Anda di halaman 1dari 97

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN

si
Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo

ne
ng
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

do
gu Pengadilan Negeri Meulaboh yang mengadili perkara pidanadengan
acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan sebagai
berikut dalam perkara Para Terdakwa:

In
A
Terdakwa I
1. Nama lengkap : ERWANTY, Amd. Keb. Binti M YATIM;
ah

lik
2. Tempat lahir : Kreung Beukah;
3. Umur/tanggal lahir : 30 tahun / 2 April 1989;
am

ub
4. Jenis kelamin : Perempuan;
5. Kebangsaan : Indonesia;
6. Tempat tinggal : Jl. Manekroo Lr Nangka II Gp Ujong Baroh,
ep
k

Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh


ah

Barat;
R
7. Agama : Islam;

si
8. Pekerjaan : Honorer RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh;

ne
ng

Terdakwa II
1. Nama lengkap : DESRI AMELIA ZULKIFLI, Amd. Kep. Binti

do
gu

ZULKIFLI;
2. Tempat lahir : Meulaboh;
In
A

3. Umur/tanggal lahir : 23 tahun / 31 Desember 1995;


4. Jenis kelamin : Perempuan;
ah

5. Kebangsaan : Indonesia;
lik

6. Tempat tinggal : Jl. Makam Pahlawan No.14 Gp Rundeng,


Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh
m

ub

Barat;
7. Agama : Islam;
ka

ep

8. Pekerjaan : Pegawai Kontrak RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh;


ah

Para Terdakwa ditahan dalam Tahanan Rutan oleh:


R

1. Penyidik, sejak tanggal 17 Januari 2019 sampai dengan tanggal 5 Februari


es
M

2019;
ng

2. Penyidik, Perpanjangan Oleh Penuntut Umum sejak tanggal 6 Februari 2019


on

sampai dengan tanggal17 Maret 2019;


gu

3. Penetapan Penangguhan oleh Penyidik sejak tanggal 13 Februari 2019;


d

Para Terdakwa ditahan dalam Tahanan Kota oleh


In
A

Halaman 1 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Penuntut Umum, sejak tanggal 4 Juli 2019 sampai dengan 23 Juli 2019;

si
5. Hakim Pengadilan Negeri, sejak tanggal 17 Juli 2019 sampai dengan tanggal
15 Agustus 2019;

ne
ng
6. Hakim Pengadilan Negeri Perpanjangan Pertama Oleh Ketua Pengadilan
Negeri sejak tanggal 16 Agustus 2019 sampai dengan tanggal 14 Oktober
2019

do
gu
Para Terdakwadidampingi oleh Penasihat HukumAgus Herliza, S.H.,

In
A
Marlan Lase, S.H., dan Ishak, S.H.,ketiga Advokat/Pengacara pada Kantor
Advokat & Konsultan Hukum AGUS HERLIZA & PARTNERS beralamat di Jalan
ah

lik
Sentosa No. RK.6 Lt.1 Drien Rampak- Meulaboh berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tanggal 3 Juli 2019 telah didaftarkan di Kepaniteraan Negeri Meu laboh
tertangal 24 Juli 2019 dan Penasihat Hukum Muhammad Siban, S.H., Ch an dra
am

ub
Septimaulidar, S.H., Ahmad Efendi Kasim, S.Kep.,Ns., S.H., M.H., Jasman Ojek
Haholongan Nadeak, S.Kep., S.H., As’ari, S.H. dan Rudy Bastian, S.H., Para
ep
Advokat pada Kantor Bantuan Hukum Persatuan Perawat Nasional Indonesia
k

(BBH PPNI) yang beralamat di Jalan Raya Lenteng Agung No.64 Jagakarsa
ah

Jakarta Selatan berdasarkan Surat Kuasa Khusus tan ggal 24 Juli 2019 telah
R

si
didaftarkan di Kepeniteraan Negeri Negeri Meulabaoh tertanggal 25 Juli 2019;

ne
ng

Pengadilan Negeri tersebut;


Setelah membaca:
- Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Meulaboh Nomor 75/Pid.Sus/2019/PN

do
gu

Mbo tanggal 17 Juli 2019 tentang penunjukan Majelis Hakim;


- Penetapan Majelis HakimNomor 75/Pid.Sus/2019/PN Mbo tanggal 17 Juli
In
A

2019tentang penetapan hari sidang;


- Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan;
ah

Setelah mendengar keterangan Saksi-saksi, Ahli dan Para Terdakwa


lik

serta memperhatikan bukti surat dan barang bukti yang diajukan di persidangan;
Setelah mendengar pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh
m

ub

Penuntut Umum yang pada pokoknya sebagai berikut:


1. Menyatakanterdakwa I ERWANTY, Amd.Keb. Binti M YATIM dan terdakwa II
ka

ep

DESRI AMELIA ZULKIFLI, Amd.Kep Binti ZULKIFLIterbukti secara sah dan


menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana melakukan kelalaian berat
ah

yang mengakibatkan penerima pelayanan kesehatan meninggal dunia/


R

mengakibatkan kematian sebagaimana yang dimaksud di dalam Pasal 84


es
M

Ayat (2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang


ng

Tenaga Kesehatan dalamsurat dakwaan alternatif kesatu penuntut umum;


on

2. Menjatuhkan pidana terhadap para terdakwaberupa pidana penjara masing-


gu

masing selama 2 (dua) tahun dan 6 (enam) bulan dikurangkan seluruhnya


d

dengan lamanya terdakwa ditahan;


In
A

Halaman 2 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Menyatakan barang bukti berupa :

si
- 1 (satu) Alat suntik ukuran 3 MI (millimeter) yang bertulis dengan
menggunakan spidol warna hitam dibaris pertama yaitu “inj. Keto 1 AMP”

ne
ng
dan baris kedua “ALFA B.22” serta baris ketiga “24”;
- 1 (satu) alat suntik ukuran 3 MI (millimeter) yang bertulis dengan
menggunakan spidol warna hitam dibaris pertama yaitu Inj. Rani ½ AMP

do
gu dan baris kedua “ALFA” B.22” serta baris ketiga “24”;
- 1 (satu) alat suntik ukuran 3 MI (millimeter) yang bertulis dengan

In
A
menggunakan spidol warna hitam dibaris pertama yaitu Inj. Tran 250 Mg
(miligram) dan baris kedua “ALFA B.22” serta baris ketiga “21”;
ah

lik
- 1 (satu) botol obat Cefotaxim ukuran 1g (gram) yang berisikan + 1 Cc;
- 1 (satu) botol obat Ranitidine ukuran 50 MI (satu ampul) dalam keadaan
kosong dan kepala botol tersebut sudah dipecahkan;
am

ub
- 1 (satu) botol obat Ketorolac ukuran 30 ML dalam keadaan kosong dan
kepala botol tersebut sudah di pecahkan;
ep
- 1 (satu) botol infus dengan ukuran 500 MI beserta isinya + 400 MI, beserta
k

infuset selang infus;


ah

- 1 (satu) botol obat Atracurium 10 Mg (mili gram) yang sudah tidak ada
R

si
isinya dan kepala botol tersebut sudah dipecahkan;
(dirampas untuk dimusnahkan);

ne
ng

- 1 (satu) buku pengeluaran obat Depo Farmasi IGD RSUD Cut Nyak Dhien
Meulaboh, tanggal 02 Oktober 2018 s/d 25 Oktober 2018;

do
gu

- 1 (satu) Exmplar berkas rekam Medik Pasien atas nama ALFAREZA, jenis
kelamin laki-laki, umur 11 tahun, pekerjaan pelajar, alamat Gp. Pante
In
Ceuremen Kec. Pante Ceuremeun Kab. Aceh Barat;
A

(dikembalikan kepada pihak RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh);


- 1 (satu) unit Hand Phone merk Iphone warna hitam versi 6.0.2 (10A551),
ah

lik

model MD297ZA, No. Seri C33K1PP5DTWD, No. Imei 013414009517945


beserta Sim Card Telkomsel 0812 6035 4947;
m

ub

(dikembalikan kepada saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin


BAGINDA ALI SEMBIRING);
ka

ep

4. Menetapkan agar para terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.


2.000,- (dua ribu rupiah);
ah

Setelah mendengar pembelaan Para Terdakwa dan atau Penasihat


es

Hukum Para Terdakwa yang pada pokoknya sebagai berikut:


M

ng

1. Menyatakan Terdakwa I terbukti menurut hukum menyuruh Terdakwa II


on

menyuntikan Transamin kepada Pasien ALFAREZA tidak memenu hi u nsur


melakukan tindak pidana kesehatan yang didakwakan Jaksa Penuntut
gu

Umum di dalam Surat Dakwaan;


d
In
A

Halaman 3 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Menyatakan perbuatan Terdakwa II terbukti melakukan penyuntikan

si
transamin kepada pasien ALFAREZA diperintahkan oleh Terdakwa I akan
tetapi perbuatan Terdakwa II tidak dapat diminta pertanggung jawaban

ne
ng
hukum dalam tindak pidana kesehatan;
3. Membebaskan Terdakwa I dari dakwaan primair dan dakwaan subsidair
tersebut (vrijpraak) sesuai dengan pasal 191 ayat (1) KUHP atau setidaknya

do
gu melepaskan terdakwa dari semua tuntutan hokum (onstlang van alle
rechtsvervolging) sesuai dengan pasal 191 ayat (2) KUHP;

In
A
4. Memberikan sanksi hukuman terhadap Terdakwa I yang seringan
ringannya;
ah

lik
5. Membebaskan Terdakwa II dari dakwaan primair dan dakwaan subsidair
tersebut (vrijpraak) sesuai dengan pasal 191 ayat (2) KUHP;
6. Mengembalikan kemampuan, nama baik Terdakwa II harkat dan martabat
am

ub
terdakwa kedalam kedudukan semula;
7. Membebankan biaya perkara kepada Negara;
ep
Setelah mendengar tanggapan Penuntut Umum terhadap pembelaan
k

Penasihat Hukum Para Terdakwa yang pada pokoknya menyatakan tetap pada
ah

tuntutannya;
R

si
Setelah mendengar tanggapan Penasihat Hukum Para
Terdakwaterhadap tanggapan Penuntut Umum yang pada pokoknya

ne
ng

menyatakan tetap pada pembelaannya;


Menimbang, bahwa Para Terdakwa diajukan ke persidangan oleh

do
gu

Penuntut Umum didakwa berdasarkan surat dakwaan sebagai berikut:


KESATU
In
Bahwa terdakwa IERWANTY, Amd.Keb. Binti M YATIM selaku Tenaga
A

Kesehatan yang bertugas sebagai Staf Ruang Anak pada Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh berdasarkan Nota Dinas Direktur Rumah
ah

lik

Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Nomor 800/1533/2018 tanggal
11 April 2018 bersama dengan terdakwa II DESRI AMELIA ZULKIFLI, Amd.Kep
m

ub

Binti ZULKIFLI selaku Tenaga Kesehatan yang bertugas sebagai Staf ADM
Ruang Anak pada Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
ka

berdasarkan Nota Dinas Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
ep

Meulaboh Nomor 800/71/2017 tanggal 27 Januari 2017 pada hari Jumat tanggal
ah

19 Oktober 2018 sekira pukul 23.55 WIB, atau setidak-tidaknya pada suatu
R

waktu tertentudalam bulan Oktober tahun 2018 bertempat di Ruang Perawatan


es

Anak Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Jl. Gajah Mada
M

ng

Gp. Drien Rampak Kec. Johan Pahlawan kab Aceh Barat atau setidak-tidaknya
on

pada suatu tempat tertentu yang termasuk dalam daerah hukum Pengadilan
Negeri Meulaboh ”melakukan kelalaian berat yang mengakibatkan penerima
gu

d
In
A

Halaman 4 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pelayanan kesehatan meninggal dunia/ mengakibatkan kematian” perbuatan

si
tersebut dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut :

- Bahwa pada hari Jumat tanggal 19 Oktober 2018 sekira pukul 15.00 WIB

ne
ng
datang Pasien An. Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI ke Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh yang telah dirujuk sebelumnya dari

do
gu Puskesmas Pante Cermin karena tertusuk kayu pada bagian paha sebelah
kiri sampai ke bagian bokong sebelah kiri dan sesampainya di Rumah Sakit
Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI

In
A
masuk kedalam ruang IGD dan dilakukan pemeriksaan luar oleh saksi dr.
SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI SEMBIRING selaku dokter
ah

lik
spesialis bedah pada Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh,
kemudian saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI
am

ub
SEMBIRING menyimpulkan terhadap kondisi Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI
harus segera dilakukan operasi pencabutan kayu dan saksi dr. SAMSON
SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI SEMBIRING berkoordinasi dengan
ep
k

saksi SUARDI selaku ayah dari Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI untuk
ah

memberitahukan bahwa Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI harus segera di


R
operasi;

si
- Bahwa sekira pukul 16.15 WIB Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI masuk

ne
ng

kedalam ruang operasi untuk persiapan operasi yang kemudian diperiksa


terlebih dahulu oleh saksi dr. GUNAWAN, Sp. An Bin H BUKHARI selaku

do
dokter spesialis anastesi/ bius pada Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak
gu

Dhien Meulaboh, kemudian sekira pukul 16. 30 WIB saksi dr. GUNAWAN,
Sp. An Bin H BUKHARI menginstruksikan kepada saksi FAHMI RIZAL, SKM
In
A

Bin Alm ABU BAKAR selaku penata anastesi pada Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Nyak Dhie Meulaboh untuk mempersiapkan beberapa macam
ah

lik

obat bius yang kemudian dituliskan dalam Kartu Obat Pasien (KOP) atas
nama Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI dengan nomor registrasi (MR) 86.38.13
m

yang terdiri dari Fentanyl (obat anti nyeri) sebanyak 1 (satu) ampul, Miloz
ub

(obat tidur) sebanyak 1 (satu) ampu l, Ketorolac (obat penghilang nyeri)


ka

sebanyak 2 (dua) ampul, Ondansetron (obat anti muntah) sebanyak 1 (satu)


ep

ampul, Kaltropen (obat anti nyeri) sebanyak 2 (dua) buah, Sulfas Atropin
(obat pencegah reflek) sebanyak 2 (dua) ampul dan Atracurium (obat
ah

pelumpuh otot) sebanyak 2 (dua) ampul;


es

- Bahwa pada saat Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI tidak sadarkan diri karena
M

ng

dibawah pengaruh obat bius, saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin
on

BAGINDA ALI SEMBIRING langsung melakukan tindakan operasi bersama


dengan saksi dr. GUNAWAN, Sp. An Bin H BUKHARI dan beberapa perawat
gu

kemudian saksi dr. GUNAWAN, Sp. An Bin H BUKHARI menyuntikkan obat


d
In
A

Halaman 5 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Atracurium (obat pelumpuh otot) dengan dosis sebanyak 10 mg (sepuluh

si
miligram) terhadap Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI berdasarkan perhitungan
pertimbangan berat badan pasien dan perkiraan lamanya operasi yang

ne
ng
kemudian dipasangkan alat bantu nafas pada Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI,
kemudian tim dokter dan perawat berhasil mmengeluarkan kayu yang
menusuk paha kiri Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI dan saksi dr. SAMSON

do
gu SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI SEMBIRING kemudian
menyemprotkan cairan NACL 0,9 % kedalam luka korban secara berulang-

In
A
ulang sampai lukanya bersih dan menjahit luka operasi bagian atas dan
bagian bawah dan membalutnya dengan perban. Bahwa setelah operasi
ah

lik
selesai dilakukan saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI
SEMBIRING kemudian menyerahkan pasien Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI
kepada saksi dr. GUNAWAN, Sp. An Bin H BUKHARI untuk proses
am

ub
penyadaran pasca operasi, kemudian sekira pukul 17.30 WIB. Sdr. ALFA
REZA Bin SUARDI mulai sadar dan dibawa ke ruang observasi dan sekira
ep
pukul 18.00 WIB kondisi Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI mulai membaik
k

sehingga saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI


ah

SEMBIRING menginstruksikan kepada perawat ruang operasi untuk


R

si
memindahkan Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI keruang perawatan anak;

ne
ng

- Bahwa setelah operasi dilakukan saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin
BAGINDA ALI SEMBIRING membuat laporan operasi dan menginstruksikan
kepada terdakwa I, terdakwa II, saksi FITRI FIRDAUSI, Amd. Kep, Binti

do
gu

RIDWAN, saksi HERLI YANI, Amd. Kep, Binti HASBI dan saksi AGUS RITA
SRI MELATI, Amd, Kep Binti SILWAN BAY selaku tenaga kesehatan/perawat
In
A

yang bertugas piket jaga malam di ruang perawatan anak pada saat itu untuk
memberikan obat kepada Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI yaitu Infus RL 20
ah

tetes permenit, Injeksi Cefotaxim (anti biotik), 500Mg per 8 (delapan) jam,
lik

Injeksi Ketorolax (anti nyeri), 1 % per 8 (delapan) jam, Injeksi Ranitidin (obat
mual), setengah ampul per 8 (delapan) jam dan Injeksi Transamin (obat
m

ub

megurangi atau mencegah rembesan darah), 250 Mg per 12 (dua belas) jam
yang semua obat tersebut tidak dituliskan oleh saksi dr. SAMSON
ka

ep

SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI SEMBIRING di dalam Kartu Obat


Pasien (KOP) atas nama Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI dengan nomor
ah

registrasi (MR) 86.38.13 dan tidak sesuai dengan SOP pengisian Kartu Obat
R

Pasien di Ruang Rawat Inap No Dokumen CND 03.03/SOP/015 yang


es
M

mengharuskan dokter penanggung jawab pasien menuliskan obat-obatan


ng

BMHP dosis/aturan pakai dan jumlah permintaan di Kartu Obat Pasien (KOP)
on

melainkan menulisnya di lembaran operasi pasien sedangkan dosis dan


gu

waktu pemberian obat tersebut saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin
d

BAGINDA ALI SEMBIRING jelaskan melalui SMS kepada saksi


In
A

Halaman 6 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
SRIWAHYUNI Binti BUCHARI BY selaku perawat staf ruang anak Rumah

si
Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dien Meulaboh pada pukul 19.25 WIB;

- Bahwa sekira pukul 21.00 WIB terdakwa II melihat dan melakukan

ne
ng
pengecekkan terhadap buku rekam medis Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI dan
pada saat itu terdakwa II melihat nama-nama obat yang harus disuntikkan ke

do
gu tubuh pasien Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI dalam lembar operasi yag ditu lis
oleh saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI SEMBIRING
yaitu Cefotaxim (anti biotik), Ketorolax (anti nyeri), Ranitidin (obat mual) dan

In
A
Transamin (obat megurangi atau mencegah rembesan darah) namun ketika
terdakwa II melihat ketersediaan pada kotak obat milik Sdr. ALFA REZA Bin
ah

lik
SUARDI hanya ada obat Cefotaxim (anti biotik), selanjutnya terdakwa II
mengatakan kepada terdakwa I bahwa obat yang akan disuntikkan kepada
am

ub
Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI adalah Cefotaxim (anti biotik), Ketorolax (anti
nyeri), Ranitidin (obat mual) dan Transamin (obat megurangi atau mencegah
rembesan darah) sesuai dengan lembar operasi pasien tetapi yang ada
ep
k

dalam kotak obat hanya Cefotaxim (anti biotik), kemudian terdakwa I


ah

menyuruh terdakwa II untuk meresepkan obat tersebut kedalam Kartu Obat


R
Pasien (KOP) untuk digunakan sebagai dasar pengambilan obat di depo obat

si
Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dien Meulaboh, selanjutnya terdakwa II

ne
ng

menuliskan angka III (romawi) pada instruksi obat Ranitidin (obat mual),
kemudian menuliskan angka III (romawi) pada instruksi obat Ketorolax (anti
nyeri), akan tetapi terdakwa II tidak menemukan adanya instruksi obat

do
gu

Transamin (obat megurangi atau mencegah rembesan darah) didalam Kartu


Obat Pasien (KOP) seperti yang tertulis dalam lembar operasi pasi en,
In
A

kemudian terdakwa II mencari kemiripan huruf pada nama obat Transamin


(obat megurangi atau mencegah rembesan darah) dan menurut terdakwa II
ah

obat Atracurium (obat pelumpuh otot) yang paling mirip karena terdapat huruf
lik

“T” pada tulisan dokter di Kartu Obat Pasien (KOP), kemudian terdakwa II
memperlihatkan tulisan obat Atracurium (obat pelumpuh otot) dan
m

ub

menanyakan kepada terdakwa I apakah ini obat Transamin (obat megurangi


atau mencegah rembesan darah) kemudian terdakwa I membenarkan tanpa
ka

ep

melihat dengan teliti pada Kartu Obat Pasien (KOP) bahwa tulisan obat
Atracurium (obat pelumpuh otot) tersebut adalah obat Transamin (obat
ah

megurangi atau mencegah rembesan darah) dan terdakwa II kemudian


R

menuliskan angka III (romawi) pada instruksi obat Atracurium (obat pelumpuh
es
M

otot) yang ada dalam Kartu Obat Pasien (KOP);


ng

- Bahwa sekira pukul 21.33 WIB terdakwa II kemudian menemui saksi SUARDI
on

dan menyuruh saksi SUARDI untuk membantu mengambilkan obat ke depo


gu

obat Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh sambil menyerahkan
d

Kartu Obat Pasien (KOP) An. Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI yang
In
A

Halaman 7 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
seharusnya pengambilan obat di depo obat dilakukan sendiri oleh petugas

si
perawat dengan membawa Kartu Obat Pasien (KOP) ke depo obat,
kemudian saksi SUARDI pergi ke depo obat sambil membawa Kartu Obat

ne
ng
Pasien (KOP), bahwa sesampainya saksi SUARDI di depo obat, saksi
SUARDI menyerahkan Kartu Obat Pasien (KOP) An. Sdr. ALFA REZA Bin
SUARDI kepada saksi NYONA DIAN PRATIWI Binti H M NASIR selaku

do
gu petugas farmasi pada depo obat Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien
Meulaboh kemudian saksi NYONA DIAN PRATIWI Binti H M NASIR

In
A
menanyakan kepada saksi SUARDI tentang dimana keberadaan pasien Sdr.
ALFA REZA Bin SUARDI namun saksi SUARDI tidak dapat diajak
ah

lik
berkomunikasi sehingga untuk memastikan keberadaan pasien Sdr. ALFA
REZA Bin SUARDI saksi NYONA DIAN PRATIWI Binti H M NASIR melihat
pada buku pengeluaran obat depo dan didalam buku tersebut terdapat
am

ub
riwayat pengeluaran obat dan terdapat keterangan posisi terakhir pasien dan
dalam buku pengeluaran obat tersebut pasien Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI
ep
berada dalam ruang operasi sehingga saksi NYONA DIAN PRATIWI Binti H
k

M NASIR beranggapan bahwa pasien Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI masih
ah

berada didalam ruang operasi dan membutuhkan obat Atracurium (obat


R

si
pelumpuh otot) kembali, karena saksi NYONA DIAN PRATIWI Binti H M
NASIR mengetahui bahwa obat Atracurium (obat pelumpuh otot) adalah obat

ne
ng

bius yang digunakan sebelum atau saat pasien di operasi, kemudian saksi
NYONA DIAN PRATIWI Binti H M NASIR memberikan obat yang tertulis

do
gu

dalam instruksi obat pada Kartu Obat Pasien (KOP) sesuai dengan
permintaan perawat jaga pada ruang rawat anak yaitu Ketorolax (anti nyeri),
In
Ranitidin (obat mual) dan Atracurium (obat pelumpuh otot) masing-masing
A

sebanyak III ampul kepada saksi SUARDI, kemudian saksi SUARDI


memberikan obat yang diambil dari depo obat bersama dengan Kartu Obat
ah

lik

Pasien (KOP) kepada terdakwa II;

- Bahwa pada pukul 22.00 WIB terdakwa I memasukkan obat Cefotaxim (anti
m

ub

biotik) kedalam alat suntik dan menyuruh saksi dr. ONA SUTEVA, S.Ked Binti
H SUKIMAN selaku dokter KOAS pada Rumah Sakit Umum Daerah Cut
ka

ep

Nyak Dhien Meulaboh untuk melakukan Injeksi obat Cefotaxim (anti biotik)
sebanyak 500Mg, kemudian pada pukul 23.40 WIB terdakwa I memasukkan
ah

obat Ketorolax (anti nyeri) kedalam alat suntik dan kembali meyuruh saksi dr.
R

ONA SUTEVA, S.Ked Binti H SUKIMAN untuk melakukan Injeksi obat


es
M

Ketorolax (anti nyeri) sebanyak 1 %, kemudian pada pukul 23.53 WIB


ng

terdakwa I memasukkan obat Ranitidine (obat mual) kedalam alat suntik dan
on

menyuruh terdakwa II untuk melakukan Injeksi obat Ranitidine (obat mual)


gu

sebanyak setengah ampul, dan pada pukul 23.55 WIB terdakwa I


d

memasukkan obat Atracurium (obat pelumpuh otot) kedalam alat suntik dan
In
A

Halaman 8 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menyuruh terdakwa II untuk melakukan Injeksi obat Atracurium (obat

si
pelumpuh otot) yang seharusnya disuntikkan obat Transamin (obat
megurangi atau mencegah rembesan darah) kedalam tubuh Sdr. ALFA REZA

ne
ng
Bin SUARDI sebanyak 250 Mg;

- Bahwa setelah dilakukan Injeksi obat Atracurium (obat pelumpuh otot)

do
gu sebanyak 250 gram kedalam tubuh Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI, Sdr. ALFA
REZA Bin SUARDI sempat mengatakan perih dan mengantuk kepada
ibunya;

In
A
- Bahwa sekira pukul 00.05 WIB terdakwa I dipanggil oleh terdakwa II dan
mengatakan bahwa pasien An. Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI kondisi nya
ah

lik
melemah dan terdakwa I langsung mengecek keadaan Sdr. ALFA REZA Bin
SUARDI dan mendapati nadi yang suah melemah, pernafasan juga sudah
am

ub
melemah, kemudian terdakwa I pergi ke ruang anak dan di ruang anak saksi
FITRI FIRDAUSI, Amd. Kep, Binti RIDWAN mengatakan kepada terdakwa I
bahwa terdakwa II salah menyuntikkan obat ke tubuh Sdr. ALFA REZA Bin
ep
k

SUARDI, selanjutnya terdakwa I memanggil saksi dr THAHRINA ZATIL


ah

HULWANI Binti TARMIZI selaku dokter IGD pada Rumah Sakit Umum
R

si
Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh dan melihat kondisi Sdr. ALFA REZA Bin
SUARDI sudah meninggal dunia;

ne
ng

- Bahwa menurut keterangan ahli Guru Besar Bidang Farmakologi Farmasi


Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Urip harahap, Apt. berdasarkan surat

do
gu

tugas dari dekan Fakultas Farmasi Sumatera Utara Nomor


4936/UN5.2.1.11/SDM/2018 tanggal 04 Desember 2018 berpendapat bahwa
obat cairan Atracurium Besylate tidak termasuk obat anastesi/ obat bius akan
In
A

tetapi obat Atracurium Besylate masuk kedalam golongan obat muscle


relaxant (perelaksasi otot/ pelemas otot), Atracurium Besylate umumnya
ah

lik

diberikan sebagai obat tambahan terhadap obat anastesi umum dengan


tujuan untuk merelaksasi otot/ melemaskan otot selama operasi, pemberian
m

ub

dosis obat Atracurium Besylate pada pasien yaitu 0,4 mg sampai dengan 0,5
mg/kilogram berat badan pasien, pemberian obat Atracurium Besylate secara
ka

overdosis dapat menyebabkan kejang otot pada saluran pernafasan


ep

sehingga terjadi kekurangan oksigen yang dapat diikuti dengan penurunan


ah

kesadaran dan dapat berpotensi menyebabkan kematian;


R

- Bahwa berdasarkan Berita Acara Analisis Laboratorium Barang Bukti Bahan


es
M

Berbahaya dari Pusat Laboratorium Forensik Polri Cabang Medan Nomor


ng

Lab : 13718/NOF/2018 tanggal 19 November 2018 yang ditandatangani oleh


on

Dra. Melta Tarigan, M.Si selaku Wakil Kepala Laboratorium Forensik Caban g
gu

Medan dan Zulni Erma serta Delianan Naiborhu, S.Si., Apt. selaku pemeriksa
d

menyimpulkan bahwa dari hasil analisis terhadap barang bukti yang disita
In
A

Halaman 9 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dari terdakwa ERWANTY Amd. Keb Binti M YATIM Dkk bahwa Barang Bukti

si
A yang dianalisis adalah positif mengandung Ketorolac yang berfungsi
sebagai NSAID/Analgesic, Barang Bukti B yang dianalisis adalah positif

ne
ng
mengandung Ranitidine yang berfungsi sebagai Histamine H2 Receptor
Antagonist dan barang bukti C yang dianalisis adalah positif mengandung
Atracurium Besilate yang berfungsi sebagai Skeletal Muscle Relaxant;

do
gu Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 84 Ayat (2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor36 Tahun 2014

In
A
tentang Tenaga Kesehatan;

ATAU
ah

lik
KEDUA
am

Bahwa terdakwa IERWANTY, Amd.Keb. Binti M YATIM selaku Tenaga

ub
Kesehatan yang bertugas sebagai Staf Ruang Anak pada Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh berdasarkan Nota Dinas Direktur Rumah
ep
k

Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Nomor 800/1533/2018 tanggal
11 April 2018 bersama dengan terdakwa II DESRI AMELIA ZULKIFLI, Amd.Kep
ah

R
Binti ZULKIFLI selaku Tenaga Kesehatan yang bertugas sebagai Staf ADM

si
Ruang Anak pada Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh

ne
ng

berdasarkan Nota Dinas Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
Meulaboh Nomor 800/71/2017 tanggal 27 Januari 2017 pada hari Jumat tanggal
19 Oktober 2018 sekira pukul 23.55 WIB, atau setidak-tidaknya pada suatu

do
gu

waktu tertentudalam bulan Oktober tahun 2018 bertempat di Ruang Perawatan


Anak Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meu laboh Jl. Gajah Mada
In
A

Gp. Drien Rampak Kec. Johan Pahlawan kab Aceh Barat atau setidak-tidaknya
pada suatu tempat tertentu yang termasuk dalam daerah hukum Pengadilan
Negeri Meulaboh ”karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain
ah

lik

mati” perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut :

- Bahwa pada hari Jumat tanggal 19 Oktober 2018 sekira pukul 15.00 WIB
m

ub

datang Pasien An. Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI ke Rumah Sakit Umum
ka

Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh yang telah dirujuk sebelumnya dari
ep

Puskesmas Pante Cermin karena tertusuk kayu pada bagian paha sebelah
kiri sampai ke bagian bokong sebelah kiri dan sesampainya di Rumah Sakit
ah

Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI
R

es

masuk kedalam ruang IGD dan dilakukan pemeriksaan luar oleh saksi dr.
M

SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI SEMBIRING selaku dokter


ng

spesialis bedah pada Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh,
on

kemudian saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI


gu

SEMBIRING menyimpulkan terhadap kondisi Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI


d

harus segera dilakukan operasi pencabutan kayu dan saksi dr. SAMSON
In
A

Halaman 10 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI SEMBIRING berkoordinasi dengan

si
saksi SUARDI selaku ayah dari Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI untuk
memberitahukan bahwa Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI harus segera di

ne
ng
operasi;

- Bahwa sekira pukul 16.15 WIB Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI masuk

do
gu kedalam ruang operasi untuk persiapan operasi yang kemudian diperiksa
terlebih dahulu oleh saksi dr. GUNAWAN, Sp. An Bin H BUKHARI selaku
dokter spesialis anastesi/ bius pada Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak

In
A
Dhien Meulaboh, kemudian sekira pukul 16. 30 WIB saksi dr. GUNAWAN,
Sp. An Bin H BUKHARI menginstruksikan kepada saksi FAHMI RIZAL, SKM
ah

lik
Bin Alm ABU BAKAR selaku penata anastesi pada Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Nyak Dhie Meulaboh untuk mempersiapkan beberapa macam
am

ub
obat bius yang kemudian dituliskan dalam Kartu Obat Pasien (KOP) atas
nama Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI dengan nomor registrasi (MR) 86.38.13
yang terdiri dari Fentanyl (obat anti nyeri) sebanyak 1 (satu) ampul, Miloz
ep
k

(obat tidur) sebanyak 1 (satu) ampul, Ketorolac (obat penghilang nyeri)


ah

sebanyak 2 (dua) ampul, Ondansetron (obat anti muntah) sebanyak 1 (satu)


R
ampul, Kaltropen (obat anti nyeri) sebanyak 2 (dua) buah, Sulfas Atropin

si
(obat pencegah reflek) sebanyak 2 (dua) ampul dan Atracurium (obat

ne
ng

pelumpuh otot) sebanyak 2 (dua) ampul.

- Bahwa pada saat Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI tidak sadarkan diri karena

do
dibawah pengaruh obat bius, saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin
gu

BAGINDA ALI SEMBIRING langsung melakukan tindakan operasi bersama


dengan saksi dr. GUNAWAN, Sp. An Bin H BUKHARI dan beberapa perawat
In
A

kemudian saksi dr. GUNAWAN, Sp. An Bin H BUKHARI menyuntikkan obat


Atracurium (obat pelumpuh otot) dengan dosis sebanyak 10 mg (sepuluh
ah

lik

miligram) terhadap Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI berdasarkan perhitungan


pertimbangan berat badan pasien dan perkiraan lamanya operasi yang
m

kemudian dipasangkan alat bantu nafas pada Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI,
ub

kemudian tim dokter dan perawat berhasil mmengeluarkan kayu yang


ka

menusuk paha kiri Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI dan saksi dr. SAMSON
ep

SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI SEMBIRING kemudian


menyemprotkan cairan NACL 0,9 % kedalam luka korban secara berulang-
ah

ulang sampai lukanya bersih dan menjahit luka operasi bagian atas dan
es

bagian bawah dan membalutnya dengan perban. Bahwa setelah operasi


M

ng

selesai dilakukan saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI
SEMBIRING kemudian menyerahkan pasien Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI
on

kepada saksi dr. GUNAWAN, Sp. An Bin H BUKHARI untuk proses


gu

penyadaran pasca operasi, kemudian sekira pukul 17.30 WIB. Sdr. ALFA
d

REZA Bin SUARDI mulai sadar dan dibawa ke ruang observasi dan sekira
In
A

Halaman 11 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pukul 18.00 WIB kondisi Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI mulai membaik

si
sehingga saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI
SEMBIRING menginstruksikan kepada perawat ruang operasi untuk

ne
ng
memindahkan Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI keruang perawatan anak;
- Bahwa setelah operasi dilakukan saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin
BAGINDA ALI SEMBIRING membuat laporan operasi dan mengin struksikan

do
gu kepada terdakwa I, terdakwa II, saksi FITRI FIRDAUSI, Amd. Kep, Binti
RIDWAN, saksi HERLI YANI, Amd. Kep, Binti HASBI dan saksi AGUS RITA

In
A
SRI MELATI, Amd, Kep Binti SILWAN BAY selaku tenaga kesehatan/perawat
yang bertugas piket jaga malam di ruang perawatan anak pada saat itu untuk
ah

lik
memberikan obat kepada Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI yaitu Infus RL 20
tetes permenit, Injeksi Cefotaxim (anti biotik), 500Mg per 8 (delapan) jam,
Injeksi Ketorolax (anti nyeri), 1 % per 8 (delapan) jam, Injeksi Ranitidin (obat
am

ub
mual), setengah ampul per 8 (delapan) jam dan Injeksi Transamin (obat
megurangi atau mencegah rembesan darah), 250 Mg per 12 (dua belas) jam
ep
yang semua obat tersebut tidak dituliskan oleh saksi dr. SAMSON
k

SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI SEMBIRING di dalam Kartu Obat


ah

Pasien (KOP) atas nama Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI dengan nomor
R

si
registrasi (MR) 86.38.13 dan tidak sesuai dengan SOP pengisian Kartu Obat
Pasien di Ruang Rawat Inap No Dokumen CND 03.03/SOP/015 yang

ne
ng

mengharuskan dokter penanggung jawab pasien menuliskan obat-obatan


BMHP dosis/aturan pakai dan jumlah permintaan di Kartu Obat Pasien (KOP)

do
gu

melainkan menulisnya di lembaran operasi pasien sedangkan dosis dan


waktu pemberian obat tersebut saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin
In
BAGINDA ALI SEMBIRING jelaskan melalui SMS kepada saksi
A

SRIWAHYUNI Binti BUCHARI BY selaku perawat staf ruang anak Rumah


Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dien Meulaboh pada pukul 19.25 WIB;
ah

lik

- Bahwa sekira pukul 21.00 WIB terdakwa II melihat dan melakukan


pengecekkan terhadap buku rekam medis Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI dan
m

ub

pada saat itu terdakwa II melihat nama-nama obat yang harus disuntikkan ke
tubuh pasien Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI dalam lembar operasi yag ditu lis
ka

oleh saksi dr. SAMSON SEMBIRING, Sp. B Bin BAGINDA ALI SEMBIRING
ep

yaitu Cefotaxim (anti biotik), Ketorolax (anti nyeri), Ranitidin (obat mual) dan
ah

Transamin (obat megurangi atau mencegah rembesan darah) namun ketika


R

terdakwa II melihat ketersediaan pada kotak obat milik Sdr. ALFA REZA Bin
es

SUARDI hanya ada obat Cefotaxim (anti biotik), selanjutnya terdakwa II


M

ng

mengatakan kepada terdakwa I bahwa obat yang akan disuntikkan kepada


on

Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI adalah Cefotaxim (anti biotik), Ketorolax (anti
nyeri), Ranitidin (obat mual) dan Transamin (obat megurangi atau mencegah
gu

rembesan darah) sesuai dengan lembar operasi pasien tetapi yang ada
d
In
A

Halaman 12 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam kotak obat hanya Cefotaxim (anti biotik), kemudian terdakwa I

si
menyuruh terdakwa II untuk meresepkan obat tersebut kedalam Kartu Obat
Pasien (KOP) untuk digunakan sebagai dasar pengambilan obat di depo obat

ne
ng
Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dien Meulaboh, selanjutnya terdakwa II
menuliskan angka III (romawi) pada instruksi obat Ranitidin (obat mual),
kemudian menuliskan angka III (romawi) pada instruksi obat Ketorolax (anti

do
gu nyeri), akan tetapi terdakwa II tidak menemukan adanya instruksi obat
Transamin (obat megurangi atau mencegah rembesan darah) didalam Kartu

In
A
Obat Pasien (KOP) seperti yang tertulis dalam lembar operasi pasien,
kemudian terdakwa II mencari kemiripan huruf pada nama obat Transamin
ah

lik
(obat megurangi atau mencegah rembesan darah) dan menurut terdakwa II
obat Atracurium (obat pelumpuh otot) yang paling mirip karena terdapat huruf
“T” pada tulisan dokter di Kartu Obat Pasien (KOP), kemudian terdakwa II
am

ub
memperlihatkan tulisan obat Atracurium (obat pelumpuh otot) dan
menanyakan kepada terdakwa I apakah ini obat Transamin (obat megurangi
ep
atau mencegah rembesan darah) kemudian terdakwa I membenarkan tanpa
k

melihat dengan teliti pada Kartu Obat Pasien (KOP) bahwa tulisan obat
ah

Atracurium (obat pelumpuh otot) tersebut adalah obat Transamin (obat


R

si
megurangi atau mencegah rembesan darah) dan terdakwa II kemudian
menuliskan angka III (romawi) pada instruksi obat Atracurium (obat pelumpuh

ne
ng

otot) yang ada dalam Kartu Obat Pasien (KOP);


- Bahwa sekira pukul 21.33 WIB terdakwa II kemudian menemui saksi SUARDI

do
gu

dan menyuruh saksi SUARDI untuk membantu mengambilkan obat ke depo


obat Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh sambil menyerahkan
In
Kartu Obat Pasien (KOP) An. Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI yang
A

seharusnya pengambilan obat di depo obat dilakukan sendiri oleh petugas


perawat dengan membawa Kartu Obat Pasien (KOP) ke depo obat,
ah

lik

kemudian saksi SUARDI pergi ke depo obat sambil membawa Kartu Obat
Pasien (KOP), bahwa sesampainya saksi SUARDI di depo obat, saksi
m

ub

SUARDI menyerahkan Kartu Obat Pasien (KOP) An. Sdr. ALFA REZA Bin
SUARDI kepada saksi NYONA DIAN PRATIWI Binti H M NASIR selaku
ka

petugas farmasi pada depo obat Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien
ep

Meulaboh kemudian saksi NYONA DIAN PRATIWI Binti H M NASIR


ah

menanyakan kepada saksi SUARDI tentang dimana keberadaan pasien Sdr.


R

ALFA REZA Bin SUARDI namun saksi SUARDI tidak dapat diajak
es

berkomunikasi sehingga untuk memastikan keberadaan pasien Sdr. ALFA


M

ng

REZA Bin SUARDI saksi NYONA DIAN PRATIWI Binti H M NASIR melihat
on

pada buku pengeluaran obat depo dan didalam buku tersebut terdapat
riwayat pengeluaran obat dan terdapat keterangan posisi terakhir pasien dan
gu

dalam buku pengeluaran obat tersebut pasien Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI
d
In
A

Halaman 13 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berada dalam ruang operasi sehingga saksi NYONA DIAN PRATIWI Binti H

si
M NASIR beranggapan bahwa pasien Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI masih
berada didalam ruang operasi dan membutuhkan obat Atracurium (obat

ne
ng
pelumpuh otot) kembali, karena saksi NYONA DIAN PRATIWI Binti H M
NASIR mengetahui bahwa obat Atracurium (obat pelumpuh otot) adalah obat
bius yang digunakan sebelum atau saat pasien di operasi, kemudian saksi

do
gu NYONA DIAN PRATIWI Binti H M NASIR memberikan obat yang tertulis
dalam instruksi obat pada Kartu Obat Pasien (KOP) sesuai dengan

In
A
permintaan perawat jaga pada ruang rawat anak yaitu Ketorolax (anti nyeri),
Ranitidin (obat mual) dan Atracurium (obat pelumpuh otot) masing-masing
ah

lik
sebanyak III ampul kepada saksi SUARDI, kemudian saksi SUARDI
memberikan obat yang diambil dari depo obat bersama dengan Kartu Obat
Pasien (KOP) kepada terdakwa II;
am

ub
- Bahwa pada pukul 22.00 WIB terdakwa I memasukkan obat Cefotaxim (anti
biotik) kedalam alat suntik dan menyuruh saksi dr. ONA SUTEVA, S.Ked Binti
ep
H SUKIMAN selaku dokter KOAS pada Rumah Sakit Umum Daerah Cut
k

Nyak Dhien Meulaboh untuk melakukan Injeksi obat Cefotaxim (anti biotik)
ah

sebanyak 500Mg, kemudian pada pukul 23.40 WIB terdakwa I memasukkan


R

si
obat Ketorolax (anti nyeri) kedalam alat suntik dan kembali meyuruh saksi dr.
ONA SUTEVA, S.Ked Binti H SUKIMAN untuk melakukan Injeksi obat

ne
ng

Ketorolax (anti nyeri) sebanyak 1 %, kemudian pada pukul 23.53 WIB


terdakwa I memasukkan obat Ranitidine (obat mual) kedalam alat suntik dan

do
gu

menyuruh terdakwa II untuk melakukan Injeksi obat Ranitidine (obat mual)


sebanyak setengah ampul, dan pada pukul 23.55 WIB terdakwa I
In
memasukkan obat Atracurium (obat pelumpuh otot) kedalam alat suntik dan
A

menyuruh terdakwa II untuk melakukan Injeksi obat Atracurium (obat


pelumpuh otot) yang seharusnya disuntikkan obat Transamin (obat
ah

lik

megurangi atau mencegah rembesan darah) kedalam tubuh Sdr. ALFA REZA
Bin SUARDI sebanyak 250 Mg;
m

ub

- Bahwa setelah dilakukan Injeksi obat Atracurium (obat pelumpuh otot)


sebanyak 250 gram kedalam tubuh Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI, Sdr. ALFA
ka

REZA Bin SUARDI sempat mengatakan perih dan mengantuk kepada


ep

ibunya;
ah

- Bahwa sekira pukul 00.05 WIB terdakwa I dipanggil oleh terdakwa II dan
R

mengatakan bahwa pasien An. Sdr. ALFA REZA Bin SUARDI kondisi nya
es

melemah dan terdakwa I langsung mengecek keadaan Sdr. ALFA REZA Bin
M

ng

SUARDI dan mendapati nadi yang suah melemah, pernafasan juga sudah
on

melemah, kemudian terdakwa I pergi ke ruang anak dan di ruang anak saksi
FITRI FIRDAUSI, Amd. Kep, Binti RIDWAN mengatakan kepada terdakwa I
gu

bahwa terdakwa II salah menyuntikkan obat ke tubuh Sdr. ALFA REZA Bin
d
In
A

Halaman 14 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
SUARDI, selanjutnya terdakwa I memanggil saksi dr THAHRINA ZATIL

si
HULWANI Binti TARMIZI selaku dokter IGD pada Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh dan melihat kondisi Sdr. ALFA REZA Bin

ne
ng
SUARDI sudah meninggal dunia;
- Bahwa menurut keterangan ahli Guru Besar Bidang Farmakologi Farmasi
Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Urip harahap, Apt., berdasarkan surat

do
gu tugas dari dekan Fakultas Farmasi Sumatera Utara Nomor
4936/UN5.2.1.11/SDM/2018 tanggal 04 Desember 2018 berpendapat bahwa

In
A
obat cairan Atracurium Besylate tidak termasuk obat anastesi/ obat bius akan
tetapi obat Atracurium Besylate masuk kedalam golongan obat muscle
ah

lik
relaxant (perelaksasi otot/ pelemas otot), Atracurium Besylate umumnya
diberikan sebagai obat tambahan terhadap obat anastesi umum dengan
tujuan untuk merelaksasi otot/ melemaskan otot selama operasi, pemberian
am

ub
dosis obat Atracurium Besylate pada pasien yaitu 0,4 mg sampai dengan 0,5
mg/kilogram berat badan pasien, pemberian obat Atracurium Besylate secara
ep
overdosis dapat menyebabkan kejang otot pada saluran pernafasan
k

sehingga terjadi kekurangan oksigen yang dapat diikuti dengan penurunan


ah

kesadaran dan dapat berpotensi menyebabkan kematian;


R

si
- Bahwa berdasarkan Berita Acara Analisis Laboratorium Barang Bukti Bahan
Berbahaya dari Pusat Laboratorium Forensik Polri Cabang Medan Nomor

ne
ng

Lab : 13718/NOF/2018 tanggal 19 November 2018 yang ditandatangani oleh


Dra. Melta Tarigan, M.Si selaku Wakil Kepala Laboratorium Forensik Caban g

do
gu

Medan dan Zulni Erma serta Delianan Naiborhu, S.Si., Apt. selaku pemeriksa
menyimpulkan bahwa dari hasil analisis terhadap barang bukti yang disita
In
dari terdakwa ERWANTY Amd. Keb Binti M YATIM Dkk bahwa Barang Bukti
A

A yang dianalisis adalah positif mengandung Ketorolac yang berfungsi


sebagai NSAID/Analgesic, Barang Bukti B yang dianalisis adalah positif
ah

lik

mengandung Ranitidine yang berfungsi sebagai Histamine H2 Receptor


Antagonist dan barang bukti C yang dianalisis adalah positif mengandung
m

ub

Atracurium Besilate yang berfungsi sebagai Skeletal Muscle Relaxant;


Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
ka

Pasal 359 KUHPidana;


ep

Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Penuntut Umum, Para Terdakwa


ah

dan atau Penasihat Hukum Para Terdakwa telah mengajukan keberatan dan
R

telah diputus dengan Putusan Sela Nomor 75/Pid.Sus/2019/PN Mbo tanggal 22


es

Agustus 2019, yang amarnya sebagai berikut:


M

ng

MENGADILI :
on

1. Menyatakan keberatan dari Para Terdakwa/Penasihat Hukum Para


gu

Terdakwa tersebut tidak diterima;


d
In
A

Halaman 15 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Memerintahkan Penuntut Umum untuk melanjutkan pemeriksaan perkara

si
Nomor 75/Pid.Sus/2019/PN Mbo atas namaTerdakwa 1. Erwanty, Amd.Keb.
Binti M Yatim dan Terdakwa 2. Desri Amelia Zulkifli, Amd.Kep Binti Zulkifli;

ne
ng
3. Menangguhkan biaya perkara sampai dengan putusan akhir;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum

do
gu telah mengajukan Saksi-saksi sebagai berikut:

1. SaksiFitri Firdausi, A md. Kep. Binti Ridwan, dibawah sumpah pada

In
A
pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa Saksi mengerti dipanggil ke persidangan sehubungan dengan perkara
ah

Para Terdakwa tentang masalah salah menyuntik;

lik
- Bahwa kejadian salah menyuntik pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober
2018 sekira pukul 23.55 WIB di ruang perawat anak Rumah Sakit Umum
am

ub
Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh;
- Bahwa peristiwa kejadian salah menyuntik ini saksi sebagai Staf ruang anak
ep
(Honorer) di Rumah Sakit (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh;
k

- Bahwa tugas dan tanggung jawab saya sebagai Staf ruang anak di Rumah
ah

Sakit (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh yaitu : menyuntik pasien, memasang
R

si
infus, kepada pasien, memberi edukasi kepada pasien dan menggantikan
sperei kasur pasien;

ne
ng

- Bahwa saksi kenal dengan korban Alfareza yaitu pasien umur 11 (sebelas)
tahun pada saat itu pasien dirawat di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh;

do
gu

- Bahwa pada waktu kejadian salah menyuntik saksi berada di depan ruang
anak sedang tugas piket di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh dan Alfareza ada
di ruang pasien anak;
In
A

- Bahwa petugas piket di ruang pasien anak pada malam ada 5 (lima) orang
yaitu : 1. saya sendiri, 2. Sdri. Erwanty, Amd. Keb, 3. Sdri. Herli Yani, Amd.
ah

lik

Kep, 4. Sdri. Agus Rita Sri Melati, Amd. Kep. 5. Sdri. Desri Amelia, Amd. Kep;
- Bahwa korban Alfareza masuk ke Rumah Sakit karena setelah di operasi di
m

ub

paha sebelah kiri tertusuk kayu karena jatuh dari pohon;


- Bahwa Saksi tidak mengetahui kapan Alfareza masuk ke ruang pasien anak
ka

karena pada waktu saksi tugas piket pasien Alfareza sudah ada;
ep

- Bahwa saksi mengetahui Alfareza sudah di operasidari petugas piket siang dan
ah

saksiberpetugas piket malam;


R

- Bahwa kondisi pasien (Alfareza) pada saat serah terima petugas piket dalam
es

keadaan baik dan masih lemas karena baru siap operasi;


M

ng

- Bahwa tindakan medis yang dilakukan petugas di ruang anak kepada Alfareza
on

setelah melakukan operasi yaitu melakukan injeksi (menyuntikkan obat)


terhadap pasien Alfareza sesuai dengan intruksi dokter kepada pasien
gu

tersebut;-
d
In
A

Halaman 16 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwaalasan Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep. dan Sdri. Ona (Dokter

si
Muda/Koas) melakukan tindakan medis injeksi (menyuntikkan obat) terhadap
pasien Alfareza yang dirawat di ruang anak tersebut karena Terdakwa

ne
ng
Erwanty, Amd. Keb. yang menyuruh mereka untuk menyuntik;
- Bahwa saksi mengetahui Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep. melakukan injeksi
(menyuntikkan obat) terhadap pasien Alfareza karena saksi melihat sendiri;

do
gu - Bahwa saksi saat itu tidak tahu obat apa yang di suntik oleh Terdakwa Desri
Amelia, Amd. Kep. terhadap pasien Alfareza pada malam itu;

In
A
- Bahwa Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep. pernah melakukan penyuntikkan
sebagai perawat dan pernah satu ruangan dengan saksi;
ah

lik
- Bahwa tindakan medis Sdri. Ona (Dokter Muda/Koas) dan Terdakwa Desri
Amelia, Amd. Kep. Dan Terdakwa Erwanty, Amd. Keb. lakukan terhadap
pasien Alfareza, yaitu melakukan tindakan medis berupa injeksi (penyuntikan
am

ub
obat) melalui intrafena / bolus / dari selang infus, masing-masing pada:
1. pukul 22.00 WIB melakukan injeksi obat cefotaxim (anti biotik) yang
ep
dilakukan oleh Sdri. Ona (Dokter Muda / koas);
k

2. pukul 23.40 WIB melakukan injeksi obat ketorolac (anti nyeri luka bekas
ah

operasi), yang dilakukan oleh Sdri. Ona (Dokter Muda / koas);


R

si
3. pukul 23.53 WIB melakukan obat injeksi Ranitidine (anti nyeri perut) yang
dilakukan oleh Terdakwa Desi Amelia, Amd. Kep;

ne
ng

4. pukul 24.00 WIB melakukan injeksi obat sesuai dengan intruksi dokter yaitu
obat Transamin (anti pendarahan) akan tetapi obat yang diberikan kepada

do
gu

pasien Alfareza adalah obat Atracurium (obat bius) yang dilakukan oleh
Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep;
In
- Bahwa setahu saksi Yang menyuntikkan Atracurium (obat bius) kepada pasien
A

Alfareza yaitu Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep., dari pembicaraan antara
Terdakwa Erwanty, Amd. Keb., menyuruh Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep.
ah

lik

untuk menulis nama obat di kertas KOP (Kantu obat pasien), Terdakwa
Erwanti, Amd. Keb. mengatakan “dek” tolong resepkan obat transamin”
m

ub

kemudian Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep. menjawab sambil


memperlihatkan kertas KOP (Kantu obat pasien) “kak betul ini kan” kemudian
ka

Terdakwa Erwanti, Amd. Keb. menjawab tanpa melihat kearah kertas KOP
ep

(Kantu obat pasien) tersebut “betul dek” selanjutnya Terdakwa Desri Amelia,
ah

Amd. Kep. membawa KOP (Kantu obat pasien) tersebut kepada keluarga
R

pasien, selanjutnya Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep. menyuruh keluaraga


es

pasien untuk mengambil obat tersebut;


M

ng

- Bahwa saksi tidak mengetahui pada waktu ditambah obat di KOP (Kantu obat
on

pasien) Alfareza pada malam kejadian tersebut dan saksi mengetahui setelah
kejadian meninggalnya pasien Alfareza;
gu

d
In
A

Halaman 17 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa Saksi mengetahui kenapa disuntik obat Atracurium (obat bius)

si
sedangkan intruksi dari dokter harus disuntik dengan obat Transamin (anti
pendarahan) karena yang saksi dengar dari pembicaraan Para Terdakwa obat

ne
ng
Transamin (anti pendarahan) tidak ada pada malam itu;
- Bahwa saksi mengetahui yang disuntik obat Atracurium (obat bius) bukan obat
Transamin (anti pendarahan) sesuai dengan intruksi dari dokter karena orang

do
gu tua pasien Alfareza sudah ribut;
- Bahwa saksi mengetahui pasien Alfareza meninggal dunia malam itu juga

In
A
selang beberapa menit setelah habis disuntik dan saksi mengetahui meninggal
dunia pasien Alfareza dari Sdri. Desri Amelia, Amd. Kep;
ah

lik
- Bahwa jarak antara meja peket dengan ruang pasien anak dekat dan dapat
dilihat sehingga dapat didengar apa yang dibicarakan di dalam ruang tersebut;
- Bahwa pada saat dilakukan penyuntikan terhadap pasien Alfareza, keluarga
am

ub
pasien Alfareza ada di dalam ruang pasien anak;
- Bahwa reaksi keluarga pasien Alfareza setelah pasien Alfareza meninggal
ep
dunia mengamuk katanya ada lagi suntik mati karena ada pasien lain yang
k

meninggal dunia sebelumnya dan dia ada melihat di ruang pasien anak (di hari
ah

yang sama hanya berbeda jam saja);


R

si
- Bahwa setelah disuntik dan pasien Alfareza tidak sadar kemudian Saksi
mengambil oksigen dan panggil dokter setelah itu saksi memasang oksigen

ne
ng

kepada pasien Alfareza, kemudian ada orang bilang sama saksi“dek pergi saja
nanti dipukul sama orang tuanya” kemudian saksi pergi ke meja piket dan

do
gu

mengambil obat kemudian saksi simpan;


- Bahwa saksi diperlihatkan botol sebagai barang bukti kemudian saksi
In
menerangkan saksi tidak tahu obat apa, cuma satu botol saja yang ada saksi
A

lihat;
- Bahwa saksi mengetahui pasien Alfariza meninggal dunia karena salah suntik
ah

lik

besok harinya yaitu hari Sabtu tanggal 20 Oktober 2018;


- Bahwa setahu Saksi yang menambah jumlah obat di buku daftar pasien
m

ub

Alfariza adalah Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep., yang menambahkan angka
3 (3 obat yang diambil / dikolom daftar obat);
ka

- Bahwaobat yang sesuai dengan petunjuk / intruksi dokter yang ditulis oleh
ep

dokter di KOP (kartu obat pasien) dan di buku injeksi yang akan diberikan
ah

injeksi terhadap pasien Alfareza yaitu :


R

1. Injeksi Cefotaxin (anti biotik);


es

2. Injeksi Ketorolax (anti nyeri);


M

ng

3. Injeksi Ranitidin (obat mual);


on

4. Injeksi Transamin (obat mengurangi atau mencegah rembesan darah);


- Bahwa setahu saksi yang mengambil obat di depo farmasi IGD RSUD Cut
gu

Nyak Dhien Meulaboh pada saat malam itu adalah keluarga pasien Alfareza;
d
In
A

Halaman 18 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa yang menyuruh keluarga pasien Alfareza mengambil obat di depo

si
farmasi IGD RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh pada malam kejadian yaitu
Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep;

ne
ng
- Bahwa tidak dibenarkan, mengambil obat di depo Farmasi IGD RSUD Cut
Nyak Dhien sesuai dengan surat Standar Oprasional Prosedur (SOP) RSUD
Cut Nyak Dien Meulaboh yaitu perawat yang mengambil obat di depo Farmasi;

do
gu - Bahwa yang membuat resep untuk pasien adalah dokter;
- Bahwa pada saat pasien Alfarezameninggal dunia yanag piket di ruang pasien

In
A
anak adalah saksi sendiri, Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep, Terdakwa
Erwanty, Amd. Keb, Sdri. Herli Yani, Amd. Kep dan Sdri. Agus Rita Melati,
ah

lik
Amd. Kep;
- Bahwa setahu tidak boleh Para Terdakwa menulis penambahan resep untuk
pasien yang boleh adalah dokter;
am

ub
- Bahwa penaggung jawab ruang pasien Alfareza (ruang pasien anak) pada
malam itu yaitu Sdri. Agus Rita Sri Melati, AMK. karena dia sakit penggantinya
ep
adalah Terdakwa Erwanty, Amd. Kp;
k

- Bahwa yang ditulis oleh Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep. pada resep pasien
ah

Alfareza yaitu Transamin (anti pendarahan) dengan Atracurium (obat bius);


R

si
- Bahwa pada malam kejadian tersebut dokter yang masuk ke ruang pasien
anak yaitu dokter Samson Sembiring;

ne
ng

- Bahwa untuk memberikan obat kepada pasien ada waktunya dan seharusnya
obat Transamin diberikan kepada pasien Alfareza pukul 24.00 WIB;

do
gu

- Bahwa setahu saksi obat Transamin tidak ada sekira pukul 21.30 WIB;
- Bahwa saksi mengambil ampul di ruang pasien Alfareza pada malam kejadian
In
di atas meja dan banyak botol obat lain yang kosong selajutnya saksi
A

masukkan ke dalam kantong baju;


- Bahwa ampul yang saksi ambil di ruang pasien Alfareza pada malam kejadian
ah

lik

tersebut tidak ada lagi obatnya (kosong) dan saksi bawa pulang ke rumah;
- Bahwa saksi masuk piket pada malam kejadian tersebut (pada malam
m

ub

meninggal dunia pasien Alfareza) pukul 08.00 WIB;


- Bahwa keadaan pasien Alfareza sebelum meninggal dunia saat itu sudah
ka

sadar dan kaki masih diperban;


ep

- Bahwa obat Atracurium (obat bius) tersebut di suntik pada pasien Alfreza yang
ah

menyebabkan meninggal dunia yaitu obat Atracurium (obat bius) tersebut di


R

suntik ke botol impus;


es

- Bahwa tidak ada konsultasi dengan dokter ssat Para Tedakwa memberikan
M

ng

obat kepada pasien Alfareza pada malam itu;


on

- Bahwa dosis obat yang diberikan kepada pasien Alfareza ada tertulis di resep
(Tim Penuntut Umum memperlihatkan resep tersebut kepada Saksi di depan
gu

sidang) untuk pasien Alfareza yang tulis petugas siang Perawatnya Sriwahyuni;
d
In
A

Halaman 19 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa alasan saksi mengambil botol obat Atracurium karena penasaran dan

si
tidak sempat mencocokkan dengan KOP (kartu obat pasien);
- Bahwa saksi mengetahui STR yaitu Surat Tanda Regristasi dan saksibelum

ne
ng
mempunyai STR (Surat Tanda Regristasi);
- Bahwa saksi tidak ada melihat pada waktu penyerahan pasien Alfareza dari
piket siang kepada piket malam pada waktu saya masuk piket pasien Alfareza;

do
gu - Bahwa pada saat itu mandat dari dokter untuk menyuntik pasien;
- Bahwa setahu saksi yang dimaksud dengan tindakan medis yaitu tindakan

In
A
petugas/pegawai pelayanan kesehatan kepada pasien seperti memberikan
obat untuk diminum, injeksi (penyuntikan obat) serta memberiakn layanan
ah

lik
kesehatan lainnya, adapun syaratnya kepada petugas / pengawai yang dapat
melakukan tindakan meddis yaitu memiliki Surat Izin Keraja Perawat (SIKP)
dan Surat Tanda Regristasi (STR);
am

ub
- Bahwa yang menjadi dasar untuk mengambil obat yaitu KOP (Kartu obat
pasien);
ep
- Bahwa yang mengintruksikan obat Ranitidine dan Ketorolac dikolom kedua
k

tanggal permintaan / penerimaan pada KOP (Kartu obat pasien) Sdr. Alfareza
ah

tersebut adalah dr. Samson Sembiring (apakah benar keterangan Saksi


R

si
tersebut, Saksi menjawab benar keterangan Saya tersebut);
- Bahwa ada 2 (dua) obat yang di intruksikan oleh dr. Samson Sembiring untuk

ne
ng

pasien Alfareza;
- Bahwa 2 (dua) pasien yang meninggal dunia pada malam itu sama dokter

do
gu

yang menangani, sama interuksi dan dengan 4 (empat) macam obat;


- Bahwa 2 (dua) pasien yang meninggal dunia pada malam itu yang menyuntik
In
bukan orang yang sama;
A

- Bahwa pada waktu operan siang dan malam tidak ada diperlihatkan obat-obat
yang habis yaitu obat Transamin tidak ada;
ah

lik

- Terhadap keterangan saksi, Terdakwa I memberikan pendapat yang


menyatakan atas keterangan tersebut ada yang tidak benar, pada
m

ub

pokoknya sebagai berikut:


1. Piket pada malam itu bukan 4 (empat) orang tetapi 6 (enam) orang;
ka

2. Yang bertanggung jawab pada malam itu bukan saya semuanya tetapi ada
ep

juga tanggung jawab dari Terdakwa Erwanti, Amd. Keb;


ah

3. Tidak benar saya yang bilang Dek tidak ada obat Transamin;
R

4. Tidak benar Saksi tidak tahu ada obat Transamin pada malam itu;
es

5. Operan dari petugas siang ke petugas malam tidak memperlihatkan


M

ng

petugas dari dokter Samson Sembiring;


on

- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa I II (Desri Amelia, Amd. Kep)


menyatakan tidak keberatan dan membenarkannya;
gu

d
In
A

Halaman 20 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. SaksiHerli Yani, Amd. Keb. Binti Hasbi, dibawah sumpah pada pokoknya

si
menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa Saksi ketahui tentang perkara masalah salah suntik;

ne
ng
- Bahwa kejadian salah suntik yaitu pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober
2018 sekira pukul 23.55 WIB di ruang perawat anak Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh;

do
gu - Bahwa yang menjadi korban salah suntik yaitu Alfareza yang berumur 11
tahun;

In
A
- Bahwa saksi diangkat sebagai Honorer di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh
yaitu sejak tahun 2014;
ah

lik
- Bahwa yang mengangkat saksi sebagai Honorer di RSUD Cut Nyak Dhien
Meulaboh adalah Direktur RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh dan jabatan saya
yaitu Perawat Staf Ruang Anak;
am

ub
- Bahwa Tugas dan tanggung jawab saya sebagai Perawat Staf Ruang Anak di
RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh yaitu:
ep
1. Menyuntik pasien;
k

2. Memasang Infus kepada pasien;


ah

3. Memberi Edukasi kepada pasien;


R

si
4. Menggantikan Sprei kasur pasien;
- Bahwa yang piket pada malam itu ada 4 (empat) orang yaitu : 1. saya sendiri,

ne
ng

2. Sdri. Erwanty, Amd. Keb, 3. Sdri. Fitri Firdausi, Amd. Kep, 4. Sdri. Desri
Melati, Amd. Kep;

do
gu

- Bahwa yang dimaksud tindakan medis yaitu tindakan petugas / pegawai


pelayanan kesehatan kepada pasien seperti memberi obat untuk diminum,
In
injeksi (penyuntikan obat) serta memberikan pelayanan kesehatan lainnya;
A

- Bahwa persyaratan kepada petugas / pegawai yang dapat melakukan tindakan


medis yaitumemiliki Surat Izin Kerja Perawat (SIKP) dan Surat Tanda
ah

lik

Regristasi (STR);
- Bahwa pasien Alfareza mulai dirawat di ruang anak pada hari Jum’at tanggal
m

ub

19 Oktober 2018 sekira pukul 18.07 WIB dan sebabnya karena telah dilakukan
operasi tertusuk kayu di paha sebelah kiri;
ka

- Bahwa pasien Alfareza mulai dirawat di ruang anak yaitu sejak hari Jum’at
ep

tanggal 19 Oktober 2018 sekira pukul 18.00 WIB dan sebabnya karena telah
ah

dilakukan operasi tertusuk kayu di paha sebelah kiri yaitu dari laporan petuga
R

piket lama yang masing-asing bernama : Sdri. Sriwahyuni, Sdri. Vera Meroja,
es

Sdri. Meri, dan Sdri. Vika;


M

ng

- Bahwa kondisi pasien Alfareza pada saat serah terima petugas piket tersebut
on

dalam keadaan baik (sudah sadar) dan masih lemas karena baru siap di
operasi tertusuk kayu di paha sebelah kiri;
gu

d
In
A

Halaman 21 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa alasan Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep dan Sdri. Ona melakukan

si
tindakan medis injeksi (menyuntikan obat) terhadap pasien Alfareza yang
dirawat di ruang anak tersebut karena Terdakwa Eewanti, Amd. menyuruh

ne
ng
Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep dan Sdri. Ona untuk melakukan injeksi
(menyuntikan obat) terhadap pasien tersebut;
- Bahwa tindakan medis terhadap pasien Alfareza berupa injeksi (penyuntika

do
gu obat) melalui intrafena / bolus / dari selang infus, masing-masing pada :
1. pukul 22.00 WIB melakukan injeksi obat Cefotaxim (anti biotik) yang

In
A
dilakukan oleh Sdri. Ona;
2. Pukul 23.40 WIB melakukan injeksi obat ketorolac (anti nyeri luka bekas
ah

lik
operasi), yang dilakukan oleh Sdri. Ona;
3. Pukul 23.53 WIB melakukan obat injeksi Ranitidine (anti nyeri perut) yang
dilakukan oleh Terdakwa Desi Amelia, Amd. Kep;
am

ub
4. Pukul 24.00 WIB melakukan injeksi obat sesuai dengan intruksi dokter yaitu
obat Transamin (anti pendarahan) akan tetapi obat yang diberikan kepada
ep
pasien Alfareza adalah obat Atracurium (obat bius) yang dilakukan oleh
k

Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep;


ah

- Bahwa Obat yang sesuai dengan petunjuk / intruksi dokter yang ditulis oleh
R

si
dokter di KOP (kartu obat pasien) yang akan diberikan terhadap psien Alfareza
yaitu :

ne
ng

1. Injeksi Cefotaxin (anti biotik);


2. Injeksi Ketorolax (anti nyeri);

do
gu

3.Injeksi Ranitidin (obat mual);


4. Injeksi Transamin (obat mengurangi atau mencegah rembesan darah);
In
- Bahwa yang dimaksud denga STR yaitu Surat Tanda Regristasi, kalau sudah
A

ada Surat Tanda Regristasi (STR) bisa melakukan tindakan penyuntikan;


- Bahwa Saksi mengetahui salah suntik terhadap pasien Alfareza karena dipakai
ah

lik

obat Atracurium (obat bius);


- Bahwa pasien Alfareza masuk ke ruang anak pukul 18.00 WIB dan saya Shif
m

ub

malam dari pukul 20.00 WIB sampai pukul 08.00 WIB;


- Bahwa pasien Alfareza baru masuk di IGD setelah di operasi di bawa ke ruang
ka

anak diserahkan kepada piket malam;


ep

- Bahwa pada waktu Terdakwa Erwanti, Amd. Keb. dan Terdakwa Desri Amelia,
ah

Amd, Kep sedang mengambil tindakan medis terhadap pasien Alfareza Saksi
R

sedang menulisSOP (Katu obat pasien untuk pasien keluar;


es

- Bahwa pada pukul 22.00 WIB saksi ada melihat Terdakwa Erwanty, Amd.
M

ng

Keb. dan Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep masuk ke ruang pasien Alfareza
on

dengan membawa spek;


- Bahwa Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep. melakukan injeksi obat Atracurium
gu

terhadap pasien Alfareza yaitu pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober 2018
d
In
A

Halaman 22 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sekira pukul 23.50 WIB, setelah pasien atas nama Ajrul Amilin meninnggal

si
dunia kemudian Terdakwa Erwanty, Amd. Keb. menjumpai saya di meja piket
ruang anak dan mengatakan sambil memperlihatkan KOP (Kartu obat pasien)

ne
ng
Alfareza kepada saya dek ini kayaknya bukan obat Transamin, tadi aku yang
suruh Desri resepkan obat, kemudian saya pergi melihat pasien Alfareza yang
sudah dilakukan injeksi oleh Terdakwa Desri dan sudah meninggal dunia;

do
gu - Bahwa pada KOP (Kartu obat pasien) untuk pasien Alfareza ada 4 (empat)
macam yaitu Injeksi Cefotaxin (anti biotik), Injeksi Ketorolax (anti nyeri), Injeksi

In
A
Ranitidin (obat mual), Injeksi Transamin (obat mengurangi atau mencegah
rembesan darah) tertera dari buku laporan apakah sudah konsul ke dokter
ah

lik
Samson Sembiring piket siang;
- Bahwa yang dilakukan oleh Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep. sebelum
melakukan injeksi kepada pasien Alfareza yaitu memberikan KOP (Kartu obat
am

ub
pasien) kepada keluarga pasien Alfareza untuk mengambil obat di depo obat;
- Bahwa selang 15 (limabelas) menit setelah di suntik pasien Alfareza meninggal
ep
dunia;
k

- Bahwa KOP (Kartu obat pasien) Alfareza berbeda dengan KOP (Kartu obat
ah

pasien) pasien yang telah meninggal dunia sebelumnya;


R

si
- Bahwa saksi tidak tahu obat apa yang di suntik kepada psien Alfareza;Setelah
meninggal dunia pasien Alfareza terjadi keributan dari keluarga pasien Alfareza

ne
ng

selanjutnya saya masuk ke ruang tempat pasien Alfareza tersebut;


- Bahwa saksi tidak ada melihat botol obat yang digunakan untuk pasien

do
gu

Alfareza;
- Bahwa kalau tidak ada obat yang diperlukan konsultasi ke dokter tetapi Sdri.
In
Desri Amelia, Amd, Kep. tidak ada konsultasi ke dokter dan lansung merersep
A

obat;
- Bahwa saksi tidak mengetahui dengan pasti siapa yang menulis intruksi obat
ah

lik

Atracurium dikolom kedua tanggal permintn / penerimaan pada KOP Sdr.


Alfareza tersebut akan tetapi setelah Sdri. Ewanty, Amd. Keb. melakukan
m

ub

injeksi terhdap pasien atas nama Ajrul Amilin, kemudian Sdri. Ewanty, Amd.
Keb, menjumpai saya dan mengatakan sambil memperlihatkan KOP pasien
ka

Alfareza kepada saya “dek ini kayaknya bukan obat Transamin, tadi aku yang
ep

suruh Desri resepkan obat, kayaknya ini salag obat, sudah aku suntik pulak
ah

pasien Ajrul Amilin tadi” kemudian saya menjawab sambil melihat kertas KOP
R

ini obat Atracurium kak bukan obat Transamin, apakah benar keterangan Saksi
es

tersebut, Saksi menjawab benar;


M

ng

- Bahwa penanggung jawab di ruangan pasien anak adalah kelapa Shif ruangan
on

anak yaitu Agus Rita Sri Melati AMK, ada diberitahu melalui grup ruangan anak
pada pukul 19.30 WIB;
gu

d
In
A

Halaman 23 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa atas kesepakatan Tim Sdri. Agus Rita Sri Melati AMK ditunjuk sebagai

si
penanggung jawab di ruangan pasien karena Sdri. Agus Rita Sri Melati AMK
adalah PNS, pada malam itu Sdri. Agus Rita Sri Melati AMK tidak hadir karena

ne
ng
sakit maka diganti oleh Erwanty, And. Keb. dan tidak ada SOP yang mengatur
tentang penanggung jawab tersebut akan tetapi atas kesepakatan Tim;
- Bahwa pada SOP yang membuat resep untuk pasien yaitu dokter, yang

do
gu mengambil obat di depo obat yaitu Perawat dan tidak boleh keluarga pasien
yang mengambil obat di depo obat;

In
A
- Bahwa setahu saksi diambil obat untuk pasien Alfareza pada pukul 21.00 WIB
(malam itu juga) yang di resepkan sama Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep;
ah

lik
- Bahwa menurut pengakuan Terdakwa Erwanty, Amd. Keb. 1 (satu) ampul
digunakan kepada pasien Ajrul Amilin, 1 (satu) ampul kepada pasien Alfareza
dan 1 (satu) ampul lagi saya tidak mengetahui kepada siapa digunakannya;
am

ub
- Bahwa baru kali ini Terdakwa Erwanty, Amd, Keb. memerintahkan Terdakwa
Desri Amelia, Amd. Kep. untuk melakukan tindakan medis injeksi
ep
(menyuntikkan obat) kepada pasien;
k

- Bahwa cara memasukkan obat pada pasien yaitu obat di bulus melalui selang
ah

impus;
R

si
- Bahwa untuk menulis obat Atracurium atas perintah Terdakwa Erwanti, Amd.
Keb. “dek tulis aja obat Transamin diganti dengan obat Atracurium” saksi mau

ne
ng

menulis karena sudah diperintahkan oleh Terdakwa Erwanti, Amd. Keb. (kakak
senior);

do
gu

- Bahwa saksi yang menulis obat Transamin untuk pasien Alfareza pada saat
membuat KOP (Kartu obat pasien) sebelum kejadian meninggal dunia pasien
In
Alfareza;
A

- Bahwa Saksi menulis obat Transamin diganti dengan obat Atracurium pada
pukul 21.00 WIB belum dapat dikonsultasi karena sudah kejadian yaitu
ah

lik

meninggal dunia pasien Alfareza;


- Bahwa mekanisme pengambilan obat di ruang anak tersebut yaitu dokter yang
m

ub

menangani pasien akan mengisi lembaran kertas KPO (Kartu pengambilan


obat), adapun yang diisi oleh dokter yaitu :
ka

1. Jenis Obat diisi / ditulis di kolom nama obat;


ep

2. Banyaknya obat ditulis atau diisi di kolom JLH (Jumlah);


ah

3. Petugas Perawat membawa kertas KOP (Kartu obat pasien) ke depo


R

farmasi /depo farmasi IGD;


es

4. Obat yang telah diambil akan diserahkan kepada petugas Perawat, dan
M

ng

petugas penjaga depo akan memparaf di kolom FA, apakah benar


on

keterangan Saksi, Saksi menjawab benar;


gu

d
In
A

Halaman 24 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Terhadap keterangan saksi, Terdakwa I memberikan pendapat yang

si
menyatakan atas keterangan tersebut ada yang tidak benar, pada
pokoknya sebagai berikut:

ne
ng
1. Tidak benar saya bilang obat Transamin pada waktu itu;
2. Kami tidak ada mengambil tindakan pada waktu itu;
3. Tidak benar saya mengambil tugas pada malam itu tetapi ada pembagian

do
gu tugas;
4. Tidak ada saya bilang obat Transamin tidak ada pada malam itu;

In
A
5. Koordianasi yang bertanggung jawab bukan saya;
6. Saya tidak tahu tentang obat Atracurium;
ah

lik
- Terhadap keterangan saksi, Terdakwa II memberikan pendapat yang
menyatakan atas keterangan tersebut ada yang tidak benar, pada
pokoknya sebagai berikut:
am

ub
1. Saya tugas malam itu memegang buku injeksi dan bukan meresepkan obat
tetapi menambah obat;
ep
k

3. SaksiEka Herlina, Amd, Keb Binti Saudin, dibawah sumpah pada pokoknya
ah

menerangkan sebagai berikut :


R

si
- Bahwa Tugas dan tanggung jawab saya sebagai Kepala ruang anak di Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut nyak Dhien Meulaboh yaitu :

ne
ng

1. Perencanaan :
- Menunjukkan Ketua tim A dan tim B untuk pembagian pasien;

do
- Mengikuti serah terima dari Shif sebelumnya;
gu

- Mengindefikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkaaktifitas


kebutuhan anak;
In
A

- Merencanalam jadwal cutipetugas pasien anak;


2. Mengatur dan mengkoordanasi seluruh kegiatan pelayanan ruang rawat
ah

lik

anak;
3. Menyusun dan mengatur jadwal jaga / piket petugas perawat;
m

4. Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan


ub

pasien keluarga dan tim kesehatan lainnya;


ka

5. Melaksanakan pembinaan terhadap ketua tim dan perawat pelaksanaan


ep

keperawatan sesuai dengan SOP tindakan medis;


6. Memberi pengarahan kepada Ketua tim pelaksanaan asuhan perawat;
ah

7. Mengawasi petugas jaga / piket dalam memberikan pelayanan perawat


es

sesuai dengan intruksi dokter;


M

ng

8. Dan mengawasi atau menyediakan penggunaan obat di ruangan;


- Bahwa yang Saksi ketahui sehubungan dengan perkara Para Terdakwa ini
on

sehingga Saksi dihadapkan ke persidangan ini adalah pasien atas nama


gu

Alfareza umur 11 (sebelas) tahun sudah meninggal dunia;


d
In
A

Halaman 25 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa Saya tidak kenal dengan pasien atas nama Alfareza umur 11 (sebelas)

si
tahun yang sudah meninggal dunia tersebut akan tetapi sekira pukul 01.30 WIB
saya diberitahu melalui telpon Sdri. Herlina mengatakan bahwa telah

ne
ng
meninggal dunia 2 (dua) orang pasien, kemudian saya pergi ke RSUD Cut
Nyak Dhien Meulaboh dan benar telah meninggal dunia 2 (dua) pasien atas
nama Alfareza dan Ajrul Amilin;

do
gu - Bahwa yang melaksanakan piket jaga malam sesuai jadwal piket yaiu :
1. Erwanty, Amd. Keb;

In
A
2. Fitri Firdausi, Amd. Kep;
3. Herli Yani, Amd. Kep;
ah

lik
4. Desri Amelia, Amd. Kep. seharusnya ada 5 (lima) orang piket karena
Sdri. Agus Rita Sri Melati, AMK tidak masuk piket karena sakit dan
tidak ada penggantinya maka di ambil alih oleh Terdakwa Erwanti,
am

ub
Amd. Keb;
- Bahwa pada waktu serah terima bagi pasien ke kamar sekaligus dilakukan
ep
terapi obat;
k

- Bahwa dengan 4 (empat) orang petugas bisa mengambil tindakan medis


ah

terhadap pasien;
R

si
- Bahwa Sdri. Desri Amelia, Amd. Kep. belum memiliki Surat Tanda Regristasi
(STR) pada saat melaksanakan piket jaga malam tersebut sedangkan yang 3

ne
ng

(tiga) diantaranya sudah memilik Tanda Regristasi (STR);


- Bahwa pertama saya tidak mengatahui penyebab meninggal dunia 2 (dua)

do
gu

orang pasien tetapi setelah ditelpon oleh Sdri. Herli Yani baru saya mengatahui
penyebabnya;
- Bahwa pada saat Sdri. Herli Yani mengatakan kepada saksi “Kak keluarga
In
A

pasien Alfareza (Ayahnya) sudah mengamuk” dan saya langsung datang ke


Rumah Sakit;
ah

lik

- Bahwa Saya tidak ada melihat pada waktu pasien di suntik;


- Bahwa Saya ada menanyakan obat apa yang di suntik sehingga pasien
m

ub

Alfareza meninggal dunia katanya obat Atracurium (obat bius);


- Bahwa Saya tidak ada mengecek obat Atracurium (obat bius) tersebut karena
ka

keluarga pasien sudah mengamuk dan saya pergi dari ruangan takut diserang;
ep

- Bahwa Yang meresepkan obat Atracurium (obat bius) tersebut yaitu Terdakwa
ah

Desri Amelia, Amd, Kep. atas suruhan Terdakwa Erwanty, Amd. Keb. saya
R

mengetahui besok harinya (Terdakwa Desri Amelia, Amd, Kep. bilang salah
es

lihat dibelakang dan dia mengaku salah baca di depan Direktur RSUD Cut
M

ng

Nyak Dhien Meulabo;


on

- Bahwa Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep. tidak boleh melakukan penyuntikan
terhadap pasien karena tidak ada memiliki Surat Tanda Regristasi (STR) dan
gu

setahu saya kolom nama obat untuk pasien dokter yang menulis;
d
In
A

Halaman 26 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa kalau ada konsul dengan dokter boleh perawat yang membuat resep

si
untuk pasien Seharusnya dokter juga yang meresepkannya bukan perawat;
- Bahwa ada saya menayakan, Terdakwa Desri Amalia, Amd. Kep. bilang

ne
ng
Terdakwa Erwanty Amd. Keb. meminta tolong kepada Terdakwa Desri Amalia,
Amd. Kep. untuk meresepkan obat Transamin untuk pasien Alfareza;
- Bahwa sudah biasa apabila Pj. Shif malam itu Sdri. Agus Rita Sri Melati tidak

do
gu masuk karena sakit dan diambil alih oleh Terdakwa Erwanty Amd. Keb. apakah
biasa terjadi seperti itu di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh ;

In
A
- Bahwa Seharusnya yang menangani pasien di ruangan adalah Pj. Shif sampai
ke obat dan yang menyuntik yang menangani pasien;
ah

lik
- Bahwa Obat Transamin tidak ada dan boleh diambil alih oleh Pj. Shif untuk
meresepkannya tanpa konsul dengan dokter sedangkan SPO tidak boleh Pj.
Shif mengambil obat tanpa izin dari dokter;
am

ub
- Bahwa saksi baru 5 (lima) bulan saya menjadi Kepala ruang anak di RSUD Cut
Nyak Dhin Meulaboh;
ep
- Bahwa Injeksi tindakan yang diambil dan diturunkan terhadap pasien
k

semuanya sudah ada;


ah

- Bahwa ada dikumpulkan di ruang Direktur RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh 2
R

si
(dua) hari setelah meninggal dunia pasien Alfareza dan semuanya yang
bertugas di ruang anak pada malam itu;

ne
ng

- Bahwa Terdakwa Desri Amalia, Amd. Kep. bilang salah lihat ternyata obat
Atracurium (obat bius);

do
gu

- Bahwa Seharusnya 1 (satu) pasien 1 (satu) KOP nyatanya ada pasien lain dan
saya menanyakan Dek kenapa banyak sekali di jawab oleh Sdri. Erwanty,
In
Amd. Keb. untuk pasien atas nama Ajrul Amilin;
A

- Bahwa pada waktu kejadian meninggal dunia pasien kedua ada diberitahukan
kepada saya sedangkan meninggal dunia pasien pertama tidak ada
ah

lik

diberitahukan kepada saya;


- Bahwa yang menerima pasien setiap ruang anak yaitu Kepala ruang anak
m

ub

(saya mendapat 4 pasien dan semuanya saya tangani kalau tidak mampu baru
ditangani oleh Pj. Shif);
ka

- Bahwa setelah keajadian saya menanyakan kepada depo obat, yang


ep

mengambil obat untuk pasien Alfareza yaitu keluarga pasien;


ah

- Bahwa seharusnya yang mengambil obat di depo obat yaitu perawat


R

berdasrkan KOP dan tidak bisa mengambil obat tanpa KOP (Kartu obat
es

pasien);
M

ng

- Bahwa setahu saksi Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep. belum ada Surat
on

Tanda Regristasi (STR);


- Bahwa yang menyuruh Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep. tugas di ruang
gu

anak yaitu Kepala Tata Usaha (KTU) RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh;
d
In
A

Halaman 27 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa Sebelum saya menjadi kepala ruang anak Terdakwa Desri Amelia,

si
Amd. Kep. sudah ada di ruang pasien anak;
- Bahwa ada saya menanyakan, “Dek apa sudah di urus Surat Tanda Regristasi

ne
ng
(STR)” dan Sdri. Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep. Menjawab” sedang dalam
pengurusan”;
- Bahwa pada waktu saya ditelpon pukul 20.00 WIB Kepala Shif tidak ada di

do
gu ruang pasien anak;
- Bahwa pada malam itu tidak ada saya menyuruh Terdakwa Erwanty, Amd.

In
A
Keb. mengambil alih tanggung jawab di ruang pasien anak sebelumnya dari Pj.
Shif;
ah

lik
- Bahwa dalam ruang anak yang melakukan tindakan medis yaitu perawat,
bidan sedangkan dokter masuk mengawasi pasien;
- Bahwa yang bertanggung jawab tulis resep untuk pasien yaitu dokter dan yang
am

ub
mengantar ke depo obat yaitu perawat;
- Bahwa menurut saya penerbitan KOP (Kartu obat pasien) untuk pasien yaitu
ep
setiap pasien 1 (satu) KOP (Kartu obat pasien) sampai pasien keluar kalau
k

sudah habis bru ditambah lagi lembarannya;


ah

- Bahwa Saya tidak pernah mengatakan obat Atracurium yang digunakan untuk
R

si
pasien Alfareza pada waktu rapat di ruang Direktur;
- Bahwa Terdakwa Desri Amelia Amd. Kep. di ruang anak sudah 6 (enam) bulan

ne
ng

pada waktu saya menjadi Kepala ruang anak dia sudah ada;
- Bahwa Saya tidak pernah melihat Terdakwa Desri Amelia Amd. Kep.

do
gu

menyuntik pasien;
- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa I (Erwanty, Amd. Keb)
In
menyatakan ada yang tidak benar;
A

Yang tidak benar yaitu:


- Salah lihat KOP (Kartu obat pasien) tidak pernah saya katakan;
ah

lik

- Saya menyuntik pernah dilihat oleh Saksi;


- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa II (Desri Amelia, Amd. Kep)
m

ub

menyatakan ada yang tidak benar;


Yang tidak benar yaitu:
ka

- Saya tidak ambil alih Pj. Shif pada malam kejadian tersebut;
ep

- Dokumen perjanjian serah terima pasien tidak ada pada malam kejadian
ah

tersebut;
R

- Pada hari itu tidak ada arahan anak Koas tidak boleh menyuntik;
es
M

ng

4. SaksiCusi Aulia Mailni Dara Voenna, dibawah sumpah pada pokoknya


menerangkan sebagai berikut :
on

- Bahwa pada saat pemeriksaan di Polisi tidak ada dipaksa, tidak ada direkam,
gu

ada tanya jawab, tidak ada diancam, ada dibaca dulu, ada dikoreksi, ada di
d
In
A

Halaman 28 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
paraf dan setelah itu baru saya menandatangan berita acara pemeriksaan

si
tersebut;
- Bahwa meninggal dunia pasien Alfareza yaitu pada hari Jum’at tanggal 19

ne
ng
Oktober 2018 sekira pukul 23.55 WIB di ruang perawat anak di RSUD Cut
Nyak Dhien Meulaboh;
- Bahwa Saya mengetahui pasien Alfareza meninggal dunia setelah kejadian;

do
gu - Bahwa hubungan saya dengan meninggal dunia pasien Alfareza adalah kami
petugas piket depo Farmasi di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh pada malam

In
A
tersebut;
- Bahwa petugas piket depo Farmasi yaitu : saya sendiri dan Sdri. Nyona Dian
ah

lik
Pratiwi dan obat yang diambil oleh keluarga pasien Alfareza yaitu : Ranitidin
sebanyak 3 (tiga) ampul, Ketorolac sebanyak 3 (tiga) ampul dan Atracurium
sebanyak 3 (tiga) ampul;
am

ub
- Bahwa Tugas saya sebagai Farmasi yaitu : mengeluarkan obat jika ada resep
dokter dan tertuang di KOP (Kartu obat pasien);
ep
- Bahwa petugas Farmasi di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh tidak bisa
k

mengeluarkan obat tanpa adanya KOP (Kartu obat pasien);


ah

- Bahwa KOP (Kartu obat pasien) yang keluar saya tidak ingat lagi tetapi lebih
R

si
dari 10 (sepuluh) KOP (Kartu obat pasien);
- Bahwa prosudur / SOP pengambilan obat di depo Farmasi IGD RSUD CND

ne
ng

Meulaboh yaitu :
1. Obat yang sudah diintruksi oleh dokter pananggung jawab pasien

do
gu

2. Kemudian dituliskan oleh dokter spesialis / dokter piket / perawat ke KOP


(Kartu obat pasien), dengan cara :
In
a. Jenis obat diisi / ditulis dikolom nama obat;
A

b. Banyaknya obat ditulis di kolom JLH (Jumlah);


3. Petugas perawat membawa KOP ke depo Frmasi / depo Farmasi IGD;
ah

lik

4. Obat diserahkan petugas Farmasi kepada petugas perawat sesuai yang


diintruksikan;
m

ub

5. Petugas Farmasi mengisi / memparaf KOP dikolom FA (Farmasi);


6. Apabila petugas Farmasi tidak jelas / ragu dengan obat yang diintruksi,
ka

maka petugas Farmasi akan mengkonfirmasi kepada dokter yang


ep

mengintruksikan obat tersebut;


ah

- Bahwa yang menulis kolom nama obat adalah dokter dan orang lain tidak
R

boleh menulis kolom nama obat;


es

- Bahwa KOP (Kartu obat pasien) dikeluarkan dari awal masuk pasien 1 (satu)
M

ng

KOP (Kartu obat pasien) kalau kolomnya sudah penuh dibuat berikutnya
on

dengan KOP (Kartu obat pasien) yang sama;


- Bahwa Yang ditulis nama Alfareza yaitu : Cefotaxin (anti biotik) sebanyak 3
gu

(tiga) ampul, Ranitidin (obat mual) sebanyak 3 (tiga) ampul, Ketorolac (anti
d
In
A

Halaman 29 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
nyeri) sebanyak 3 (tiga) ampul, dan Transamin (obat mengurangi atau

si
mencegah rembesan darah) sebanyak 3 (tiga) ampul;
- Bahwa Obat-obat yang diambil pada malam itu disuntik melalui spek kalau

ne
ng
yang lain saya tidak tahu;
- Bahwa Obat Atracurium (obat bius) sebanyak 3 (tiga) ampul di taruk ruang
operasi;

do
gu - Bahwa 1 (satu) KOP (Kartu obat pasien) untuk 1 (satu) pasien dan tidak beloh
dipergunakan untuk pasien yang lain;

In
A
- Bahwa Saya tidak mengetahui siapa yang menulis obat Atracurium (obat bius)
pada KOP (Kartu obat pasien) pasien Alfareza;
ah

lik
- Bahwa pernah kami dikumpulkan pada malam hari dan 1 (satu) kali kami
dikumpulkan;
- Bahwa yang ditanyakan pada saat dikumpulkan yaitu obat apa yang kami
am

ub
keluarkan dan kami menjawab sesuai dengan KOP (Kartu obat pasien);
- Bahwa yang mengambil obat di depo Farmasi adalah keluarga pasien
ep
Alfareza;
k

- Bahwa tidak dibenarkan keluarga pasien mengambil obat di depo Farmasi;


ah

- Bahwa obat tersebut saksi berikan karena sebelumnya sudah sering terjadi
R

si
keluarga pasien mengambil obat di depo Farmasi;
- Bahwa setelah kejadian meninggal dunia pasien Alfareza tidak ada lagi

ne
ng

keluarga pasien mengambil obat di depo Farmasi tetapi perawat yang


mengambilnya;

do
gu

- Bahwa saksitidak ada curiga karena operasi ada siang hari dan ada malam
hari, lazimnya keluarga pasien yang mengambil obat di depo Farmasi dan di
In
SOP tidak boleh keluarga pasien yang mengambil obat;
A

- Bahwa saksi bisa keluar obat Atracurium (obat bius) karena ada di kolom 3;
- Bahwa saksi tidak mengetahui siapa yang menulis obat Atracurium (obat bius)
ah

lik

di kolom 3, seharusnya dokter yang menulis angka;


- Bahwa Saksi mengethui pasien Alfareza meninggal dunia Subuh hari kejadian;
m

ub

- Bahwa saksi tidak tada ditanyakan siapa yang menulis obat Atracurium (obat
bius) di KOP (Kartu obat pasien);
ka

- Bahwa yang pertama menerima KOP (Kartu obat pasien) pada saat keluarga
ep

pasien Alfareza memberikan ke depo Farmasi yaitu Sdri. Nyona Dian Pratiwi;
ah

- Bahwa Saksi ada koreksi kenapa diminta lagi obat operasi obat Atracurium
R

(obat bius) setelah obat Atracurium (obat bius) tersebut sudah keluar;
es

- Bahwa sebelum kejadian pukul 20.00 WIB Saksi ada meneliti resep tersebut;
M

ng

- Bahwa dalam pikiran saya pasien masih di ruang operasi maka saya tetili
on

mengeceknya;
- Bahwa saksi bertugas di depo F RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh ada SOP
gu

kerja;
d
In
A

Halaman 30 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa setelah menerima KOP (Kartu obat pasien) ada di cek sebelum

si
diberikan obat;
- Bahwa setelah meninggal dunia pasien Alfareza kami croscek obat, kami

ne
ng
sesuaikan dengan KOP (Kartu obat pasien) cocok yang kami keluarkan;
- Bahwa tidak ada terpikir meninggal dunia pasien Alfareza penyebanya obat
Atracurium;

do
gu - Bahwa pada waktu diambil obat ada saya menanyakan dari runag mana tetapi
tidak dijawab;

In
A
- Bahwa saksi bertugas di depo Farmasi dari pukul 20.00 WIB sampi pukul 08.00
WIB;
ah

lik
- Bahwa pada pukul 21.00 WIB datang seorang laki-laki ke depo obat Farmasi
menyerahkan KOP (Kartu obat pasien) kemudian KOP (Kartu obat pasien)
dikembalikan kepada yang menyerahkan;
am

ub
- Bahwa tidak ada tertulis obat Transamin pada malam itu;
- Bahwa tidak ada tertulis obat Tranexsamat pada malam itu (Tim Penuntut
ep
Umum memperlihatkan KOP (Kartu obat pasien) kepada Saksi di depan
k

persidangan;
ah

- Bahwa Saksimengetahui ada ditulis Transamat KOP (Kartu obat pasien)


R

si
setelah kejadian pukul 24.00 WIB dari Terdakwa Erwanty, Amd. Keb datang ke
depo obat Farmasi, saya bilang kak tidak boleh tidak ada KOP (Kartu obat

ne
ng

pasien), dijawab oleh Terdakwa Erwanty, Amd. Keb pasien sekarat nanti
diberikan / menyusul KOP (Kartu obat pasien) dan dia meminta obat

do
gu

Tranexsamat;
- Bahwa setelah Terdakwa Erwanty, Amd. Keb mengambil obat Tranexsamat
In
saya mendengar keributan di ruang pasien anak;
A

- Bahwa Asam Tranexsamat sama dosisnya dengan obat Transamin;


- Bahwa pagi hari kami dipanggil ke ruangan Direktur karena KOP (Kartu obat
ah

lik

pasien) tidak diminta karena dibilang menyusul;


- Bahwa Saya mengetahui bahwa obat yang dimabil tersebut untuk pasien
m

ub

Alfareza yaitu pada subuh saya tanya pada Terdakwa Erwanty, Amd. Keb;
- Bahwa pada waktu itu saya menanyakan apa yang salah, dijawab tidak tahu,
ka

terus saya ketempat kejadian dan saya meihat Asam Tranexsamat ada disitu;
ep

- Bahwa sebelum kejadian Asam Tranexsamat tidak ada KOP (Kartu obat
ah

pasien) pasien Alfareza dan setelah kejadian baru ada Asam Tranexsamat
R

ada KOP (Kartu obat pasien) pasien Alfareza;


es

- Bahwa pada obat Asam Tranexsamat ada di paraf tetapi kami tidak tahu untuk
M

ng

siapa pagi hari baru kami tahu yaitu untuk pasien Alfareza;
on

- Bahwa Obat Atracurium kebanyakan dipergunakan untuk ruang operasi;


gu

d
In
A

Halaman 31 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa benar KOP (Kartu obat pasien) yang diberikan oleh Keluar pasien pada

si
malam kejadian tersebut atas nama pasien Alfareza bukan untuk pasien yang
lain;

ne
ng
- Bahwa hanya 2 (dua) ampul diminta obat Atracurium pada malam kejadian
tersebut;
- Bahwa yang menerima resep pada malam tersebut yaitu Sdri. Nyona Dian

do
gu Pertiwi dan lagsung kami koreksi karena sudah ada KOP (Kartu obat pasien)
maka kami berikan;

In
A
- Bahwa Saya sebagai Asisten Farmasi dan kami lebih kurang ada 10 (sepuluh)
orang yang bertugas di Farmasi;
ah

lik
- Bahwa Obat dikeluarkan untuk pasien melalui KOP (Kartu obat pasien);
- Bahwa Saya tidak tahu jadwal SOP untuk memberikan obat di Farmasi karena
sudah mencakup semuanya dan apa yang diminta kami berikan dan Yang
am

ub
membuat SOP di Farmasi;
- Bahwa kegunaan obat Asam Tranexsamat yaitu anti pendarahan dan
ep
permintaan obat yang kedua yang membaca resepnya yaitu Sdri. Nyona Dian
k

Pratiwi;
ah

- Bahwa 1 (satu) Kartu obat pasien) tidak dibenarkan untuk pasien yang lain
R

si
(satu KOP satu pasien);
- Bahwa 3 (tiga) ampul obat Atracurium yang diminta untuk pasien Alfareza;

ne
ng

- Bahwa sepengetahuan Saksi selama bekerja 2 tahun dan 5 bulan, bisa


diresepkan satu resep oleh dokter untuk satu pasien;

do
gu

- Bahwa pada malam kejadian saya tidak tahu yang meninggal dunia selainn
Alfareza;
In
- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Para Terdakwa menyatakan tidak ada
A

keberatan dan membenarkannya;


ah

lik

5. SaksiNyona Dian Pratiwi Binti H. M. Nasir, dibawah sumpah pada pokoknya


menerangkan sebagai berikut :
m

- Bahwa pada saat pemeriksaan di Polisi tidak ada dipaksa, tidak ada direkam,
ub

ada tanya jawab, tidak ada diancam, ada dibaca dulu, ada dikoreksi, ada di
ka

paraf dan setelah itu baru saya menandatangan berita acara pemeriksaan
ep

tersebut;
- Bahwa meninggal dunia pasien Alfareza yaitu pada hari Jum’at tanggal 19
ah

Oktober 2018 sekira pukul 23.55 WIB di ruang perawat anak di RSUD Cut
es

Nyak Dhien Meulaboh;


M

ng

- Bahwa Saya mengetahui pasien Alfareza meninggal dunia setelah kejadian;


- Bahwa hubungan saya dengan meninggal dunia pasien Alfareza adalah kami
on

petugas piket depo Farmasi di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh pada malam
gu

tersebut;
d
In
A

Halaman 32 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa petugas piket depo Farmasi yaitu : saya sendiri dan Sdri. Nyona Dian

si
Pratiwi dan obat yang diambil oleh keluarga pasien Alfareza yaitu : Ranitidin
sebanyak 3 (tiga) ampul, Ketorolac sebanyak 3 (tiga) ampul dan Atracurium

ne
ng
sebanyak 3 (tiga) ampul;
- Bahwa Tugas saya sebagai Farmasi yaitu : mengeluarkan obat jika ada resep
dokter dan tertuang di KOP (Kartu obat pasien);

do
gu - Bahwa petugas Farmasi di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh tidak bisa
mengeluarkan obat tanpa adanya KOP (Kartu obat pasien);

In
A
- Bahwa KOP (Kartu obat pasien) yang keluar saya tidak ingat lagi tetapi lebih
dari 10 (sepuluh) KOP (Kartu obat pasien);
ah

lik
- Bahwa prosudur / SOP pengambilan obat di depo Farmasi IGD RSUD CND
Meulaboh yaitu :
1. Obat yang sudah diintruksi oleh dokter pananggung jawab pasien
am

ub
2. Kemudian dituliskan oleh dokter spesialis / dokter piket / perawat ke KOP
(Kartu obat pasien), dengan cara :
ep
a. Jenis obat diisi / ditulis dikolom nama obat;
k

b. Banyaknya obat ditulis di kolom JLH (Jumlah);


ah

3. Petugas perawat membawa KOP ke depo Frmasi / depo Farmasi IGD;


R

si
4. Obat diserahkan petugas Farmasi kepada petugas perawat sesuai yang
diintruksikan;

ne
ng

5. Petugas Farmasi mengisi / memparaf KOP dikolom FA (Farmasi);


6. Apabila petugas Farmasi tidak jelas / ragu dengan obat yang diintruksi,

do
gu

maka petugas Farmasi akan mengkonfirmasi kepada dokter yang


mengintruksikan obat tersebut;
In
- Bahwa yang menulis kolom nama obat adalah dokter dan orang lain tidak
A

boleh menulis kolom nama obat;


- Bahwa KOP (Kartu obat pasien) dikeluarkan dari awal masuk pasien 1 (satu)
ah

lik

KOP (Kartu obat pasien) kalau kolomnya sudah penuh dibuat berikutnya
dengan KOP (Kartu obat pasien) yang sama;
m

ub

- Bahwa Yang ditulis nama Alfareza yaitu : Cefotaxin (anti biotik) sebanyak 3
(tiga) ampul, Ranitidin (obat mual) sebanyak 3 (tiga) ampul, Ketorolac (anti
ka

nyeri) sebanyak 3 (tiga) ampul, dan Transamin (obat mengurangi atau


ep

mencegah rembesan darah) sebanyak 3 (tiga) ampul;


ah

- Bahwa Obat-obat yang diambil pada malam itu disuntik melalui spek kalau
R

yang lain saya tidak tahu;


es

- Bahwa Obat Atracurium (obat bius) sebanyak 3 (tiga) ampul di taruk ruang
M

ng

operasi;
on

- Bahwa 1 (satu) KOP (Kartu obat pasien) untuk 1 (satu) pasien dan tidak beloh
dipergunakan untuk pasien yang lain;
gu

d
In
A

Halaman 33 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa Saya tidak mengetahui siapa yang menulis obat Atracurium (obat bius)

si
pada KOP (Kartu obat pasien) pasien Alfareza;
- Bahwa pernah kami dikumpulkan pada malam hari dan 1 (satu) kali kami

ne
ng
dikumpulkan;
- Bahwa yang ditanyakan pada saat dikumpulkan yaitu obat apa yang kami
keluarkan dan kami menjawab sesuai dengan KOP (Kartu obat pasien);

do
gu - Bahwa yang mengambil obat di depo Farmasi adalah keluarga pasien
Alfareza;

In
A
- Bahwa tidak dibenarkan keluarga pasien mengambil obat di depo Farmasi;
- Bahwa obat tersebut saksi berikan karena sebelumnya sudah sering terjadi
ah

lik
keluarga pasien mengambil obat di depo Farmasi;
- Bahwa setelah kejadian meninggal dunia pasien Alfareza tidak ada lagi
keluarga pasien mengambil obat di depo Farmasi tetapi perawat yang
am

ub
mengambilnya;
- Bahwa saksitidak ada curiga karena operasi ada siang hari dan ada malam
ep
hari, lazimnya keluarga pasien yang mengambil obat di depo Farmasi dan di
k

SOP tidak boleh keluarga pasien yang mengambil obat;


ah

- Bahwa saksi bisa keluar obat Atracurium (obat bius) karena ada di kolom 3;
R

si
- Bahwa saksi tidak mengetahui siapa yang menulis obat Atracurium (obat bius)
di kolom 3, seharusnya dokter yang menulis angka;

ne
ng

- Bahwa Saksi mengethui pasien Alfareza meninggal dunia Subuh hari kejadian;
- Bahwa saksi tidak tada ditanyakan siapa yang menulis obat Atracurium (obat

do
gu

bius) di KOP (Kartu obat pasien);


- Bahwa yang pertama menerima KOP (Kartu obat pasien) pada saat keluarga
In
pasien Alfareza memberikan ke depo Farmasi yaitu Sdri. Nyona Dian Pratiwi;
A

- Bahwa Saksi ada koreksi kenapa diminta lagi obat operasi obat Atracurium
(obat bius) setelah obat Atracurium (obat bius) tersebut sudah keluar;
ah

lik

- Bahwa sebelum kejadian pukul 20.00 WIB Saksi ada meneliti resep tersebut;
- Bahwa dalam pikiran saya pasien masih di ruang operasi maka saya tetili
m

ub

mengeceknya;
- Bahwa saksi bertugas di depo F RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh ada SOP
ka

kerja;
ep

- Bahwa setelah menerima KOP (Kartu obat pasien) ada di cek sebelum
ah

diberikan obat;
R

- Bahwa setelah meninggal dunia pasien Alfareza kami croscek obat, kami
es

sesuaikan dengan KOP (Kartu obat pasien) cocok yang kami keluarkan;
M

ng

- Bahwa tidak ada terpikir meninggal dunia pasien Alfareza penyebanya obat
on

Atracurium;
- Bahwa pada waktu diambil obat ada saya menanyakan dari runag mana tetapi
gu

tidak dijawab;
d
In
A

Halaman 34 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa saksi bertugas di depo Farmasi dari pukul 20.00 WIB sampi pukul 08.00

si
WIB;
- Bahwa pada pukul 21.00 WIB datang seorang laki-laki ke depo obat Farmasi

ne
ng
menyerahkan KOP (Kartu obat pasien) kemudian KOP (Kartu obat pasien)
dikembalikan kepada yang menyerahkan;
- Bahwa tidak ada tertulis obat Transamin pada malam itu;

do
gu - Bahwa tidak ada tertulis obat Tranexsamat pada malam itu (Tim Penuntut
Umum memperlihatkan KOP (Kartu obat pasien) kepada Saksi di depan

In
A
persidangan;
- Bahwa Saksi mengetahui ada ditulis Transamat KOP (Kartu obat pasien)
ah

lik
setelah kejadian pukul 24.00 WIB dari Terdakwa Erwanty, Amd. Keb datang ke
depo obat Farmasi, saya bilang kak tidak boleh tidak ada KOP (Kartu obat
pasien), dijawab oleh Terdakwa Erwanty, Amd. Keb pasien sekarat nanti
am

ub
diberikan / menyusul KOP (Kartu obat pasien) dan dia meminta obat
Tranexsamat;
ep
- Bahwa setelah Terdakwa Erwanty, Amd. Keb mengambil obat Tranexsamat
k

saya mendengar keributan di ruang pasien anak;


ah

- Bahwa Asam Tranexsamat sama dosisnya dengan obat Transamin;


R

si
- Bahwa pagi hari kami dipanggil ke ruangan Direktur karena KOP (Kartu obat
pasien) tidak diminta karena dibilang menyusul;

ne
ng

- Bahwa Saya mengetahui bahwa obat yang dimabil tersebut untuk pasien
Alfareza yaitu pada subuh saya tanya pada Terdakwa Erwanty, Amd. Keb;

do
gu

- Bahwa pada waktu itu saya menanyakan apa yang salah, dijawab tidak tahu,
terus saya ketempat kejadian dan saya meihat Asam Tranexsamat ada disitu;
In
- Bahwa sebelum kejadian Asam Tranexsamat tidak ada KOP (Kartu obat
A

pasien) pasien Alfareza dan setelah kejadian baru ada Asam Tranexsamat
ada KOP (Kartu obat pasien) pasien Alfareza;
ah

lik

- Bahwa pada obat Asam Tranexsamat ada di paraf tetapi kami tidak tahu untuk
siapa pagi hari baru kami tahu yaitu untuk pasien Alfareza;
m

ub

- Bahwa Obat Atracurium kebanyakan dipergunakan untuk ruang operasi;


- Bahwa benar KOP (Kartu obat pasien) yang diberikan oleh Keluar pasien pada
ka

malam kejadian tersebut atas nama pasien Alfareza bukan untuk pasien yang
ep

lain;
ah

- Bahwa hanya 2 (dua) ampul diminta obat Atracurium pada malam kejadian
R

tersebut;
es

- Bahwa yang menerima resep pada malam tersebut yaitu Sdri. Nyona Dian
M

ng

Pertiwi dan lagsung kami koreksi karena sudah ada KOP (Kartu obat pasien)
on

maka kami berikan;


- Bahwa Saya sebagai Asisten Farmasi dan kami lebih kurang ada 10 (sepuluh)
gu

orang yang bertugas di Farmasi;


d
In
A

Halaman 35 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa Obat dikeluarkan untuk pasien melalui KOP (Kartu obat pasien);

si
- Bahwa Saya tidak tahu jadwal SOP untuk memberikan obat di Farmasi karena
sudah mencakup semuanya dan apa yang diminta kami berikan dan Yang

ne
ng
membuat SOP di Farmasi;
- Bahwa kegunaan obat Asam Tranexsamat yaitu anti pendarahan dan
permintaan obat yang kedua yang membaca resepnya yaitu Sdri. Nyona Dian

do
gu Pratiwi;
- Bahwa 1 (satu) Kartu obat pasien) tidak dibenarkan untuk pasien yang lain

In
A
(satu KOP satu pasien);
- Bahwa 3 (tiga) ampul obat Atracurium yang diminta untuk pasien Alfareza;
ah

lik
- Bahwa sepengetahuan Saksi selama bekerja 2 tahun dan 5 bulan, bisa
diresepkan satu resep oleh dokter untuk satu pasien;
- Bahwa pada malam kejadian saya tidak tahu yang meninggal dunia selainn
am

ub
Alfareza;
- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Para Terdakwa menyatakan tidak ada
ep
keberatan dan membenarkannya;
k
ah

6. SaksiAgus Rita Sri Melati, AMK Bin Silwanbay, dibawah sumpah pada
R

si
pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa Saksi sebagai PNS (Pj Shif ruangan anak di RSUD Cut Nyak Dhien

ne
ng

Meulaboh,Tugas dan tanggung jawab Saksi sebagai Pj Shif di ruangan anak


yaitu:

do
1. Menyuntik pasien;
gu

2. Memasang infus pada pasien;


3. Memberi edukasi kepada pasien;
In
A

4. Menggantikan Sprei kasur pasien;


- Bahwa Yang saya ketahui masalah kejadian meninggal dunia pasien Alfareza
ah

lik

pada hari Jum’at tanggal 19 oktober 2018 sekira pukul 23.55 WIB di ruang
perawat anak Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh;
m

- Bahwa Saya tidak kenal denga pasien Alfareza yang umurnya 11 (sebelas)
ub

tahun yang di rawat di ruang perawat anak Rumah Sakit Umum Cut Nyak
ka

Dhien Meulaboh;
ep

- Bahwa says petugas piket jaga malam pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober
2018 di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh akan tetapi pada saat piket jaga
ah

malam tersebut saya tidak ada masuk karena sakit (surat keterangan terlmpir);
es

- Bahwa untuk mengganti saya sekalu Pj Shif yaitu hasil kesepakatan para
M

ng

petugas perawat yang piket pada hari tersebut dengan memertimbangkan


pengalaman kerja yang lebih lama / senior;
on

- Bahwa yang mengatur piket di ruangan anak RSUD Cut Nyak Dhien
gu

Meulaboh yaitu Kepala ruangan anak RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh;
d
In
A

Halaman 36 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa Saya tidak tahu bahwa ada pasien Alfareza meninggal di ruang

si
perawat anak pada hari ke empat baru saya masuk dinas;
- Bahwa Tugas dan tanggung jawab Saksi sebagai Pj Shif yaitu menyuntik

ne
ng
pasien, memasang infus pada pasien, memberi edukasi kepada pasien dan
menggantikan Sprei kasur pasien selain itu tugas dan tanggung jawab saya
sebagai Pj Shif di ruangan anak yaitu juga membagi pasien untuk tanggung

do
gu jawab ke perawat;
- Bahwa Saya sudah memiliki Surat Izin Kerja Perawat (SIKP) dan Surat Izin

In
A
Registasi (STR) karena itu yang wajib;
- Bahwa tentang piket jaga malam, pembagian setiap bulan dibuat nota dinas;
ah

lik
- Bahwa benarmalam itu mereka yang jaga piket;
- Bahwa diruangan anak nota dinasnya bulan Agustus 2018 sedangkan
kejadiannya bulan Oktober 2018;
am

ub
- Bahwa sebelumnya saya pernah di ruangan lain sebagai Pj Shif kalau tidak
ada Pj Shif diganti atas kesepakatan;
ep
- Bahwa kebiasaan menggantian Pj Shif siapa yang lebih senior atau lebih
k

duluan menjadi Pj Shif (para anggota yang menentukannya);


ah

- Bahwa Saya tidak tahu siapa yang lebih senior diantara mereka karena saya
R

si
baru 1 (satu) bulan Pj. Shif di ruangan anak;
- Bahwarata-rata tentang penggantian Pj Shif lebih kepada senior;

ne
ng

- Bahwa malam itu saya tidak tahu ada pasien yang meninggal dunia satu hari
setelah masuk kerja baru tahu melalui grop ruangan anak dan juga ada

do
gu

diberitahu pintu dan jendela yang rusak;


- Bahwa Saya bertugas diruangan lain saya tidak pernah bersama dengan Para
In
Terdakwa;
A

- Bahwa perawat yang belum ada STR (Surat Tanda Regristasi) tidak boleh
melakukan injeksi terhadap pasien;
ah

lik

- BahwaSaya tahu Terdakwa Erwanty, Amd. Keb sudah ada STR (Surat Tanda
Regristasi) kalau Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep saya tidak tahu apakah
m

ub

sudah ada STR (Surat Tanda Regristasi) atau belum ada;


- Bahwa Para Terdakwa sudah sering melakukan medis;
ka

- Bahwa sebelum paska kejadian ini saya masuk piket jaga malam dan dalam
ep

ruangan anak ada 22 (dua puluh dua) buah bek;


ah

- Bahwa Saya tidak ingat lagi ada berapa pasien dalam ruangan anak pada
R

malam kejadian itu;


es

- BahwaSaya tidak tahu ada pelatihan tentang penanganan pasien di ruang


M

ng

anak karena saya baru bertugas di ruang anak;


on

- Bahwa penanganan pasien dewasa dengan pasien anak hampir sama;


- Bahwa sebelum saya menjadi Pj Shif di ruang anak saya sudah kenal dengan
gu

Para Terdakwa;
d
In
A

Halaman 37 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa yang mengatur piket di ruangan yaitu Kepala ruangan dan untuk Shif di

si
ruangan adalah bergantian piket siang dengan piket malam;
- Bahwa pada malam kejadian saya satu Shif dengan Para Terdakwa, dengan

ne
ng
Terdakwa Erwanty, Amd. Keb 1 (satu) bulan kalau denga Terdakwa Desri
Amelia, Amd. Kep 10 (sepuluh) bulah;
- Bahwa Saya ditunjuk sebagai Pj Shif di ruangan anak berdasarkan Nota Dinas

do
gu dan setiap bulan dirubah Pj Shif;
- Bahwa tidak ada dijelaskan tugas Pj Shif dalam Nota Dinas dan Dalam Nota

In
A
Dinas tidak ada dijelaskan Pj Shif harus ada yang PNS;
- Bahwa dalam satu Pj Shif 4 (empat) orang, 2 (dua) orang bidan dan 2 (dua)
ah

lik
perawat;
- Bahwa tidak ada perbadaan pelayanan antara bidan dengan perawat (sama
pelayanannya);
am

ub
- Bahwa Saya ada melihat Para Terdakwa menyuntik;
- Bahwa KOP (Kartu obat pasien) diberikan oleh Direktur, perawat membawa ke
ep
dokter ruangan kalau siang kita dibawa ke UGD (dokter ruangan);
k

- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa I (Ewanty, Amd. Keb)


ah

menyatakan ada yang tidak benar;


R

si
Yang tidak benar yaitu:
- Kalau Pj. Shif tidak hadir bukan para anggota yang menentukan tetapi tetap

ne
ng

pimpinan yang menentukan;

do
7. Saksidr. Thahrina Zatil Hulwani Binti Tarmizi, dibawah sumpah pada
gu

pokoknya menerangkan sebagai berikut:


- Bahwa Tugas dan tanggung jawab Saksi sebagai doker RSUD Cut Nyak
In
A

Dhien Meulaboh yaitu:


1. Memeriksa pasien;
ah

lik

2. Menegakkan diagnose (jenis-jeins penyakit);


3. Memberikan terapi (pengobatan);
- Bahwa pasien yang meninggal dunia pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober
m

ub

2018 sekira pukul 23.55 WIB di ruang anak yang saya rawat yaitu Alfareza;
ka

- Bahwa umur pasien Alfareza yang meninggal dunia yaitu 11 (sebelas) tahun;
ep

- Bahwa Pasien Alfareza masuk ke RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh pada hari
Jum’at tanggal 9 Oktober 2018 sekira pukul 15.00 WIB mengalami luka tusuk
ah

kayu di paha sebelah kiri;


es

- Bahwa pada waktu kejadian meninggal dunia pasien Alfareza saya berada di
M

ng

tempat kejadian karena saya yang menentukan meninggal dunia pasien


Alfareza tersebut;
on

- Bahwa Saya nyatakan pasien Alfareza meninggal dunia pukul 23.55 WIB;
gu

d
In
A

Halaman 38 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa Saya tidak mengetahui riwayat pasien Alfareza sebelumnya dan

si
setelah kejadian ini baru mengetahui yaitu jatuh dari pohon terstusuk kayu di
paha dan harus diangkat kayunya;

ne
ng
- Bahwa Saya mengetahui riwarat pasien Alfareza yaitu dari rekam medis
setatus pasien;
- Bahwa saksi yang membuat rekam medis tersebut;

do
gu - Bahwa Saya pergi ke ruangan anak diberitahu dari dokter Nurul katanya ada
pasien anak sedang setelah saya periksa anak sudah meninggal dunia;

In
A
- Bahwa kondisinya sudah ramai orang pada saat itu di ruangan pasien anak;
- Bahwa pasien Alfarezapertama saya periksa pernafasan dan mata, dari medis
ah

lik
sudah meninggal dunia;
- Bahwa pada waktu itu ada keluarga korban dan saya katakan sudah
meninggal dunia, orang tua korban tidak menerima dan saya langsung pergi
am

ub
dan saya bilang sama perawat bersihkan mayatnya;
- Bahwa sebelum kejadian ini saya tidak ada melihat pasien Alfareza di ruang
ep
IGD;
k

- Bahwa Saya dipanggil ke ruangan pasien anak pada malam itu karena saya
ah

Shif jaga malam pada malam itu dan seluruh ruang Inap, di IGD dan di ICU
R

si
saya mengawasi;
- Bahwa KOP (Kartu obat pasien) dengan resep sama karena pengambilan obat

ne
ng

juga sedangkan obat Atracurium(obat bius) digunakan untuk pasien yang mau
di operasi;

do
gu

- Bahwa penyebab meninggal dunia pasien Alfareza sempat melakukan kros


cek awalnya tidak ada karena ada kegaduhan orang tua nya bilang salah
In
suntik, saya tanya sama perawat disuntik terakhir Asam Tranexsamat;
A

- Bahwa Saksi ada melihat / membaca obat yang diberika kepada pasien yaitu
Ketorolac, anti biotik dan Asam Tranexsamat, catatan dari dokter Somson
ah

lik

Sembiring;
- Bahwa Saksi adalah Shif jaga malam, dari pukul - Dari pukul 20.00 WIB
m

ub

sampai pukul 08.00 WIB;


- Bahwa selama saya Shif tidak ada melihat resep obat dari perawat;
ka

- Bahwa apabila kelainan saya konsul ke dokter bedah;


ep

- Bahwa ciri-ciri fisik pada pasien Alfareza tidak ada perbedaan wajah, tidak ada
ah

mimisan dan tidak ada bekas menggarut dan saat meninggal dunia dalam
R

keadaan normal;
es

- Bahwa sudah maksimal pasien Alfareza meninggal dunia dan tidak ada
M

ng

melebar badan pasien;


on

- Bahwa ada operan pada jaga malam kalau pasien gawat (polo ketat);
gu

d
In
A

Halaman 39 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa pukul 23.55 WIB Saksi menyatakan pasein Alfarezameninggal dunia,

si
sedangkan jarak dari ditelpon oleh dokter Nurul dengan tempat saya berada
dekat (di depan Kantor Bupati);

ne
ng
- Bahwa sebagai dokter intasif ada pendampingan dokter lain;
- Bahwa dokter intasif ada diberi izin untuk jaga malam dan tidak didampingi
oleh dokter lain;

do
gu - Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa I (Ewanty, Amd. Keb)
menyatakan ada yang tidak benar;

In
A
Yang tidak benar yaitu:
- Meninggal dunia pasien Alfareza bukan pukul 23.55 WIB tetapi pukul 24.55
ah

lik
WIB;

Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa II (Desri Amelia, Amd. Kep


am

ub
menyatakan tidak ada keberatan dan membenarkannya;

8. SaksiSri Mulyani, S.Kep Binti Tgk. Abdullah, dibawah sumpah pada


pokoknya menerangkan sebagai berikut:
ep
k

- Bahwa Saya diperiksa di penyidik Kepolisian tetang persoalan suntik pasien


ah

yang namanya sudah lupa;


R

si
- Bahwa posisi pasien pada saat itu sudah meninggal dunia;
- Bahwa kejadiannya pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober 2018 sekira pukul

ne
ng

23.55 WIB di ruang perawat anak Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien
Meulaboh;

do
- Bahwa tugas dan tanggung jawab sebagai Kasi Mutu, Etika Keperawatan dan
gu

Kebidananyaitu:
- Penyusuna Rencana Kerja;
In
A

- Penyusunan Kegiatan Pembinaan melalui bimtek, workshop dan sosialisasi


melalui diklat dalam rangka peningkatan mutu dan etika tenaga
ah

lik

Keperawatan dan Kebidanan;


- Pelaksanaan Pengawasan secara berkala dalam rangka pembinaan mutu
m

pelayanan asuhan Keperawatan da Kebidanan;


ub

- Pelaksanaan pemamtauan dan evaluasi terhadap mutu dan etika tenaga


ka

dan peralatan Keperawatan dan Kebidanan;


ep

- Pelaksanaan Monitoring dan evaluasi secara periodik untuk mengetahui


hambatan yang terjadi dan mencarai alternatif pemencahannya;
ah

- Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala bidang


es

sesuai bidang tugas dan fungsinya;


M

ng

- Bahwa Para Terdakwa bertugas di ruang anak;


- Bahwa Sudah saya terapkan tupoksi kepada Para Terdakwa tersebut;
on

- Bahwa Terdakwa Erwanty, Amd. Keb sudah 10 (sepuluh) tahun lebih dan
gu

Terdakwa Desri Amelia sudah 7 (tujuh) tahun;


d
In
A

Halaman 40 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa Saya bekerja di bibang Kasi Mutu Etika Keperawatan dan Kebidanan di

si
RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh mulai bulan Juli 2018;
- Bahwa disiplin ilmu Keperawatan ada saya terapkan semua di bimtek dan di

ne
ng
SPO (Standar Prosedur Operasional) kepada Kepala ruangan;
- Bahwa ada saya membaca dari Kepala ruangan dan mereka sudah bekerja
sesuai dengan SPO (Standar Prosedur Operasional);

do
gu - Bahwa yang membayar gaji para Terdakwa THL (Tenaga Honorer
Lepas)adalah Rumah Sakit;

In
A
- Bahwa yang melakukan tugas penyuntikan terhadap pasien Alfareza yaitu dr.
Ona Suteva, S. Ked;
ah

lik
- Bahwa Saya ada menerima laporan tertulis dari ruang anak tentang peristiwa
meninggalnya anak dan prawatnya adalah Para Terdakwa;
- Bahwa Terdakwa Erwanty, And. Keb ada memiliki STR (Surat Tanda
am

ub
Registrasi) kalau Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep tidak ada memiliki STR
(Surat Tanda Registrasi);
ep
- Bahwa Terdakwa Erwanty, Amd. Keb memiliki tugas dan tanggung jawab
k

selaku etugas pelayanan kesehatan keperawatan baik keperawatan mdndri


ah

dan dan keperawatan kolaborasi dengan team kesehatan lain;


R

si
- Bahwa Terdakwa Desri Amelia, Amd.Kep memiliki tugs dan tanggung jawb
selaku petugas pengatur Administrasi di ruang anak RSUD Cut Nyak Dhien

ne
ng

Meulaboh;
- Bahwa yang menyuntik pasien lebih pada dokter, kebiasaan kita di Rumah

do
gu

Sakit perawat yang menyntik pasien itu kalau memilik STR (Surat Tanda
Registrasi) baru boleh menyuntik;
In
- Bahwa dasar STR (Surat Tanda Registrasi) perawat boleh melakukan
A

penyuntika pasien (tindakan medis);


- Bahwa obat apa yang disuntik kepada pasien Alfareza yaitu obat Atracurium
ah

lik

(obat bius / pelumpuh otot) yang melakukan penyuntikan adalah Terdakwa


Desri Amelia, Amd. Kep dan tidak ada Delegasi Registrasi dari dokter;
m

ub

- Bahwa pada malam kejadian ada Dokter coas (Ona Suteva, S. Ked);
- Bahwa Sepengetahuan saya obat Atracurium tidak ada di ruang anak yang
ka

ada di ruang operasi;


ep

- Bahwa seharusnya yang mengambil obat di Farmasi adalah perawat dan tidak
ah

boleh diambil oleh keluarga pasien;


R

- Bahwa seharusnya sebelum mengambil obat harus dibaca dahulu untuk apa
es

obatnya;
M

ng

- Bahwa perewat yang memiliki STR (Surat tanda Registrasi) mengetahui


on

kegenunaan obat;
- Bahwa obat-obat yang disuntikan kepada pasien Alfareza haru dibaca dahulu
gu

baru disuntik;
d
In
A

Halaman 41 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa obat Ranitidine, Atracurium tidak boleh disimpan di ruang anak dan

si
kusus di ruang operasi;
- Bahwa pada waktu kejadian saya berada di rumah dan besok hari pagi saya

ne
ng
mengetahui pasien Alvareza meninggal dunia;
- Bahwa setelah saya mendengar pasien Alvareza meninggal dunia saya
langsung pergi ke ruangan anak dan melihat ada beberapa orang perawat di

do
gu ruangan anak tersebut;
- Bahwa Saya sekarang sudah dipindahkan ke Dinas Kesehatan sebagai Kasi;

In
A
- Bahwa Saya menjadi Kasi Mutu Etika Keperawatan dan Kebidanan RSUD Cut
Nyak Dhien Meulaboh sejak tanggal 30 Januari 2018;
ah

lik
- Bahwa setelah Saksi mengetahui ada kematian besok hari pagi, Saya melihat
ada keributan dan lakukan untuk memastikan kejadian kematian tersebut;
- Bahwa ada Kepala Rumah Sakit mengumpulkan, Kabid, Kasi, Kepala ruangan,
am

ub
Para Terdakwa, Dokter UGD namanya sudah lupa dan saya ikut juga;
- Bahwa Kepala Rumah Sakit pada waktu kejadian tersebut yaitu dokter Furqan;
ep
- Bahwa setelah dikumpulkan yang menanyakan adalah Direktur Rumah Sakit
k

yaitu siapa piket hari itu, dijawab oleh Kepala rangan adik-adik ini (Erwanty dan
ah

Desri Amelia) dan Erwanty menceritakan kronologisnya tentang peyuntkan);


R

si
- Bahwa secara Struktur saya berada di Kabid Keperawatan;
- Bahwa Saksi sebagai Kasi Mutu Etika Keperawatan dan Kebidanan RSUD Cut

ne
ng

Nyak Dhien MeulabohKalau dibawah saya Kepala ruangan, dibawahnya lagi


Kepala teknis yang bertanggung jawab kepada saya (secara berjenjang);

do
gu

- Bahwa Saya mendapat informasi meninggal dunia pasien Alfareza dari Kepala
ruangan anak katanya salah suntik pasien Afvareza;
In
- Bahwa pada pukul 08.00 WIB saya pergi keruangan pasien yang meninggal
A

dunia dan disitu ada 3 )tiga) orang yaitu Kabid, Kasi dan kepala ruangan anak;
- Bahwa pada pagi itu saya kumpulkan mereka dan saya cek KOP (Kartu obat
ah

lik

pasien), buku suntik tidak ada lagi;


- Bahwa yang saya lihat obat yang salah suntik yaitu obat Atracurium (obat bius);
m

ub

- Bahwa Saya ada melihat obat Atracurium (obat bius) di KOP (Kartu obat
pasien) pasien Alvareza;
ka

- Bahwa yang tertulis di KOP (Kartu obat pasien) pasien Alfareza angka 3 berarti
ep

ada penambahan obat Atracurium (obat bius);


ah

- Bahwa Ada saya menanyakan, dijawab salah resep, ada penambahan anggka
R

3, yang membuat resep obat oleh perawat ruangan (mau buat resep obat
es

Transamin tetapi di buat resep obat tracurium);


M

ng

- Bahwa ada perawat yang bertugas di ruangan yang tidak memiliki STR (Surat
on

Tanda Registrasi);
- Bahwa Perawat dan bidan ada SPT, ada perbedaan antara perawat dengan
gu

bidan;
d
In
A

Halaman 42 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa yang lazimnya di RSUD Cut Nyak Dhieh Meulaboh kedua-keduanya

si
melakukan tindakan medis;
- Bahwa delegasi yang diberikan kepada perawat secara tulisan;

ne
ng
- Bahwa ke 4 (empat) petugas piket malam itu datang waktu pagi;
- Bahwa dalam rapat kronologis tersebut disampaikan kejadian secara lisan;
- Bahwa sejak saya menjabat Kasi Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep sudah

do
gu ada ruangan anak;
- Bahwa ada diberi orentasi kepada Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep sebelum

In
A
masuk ke ruangan anak;
- Bahwa ada 2 (dua) orang yang meninggal yaitu Alvareza dan dari Teunon
ah

lik
namanya sudah lupa juga di ruang yang sama;
- Bahwa yang tidak memilik STR (Surat Tanda Registrasi) yaitu Desri Amelia,
Amd. Kep;
am

ub
- Bahwa Saya pernah bilang yang tidak punya STR (Surat Tanda Registrasi)
tidak boleh mengambil tindakan tetapi ke Aministrasi;
ep
- Bahwa selama saya bertugas sebagai Kasi Mutu Etika ada saya lakukan
k

tentang yang tidak ada STR (Surat Tanda Registrasi) tidak beloh melakukan
ah

tindakan;
R

si
- Bahwa saksi melakukan pengawasan;
- Bahwa dalam suatu manajemen di Rumah Sakit, tindakkan yang diambil dari

ne
ng

Rumah Sakit yaitu melakukan Audit;


- Bahwa Saya tahu obat Atracurium digunakan untuk pasien Alfareza pada

do
gu

waktu diperiksa oleh Balai POM;


- Bahwa selama saya menjabat di Kasi Mutu Etika pada RSUD Cut Nyak Dhien
In
Meulaboh belum ada pelatihan tentang obat;
A

- Bahwa Perawat dan bidan tidak ada mempunyai lokus (target) dan tidak ada
target yang dicapai dan Terdakwa Erwanty, Amd. Keb saya tidak tahu ada
ah

lik

diberi orentasi;
- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa I (Erwanty, Amd. Keb)
m

ub

menyatakan ada yang tidak keterangan Saksi tersebut;


Yang tidak benar:
ka

- Ada arahan pembekalan untuk perawat mengetahui tentang obat tetapi tidak
ep

tahu semua obat;


ah

- Pagi hari dikumpul tidak benar tetapi pada tanggal 20 Oktober 2019 pagi baru
R

di panggil;
es

Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa II Desri melia, Amd. Kep)


M

ng

menyatakan tidak ada keberatan dan membenarkannya;


on

9. SaksiSriwahyuni BintiBuchari BY, dibawah sumpah pada pokoknya


gu

menerangkan sebagai berikut:


d

- Bahwa saksi bertugas diruang anak sejak tahun 2015;


In
A

Halaman 43 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa tugas dan tanggung jawab Saksi sebagai perawat Staf di ruang anak:

si
1. Menyuntik pasien;
2. Mamasang Infus kepada pasien;

ne
ng
3. Memberi edukasi kepada pasien;
4. Menggantikan Sprei kasur pasien;
5. Mejelaskan tujuan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien;

do
gu - Bahwa Saya diperiksa di penyidik Kepolisian tetang kasus suntik pasien
Alfareza yang telah meninggal dunia karena suntikan;

In
A
- Bahwa umur pasien Alfareza 11 (sebelas) tahun;
- Bahwa peristiwa meninggalnya pasien alfareza itu terjadi pada hari Jum’at
ah

lik
tanggal 19 Oktober 2018 di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh;
- Bahwa petugas piket jaga malam di ruang anak pada hari Jum’at tanggal 19
Oktober 2018 yaitu:
am

ub
1. Sdri. Fitri Firdausi, Amd. Kep;
2. Sdri. Ewanty, Amd. Keb;
ep
3. Sdri. Herli Yani, Amd. Kep;
k

4. Sdri. Agus Rita Sri Melati, Amd. Kep. tetapi dia tidak masuk karena sakit;
ah

5. Sdri. Desri Amelia, Amd. Kep;


R

si
- Bahwa Saya sudah memilki Surat Izin Kerja Bidan (SIKB) dan Surat Tanda
Rigistrasi (STR);

ne
ng

- Bahwa pasien Alvareza mulai dirawat di ruang anak pada hari Jum’at tanggal
19 Oktober 2018 pukul 18.07 WIB karena telah dilakukan operasi tertusuk kayu

do
gu

di paha sebelah kiri;


- Bahwa Saya dan rekan-rekan piket / Shif lainya tidak ada melakukan Injeksi
In
terhadap pasien Alvareza karena sesuai jadwal melakukan Injeksi akan
A

dilakukan oleh regu piket jaga malam atau yang baru;


- Bahwa yang menulis jadwal Injeksi terhadap pasien Alvareza di buku Injeksi
ah

lik

yaitu saya sendiri;


- Bahwa Saya mendapatkan Intruksi untuk menulis jadwal Injeksi terhadap
m

ub

pasien Alfareza di buku Injeksi tersebut yaitu dari dr. Samson Sembiring
dengan cara saya mendapatkan pesan singkat (SMS) dari dr. Samson
ka

Sembiring;
ep

- Bahwa sesuai dengan buku Injeksi yang saya tulis yaitu:


ah

- Cefotaxim 500 mg / 8 jam dengan jadwal pukul 22.00 WB;


R

- Ketorolax 1% 1 ampul / 8 jam dengan jadwal pukul 23.53 WIB;


es

- Ranitidine setengah ampul / 8 jam dengan jadwal pukul 23.40 WIB;


M

ng

- Transamin 250 mg / 12 jam dengan jadwal pukul 24.00 WIB;


on

- Bahwa Tidak dibenarkan perawat yang tidak memiliki STR (Surat Tanda
Registrasi) mengambil tindakan medis terhadap pasien;
gu

d
In
A

Halaman 44 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa meninggal dunia Alfareza pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober 2018

si
pukul 23.55 WIB dan saya tidak ada melihat karena saya piket jaga siang;
- Bahwa Saya piket jaga di ruang anak dari pukul 12.00 WIB sampai dengan

ne
ng
pukul 20.00 WIB;
- Bahwa pasien Alfareza masuk ke ruang anak pukul 18 WIB paska operasi dan
sebelum operasi tidak di ruang anak;

do
gu - Bahwa pada saat Alfareza masuk ke ruang anak saya ada melihatnya dan
tidak ikut menangani, ada yang lain yang menanganinya;

In
A
- Bahwa pada saat pasien Alfareza masuk ke ruangan keadaannya sudah
sadar, sidah bisa bicara, sudah bisa bergerak dan sudah bisa diajak
ah

lik
berkomunikasi;
- Bahwa Saya mengetahui pasien Alfareza sudah bisa berbicara dan bergerak
karena ada Ronde (serah terima pasien) dan diajak berbicara sama kawannya;
am

ub
- Bahwa Saya ikut serah terima pasien Alfareza pada waktu itu;
- Bahwa di siang hari tindakan medis yang dilakukan yaitu menyuntik,
ep
memasang Infus, memberi edukasi dan lain-lain;
k

- Bahwa Saya beserta kawan-kawan tidak ada memberikan obat kepada pasien
ah

Alfareza hanya memasang Infus saja;


R

si
- Bahwa saksi tidak ada menulis KOP (Kartu obat pasien) untuk pasien
Alvareza;

ne
ng

- Bahwa pada saat datang pasien Alfareza di ruang anak ada Rekam medis
yaitu memantau kesadaran (CPPT) yang menulis perawat;

do
gu

- Bahwa sebelumnya saya ada melihat KOP (Kartu obat pasien) pasien
Alfareza karena pasiennya masuk terlampir KOP (Kartu obat pasien);
In
- Bahwa fungsinya KOP (Kartu obat pasien) yaitu untuk mengambil obat di
A

Farmasi;
- Bahwa setelah pasien Alfareza masuk ke ruangan anak ada kunsul dengan
ah

lik

dokter Samson Sembiring obat apa dan kapan diberikan;


- Bahwa dokter Samson Sembiring yang menentukan jenis obat, ukuran obat
m

ub

dan jam pemberian obat;


- Bahwa Saya mengetahui pasien Alfareza meninggal dunia akibat suntikan
ka

besoh harinya diberita;


ep

- Bahwa Saya tidak ada ikut pada waktu dikumpulkan oleh Direktur Rumah
ah

Saksi;
R

- Bahwa Saya konsul dengan dokter Samson Sembiring melalui telepon;


es

- Bahwa pada saat Ronde saya tidak ada melihat Para Terdakwa di ruang anak;
M

ng

- Bahwa sebelum Ronde saya ada bertemu Para Terdakwa;


on

- Bahwa setelah transisi Para Terdakwa melakukan tugas injeksi dan asuhan
keperawatan dan ada pasien Alfareza disitu;
gu

d
In
A

Halaman 45 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa setelah mengetahui pasien Alvareza sudah meninggal dunia saya

si
kembali pada pukul 20.00 WIB sampai pukul 08.00 WIB di ruang anak;
- Bahwa setelah saya masuk tugas ada melihat kamar pasien Alfareza dan dia

ne
ng
sudah tidak ada lagi dan saya dengar sudah meninggal dunia karena salah
suntik;
- Bahwa Saya tidak tahu siapa yang melakukan tindakan medis terhadap pasein

do
gu Alfareza;
- Bahwa yang mengawasi pasien Alfareza pada saat itu yaitu Erwanty, Desri

In
A
Amelia, Helrli Yani dan Fitri Firdausi;
- Bahwa obat-obat yang diberikan kepada pasein Alfareza, yang diberikan
ah

lik
kepada pasein Alfareza saya tahu fungsinya;
- Bahwa Terdakwa Erwanty ada mempunyai STR (Surat Tanda Registrasi)
kalau Terdakwa Desri Amelia tidak ada mempunyai STR (Surat Tanda
am

ub
Registrasi);
- Bahwa perawat yang tidak mempunyai STR (Surat Tanda Registrasi) tidak
ep
boleh melakukan injeksi tetapi boleh membuat tugas Administrasi dan boleh
k

masuk ke ruangan;
ah

- Bahwa Pada saat saya membaca KOP (Kartu obat pasien) tidak ada
R

si
membaca obat Atracurium;
- Bahwa poada saat saya membaca KOP (Kartu obat pasien) tidak ada

ne
ng

membaca obat Atracurium;


- Bahwa sejak saya di ruang anak tdak pernah melihat Terdakwa Desri Amelia,

do
gu

Amd, Kep melakukan penyuntikan pasien;


- Bahwa Saksi kenal Terdakwa Desri Amelia, Amd, Kep selama di ruangan
In
anak;
A

- Bahwa Sebelum peristiwa ini terjadi saya tidak pernah satu tim dengan
Terdakwa Erwanty, Amd, Keb dan juga dengan Terdakwa Desri Amelia, Amd,
ah

lik

Kep;
- Bahwa setelah pasien operasi yang menerima pasien di ruang anak adalah
m

ub

Vera Rona dan juga diterima KOP (Kartu obat pasien), setatus pasien dan
setelah itu konsul ke dr. Samson Sembiring dan ada obatnya 4 (empat) macam
ka

yaitu: Ceftaxim, Ketorolax, Ratanidine dan Transamin;


ep

- Bahwa pada saat serah terima pasien obat belum ada semuanya;
ah

- Bahwa setelah serah terima pasien saya langsung pulang, sebelum pulang
R

saya ada jumpa dengan Erwanty, Desri Amlia, Herli Yani dan Fitri Firdausi;
es

- Bahwa pada saat serah terima pasien yang dilakukan yaitu terapi dan tindakan
M

ng

medis;
on

- Bahwa pada saat serah terima pasien obat untuk tindakan medis belum ada
dan diambil dulu di depo obat (Apotik);
gu

d
In
A

Halaman 46 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa selain obat yang 4 (empat) macam yaitu: Ceftaxim, Ketorolax,

si
Ratanidine dan Transamin saya tidak ada mendengar obat lain;
- Bahwa jika ada obat di ruangan operasi tidak ikut dibawa ke ruang anak hanya

ne
ng
KOP (Kartu obat pasien) saja yang dibawa;
- Bahwa kalau jam tidak bertepatan dengan jam saya piket saya tidak tahu jam
berapa obat diberikan kepada pasien;

do
gu - Bahwa yang menulis obat di KOP (Kartu obat pasien) adalah dokter dan bisa
juga ditulis oleh dokter IGD;

In
A
- Bahwa kebiasaan yang saya alami dulu pernah KOP (Kartu obat pasien) ditulis
oleh perawat alasannya sudah konsul dengan dokter tetapi dosisnya harus dari
ah

lik
dokter;
- Bahwa pernah disampaikan tidak ada STR (Surat Tanda Registrasi) tidak bisa
menyuntik dan sudah sering sekali disampaikan;
am

ub
- Bahwa yang dilakukan pada saat serah terima pasien adalah cuma di infus
saja dan keadaan pasien sudah mulai sadar;
ep
- Bahwa Saya tidak melihat penambahan obat di KOP (Kartu obat pasien);
k

- Bahwa tindakan medis per 8 jam intruksi dari dokter;


ah

- Bahwa pada waktu mengambil pasien ada di musyawarah kepada anggota


R

si
piket;
- Bahwa pada waktu Ronde yang dilakukan terhadap pasien yaitu edukasi,

ne
ng

injeksi dan terapi;


- Bahwa tidak ada perbedaan antara kebidanan dengan keperawatan;

do
gu

- Bahwa ada dituliskan di catatan operasi obat yang diberikan tetapi tidak ada
ditulis dosisnya;
In
- Bahwa waktu operan dinas malam tidak langsung mengambil obat karena
A

sudah ganti Shif ke dinas malam;


- Bahwa selain Alfareza ada yang lain yang meninggal dunia yaitu Ajrul Amilin;
ah

lik

- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa I (Erwanty, Amd. Keb)


menyatakan ada yang tidak benar;
m

ub

Yang tidak benar yaitu:


- Keberatan pada malam itu ada serah terima pasien dan serah terimanya di
ka

meja saja;
ep

- Tidak ada edukasi ke pasien langsung;


ah

- Pada malam itu tidak ada penyampaian obat ini tidak ada, hanya terapi saja;
R

- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa II (Desri Amelia, Amd. Kep)


es

menyatakan ada yang tidak benar;


M

ng

Yang tidak benar yaitu:


on

- Tidak benar ada arahan dari Kasi Keperawatan yang tidak ada STR tidak boleh
melakukan tindakan medis (menyuntik);
gu

d
In
A

Halaman 47 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
10. SaksiFahmi Rizal, SKM Bin Alm Abu Bakar, dibawah sumpah pada

si
pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa Saksi diperiksa di penyidik Kepolisian karena dengan adanya kejadian

ne
ng
meninggal dunia pasien di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh atas nama
Alfareza;
- Bahwa Saya bekerja di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh sudah 30 (tiga puluh)

do
gu tahun dan Staf di ruang anak sudah 21 (dua puluh satu) tahun;
- Bahwa tugas dan tanggung jawab saya sebagai Staf anastesi di RSUD Cut

In
A
Nyak Dhien Meulaboh yaitu untuk membantu memberikan anastesi sesuai
dengan arahan dokter spesialis anastesi;
ah

lik
- Bahwa Saksi sudah penah mengikuti Program Pendidikan anastesi yaitu sejak
tanggal 3 Desember 1997 di PAM. Keperawatan (Program anastesi) Depkes
R.I. di Jakarta;
am

ub
- Bahwa Saya kenal dengan Sdr. Alvareza pada waktu dibawa ke kamar operasi
yaitu pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober 2018 sekira pukul 16.00 WIB;
ep
- Bahwa sebabnya Sdr. Alfareza di operasi karena tertusuk kayu di bagian
k

bawah paha sebelah kiri;


ah

- Bahwa selain Sdr. Alvareza apakah ada orang lain yang di operasi yaitu Sdr.
R

si
Ajrul Amilin;
- Bahwa yang melakukan operasi terhadap korban atas nama Alfareza yaitu:

ne
ng

1. Saya sendiri selaku Staf anastesi;


2. dr. Samson Sembiring selaku Dokter bedah;

do
gu

3. dr. Gunawan (Spesialis anastesi);


4. Dan dibantu oleh beberapa perawat yang bertugas pada saat itu;
In
- Bahwa Saya selaku Staf anastesi / bius hanya mengetahui intruksi obat
A

yang diberikan kepada Sdr. Alvareza sesuai dengan intruksi dr. Gunawan
intruksi dr. Gunawan pda saat operasi yaitu:
ah

lik

a. Fentanyl (obat anti nyeri) 1 (satu) ampul;


b. Miloz (obat tidur) 1 (satu) ampul;
m

ub

c. Ketorolac (obat penghilang nyeri) 2 (dua) ampul;


d. Hondansetron (obat muntah) 1 (satu) ampul;
ka

e. Kaltropen (obat anti nyeri) 2 (dua) ampul;


ep

f. Sulfas Atropit (obat mencegah fagal reflek) 1 (satu) ampul;


ah

g. Atracurium (obat pelumpuh otot) 2 (dua) ampul;


R

- Bahwa Saya yang melakukan injeksi tersebut akan tetapi obat Atracurium
es

yang saya injeksikan kepada Sdr. Alvareza tidak habis 2 (dua) ampul hanya
M

ng

lebih kurang ¾ ampul;


on

- Bahwa kondisi Sdr. Alfareza setelah dilakukan operasi yaitu baik dengan
kondisi sadar penuh, sehingga setelah operasi Sdr. Alfareza dapat dibawa ke
gu

ruang perawatan yaitu ruang anak;


d
In
A

Halaman 48 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa tugas saya dalam operasi yaitu membantu operasi mempersiapkan alat

si
dan membatu membius;
- Bahwa dengan Sdr. Alvareza sudah sekitar 20 (dua puluh) orang saya

ne
ng
melakukan injeksi, semuanya atas arahan dokter;
- Bahwa keadaan Sdr. Alfareza Selama operasi tidak sadar, lama operasi lebih
kurang 1 (satu) jam;

do
gu - Bahwa keadaan Sdr. Alfareza saat keluar dari operasi tidak sadar tetapi kita
rawat dulu di poli sadar;

In
A
- Bahwa Saksi ikut membawa Sdr. Alfareza pada saat dibawa ke poli sadar saya
ikut membawa Sdr. Afareza;
ah

lik
- Bahwa setelah operasi Sdr. Alfareza sudah sadar, mulut sudah terbuka dan
sudah bisa berkomunikasi (berkata-kata), dibawa ke ruang sadar dan benar-
benar sudah sadar;
am

ub
- Bahwa Saya mengetahui Sdr. Alfareza meninggal dunia besok harinya dan
dari hasil pembicaraan penyebab meninggal dunia Sdr. Alfareza yaitu salah
ep
suntik;
k

- Bahwa setelah selesai operasi dibawa ke ruang anak, tidak ada hubungan lagi
ah

dengan operasi;
R

si
- Bahwa Atracurium obat pelumpuh otot, ukuran yang diberikan sesuai berat
badan pasien, bisa diberikan di runag lain yaitu di ruang ICU, disini hanya di

ne
ng

ruang ICU saja dan di ruang lain tidak lazim diberikan;


- Bahwa yang menyiapkan obat-obat yaitu saya sendiri dan saya ambil melalui

do
gu

KOP (Kartu obat pasien), Hakim Ketua memperlihatkan KOP (Kartu obat
pasien) kepada Saksi di depan persidangan;
In
- Bahwa KOP (Kartu obat pasien) saya serahkan kepada petugas ruang operasi
A

tetapi siapa yang mengambil obat saya tidak tahu;


- Bahwa daftar obat saya yang mengisi dengan arahan dokter operasi;
ah

lik

- Bahwa pada saat Saksi menulis obat ada dokter;


- Bahwa Selain KOP (Kartu obat pasien) saya ada menulis laporan anastesi;
m

ub

- Bahwa pada saat operasi tidak ada kendala, lancar dan sesuai apa yang
diharapkan;
ka

- Bahwa setelah saya tulis lansung di KOP (Kartu obat pasien) kemudian saya
ep

serahkan kepada perawat, dokter tidak ada lagi melihat tetapi obatnya ada
ah

dilihat oleh dokter;


R

- Bahwa setelah saya tulis lansung saya serahkan kepada perawat, dokter tidak
es

ada lagi melihat tetapi obatnya ada dilihat oleh dokter;


M

ng

- Bahwa prosesnya yaitu setelah ada obat disiapkan baru kita lakukan
on

penyuuntikan melalui spek;


- Bahwa setelah proses obat masuk ke tubuh pasien dokter tahu bahwa Saksi
gu

yang meynuntik;
d
In
A

Halaman 49 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa obat Atracurium yang diminta untuk Alfareza yang diberikan oleh

si
perawat 2 (dua) ampul, yang disuntik tidak sampai 1 (satu) ampul yang
lebihnya kita buang;

ne
ng
- Bahwa 3 (tiga) Atracurium saya tidak tahu siapa yang menulis di KOP (Kartu
obat pasien), Hakim Anggota I memperlihatkan KOP (Kartu obat pasien)
kepada Saksi di depan persingan;

do
gu - Bahwa KOP (Kartu obat pasien) yang ditulis anggka III saya tidak tahu siapa
yang menulisnya;

In
A
- Bahwa seingat saya tidak ada lagi saya perintahkan untuk mengambil obat
lagi setelah operasi;
ah

lik
- Bahwa Atracurium diminta 2 (dua) ampul dan disuntik 1 (satu) ampul, yang
(satu) ampul lagi disimpan di kamar operasi;
- Bahwa selain obat atau KOP (Kartu obat pasien) yang dibawa ke ruang operasi
am

ub
tidak ada dibawa obat yang lain cuma yang dibawa hanya infus;
- Bahwa yang bisa mengambil obat di depo obat perawat dan petugas jaga;
ep
- Bahwa pengambilan obat atas perintah saya dan sesuai dengan yang saya
k

suruh;
ah

- Bahwa perawat-perawat lain tidak boleh mengambil obat Atracurium untuk


R

si
Alfareza harus perawat di ruang operasi berdasarkan perintah dokter;
- Bahwa perawat umum boleh meminta obat ke depo obat sesuai dengan

ne
ng

intruksi dokter dan sesuai dengan KOP (Kartu obat pasien) dan tidak boleh di
luar itu;

do
gu

- Bahwa selain dokter anastesi dokter lain bisa mengambil obat Atracurium;
- Bahwa obat bantu yang diberikan kepada pasienyaitu pernapasan;
In
- Bahwa setelah diberikan obat Atracurium harus diberikan alat bantu kalau tidak
A

pasien tidak bisa bernafas;


- Bahwa obat Atracurium yang sisa di kasih kepada dokter anastesi disetop di
ah

lik

ruang operasi dan kalau perlu untuk pasien yang lain tinggal ambil;
- Bahwa sebelum pasca operasi dari dokter anastesi ada diminta surat izin
m

ub

operasi yaitu tindakan operasi dan obat yang diminta;


- Bahwa ukuran pemberian dosis kepada pasien 0,4 – 0,8 per berat badan dan
ka

umur;
ep

- Bahwa untuk membedah pasien ada obat lain selain obat Atracurium seperti
ah

obat Ketorolac;
R

- Bahwa Sepengetahuan saya pasca operasi kurang tahu ada yang meninggal
es

dunia;
M

ng

- Bahwa 1 (satu) ampul obat Atracurium 2 (dua) miligram;


on

- Bahwa di KOP (Kartu obat pasien) yang lebih tidak ada tanda kusus untuk
obat-obat yang lebih;
gu

- Bahwa kalau obat tidak di stop oleh dokter tidak ada diberi kode;
d
In
A

Halaman 50 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa poses obat yang kelebihan tidak ada dokumentasi dan obat di

si
disimpan di ruang operasi;
- Bahwa pasien bisa dikirim ke ruangan melalui saya sebagai Asisten anastesi;

ne
ng
- Bahwa selama 21 (dua puluh satu) tahun saya di ruang anak, dalam praktek di
lapanagan selama ini pernah saya memberikan injeksi kepada pasien lain
selain pasien Alvareza;

do
gu - Bahwa pada saat saya suntik tidak ada perubahan fisik terhadap pasien
Alvareza cuma kita berikan pernafasan dan kulit tidak ada perubahan;

In
A
- bahwaEfek obat Atracurium bila diberikan kepada pasien tidak fatal tetapi
sifatnya melumpuhkan otot;
ah

lik
- Bahwa apabila tidak ditandatangani oleh keluarga pasien surat pernyataan
tidak bisa dilakukan pembiusan;
- Bahwa setelah ditandatangani surat pernyataan oleh keluarga pasien yaitu
am

ub
semua akibat diterima dengan segala resiko;
- Bahwa Saya tidak ada melihat di KOP (Kartu obat pasien) obat-obat lain yang
ep
ditulis selain yang sudah di intuksikan oleh dokter;
k

- Bahwa Saya tidak ada melihat KOP (Kartu obat pasien) sebagian ada
ah

dibelakang;
R

si
- Bahwa dasarnya saya menulis obat untuk pasien Alvareza karena sudah ada
namanya;

ne
ng

- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Para Terdakwa tidak keberatan dan


membenarkannya;

do
gu

11. SaksiCut Hasanuddin, SKM, M.Si Bin H. Syahbudin, dibawah sumpah pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut:
In
A

- Bahwa dalam hal sehubungan dengan perkara Para Terdakwa;


- Bahwa saksi sebagai Kabid Keperawatan dan Kabit Kebidanan funsinya sama
ah

lik

dan tupoksinya juga sama tidak ada perbedaan;


- Bahwa Saya diangkat menjadi Kabid Keperawatan dan Kebidanan di RUSUD
m

Cut Nyak Dhien Meulaboh yaitu pada tangal 18 April 2018;


ub

- Bahwa tugas dan tanggung jawab Saksi sebagai Kabid Keperawatan dan
ka

Kebidanan di RUSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh yaitu:


ep

- Mengoordinasikan, Mengatur dan Mengendalikan, merencanakan


pengembangan urusan asuhan keperawatan dan kebidanan serta
ah

meningkatkan mutu, etika keperawatan dan kebidanan;


es

- Penyusunan rencana kerja dan kegiatan dibidang keperawatan dan


M

ng

kebidanan;
- Penyelenggaraan bimbingan yang bedasarkan ketentuan dan kebutuhan
on

dalam rangka peningkatan pelayanan asuhan, mutu dan etika profesi


gu

keperawatan dan kebidanan;


d
In
A

Halaman 51 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Penyelenggaraan kegiatan pengembangan sumber daya keperawatan dan

si
kebidanan melalui diklat dalam dan luar daerah dalam rangka peningkatan
mutu sumber daya aparatur;

ne
ng
- Penyelenggaraan urusan keperawatan dan kebidanan, pembinaan mutu
dan etika keperawatan dan kebidanan mengatur kebutuhan peralatan
keperawatan dan kebidanan;

do
gu - Penyelenggaraan tugas monitoring dan evaluasi secara periodik untuk
mengetahui hambatan yang terjadi dan mencari alternatif pemecahannya,

In
A
dan;
- Pelaksanaan tugas kedinasan lainya yang diberikan oleh wakil direktur
ah

lik
pelayanan;
- Bahwa yang dimaksud dengan kegiatan dibidang keperawatan dan kebidanan
adalah kegiatan yang mencakup pengembangan asuhan keperawatan dan
am

ub
kebidanan serta pengembangan mutu asuhan, etika keperawatan dan
kebidanan;
ep
- Bahwa asuhan keperawatan adalah interaksi perawat dan pasien dan
k

lingkungannya dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kemandiriannya,


ah

sedangkan mutu yaitu kualitas pelayanan keperawatan dan kebidanan dan


R

si
etika yaitu tingkah laku atau sikap keperaatan terhadap pasien;
- Bahwa uraikan pelayanan kesehatan sesuai dengan ilmu keperawatan dan

ne
ng

kebidanan terbagi 2 (dua) yaitu:


1. Keperawatan mandiri yang diantaranya yaitu:

do
gu

- Memberi edukasi kepada pasien;


- Reposisi (merubah posisi pasien untuk lebih nyaman);
In
- Mengurangkan rasa nyeri pasien;
A

2. Kolaborasi dengan team kesehatan lain (Dokter, Petugas lab, parmasi, Gizi)
yang diantaranya yaitu:
ah

lik

- Memberikan Injeksi;
- Memasng Infus;
m

ub

- Memasang NGT (selang makan);


- Bahwa Saksi megetahui tugas dan tanggung jawab Sdri. Erwanty Amd. Keb
ka

dan Sdri. Desri Amelia Amd. Kep yaitu:


ep

- Sdri. Erwanty, Amd. Keb. memiliki tugas dan tanggung jawab selaku
ah

petugas pelayanan kesehatan keperawatan baik keperawatan mandiri dan


R

keperawatan kolaborasi dengan team kesehartan lain;


es

- Sdri. Desri Amelia, Amd. Kep. memiliki tugas dan tanggung jawab selaku
M

ng

petugas pengatur administrasi di ruang anak RSUD Cut Nyak Dhien


on

Meulaboh;
- Bahwa Tugas dan tanggung jawab para staf di ruang anak RSUD Cut Nyak
gu

Dhien Meulaboh tidak dibedakan sesuai dengan staf yang dibawahi langsung
d
In
A

Halaman 52 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
oleh kepala ruangan dengan staf yang dibawahi oleh ka team karena tugas

si
dan tanggung jawab para staf di ruang anak sesuai dengan nota tugas dan
tanggung jawab pasa staf di ruang anak RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh;

ne
ng
- Bahwa Saya kenal dengan Para Terdakwa sebagai petugas di ruangan anak
dan mereka bawahan saya;
- Bahwa Sdri. Erwanty Amd. Keb. sudah ada memilik STR (Surat Tanda

do
gu Reistrasi) dan Sdri. Desri Amelia Amd. Kep. tidak ada memilik STR (Surat
Tanda Reistrasi);

In
A
- Bahwa diatas Sdri. Erwanty Amd. Keb. ada Pj. Shif, kepala ruang, setelah itu
baru saya;
ah

lik
- Bahwa Tidak lazim di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh yang tidak memilik
STR (Surat Tanda Registrasi) melakukan bidang keperawatan tetapi di bidang
Tata Usaha;
am

ub
- Bahwa lebih duluan masuk Para Terdakwa dengan saya di ruangan anak;
- Bahwa Pj. Shif dibagai oleh kepala ruangan disamping arahan Kasi dan dilihat
ep
dari pengalaman kerja;
k

- Bahwa RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh sudah Akreditasi tahun 2017 nilainya
ah

dasar;
R

si
- Bahwa ada sosialisasi tentang KOP (Kartu obat pasien);
- Bahwa fungsi STR (Surat Tanda Registrasi) bagi perawat yaitu untuk

ne
ng

mengambil langsung tindakan kepada pasien sebaliknya yang tidak memiliki


STR (Surat Tanda Registrasi) tidak bisa mengambil tindakan kepada pasien;

do
gu

- Bahwa Sdri. Sriwahyuni adalah bawahan saya (saya atasan Sdri. Sriwahyuni);
- Bahwa mengambil obat tidak bisa tanpa KOP (Surat obat pasien);
In
- Bahwa penakaran obat-obat asuhan perawat untuk penyuntikan ada tujuh
A

benar yaitu benar obatnya, benar pasiennya, benar tertulis di KOP (Surat obat
pasien) dan lain-lain sudah berlaku kepada perawat termasuk Sdri. Erwanty,
ah

lik

Amd. Keb;
- Bahwa yang menentukan kepala tim adalah kepala ruangan;
m

ub

- Bahwa kalau kepala tim tidak masuk diganti oleh Pj. Shif;
- Bahwa Pj. Shif pada malam kejadian tersebut Sdri. Melati karena tdak masuk
ka

maka diganti oleh kepala ruangan;


ep

- Bahwa Sdri. Erwanty, Amd. Keb ditujuk sebagai Pj. Shif karena sudah sering
ah

dilakukan dan ada di SPO (pengganti susunan konpentensi);


R

- Bahwa dalam konpentensi tidak ada melihat PNS atau Honorer dan dibatasi
es

yang punya STR (Surat Tanda Registrasi) dengan yang tidak punya STR
M

ng

(Surat Tanda Registrasi);


on

- Bahwa pada saat saya turun ke ruangan baru tahu Pj. Shif malam itu Sdri.
Erwanty, Amd. Keb;
gu

d
In
A

Halaman 53 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa pada saat turun ke ruangan saya bertemu dengan kepala ruangan,

si
dengan kasi saya dan dengan Para Terdakwa;
- Bahwa yang saya dengar pada saat turun ke ruangan ada orang meninggal

ne
ng
dunia disuntik Asam Tranexsamat, menurut informasi Sdri. Desri Amelia, Amd,
Kep. yang mengambil obat dan saya minta obatnya, hari itu tidak ada
ditemukan obat;

do
gu - Bahwa Sdri Desri Amelia, Amd. Kep. tidak ada STR (Surat Tanda Registrasi)
masih masuk dinas sebagai Administrasi;

In
A
- Bahwa Pj. Shif Sdri. Erwanty, Amd. Keb. masuk ke peringkat satu;
- Bahwa Sdri. Erwanty, Amd. Keb. ada kewenangan untuk melakukan tindakan;
ah

lik
- Bahwa dalam 1 (satu) Shif ada 4 (empat) orang piket, siang 4 (empat) orang
dan malam 4 (empat) orang;
- Bahwa pada sore kejadian ada 4 (empat) orang yang dinas piket yang
am

ub
dilaporkan belum termasuk Sdri. Desri Amelia, Amd. Kep;
- Bahwa yang membuat jadwal piket tersebut saya sendiri sebagai kabid
ep
keperawatan dan kebidanan;
k

- Bahwa ada 4 (empat) orang piket, 2 (dua) orang tenaga bidan dan (dua) orang
ah

tenaga keperawatan, siang tenaga bidan semua;


R

si
- Bahwa jika dalam RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh ada kebutuhan untuk
bidan cara merekrutnya yaitu kita usul ke pegawaian, pada waktu saya masuk

ne
ng

jadi kabid tenaga bidan sudah ada;


- Bahwa ada aturan tentang pelarangan memperkerjakan yang tidak mempunyai

do
gu

STR (Surat Tanda Registrasi) tetapi pada saat saya masuk jadi kabid sudah
ada tenaga yang tidak mempunyai STR (Surat Tanda Registrasi);
In
- Bahwa Saya tidak tahu siapa yang bertanggung jawab Sdri. Desri Amelia,
A

Amd. Kep. menyuntik pasien;


- Bahwa Setelah meninggal dunia pasien Alfareza ada upaya yang dilakukan
ah

lik

oleh pihak RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh yaitu hari pertama meninggal
dunia kami ada datang ke rumah Alm. Alfareza;
m

ub

- Bahwa Saya tidak tahu kesalahan apa sehingga pasien Alvareza meninggal
dunia tetapi setelah disuntik pasien Alfareza meninggal dunia;
ka

- Bahwa ada perdamaian antara pihak RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh
ep

dengan keluarga pasien Alfareza (Penasihat Hukum Para Terdakwa


ah

memperlihatkan surat perdamaian tersebut kepada Saksi di depan


R

persidangan), atas pertanyaan Penasihat Hukum Para Terdakwa Saksi


es

menyatakan benar surat perdamaian tersebut;


M

ng

- Bahwa yang memberikan bimtek kepada keperawatan dan kebidanan di


on

RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh bukan saya tetapi kita undang dari RSUD
Zainal Abidin Banda Aceh;
gu

d
In
A

Halaman 54 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa asuhan keperawatan Sdri. Desri Amelia, Amd. Kep. bukan dibawah

si
saya;
- Bahwa lazimnya di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh petugas Farmasi yang

ne
ng
mengantar obat ke ruangan;
- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa I (Erwanty, Amd. Keb)
menyatakan ada yang tidak benar;

do
gu Yang tidak benar yaitu:
- Keberatan yang mennganti Pj. Shif saya sesuai SPO tetapi ada diatas saya

In
A
yaitu Fitri Firdausi, Amd. Kep;
- Keberatan memberi keterangan pada hari itu ke ruangan tetapi Saksi tidak
ah

lik
masuk ke ruangan;
- Keberatan kalau ada sosialisasi tentang KOP (Kartu obat pasien);
- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa II (Desri Amelia, Amd. Kep)
am

ub
menyatakan ada yang tidak benar;
Yang tidak benar yaitu:
ep
- Keberatan saya dikatakan sebagai perawat tetapi saya sebagai administrasi;
k
ah

12. SaksiIra Yuni Hafnita Amd. Keb Binti Alm. Zuliadi, dibawah sumpah pada
R

si
pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa Saya diangkat manjadi Kasi Asuhan keperawatan dan kebidanan di

ne
ng

RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh yaitu pada tanggal 18 April 2018; dan yang
mengangkat adalah Bupati Aceh Barat;

do
- Bahwa tugas dan tanggung jawab Saksi sebagai Kasi Asuhan keperawatan
gu

dan kebidanan di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, berdasarkan Paragraf 3


pasal 14 Peraturan Bupati Aceh Barat No. 41 Tahun 2917, adapun Tugas
In
A

dan tanggung jawab Saksi sebagai Kasi Asuhan keperawatan dan kebidanan
di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh yaitu:
ah

lik

1. Seksi Asuhan keperawatan dan kebidanan mempunyai tugas


melaksanakan, perencanaan, mengevaluasi kegiatan pengembangan
m

Asuhan keperawatan dan kebidanan;


ub

2. Seksi Asuhan keperawatan dan kebidanan dalam melaksanakan tugas


ka

sebagaimana ayat (1) menyelenggarakan fungsi:


ep

a. Penyusunan rencana kerja;


b. Pelaksanaan pengembangan standar Asuhan keperawatan dan
ah

kebidanan;
es

c. Pelaksanaan penyusunan standar Asuhan keperawatan dan kebidanan;


M

ng

d. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kegiatan Asuhan


keperawatan dan kebidanan;
on

e. Pelaksanaan monotoring dan evaluasi secara priodik untuk mengeahui


gu

hambatan yang terjadi dan mencari alternatif pemecahannnya;


d
In
A

Halaman 55 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
f. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Bidang

si
tugas dan fungsinya;
- Bahwa Saya kenal dengan Para Terdakwa yaitu hubungan kerja antara atasan

ne
ng
dengan bawahan;
- Bahwa pelayanan kesehatan sesiai dengan ilmu keperawatan dan kebidanan
terbagi 2 (dua) yaitu:

do
gu 1. Keperawatan mandiri yang diantaranya yaitu:
a. Memberi edukasi kepada pasien;

In
A
b. Reposisi (merubah posisi pasien untuk lebih nyaman;
c. Menngurangkan rasa nyeri pasien;
ah

lik
2. Kalaborasi dengan team kesehatan (Dokter, petugas lab, parmasi, Gizi)
yang diantaranya yaitu:
a. Memberikan Injeksi;
am

ub
b. Memasangkan Infus;
c. Memasangkan NGT (selang makan);
ep
- Bahwa Saya mengetahui tugas dan tanggung jawab Terdakwa Erwanty, Amd.
k

keb dan Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep selaku pegawai Honorer / staf
ah

ruangan anak di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh yaitu:


R

si
1. Terdakwa Erwanty, Amd. Keb memiliki tugas dan tanggung jawab selaku
petugas pelayanan kesehatan keperawatan baik keperawatan mandiri dan

ne
ng

keperawatan kolaborasi dengan team kesehatan lain;


2. Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep memiliki tugas dan tanggung jawab

do
gu

selaku petugas administrasi di ruang anak RSUD Cut Nyak Dhien


Meulaboh;
In
- Bahwa Terdakwa Desri Amelia, Amd. Kep tidak dapat melakukan tindakan
A

keperawatan baik mandiri maupun kolaborasi dengan team kesehatan lain


(Dokter, petugas lab, parmasi, Gizi) yang diantaranya yaitu memberikan Injeksi,
ah

lik

memasang Infus, memasang NGT (selang makan) kepada pasien, karena


belum memiliki STR dan diuraikan dalam tugasnya jelas disebutkan bahwa
m

ub

ianya tidak ada melakukan tindakan keperawatan baik mandiri maupu


kolaborasi dengan team lain (Dokter, petugas lab, parmasi, Gizi) yang
ka

diantaranya yaitu memberikan Injeksi, memasang Infus, memasang NGT


ep

(selang makan) kepada pasien;


ah

- Bahwa ada melakukan pembinaan berjenjang kepada perawat dan bidan


R

contohnya ada pelaporan pasien masuk diserahkan di ruangan;


es

- Bahwa Saya mengatahui pasien Alfareza meninggal dunia tidak secara


M

ng

langsung diberitahukan kawan karena pada waktu itu saya sedang berada di
on

Jakarta;
- Bahwa pasien Alfareza meninggal dunia pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober
gu

2018 sekira pukul 23.55 WIB;


d
In
A

Halaman 56 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa pasien Alfareza meninggal dunia pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober

si
2018 sekira pukul 23.55 WIB dan saya pulang dari Jakarta ke Meulaboh
tanggal 21 Oktober 2108 dan baru tahu pasien Alfareza meninggal dunia;

ne
ng
- Bahwa setelah kejadian pasien Alfareza meninggal dunia ada pertemuan
membahas tentang meninggal dunia pasien Alfareza pada tanggal 21 Oktober
2018, saya ikut dan Pak Cut Hasanuddin ikut juga di runag Direktur;

do
gu - Bahwa Rumah Sakit ada mempunyai SPO (Standar Prosedur Operasional);
- Bahwa Rumah Sakit ada mempunyai KOP (Kartu obat pasien) di ruang anak;

In
A
- Bahwa sudah pernah dilakukan sosialisi tentang KOP (Kartu obat pasien) yang
meresepkan obat adalah dokter dan tidak boleh obet diresepkan oleh perawat;
ah

lik
- Bahwa tentang SPO (Standar Prosedur Operasional) dan KOP (Kartu obat
pasien) sudah pernah di jelaskan dan sudah pernah di sosialissi;
- Bahwa untuk memperoleh obat kalau tidak ada dokter ruangan dibawa ke
am

ub
dokter jaga untuk mengisi obat di KOP (Kartu obat pasien);
- Bahwa di malam kejadian tanggal 19 Oktober 2018 ada 2 (dua) pasein di ruang
ep
anak yang meninggal dunia yaitu Alfareza dan Ajrul Amilin;
k

- Bahwa perawat dan bidan sama tugasnya. Tugas mendiri dan tugas koporasi
ah

(soak);
R

si
- Bahwa tidak boleh perawat yang memilik STR atau tidak memiliki STR
meresekan obat di KOP (Kartu obat pasien) akan tetapi yang boleh

ne
ng

meresepkan obat di KOP (Kartu obat pasien) ialah dokter sesuai dengan SPO
(Standar Prosedur Operasional);

do
gu

- Bahwa yang bertanggung jawab mengatur dan membuat faftar dinas jaga
rawat di ruang anak Kepala ruangan;
In
A

13. SaksiOna Suteva, S. Ked Binti H. Sukiman, dibawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
ah

lik

- Bahwa Saya diperiksa di penyidik Kepolisian tentang kasus suntik pasien


Alfareza, umur 11 (sebelas) tahun;
m

- Bahwa Saya menjadi dokter koas di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh sejak
ub

bulan September 2018 berdasarkan surat penunjukan dekan Fakultas


ka

Abulyatama Banda Aceh dan dokter koas masih dalam pengawasan dokter
ep

- Bahwa petugas perawat dan dokter piket jaga malam pada hari Jum’at tanggal
19 Oktober 2018 di runag anak RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, sesuai
ah

dengan jadwal piket yaitu:


es

1. Sdri. Fitri Firdausi, Amd. Kep;


M

ng

2. Sdri. Erwanty, Amd. Keb;


3. Sdri. Herli Yani, Amd. Kep;
on

4. Sdri. Desri Amelia, Amd. Kep;


gu

5. Saya sendiri sebagai dokter koas;


d
In
A

Halaman 57 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa Saya ada melakukan tindakan medis terhadap pasien Alfareza pada

si
saat saya melaksanakan piket di ruangan anak tersebut yaitu pukul 22.00 WIB
saya melakukan injeksi obat Cefotaxim (anti biotik) dan pada pukul 23.40 WIB

ne
ng
saya melakukan injeksi obat Katerolak (anti nyeri luka bekas operasi);
- Bahwa yang menyuruh Saksi untuk melakukan injeksi terhadap pasien
Alfareza yaitu Sdri. Erwanty, Amd. Keb;

do
gu - Bahwa pada saat saya piket jaga malam saya tidak ada duduk bergabung
dengan petugas perawat / berlainan meja;

In
A
- Bahwa kondisi pasien Alfareza pada saat saya piket jaga malam tersebut
tepatnya pada saat saya melakukan injeksi saya melihat kondisinya dalam
ah

lik
keadaan sehat/normal, akan tetapi sekira pkul 24.00 WIB saya melihat dan
mendengar ada keributan oleh keluarga pasien Alfareza yang tidak menerima
pasien Alvareza telah meninggal dunia, akan tetapi dapat saya jelaskan juga
am

ub
bahwa pada saat tersebut saya tidak ada melihat kembali pasien Alfareza;
- Bahwa pada malam Saksi piket jaga malam pada hari Jum’at tanggal 19
ep
Oktober 2018 ada peristiwa pasien meninggal dunia yaitu Alfareza
k

meninggalnya salah suntiik (obatnya yang salah);


ah

- Bahwa pada peristiwa pasien meninggal dunia saya berada di ruang anak lagi
R

si
belajar;
- Bahwa sebelum pasien Alfareza meninggal dunia obat yang dusuruh suntik

ne
ng

oleh Terdakwa Erwanty, Amd. Keb yaitu obat Cefotaxim (anti biotik) dan obat
Katerolak (anti nyeri luka bekas operasi);

do
gu

- Bahwa dokter koas tidak beloh melakukan tindakan medis terhadap pasien;
- Bahwa Saya mau melakukan tindakan medis karena biar tidak dibilang malas
In
makanya saya mau melakukan tindakan medis;
A

- Bahwa memang tidak lazim dokter koas disuruh oleh perawat untuk
melakukan tindakan medis (menyuntik) saya mau supaya jangan dibilang
ah

lik

malas (tidak enak);


- Bahwa seharusnya yang menyuntik pasien Alfareza adalah perawat;
m

ub

- Bahwa benar (Hakim ketua memperlihatkan obat Cefotaxim (anti biotik) dan
obat Katerolak (anti nyeri luka bekas operasi) kepada Saksi di depan
ka

persidangan;
ep

- Bahwa pada saat itu saya lagi duduk di meja adminisrasi dipanggil minta untuk
ah

menyuntik melalui selang;


R

- Bahwa pertama biasa saja dan suntikan ketiga saya tidak tahu yang
es

menyuntik, tahu dari keluarga pasien Alfareza sudah tidak bisa jalan;
M

ng

- Bahwa Saya tidak ada melihat obat lain selain obat yang saya suntik karena
on

obat yang disuntik sudah masuk ke selang;


- Bahwa Saya yakin obat yang saya suntik adalah obat obat Katerolak (anti nyeri
gu

luka bekas operasi) karena sebelun saya suntik saya ada membacanya;
d
In
A

Halaman 58 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa sebelum melakukan tindakan medis (penyuntikan) yang dilakukan

si
terlebih dahulu adalah harus melihat buku injeksi dahulu baru melakukan
penyuntikan;

ne
ng
- Bahwa Saya tidak ada melihat obat Atracurium (anti bius) pada saat itu;
- Bahwa Setelah ribut orang tua Alfareza saya tidak tahu siapa yang menyuntik
ketiga dan saya sembunyi takut yang dicari adalah Sdri. Erwanty, Amd. Keb

do
gu oleh orang tua pasien (mamak-mamak);
- Bahwa pertama saya tahu pasien Alfareza telah meninggal dunia datang

In
A
dokter IGD dan hasilnya sudah meninggal dunia;
- Bahwa suntikan ketiga saya ada mendengar yaitu ada perawat yang
ah

lik
menyuntik tetapi tidak tahu siapa orangnya dan setelah itu saya kembali ke
meja administrasi;
- Bahwa saksi mendengar suntikan ketiga jarak dari perawat yang disuruh
am

ub
melakukan penyuntikan dengan meja administrasi 3 (tiga) meter;
- Bahwa ucapannya yaitu untuk melakukan injeksi yang ketiga yang menyuruh
ep
Sdri. Erwanty, Amd. Keb. dan saya dengar suaranya menyuruh perawat lain
k

untuk menyuntik;
ah

- Bahwa Saya tahu ada 3 (tiga) sepek yang disuntik dan 2 (dua) sepek saya
R

si
yang menyuntik;
- Bahwa sebelum melakukan penyuntikan obatnya di meja perawat kemudian

ne
ng

diambil baru disuntik kepada pasien;


- Bahwa Saya mengambil 2 (dua) obat karena yang ketiga saya melihat pasien

do
gu

sudah naik darah di selang kemudian Saya bilang suntikan ketiga diperbaiki
dahulu selangnya dan saya kembalikan kepada perawat sepek yang kosong;
In
- Bahwa sebelumnya saya suntikan ada saya membaca 2 (dua) obat dan 1
A

(satu) obat lagi tidak ada saya membaca;


- Bahwa setelah suntikan ketiga selang 10 (sepuluh) menit terjadi keributan dan
ah

lik

tidak ada saya lakukan apa-apa karena itu pasien bedah dan saya dibawah
bimbingan perawat anak;
m

ub

- Bahwa pada waktu terjadi keributan saya berada di meja Administrasi dan saya
sembunyi di ruang anak;
ka

- Bahwa Selain pasien Alfareza saya tidak ada menyuntik pasien yang lain
ep

tetapi ada pasien yang lain meninggal dunia tetapi saya tidak tahu namanya
ah

karena itu pasien bedah;


R

- Bahwa Saya menjadi koas ada suratnya dari RSUD Cut Nyak Dhien Melaboh
es

dan saya masih Pendidikan, yang menyuruh saya untuk menjadi koas di
M

ng

RSUD Cut Nyak Dhien Melaboh adalah dari Kampus;


on

- Bahwa Saya tahu tugas dari perawat terhadap pasien yaitu memberikan injeksi
sesuai dengan resep dokter;
gu

d
In
A

Halaman 59 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa Saya tahu obat yang diberikan kepada pasien sesuai dengan KOP

si
(Kartu obat pasien);
- Bahwa suntikan pertama pukul 22.00 WIB, pada saat itu saya lagi sedang

ne
ng
belajar tentang pasien anak;
- Bahwa pasien Alvareza meninggal dunia pukul 24.00 WIB berdasarkan dokter
IGD datang ke ruangan pasien sudah meninggal dunia;

do
gu - Bahwa benar rentang waktu suntikan pertama pukul 22.00 WIB dan suntikan
kedua pukul 23.55 WIB;

In
A
- Bahwa Suntikan pertama obatnya Cefotaxim (anti biotik) dan suntikan kedua
obatnya Katerolak (anti nyeri luka bekas operasi);
ah

lik
- Bahwa Selain Erwanty, Amd. Keb. ada juga Sdri. Desri Amelia, Amd. Kep, Sdri.
Fitri Firdausi, Amd. Kep. dan Sdri. Herli Yani, Amd. Kep;
- Bahwa pada saat kejadian meninggal dunia pasien Alvareza Terdakwa Desri
am

ub
Amelia, Amd. Kep. msih ada di situ;
- Bahwa dokter koas tidak beloh melakukan apa-apa terhadap pasien tanpa
ep
bimbingan dokter;
k

- Bahwa di ruang perawat anak antara dokter koas dengan perawat saya tidak
ah

tahu ada perbedaan pekerjaan pasien tetapi kami juga harus sesuai dengan
R

si
perintah dokter kalau dokter koas hanya mengecek pasien dan melapor
kepada dokter;

ne
ng

- Bahwa proses obat ke ruangan anak yaitu perawat membaca terlebih dahulu
KOP (Kartu obat pasien) dan perawat yang mengambil obat ke Apotik Rumah

do
gu

Sakit;
- Bahwa pada waktu saya piket tidak ada dokter bedah dan PCPT tidak ada
In
saya membaca;
A

- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa I (Erwanty, Amd. Keb)


menyatakan ada yang tidak benar;
ah

lik

Yang tidak benar yaitu:


- Tidak benar meninggal dunia pasien Alvareza dengan suntikan ketiga;
m

ub

- Untuk pasien Alvareza ada 3 (tiga) suntikan tidak benar tetapi ada 4 (empat)
sepek;
ka

- Tidak benar suntikan ketiga macet di infus;


ep

- Tidak benar Saksi tidak ada menyuntik pasian lain selain pasien Alvareza tetapi
ah

Saksi ada menyuntik pasien lain pada saat itu;


R

- Tidak benar perawat tidak ada menulis resep tetapi perawat ada menulis resep;
es

- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa II (Desri Amelia, Amd. Kep)


M

ng

menyatakan ada yang tidak benar;


on

Yang tidak benar yaitu:


- Tidak benar meninggal dunia pasien Alvareza dengan suntikan ketiga;
gu

d
In
A

Halaman 60 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Untuk pasien Alvareza ada 3 (tiga) suntikan tidak benar tetapi ada 4 (empat)

si
sepek;
- Tidak benar suntikan ketiga macet di infus;

ne
ng
- Tidak benar Saksi tidak ada menyuntik pasian lain selain pasien Alvareza tetapi
Saksi ada menyuntik pasien lain pada saat itu;
- Tidak benar perawat tidak ada menulis resep tetapi perawat ada menulis resep;

do
gu 14. Saksidr. Gunawan, Sp. An. H. Bukhari, dibawah sumpah pada pokoknya

In
menerangkan sebagai berikut:
A
- Bahwa Saya diambil keterangan di penyidik Kepolisian tentang kaitan dengan
pasien Alfareza karena saya dokter anastesi / bius yang kejadiannya pada hari
ah

lik
Jum’at tanggal 19 Oktober 2018;
- Bahwa Sekarang pasien Alfareza sudah meninggal dunia;
am

ub
- Bahwa Sebagai dokter anastesi saya pernah masuk keruang operasi;
- Bahwa tugas dan tanggung jawab saya sebagai dokter Spesialis anastesi dan
reanimasi di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh yaitu melakukan pembiusan
ep
k

dan pemantauan pasien di RSUD CND Meulaboh selama operasi;


ah

- Bahwa pasien yang meninggal dunia pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober
R

si
2018 di ruang perawat anak di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh yaitu Ajrul
Amilin dan Alfareza;

ne
ng

- Bahwa korban atas nama Alfareza masuk ke RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh
pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober 2018 sekira pukul 15.30 WIB dan

do
menderita / keluhan luka tusuk kayu di paha sebelah kiri sampai ke bokong,
gu

selanjutnya saya mengkonfirmasi dr. Samson Sembiring apakah ada pasien


yang mau di operasi dan Sdr. Samson Sembiring menjawab ada yaitu Sdr.
In
A

Alfareza, kemudian saya menuju ke ruang IGD untuk melakukan pemeriksaan


berupa anamnesa (bertanya tentang riwayat dan penyakit yang dialami) dan
ah

lik

pemeriksaan fisik, dan adapun hasil pemeriksaan saya tersebut yaitu saya
menyimpulkan bahwa Sdr. Alfareza mengalami luka ringan dan Sdr. Alfareza
m

layak untuk di operasi kecil, kemudian saya mengintruksikan / meresepkan


ub

macam-macam obat bius kepada Sdr. Fahmi Reza (penata anastesi) untuk
ka

diberikan kepada Sdr. Alfareza;


ep

- Bahwa Alfareza dilakukan operasi pukul 16.30 WIB sampai dengan pukul
17.30 WIB dan setelah di operasi Alfareza sadar penuh dan selanjutnya
ah

dibawa ke ruang anak untuk dlkukan perawatan;


es

- Bahwa saja yang ikut dalam kegiatan operasi terhadap Alfareza yaitu:
M

ng

1. Saya sendiri selaku dokter anastesi;


2. dr. Samson Sembiring selaku dokter bedah;
on

3. Sdr. Fahmi Rizal (penata anastesi);


gu

3. Bahwa obat yang diberikan kepada Sdr. Alfareza pada saat dan sebelum
d

dilakukan operasi dan yang mengintruksikan yaitu:


In
A

Halaman 61 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. dr. Mulya Warman (dokter piket IGD), yaitu:

si
a. Infus ringer laktat sebanyak 1 (satu) botol;
b. Injeksi Ceftriaxson (obat anti biotic) sebanyak 1 (satu) botol kecil;

ne
ng
c. Injeksi Ratinidin (obat mual) sebanyak 1 (satu) ampul;
d. Injeksi Ketorolac (obat penghilang nyeri) sebanyak 1 (satu) ampul;
e. Ats (obat anti tetanus) sebanyak 1 (satu) ampul;

do
gu f. Metoklopramide (obat muntah) sebanyak 1 (satu) ampul;
2. Saya selaku dokter anastesi / bius, pada saat dilakukan opreasi yaitu:

In
A
a. Fentanyl (obat anti nyeri) sebanyak 1 (satu) ampul;
b. Miloz (obat tidur) sebanyak 1 (satu) ampul;
ah

lik
c. Ketorolac (obat penghilang nyeri) sebanyak 2 (dua) ampul;
d. Ondansetron (obat anti muntah) sebanyak 1 (satu) ampul;
e. Kaltropen (obat anti nyeri) sebanyak 2 (dua) ampul;
am

ub
f. Sulfas Atropin (obat mencegah vagal reflek) sebanyak 2 (dua) ampul;
g. Atracurium (obat pelumpuh otot) sebanyak 2 (dua) ampul;
ep
- Bahwa kondisi Sdr. Alfareza setelah operasi yaitu baik dengan kondisi sadar
k

penuh berdasarkan Aldrete Scoring (penilaian kesadaran) dengan nilainya /


ah

scornya yaitu 10 dengan catatan /perincian bahwa apabila skor 8 sudah dapat
R

si
dipindahkan ke ruang perawat, sedangkan scor Sdr. Alfareza telah mencapai
scor 10, maka sudah layak untuk dipindahkan ke ruangan perawat, sehingga

ne
ng

setelah operasi Sdr. Alfareza dibawa ke ruangan perawat yaitu ruangan anak;
- Bahwa untuk intruksi dari dr. Muya Warman saya tidak menge5ahui apakah

do
gu

ada diberikan dan berapa banyak yang telah dierikan kepada Sdr. Alfareza
karena pada saat itu saya msih di ruangan operasi, sedangkan untuk intruksi
In
obat dari sya, dapat saya pastikan bahwa ada diberikan kepada Sdr. Alfareza;
A

- Bahwa pada saat Sdr. Alfareza di operasi ada diberikan obat Atracurium
dengan dosisnya yaitu 10 mg (sepuluh miligram) atau ¾ ampul;
ah

lik

- Bahwa ada diberi obat kepada pasien Alfareza yaitu dari 1 – 9 untuk
melakukan operasi melalui infus;
m

ub

- Bahwa setelah di operasi saya masuk ke ruang bedah dan saya panggil
keluarga pasien dan pasien sudah sehat penuh;
ka

- Bahwa Setelah di operasi saya masuk ke ruang bedah dan saya panggil
ep

keluarga pasien dan pasien sudah sehat penuh dan saya menyampaikan
ah

kepada perawat pasien sudah bisa di jemput dibawa ke ruang perawat anak;
R

- Bahwa pasien diberi obat Atracurium perlu untuk pembantu pernafasan biar
es

pasien rilek (seruruh otot polos rilek);


M

ng

- Bahwa jika tidak diberikan obat Atracurium di ruang operasi pasien tidak
on

bernafas tanpa dibantu pernafasan pasien bisa mati;


- Bahwa lebih kurang 3 (tiga) obat yang diberikan dan setelah diberikan nampak
gu

reaksinya;
d
In
A

Halaman 62 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa setelah di ruang bedah pasien dibawa ke ruang pemulihan dan setelah

si
itu saya tidak tahu lagi kemana dibawa;
- Bahwa ada diperlihatkan KOP (Kartu obat pasien) kepada saya tetapi saya

ne
ng
tidak ada menulis KOP (Kartu obat pasien) tersebut yang menulis yaitu Sdr.
Fahmi Rizal;
- Bahwa tanda 3 pada KOP tidak ada saya tulis yang saya tulis yaitu tanda 2;

do
gu - Bahwa Fahmi Rizal adalah Staf anastesi, Staf anastesi boleh menulis KOP
(Kartu obat pasien) atas arahan dokter dan yang menyuruh menulis adalah

In
A
saya sendiri;
- Bahwa pada saat akan oprasi diminta lebih 2 (dua) obat Atracurium untuk
ah

lik
cadangan walaupun kebutuhan cuam 1 (satu) apabila habis mudah
didapatkan;
- Bahwa yang bisa meresepkan obat Atracurium yaitu doker anastesi dan dokter
am

ub
saraf akan tetapi di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh tdak ada dipakai obat
Atracurium untuk pasien saraf;
ep
- Bahwa tujuannya diberikan obat-obatan sebelum dilakukan operasi yaitu untuk
k

membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar dan disuntik mellui infus;
ah

- Bahwa kondisi pasien Alfareza pasca operasi sudah normal dan sudah
R

si
nyambung apa yang kita tanyakan;
- Bahwa tanggung jawab anastesi terhadap pasien yaitu dari pasien masuk ke

ne
ng

ruangan sampai pasien sadar;


- Bahwa dokter Samson Sembiring meminta saya untuk mendapinginnya pada

do
gu

saat dilakukan operasi karena kaalau ada rapat tentang anastesi medis saya
yang mengikutinya;
In
- Bahwa cara pemberian dosis terhadap pasien yaitu disesuaikan dengan umur
A

pasien dan disesuaikan dengann kondisi pasien (berat badan);


- Bahwa ada hasil audit medis dan semua dokter Spesialis ada audit madis;
ah

lik

- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Para Terdakwa menyatakan tidak


keberatan dan membenarkannya;
m

ub

15. SaksiLailan Aidiana Sari Binti Abbas Basyah, dibawah sumpah pada
ka

pokoknya menerangkan sebagai berikut:


ep

- Bahwa Saksi adalah Kepala Instalasi Farmasi RSUD CND Meulaboh untuk itu
adahubungan Farmasi dengan pasien Alfareza adaah dengan obat karena
ah

obat untuk pasien Alfareza diambil di Farmasi;


es

- Bahwa Saya tidak tahu bagaimana kondisi pasien Alfareza pada saat diambil
M

ng

obat di Farmasi;
- Bahwa Saya tahu pasien Alfareza sudah meninggal dunia di telepon sama
on

petugas saya katanya ada pasien meninggal dunia di runag anak;


gu

d
In
A

Halaman 63 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa pasien Alfareza sudah meninggal dunia di ruang anak pada hari Jum’at

si
tanggl 19 Oktober 2018 sekira pukul 23.10 WIB dan pukul 23.55 WIB di ruang
perawat anak;

ne
ng
- Bahwa kaitan meninggal dunia pasien Alfareza dengan Farmasi yaitu obat
yang diberikan kepada pasien Alfareza diambil dari Farmasi;
- Bahwa Saya diangkat menjadi Kepala Instalasi Farmasi RSUD Cut Nyak Dhien

do
gu Meulaboh pada tanggal 2 Agustus 2018;
- Bahwa setelah disampaikan pasien Alfareza sudah meninggal dunia saya

In
A
tidak ada datang ke Rumah Sakit dan besok harinya saya baru datang ke
Rumah Sakit;
ah

lik
- Bahwa benar semua obat yang diberikan kepada pasien bearsal dari Farmasi;
- Bahwa Saya tahu obat Atracurium yaitu obat bius;
- Bahwa selain yang 3 (tiga) macam ada diambil obat yang lain yaitu Ranitidin,
am

ub
Ketorolax dan Atracurium (3 ampul) itu menurut pengakuan petugas Farmasi;
- Bahwa setahu saksi KOP (Kartu obat pasien) yang boleh menulis nama obat
ep
yaitu dokter;
k

- Bahwa pada malam kejadian meninggal dunia pasien Alfareza saya berada di
ah

rumah tetapi tetap saya yang bertnggung jawab karena saya sebagai Kepala
R

si
Instalasi Farmasi;
- Bahwa petugas malam pada kejadian meninggal dunia pasien Alfareza yaitu

ne
ng

Sdri. Nyona Dian Pratiwi dan Sdr. Suci Aulia Mailani Dara Voenna;
- Bahwa mereka sebagai petugas Farmasi ada mempunyai STRCTK;

do
gu

- Bahwa tidak dibenarkan keluarga pasien Alfareza mengambil obat di Farmasi


seharusnya perawat yang mengambilnya dan setiap kita rapat selalu
In
diberithukan;
A

- Bahwa saksi pernah menyampaikan tidak boleh keluarga pasien mengambil


obat;
ah

lik

- Bahwa Saya pernah panggil mereka berdua saat bertugas katanya sudah
ditanya di ruang apa obat tersebut dan keluarga pasien tidak menjawab karena
m

ub

buru-buru;
- Bahwa keluarga pasien ada membawa KOP (Kartu obat pasien) pada waktu
ka

mengambil obat di Farmasi dan diminta obat Atracurium 3 (tiga) ampul menurut
ep

petugas saya Sdri. Erwanty, Amd. Keb. yang minta obat tersebut;
ah

- Bahwa Saya sudah Apoteker dan saat ini RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh
R

tipe B;
es

- Bahwa Apoteker di RSUD Cut Nnyak Dhien Meulaboh ada 9 (sembilan);


M

ng

- Bahwa Saksi diangkat menjadi Apoteker di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh
on

pada taggal 02 Agustus 2018;


- Bahwa Saya tugas Apoteker di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh dari pukul
gu

08.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB;


d
In
A

Halaman 64 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa yang bertugas di Farmasi sudah mempunyai STR (Surat Tanda

si
Registrasi);
- Bahwa pada waktu pengaluaran obat boleh tidak ada Apoteker dan petugas

ne
ng
tidak ada konsultasi dengan Apoteker;
- Bahwa aturan (setardar) obat anastesi yang boleh difungsikan hanya di ruang
operasi tetapi harus dengan resep dokter;

do
gu - Bahwa
- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Para Terdakwa menyatakan tidak

In
A
keberatan dan membenarkannya;

16. Saksidr. Samson Sembiring, Sp. B. Bin Baginda Ali, dibawah sumpah pada
ah

lik
pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa Saya diperiksa di penyidik Kepolisian tentang pasien yang saya rawat
am

ub
atas nama Alfareza;
- Bahwa Saya bekerja sebagai dokter bedah di RSUD Cut Nyak Dhien
Meulaboh sejak tahun 2013;
ep
k

- Bahwa tugas dan tanggung jawab saya sebagai dokter bedah di RSUD Cut
ah

Nyak Dhien Meulaboh yaitu sebagai doketr penanggung jawab pasien untuk
R

si
melakukan asuhan medis, pemeriksaan pasien, pemeriksaan untuk
menegakkan diagnosa, melakukan tindakan bedah dan folow up di RSUD Cut

ne
ng

Nyak Dhien Meulaboh;


- Bahwa Saya selaku dokter bedah di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh ada

do
memiliki izin Praktek sbagai dokter Spesialis bedah berdsarkan Surat Izin
gu

Praktek dokter Spesialis Nomo : 446/030/SIP/D/Sp. B/2015 Tanggal 30


November 2015;
In
A

- Bahwa yang melakukan operasi terhadap korban antas nama Alfareza Yaitu:
1. Saya sendiri selaku dokter bedah;
ah

lik

2. Dokter Gunawan selaku dokter bius;


3. Dan dibantu oleh beberapa perawat yang bertugas pada saat itu;
- Bahwa piristiwa meninggal dunia pasien Alfareza pda hari Jum’at tanggal 19
m

ub

Oktober 2018 sekira pukul 23.55 WIB;


ka

- Bahwa Saya mengetahui pasien Alfareza meninggal dunia dari informasi /


ep

diberitahukan oleh perawat ada kesalahan dalam pemberian obat;


- Bahwa sampai sekarang saya belum mengetahui siapa yang memberi obat
ah

kepada pasien Alfareza sehingga meninggal dunia;


es

- Bahwa pasien Alfareza RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh pada hari Jum’at
M

ng

tanggal 19 Oktober 2018 sekira pukul 15.00 WIB diantar oleh Ambulace;
- Bahwa setelah operasi selanjutnya saya menulis obat-obat untuk diberikan
on

kepada pasien Alfareza;


gu

- Bahwa yang menulis KOP (Kart obat pasien) adalah perawat atas intruksi
d

dokter;
In
A

Halaman 65 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa obat-obat yang diberikan untuk pasien Alfareza setelah pasca operasi

si
yaitu:
1. Infus RL 20 tetes perminit;

ne
ng
2. Injeksi Cefotaxim (anti biotik), 500 mg per 8 (delapan) jam;
3. Injeksi Ketorolax (anti nyeri), 1 % per 8 (delapan) jam;
4. Injeksi Ratanidin (anti mual), setengah ampul per 8 (delapan) jam;

do
gu 5. Injeksi Transamin (obat mengurangi atau mencegah rembesan darah),
250 mg per 12 (dua belas) jam;

In
A
- Bahwa Saksi lakukan terhadap pasien Alfareza pada saat di operasi hanya
menanam benang saja;
ah

lik
- Bahwa setelah pasca operasi keadaan pasien Alfareza baik-baik saya dan
tidak perlu penanganan kusus karena operasi sedang;
- Bahwa setelah diberitahukan oleh perawat bahwa pasien Alfareza sudah
am

ub
meninggal dunia saya lansung ke ruang untuk memastikan meninggal dunia
pasien Alfareza;
ep
- Bahwa setahu saksi ada 2 (dua) orang yaang meninggal dunia pada saat itu
k

pertama Alfraza dan kedua sudah lupa namanya;


ah

- Bahwa obat Atracurium sering digunakan di ruang operasi yaitu obat pelumpuh
R

si
otot;
- Bahwa ada diberikan obat Atracurium terhadap pasien Alfareza sebelum

ne
ng

dilakukan operasi yang diberikan oleh Sdr. Fahmi Rizal;


- Bahwa pasca operasi tidak perlu lagi diberikan obat Atracurium terhadap

do
gu

pasien Alfareza;
- Bahwa Saya mengetahui faktor kesalahan pemberian obat sehingga pasien
In
Alfareza meninggal dunia dari pihak Kepolisian (pada waktu saya diambil
A

keterangan);
- Bahwa pada waktu pasien Alfareza meninggal dunia saya berada di rumah
ah

lik

setelah mendapat informsi saya balik ke Rumah Sakit langusng ke ruang anak;
- Bahwa akhir penanganan saya mulai dari pemeriksaan anotsal sampai
m

ub

melaksanakan operasi;
- Bahwa dari keseluruhan kerja tim saya yang bertanggung jawab, dan tidak
ka

perlu lagi di operasi sudah cukup;


ep

- Bahwa kalau perawat kurang paham di konsultasi dan wajib meminta petunjuk
ah

kepada dokter jaga (dokter IGD) Sepanjang yang saya ketahui yang menulis
R

KOP (Kartu obat pasien) yaitu perawat, dokter umum dan dokter operasi kalau
es

di SOP saya tidak tahu;


M

ng

- Bahwa Saya ikut pada waktu dikumpulkan di ruang Direktur, pihak Rumah
on

Sakit mencari tahu apa penyebabnya meninggal dunia pasien Alfareza dan
obat-obat apa yang diberikan dan Sdri. Erwanty, Amd. Keb menyatakan ada
gu

kesalahan pembeian obat pada saat itu;


d
In
A

Halaman 66 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa ada disebutkan kesalahan obat pada waktu pertemuan di ruang

si
Direktur yaitu obat Atracurium;
- Bahwa dokter tidak ada kewenangan untuk memilih perawat dalam melakukan

ne
ng
operasi terhadap pasien dan tidak tahu siapa yang memilih perawat;
- Bahwa perawat-perawat yang masuk ke Rumah Sakit harus memilik STR
(Surat Tanda Registrasi) karena itu wajib;

do
gu - Bahwa obat Transamin dan obat Trepatraksin tidak ada di KOP (Kartu obat
pasien) ada dikonsultasikan ke dokter IGD;

In
A
- Bahwa yang meninggal dunia pasien pertama ada di telpon kepada saya dan
selang antara yang meninggal dunia pasien pertama dengan yang meninggal
ah

lik
dunia pasien kedua (Alfareza) ½ jam;
- Bahwa tujuan folow up yaitu apabila pasien masih lemas / kurang makan kita
tambah selera makan;
am

ub
- Bahwa yang tanggung jawab setelah di injeksi obat jika ada masalah yaitu
dokter yang tanggung jawab;
ep
- Bahwa tidak ada resiko kematian Alfareza karena diberi obat diberi obat
k

sedang;
ah

- Bahwa dalam hal pemberian obat, obat-obat ini tidak ada kita beritahukan
R

si
kepada perawat karena perawat sudah bertahun-tahun di bidang itu;
- Bahwa Saya menulis semua perkembangan dalam catatan operasi setelah

ne
ng

ditulis di catatan operasi, CPPT bisa ditulis oleh dokter Umum;


- Bahwa yang dikatakan oleh Erwanty, Amd. Keb pada waktu pertemuan di

do
gu

ruang Direktur yaitu salah resep obatnya;


- Bahwa potensi meninggal dunia setiap pasien operasi yaitu antara bius dengan
In
operasi;
A

- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa I (Erwanty, Amd. Keb)


menyatakan ada yang tidak benar;
ah

lik

Yang tidak benar yaitu:


- Tentang obat Atracurium tidak ada saya sampaikan malam itu;
m

ub

- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa II (Desri Amelia, Amd. Kep)


menyatakan tidak keberatan dan membenarkannya;
ka

ep

17. Saksidr. Mudiarti, M. Kes. Binti Alm. Marah Muda Siregar, dibawah sumpah
pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
ah

- Bahwa Saya diambil keterangan di penyidik Kepolisian berkaitan dengan salah


es

suntik yang dilakukan oleh perawatkepada pasien Alfareza yang meninggal


M

ng

dunia pada tanggal 19 Oktober 2018;


- Bahwa tugas dan tanggung jawab saya sebagi wakil direktur pelayanan di
on

RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh yitu:


gu

a. Perumusan rencana kerja dan kegiatan dibidang pelayanan;


d
In
A

Halaman 67 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
b. Penyelenggaraan kegiatan pelayanan medis, meliputi spesialistis,

si
upaya rujukan dan pelayanan asuhan keperawataan, pelayanan
pemeriksaan kesehatan dan tidakan medis lainnya dalam rangka

ne
ng
peningkatan pelayanan kepada masyarakat;
c. Penyelenggaan kegiatan inventarisasi meliputi sarana dan prasarana
dalam rangka peningkatan pelayanan rawat inap, jalan, intensif,

do
gu tindakan medik, penunjang medis dan non medis;
d. Penyelenggaraan pelaksanaan bimbingan pelayanan asuhan

In
A
keperawatan meliputi penerapan mutu dan etika profesi dalam rangka
pengawasan mutu dan standar pelayanan;
ah

lik
e. Pengoordinasian perencanaan kebutuhan alat-alat dan fasilitas
pelayanan medis meliputi spesialis, penunjang medis / non medis,
rujukan dan tindakan medis lainnya agar tepat sasaran dan
am

ub
f. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh direktur
sesuai bidang tugas dan fungsinya;
ep
- Bahwa yang melakukan pengawasan dan kontrol terhadap kinerja perawat di
k

RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh yaitu:


ah

a. Komite keperawatan Sdr. Ners. Zulham, M. Kep;


R

si
b. Kabid keperawatan atas nama Sdr. Cut Hasanudin, SKM;
c. Kasi mutu dan etika keperawatan dan kebidanan atas nama Sdri. Sri

ne
ng

Mulyani, S. Kep;
d. Kasi asuhan keperawatan dan kebidanan atas nama Sdri. Ira Yuni

do
gu

Hafnita, Amd. Keb;


e. Kepala ruangan atas nama Sdri. Eka Herlina, Amd. Keb;
In
- Bahwa sebelum kejadian ini saya belum kenal dengan Sdri. Erwanty, Amd.
A

Keb. dan dengan Sdri. Desri Amelia, Amd. Kep dan setelah kejadian baru saya
kenal, Sdri. Erwanty, Amd. Keb. yaitu Pj. Shif dan Sdri. Desri Amelia, Amd. Kep
ah

lik

yaitu di bagian Administrasi;


- Bahwa Pj. Shif tidak ada SK karena sudah dhapus oleh Kepala ruangan;
m

ub

- Bahwa atas tindakan tersebut ada di audit internal tetapi saya tidak tahu
karena saya dinas luar;
ka

- Bahwa sebelum audit internal saya tidak tahu ada pasien yang meninggal
ep

dunia;
ah

- Bahwa saya tahu korban salah suntik pasien Alfareza meninggal dunia dari
R

kawan-kawan karena saya dinas luar ke Jakarta (dari Kabid);


es

- Bahwa saya tidak ada ikut audit internal yang ikut dokter Samson Sembiring;
M

ng

- Bahwa yang menerbitkan SPO adalah direktur saya tidak ikut menerbitkan
on

karena saya baru taggal 6 Januari 2018 diangkat sebagai Wadir Pelayanan
RSUS Cut Nnyak Dhien Meulaboh;
gu

d
In
A

Halaman 68 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa alur pasien masuk melalui dokter IGD kemudian dibawa ke ruang yang

si
dituju;
- Bahwa setelah pasien dibawa ke ruang bedah yang bertanggung jawab adalah

ne
ng
dokter bedah sampai selesai;
- Bahwa dalam perawatan pasien yang melakukannya adalah perawat praktek,
tindakan medis adalah dokter yang melakukannya;

do
gu - Bahwa Intruksi dokter dikerjakan oleh perawat benar tanggung jawab dokter,
jika salah dokter juga yang bertaggung jawab;

In
A
- Bahwa apabila diminta obat A diberikan obat B yang bertaggung jawab adalah
perawat;
ah

lik
- Bahwa dokter dan perawat punya kode etik dan dibawah saya ada lagi Kasi
mutu dan keperawatan;
- Bahwa 1 (satu) KOP (Kartu obat pasien) untuk 1 (satu) orang pasien kalau
am

ub
sudah habis ditambah lagi lembarannya;
- Bahwa yang mengisi daftar obat dokter sesuai dengan SPO dan tidak boleh di
ep
isi oleh perawat;
k

- Bahwa sudah disosialisasi tentang KOP (Kartu obat pasien) dan sudah sering
ah

dilakukan kalau tidak ada konsultasi ke dokter umum dan dokter IGD;
R

si
- Bahwa pada waktu mengambil obat di Farmasi KOP (Kartu obat pasien) yang
dibawa, waktu jam kerja perawat yang mengambil kalau diluar jam kerja

ne
ng

perawat jaga yang mengambil obat dan tidak boleh keluarga pasien mengambil
obat kalau terjadi hal ini beginilah yang terjadi;

do
gu

- Bahwa Akreditasi RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh sekarang bintang 2 (dua)
turun kelas tetapi tetap Akreditasi;
In
- Bahwa Saya mengetahui obat Atracurium yang menyebabkan meninggal
A

dunia pasien Alfareza pada waktu di periksa di penyidik Kepolisian sebelumnya


saya tidak mnegetatui karena saya dokter umum di ruang umum tidak ada
ah

lik

dipakai obat Atracurium yang dipakai cuma di ruang operasi;


- Bahwa STR (Surat Tanda Registrasi) yaitu setatus bekerja harus ada itu, Sdri.
m

ub

Erwanty, Amd. Keb. punya STR (Surat Tanda Registrasi) kalau Sdri. Dersri
Amelia, Amd. Kep tidak punya STR (Surat Tanda Registrasi) kalau ada STR
ka

(Surat Tanda Registrasi) / surat izin bekeja baru bisa bekerja di Rumah Sakit
ep

dan perawat bisa menyuntik dan memasang infus pasien kalau Sdri. Dersri
ah

Amelia, Amd. Kep tugasnya dibagian Administrasi, keuangan pasien pasti


R

mereka mengetahui itu;


es

- Bahwa Saya tidak tahu Sdri. Desri Amelia, Amd. Kep. ada melakukan tindakan
M

ng

medis terhadap pasien Alfareza setelah itu baru tahu dari audit Kepala bidang
on

Keperawatan;
- Bahwa Sebelumnya saya tidak tahu Sdri. Desri Amelia, Amd. Kep. sudah
gu

ditempatkan di ruang anak setelah kejadian / setelah di audit Sdri. Desri


d
In
A

Halaman 69 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Amelia, Amd. Kep. sudah ada di ruang anak dan Kepala ruangan sudah

si
dipindah;
- Bahwa hasil audit obat yang digunakan / dipakai untuk menyuntik pasien

ne
ng
Alfareza yaitu obat Transamin;
- Bahwa hasil audit ada Saksi bagikan kepada Kepala ruangan;
- Bahwa penulisan / pengisian KOP (Kartu obat pasien) tidak di isi oleh dokter

do
gu menyalahi SPO kalau ada delegasi tidak menyimpang;
- Bahwa Seorang perawat / para medis secara umum boleh menulis obat di

In
A
KOP (Kartu obat pasien) dengan intruksi dokter;
- Bahwa hasil audit di KOP (Kartu obat pasien) ditambah obat tetapi saya tidak
ah

lik
tahu siapa yang menambah obat;
- Bahwa pelayanan masyarakat baik pasien masuk sampai pasien keluar
tanggung jawab Rumah Sakit;
am

ub
- Bahwa sebelum kejadian ini yang bertanggung jawab terhadap Rumah Sakit
Cut Nyak Dhien Meulaboh adalah direktur Rumah Sakit;
ep
- Bahwa yang bertanggung jawab terhadap Para Terdakwa bekerja di Rumah
k

Sakit Cut Nyak Dhien Meulaboh yaitu rekrutmen;


ah

- Bahwa Rekrutmen terhadap Para Terdakwa dilakukan sebelum saya menjadi


R

si
Wakil direktur Pelayanan;
- Bahwa hasil rekrutmen kepegawaian yaitu yang punya STR (Surat Tanda

ne
ng

Registrasi) diberikan kepada saya;


- Bahwa tindakan medis dan tindakan para medis sama tidak ada bedanya

do
gu

hanya sebutan saja yang berbeda;


- Bahwa Saya dapat informasi dari Kabid Keperawatan Sdri. Desri Amelia, Amd.
In
Kep. membantu saja melakukan tindakan medis, menurut saya tidak
A

dibenarkan karena tidak ada STR (Surat Tanda Registrasi);


- Bahwa pada waktu pertemuan audit obat yang disutik terhadap pasien Alfareza
ah

lik

yaitu obat Transamin dan Para Terdakwa tidak ada pada saat pertemuan audit
tersebut;
m

ub

- Bahwa RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh punya tenaga Apoteker yaitu 10
(sepuluh) orang dan pada waktu itu ada 6 (enam) orang;
ka

- Bahwa malam kejadian tersebut tidak ada Apoteker yang jaga yaitu Asisten
ep

Apoteker dan tidak dibenarkan Asisten yang menjaga Apoteker;


ah

- Bahwa Iya hasil audit internal dijadikan hasil Rumah Sakit (Saksi
R

memperlihatkan hasil audit internal tersebut kepada Majelis di depan


es

persidangan);
M

ng

- Bahwa yang menandatangani hasil audit internal adalah dokter Samson


on

Sembiring sebagai penaggung jawab, Ketua Komite dokter Muhajir dan dokter
Gunawan;
gu

d
In
A

Halaman 70 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa ketika Sdri. Desri Amelia, Amd, Kep. diperbantukan di ruang anak yang

si
bertanggung jawab adalah Kepala ruangan dan tidak pernah diberitahukan
kepada saya ternyata sudah ada di ruangan;

ne
ng
- Bahwa Saya tidak tahu tindakan penyuntikan dengan pasang infus siapa yang
bertanggung jawab, berdasarkan SPO yang memberikan infus kepala bidang;
- Bahwa Akreditasi turun kelas karena di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh

do
gu Apoteker tidak cukup dan perawat kurang;
- Bahwa kalau pagi di ruang utama mengambil obat yaitu di depo IGD dan

In
A
malam disitu juga mengambil obat;
- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa I (Erwanty, Amd. Keb)
ah

lik
menyatakan ada yang tidak benar;
Yang tidak benar yaitu:
- Keberatan saya sebagai penanggung jawab Shif karena masih ada yang sama
am

ub
kedudukan dengan saya;
- Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa II (Desri Amelia, Amd. Kep)
ep
menyatakan ada yang tidak benar;
k

Yang tidak benar yaitu:


ah

- Saya tidak tahu yang tidak punya STR (Surat Tanda Registrasi) tidak boleh
R

si
mengambil tindakan medis;
Menimbang, bahwa di persidangan telah dibacakan pula bukti surat,

ne
ng

berupa:
- Berita Acara Analisis Laboratorium Barang Bukti Bahan Berbahaya dari

do
gu

Pusat Laboratorium Forensik Polri Cabang Medan Nomor Lab :


13718/NOF/2018 tanggal 19 November 2018 yang ditandatangani oleh Dra.
In
Melta Tarigan, M.Si selaku Wakil Kepala Laboratorium Forensik Cabang
A

Medan dan Zulni Erma serta Delianan Naiborhu, S.Si., Apt. selaku
pemeriksa;
ah

lik

Menimbang, bahwa Penuntut Umum telah mengajukan Ahli sebagai


berikut:
m

ub

1. SaksiProf. Dr. Urip Harahap, Apt,dibawah sumpah keterangan dibacakan


pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
ka

- Bahwa kegunaan / manfaat dari obat cairan Ketorolax, Ranitidine,


ep

Cefotaxim dan Transamin yaitu :


ah

o Ketorolax adalah obat golongan anti nyeri digunakan untuk mengatasi


R

nyeri pasca operasi.


es

o Ranitidine adalah obat golongan Antagonis H2 dapat digunakan untu k


M

ng

pencegahan atau mengurangi peningkatan asam lambung.


on

o Cefotaxim adalah obat golongan antibiotik yang dapat digunakan untuk


mengobati infeksi.
gu

d
In
A

Halaman 71 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
o Transamin adalah obat golongan anti Fibrinolitik dapat digunakan

si
untuk mencegah atau menghentikan perdarahan.
- Bahwa Obat tersebut diatas diberikan kepada pasien yaitu:

ne
ng
o Ketorolax diberikan untuk mengatasi nyeri sedang sampai berat atau
pasca operasi.
o Ranitidine diberikan untuk mengurangi peningkatan asam lambung.

do
gu o Cefotaxim diberikan untuk mengatasi infeksi.
o Trannsamin diberikan untuk mencegah atau menghentikan

In
A
perdarahan.
- Bahwa Cara memberikan ke empat obat cairan tersebut diatas yaitu cara
ah

lik
diinjeksikan (disuntikkan) secara intravena (langsung ke pembuluh darah
vena), serta ahli juga menjelaskan bahwa Yang dimaksud dengan obat
Anestesi adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri
am

ub
dan menghilangkan kesadaran. Dan Anestesi di bagi menjadi tiga jenis
yaitu :
ep
o Anestesi lokal yaitu untuk menghilangkan nyeri dan kesadaran h anya
k

pada bagian tubuh tertentu contohnya Lidokain untuk operasi gigi.


ah

o Anestesi Regional yaitu untuk menghilangkan nyeri dan kesadaran


R

si
pada area tubuh yang lebih luas dari lokal contohnya anastesi epidural
yang digunakan pada saat operasi Caesar.

ne
ng

o Anestesi umum yaitu menghilangkan nyeri dan menghilangkan


kesadaran secara total contohnya Siklopropan.

do
gu

- Bahwa Obat cairan Atracurium Besylate tidak termasuk obat Anastesi /


obat bius akan tetapi obat Atracurium Besylate obat golongan muscle
In
relaxant (perelaksasi otot / pelemas otot), serta ahli juga menjelaskan
A

bahwa Atracurium Besylate umumnya diberikan sebagai obat tambahan


terhadap obat anestesi umum dengan tujuan untuk merelaksasikan otot /
ah

lik

melemaskan otot selama operasi;


- Bahwa Obat cairan Atracurium Besylate diberikan secara injeksi bolus
m

ub

intravena (suntikkan langsung ke pembuluh darah vena), serta ahli juga


menjelaskan bahwa Efek samping dari obat cairan Atracurium Besylate
ka

adalah :
ep

o Gatal – gatal.
ah

o Muka kemerahan.
R

o Peningkatan denyut jantung (takikardia).


es

o Kejang otot pada saluran pernafasan (bronkospasme).


M

ng

- Bahwa Efek samping ini tergantung pada dosis dan respon individual
on

pada pasien, serta ahli juga menjelaskan bahwa Secara umum obat ini
diberikan sebagai obat tambahan terhadap obat anestesi umumdengan
gu

d
In
A

Halaman 72 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tujuan untuk merelaksasikan otot / melemaskan otot, salah satunya pada

si
pasien yang akan menjalani operasi.
- Bahwa adapun dampak yang ditimbulkan dari pemberian obat Atracurium

ne
ng
dihubungkan dengan kasuistis korban Alfa Reza tersebut yaitu terjadin ya
over dosis obat Atracurium karena terjadinya kesalahan pengambilan
obat yang mana dosis yang diberikan adalah dosis obat transamin,

do
gu sehingga mengakibatkan kejang pernafasan, serta ahli juga menjelaskan
bahwa pemberian obat Atracurium tersebut digunakan sebelum dan saat

In
A
operasi pasien saja.
- Bahwa benar, mekanisme atau prosedur pemberian injeksi obat
ah

lik
Atracurium tersebut harus disertai alat bantu pernafasan / oksigen, serta
ahli juga menjelaskan bahwa benar, apabila kejang otot pada saluran
pernafasan tidak teratasi maka dapat mengakibatkan kematian.
am

ub
- Bahwa adapun mekanisme obat Atracurium tersebut bekerja di dalam
tubuh manusia, sehingga bisa menyebabkan turunnya fungsi kesadaran
ep
bahkan dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung, kejang otot
k

pada saluran pernafasan yaitu berawal dari terjadinya over dosis


ah

sehingga terjadinya kejang otot pernafasan dan dengan demikinan akan


R

si
kekurangan oksigen dan hilangnya kesadaran, serta ahli juga
menjelaskan bahwa adapun cara mengukur / rumus pemberian dosisi

ne
ng

obat Atracurium pada pasien yaitu 0,4 s/d 0,5 mg / kilogram berat badan;
- Bahwa benar, apabila pemberian obat Atracurium oleh perawat tan pa

do
gu

sepengetahuan dokter dan tanpa didukung oleh alat – alat medis beru pa
oksigen berpotensi menyebabkan kematian, serta ahli juga menjelaskan
In
bahwa untuk menentukan persentase / kemungkinan meninggalnya
A

seseorang akibat obat atracurium harus dilakukan studi terlebih dahulu;


ah

lik

2. SaksiDr. Mohd Din, S.H., M.H. Bin M. Samin,dibawah sumpah keterangan


dibacakan pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa sesuai Pasal 359 KUHPidana “barang siapa karena salahnya
m

ub

menyebabkan matinya orang dihukum penjara selama-lamanya lima


ka

tahun atau kurungan selama-lamanya satu tahun”. Dalam hal ini tentu
ep

yang harus dijelaskan adalah mengenai unsure karena salahnya yan g di


dalam hukum pidana sering disebut kealpaan atau kelalaian.Ada yang
ah

berpendapat bahwa kealpaan pada dasarnya adalah kekurang hati-hatian


es

atau lalai, kurang waspada, semberono, teledor, kurang menggunakan


M

ng

ingatan, khilaf. Dalam hali ini sekiranya yang bersangkutan hati -hati,
waspada, tertib atau ingat, kejadian itu tidak akan terjadi atau dapat
on

dicegah atau dihindari. Didalam ilmu hukum kedokteran, terdapat


gu

rumusan tentang kelalaian yang sudah berlaku universal, yaitu : Kelalaian


d

itu ketidaktelitian yang wajar, tidak melakukan apa yang seorang lain
In
A

Halaman 73 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dengan ketelitian serta kehati-hatian akan melakukannya dengan wajar,

si
atau melakukan apa yang seorang lain dengan ketelitian yang wajar
justru tidak melakukannya. Jadi dengan demikian, menurut kronologis

ne
ng
tadi menurut hemat ahli telah terjadi hal yang demikian itu atau kealpaan
itu;

do
gu - Bahwa Seperti yang ahli sebutkan tadi telah terjadi hal-hal yang
semestinya dilakukan akan tetapi tidak dilakukan, yaitu tidak hati-hati,
setidaknya bagi Terdakwa ERWANTY, Amd. Keb Binti M. YATIM,

In
A
seandainya dia tidak ceroboh didalam melakukan tindakan, atau
seandainya dia mengikuti prosedur yang dutentukan, maka akibat
ah

lik
kematian itu kemungkinan tidak akan terjadi. Sedangkan untuk Terdakwa
DESRI AMELIA ZULKIFLI, Amd.Kep Binti ZULKIFLI harus diteliti lebih
am

ub
lanjut, karena di dalam hukum pidana kejadian seperti ini, yaitu terjadin ya
suatu dugaan tindak pidana yang melibatkan beberapa orang dikenal
dengan istilah penyertaan (deelneming).Dalam penyertaan ini ada
ep
k

beberapa kategori pelaku yaitu yang melakukan, yang menyuruh


ah

melakukan, dan yang membantu melakukan.Jadi dalam kasus ini harus


R
dilihat bagaimana hubungan kerja antara Terdakwa ERWANTY dengan

si
TerdakwaDESRI, yang ahli tidak tau bagaimana struktur dan

ne
ng

pertanggung jawaban disitu, siapa yang paling bertanggung jawab


diruangan atau pada saat itu. Dapat saja terjadi dalam hali ini Terdakwa
ERWANTY sebagai menyuruh melakukan, kalau menyuruh melakukan

do
gu

maka yang disuruh yaitu Terdakwa DESRI tidak dapat dimintai


pertanggung jawaban, dia sebagai manus ministra;
In
A

- Bahwa Ya, ahli awali dari bahwa kelalaian sering disebut sebagai
Kealpaan (culpa). Kealpaan adalah salah satu bentuk dari kesalahan di
ah

lik

dalam Hukum pidana, bentuk kesalahan laiannya adalah


kesengajaan.Kesalahan dalam bentuk Kealpaan adalah bentuk yang
m

lebih rendah derajatnya dari pada kesalahan dalam bentuk kesengajaan .


ub

Adapun pengertian dari “culpa” ada dalam Memory van Toelichthing


ka

(MvT) sewaktu Menteri Kehakiman Belanda mengajukan Rancangan


ep

Undang-Undang Hukum Pidana, dimana dalam pengajuan Rancangan itu


terdapat penjelasan mengenai apa yang dimaksud denga “kelalaian”
ah

adalah :
es

o Kekurangan pemikiran yang diperlukan.


M

o Kekurangan pengetahuan/pengertian yang diperlukan.


ng

o Kekurangan dalam kebijaksanaan yang disadari.


on

- Bahwa selanjutnya di dalam hukum pidana dikenal juga pembagian


gu

Kealpaan, yaitu kealpaan yang berat (culpa lata) dan kealpaan yang
d

ringan (culp levis). Pada prinsipnya Kealpaan itu bukanlah suatu


In
A

Halaman 74 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pelanggaran hukum atau kejahatan, apabila kelalaian itu tidak sampai

si
membawa kerugian atau cedera kepada orang lain dan orang itu dapat
menerimanya. Ini berdasar perinsip hukum “de minimus non curat lex”

ne
ng
yang berarti hukum tidak mencampuri hal-hal yang dianggap
sepele.Namun jika kelalaian itu mengakibatkan kerugian materi,
mencelakakan bahkan merenggut nyawa orang lain, maka ini

do
gu diklasifikasikan sebagai kelalaian berat (culpa lata), serius dan kriminil.
Berdasarkan hal tersebut maka menurut hemat ahli kelalaian berat itu

In
A
maknanya sama dengan kelalaian, yaitu sedperti yang ahli uraikan pada
waktu memberikan keterangan dulu bahwa Di dalam ilmu hukum
ah

lik
kedokteran, terdapat rumusan tentang kelalaian yang sudah berlaku
universal, yaitu: Kelalaian itu ketidaktelitian yang wajar, tidak melaku kan
apa yang seorang lain dengan ketelitian serta kehati-hatian akan
am

ub
melakukannya dengan wajar, atau melakukan apa yang seorang lain
dengan ketelitian yang wajar justru tidak melakukannya. Dan yang ingin
ep
ahli kemukakan lagi adalah makna kelalaian berat di sini menunjukkan
k

bahwa derajat perbuatan tersebut di bawah kesengajaan;


ah

si
3. SaksiAzizah Vonna, M. Pharm. Sci. Apt Binti Alm. M. Amin,dibawah sumpah
keterangan dibacakan pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

ne
ng

- Bahwa kegunaan / manfaat dari obat cairan Ketorolax, Ranitidine,


Cefotaxim dan Transamin yaitu :

do
o Ketorolax adalah obat golongan anti nyeri digunakan untuk mengatasi
gu

nyeri pasca operasi;


o Ranitidine adalah obat golongan Antagonis H2 dapat digunakan untu k
In
A

pencegahan atau mengurangi peningkatan asam lambung;


o Cefotaxim adalah obat golongan antibiotik yang dapat digunakan untuk
ah

lik

mengobati infeksi;
o Transamin adalah obat golongan anti Fibrinolitik dapat digunakan
m

untuk mencegah atau menghentikan perdarahan;


ub

- Serta ahli juga menjelaskan bahwa :


ka

o Ketorolax diberikan untuk mengatasi nyeri sedang sampai berat atau


ep

pasca operasi;
o Ranitidine diberikan untuk mengurangi peningkatan asam lambung.
ah

o Cefotaxim diberikan untuk mengatasi infeksi;


es

o Trannsamin diberikan untuk mencegah atau menghentikan


M

ng

pendarahan;
- Bahwa Cara memberikan ke empat obat cairan tersebut diatas yaitu cara
on

diinjeksikan (disuntikkan) secara intravena (langsung ke pembuluh darah


gu

vena), serta ahli juga menjelaskan bahwa Yang dimaksud dengan obat
d
In
A

Halaman 75 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Anestesi adalah obat yang digunakan u ntuk menghilangkan kesadaran

si
dan anestesi di bagi menjadi tiga jenis yaitu :
o Anestesi lokal yaitu untuk menghilangkan nyeri dan kesadaran h anya

ne
ng
pada bagian tubuh tertentu contoh nya Lidokain untuk operasi gigi;
o Anestesi Regional yaitu untuk menghilangkan nyeri dan kesadaran
pada area tubuh yang lebih luas dari lokal contohnya anastesi

do
gu epidural yang digunakan pada saat operasi Caesar;
o Anestesi umum yaitu menghilangkan nyeri dan menghilangkan

In
A
kesadaran secara total contohnya Siklopropan;
- Bahwa Obat cairan Atracurium Besylate tidak termasuk obat Anastesi /
ah

lik
obat bius akan tetapi obat Atracurium Besylate obat golongan muscle
relaxant (perelaksasi otot / pelemas otot), serta ahli juga menjelaskan
bahwa Atracurium Besylate umumnya diberikan sebagai obat tambahan
am

ub
terhadap obat anestesi umum dengan tujuan untuk merelaksasikan otot /
melemaskan otot selama operasi;
ep
- Bahwa Obat cairan Atracurium Besylate diberikan secara injeksi bolus
k

intravena (suntikkan langsung ke pembuluh darah vena), serta ahli juga


ah

menjelaskan bahwa Efek samping dari obat cairan Atracurium Besylate


R

si
adalah :
o Gatal – gatal.

ne
ng

o Muka kemerahan.
o Penurunan tekanan darah (hipotensi).

do
gu

o Penurunan denyut jantung (brakikardia.


o Kejang otot pada saluran pernafasan (bronkospasme).
In
- Bahwa Efek samping ini tergantung pada dosis dan respon individual
A

pada pasien, serta ahli juga menjelaskan bahwa Secara umum obat ini
diberikan sebagai obat tambahan terhadap obat anestesi umum dengan
ah

lik

tujuan untuk merelaksasikan otot / melemaskan otot, salah satunya pada


pasien yang akan menjalani operasi;
m

ub

- Bahwa Secara umum obat ini diberikan sebagai obat tambahan terhadap
obat anestesi umum dengan tujuan untuk merelaksasikan otot /
ka

melemaskan otot, salah satunya pada pasien yang akan menjalani


ep

operasi, serta ahli juga menjelaskan bahwa Adapun dampak yang


ah

ditimbulkan dari pemberian obat Atracurium dihubungkan dengan


R

kasuistis korban Alfa Reza tersebut yaitu Atracurium yang diberikan


es

diruang rawat tanpa ada alat bantu pernafasan, baik dalam dosis terapi
M

ng

maupun tidak, dapat beresiko menyebabkan relaksasi otot pernafasan


on

dan bronkospasme. Apabila keadaan tersebut tidak tertangani segera,


maka pasien beresiko gagal nafas;
gu

d
In
A

Halaman 76 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa Pemberian obat Atracurium tersebut digunakan sebelum dan saat

si
operasi pasien saja, serta ahli juga menjelaskan bahwa Benar,
mekanisme atau prosedur pemberian injeksi obat Atracurium tersebut

ne
ng
harus disertai alat bantu pernafasan / oksigen ;
- Bahwa Benar, apabila kejang otot pada saluran pernafasan tidak teratasi
maka dapat mengakibatkan kematian, serta ahli juga menjelaskan bahwa

do
gu Adapun mekanisme obat Atracurium tersebut bekerja di dalam tubuh
manusia, sehingga bisa menyebabkan melemaskan otot rangka,

In
A
penurunan tekanan darah, penurun an denyut jantung serta kejang otot
pada saluran pernafasan yaitu berawal dari obatnya akan mengganti
ah

lik
kedudukan senyawa alami tubuh (asetilkolin) sehingga tidak terjadi
kontraksi otot, dan dissat yang sama ibat ini juga bisa merangsang
pelepasan senyawa kimia yang namanya histamine, dan histamine inilah
am

ub
yang membuat terjadinya penurunan tekanan darah, penurunan denyut
jantung, kemudian obat ini juga bisa menghambat kerja otot polos saluran
ep
pernafasan yang mengakibatkan efek bronkospasme (kejang otot
k

pernafasan);
ah

- Bahwa Adapun cara mengukur / rumus pemberian dosisi obat Atracurium


R

si
pada pasien yaitu 0,4 s/d 0,5 mg / kilogram berat, serta ahli juga
menjelaskan bahwa Benar, apabila pemberian obat Atracurium oleh

ne
ng

perawat tanpa sepengetahuan dokter dan tanpa didu kung oleh alat – alat
medis berupa oksigen berpotensi menyebabkan kematian.

do
gu

Menimbang, bahwa Para Terdakwa di persidangan telah memberikan


In
keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:
A

Terdakwa I ERWANTY, Amd.Keb. Binti M YATIM


- Bahwa terdakwa diangkat menjadi Honorer di RSUDCut Nyak Dhien
ah

lik

Meulabohyaitu sejak tahun 2012 berdasarkan Nota Dinas Direktur Rumah


Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Nomor 800/1533/2018
m

ub

tanggal 11 April 2018 dan yang mengangkat terdakwa Direktur RSUDCut


Nyak Dhien Meulaboh serta jabatan terdakwa Perawat Staf Ruang Anak;
ka

- Bahwa Terdakwa melaksankan piket jaga malam pada hari Jumat tanggal 19
ep

Oktober 2018 di RSUS Cut Nyak Dhien Meulaboh, sesuai dengan jadwal
ah

piket yaitu :
R

o Terdakwa sendiri;
es

o FITRI FIRDAUSI, Amd. Kep;


M

ng

o HERLI YANI, Amd. Kep ;


on

o Terdakwa DESRI AMELIA ZULKIFLI, Amd. Kep.


- Bahwa korban mulai dirawat diruang anak pada hari jumat tanggal 19
gu

Oktober 2018 sekira pukul 18.07 Wib dan sebabnya pasien ALFA REZA
d
In
A

Halaman 77 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dirawat diruang anak karena telah dilakukan operasi tertusuk kayu di paha

si
sebelah kiri, serta terdakwa juga menjelaskan bahwa Terdakwa mengetahui
bahwa pasien ALFA REZA mulai dirawat diruang anak yaitu sejak hari jumat

ne
ng
tanggal 19 Oktober 2018 sekira pukul 18.00 Wib, dan sebabnya pasien ALFA
REZA dirawat diruang anak karena telah dilakukan operasi tertusuk kayu di
paha sebelah kiri yaitu dari laporan petugas piket lama yang masing – masing

do
gu bernama Sdri. SRIWAHYUNI, Sdri. VERA MEROJA, Sdri. MERI;
- Bahwa kondisi korban pada saat serah terima petugas piket tersebut dalam

In
A
keadaan baik dan dan masih lemas karena baru selesai di operasi, serta
terdakwa juga menjelaskan bahwa Tindakan medis yang dilakukan petugas
ah

lik
ruang anak kepada korban setelah melakukan operasi tersebut yaitu
melakukan injeksi (menyuktikan obat) sesuai intruksi dokter kepada pasien
tersebut;
am

ub
- Bahwa Terdakwa yang menulis dan meresepkan obat – obat di KOP (kartu
obat pasien) untuk pasien ALFA REZA tersebut yaitu Terdakwa DESRI
ep
AMELIA atas dasar suruhan terdakwa;
k

- Bahwa pada mulanya terdakwa DESRI AMELIA mengatakan kepada


ah

terdakwa ”kak obat transamin yang akan diberikan kepada pasien ALFA
R

si
REZA tidak ada di box” kemudian terdakwa menjawab “kalau memang obat
tidak ada dibox, ya resepkan lah” selanjutnya Terdakwa DESRI AMELIA

ne
ng

menanyakan kepada terdakwa sambil memperlihatkan (KOP) dan menunjuk


kolom ATRACURIUM ”kak ini obatnya ya” kemudian terdakwa mengatakan

do
gu

dan berasumsi bahwa obat atracurium adalah obat yang sama dengan obat
transamin yang dimaksud, kemudian terdakwa menjawab “iya itu obatnya”
In
kemudian terdakwa DESRI AMELIA menuliskan angka tiga romawi pada
A

kolom permintaan jumlah obat atracurium dan menyuruh saksi SUARDI yan g
merupakan ayah korban ALFA REZA untuk mengambil obat yang dimaksud
ah

lik

ke depo farmasi dengan membawa Kartu Obat Pasien;


- Bahwa setelah saksi SUARDI datang kembali dengan membawa obat
m

ub

terdakwa langsung mematahkan ujung botol ampul yang bertuliskan


atracurium dan menarik obat atracurium dari dalam ampul kedalam spet
ka

untuk dipersiapkan jika waktu pemberian obat untuk pasien ALFA REZA telah
ep

tiba, kemudian saat waktu pemberian obat telah tiba, terdakwa menyuruh
ah

terdakwa DESRI AMELIA untuk melakukan tindakan medis berupa injeksi


R

kepada pasien ALFA REZA;


es

- Bahwa pada saat terdakwa DESRI AMELIA sedang melakukan tindakan


M

ng

injeksi kepada pasien ALFA REZA terdakwa merasa ada yang janggal
on

terhadap kemasan obat transamin , kemudian terdakwa mengatakan kepada


Saksi HERLI YANI, Amd. Kep “dek sekarang kemasan transamin berubah ya”
gu

kemudian pada pukul 00.05 Wib terdakwa dipanggil oleh Terdakwa DESRI
d
In
A

Halaman 78 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
AMELIA dan mengatakan “kak tolong liat pasiennya karena kondisi pasien

R
makin melemah” selanjutnya terdakwa pergi dan melihat kondisi Pasien

si
ALFA REZA dan terdakwa mengecek nadinya melemah, pernapasan juga

ne
ng
sudah mulai lemah, selanjutnya terdakwa memanggil dokter IGD sambil
mendatangi depo farmasi untuk meminta obat transamin guna memastikan
kemasan transamin seperti apa tanpa membawa Kartu Obat Pasien,

do
gu kemudian sesampainya terdakwa di depo Farmasi IGD RSUD Cut Nyak
Dhien Meulaboh terdakwa meminta obat transamin kepada petugas piket

In
A
depo farmasi yaitu saksi SUCI dan saksi NYONA, kemudian Saksi NYONA
menanyakan kepada terdakwa “kak KOP nya mana” kemudian terdakwa
ah

menjawab “KOP belum kakak bawa, karena ini darurat dek” selanjutnya Saksi

lik
NYONA memberikan obat transamin kepada terdakwa, selanjunya dokter
IGD Saksi dr. THAHRINA datang dan melihat kondisi pasien, kemudian
am

ub
terdakwa mengambil states (dokumen pasien), selanjutnya terdakwa melihat
keluarga pasien sudah mengamuk karena pasien ALFA REZA dinyatakan
ep
meninggal dunia;
k

- Bahwa 1 (satu) botol obat Atracurium 10 Mg (mili gram) keadaan kosong dan
ah

kepala botol tersebut sudah dipecahkan yaitu obat yang di injeksikan kepada
R

si
korban pada malam tersebut;
- Bahwa 1 (satu) lembar KOP atas namapasien ALFA REZA.

ne
ng

Terdakwa II DESRI AMELIA ZULKIFLI, Amd.Kep Binti ZULKIFLI

do
- Bahwa Terdakwa diangkat menjadi Pegawai Kontrak di RSUD Cut Nyak
gu

Dhien Meulaboh yaitu sejak tanggal 12 April 2018 sesuai dengan Nota Din as
Nomor : 800 / 1533 / 2018, tanggal 11 April 2018 yang ditanda tangani oleh
In
A

Direktur RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, adapun yang mengangkat


terdakwa yaitu Direktur RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, dan adapun
ah

lik

jabatan terdakwa hingga saat ini yaitu sebagai Staf ADM Ruang Anak, dan
sekitar 1 (satu) minggu dari pengangkatan terdakwa tersebut, selanjutnya
m

terdakwa ditugaskan sebagai petugas piket diruangan anak RSUD Cu t Nyak


ub

Dhien Meulaboh;
ka

- Bahwa Adapun petugas / pegawai yang melaksanakan tugas / piket di


ep

ruangan anak RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh pada hari Jum’at tan ggal 19
Oktober 2018 tepatnya pukul 23.55 Wib yaitu terdakwa bersama-sama
ah

dengan Terdakwa ERWANTY, Amd. Keb Binti M. YATIM, Saksi FITRI dan
es

Saksi HERLIANI sesuai jadwal piket yang telah dikeluarkan;


M

ng

- Bahwa pasien ALFA REZA mulai dirawat diruangan anak yaitu sejak hari
Jum’at tanggal 19 Oktober 2018 sekira pukul 18.07 Wib, dan adapun
on

sebabnya Korban dirawat diruangan anak karena sebelumnya Korban telah


gu

dilakukan operasi tertusuk kayu dipaha sebelah kirinya, serta terdakwa juga
d

menjelaskan bahwa Terdakwa mengetahui bahwa Korban mulai dirawat


In
A

Halaman 79 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diruangan anak yaitu sejak hari Jum’at tanggal 19 Oktober 2018 sekira pu ku l

si
18.07 Wib, dan adapun sebabnya Korban dirawat diruangan anak karena
sebelumnya Korban telah dilakukan operasi tertusuk kayu dipaha sebelah

ne
ng
kirinya yaitu dari laporan petugas piket lama yang masing-masing bernama
Sdri. VIKA, Sdri. SRI WAHYUNI, Sdri. MERY ALAM dan Sdri. OJA;
- Bahwa Kondisi Korban pada saat serah terima piket tersebut yaitu sedan g

do
gu tertidur, dan pada saat itu terdakwa sempat membangunkannya, dan
kemudian Korban terbangun dan Korban sempat memperlihatkan luka /

In
A
bekas operasinya kepada terdakwa, serta adapun laporan dari petugas piket
lama kepada terdakwa bahwa Korban dalam keadaan baik;
ah

lik
- Bahwa sekira pukul 21.00 Wib di Ruangan Anak RSUD Cut Nyak Dhien
Meulaboh tepatnya setelah selesai serah terima piket dengan petugas piket
jaga lama, terdakwa melihat dan mengecek rekam medis Korban, dan pada
am

ub
saat itu terdakwa melihat di buku injeksi tertulis bahwa nama-nama obat yang
harus diberikan / diinjeksikan kepada Korban yaitu obat cefotaxim, ketorolac,
ep
ranitidine dan transamin, kemudian terdakwa mengecek box obat, dan pada
k

saat itu terdakwa melihat hanya ada obat cefotaxim, selanjutnya terdakwa
ah

mengatakan kepada Terdakwa ERWANTY “kak dibuku injeksi ditulis Alfa


R

si
Reza harus diinjeksikan obat cefotaxim, ketorolac, ranitidine dan transamin,
tapi di box obat cuman ada obat cefotaxim, gimana ni kak?”, kemudian

ne
ng

Terdakwa ERWANTY menjawab “ya, sudah resepkan aja dek”, kemudian


terdakwa mengambil Kartu Obat Pasien (KOP) atas nama ALFA REZA,

do
gu

selanjutnya terdakwa menulis III diintruksi obat Ranitidine dikolom kedua


tanggal permintaan / penerimaan pada KOP Korban , kemudian menulis III
In
diintruksi obat Ketorolac dikolom kedua tanggal permintaan / penerimaan
A

pada KOP Korban, akan tetapi pada saat terdakwa mencari, instruksi nama
obat transamin di KOP Korban tidak ada, dan menurut terdakwa yang ada
ah

lik

kemiripan nama obat transamin adalah obat yang bertuliskan atracurium


pada kolom terakhir karena menurut terdakwa ada huruf “T” dan berbunyi
m

ub

mirip yaitu “TRA”, sehingga terdakwa bertanya kembali kepada Terdakwa


ERWANTY sekaligus memperlihatkan dan menunjukan nama obat
ka

atracurium di KOP Korban dengan mengatakan “kak, ini obat transamin”, dan
ep

Terdakwa ERWANTY menjawab sekaligus melihat KOP yang terdakwa


ah

perlihatkan dengan mengatakan kepada terdakwa “iya dek” dimana terdakwa


R

ERWANTY saat itu berasumsi bahwa obat atracurium itu merupakan nama
es

lain dari obat transamin, sehingga pada saat itu terdakwa menulis III diintruksi
M

ng

obat atracurium dikolom kedua tanggal permintaan / penerimaan pada KOP


on

Korban, selanjutnya terdakwa memastikan kembali kepada Terdakwa


ERWANTY dengan mengatakan kepada Terdakwa ERWANTY sekaligus
gu

memperlihatkan dan menunjukan nama obat atracurium di KOP Korban


d
In
A

Halaman 80 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dengan mengatakan “kak, betul ini obatnya” dan Terdakwa ERWANTY

si
menjawab sekaligus melihat kembali KOP yang terdakwa perlihatkan dengan
mengatakan kepada terdakwa “iya dek resepkan 3 (tiga)”;

ne
ng
- Bahwa kemudian pada saat terdakwa mau mencari keluarga korban, tiba-tiba
seorang laki-laki yang pada saat itu terdakwa beranggapan adalah orang tu a
/ ayah dari korban, masuk ke dalam ruang anak RSUD Cut Nyak Dhien

do
gu Meulaboh, sehingga pada saat itu terdakwa langsun g memanggil seorang
laki-laki tersebut dengan mengatakan kepadanya “bapak, ayahnya Alfa Reza

In
A
?” dan seorang laki-laki tersebut menjawab “iya”, kemudian terdakwa
mengatakan kepadanya sekaligus menyerahkan KOP Korban kepada ayah
ah

Korban tersebut dengan mengatakan “tolong ambil obat ya ke apotek IGD”,

lik
dan ayah Korban menjawab “boleh”, kemudian ayah Korban keluar dari
ruangan anak. Dan tidak lama kemudian sekitar 10 menit, ayah Korban
am

ub
datang kembali ke ruangan anak dan langsung menyerahkan obat dan KOP
Korban kepada Terdakwa ERWANTY, selanjutnya ayah Korban pergi menuju
ep
ruangan Korban;
k

- Bahwa alasan terdakwa menyuruh keluarga korban / pasien Korban untuk


ah

mengambil obat ke Depo Farmasi dengan membawa KOP pasien Korban


R

si
tersebut, sedangkan dengan SPO rumah sakit mengatur bahwa yang
mengambil obat ke Depo Farmasi dengan membawa KOP pasien adalah

ne
ng

seorang perawat karena pada saat tersebut terdakwa sedang sibuk


mengurus pasien lain sehingga pada saat itu terdakwa meminta tolong

do
gu

kepada keluarga pasien tersebut;


- Bahwapada pukul 23.55 WIB terdakwa ERWANTY menyuruh terdakwa untuk
In
melakukan Injeksi obat Atracurium yang diasumsikan sebagai obat
A

Transamin sebanyak 250 Mg;


- Bahwa setelah dilakukan Injeksi obat Atracurium yang diasumsikan sebagai
ah

lik

obat Transamin sebanyak 250 Mg kedalam tubuh korban ALFA REZA,


kemudian korban sempat mengatakan mengantuk dan terdakwa mengatakan
m

ub

kepada korban, “kalau mengantuk tidur saja dek”;


- Bahwa kemudian selang beberapa menit kondisi pasien ALFA REZA
ka

melemah dan setelah diperiksa oleh dokter jaga IGD pasien ALFA REZA
ep

dinyatakan meninggal dunia;


ah

- Bahwa 1 (satu) botol obat Atracurium 10 Mg (mili gram) keadaan kosong dan
R

kepala botol tersebut sudah dipecahkan yaitu obat yang di injeksikan ke pada
es

korban pada malam tersebut;


M

ng

- Bahwa 1 (satu) lembar KOP atas nama pasien ALFA REZA;


on

Menimbang, bahwa Para Terdakwa telah mengajukan Ahli sebagai


gu

berikut:
d
In
A

Halaman 81 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 81
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Dr.dr Beni Satria,S.Ked,M.Kes,.S.H.,M.HKes. dibawah sumpah menerangkan

si
pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa mal eficence merupakan bagian dari 6 jenis kelalaian artinya,

ne
ng
yaitu seseorang yang melakukan suatu tindakan yang bertentangan
dengan hukum dan melakukan perbuatan yang tidak patut, contohnya
yaitu aborsi.

do
gu - Bahwa kemudian mis eficence yaitu melakukan tindakan secara tidak
benar dalam arti seperti yang seharusnya dioperasi kaki kanan namun

In
A
dilakukan operasi pada kaki kiri, ini merupakan salah satu contoh
kelalaian yang masuk dalam kategori mis eficence;
ah

lik
- Bahwa selanjutnya Non eficence yaitu tindakan yang sebenarnya ada
kewajiban untuk melakukan. Contohnya merujuk pasien yang sudah
gawat namun tidak di rujuk kemudian pasien meninggal. Kelalaian seperti
am

ub
ini masuk kedalam kategori nonfecence;
- Bahwa kemudian Malpraktek merupakan suatu kelalaian atau ketidak
ep
hati-hatian dalam menjalankan kewajibannya. Contohnya ada obat A
k

yang harusnya disuntik kepada pasien A tetapi disuntikkan kepada


ah

pasien B;
R

si
- Bahwa Selanjutnya mal treatment, yaitu melakukan suatu cara secara
sembarangan. Contohnya adalah kurang terampil karena ketidaktahuan

ne
ng

seorang tenaga medis dengan melakukan operasi secara salah.


Contohnya operasi melahirkan yang harusnya dilakukan dari depan tetapi

do
gu

dilakukan dari samping;


- Bahwa Selanjutnya Priminal Negregen yaitu sikap acuh tak acuh den gan
In
sengaja atau sikap tidak perduli dengan keselamatan pasien sementara
A

tenaga medis tau bahwa tindakannya bisa menyebabkan pasien


cedera.contohnya adalah melakukan tindakan medis dengan cara coba-
ah

lik

coba;
- Bahwa selanjutnya menurut Pasal 84 UU 36 Tahun 2014, kelalaian
m

ub

ringan yaitu kelalaian yang bersifat ringan (culva levis) apabila seseorang
tidak melakukan apa yang semestinya dia lakukan terhadap pasien yan g
ka

akan menyebabkan orang lain yang wajar tidak akan dilakukan dalam
ep

situasi yang sama meliputi keadaan. Misalnya Dokter bedah lalai dalam
ah

mengkonsul pasiennya, jadi si dokter sudah tau pasien menderita


R

diabetes kemudian pasien tidak melakukan konsul ke dokter yang paham


es

tentang diabetes kemudian dilakukan tindakan operasi kemudian terjadi


M

ng

permasalahan;
on

- Bahwa selanjutnya Kelalaian berat yaitu kelalaian yang bersifat apabila


seseorang dengan sadar dan dengan sengaja tidak melakukan sesuatu
gu

yang sepatutnya dilakukan atau melakukan sesuatu yang sepatutnya


d
In
A

Halaman 82 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 82
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tidak dilakukan. Contohnya pasien gawat darurat tidak dilayani dengan

si
alasan belum membayar uang muka;
- Bahwa sesuai dengan UU No. 36 Tah un 2014 tentang kesehatan

ne
ng
menjelaskan bahwa tenaga kesehatan terdiri dari dokter namun sesuai
putusan Mahkamah Konstitusi No. 35 Tahun 2015 tenaga medis didalam
UU No. 36 Tahun 2014 itu sudah dicabut oleh putusan MK tesebut

do
gu sehingga sehingga dokter dan dokter gigi tidak lagi masuk ke dalam
klasifikasi tenaga medis;

In
A
- Bahwa Kemudian saksi menjelaskan yang masuk ke dalam kategori
tenaga medis / tenaga kesehatan yaitu tenaga keperawatan, tenaga
ah

lik
kebidanan, apoteker/tenaga teknis kefarmasian, sarjana kesehatan
masyarakat, fisioterapis;
- Bahwa saksi menjelaskan bahwa antara dokter, perawat dan bidan
am

ub
berbeda. Ketiga-tiganya itu sudah diatur oleh undang-undang khusus.
Sehingga kewenangan ketiganya berbeda;
ep
- Bahwa ahli menjelaskan terkait pertanggungjawaban di rumah sakit
k

khususnya terdapat di dalam Pasal 46 Undang-undang Nomor 44 Tah u n


ah

2009 tentang rumah sakit yaitu rumah sakit bertanggungjawab terhadap


R

si
semua kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit.
Artinya bahwa semua kelalaian yang terjadi di rumah sakit yang

ne
ng

dilakukan oleh tenaga medis / tenaga kesehatan maka yang


bertanggungjawab yaitu rumah sakit jika semua SPO yang ditetapkan

do
gu

oleh rumah sakit sudah dilaksanakan dan disosialisasikan, namun


menurut pendapat ahli jika SPO rumah sakit sudah disosialisasikan
In
namun tidak dilaksanakan maka tanggung jawab menjadi tanggungjawab
A

personal tenaga medis, bukan tanggung jawab rumah sakit;


- Bahwa ahli menjelaskan suatu tindakan yang dianggap lalai apabila
ah

lik

terpenuhi 4 (empat) unsur yaitu, tindakan yang dilakukan bertentangan


dengan hukum, akibat tersebut dapat dibayangkan sebelumnya, akibat
m

ub

tersebut dapat dicegah atau dihindari, timbulnya akibat itu dapat


dipersalahkan kepada tenaga medis. Sehingga ahli menyimpulkan bahwa
ka

suatu peristiwa yang tidak mengandung ke 4 (empat) peristiwa tersebut,


ep

bukanlah suatu kesalahan/kelalaian;


ah

- Bahwa ahli menjelaskan di dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009


R

tentang Kesehatan sendiri menjelaskan apabila setiap terjadi


es

permasalahan harus diselesaikan secara mediasi di tahap awal,


M

ng

kemudian apabila tidak tercapai perdamaian saat mediasi maka, pasien


on

berhak menuntut sesuai dengan Undang-undang Nomor 44 Tah u n 2009


tentang rumah sakit Jo. Pasal 2 Ayat (1) Permenkes Nomor 14 Tahun
gu

2018 tentang Kewajiban Pasien dan Kewajiban Rumah Sakit;


d
In
A

Halaman 83 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 83
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa ahli menjelaskan bentuk pertanggungjawaban pidana rumah sakit

si
/ strict liability rumah sakit yaitu rumah sakit harus melakukan screening
dalam penerimaan pegawai rumah sakit sehingga apabila rumah sakit

ne
ng
memperkerjakan seseorang yang bukan dibidangnya merupakan
kesalahan rumah sakit;
- Bahwa ahli menjelaskan yang berhak melakukan tindakan medis yaitu

do
gu dokter, namun perawat dapat melakukan tindakan medis apabila sudah
diberikan pelimpahan wewenang;

In
A
- Bahwa ahli menjelaskan yang boleh diberikan pelimpahan wewenang
yaitu seseorang yang memiliki kompetensi, dengan didasari oleh
ah

lik
kepemilikan Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP);
- Bahwa ahli menjelaskan apabila rumah sakit memperkerjakan seseoran g
yang tidak memiliki kompetensi/izin dengan dasar SIP dan STR dan
am

ub
terjadi kelalaian/kesalahan terhadap rumah sakit maka yang
bertanggungjawab adalah rumah sakit;
ep
- Bahwa ahli menjelaskan apabila seorang tenaga medis dalam hal ini
k

perawat/bidan yang sudah didelegasikan kewenangan oleh dokter


ah

mendelegasikan kembali kepada perawat lainnya itu dibenarkan sesuai


R

si
dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga
kesehatan;

ne
ng

- Bahwa ahli menjelaskan pengguguran tanggung jawab dokter terkait


dengan pelanggaran standart, tenaga kesehatan dalam hal ini dokter,

do
gu

bidan, perawat, apoteker berhak mendapatkan perlindungan dalam


melakukan tindakan medis sesuai dengan Standart Nasional Praktek
In
Kedokteran. Namun apabila seorang tenaga medis dalam melakukan
A

tindakan medis melampaui atau melewati batas standart operasional dan


standart operasional tersebut sudah disosialisasikan, maka itu yang
ah

lik

dapat dijadikan tanggung jawab personal;


- Bahwa ahli menjelaskan bahwa yang berhak untuk menyimpan,
m

ub

memberikan, meracik, mendistribusikan merupakan kewenangan


apoteker atau tenaga kefarmasian lain/asisten apoteker sesuai dengan
ka

Peraturan Pemerintah 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian;


ep

- Bahwa ahli menjelaskan terkait penyalahan penggunaan suatu obat di


ah

Pasal 21 Peraturan Pemerintah 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan


R

Kefarmasian bahwa alat kesehatan dan obat harus diserahkan


es

berdasarkan resep dokter kepada apoteker. Sehingga apabila ada


M

ng

permintaan obat dan ditebus oleh asisten apoteker tanpa


on

pelimpahan/pendelegasian wewenang maka ini merupakan suatu


perbuatan melanggar hukum dan apabila dalam proses
gu

penyerahterimaan di Peraturan Pemerintah 51 Tahun 2009 tentang


d
In
A

Halaman 84 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 84
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pekerjaan Kefarmasian dijelaskan bah wa dalam menyerahkan suatu obat

si
apoteker bertanggungjawab untuk memberi penjelasan, edukasi, dan
meyakini bahwa pasien itu sesuai dengan resep dan kemudian dijelaskan

ne
ng
semua indikasi, efek samping dan cara penggunaan terkait obat yang
akan digunakan pasien, itu merupakan kewenangan dan tugas apoteker;
- Bahwa ahli menjelaskan apabila seorang apoteker salah dalam

do
gu memberikan obat dan mengetahui maka apoteker bertanggung jawab
dalam melakukan kesalahan tersebut, sebab kewajiban seorang apoteker

In
A
memastikan dan meyakini obat yang diberikan itu merupakan obat yang
sesuai dengan permintaan pasien;
ah

lik
- Bahwa ahli menjelaskan bahwa apabila dokter salah meresepkan obat
namun apoteker benar membaca resep sesuai dengan apa yang
diresepkan maka dokter bertanggungjawab dalam hal kesalahan seperti
am

ub
ini. kemudian apabila dokter salah dalam meresepkan suatu obat dan
apoteker juga salah dalam membaca resep dari dokter dan diberikan ke
ep
perawat/suster untuk disuntikkan kepada pasien maka tetap yang
k

bertanggugjawab adalah dokter, dikarenakan sejak awal sudah terdapat


ah

kesalahan;
R

si
- Bahwa selanjutnya apabila obat yang diresepkan dokter sudah benar
kemudian apoteker memberikan obat sesuai dengan resep yang

ne
ng

diberikan dokter, tetapi kemudian perawat yang menyuntikkan obat yang


lain dari yang diresepkan dokter maka yang bertanggungjawab adalah

do
gu

perawat yang melakukan penyuntikkan/tindakan medis tersebut.


- Bahwa ahli menjelaskan bahwa perbedaan antara undang-undang rumah
In
sakit dan undang-undang kesehatan yaitu undang undang rumah sakit
A

mengatur fasilitas pelayanan kesehatan sedangkan undang undang


tenaga kesehatan mengatur tentang sumber daya manusia (SDM) nya
ah

lik

tentang apa yang harus dilakukan tenaga kesehatan dan apa yang tidak
dapat dilakukan tenaga medis;
m

ub

- Bahwa ahli menjelaskan di dalam undang-undang tenaga kesehatan ada


mengatur sanksi pidana tepatnya diatur dalam Pasal 84 Ayat (1) dan (2)
ka

Undang-undang 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;


ep

- Bahwa ahli menjelaskan yang diatur di dalam Pasal 84 Ayat (1) dan (2)
ah

Undang-undang 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan yaitu terkait


R

tenaga kesehatan yang melakukan kelalaian berat yang menyebabkan


es

pasien luka berat. Kemudian subjek hukum yang dimaksud di dalam


M

ng

Pasal ini adalah Perawat, Bidan, Apoteker, tenaga kesehatan masyarakat


on

lain;
- Bahwa ahli menjelaskan actor reus nya adalah kesahalan yang
gu

seseorang sadari bahwa kemudian seseorang tersebut sadar perbuatan


d
In
A

Halaman 85 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 85
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
itu akan menyebabkan kematian dan dilakukan secara sadar dan sengaja

si
maka seseorang tersebut dapat dihukum dan masuk kedalam kategori
kelalaian malpraktek;

ne
ng
- Bahwa ahli menjelaskan aturan terkait pemidanaan suatu korporasi yaitu
diatur dalam Pasal 45 sampai dengan Pasal 50 KUHP, dan garis
besarnya yaitu suatu korporasi dapat dipidana apabila mens rea suatu

do
gu korporasi tersebut ada, namun apabila suatu korporasi tidak ada mens
rea nya namun yang melakukan suatu kelalaian berat yaitu organ yang

In
A
berada di bawahnya maka korporasi tidak dapat dipersalahkan;
2. Muhammad S,Kep. dibawah sumpah menerangkan pada pokoknya
ah

lik
menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa Ahli adalah Manajer Pelayanan Pasien Pada IGD 1 dan IGD 2 RSUD
dr. Zainoel Abidin, yang akan memberikan keterangan terkait tentang
am

ub
Manajemen Keperawatan;
- Bahwa sistem manajemen keperawatan di Rumah Sakit adalah membagi
ep
tugas-tugas dan aturan-aturan pelayanan di Rumah Sakit;
k

- Bahwa yang membuat standar di Rumah Sakit adalah Pemerintah, ada


ah

Undang-undang kusus bidan, keperawatan dan ada komite dan etik yang
R

si
bertanggung jawab langsung adalah Direktur tentang pelayanan di Rumah
Sakit;

ne
ng

- Bahwa fungsi komite di Rumah Sakit yaitu mempunyai aturan agar kinerja
bejalan baik setiap ada Rekrutmen ada syarat apakah perawat ada aturan

do
gu

(harus mempunyai Ijazah, STR / benar bahan yang disampaikan) dan


membentuk Tim yang ditandatangani oleh Direktur dimana ditempati
In
pekerjaannya di perawat atau di bidan, dan orangnya saya mencari di Kampus
A

dan diajukan ke Direktur apakah boleh ditempati atau tidak;


- Bahwa di Rumah Sakit ada jadwal pekerjaan yaitu bersifat mendiri dan di
ah

lik

mendatkan dan harus ada pertanggung jawaban;


- Bahwa seorang perawat belum mempunyai klinis tidak boleh bekerja di Rumah
m

ub

Sakit;
- Bahwa perawat yang bekerja di Rumah Sakit harus ada STR (Surat Tanda
ka

Registrasi) dan diperiksa oleh komite Rumah Sakit;


ep

- Bahwa rekomendasi Rekrutmen di Rumah Sakit yaitu PMK No. 40/2017


ah

perawat harus ada jenjang pendidikan dan perawat harus 1 (satu) tahun bekeja
R

di Rumah Sakit atau 6 (enam) bulan sudah mempu menguasi pekerjaan,


es

setelah itu krudisial sebelumnya ada pra klinik dan seminar;


M

ng

- Bahwa seluruh tugas keperawatan krudisial harus (wajib) dilakukan oleh


on

perawat;
- Bahwa tugas perawat belum melakukan krudisial tidak boleh melakukan klinis
gu

(dipekerjakan di Rumah Sakit);


d
In
A

Halaman 86 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 86
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa etik di Rumah Sakit ada 2 (dua) macam yaitu 1. bersifat prodensial lebih

si
sempit melakukan amoral dan 2. bersifat pribadi, etik prodensial dilakukan oleh
perawat misalnya menyuntik di tangan tetapi di suntik di tempat lain;

ne
ng
- Bahwa manajemen di Rumah Sakit ada ruang inap, ada Staf Administrasi, ada
perawat, ada dokter, dalam ruangan kita duduk satu pintu;
- Bahwa administrasi dan perawat tidak boleh duduk satu ruang;

do
gu - Bahwa tenaga kesehatan belum mempunyai STR (Surat Tanda Registrasi)
boleh diterima di Rumah Sakit tetapi dibagian Administrasi, dibagian klinis tidak

In
A
di perbolehkan;

Menimbang, bahwa Penuntut Umum mengajukan barang bukti sebagai


ah

lik
berikut:
- 1 (satu) Alat suntik ukuran 3 MI (millimeter) yang bertulis dengan
am

ub
menggunakan spidol warna hitam dibaris pertama yaitu “inj. Keto 1 AMP”
dan baris kedua “ALFA B.22” serta baris ketiga “24”;
- 1 (satu) alat suntik ukuran 3 MI (millimeter) yang bertulis dengan
ep
k

menggunakan spidol warna hitam dibaris pertama yaitu Inj. Rani ½ AMP
ah

dan baris kedua “ALFA” B.22” serta baris ketiga “24”;


R

si
- 1 (satu) alat suntik ukuran 3 MI (millimeter) yang bertulis dengan
menggunakan spidol warna hitam dibaris pertama yaitu Inj. Tran 250 Mg

ne
ng

(miligram) dan baris kedua “ALFA B.22” serta baris ketiga “21”;
- 1 (satu) botol obat Cefotaxim ukuran 1g (gram) yang berisikan + 1 Cc;

do
- 1 (satu) botol obat Ranitidine ukuran 50 MI (satu ampul) dalam keadaan
gu

kosong dan kepala botol tersebut sudah dipecahkan;


- 1 (satu) botol obat Ketorolac ukuran 30 ML dalam keadaan kosong dan
In
A

kepala botol tersebut sudah di pecahkan;


- 1 (satu) botol infus dengan ukuran 500 MI beserta isinya + 400 MI, beserta
ah

lik

infuset selang infus;


- 1 (satu) botol obat Atracurium 10 Mg (mili gram) yang sudah tidak ada isinya
m

dan kepala botol tersebut sudah dipecahkan;


ub

- 1 (satu) buku pengeluaran obat Depo Farmasi IGD RSUD Cut Nyak Dhien
ka

Meulaboh, tanggal 02 Oktober 2018 s/d 25 Oktober 2018;


ep

- 1 (satu) Exmplar berkas rekam Medik Pasien atas nama ALFAREZA, jenis
kelamin laki-laki, umur 11 tahun, pekerjaan pelajar, alamat Gp. Pante
ah

Ceuremen Kec. Pante Ceuremeun Kab. Aceh Barat;


es

- 1 (satu) unit Hand Phone merk Iphone warna hitam versi 6.0.2 (10A551),
M

ng

model MD297ZA, No. Seri C33K1PP5DTWD, No. Imei 013414009517945


beserta Sim Card Telkomsel 0812 6035 4947;
on
gu

Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang


d

diajukan diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut:


In
A

Halaman 87 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 87
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Bahwa terdakwaErwanty diangkat menjadi Honorer di RSUDCut Nyak

si
Dhien Meulabohyaitu sejak tahun 2012 berdasarkan Nota Dinas Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Nomor

ne
ng
800/1533/2018 tanggal 11 April 2018 dan yang mengangkat terdakwa
Direktur RSUDCut Nyak Dhien Meulaboh serta jabatan terdakwa Perawat
Staf Ruang Anak.

do
gu 2. Bahwa Terdakwa Desri Amalia diangkat menjadi Pegawai Kontrak di RSUD
Cut Nyak Dhien Meulaboh yaitu sejak tanggal 12 April 2018 sesuai den gan

In
A
Nota Dinas Nomor : 800 / 1533 / 2018, tanggal 11 April 2018 yang ditanda
tangani oleh Direktur RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, adapun yang
ah

lik
mengangkat terdakwa yaitu Direktur RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, dan
adapun jabatan terdakwa hingga saat ini yaitu sebagai Staf ADM Ruang
Anak, dan sekitar 1 (satu) minggu dari pengangkatan terdakwa tersebut,
am

ub
selanjutnya terdakwa ditugaskan sebagai petugas piket diruangan anak
RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh;
ep
3. Bahwa korban Alfareza mulai dirawat diruang anak pada hari jumat tan ggal
k

19 Oktober 2018 sekira pukul 18.07 Wib dan sebabnya pasien ALFA REZA
ah

dirawat diruang anak karena telah dilakukan operasi tertusuk kayu di paha
R

si
sebelah kiri, serta terdakwa Erwanty juga menjelaskan bahwa Terdakwa
Erwanty mengetahui bahwa pasien ALFA REZA mulai dirawat diruang an ak

ne
ng

yaitu sejak hari jumat tanggal 19 Oktober 2018 sekira pukul 18.00 Wib, dan
sebabnya pasien ALFA REZA dirawat diruang anak karena telah dilaku kan

do
gu

operasi tertusuk kayu di paha sebelah kiri yaitu dari laporan petugas piket
lama yang masing – masing bernama Sdri. SRIWAHYUNI, Sdri. VERA
In
MEROJA, Sdri. MERI;
A

4. Bahwa yang melaksankan piket jaga malam pada hari Jumat tanggal 19
Oktober 2018 di RSUS Cut Nyak Dhien Meulaboh, sesuai dengan jadwal
ah

lik

piket yaitu :
a. Terdakwa Erwanty;
m

ub

b. FITRI FIRDAUSI, Amd. Kep;


c. HERLI YANI, Amd. Kep ;
ka

d. Terdakwa DESRI AMELIA ZULKIFLI, Amd. Kep.


ep

5. Bahwa kondisi korban pada saat serah terima petugas piket tersebut dalam
ah

keadaan baik dan dan masih lemas karena baru selesai di operasi, serta
R

terdakwa Erwanty juga menjelaskan bahwa tindakan medis yang dilakukan


es
M

petugas ruang anak kepada korban Alfareza setelah melakukan operasi


ng

tersebut yaitu melakukan injeksi (menyuktikan obat) sesuai intruksi dokter


on

kepada pasien tersebut;


gu

6. Bahwa pada saat terdakwa Desri Amalia melihat dan mengecek rekam
d

medis Korban, dan pada saat itu terdakwa Desri Amalia melihat di buku
In
A

Halaman 88 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 88
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
injeksi tertulis bahwa nama-nama obat yang harus diberikan / diinjeksikan

si
kepada Korban yaitu obat cefotaxim, ketorolac, ranitidine dan transamin,
kemudian terdakwa mengecek box obat, dan pada saat itu terdakwa melihat

ne
ng
hanya ada obat cefotaxim, selanjutnya terdakwa mengatakan kepada
Terdakwa Erwanty“kak dibuku injeksi ditulis Alfa Reza harus diinjeksikan
obat cefotaxim, ketorolac, ranitidine dan transamin, tapi di box obat cuman

do
gu ada obat cefotaxim, gimana ni kak?”, kemudian Terdakwa Erwanty
menjawab “ya, sudah resepkan aja dek”, kemudian terdakwa mengambil

In
A
Kartu Obat Pasien (KOP) atas nama ALFA REZA;
7. Bahwa selanjutnya terdakwa Desri Amalia menulis III diintruksi obat
ah

lik
Ranitidine dikolom kedua tanggal permintaan / penerimaan pada KOP
Korban, kemudian menulis III diintruksi obat Ketorolac dikolom kedua
tanggal permintaan / penerimaan pada KOP Korban , akan tetapi pada saat
am

ub
terdakwa Desri Amalia mencari, instruksi nama obat transamin di KOP
Korban tidak ada, dan menurut terdakwa Desri Amalia yang ada kemiripan
ep
nama obat transamin adalah obat yang bertuliskan atracurium pada kolom
k

terakhir karena menurut terdakwa Desri Amalia ada huruf “T” dan berbunyi
ah

mirip yaitu “TRA”, sehingga terdakwa Desri Amalia bertanya kembali kepada
R

si
Terdakwa Erwanty sekaligus memperlihatkan dan menunjukan nama obat
atracurium di KOP Korban dengan mengatakan “kak, ini obat transamin”,

ne
ng

dan Terdakwa Erwanty menjawab sekaligus melihat KOP yang terdakwa


Desri Amalia perlihatkan dengan mengatakan kepada terdakwa Desri

do
gu

Amalia “iya dek”kemudian terdakwa DESRI AMELIA menuliskan angka tiga


romawi pada kolom permintaan jumlah obat atracurium;
In
8. Bahwa selajutnya terdakwa Desri Amalia menyuruh saksi SUARDI yang
A

merupakan ayah korban ALFA REZA untuk mengambil obat yang dimaksu d
ke depo farmasi dengan membawa Kartu Obat Pasien;
ah

lik

9. Bahwa kemudian saksi SUARDI datang kembali dengan membawa obat


selajutnya terdakwa Erwanty langsung mematahkan ujung botol ampul yang
m

ub

bertuliskan atracurium dan menarik obat atracurium dari dalam ampul


kedalam spet untuk dipersiapkan jika waktu pemberian obat untuk pasien
ka

ALFA REZA telah tiba;


ep

10. Bahwa kemudian saat waktu pemberian obat telah tiba, terdakwa menyuruh
ah

terdakwa DESRI AMELIA untuk melakukan tindakan medis berupa injeksi


R

kepada pasien ALFA REZA, bahwa pada saat terdakwa DESRI AMELIA
es

sedang melakukan tindakan injeksi kepada pasien ALFA REZA terdakwa


M

ng

Erwanty merasa ada yang janggal terhadap kemasan obat transamin ;


on

11. Bahwa kemudian terdakwa Erwanty mengatakan kepada Saksi HERLI


YANI, Amd. Kep “dek sekarang kemasan transamin berubah ya” kemudian
gu

pada pukul 00.05 Wib terdakwa dipanggil oleh Terdakwa DESRI AMELIA
d
In
A

Halaman 89 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 89
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan mengatakan “kak tolong liat pasiennya karena kondisi pasien makin

R
melemah”;

si
12. Bahwaselanjutnya terdakwa Erwanty pergi dan melihat kondisi Pasien ALFA

ne
ng
REZA dan terdakwa Erwanty mengecek nadinya melemah, pernapasan
juga sudah mulai lemah, selanjutnya terdakwa Erwanty memanggil dokter
IGD sambil mendatangi depo farmasi untuk meminta obat transamin guna

do
gu memastikan kemasan transamin seperti apa tanpa membawa Kartu Obat
Pasien;

In
A
13. Bahwa kemudian sesampainya terdakwa Erwanty di depo Farmasi IGD
RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh terdakwa Erwanty meminta obat
ah

lik
transamin kepada petugas piket depo farmasi yaitu saksi SUCI dan saksi
NYONA, kemudian Saksi NYONA menanyakan kepada terdakwa “kak KOP
nya mana” kemudian terdakwa menjawab “KOP belum kakak bawa, karena
am

ub
ini darurat dek” selanjutnya Saksi NYONA memberikan obat transamin
kepada terdakwa;
ep
14. Bahwa selanjunya dokter IGD Saksi dr. THAHRINA datang dan melihat
k

kondisi pasien, kemudian terdakwa mengambil states (dokumen pasien),


ah

selanjutnya terdakwa melihat keluarga pasien sudah mengamuk karena


R

si
pasien ALFA REZA dinyatakan meninggal dunia;
15. Bahwa 1 (satu) botol obat Atracurium 10 Mg (mili gram) keadaan kosong

ne
ng

dan kepala botol tersebut sudah dipecahkan yaitu obat yang di injeksikan
kepada korban pada malam tersebut dan 1 (satu) lembar KOP atas nama

do
gu

pasien ALFA REZA;

Menimbang, bahwa selanjutnya dari fakta-fakta hukum tersebut, Majelis


In
A

Hakim akan mempertimbangkan apakah Para terdakwa telah melakukan tin dak
pidana yang didakwakan kepadanya;
ah

Menimbang, bahwa Para Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum


lik

dengan dakwaan yang berbentuk alternatif, sehingga Majelis Hakim dengan


memperhatikan fakta-fakta hukum tersebut diatas memilih langsung dakwaan
m

ub

alternatif ke Satu sebagaimana diatur dalam Pasal 84 Ayat (2) Undang-undang


Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan yang
ka

ep

unsur-unsurnya adalah sebagai berikut :


1. Unsur tenaga kesehatan;
ah

2. Unsur melakukan kelalaian beratyang mengakibatkan kematian penerima


R

pelayanan kesehatan;
es
M

Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis Hakim


ng

mempertimbangkannya sebagai berikut :


on

Ad. 1. Unsur tenaga kesehatan.


gu

Menimbang bahwa yang dimaksud dengan ”Tenaga Kesehatan”


d

dari ketentuan pidana dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014


In
A

Halaman 90 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 90
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tentang Tenaga Kesahatanadalah setiap orang yang mengabdikan diri

si
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis

ne
ng
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan,
yang meliputi subyek hukum orang,korporasi, maupun orang bersama
korporasi yang diajukan ke persidangan karena didakwa melakukan

do
gu tindak pidana Tenaga Kesehatan ;
Menimbang bahwa adapun subyek hukum yang diajukan Penuntut

In
A
Umum sebagai Para Terdakwa dalam perkara ini adalah orang yang
bernamaERWANTY, Amd.Keb. Binti M YATIMdan DESRI AMELIA
ah

lik
ZULKIFLI, Amd.Kep. Binti ZULKIFLI yang berdasarkan keterangan saksi -
saksi, surat dan keterangan Para Terdakwa sendiri ternyata telah
bersesuaian dengan identitas orang sebagaimana termuat dalan surat
am

ub
dakwaan Penuntut Umum ;
Menimbang bahwa Terdakwa I Erwanty diangkat menjadi Honorer
ep
di RSUDCut Nyak Dhien Meulabohyaitu sejak tahun 2012 berdasarkan
k

Nota Dinas Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
ah

Meulaboh Nomor 800/1533/2018 tanggal 11 April 2018 dan yang


R

si
mengangkat terdakwa Direktur RSUDCut Nyak Dhien Meulaboh serta
jabatan terdakwa Perawat Staf Ruang Anak

ne
ng

Menimbang bahwa Terdakwa II Desri Amalia diangkat menjadi


Pegawai Kontrak di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh yaitu sejak tanggal

do
gu

12 April 2018 sesuai dengan Nota Dinas Nomor : 800 / 1533 / 2018,
tanggal 11 April 2018 yang ditanda tan gani oleh Direktur RSUD Cut Nyak
In
Dhien Meulaboh, adapun yang mengangkat terdakwa yaitu Direktur
A

RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, dan adapun jabatan terdakwa hingga
saat ini yaitu sebagai Staf ADM Ruang Anak, dan sekitar 1 (satu) minggu
ah

lik

dari pengangkatan terdakwa tersebut, selanjutnya Terdakwa ditugaskan


sebagai petugas piket diruangan anak RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh;
m

ub

Menimbang bahwa dengan demikian unsur tenaga


kesehatansebagaimana dimaksud dalam surat dakwaan Penuntut
ka

Umum telah terpenuhi;


ep

Ad. 2. Unsur melakukan kelalaian beratyang mengakibatkan kematian


ah

penerima pelayanan kesehatan.


es

Menimbang bahwa yang dimaksud dengan kelalaian (culpa) ada


M

ng

dua hal sebagai berikut:


1. Tidak adanya kehati-hatian (het gemis van voorzichtigheid);
on

2. Kurangnya perhatian terhadap akibat yang mungkin terjadi (het gemis


gu

van de voorzienbaarheid van het gevolg);


d
In
A

Halaman 91 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 91
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa kematian penerima pelayanan kesehatan

si
disini tidak dimaksud sama sekali oleh Terdakwa, akan tetapi kematian
tersebut hanya merupakan akibat dari kurang hati-hati atau lalainya

ne
ng
Terdakwa (delik culpa).
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

do
gu yang dimaksud dengan “Penerima Pelayanan Kesehatan” adalah setiap
orang yang melakukan konsultasi tentang kesehatan untuk memperoleh

In
A
pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun
tidak langsung kepada tenaga kesehatan;
ah

lik
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum dipersidangan
diketahui bahwa yang melaksakan piket jaga malam pada hari Jumat
tanggal 19 Oktober 2018 di RSUS Cut Nyak Dhien Meulaboh, sesuai
am

ub
dengan jadwal piket yaitu:
a. Terdakwa Erwanty;
ep
b. Fitri Firdausi, Amd. Kep;
k

c. Herli Yani, Amd. Kep ;


ah

d. TerdakwaDesri Amelia Zulkifli, Amd. Kep.


R

si
Menimbang, bahwa kondisi korban Alfareza pada saat serah

ne
ng

terima petugas piket tersebut dalam keadaan baik dan masih lemas
karena baru selesai di operasi, serta terdakwa Erwanty juga menjelaskan

do
bahwa tindakan medis yang dilakukan petugas ruang anak kepada
gu

korban Alfareza setelah melakukan operasi tersebut yaitu melakukan


injeksi (menyuktikan obat) sesuai intruksi dokter kepada pasien tersebut;
In
A

Menimbang, bahwa pada saat terdakwa Desri Amalia melihat dan


mengecek rekam medis Korban, dan pada saat itu terdakwa Desri Amalia
ah

lik

melihat di buku injeksi tertulis bahwa nama-nama obat yang harus


diberikan / diinjeksikan kepada Korban yaitu obat cefotaxim, ketorolac,
m

ranitidine dan transamin, kemudian terdakwa mengecek box obat, dan


ub

pada saat itu terdakwa melihat hanya ada obat cefotaxim, selanjutnya
ka

terdakwa mengatakan kepada Terdakwa Erwanty “kak dibuku injeksi


ep

ditulis Alfa Reza harus diinjeksikan obat cefotaxim, ketorolac, ranitidine


dan transamin, tapi di box obat cuman ada obat cefotaxim, gimana ni
ah

kak?”, kemudian Terdakwa Erwanty menjawab “ya, sudah resepkan aja


R

es

dek”, kemudian terdakwa mengambil Kartu Obat Pasien (KOP) atas


M

ng

nama ALFA REZA;


Menimbang, bahwa selanjutnya terdakwa Desri Amalia menulis III
on

diintruksi obat Ranitidine dikolom kedua tanggal permintaan / penerimaan


gu

pada KOP Korban, kemudian menulis III diintruksi obat Ketorolac dikolom
d

kedua tanggal permintaan / penerimaan pada KOP Korban, akan tetapi


In
A

Halaman 92 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 92
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pada saat terdakwa Desri Amalia mencari, instruksi nama obat transamin

si
di KOP Korban tidak ada, dan menurut terdakwa Desri Amalia yang ada
kemiripan nama obat transamin adalah obat yang bertuliskan atracurium

ne
ng
pada kolom terakhir karena menurut terdakwa Desri Amalia ada huruf “T”
dan berbunyi mirip yaitu “TRA”, sehingga terdakwa Desri Amalia bertanya
kembali kepada Terdakwa Erwanty sekaligus memperlihatkan dan

do
gu menunjukan nama obat atracurium di KOP Korban dengan mengatakan
“kak, ini obat transamin”, dan Terdakwa Erwanty menjawab sekaligus

In
A
melihat KOP yang terdakwa Desri Amalia perlihatkan dengan
mengatakan kepada terdakwa Desri Amalia “iya dek” kemudian terdakwa
ah

lik
DESRI AMELIA menuliskan angka tiga romawi pada kolom permintaan
jumlah obat atracurium selajutnya terdakwa Desri Amalia menyuruh saksi
SUARDI yang merupakan ayah korban ALFA REZA untuk mengambil
am

ub
obat yang dimaksud ke depo farmasi dengan membawa Kartu Obat
Pasien;
ep
Menimbang, bahwa kemudian saksi SUARDI datang kembali
k

dengan membawa obat selajutnya terdakwa Erwanty langsung


ah

mematahkan ujung botol ampul yang bertuliskan atracurium dan menarik


R

si
obat atracurium dari dalam ampul kedalam spet untuk dipersiapkan jika
waktu pemberian obat untuk pasien ALFA REZA telah tiba, pada saat

ne
ng

waktu pemberian obat telah tiba, terdakwa menyuruh terdakwa DESRI


AMELIA untuk melakukan tindakan medis berupa injeksi kepada pasien

do
gu

ALFA REZA, bahwa pada saat terdakwa DESRI AMELIA sedang


melakukan tindakan injeksi kepada pasien ALFA REZA terdakwa
In
Erwanty merasa ada yang janggal terhadap kemasan obat transamin
A

kemudian terdakwa Erwanty mengatakan kepada Saksi HERLI YANI,


Amd. Kep “dek sekarang kemasan transamin berubah ya” kemudian
ah

lik

pada pukul 00.05 Wib terdakwa dipanggil oleh Terdakwa DESRI AMELIA
dan mengatakan “kak tolong liat pasiennya karena kondisi pasien makin
m

ub

melemah”;
Menimbang,bahwaselanjutnya terdakwa Erwanty pergi dan
ka

melihat kondisi Pasien ALFA REZA dan terdakwa Erwanty mengecek


ep

nadinya melemah, pernapasan juga sudah mulai lemah, selanjutnya


ah

terdakwa Erwanty memanggil dokter IGD sambil mendatangi depo


R

farmasi untuk meminta obat transamin guna memastikan kemasan


es

transamin seperti apa tanpa membawa Kartu Obat Pasien;


M

ng

Menimbang bahwa kemudian sesampainya terdakwa Erwanty di


on

depo Farmasi IGD RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh terdakwa Erwanty
meminta obat transamin kepada petugas piket depo farmasi yaitu saksi
gu

SUCI dan saksi NYONA, kemudian Saksi NYONA menanyakan kepada


d
In
A

Halaman 93 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 93
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
terdakwa “kak KOP nya mana” kemudian terdakwa menjawab “KOP

R
belum kakak bawa, karena ini darurat dek” selanjutnya Saksi NYONA

si
memberikan obat transamin kepada terdakwa;

ne
ng
Menimbang, bahwa selanjutnya dokter IGD Saksi dr. THAHRINA
datang dan melihat kondisi pasien, kemudian terdakwa mengambil states
(dokumen pasien), selanjutnya terdakwa melihat keluarga pasien sudah

do
gu mengamuk karena pasien ALFA REZA dinyatakan meninggal dunia;
Menimbang, bahwa pada saat korban Alfareza meninggal telah

In
A
ditemukan 1 (satu) botol obat Atracurium 10 Mg (mili gram) keadaan
kosong dan kepala botol tersebut sudah dipecahkan yaitu obat yang di
ah

lik
injeksikan kepada korban pada malam tersebut dan 1 (satu) lembar KOP
atas nama pasien ALFA REZA;
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas
am

ub
menurut Majelis Hakim Para Terdakwa telah melakukan kelalaian karena
telah meresepkan obat Atracurium yang seharusnya obat transamin yang
ep
diresepkan sehingga akibat kelalaian tersebut mengakibatkan kesalahan
k

dalam melakukan tindakan medis yang dilakukan Terdakwa II Desri


ah

Amalia atas perintah Terdakwa I Erwanty terhadap korban Alfareza yang


R

si
telah menyuntikan obat Atracurium yang mengakibatkan korban
meninggal dunia;

ne
ng

Menimbang, bahwa oleh karena tidak adanya kehati-hatian yang


dilakukan Para Terdakwa dalam melakukan tindakan medis sehingga

do
gu

mengakibatkan korban Alfareza men inggal dunia sehingga unsur


melakukan kelalaian beratyang mengakibatkan kematian penerima
In
pelayanan kesehatan telah terpanuhi dari perbuatan Para Terdakwa,
A

sebagaimana unsur kedua tersebut;


ah

Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 84 Ayat (2)
lik

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga


Kesehatan telah terpenuhi, maka Para Terdakwa haruslah dinyatakan telah
m

ub

terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana


didakwakan dalam dakwaan alternatif kesatu;
ka

ep

Menimbang, bahwa dalam persidangan, Majelis Hakim tidak


menemukan hal-hal yang dapat menghapuskan pertanggungjawaban pidana,
ah

baik sebagai alasan pembenar dan atau alasan pemaaf, makaTerdakwa harus
R

mempertanggungjawabkan perbuatannya;
es
M

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa mampu bertanggung jawab,


ng

makaharus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana;


on

Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap Para Terdakwa telah


gu

dikenakan penangkapandan penahanan yang sah, maka masa penangkapan


d
In
A

Halaman 94 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 94
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan penahanan tersebut harus dikurangkan seluruh nya dari pidana yang

si
dijatuhkan;
Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di persidangan

ne
ng
untuk selanjutnya dipertimbangkan sebagai berikut:
Menimbang, bahwa terhadap barang bukti berupa1 (satu) Alat suntik
ukuran 3 MI (millimeter) yang bertulis dengan menggunakan spidol warna hitam

do
gu dibaris pertama yaitu “inj. Keto 1 AMP” dan baris kedua “ALFA B.22” serta baris
ketiga “24”,1 (satu) alat suntik ukuran 3 MI (millimeter) yang bertulis dengan

In
A
menggunakan spidol warna hitam dibaris pertama yaitu Inj. Rani ½ AMP dan
baris kedua “ALFA” B.22” serta baris ketiga “24”, 1 (satu) alat suntik ukuran 3 MI
ah

lik
(millimeter) yang bertulis dengan menggunakan spidol warna hitam dibaris
pertama yaitu Inj. Tran 250 Mg (miligram) dan baris kedua “ALFA B.22” serta
baris ketiga “21”, 1 (satu) botol obat Cefotaxim ukuran 1g (gram) yang berisikan
am

ub
+ 1 Cc, 1 (satu) botol obat Ranitidine ukuran 50 MI (satu ampul) dalam keadaan
kosong dan kepala botol tersebut sudah dipecah kan, 1 (satu) botol obat
ep
Ketorolac ukuran 30 ML dalam keadaan kosong dan kepala botol tersebut
k

sudah di pecahkan, 1 (satu) botol infus dengan ukuran 500 MI beserta isinya +
ah

400 MI, beserta infuset selang infus dan 1 (satu) botol obat Atracurium 10 Mg
R

si
(mili gram) yang sudah tidak ada isinya dan kepala botol tersebut sudah
dipecahkan, telah dipergunakan untuk melakukan kejahatan maka perlu

ne
ng

ditetapkan agar barang bukti tersebutdimusnahkan;


Menimbang, bahwa terhadap barang bukti berupa 1 (satu) buku

do
gu

pengeluaran obat Depo Farmasi IGD RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, tanggal
02 Oktober 2018 s/d 25 Oktober 2018, 1 (satu) Exmplar berkas rekam Medik
In
Pasien atas nama ALFAREZA, jenis kelamin laki-laki, umur 11 tahun, pekerjaan
A

pelajar, alamat Gp. Pante Ceuremen Kecamatan Pante Ceuremeun Kabupaten


Aceh Barat, dikembalikan kepada pihak RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh);
ah

lik

Menimbang, bahwa terhadap barang bukti berupa 1 (satu) unit Hand


Phone merk Iphone warna hitam versi 6.0.2 (10A551), model MD297ZA, No.
m

ub

Seri C33K1PP5DTWD, No. Imei 013414009517945 beserta Sim Card


Telkomsel 0812 6035 4947, dikembalikan kepada saksi dr. Samson Sembiring,
ka

Sp. B Bin Baginda Ali Sembiring;


ep

Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa,


ah

maka perlu dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan


R

yang meringankanTerdakwa;
es

Keadaan yang memberatkan :


M

ng

- Perbuatan Para Terdakwa mengakibatkan meninggal korban Alfareza;


on

- Perbuatan Para terdakwa dilakukan dengan sadar dan tidak sesuai dengan
SPO yang ditetapkan oleh Rumah Sakit Cut Nyak Dhien Meulaboh dan
gu

d
In
A

Halaman 95 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 95
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Paraterdakwa mengetahui serta menyadari penuh akan hal tersebut tetapi

si
tetap melakukannya.
Keadaan yang meringankan :

ne
ng
- Para Terdakwa berterus terang dan menyesali perbuatannya;
- Para Terdakwa bersikap sopan di persidangan;
- Para Terdakwa belum pernah diihukum;

do
gu Menimbang, bahwa oleh karena Para Terdakwa dijatuhi pidana maka

In
haruslah dibebani pula untuk membayar biaya perkara;
A
Memperhatikan, Pasal 84 Ayat (2) Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan , Undang-undang Nomor 48
ah

lik
Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-undang Nomor8
Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan
am

ub
lain yang bersangkutan;
MENGADILI:
1. Menyatakan Terdakwa Erwanty, Amd. Keb. Binti M Yatim dan Terdakwa
ep
k

Desri Amelia Zulkifli, Amd. Kep. Binti Zulkifli tersebut diatas terbukti secara
ah

sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Melakukan


R

si
kelalaian beratyang mengakibatkan kematian bagi penerima pelayanan
kesehatan”sebagaimana dalam dakwaan alternatif ke Satu Penuntut Umum;

ne
ng

2. Menjatuhkan pidana terhadap diri Para Terdakwa oleh karena itu dengan
pidana penjara masing-masing selama 2 (dua) Tahun ;

do
3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Para
gu

Terdakwadikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;


4. Menetapkan barang bukti, berupa:
In
A

- 1 (satu) Alat suntik ukuran 3 MI (millimeter) yang bertulis dengan


menggunakan spidol warna hitam dibaris pertama yaitu “inj. Keto 1
ah

lik

AMP” dan baris kedua “ALFA B.22” serta baris ketiga “24”;
- 1 (satu) alat suntik ukuran 3 MI (millimeter) yang bertulis dengan
m

ub

menggunakan spidol warna hitam dibaris pertama yaitu Inj. Rani ½ AMP
dan baris kedua “ALFA” B.22” serta baris ketiga “24”;
ka

- 1 (satu) alat suntik ukuran 3 MI (millimeter) yang bertulis dengan


ep

menggunakan spidol warna hitam dibaris pertama yaitu Inj. Tran 250 Mg
(miligram) dan baris kedua “ALFA B.22” serta baris ketiga “21”;
ah

- 1 (satu) botol obat Cefotaxim ukuran 1g (gram) yang berisikan + 1 Cc;


es

- 1 (satu) botol obat Ranitidine ukuran 50 MI (satu ampul) dalam keadaan


M

ng

kosong dan kepala botol tersebut sudah dipecahkan;


on

- 1 (satu) botol obat Ketorolac ukuran 30 ML dalam keadaan kosong dan


kepala botol tersebut sudah di pecahkan;
gu

- 1 (satu) botol infus dengan ukuran 500 MI beserta isinya + 400 MI,
d

beserta infuset selang infus;


In
A

Halaman 96 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 96
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- 1 (satu) botol obat Atracurium 10 Mg (mili gram) yang sudah tidak ada

si
isinya dan kepala botol tersebut sudah dipecahkan;
Untuk dimusnahkan;

ne
ng
- 1 (satu) buku pengeluaran obat Depo Farmasi IGD RSUD Cut Nyak
Dhien Meulaboh, tanggal 02 Oktober 2018 s/d 25 Oktober 2018;

do
gu - 1 (satu) Exmplar berkas rekam Medik Pasien atas nama ALFAREZA,
jenis kelamin laki-laki, umur 11 tahun, pekerjaan pelajar, alamat Gp.

In
Pante Ceuremen Kec. Pante Ceuremeun Kab. Aceh Barat;
A
Dikembalikan kepada pihak RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh;
ah

lik
- 1 (satu) unit Hand Phone merk Iphone warna hitam versi 6.0.2
(10A551), model MD297ZA, No. Seri C33K1PP5DTWD, No. Imei
am

013414009517945 beserta Sim Card Telkomsel 0812 6035 4947;

ub
Dikembalikan kepada saksi dr. Samson Sembiring, Sp. B Bin Baginda
Ali Sembiring;
ep
k

6. Membebani para Terdakwa untuk membayar biaya perkara masing-


ah

masing sejumlah Rp2.000,00 (dua ribu rupiah);


R

si
Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Meulaboh, pada hari Kamis tanggal 30 Januari 2020, oleh

ne
ng

Zulfadly,S.H.,M.H., selaku Hakim Ketua, Muhammad Al Qudri,S.H., dan Irwanto,


S.H, masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang diucapkan dalam sidang

do
gu

terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Hakim Ketua dengan didampingi
para Hakim Anggota tersebut, dibantu oleh Mawardi, S.H., Panitera Pengganti
pada Pengadilan Negeri Meulaboh , serta dihadiri oleh Yusni Febriansyah
In
A

Efendi, SH Penuntut Umum dan Para Terdakwa didampingi Penasihat


Hukumnya;
ah

lik

Hakim Anggota, Hakim Ketua,


m

ub

Muhammad Al Qudri, S.H. Zulfadly, S.H., M.H.


ka

ep

Irwanto, S.H.
ah

Panitera Pengganti,
R

es
M

Mawardi, S.H.
ng

on
gu

d
In
A

Halaman 97 Putusan Nomor75/Pid.Sus/2019/PN Mbo


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 97

Anda mungkin juga menyukai