ¾ ampul;
ah
lik
- Bahwa ada diberi obat kepada pasien Alfareza yaitu dari 1 – 9 untuk
melakukan operasi melalui infus;
m
ub
- Bahwa setelah di operasi saya masuk ke ruang bedah dan saya panggil
keluarga pasien dan pasien sudah sehat penuh;
ka
- Bahwa Setelah di operasi saya masuk ke ruang bedah dan saya panggil
ep
keluarga pasien dan pasien sudah sehat penuh dan saya menyampaikan
ah
kepada perawat pasien sudah bisa di jemput dibawa ke ruang perawat anak;
R
- Bahwa pasien diberi obat Atracurium perlu untuk pembantu pernafasan biar
es
ng
- Bahwa jika tidak diberikan obat Atracurium di ruang operasi pasien tidak
on
reaksinya;
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa setelah di ruang bedah pasien dibawa ke ruang pemulihan dan setelah
si
itu saya tidak tahu lagi kemana dibawa;
- Bahwa ada diperlihatkan KOP (Kartu obat pasien) kepada saya tetapi saya
ne
ng
tidak ada menulis KOP (Kartu obat pasien) tersebut yang menulis yaitu Sdr.
Fahmi Rizal;
- Bahwa tanda 3 pada KOP tidak ada saya tulis yang saya tulis yaitu tanda 2;
do
gu - Bahwa Fahmi Rizal adalah Staf anastesi, Staf anastesi boleh menulis KOP
(Kartu obat pasien) atas arahan dokter dan yang menyuruh menulis adalah
In
A
saya sendiri;
- Bahwa pada saat akan oprasi diminta lebih 2 (dua) obat Atracurium untuk
ah
lik
cadangan walaupun kebutuhan cuam 1 (satu) apabila habis mudah
didapatkan;
- Bahwa yang bisa meresepkan obat Atracurium yaitu doker anastesi dan dokter
am
ub
saraf akan tetapi di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh tdak ada dipakai obat
Atracurium untuk pasien saraf;
ep
- Bahwa tujuannya diberikan obat-obatan sebelum dilakukan operasi yaitu untuk
k
membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar dan disuntik mellui infus;
ah
- Bahwa kondisi pasien Alfareza pasca operasi sudah normal dan sudah
R
si
nyambung apa yang kita tanyakan;
- Bahwa tanggung jawab anastesi terhadap pasien yaitu dari pasien masuk ke
ne
ng
do
gu
saat dilakukan operasi karena kaalau ada rapat tentang anastesi medis saya
yang mengikutinya;
In
- Bahwa cara pemberian dosis terhadap pasien yaitu disesuaikan dengan umur
A
lik
ub
15. SaksiLailan Aidiana Sari Binti Abbas Basyah, dibawah sumpah pada
ka
- Bahwa Saksi adalah Kepala Instalasi Farmasi RSUD CND Meulaboh untuk itu
adahubungan Farmasi dengan pasien Alfareza adaah dengan obat karena
ah
- Bahwa Saya tidak tahu bagaimana kondisi pasien Alfareza pada saat diambil
M
ng
obat di Farmasi;
- Bahwa Saya tahu pasien Alfareza sudah meninggal dunia di telepon sama
on
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa pasien Alfareza sudah meninggal dunia di ruang anak pada hari Jum’at
si
tanggl 19 Oktober 2018 sekira pukul 23.10 WIB dan pukul 23.55 WIB di ruang
perawat anak;
ne
ng
- Bahwa kaitan meninggal dunia pasien Alfareza dengan Farmasi yaitu obat
yang diberikan kepada pasien Alfareza diambil dari Farmasi;
- Bahwa Saya diangkat menjadi Kepala Instalasi Farmasi RSUD Cut Nyak Dhien
do
gu Meulaboh pada tanggal 2 Agustus 2018;
- Bahwa setelah disampaikan pasien Alfareza sudah meninggal dunia saya
In
A
tidak ada datang ke Rumah Sakit dan besok harinya saya baru datang ke
Rumah Sakit;
ah
lik
- Bahwa benar semua obat yang diberikan kepada pasien bearsal dari Farmasi;
- Bahwa Saya tahu obat Atracurium yaitu obat bius;
- Bahwa selain yang 3 (tiga) macam ada diambil obat yang lain yaitu Ranitidin,
am
ub
Ketorolax dan Atracurium (3 ampul) itu menurut pengakuan petugas Farmasi;
- Bahwa setahu saksi KOP (Kartu obat pasien) yang boleh menulis nama obat
ep
yaitu dokter;
k
- Bahwa pada malam kejadian meninggal dunia pasien Alfareza saya berada di
ah
rumah tetapi tetap saya yang bertnggung jawab karena saya sebagai Kepala
R
si
Instalasi Farmasi;
- Bahwa petugas malam pada kejadian meninggal dunia pasien Alfareza yaitu
ne
ng
Sdri. Nyona Dian Pratiwi dan Sdr. Suci Aulia Mailani Dara Voenna;
- Bahwa mereka sebagai petugas Farmasi ada mempunyai STRCTK;
do
gu
lik
- Bahwa Saya pernah panggil mereka berdua saat bertugas katanya sudah
ditanya di ruang apa obat tersebut dan keluarga pasien tidak menjawab karena
m
ub
buru-buru;
- Bahwa keluarga pasien ada membawa KOP (Kartu obat pasien) pada waktu
ka
mengambil obat di Farmasi dan diminta obat Atracurium 3 (tiga) ampul menurut
ep
petugas saya Sdri. Erwanty, Amd. Keb. yang minta obat tersebut;
ah
- Bahwa Saya sudah Apoteker dan saat ini RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh
R
tipe B;
es
ng
- Bahwa Saksi diangkat menjadi Apoteker di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh
on
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa yang bertugas di Farmasi sudah mempunyai STR (Surat Tanda
si
Registrasi);
- Bahwa pada waktu pengaluaran obat boleh tidak ada Apoteker dan petugas
ne
ng
tidak ada konsultasi dengan Apoteker;
- Bahwa aturan (setardar) obat anastesi yang boleh difungsikan hanya di ruang
operasi tetapi harus dengan resep dokter;
do
gu - Bahwa
- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Para Terdakwa menyatakan tidak
In
A
keberatan dan membenarkannya;
16. Saksidr. Samson Sembiring, Sp. B. Bin Baginda Ali, dibawah sumpah pada
ah
lik
pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa Saya diperiksa di penyidik Kepolisian tentang pasien yang saya rawat
am
ub
atas nama Alfareza;
- Bahwa Saya bekerja sebagai dokter bedah di RSUD Cut Nyak Dhien
Meulaboh sejak tahun 2013;
ep
k
- Bahwa tugas dan tanggung jawab saya sebagai dokter bedah di RSUD Cut
ah
Nyak Dhien Meulaboh yaitu sebagai doketr penanggung jawab pasien untuk
R
si
melakukan asuhan medis, pemeriksaan pasien, pemeriksaan untuk
menegakkan diagnosa, melakukan tindakan bedah dan folow up di RSUD Cut
ne
ng
do
memiliki izin Praktek sbagai dokter Spesialis bedah berdsarkan Surat Izin
gu
- Bahwa yang melakukan operasi terhadap korban antas nama Alfareza Yaitu:
1. Saya sendiri selaku dokter bedah;
ah
lik
ub
- Bahwa pasien Alfareza RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh pada hari Jum’at
M
ng
tanggal 19 Oktober 2018 sekira pukul 15.00 WIB diantar oleh Ambulace;
- Bahwa setelah operasi selanjutnya saya menulis obat-obat untuk diberikan
on
- Bahwa yang menulis KOP (Kart obat pasien) adalah perawat atas intruksi
d
dokter;
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa obat-obat yang diberikan untuk pasien Alfareza setelah pasca operasi
si
yaitu:
1. Infus RL 20 tetes perminit;
ne
ng
2. Injeksi Cefotaxim (anti biotik), 500 mg per 8 (delapan) jam;
3. Injeksi Ketorolax (anti nyeri), 1 % per 8 (delapan) jam;
4. Injeksi Ratanidin (anti mual), setengah ampul per 8 (delapan) jam;
do
gu 5. Injeksi Transamin (obat mengurangi atau mencegah rembesan darah),
250 mg per 12 (dua belas) jam;
In
A
- Bahwa Saksi lakukan terhadap pasien Alfareza pada saat di operasi hanya
menanam benang saja;
ah
lik
- Bahwa setelah pasca operasi keadaan pasien Alfareza baik-baik saya dan
tidak perlu penanganan kusus karena operasi sedang;
- Bahwa setelah diberitahukan oleh perawat bahwa pasien Alfareza sudah
am
ub
meninggal dunia saya lansung ke ruang untuk memastikan meninggal dunia
pasien Alfareza;
ep
- Bahwa setahu saksi ada 2 (dua) orang yaang meninggal dunia pada saat itu
k
- Bahwa obat Atracurium sering digunakan di ruang operasi yaitu obat pelumpuh
R
si
otot;
- Bahwa ada diberikan obat Atracurium terhadap pasien Alfareza sebelum
ne
ng
do
gu
pasien Alfareza;
- Bahwa Saya mengetahui faktor kesalahan pemberian obat sehingga pasien
In
Alfareza meninggal dunia dari pihak Kepolisian (pada waktu saya diambil
A
keterangan);
- Bahwa pada waktu pasien Alfareza meninggal dunia saya berada di rumah
ah
lik
setelah mendapat informsi saya balik ke Rumah Sakit langusng ke ruang anak;
- Bahwa akhir penanganan saya mulai dari pemeriksaan anotsal sampai
m
ub
melaksanakan operasi;
- Bahwa dari keseluruhan kerja tim saya yang bertanggung jawab, dan tidak
ka
- Bahwa kalau perawat kurang paham di konsultasi dan wajib meminta petunjuk
ah
kepada dokter jaga (dokter IGD) Sepanjang yang saya ketahui yang menulis
R
KOP (Kartu obat pasien) yaitu perawat, dokter umum dan dokter operasi kalau
es
ng
- Bahwa Saya ikut pada waktu dikumpulkan di ruang Direktur, pihak Rumah
on
Sakit mencari tahu apa penyebabnya meninggal dunia pasien Alfareza dan
obat-obat apa yang diberikan dan Sdri. Erwanty, Amd. Keb menyatakan ada
gu
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa ada disebutkan kesalahan obat pada waktu pertemuan di ruang
si
Direktur yaitu obat Atracurium;
- Bahwa dokter tidak ada kewenangan untuk memilih perawat dalam melakukan
ne
ng
operasi terhadap pasien dan tidak tahu siapa yang memilih perawat;
- Bahwa perawat-perawat yang masuk ke Rumah Sakit harus memilik STR
(Surat Tanda Registrasi) karena itu wajib;
do
gu - Bahwa obat Transamin dan obat Trepatraksin tidak ada di KOP (Kartu obat
pasien) ada dikonsultasikan ke dokter IGD;
In
A
- Bahwa yang meninggal dunia pasien pertama ada di telpon kepada saya dan
selang antara yang meninggal dunia pasien pertama dengan yang meninggal
ah
lik
dunia pasien kedua (Alfareza) ½ jam;
- Bahwa tujuan folow up yaitu apabila pasien masih lemas / kurang makan kita
tambah selera makan;
am
ub
- Bahwa yang tanggung jawab setelah di injeksi obat jika ada masalah yaitu
dokter yang tanggung jawab;
ep
- Bahwa tidak ada resiko kematian Alfareza karena diberi obat diberi obat
k
sedang;
ah
- Bahwa dalam hal pemberian obat, obat-obat ini tidak ada kita beritahukan
R
si
kepada perawat karena perawat sudah bertahun-tahun di bidang itu;
- Bahwa Saya menulis semua perkembangan dalam catatan operasi setelah
ne
ng
do
gu
lik
ub
ep
17. Saksidr. Mudiarti, M. Kes. Binti Alm. Marah Muda Siregar, dibawah sumpah
pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
ah
ng
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
b. Penyelenggaraan kegiatan pelayanan medis, meliputi spesialistis,
si
upaya rujukan dan pelayanan asuhan keperawataan, pelayanan
pemeriksaan kesehatan dan tidakan medis lainnya dalam rangka
ne
ng
peningkatan pelayanan kepada masyarakat;
c. Penyelenggaan kegiatan inventarisasi meliputi sarana dan prasarana
dalam rangka peningkatan pelayanan rawat inap, jalan, intensif,
do
gu tindakan medik, penunjang medis dan non medis;
d. Penyelenggaraan pelaksanaan bimbingan pelayanan asuhan
In
A
keperawatan meliputi penerapan mutu dan etika profesi dalam rangka
pengawasan mutu dan standar pelayanan;
ah
lik
e. Pengoordinasian perencanaan kebutuhan alat-alat dan fasilitas
pelayanan medis meliputi spesialis, penunjang medis / non medis,
rujukan dan tindakan medis lainnya agar tepat sasaran dan
am
ub
f. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh direktur
sesuai bidang tugas dan fungsinya;
ep
- Bahwa yang melakukan pengawasan dan kontrol terhadap kinerja perawat di
k
si
b. Kabid keperawatan atas nama Sdr. Cut Hasanudin, SKM;
c. Kasi mutu dan etika keperawatan dan kebidanan atas nama Sdri. Sri
ne
ng
Mulyani, S. Kep;
d. Kasi asuhan keperawatan dan kebidanan atas nama Sdri. Ira Yuni
do
gu
Keb. dan dengan Sdri. Desri Amelia, Amd. Kep dan setelah kejadian baru saya
kenal, Sdri. Erwanty, Amd. Keb. yaitu Pj. Shif dan Sdri. Desri Amelia, Amd. Kep
ah
lik
ub
- Bahwa atas tindakan tersebut ada di audit internal tetapi saya tidak tahu
karena saya dinas luar;
ka
- Bahwa sebelum audit internal saya tidak tahu ada pasien yang meninggal
ep
dunia;
ah
- Bahwa saya tahu korban salah suntik pasien Alfareza meninggal dunia dari
R
- Bahwa saya tidak ada ikut audit internal yang ikut dokter Samson Sembiring;
M
ng
- Bahwa yang menerbitkan SPO adalah direktur saya tidak ikut menerbitkan
on
karena saya baru taggal 6 Januari 2018 diangkat sebagai Wadir Pelayanan
RSUS Cut Nnyak Dhien Meulaboh;
gu
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa alur pasien masuk melalui dokter IGD kemudian dibawa ke ruang yang
si
dituju;
- Bahwa setelah pasien dibawa ke ruang bedah yang bertanggung jawab adalah
ne
ng
dokter bedah sampai selesai;
- Bahwa dalam perawatan pasien yang melakukannya adalah perawat praktek,
tindakan medis adalah dokter yang melakukannya;
do
gu - Bahwa Intruksi dokter dikerjakan oleh perawat benar tanggung jawab dokter,
jika salah dokter juga yang bertaggung jawab;
In
A
- Bahwa apabila diminta obat A diberikan obat B yang bertaggung jawab adalah
perawat;
ah
lik
- Bahwa dokter dan perawat punya kode etik dan dibawah saya ada lagi Kasi
mutu dan keperawatan;
- Bahwa 1 (satu) KOP (Kartu obat pasien) untuk 1 (satu) orang pasien kalau
am
ub
sudah habis ditambah lagi lembarannya;
- Bahwa yang mengisi daftar obat dokter sesuai dengan SPO dan tidak boleh di
ep
isi oleh perawat;
k
- Bahwa sudah disosialisasi tentang KOP (Kartu obat pasien) dan sudah sering
ah
dilakukan kalau tidak ada konsultasi ke dokter umum dan dokter IGD;
R
si
- Bahwa pada waktu mengambil obat di Farmasi KOP (Kartu obat pasien) yang
dibawa, waktu jam kerja perawat yang mengambil kalau diluar jam kerja
ne
ng
perawat jaga yang mengambil obat dan tidak boleh keluarga pasien mengambil
obat kalau terjadi hal ini beginilah yang terjadi;
do
gu
- Bahwa Akreditasi RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh sekarang bintang 2 (dua)
turun kelas tetapi tetap Akreditasi;
In
- Bahwa Saya mengetahui obat Atracurium yang menyebabkan meninggal
A
lik
ub
Erwanty, Amd. Keb. punya STR (Surat Tanda Registrasi) kalau Sdri. Dersri
Amelia, Amd. Kep tidak punya STR (Surat Tanda Registrasi) kalau ada STR
ka
(Surat Tanda Registrasi) / surat izin bekeja baru bisa bekerja di Rumah Sakit
ep
dan perawat bisa menyuntik dan memasang infus pasien kalau Sdri. Dersri
ah
- Bahwa Saya tidak tahu Sdri. Desri Amelia, Amd. Kep. ada melakukan tindakan
M
ng
medis terhadap pasien Alfareza setelah itu baru tahu dari audit Kepala bidang
on
Keperawatan;
- Bahwa Sebelumnya saya tidak tahu Sdri. Desri Amelia, Amd. Kep. sudah
gu
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Amelia, Amd. Kep. sudah ada di ruang anak dan Kepala ruangan sudah
si
dipindah;
- Bahwa hasil audit obat yang digunakan / dipakai untuk menyuntik pasien
ne
ng
Alfareza yaitu obat Transamin;
- Bahwa hasil audit ada Saksi bagikan kepada Kepala ruangan;
- Bahwa penulisan / pengisian KOP (Kartu obat pasien) tidak di isi oleh dokter
do
gu menyalahi SPO kalau ada delegasi tidak menyimpang;
- Bahwa Seorang perawat / para medis secara umum boleh menulis obat di
In
A
KOP (Kartu obat pasien) dengan intruksi dokter;
- Bahwa hasil audit di KOP (Kartu obat pasien) ditambah obat tetapi saya tidak
ah
lik
tahu siapa yang menambah obat;
- Bahwa pelayanan masyarakat baik pasien masuk sampai pasien keluar
tanggung jawab Rumah Sakit;
am
ub
- Bahwa sebelum kejadian ini yang bertanggung jawab terhadap Rumah Sakit
Cut Nyak Dhien Meulaboh adalah direktur Rumah Sakit;
ep
- Bahwa yang bertanggung jawab terhadap Para Terdakwa bekerja di Rumah
k
si
Wakil direktur Pelayanan;
- Bahwa hasil rekrutmen kepegawaian yaitu yang punya STR (Surat Tanda
ne
ng
do
gu
lik
yaitu obat Transamin dan Para Terdakwa tidak ada pada saat pertemuan audit
tersebut;
m
ub
- Bahwa RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh punya tenaga Apoteker yaitu 10
(sepuluh) orang dan pada waktu itu ada 6 (enam) orang;
ka
- Bahwa malam kejadian tersebut tidak ada Apoteker yang jaga yaitu Asisten
ep
- Bahwa Iya hasil audit internal dijadikan hasil Rumah Sakit (Saksi
R
persidangan);
M
ng
Sembiring sebagai penaggung jawab, Ketua Komite dokter Muhajir dan dokter
Gunawan;
gu
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa ketika Sdri. Desri Amelia, Amd, Kep. diperbantukan di ruang anak yang
si
bertanggung jawab adalah Kepala ruangan dan tidak pernah diberitahukan
kepada saya ternyata sudah ada di ruangan;
ne
ng
- Bahwa Saya tidak tahu tindakan penyuntikan dengan pasang infus siapa yang
bertanggung jawab, berdasarkan SPO yang memberikan infus kepala bidang;
- Bahwa Akreditasi turun kelas karena di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh
do
gu Apoteker tidak cukup dan perawat kurang;
- Bahwa kalau pagi di ruang utama mengambil obat yaitu di depo IGD dan
In
A
malam disitu juga mengambil obat;
- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa I (Erwanty, Amd. Keb)
ah
lik
menyatakan ada yang tidak benar;
Yang tidak benar yaitu:
- Keberatan saya sebagai penanggung jawab Shif karena masih ada yang sama
am
ub
kedudukan dengan saya;
- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa II (Desri Amelia, Amd. Kep)
ep
menyatakan ada yang tidak benar;
k
- Saya tidak tahu yang tidak punya STR (Surat Tanda Registrasi) tidak boleh
R
si
mengambil tindakan medis;
Menimbang, bahwa di persidangan telah dibacakan pula bukti surat,
ne
ng
berupa:
- Berita Acara Analisis Laboratorium Barang Bukti Bahan Berbahaya dari
do
gu
Medan dan Zulni Erma serta Delianan Naiborhu, S.Si., Apt. selaku
pemeriksa;
ah
lik
ub
ng
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
o Transamin adalah obat golongan anti Fibrinolitik dapat digunakan
si
untuk mencegah atau menghentikan perdarahan.
- Bahwa Obat tersebut diatas diberikan kepada pasien yaitu:
ne
ng
o Ketorolax diberikan untuk mengatasi nyeri sedang sampai berat atau
pasca operasi.
o Ranitidine diberikan untuk mengurangi peningkatan asam lambung.
do
gu o Cefotaxim diberikan untuk mengatasi infeksi.
o Trannsamin diberikan untuk mencegah atau menghentikan
In
A
perdarahan.
- Bahwa Cara memberikan ke empat obat cairan tersebut diatas yaitu cara
ah
lik
diinjeksikan (disuntikkan) secara intravena (langsung ke pembuluh darah
vena), serta ahli juga menjelaskan bahwa Yang dimaksud dengan obat
Anestesi adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri
am
ub
dan menghilangkan kesadaran. Dan Anestesi di bagi menjadi tiga jenis
yaitu :
ep
o Anestesi lokal yaitu untuk menghilangkan nyeri dan kesadaran h anya
k
si
pada area tubuh yang lebih luas dari lokal contohnya anastesi epidural
yang digunakan pada saat operasi Caesar.
ne
ng
do
gu
lik
ub
adalah :
ep
o Gatal – gatal.
ah
o Muka kemerahan.
R
ng
- Bahwa Efek samping ini tergantung pada dosis dan respon individual
on
pada pasien, serta ahli juga menjelaskan bahwa Secara umum obat ini
diberikan sebagai obat tambahan terhadap obat anestesi umumdengan
gu
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
tujuan untuk merelaksasikan otot / melemaskan otot, salah satunya pada
si
pasien yang akan menjalani operasi.
- Bahwa adapun dampak yang ditimbulkan dari pemberian obat Atracurium
ne
ng
dihubungkan dengan kasuistis korban Alfa Reza tersebut yaitu terjadin ya
over dosis obat Atracurium karena terjadinya kesalahan pengambilan
obat yang mana dosis yang diberikan adalah dosis obat transamin,
do
gu sehingga mengakibatkan kejang pernafasan, serta ahli juga menjelaskan
bahwa pemberian obat Atracurium tersebut digunakan sebelum dan saat
In
A
operasi pasien saja.
- Bahwa benar, mekanisme atau prosedur pemberian injeksi obat
ah
lik
Atracurium tersebut harus disertai alat bantu pernafasan / oksigen, serta
ahli juga menjelaskan bahwa benar, apabila kejang otot pada saluran
pernafasan tidak teratasi maka dapat mengakibatkan kematian.
am
ub
- Bahwa adapun mekanisme obat Atracurium tersebut bekerja di dalam
tubuh manusia, sehingga bisa menyebabkan turunnya fungsi kesadaran
ep
bahkan dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung, kejang otot
k
si
kekurangan oksigen dan hilangnya kesadaran, serta ahli juga
menjelaskan bahwa adapun cara mengukur / rumus pemberian dosisi
ne
ng
obat Atracurium pada pasien yaitu 0,4 s/d 0,5 mg / kilogram berat badan;
- Bahwa benar, apabila pemberian obat Atracurium oleh perawat tan pa
do
gu
sepengetahuan dokter dan tanpa didukung oleh alat – alat medis beru pa
oksigen berpotensi menyebabkan kematian, serta ahli juga menjelaskan
In
bahwa untuk menentukan persentase / kemungkinan meninggalnya
A
lik
ub
tahun atau kurungan selama-lamanya satu tahun”. Dalam hal ini tentu
ep
ng
ingatan, khilaf. Dalam hali ini sekiranya yang bersangkutan hati -hati,
waspada, tertib atau ingat, kejadian itu tidak akan terjadi atau dapat
on
itu ketidaktelitian yang wajar, tidak melakukan apa yang seorang lain
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dengan ketelitian serta kehati-hatian akan melakukannya dengan wajar,
si
atau melakukan apa yang seorang lain dengan ketelitian yang wajar
justru tidak melakukannya. Jadi dengan demikian, menurut kronologis
ne
ng
tadi menurut hemat ahli telah terjadi hal yang demikian itu atau kealpaan
itu;
do
gu - Bahwa Seperti yang ahli sebutkan tadi telah terjadi hal-hal yang
semestinya dilakukan akan tetapi tidak dilakukan, yaitu tidak hati-hati,
setidaknya bagi Terdakwa ERWANTY, Amd. Keb Binti M. YATIM,
In
A
seandainya dia tidak ceroboh didalam melakukan tindakan, atau
seandainya dia mengikuti prosedur yang dutentukan, maka akibat
ah
lik
kematian itu kemungkinan tidak akan terjadi. Sedangkan untuk Terdakwa
DESRI AMELIA ZULKIFLI, Amd.Kep Binti ZULKIFLI harus diteliti lebih
am
ub
lanjut, karena di dalam hukum pidana kejadian seperti ini, yaitu terjadin ya
suatu dugaan tindak pidana yang melibatkan beberapa orang dikenal
dengan istilah penyertaan (deelneming).Dalam penyertaan ini ada
ep
k
si
TerdakwaDESRI, yang ahli tidak tau bagaimana struktur dan
ne
ng
do
gu
- Bahwa Ya, ahli awali dari bahwa kelalaian sering disebut sebagai
Kealpaan (culpa). Kealpaan adalah salah satu bentuk dari kesalahan di
ah
lik
adalah :
es
Kealpaan, yaitu kealpaan yang berat (culpa lata) dan kealpaan yang
d
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
pelanggaran hukum atau kejahatan, apabila kelalaian itu tidak sampai
si
membawa kerugian atau cedera kepada orang lain dan orang itu dapat
menerimanya. Ini berdasar perinsip hukum “de minimus non curat lex”
ne
ng
yang berarti hukum tidak mencampuri hal-hal yang dianggap
sepele.Namun jika kelalaian itu mengakibatkan kerugian materi,
mencelakakan bahkan merenggut nyawa orang lain, maka ini
do
gu diklasifikasikan sebagai kelalaian berat (culpa lata), serius dan kriminil.
Berdasarkan hal tersebut maka menurut hemat ahli kelalaian berat itu
In
A
maknanya sama dengan kelalaian, yaitu sedperti yang ahli uraikan pada
waktu memberikan keterangan dulu bahwa Di dalam ilmu hukum
ah
lik
kedokteran, terdapat rumusan tentang kelalaian yang sudah berlaku
universal, yaitu: Kelalaian itu ketidaktelitian yang wajar, tidak melaku kan
apa yang seorang lain dengan ketelitian serta kehati-hatian akan
am
ub
melakukannya dengan wajar, atau melakukan apa yang seorang lain
dengan ketelitian yang wajar justru tidak melakukannya. Dan yang ingin
ep
ahli kemukakan lagi adalah makna kelalaian berat di sini menunjukkan
k
si
3. SaksiAzizah Vonna, M. Pharm. Sci. Apt Binti Alm. M. Amin,dibawah sumpah
keterangan dibacakan pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
ne
ng
do
o Ketorolax adalah obat golongan anti nyeri digunakan untuk mengatasi
gu
lik
mengobati infeksi;
o Transamin adalah obat golongan anti Fibrinolitik dapat digunakan
m
pasca operasi;
o Ranitidine diberikan untuk mengurangi peningkatan asam lambung.
ah
ng
pendarahan;
- Bahwa Cara memberikan ke empat obat cairan tersebut diatas yaitu cara
on
vena), serta ahli juga menjelaskan bahwa Yang dimaksud dengan obat
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Anestesi adalah obat yang digunakan u ntuk menghilangkan kesadaran
si
dan anestesi di bagi menjadi tiga jenis yaitu :
o Anestesi lokal yaitu untuk menghilangkan nyeri dan kesadaran h anya
ne
ng
pada bagian tubuh tertentu contoh nya Lidokain untuk operasi gigi;
o Anestesi Regional yaitu untuk menghilangkan nyeri dan kesadaran
pada area tubuh yang lebih luas dari lokal contohnya anastesi
do
gu epidural yang digunakan pada saat operasi Caesar;
o Anestesi umum yaitu menghilangkan nyeri dan menghilangkan
In
A
kesadaran secara total contohnya Siklopropan;
- Bahwa Obat cairan Atracurium Besylate tidak termasuk obat Anastesi /
ah
lik
obat bius akan tetapi obat Atracurium Besylate obat golongan muscle
relaxant (perelaksasi otot / pelemas otot), serta ahli juga menjelaskan
bahwa Atracurium Besylate umumnya diberikan sebagai obat tambahan
am
ub
terhadap obat anestesi umum dengan tujuan untuk merelaksasikan otot /
melemaskan otot selama operasi;
ep
- Bahwa Obat cairan Atracurium Besylate diberikan secara injeksi bolus
k
si
adalah :
o Gatal – gatal.
ne
ng
o Muka kemerahan.
o Penurunan tekanan darah (hipotensi).
do
gu
pada pasien, serta ahli juga menjelaskan bahwa Secara umum obat ini
diberikan sebagai obat tambahan terhadap obat anestesi umum dengan
ah
lik
ub
- Bahwa Secara umum obat ini diberikan sebagai obat tambahan terhadap
obat anestesi umum dengan tujuan untuk merelaksasikan otot /
ka
diruang rawat tanpa ada alat bantu pernafasan, baik dalam dosis terapi
M
ng
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa Pemberian obat Atracurium tersebut digunakan sebelum dan saat
si
operasi pasien saja, serta ahli juga menjelaskan bahwa Benar,
mekanisme atau prosedur pemberian injeksi obat Atracurium tersebut
ne
ng
harus disertai alat bantu pernafasan / oksigen ;
- Bahwa Benar, apabila kejang otot pada saluran pernafasan tidak teratasi
maka dapat mengakibatkan kematian, serta ahli juga menjelaskan bahwa
do
gu Adapun mekanisme obat Atracurium tersebut bekerja di dalam tubuh
manusia, sehingga bisa menyebabkan melemaskan otot rangka,
In
A
penurunan tekanan darah, penurun an denyut jantung serta kejang otot
pada saluran pernafasan yaitu berawal dari obatnya akan mengganti
ah
lik
kedudukan senyawa alami tubuh (asetilkolin) sehingga tidak terjadi
kontraksi otot, dan dissat yang sama ibat ini juga bisa merangsang
pelepasan senyawa kimia yang namanya histamine, dan histamine inilah
am
ub
yang membuat terjadinya penurunan tekanan darah, penurunan denyut
jantung, kemudian obat ini juga bisa menghambat kerja otot polos saluran
ep
pernafasan yang mengakibatkan efek bronkospasme (kejang otot
k
pernafasan);
ah
si
pada pasien yaitu 0,4 s/d 0,5 mg / kilogram berat, serta ahli juga
menjelaskan bahwa Benar, apabila pemberian obat Atracurium oleh
ne
ng
perawat tanpa sepengetahuan dokter dan tanpa didu kung oleh alat – alat
medis berupa oksigen berpotensi menyebabkan kematian.
do
gu
lik
ub
- Bahwa Terdakwa melaksankan piket jaga malam pada hari Jumat tanggal 19
ep
Oktober 2018 di RSUS Cut Nyak Dhien Meulaboh, sesuai dengan jadwal
ah
piket yaitu :
R
o Terdakwa sendiri;
es
ng
Oktober 2018 sekira pukul 18.07 Wib dan sebabnya pasien ALFA REZA
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dirawat diruang anak karena telah dilakukan operasi tertusuk kayu di paha
si
sebelah kiri, serta terdakwa juga menjelaskan bahwa Terdakwa mengetahui
bahwa pasien ALFA REZA mulai dirawat diruang anak yaitu sejak hari jumat
ne
ng
tanggal 19 Oktober 2018 sekira pukul 18.00 Wib, dan sebabnya pasien ALFA
REZA dirawat diruang anak karena telah dilakukan operasi tertusuk kayu di
paha sebelah kiri yaitu dari laporan petugas piket lama yang masing – masing
do
gu bernama Sdri. SRIWAHYUNI, Sdri. VERA MEROJA, Sdri. MERI;
- Bahwa kondisi korban pada saat serah terima petugas piket tersebut dalam
In
A
keadaan baik dan dan masih lemas karena baru selesai di operasi, serta
terdakwa juga menjelaskan bahwa Tindakan medis yang dilakukan petugas
ah
lik
ruang anak kepada korban setelah melakukan operasi tersebut yaitu
melakukan injeksi (menyuktikan obat) sesuai intruksi dokter kepada pasien
tersebut;
am
ub
- Bahwa Terdakwa yang menulis dan meresepkan obat – obat di KOP (kartu
obat pasien) untuk pasien ALFA REZA tersebut yaitu Terdakwa DESRI
ep
AMELIA atas dasar suruhan terdakwa;
k
terdakwa ”kak obat transamin yang akan diberikan kepada pasien ALFA
R
si
REZA tidak ada di box” kemudian terdakwa menjawab “kalau memang obat
tidak ada dibox, ya resepkan lah” selanjutnya Terdakwa DESRI AMELIA
ne
ng
do
gu
dan berasumsi bahwa obat atracurium adalah obat yang sama dengan obat
transamin yang dimaksud, kemudian terdakwa menjawab “iya itu obatnya”
In
kemudian terdakwa DESRI AMELIA menuliskan angka tiga romawi pada
A
kolom permintaan jumlah obat atracurium dan menyuruh saksi SUARDI yan g
merupakan ayah korban ALFA REZA untuk mengambil obat yang dimaksud
ah
lik
ub
untuk dipersiapkan jika waktu pemberian obat untuk pasien ALFA REZA telah
ep
tiba, kemudian saat waktu pemberian obat telah tiba, terdakwa menyuruh
ah
ng
injeksi kepada pasien ALFA REZA terdakwa merasa ada yang janggal
on
kemudian pada pukul 00.05 Wib terdakwa dipanggil oleh Terdakwa DESRI
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
AMELIA dan mengatakan “kak tolong liat pasiennya karena kondisi pasien
R
makin melemah” selanjutnya terdakwa pergi dan melihat kondisi Pasien
si
ALFA REZA dan terdakwa mengecek nadinya melemah, pernapasan juga
ne
ng
sudah mulai lemah, selanjutnya terdakwa memanggil dokter IGD sambil
mendatangi depo farmasi untuk meminta obat transamin guna memastikan
kemasan transamin seperti apa tanpa membawa Kartu Obat Pasien,
do
gu kemudian sesampainya terdakwa di depo Farmasi IGD RSUD Cut Nyak
Dhien Meulaboh terdakwa meminta obat transamin kepada petugas piket
In
A
depo farmasi yaitu saksi SUCI dan saksi NYONA, kemudian Saksi NYONA
menanyakan kepada terdakwa “kak KOP nya mana” kemudian terdakwa
ah
menjawab “KOP belum kakak bawa, karena ini darurat dek” selanjutnya Saksi
lik
NYONA memberikan obat transamin kepada terdakwa, selanjunya dokter
IGD Saksi dr. THAHRINA datang dan melihat kondisi pasien, kemudian
am
ub
terdakwa mengambil states (dokumen pasien), selanjutnya terdakwa melihat
keluarga pasien sudah mengamuk karena pasien ALFA REZA dinyatakan
ep
meninggal dunia;
k
- Bahwa 1 (satu) botol obat Atracurium 10 Mg (mili gram) keadaan kosong dan
ah
kepala botol tersebut sudah dipecahkan yaitu obat yang di injeksikan kepada
R
si
korban pada malam tersebut;
- Bahwa 1 (satu) lembar KOP atas namapasien ALFA REZA.
ne
ng
do
- Bahwa Terdakwa diangkat menjadi Pegawai Kontrak di RSUD Cut Nyak
gu
Dhien Meulaboh yaitu sejak tanggal 12 April 2018 sesuai dengan Nota Din as
Nomor : 800 / 1533 / 2018, tanggal 11 April 2018 yang ditanda tangani oleh
In
A
lik
jabatan terdakwa hingga saat ini yaitu sebagai Staf ADM Ruang Anak, dan
sekitar 1 (satu) minggu dari pengangkatan terdakwa tersebut, selanjutnya
m
Dhien Meulaboh;
ka
ruangan anak RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh pada hari Jum’at tan ggal 19
Oktober 2018 tepatnya pukul 23.55 Wib yaitu terdakwa bersama-sama
ah
dengan Terdakwa ERWANTY, Amd. Keb Binti M. YATIM, Saksi FITRI dan
es
ng
- Bahwa pasien ALFA REZA mulai dirawat diruangan anak yaitu sejak hari
Jum’at tanggal 19 Oktober 2018 sekira pukul 18.07 Wib, dan adapun
on
dilakukan operasi tertusuk kayu dipaha sebelah kirinya, serta terdakwa juga
d
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
diruangan anak yaitu sejak hari Jum’at tanggal 19 Oktober 2018 sekira pu ku l
si
18.07 Wib, dan adapun sebabnya Korban dirawat diruangan anak karena
sebelumnya Korban telah dilakukan operasi tertusuk kayu dipaha sebelah
ne
ng
kirinya yaitu dari laporan petugas piket lama yang masing-masing bernama
Sdri. VIKA, Sdri. SRI WAHYUNI, Sdri. MERY ALAM dan Sdri. OJA;
- Bahwa Kondisi Korban pada saat serah terima piket tersebut yaitu sedan g
do
gu tertidur, dan pada saat itu terdakwa sempat membangunkannya, dan
kemudian Korban terbangun dan Korban sempat memperlihatkan luka /
In
A
bekas operasinya kepada terdakwa, serta adapun laporan dari petugas piket
lama kepada terdakwa bahwa Korban dalam keadaan baik;
ah
lik
- Bahwa sekira pukul 21.00 Wib di Ruangan Anak RSUD Cut Nyak Dhien
Meulaboh tepatnya setelah selesai serah terima piket dengan petugas piket
jaga lama, terdakwa melihat dan mengecek rekam medis Korban, dan pada
am
ub
saat itu terdakwa melihat di buku injeksi tertulis bahwa nama-nama obat yang
harus diberikan / diinjeksikan kepada Korban yaitu obat cefotaxim, ketorolac,
ep
ranitidine dan transamin, kemudian terdakwa mengecek box obat, dan pada
k
saat itu terdakwa melihat hanya ada obat cefotaxim, selanjutnya terdakwa
ah
si
Reza harus diinjeksikan obat cefotaxim, ketorolac, ranitidine dan transamin,
tapi di box obat cuman ada obat cefotaxim, gimana ni kak?”, kemudian
ne
ng
do
gu
pada KOP Korban, akan tetapi pada saat terdakwa mencari, instruksi nama
obat transamin di KOP Korban tidak ada, dan menurut terdakwa yang ada
ah
lik
ub
atracurium di KOP Korban dengan mengatakan “kak, ini obat transamin”, dan
ep
ERWANTY saat itu berasumsi bahwa obat atracurium itu merupakan nama
es
lain dari obat transamin, sehingga pada saat itu terdakwa menulis III diintruksi
M
ng
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dengan mengatakan “kak, betul ini obatnya” dan Terdakwa ERWANTY
si
menjawab sekaligus melihat kembali KOP yang terdakwa perlihatkan dengan
mengatakan kepada terdakwa “iya dek resepkan 3 (tiga)”;
ne
ng
- Bahwa kemudian pada saat terdakwa mau mencari keluarga korban, tiba-tiba
seorang laki-laki yang pada saat itu terdakwa beranggapan adalah orang tu a
/ ayah dari korban, masuk ke dalam ruang anak RSUD Cut Nyak Dhien
do
gu Meulaboh, sehingga pada saat itu terdakwa langsun g memanggil seorang
laki-laki tersebut dengan mengatakan kepadanya “bapak, ayahnya Alfa Reza
In
A
?” dan seorang laki-laki tersebut menjawab “iya”, kemudian terdakwa
mengatakan kepadanya sekaligus menyerahkan KOP Korban kepada ayah
ah
lik
dan ayah Korban menjawab “boleh”, kemudian ayah Korban keluar dari
ruangan anak. Dan tidak lama kemudian sekitar 10 menit, ayah Korban
am
ub
datang kembali ke ruangan anak dan langsung menyerahkan obat dan KOP
Korban kepada Terdakwa ERWANTY, selanjutnya ayah Korban pergi menuju
ep
ruangan Korban;
k
si
tersebut, sedangkan dengan SPO rumah sakit mengatur bahwa yang
mengambil obat ke Depo Farmasi dengan membawa KOP pasien adalah
ne
ng
do
gu
lik
ub
melemah dan setelah diperiksa oleh dokter jaga IGD pasien ALFA REZA
ep
- Bahwa 1 (satu) botol obat Atracurium 10 Mg (mili gram) keadaan kosong dan
R
kepala botol tersebut sudah dipecahkan yaitu obat yang di injeksikan ke pada
es
ng
berikut:
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 81
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
1. Dr.dr Beni Satria,S.Ked,M.Kes,.S.H.,M.HKes. dibawah sumpah menerangkan
si
pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa mal eficence merupakan bagian dari 6 jenis kelalaian artinya,
ne
ng
yaitu seseorang yang melakukan suatu tindakan yang bertentangan
dengan hukum dan melakukan perbuatan yang tidak patut, contohnya
yaitu aborsi.
do
gu - Bahwa kemudian mis eficence yaitu melakukan tindakan secara tidak
benar dalam arti seperti yang seharusnya dioperasi kaki kanan namun
In
A
dilakukan operasi pada kaki kiri, ini merupakan salah satu contoh
kelalaian yang masuk dalam kategori mis eficence;
ah
lik
- Bahwa selanjutnya Non eficence yaitu tindakan yang sebenarnya ada
kewajiban untuk melakukan. Contohnya merujuk pasien yang sudah
gawat namun tidak di rujuk kemudian pasien meninggal. Kelalaian seperti
am
ub
ini masuk kedalam kategori nonfecence;
- Bahwa kemudian Malpraktek merupakan suatu kelalaian atau ketidak
ep
hati-hatian dalam menjalankan kewajibannya. Contohnya ada obat A
k
pasien B;
R
si
- Bahwa Selanjutnya mal treatment, yaitu melakukan suatu cara secara
sembarangan. Contohnya adalah kurang terampil karena ketidaktahuan
ne
ng
do
gu
lik
coba;
- Bahwa selanjutnya menurut Pasal 84 UU 36 Tahun 2014, kelalaian
m
ub
ringan yaitu kelalaian yang bersifat ringan (culva levis) apabila seseorang
tidak melakukan apa yang semestinya dia lakukan terhadap pasien yan g
ka
akan menyebabkan orang lain yang wajar tidak akan dilakukan dalam
ep
situasi yang sama meliputi keadaan. Misalnya Dokter bedah lalai dalam
ah
ng
permasalahan;
on
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 82
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
tidak dilakukan. Contohnya pasien gawat darurat tidak dilayani dengan
si
alasan belum membayar uang muka;
- Bahwa sesuai dengan UU No. 36 Tah un 2014 tentang kesehatan
ne
ng
menjelaskan bahwa tenaga kesehatan terdiri dari dokter namun sesuai
putusan Mahkamah Konstitusi No. 35 Tahun 2015 tenaga medis didalam
UU No. 36 Tahun 2014 itu sudah dicabut oleh putusan MK tesebut
do
gu sehingga sehingga dokter dan dokter gigi tidak lagi masuk ke dalam
klasifikasi tenaga medis;
In
A
- Bahwa Kemudian saksi menjelaskan yang masuk ke dalam kategori
tenaga medis / tenaga kesehatan yaitu tenaga keperawatan, tenaga
ah
lik
kebidanan, apoteker/tenaga teknis kefarmasian, sarjana kesehatan
masyarakat, fisioterapis;
- Bahwa saksi menjelaskan bahwa antara dokter, perawat dan bidan
am
ub
berbeda. Ketiga-tiganya itu sudah diatur oleh undang-undang khusus.
Sehingga kewenangan ketiganya berbeda;
ep
- Bahwa ahli menjelaskan terkait pertanggungjawaban di rumah sakit
k
si
semua kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit.
Artinya bahwa semua kelalaian yang terjadi di rumah sakit yang
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 83
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa ahli menjelaskan bentuk pertanggungjawaban pidana rumah sakit
si
/ strict liability rumah sakit yaitu rumah sakit harus melakukan screening
dalam penerimaan pegawai rumah sakit sehingga apabila rumah sakit
ne
ng
memperkerjakan seseorang yang bukan dibidangnya merupakan
kesalahan rumah sakit;
- Bahwa ahli menjelaskan yang berhak melakukan tindakan medis yaitu
do
gu dokter, namun perawat dapat melakukan tindakan medis apabila sudah
diberikan pelimpahan wewenang;
In
A
- Bahwa ahli menjelaskan yang boleh diberikan pelimpahan wewenang
yaitu seseorang yang memiliki kompetensi, dengan didasari oleh
ah
lik
kepemilikan Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP);
- Bahwa ahli menjelaskan apabila rumah sakit memperkerjakan seseoran g
yang tidak memiliki kompetensi/izin dengan dasar SIP dan STR dan
am
ub
terjadi kelalaian/kesalahan terhadap rumah sakit maka yang
bertanggungjawab adalah rumah sakit;
ep
- Bahwa ahli menjelaskan apabila seorang tenaga medis dalam hal ini
k
si
dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga
kesehatan;
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 84
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Pekerjaan Kefarmasian dijelaskan bah wa dalam menyerahkan suatu obat
si
apoteker bertanggungjawab untuk memberi penjelasan, edukasi, dan
meyakini bahwa pasien itu sesuai dengan resep dan kemudian dijelaskan
ne
ng
semua indikasi, efek samping dan cara penggunaan terkait obat yang
akan digunakan pasien, itu merupakan kewenangan dan tugas apoteker;
- Bahwa ahli menjelaskan apabila seorang apoteker salah dalam
do
gu memberikan obat dan mengetahui maka apoteker bertanggung jawab
dalam melakukan kesalahan tersebut, sebab kewajiban seorang apoteker
In
A
memastikan dan meyakini obat yang diberikan itu merupakan obat yang
sesuai dengan permintaan pasien;
ah
lik
- Bahwa ahli menjelaskan bahwa apabila dokter salah meresepkan obat
namun apoteker benar membaca resep sesuai dengan apa yang
diresepkan maka dokter bertanggungjawab dalam hal kesalahan seperti
am
ub
ini. kemudian apabila dokter salah dalam meresepkan suatu obat dan
apoteker juga salah dalam membaca resep dari dokter dan diberikan ke
ep
perawat/suster untuk disuntikkan kepada pasien maka tetap yang
k
kesalahan;
R
si
- Bahwa selanjutnya apabila obat yang diresepkan dokter sudah benar
kemudian apoteker memberikan obat sesuai dengan resep yang
ne
ng
do
gu
lik
tentang apa yang harus dilakukan tenaga kesehatan dan apa yang tidak
dapat dilakukan tenaga medis;
m
ub
- Bahwa ahli menjelaskan yang diatur di dalam Pasal 84 Ayat (1) dan (2)
ah
ng
lain;
- Bahwa ahli menjelaskan actor reus nya adalah kesahalan yang
gu
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 85
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
itu akan menyebabkan kematian dan dilakukan secara sadar dan sengaja
si
maka seseorang tersebut dapat dihukum dan masuk kedalam kategori
kelalaian malpraktek;
ne
ng
- Bahwa ahli menjelaskan aturan terkait pemidanaan suatu korporasi yaitu
diatur dalam Pasal 45 sampai dengan Pasal 50 KUHP, dan garis
besarnya yaitu suatu korporasi dapat dipidana apabila mens rea suatu
do
gu korporasi tersebut ada, namun apabila suatu korporasi tidak ada mens
rea nya namun yang melakukan suatu kelalaian berat yaitu organ yang
In
A
berada di bawahnya maka korporasi tidak dapat dipersalahkan;
2. Muhammad S,Kep. dibawah sumpah menerangkan pada pokoknya
ah
lik
menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa Ahli adalah Manajer Pelayanan Pasien Pada IGD 1 dan IGD 2 RSUD
dr. Zainoel Abidin, yang akan memberikan keterangan terkait tentang
am
ub
Manajemen Keperawatan;
- Bahwa sistem manajemen keperawatan di Rumah Sakit adalah membagi
ep
tugas-tugas dan aturan-aturan pelayanan di Rumah Sakit;
k
Undang-undang kusus bidan, keperawatan dan ada komite dan etik yang
R
si
bertanggung jawab langsung adalah Direktur tentang pelayanan di Rumah
Sakit;
ne
ng
- Bahwa fungsi komite di Rumah Sakit yaitu mempunyai aturan agar kinerja
bejalan baik setiap ada Rekrutmen ada syarat apakah perawat ada aturan
do
gu
lik
ub
Sakit;
- Bahwa perawat yang bekerja di Rumah Sakit harus ada STR (Surat Tanda
ka
perawat harus ada jenjang pendidikan dan perawat harus 1 (satu) tahun bekeja
R
ng
perawat;
- Bahwa tugas perawat belum melakukan krudisial tidak boleh melakukan klinis
gu
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 86
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa etik di Rumah Sakit ada 2 (dua) macam yaitu 1. bersifat prodensial lebih
si
sempit melakukan amoral dan 2. bersifat pribadi, etik prodensial dilakukan oleh
perawat misalnya menyuntik di tangan tetapi di suntik di tempat lain;
ne
ng
- Bahwa manajemen di Rumah Sakit ada ruang inap, ada Staf Administrasi, ada
perawat, ada dokter, dalam ruangan kita duduk satu pintu;
- Bahwa administrasi dan perawat tidak boleh duduk satu ruang;
do
gu - Bahwa tenaga kesehatan belum mempunyai STR (Surat Tanda Registrasi)
boleh diterima di Rumah Sakit tetapi dibagian Administrasi, dibagian klinis tidak
In
A
di perbolehkan;
lik
berikut:
- 1 (satu) Alat suntik ukuran 3 MI (millimeter) yang bertulis dengan
am
ub
menggunakan spidol warna hitam dibaris pertama yaitu “inj. Keto 1 AMP”
dan baris kedua “ALFA B.22” serta baris ketiga “24”;
- 1 (satu) alat suntik ukuran 3 MI (millimeter) yang bertulis dengan
ep
k
menggunakan spidol warna hitam dibaris pertama yaitu Inj. Rani ½ AMP
ah
si
- 1 (satu) alat suntik ukuran 3 MI (millimeter) yang bertulis dengan
menggunakan spidol warna hitam dibaris pertama yaitu Inj. Tran 250 Mg
ne
ng
(miligram) dan baris kedua “ALFA B.22” serta baris ketiga “21”;
- 1 (satu) botol obat Cefotaxim ukuran 1g (gram) yang berisikan + 1 Cc;
do
- 1 (satu) botol obat Ranitidine ukuran 50 MI (satu ampul) dalam keadaan
gu
lik
- 1 (satu) buku pengeluaran obat Depo Farmasi IGD RSUD Cut Nyak Dhien
ka
- 1 (satu) Exmplar berkas rekam Medik Pasien atas nama ALFAREZA, jenis
kelamin laki-laki, umur 11 tahun, pekerjaan pelajar, alamat Gp. Pante
ah
- 1 (satu) unit Hand Phone merk Iphone warna hitam versi 6.0.2 (10A551),
M
ng
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 87
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
1. Bahwa terdakwaErwanty diangkat menjadi Honorer di RSUDCut Nyak
si
Dhien Meulabohyaitu sejak tahun 2012 berdasarkan Nota Dinas Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Nomor
ne
ng
800/1533/2018 tanggal 11 April 2018 dan yang mengangkat terdakwa
Direktur RSUDCut Nyak Dhien Meulaboh serta jabatan terdakwa Perawat
Staf Ruang Anak.
do
gu 2. Bahwa Terdakwa Desri Amalia diangkat menjadi Pegawai Kontrak di RSUD
Cut Nyak Dhien Meulaboh yaitu sejak tanggal 12 April 2018 sesuai den gan
In
A
Nota Dinas Nomor : 800 / 1533 / 2018, tanggal 11 April 2018 yang ditanda
tangani oleh Direktur RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, adapun yang
ah
lik
mengangkat terdakwa yaitu Direktur RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, dan
adapun jabatan terdakwa hingga saat ini yaitu sebagai Staf ADM Ruang
Anak, dan sekitar 1 (satu) minggu dari pengangkatan terdakwa tersebut,
am
ub
selanjutnya terdakwa ditugaskan sebagai petugas piket diruangan anak
RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh;
ep
3. Bahwa korban Alfareza mulai dirawat diruang anak pada hari jumat tan ggal
k
19 Oktober 2018 sekira pukul 18.07 Wib dan sebabnya pasien ALFA REZA
ah
dirawat diruang anak karena telah dilakukan operasi tertusuk kayu di paha
R
si
sebelah kiri, serta terdakwa Erwanty juga menjelaskan bahwa Terdakwa
Erwanty mengetahui bahwa pasien ALFA REZA mulai dirawat diruang an ak
ne
ng
yaitu sejak hari jumat tanggal 19 Oktober 2018 sekira pukul 18.00 Wib, dan
sebabnya pasien ALFA REZA dirawat diruang anak karena telah dilaku kan
do
gu
operasi tertusuk kayu di paha sebelah kiri yaitu dari laporan petugas piket
lama yang masing – masing bernama Sdri. SRIWAHYUNI, Sdri. VERA
In
MEROJA, Sdri. MERI;
A
4. Bahwa yang melaksankan piket jaga malam pada hari Jumat tanggal 19
Oktober 2018 di RSUS Cut Nyak Dhien Meulaboh, sesuai dengan jadwal
ah
lik
piket yaitu :
a. Terdakwa Erwanty;
m
ub
5. Bahwa kondisi korban pada saat serah terima petugas piket tersebut dalam
ah
keadaan baik dan dan masih lemas karena baru selesai di operasi, serta
R
6. Bahwa pada saat terdakwa Desri Amalia melihat dan mengecek rekam
d
medis Korban, dan pada saat itu terdakwa Desri Amalia melihat di buku
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 88
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
injeksi tertulis bahwa nama-nama obat yang harus diberikan / diinjeksikan
si
kepada Korban yaitu obat cefotaxim, ketorolac, ranitidine dan transamin,
kemudian terdakwa mengecek box obat, dan pada saat itu terdakwa melihat
ne
ng
hanya ada obat cefotaxim, selanjutnya terdakwa mengatakan kepada
Terdakwa Erwanty“kak dibuku injeksi ditulis Alfa Reza harus diinjeksikan
obat cefotaxim, ketorolac, ranitidine dan transamin, tapi di box obat cuman
do
gu ada obat cefotaxim, gimana ni kak?”, kemudian Terdakwa Erwanty
menjawab “ya, sudah resepkan aja dek”, kemudian terdakwa mengambil
In
A
Kartu Obat Pasien (KOP) atas nama ALFA REZA;
7. Bahwa selanjutnya terdakwa Desri Amalia menulis III diintruksi obat
ah
lik
Ranitidine dikolom kedua tanggal permintaan / penerimaan pada KOP
Korban, kemudian menulis III diintruksi obat Ketorolac dikolom kedua
tanggal permintaan / penerimaan pada KOP Korban , akan tetapi pada saat
am
ub
terdakwa Desri Amalia mencari, instruksi nama obat transamin di KOP
Korban tidak ada, dan menurut terdakwa Desri Amalia yang ada kemiripan
ep
nama obat transamin adalah obat yang bertuliskan atracurium pada kolom
k
terakhir karena menurut terdakwa Desri Amalia ada huruf “T” dan berbunyi
ah
mirip yaitu “TRA”, sehingga terdakwa Desri Amalia bertanya kembali kepada
R
si
Terdakwa Erwanty sekaligus memperlihatkan dan menunjukan nama obat
atracurium di KOP Korban dengan mengatakan “kak, ini obat transamin”,
ne
ng
do
gu
merupakan ayah korban ALFA REZA untuk mengambil obat yang dimaksu d
ke depo farmasi dengan membawa Kartu Obat Pasien;
ah
lik
ub
10. Bahwa kemudian saat waktu pemberian obat telah tiba, terdakwa menyuruh
ah
kepada pasien ALFA REZA, bahwa pada saat terdakwa DESRI AMELIA
es
ng
pada pukul 00.05 Wib terdakwa dipanggil oleh Terdakwa DESRI AMELIA
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 89
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dan mengatakan “kak tolong liat pasiennya karena kondisi pasien makin
R
melemah”;
si
12. Bahwaselanjutnya terdakwa Erwanty pergi dan melihat kondisi Pasien ALFA
ne
ng
REZA dan terdakwa Erwanty mengecek nadinya melemah, pernapasan
juga sudah mulai lemah, selanjutnya terdakwa Erwanty memanggil dokter
IGD sambil mendatangi depo farmasi untuk meminta obat transamin guna
do
gu memastikan kemasan transamin seperti apa tanpa membawa Kartu Obat
Pasien;
In
A
13. Bahwa kemudian sesampainya terdakwa Erwanty di depo Farmasi IGD
RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh terdakwa Erwanty meminta obat
ah
lik
transamin kepada petugas piket depo farmasi yaitu saksi SUCI dan saksi
NYONA, kemudian Saksi NYONA menanyakan kepada terdakwa “kak KOP
nya mana” kemudian terdakwa menjawab “KOP belum kakak bawa, karena
am
ub
ini darurat dek” selanjutnya Saksi NYONA memberikan obat transamin
kepada terdakwa;
ep
14. Bahwa selanjunya dokter IGD Saksi dr. THAHRINA datang dan melihat
k
si
pasien ALFA REZA dinyatakan meninggal dunia;
15. Bahwa 1 (satu) botol obat Atracurium 10 Mg (mili gram) keadaan kosong
ne
ng
dan kepala botol tersebut sudah dipecahkan yaitu obat yang di injeksikan
kepada korban pada malam tersebut dan 1 (satu) lembar KOP atas nama
do
gu
Hakim akan mempertimbangkan apakah Para terdakwa telah melakukan tin dak
pidana yang didakwakan kepadanya;
ah
ub
ep
pelayanan kesehatan;
es
M
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 90
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
tentang Tenaga Kesahatanadalah setiap orang yang mengabdikan diri
si
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
ne
ng
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan,
yang meliputi subyek hukum orang,korporasi, maupun orang bersama
korporasi yang diajukan ke persidangan karena didakwa melakukan
do
gu tindak pidana Tenaga Kesehatan ;
Menimbang bahwa adapun subyek hukum yang diajukan Penuntut
In
A
Umum sebagai Para Terdakwa dalam perkara ini adalah orang yang
bernamaERWANTY, Amd.Keb. Binti M YATIMdan DESRI AMELIA
ah
lik
ZULKIFLI, Amd.Kep. Binti ZULKIFLI yang berdasarkan keterangan saksi -
saksi, surat dan keterangan Para Terdakwa sendiri ternyata telah
bersesuaian dengan identitas orang sebagaimana termuat dalan surat
am
ub
dakwaan Penuntut Umum ;
Menimbang bahwa Terdakwa I Erwanty diangkat menjadi Honorer
ep
di RSUDCut Nyak Dhien Meulabohyaitu sejak tahun 2012 berdasarkan
k
Nota Dinas Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
ah
si
mengangkat terdakwa Direktur RSUDCut Nyak Dhien Meulaboh serta
jabatan terdakwa Perawat Staf Ruang Anak
ne
ng
do
gu
12 April 2018 sesuai dengan Nota Dinas Nomor : 800 / 1533 / 2018,
tanggal 11 April 2018 yang ditanda tan gani oleh Direktur RSUD Cut Nyak
In
Dhien Meulaboh, adapun yang mengangkat terdakwa yaitu Direktur
A
RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, dan adapun jabatan terdakwa hingga
saat ini yaitu sebagai Staf ADM Ruang Anak, dan sekitar 1 (satu) minggu
ah
lik
ub
ng
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 91
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Menimbang, bahwa kematian penerima pelayanan kesehatan
si
disini tidak dimaksud sama sekali oleh Terdakwa, akan tetapi kematian
tersebut hanya merupakan akibat dari kurang hati-hati atau lalainya
ne
ng
Terdakwa (delik culpa).
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
do
gu yang dimaksud dengan “Penerima Pelayanan Kesehatan” adalah setiap
orang yang melakukan konsultasi tentang kesehatan untuk memperoleh
In
A
pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun
tidak langsung kepada tenaga kesehatan;
ah
lik
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum dipersidangan
diketahui bahwa yang melaksakan piket jaga malam pada hari Jumat
tanggal 19 Oktober 2018 di RSUS Cut Nyak Dhien Meulaboh, sesuai
am
ub
dengan jadwal piket yaitu:
a. Terdakwa Erwanty;
ep
b. Fitri Firdausi, Amd. Kep;
k
si
Menimbang, bahwa kondisi korban Alfareza pada saat serah
ne
ng
terima petugas piket tersebut dalam keadaan baik dan masih lemas
karena baru selesai di operasi, serta terdakwa Erwanty juga menjelaskan
do
bahwa tindakan medis yang dilakukan petugas ruang anak kepada
gu
lik
pada saat itu terdakwa melihat hanya ada obat cefotaxim, selanjutnya
ka
es
ng
pada KOP Korban, kemudian menulis III diintruksi obat Ketorolac dikolom
d
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 92
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
pada saat terdakwa Desri Amalia mencari, instruksi nama obat transamin
si
di KOP Korban tidak ada, dan menurut terdakwa Desri Amalia yang ada
kemiripan nama obat transamin adalah obat yang bertuliskan atracurium
ne
ng
pada kolom terakhir karena menurut terdakwa Desri Amalia ada huruf “T”
dan berbunyi mirip yaitu “TRA”, sehingga terdakwa Desri Amalia bertanya
kembali kepada Terdakwa Erwanty sekaligus memperlihatkan dan
do
gu menunjukan nama obat atracurium di KOP Korban dengan mengatakan
“kak, ini obat transamin”, dan Terdakwa Erwanty menjawab sekaligus
In
A
melihat KOP yang terdakwa Desri Amalia perlihatkan dengan
mengatakan kepada terdakwa Desri Amalia “iya dek” kemudian terdakwa
ah
lik
DESRI AMELIA menuliskan angka tiga romawi pada kolom permintaan
jumlah obat atracurium selajutnya terdakwa Desri Amalia menyuruh saksi
SUARDI yang merupakan ayah korban ALFA REZA untuk mengambil
am
ub
obat yang dimaksud ke depo farmasi dengan membawa Kartu Obat
Pasien;
ep
Menimbang, bahwa kemudian saksi SUARDI datang kembali
k
si
obat atracurium dari dalam ampul kedalam spet untuk dipersiapkan jika
waktu pemberian obat untuk pasien ALFA REZA telah tiba, pada saat
ne
ng
do
gu
lik
pada pukul 00.05 Wib terdakwa dipanggil oleh Terdakwa DESRI AMELIA
dan mengatakan “kak tolong liat pasiennya karena kondisi pasien makin
m
ub
melemah”;
Menimbang,bahwaselanjutnya terdakwa Erwanty pergi dan
ka
ng
depo Farmasi IGD RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh terdakwa Erwanty
meminta obat transamin kepada petugas piket depo farmasi yaitu saksi
gu
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 93
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
terdakwa “kak KOP nya mana” kemudian terdakwa menjawab “KOP
R
belum kakak bawa, karena ini darurat dek” selanjutnya Saksi NYONA
si
memberikan obat transamin kepada terdakwa;
ne
ng
Menimbang, bahwa selanjutnya dokter IGD Saksi dr. THAHRINA
datang dan melihat kondisi pasien, kemudian terdakwa mengambil states
(dokumen pasien), selanjutnya terdakwa melihat keluarga pasien sudah
do
gu mengamuk karena pasien ALFA REZA dinyatakan meninggal dunia;
Menimbang, bahwa pada saat korban Alfareza meninggal telah
In
A
ditemukan 1 (satu) botol obat Atracurium 10 Mg (mili gram) keadaan
kosong dan kepala botol tersebut sudah dipecahkan yaitu obat yang di
ah
lik
injeksikan kepada korban pada malam tersebut dan 1 (satu) lembar KOP
atas nama pasien ALFA REZA;
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas
am
ub
menurut Majelis Hakim Para Terdakwa telah melakukan kelalaian karena
telah meresepkan obat Atracurium yang seharusnya obat transamin yang
ep
diresepkan sehingga akibat kelalaian tersebut mengakibatkan kesalahan
k
si
telah menyuntikan obat Atracurium yang mengakibatkan korban
meninggal dunia;
ne
ng
do
gu
Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 84 Ayat (2)
lik
ub
ep
baik sebagai alasan pembenar dan atau alasan pemaaf, makaTerdakwa harus
R
mempertanggungjawabkan perbuatannya;
es
M
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 94
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dan penahanan tersebut harus dikurangkan seluruh nya dari pidana yang
si
dijatuhkan;
Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di persidangan
ne
ng
untuk selanjutnya dipertimbangkan sebagai berikut:
Menimbang, bahwa terhadap barang bukti berupa1 (satu) Alat suntik
ukuran 3 MI (millimeter) yang bertulis dengan menggunakan spidol warna hitam
do
gu dibaris pertama yaitu “inj. Keto 1 AMP” dan baris kedua “ALFA B.22” serta baris
ketiga “24”,1 (satu) alat suntik ukuran 3 MI (millimeter) yang bertulis dengan
In
A
menggunakan spidol warna hitam dibaris pertama yaitu Inj. Rani ½ AMP dan
baris kedua “ALFA” B.22” serta baris ketiga “24”, 1 (satu) alat suntik ukuran 3 MI
ah
lik
(millimeter) yang bertulis dengan menggunakan spidol warna hitam dibaris
pertama yaitu Inj. Tran 250 Mg (miligram) dan baris kedua “ALFA B.22” serta
baris ketiga “21”, 1 (satu) botol obat Cefotaxim ukuran 1g (gram) yang berisikan
am
ub
+ 1 Cc, 1 (satu) botol obat Ranitidine ukuran 50 MI (satu ampul) dalam keadaan
kosong dan kepala botol tersebut sudah dipecah kan, 1 (satu) botol obat
ep
Ketorolac ukuran 30 ML dalam keadaan kosong dan kepala botol tersebut
k
sudah di pecahkan, 1 (satu) botol infus dengan ukuran 500 MI beserta isinya +
ah
400 MI, beserta infuset selang infus dan 1 (satu) botol obat Atracurium 10 Mg
R
si
(mili gram) yang sudah tidak ada isinya dan kepala botol tersebut sudah
dipecahkan, telah dipergunakan untuk melakukan kejahatan maka perlu
ne
ng
do
gu
pengeluaran obat Depo Farmasi IGD RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, tanggal
02 Oktober 2018 s/d 25 Oktober 2018, 1 (satu) Exmplar berkas rekam Medik
In
Pasien atas nama ALFAREZA, jenis kelamin laki-laki, umur 11 tahun, pekerjaan
A
lik
ub
yang meringankanTerdakwa;
es
ng
- Perbuatan Para terdakwa dilakukan dengan sadar dan tidak sesuai dengan
SPO yang ditetapkan oleh Rumah Sakit Cut Nyak Dhien Meulaboh dan
gu
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 95
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Paraterdakwa mengetahui serta menyadari penuh akan hal tersebut tetapi
si
tetap melakukannya.
Keadaan yang meringankan :
ne
ng
- Para Terdakwa berterus terang dan menyesali perbuatannya;
- Para Terdakwa bersikap sopan di persidangan;
- Para Terdakwa belum pernah diihukum;
do
gu Menimbang, bahwa oleh karena Para Terdakwa dijatuhi pidana maka
In
haruslah dibebani pula untuk membayar biaya perkara;
A
Memperhatikan, Pasal 84 Ayat (2) Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan , Undang-undang Nomor 48
ah
lik
Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-undang Nomor8
Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan
am
ub
lain yang bersangkutan;
MENGADILI:
1. Menyatakan Terdakwa Erwanty, Amd. Keb. Binti M Yatim dan Terdakwa
ep
k
Desri Amelia Zulkifli, Amd. Kep. Binti Zulkifli tersebut diatas terbukti secara
ah
si
kelalaian beratyang mengakibatkan kematian bagi penerima pelayanan
kesehatan”sebagaimana dalam dakwaan alternatif ke Satu Penuntut Umum;
ne
ng
2. Menjatuhkan pidana terhadap diri Para Terdakwa oleh karena itu dengan
pidana penjara masing-masing selama 2 (dua) Tahun ;
do
3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Para
gu
lik
AMP” dan baris kedua “ALFA B.22” serta baris ketiga “24”;
- 1 (satu) alat suntik ukuran 3 MI (millimeter) yang bertulis dengan
m
ub
menggunakan spidol warna hitam dibaris pertama yaitu Inj. Rani ½ AMP
dan baris kedua “ALFA” B.22” serta baris ketiga “24”;
ka
menggunakan spidol warna hitam dibaris pertama yaitu Inj. Tran 250 Mg
(miligram) dan baris kedua “ALFA B.22” serta baris ketiga “21”;
ah
ng
- 1 (satu) botol infus dengan ukuran 500 MI beserta isinya + 400 MI,
d
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 96
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- 1 (satu) botol obat Atracurium 10 Mg (mili gram) yang sudah tidak ada
si
isinya dan kepala botol tersebut sudah dipecahkan;
Untuk dimusnahkan;
ne
ng
- 1 (satu) buku pengeluaran obat Depo Farmasi IGD RSUD Cut Nyak
Dhien Meulaboh, tanggal 02 Oktober 2018 s/d 25 Oktober 2018;
do
gu - 1 (satu) Exmplar berkas rekam Medik Pasien atas nama ALFAREZA,
jenis kelamin laki-laki, umur 11 tahun, pekerjaan pelajar, alamat Gp.
In
Pante Ceuremen Kec. Pante Ceuremeun Kab. Aceh Barat;
A
Dikembalikan kepada pihak RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh;
ah
lik
- 1 (satu) unit Hand Phone merk Iphone warna hitam versi 6.0.2
(10A551), model MD297ZA, No. Seri C33K1PP5DTWD, No. Imei
am
ub
Dikembalikan kepada saksi dr. Samson Sembiring, Sp. B Bin Baginda
Ali Sembiring;
ep
k
si
Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Meulaboh, pada hari Kamis tanggal 30 Januari 2020, oleh
ne
ng
do
gu
terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Hakim Ketua dengan didampingi
para Hakim Anggota tersebut, dibantu oleh Mawardi, S.H., Panitera Pengganti
pada Pengadilan Negeri Meulaboh , serta dihadiri oleh Yusni Febriansyah
In
A
lik
ub
ep
Irwanto, S.H.
ah
Panitera Pengganti,
R
es
M
Mawardi, S.H.
ng
on
gu
d
In
A
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 97