H2o - Man 1 Lotim - Peran Kolaborasi Tokoh Agama Dan Adat
H2o - Man 1 Lotim - Peran Kolaborasi Tokoh Agama Dan Adat
Makalah
Disusun Untuk Mengikuti Lomba Karya Ilmiah Untuk Siswa SMA/MA Tingkat
Nasional Direktorat Bima Tehnik Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat
Oleh:
Fadila Safarina NIS:11892
Asrika Rizki NIS:11832
Maya Sari Rinjani NIS: 20027
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas kehendak dan
ridhoNya sehingga karya tulis ilmiah yang berjudul “Kolaborasi Peran Tokoh Agama
Dan Adat Dalam Upaya Pelestarian Mata Air Otak Kokoq Guna Mengatasi Krisis
Air Di Masyarakat Dataran Tinggi” mampu tersusun tepat pada waktunya. Dalam proses
penelitian ini, kami mendapat banyak bimbingan, dukungan dan masukan. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada:
1. M. Nurul Wathoni, M.Pd, selaku kepala Madrasah Aliyah Negeri 1 Lombok Timur
yang telah memberikan kesempatan dan dukungan untuk menyusun karya ilmiah
ini.
2. Bukhori Muslim, M.Pd, selaku guru pembimbing yang telah memberikan
bimbingan serta masukan sehingga dapat menyusun karya ilmiah ini dengan baik.
3. Ibu dan bapak guru Madrasah Aliyah Negeri 1 Lombok Timur yang telah
memberikan masukkan untuk perbaikan-perbaikan karya tulis ilmiah ini.
4. Orang tua kami, yang senantiasa mendukung dan mendoakan kami dalam setiap
proses penyusunan karya ilmiah ini.
5. Rekan-rekan Karya Ilmiah Remaja MAN 1 Lombok Timur, rekan tim, dan rekan-
rekan sekalian yang selalu mendukung kelancarang penyusunan karya tulis ilmiah
ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari kata sempuma dan
memerlukan pendalaman lebih lanjut.Karena itu penulis berharap untuk diberikan saran
yang bersifat konstruktif demi kesempumaan karya ilmiah ini, penulis juga berharap
dengan adanya karya ini semoga dapat memberikan kontribusi positif danbermanfat bagi
sesama.
Penulis
ABSTRAK
Peran tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam pengelolaan sumber mata air menjadi
hal penting bagi Sebagian masyarakat yang masih memiliki keyakinan yang kuat terhadap
adat istiadat dan ajaran agama. Misalnya di Desa Pringgajurang Kabupaten Lombok Timur
terdapat banyak mata air di sekitaran dusun Otak Kokok yang berbatasan langsung dengan
Taman Gunung Rinjani yang masih lestari hingga sekarang, hal ini tidak lepas dari peran
tokoh adat dan tokoh agama. Dalam pemanfaatan air alam untuk dialirkan ke rumah-rumah,
masyarakat akan meminta restu terlebih dahulu ke tokoh agama dan adat. Tujuan dari
penelitian ini yaitu 1) untuk mendeskripsikan kolaborasi peran tokoh agama dan adat dalam
melestarikan mata air Otak Kokoq guna mengatasi krisis air di daerah dataran tinggi. 2)
untuk menjelaskan pengaruh peran tokoh agama dan adat dalam melestarikan mata air Otak
Kokoq guna mengatasi krisis air di daerah dataran tinggi. 3) untuk mengetahui jenis
tanaman yang harus dipelihara agar mata air tetep terja berdasarkan persepsi tokoh agama
dan adat. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dengan metode ini
peneliti dapat mendeskripsikan bagaimana kolaborasi peran tokoh agama dan adat dalam
pelestarian mata air Otak Kokoq.dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara
mendalam, observasi dan dokumentasi. Adapun hasil dari penelitian ini bahwa kolaborasi
peran tokoh agama dan adat dalam pelestarian mata air Otak Kokoq diantaranya yaitu 1)
Membangun kesadaran masyarakat tentang mata air melalui cerita lisan, 2) Mengedukasi
masyarakat melalui pelaksanaan ritual “nyelametang reban”, 3) Mengedukasi masyarakat
tentang pohon yang harus dilestarikan dan ditanam yang banyak menyuplai mata air, dan
4) Membuat awik-awik yang berisi larangan dalam memburu hewan-hewan yang diyakini
dapat menjadi faktor dalam pelestarian sumber mata air. Kolaborasi tokoh agama dan adat
berimbas pada pelestarian mata Air Otak Kokok Joben yang masih eksis hingga sekarang
walaupun sudah berumur ratuan tahun.
Kata kunci: MataAir; Otak Kokoq; Tokoh Agama; dan Adat, Pelestarian
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Air merupakan kebutuhan yang sangat krusial bagi masyarakat. Kebutuhan akan air ini
diperoleh melalui berbagai sumber, baik itu dari air hujan, air sungai, air sumur, air mata
air dan sumber air lainnya. Mata air merupakan salah satu sumber air yang eksis hingga
sekarang digunakan di kalangan masyarakat. Mata air adalah pemunculan air tanah ke
permukaan tanah (Todd, 1980). Kebutuhan air dari sumber mata air banyak sekali
dimanfaatkan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mencuci,
mandi, bahkan minum pun dari sumber mata air. Ini membuktikan bahwa mata air
memiliki kontribusi besar kepada masyarakat.
Besarnya manfaat yang diberikan menjadi keharusan bagi seluruh lapisan masyarakat
dalam melestarikan mata air tersebut khususnya dalam mengatasi saat krisis air di dataran
tinggi. Pada daerah dataran tinggi rawan terjadi krisis air. Dilansir dari Tabloid
sinartani.com mengatakan bahwa darah dataran tinggi rawan terjadi kekeringan air atau
krisis air karena air hujan yang diserap oleh tanah akan mengalir dari tempat rendah ke
tempat yang tinggi sehingga yang dataran tingggi tidak mampu menyimpan air lebih lama.
Di Lombok Timur fenomena krisis air sangat sering terjadi dan menjadi masalah yang
setiap tahunnya melanda. Berdasarkan data dari ntbProv pada tahun 2019 NTB care
menerima 36 aduan dari masayarakat dan krisis air menjadi keluhan utama para warga. Ini
membuktikan bahwa di provinsi Nusa Tenggaa Barat krisis air menjadi masalah utama
yang harus segera diselsaikan. Salah satu caranya yakni dengan melakukan pelestarian
mata air Otak Kokok dengan memanfaatkan peran tokoh agama dan adat. Peran kedua
tokoh ini sangat berpengaruh dalam tatanan kehidupan di masyarakat. Hal ini dibuktikan
dengan tokoh adat dan agama sebagai titik sentral dalam perwujudan desa yang baik dan
tentu keberadaannya sangat dibutuhkan dalam upaya pembangunan desa yang lebih baik.
Dalam strata kehidupan bermasyarakat, tokoh agama maupun tokoh adat memiliki
kedudukan yang tinggi serta sangat dihormati oleh masyarakat. Sehingga apabila peran
tokoh agama dan adat ini dikolaborasikan dalam hal melestarikan mata air sangat memiliki
peluang besar dan berpengaruh bagi masyarakat. Hal ini lain tidak lain karena kekuatan
atau power besar yang dimiliki dari tokoh agama dan adat.
Oleh karena itu, peneliti tertarik mengangkat penelitian dengan judul “kolaborasi peran
tokoh agama dan adat dalam melestarikan nata air Otak Kokoq guna mengatasi krisis air di
dataratan tinggi”. Dan peneliti harapkan ini dapat menjadi alternatif solusi dalam mengatasi
krisis air di dataran tinggi dengan memanfaatkan pelestarian mata air khususnya mata air
Otak Kokoq.
1.2.1 Bagaimana bentuk kolaborasi peran tokoh agama dan adat dalam melestarikan
mata air Otak Kokoq guna mengatasi krisis air di daerah dataran tinggi?
1.2.2 Bagaimana pengaruh peran tokoh agama dan adat dalam melestarikan mata air
otak kokoq guna mengatasi krisis air di daerah dataran tinggi?
1.2.3 Bagaimana bentuk tanaman yang harus dipelihara agar mata air tetep terjaga
berdasarkan persepsi tokoh agama dan adat setempat?
1.3.1 Untuk mendeskripsikan kolaborasi peran tokoh agam dan adat dalam
melestarika mata air Otak Kokoq guna mengatasi krisis air di daerah dataran
tinggi.
1.3.2 Untuk menjelaskan pengaruh peran tokoh agama dan adat dalam melestarikan
mata air otak kokoq guna mengatasi krisis air di daerah dataran tinggi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Hendrayana (1994) menyatakan bahwa mata air adalah lokasi dimana air tanah
mengalir atau merembes keluar hingga mencapai permukaan tanah secara alami.
Dari kedua teori diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa mata air ialah air tanah
yang keluar dari permukaan tanah yang disebabkan oleh proses geologi dan
mengakibatkan lintasan air terpotong, sehingga air akan berkumpul pada satu titik yang
kemudian mengalir.
= solusi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan sejak tanggal 15-28 Februari 2023 yang berlokasi di dusun
Penyangkar Pringgajurang, kabupaten Lombok Timur.
Jadwal
15-28 Februari
Kegiatan 1 1 1 1 1 2 2 22 2 2 2 2 2 28
5 6 7 8 9 0 1 3 4 5 6 7
Kajian awal
Menentukan ide
Pengumpulan data
penelitian
Transkip data
penelitian
Menyusun laporan
hasil penelitian
Revisi final
Submit karya
3.2.2 Observasi
Menurut Nawawi dan Martini observasi merupakan kegiatan mengamati, yang
diikuti pencatatan secara urut. Hal ini terdiri dari atas beberapa unsur yang muncul
dalam fenomena di dalam objek yang diteliti. Hasil dari proses tersebut dilaporkan
dengan laporan yang sistematis dan sesuai kaidah yang berlaku. Sehingga, metode
observasi bertujuan untuk mengetahui keadaan mata air Otak Kokoq dengan peran
kolaborasi tokoh agamadan tokoh adat dalam melestarikan sumber mata air Otak
Kokoq.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Bentuk Kolaborasi Peran Tokoh Agama dan Adat dalam Melestarikan Mata Air
Otak Kokoq Guna Mengatasi Krisis Air di Daerah Dataran Tinggi
Kolaborasi merupakan suatu kerja sama yan dilakukan oleh satu pihak dengan pihak
lain yang memiliki tujuan yang sama. Dalam hal ini tokoh agama dan tokoh adat dimana
kedua-duanya adalah kumpulan orang-orang yang dihormati dalam masyarakat memiliki
sehingga memiliki peran yang kuat dalam melestarikan mata air guna mengatasi krisis air.
Bentuk kolaborasi yang dilakukan oleh tokoh agama dan tokoh adat dalam upaya
pelestarian mata air Otak Koko antara lain yakni:
Tokoh agama dan adat memiliki pandangan yang sama bahwa keberadaan mata air Otak
memiliki kahasiat bagi Kesehatan. Persepsi ini dibangun agar keberadaan amata air ini
tetap terjaga dan dilestarikan oleh masyarakat. Sehingga r mata air tersebut tetap mengalir
dan dapat dimanfaatkan bagi masyarakat secara luas. Cerita yang dikembangkan oleh tokoh
agama dan adata yakni air tersebut dapat menyembuhkan penyakit kulit dan dapat membuat
awet muda. Masyarakat menyakini bahwa jika seseorang mandi dengan airnya nantinya
warna air tersebut seperti air hasil cucian beras atau bisa dikatakan airnya berwarna putih
berarti menandakan bahwa orang tersebut memiliki penyakit. Pernyataan ini dapat
diperkuat dengan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan tokoh adat dengan
kode narasumber Y yang menyatakan bahwa:
“Kalo kita mandi disana, bila kita punya penyakit gatal atau penyakit apa ia keluar dari diri kita
itu dibawah kaya air beras atau susu. Nah itu berarti ada penyakit kita”
Pada zaman dulu air dari mata air tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mandi
dengan niatan untuk menghilangkan penyakit yang dimilikinya. Namun seiring
berjalannya waktu memang air dari mata air tersebut sama khasiatnya dalam
menyembuhkan penyakit tetapi dirasa sudah berkurang atau mulai hilang oleh masyarakat.
Karena banyaknya masyarakat lain yang semakin tahun merusak lingkungan. Perlu
diketahui bahwa mata air Otak Kokoq ini digunakan sebagai pariwisata dengan nama
pemandian mata air Otak Kokoq Joben sehingga banyak masyarakat yang berkunjung dan
datang merusak lingkungan seperti mengkotori tempat tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil
data wawancara dengan narasumber inisal Y yang menyatakan bahwa:
“Nah sekarang tidak, kurang dia sekarang hilang famornya karena apa? Kenapa demikian? Karena
dia orang-orang itu datang dikotor, dia bawa cewenya belum nikah, banyak yang begitu, akhirnya
tidak punya obat lagi , direspon alam. Alam itu tidak terima lagi untuk mengeluarkan obat.
Sehingga sekarang ini hanya untuk rekeasi modelnya berwisata berselfi, berfoto-foto sefli, hanya itu
manfaatnya, kalo untuk obat diri kesehatan tubuh kita sudah ndak bisa”
Cerita yang dikembangkan oleh tokoh agama dan adat tertanam di persepsi masyarakat
sehingga sangat menjaga dan melestarikan keberadaan mata Air Otak Kokok hingga
sekarang.
2) Melakukan ritual rutin yang diyakini dapat menjaga air dari mata air Otak Kokoq
Tokoh agama dan adat mengajak masyarakat menggelar ritual nyelametang.
Ritual yang dilakukan setiap bulan Rajab yakni dikenal dengan nama “Nyelametang
Reban”. Ritual ini rutin dilakukan oleh masyarakat dan diyakini air dari mata air tersebut
tetap mengalir deras. Karena sudah menjadi kebiasaan, saat sudah waktunya masyarakat
sendiri akan sadar melakukan ritual tersebut dan diumukan lewat corong masjid. Pada
ritual ini masing-masing orang akan membawa ayam yang nantinya akan disembelih di
tempat mata air lalu dibakar serta akan diundang kiyai untuk tasyakuran dan doa. Darah
dari air ayam tersebut saat menyembelih ayam terebut nantinya akan dialirkan ke air yang
mengalir di mata air tersebut. Hal ini diyakini oleh masyarakat bahwa alam tersebut
membutuhkan hal-hal yang sejuk. Pernyataan tersebut dapat diperkuat dengan hasil
wawancara yang telah peneliti lakukan kepada narasumber inisial oleh bapak inisial M
yang menyatakan bahwa:
“darakne sebenarne je ling dengan sik perceye lek sekenok munte ngadaang tasakuran
darak kence tolangne sik ndek te gitak mau ye nah ite sik nggorokye je mpak ne maukte”
translate
tumbuhan yang diyakini dapat menghasilkan air dan salah satu cirinya yaitu pohon-pohon
yang berserat serta memiliki batang yang lunak. Batang yang lunak akan mampu
menyerap lalu mengeluarkan air yang banyak ke tanah sehingga akan membuat air dari
mata air tersebut akan tetep deras mengalir. Adapun tumbuhan yang diyakini oleh
masyarakat menandakan sumber air yaitu pohon beringing, pohon koak, pandan, pohon
jelantan dan masih banyak lagi yang nantinya tokoh adat dan agama pun memberi tahu
kepada masyarakat gar tidak dipotong. Namun, masih saja banyak masyarakat yang
menebang pohon atau memotong dengan sengaja tumbuhan-tumbuhan tersebut
khususnya bagi para petani yang memotong rumput di hutan. Hal ini karena masih
kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya tumbuhan-tumbuhan dan regulasi
dari pemerintah. Oleh karena diharapkan kepada pemerintah agar membuat regulasi
terkait sanksi, serta aturan yang menjerat bagi masyarakat yang meenbang pohon
tersebut, sehingga akan menimbulkan efek jera kepada sang pelaku. Penyataan diatas
diperkuat dengan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan narasumber
inisal M yang menyatakan bahwa:
bila hutan itu dikuasi oleh peternak rumput maka dinas kehutanan itu yang kita harapkan
membuat kebijakan yang diikat dengan undang-undang sehingga memuat efek jera.
4) Melarang masyarakat untuk memburu hewan-hewan yang dapat membuat
sumber mata air.
Masyarakat menyakini bahwa hewan juga berpengaruh terhadap sumber mata air.
Hewan-hewan tersebut nantinya akan membuat rumah sedalam mungkin hingga ke sumber
mata air. Sehingga sangat disayangkan jika hewan tersebut diburu oleh masayarakat,
padahal hewan-hewan itu sangat berperan penting dalam menghasilkan air bagi sumber
mata air. Adapun hewan hewan yang diyakini masyarakat dapat menghasilkan sumber air
yang deras yaitu seperti belut, kepiting, dan lain sebagainya. Pernyataan ini diperkuat dari
hasil wawancara yang telah dilakukan kepada narasumber inisial Y yang menyatakan
bahwa:
Cuman sekarang kan ngga kayak dulu, sekarang tempat-tempatnya tertentu malah yang
ada dulu sekarang kering. Nah itu kan disebabkan karena pemerintah tidak menanggulangi
orang yang mengambil belut, kepiting darat, karena dimusnakhan habitat alam semula
jadi. Dia pake setrum itu nangkep belut, jadinya habis anak-anaknya kecil itu, nah jadi
mata air itu kurang sehingga tempat-tempat tertentu yang ada.
translate
Sekarang tidak kaya dulu lagi, hanya mata air tertentu saja yang masih memiliki air.
Hal ini disebabkan karena pemerintah tidak menanggulangi orang yang mengambil
Dengan peran tokoh agama dan adat dapat memengaruhi pelestarian sumber mata air
otak kokoq. Jadi tokoh agama dan adat dapat memengaru kelsetarian sumber mata air
karena tokoh agam dan adat sebagai pembimbing dalam melakukan ritual tersebut mulai
dari mengumumkan acara ritual sampai berakhirnya ritual tersebut tetap diawasi oleh tokoh
agama dan adat sehingga sumber mata air Otak Kokoq terus dilestarikan da masyrakat
tidak megalami kekeringan dan bisa mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
4.3 Jenis Tanaman-Tanaman yang Disarankan Tokoh Agama dan Adat untuk
Dilestarikan demi Pelestarian Air
Dari hasil wawancara mengenai cara pelestarian sumber mata air Otak Kokoq bahwa
ada berbagai jenis tanaman penyuplai air yang harus dilestarikan, seperti pohon jelatang,
pohon koak, dan lain sebagainya. Hal ini dapat diperkuat dengan hasil wawancara peneiti
dengan narasumber inisal I yangberusia 50 tahun yang menyatakan bahwa:
pohon-pohon memiliki beberapa jenis ada yang berifat berserat keras dan berserat lembek. Pohon
yang bersifat keras hanya menyerap air untuk keberlangsungan hidupnya sedangkan Pohon bersifat
lembek sepeti goak, pandan, jelateng, pakis beleq, bunut, lemokek dapat menyimpan banyak air, air
tersebut turun ke bumi naik kebumi dan turun lagi ke bumi.
Jadi yang dimaksud dari bapak berinisial I bahwa pohon yang berserat keras hanya
dapat menyerap air tidak bisa menahan air sehingga tidak bisa menjaga kelestarian sumber
mata air Otak Kokoq berbeda halnya dengan pohon berserat lunak, maka pohon tersebut
banyak mengandung air serta pada pohon terjadi siklus air yang terus memutar sehingga
dapat menjaga kelestarian sumber mata air Otak Kokoq. Berikut pohon-pohon yang
dimaksud beserta karakteristiknya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kolaborasi peran tokoh
agama dan adat dapat mempengaruhi aktivitas masyarakat dalam pelesteraian mata air Otak
Kokok dikarenakan tokoh agama dan adat memiliki peran yang sangat penting yaitu, dapat
mempengaruhi masyarakat, mengajak masyarakat, mengawasi masyarakat, serta
memberikan contoh kepada masyarakat. Dengan mengkolaborasikan keduanya dalam
upaya melestarikan mata air, memiliki potensi peluang yang sangat besar terhadap
keberlangsungan sumber mata air Otak Kokok. Oleh karena itu melalui kolaborasi peran
tokoh agama dan adat dapat dijadikan sebagai salah satu langkah untuk melestarikan mata
air di lingkungan masyarakat. Bentuk peran masyarakat tokoh agama yakni mulai dari
membangun persepsi terhadap mata air otak koko dengan cerita lisan, membuat norma atau
awik-awik tentang larangan merusak tumubuhan dan tanaman yang menjadi sumber mata
air serta mengajak masyarakat untuk menanam jenis tanaman yang dapat melestariakn mata
air.
5.2 SARAN
Untuk kesempurnaan dari karya ini penulis merekomendasikan beberapa saran diantaranya
yaitu:
DAFTAR PUSTAKA
Sidoarjo).
Dewi Liesnoor Setyowati, Dkk. 2017. Konservasi Mata Air Senjoyo Melalui Peran Serta
Mariance Pansing, Dkk. 2020. Peran Masyarakat Dalam Pelestarian Mata Air Di Desa
Nur Puji Lestari, Dkk. 2021,Koservasi Mata Air Gending Melalui Peran Serta Masyarakat
Sudarmadji, Dkk. 2016. Pengelolaan Mata Air Untuk Penyediaan Air Rumahtangga
Anonim. www.ntbprov.go.id, (2019). “NTB Care Terima 36 Aduan, Krisis Air Bersih Jadi
unggulan/ntb-care-terima-36-aduan-krisis-air-bersih-jadi-keluhan-utama-
Rizky Amalia, (2022). “Pengertian Krisis Air dan Contoh Tindakan Manusia yang
Menyebabkannya.” https://kids.grid.id/read/473163177/pengertian-krisis-
28 Februari 2023)
tanggal 27/02/2023
https://dinkes.kalbarprov.go.id/pengaruh-pertumbuhan-penduduk-terhadap-
Salmaa, (2021). “Metode Penelitian Kualitatif: Pengertian Menurut Ahli, Jenis-jenis, dan
Karakteristiknya” https://penerbitdeepublish.com/metode-penelitian-
Vita Anggraini, (2023). “Dataran Tinggi: Pengertian, Ciri, Jenis dan Contoh”
22/2/2023)
LAMPIRAN LAMPIRAN
a. Biodata Pribadi
7. Alamat: Presak
8. No/hp: 081805419069
9. Email: fadilasafarina443@gmail.com.
7. Alamat: Pringgasela
8. No/hp: 087863296326
9. Email: asrikarizki2@gmail.com.
6. Agama: Islam