Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SEJARAH

REFORMASI INDONESIA 1998

Mata Pelajaran : Sejarah

Guru Mapel : Pa Tedy Bachtiar, S.Pd.

Nama Anggota :

1. AGISTNA INDARABBIHI (2)


2. DERIEL RURI ABDAD (8)
3. ELVANIA MARIANA PURBA (12)
4. MOH. KADZIM RAMADHAN (22)
5. NABILAH NUR WAKHRUDINEJA (24)
6. RATU RAJA AQILAH NUR AZ-ZAHRA (31)

1
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : Makalah Sejarah Tentang Reformasi Indonesia 1998

DILAKSANAKAN : Tanggal 15 Agustus 2023 sampai dengan 18 Agustus 2023

Cirebon, Agustus 2023

Mengetahui,

Wakasek Guru Mapel

Deddy Setiawan, S.Pd. Tedy Bachtiar, S.Pd.

Kepala Sekolah

2
Dr. Nendi, S.Pd., M.M.

MAKALAH SEJARAH REFORMASI INDONESIA1998

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG...................................................................................................4

B. Tujuan............................................................................................................................5

C. Dampak..........................................................................................................................5

1. Kebebasan Menyampaikan Pendapat.....................................................................5

2. Masalah Dwifungsi ABRI.........................................................................................6

3. Reformasi Bidang Hukum........................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................7

A. Demonstrasi...................................................................................................................7

1. Tragedi Trisakti.........................................................................................................7

2. Insiden Berdarah di Medan 1998.............................................................................7

3. Tragedi Gejayan atau Tragedi Yogyakarta.............................................................7

4. Tragedi Penjarahan dan SARA jelang Reformasi 1998.........................................8

B. Kronologi Reformasi.....................................................................................................9

BAB III PENUTUP................................................................................................................11

A. KESIMPULAN............................................................................................................11

B. SARAN.........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Reformasi di Indonesia disebut juga sebagai era pasca-Soeharto yang dimulai pada tahun
1998, mengakhiri kekuasaan 32 tahun Soeharto. Soeharto melepas jabatannya pada 21 Mei
1998 yang kemudian digantikan oleh Wakil Presiden BJ Habibie.

Mundurnya Presiden Soeharto dilatarbelakangi krisis moneter sejak 1997. Kondisi ekonomi
Indonesia pada saat itu tengah sangat melemah dan merosot sehingga menimbulkan
ketidakpuasan masyarakat.

Ketidakpuasan ini kemudian semakin membesar dan memicu terjadinya demonstrasi besar-
besaran yang dilakukan oleh berbagai aksi mahasiswa di wilayah Indonesia. Kerusuhan-
kerusuhan terjadi hampir di setiap daerah di Indonesia. Akibatnya, pemerintahan Orde Baru
di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pun mendapat banyak tekanan politik baik dari
dalam negeri maupun luar negeri. Dari luar negeri, Amerika Serikat secara terbuka meminta
agar Soeharto mengundurkan dari jabatannya sebagai Presiden.

4
Sedangkan dari dalam negeri, terjadinya gerakan mahasiswa yang turun ke jalan menuntut
agar Soeharto lengser dari jabatannya. Kepemimpinan Soeharto semakin menjadi sorotan
sejak terjadinya Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998, di mana empat mahasiswa tertembak
mati dan memicu Kerusuhan Mei 1998 sehari kemudian.

Tekanan dari para massa terhadap Soeharto pun memuncak ketika sekitar 15.000 mahasiswa
mengambil alih Gedung DPR/MPR yang berakibat proses politik nasional lumpuh. Soeharto
yang saat itu sudah terdesak masih berusaha untuk menyelamatkan kursi kepresidenannya
dengan melakukan perombakan kabinet dan membentuk Dewan Reformasi. Tetapi,
pemberontakan yang dilakukan oleh para mahasiswa ini membuat Presiden Soeharto tidak
memiliki pilihan lain selain mengundurkan diri.

Pada 21 Mei 1998 di Istana Merdeka, Presiden Soeharto secara resmi menyatakan dirinya
berhenti menjabat sebagai Presiden Indonesia. Melalui UUD 1985 Pasal 8, Soeharto segera
mengatur agar Wakil Presiden BJ Habibie disumpah untuk menjadi penggantinya di hadapan
Mahkamah Agung. Sejak saat itu, kepemimpinan beralih dari Soeharto ke BJ Habibie dan
terbentuk Era Reformasi.

A.

B. TUJUAN

Gerakan atau Era Reformasi menjadi peristiwa bersejarah di Indonesia, karena mampu
menuntaskan rezim Orde Baru yang dipimpin Soeharto setelah berkuasa selama 32 tahun,
sejak 1966. Maksud dan tujuan diadakannya reformasi adalah:

1. Menuntut turunnnya harga-harga kebutuhan pokok yang melonjak tinggi sejak Juli
1997.
2. Menuntut MPR untuk tidak kembali mencalonkan Soeharto sebagai presiden untuk
periode ketujuh.
3. Menjelang lengsernya Soeharto, para pejabat melakukan perjanjian simbolik dan
beberapa langkah kebijakan ekonomi guna untuk mencoba mengatasi keadaan dan
mempertahankan kekuasaan (buying time).

A.
B.

5
A.
B.
C. DAMPAK

1. Kebebasan Menyampaikan Pendapat

Setelah reformasi, orang-orang bebas untuk mengemukakan pendapatnya. Presiden BJ


Habibie memberikan ruang bagi siapapun yang ingin menyampaikan pendapat, baik
dalam bentuk rapat umum maupun unjuk rasa atau demonstrasi.

Namun, bagi mahasiswa yang akan melakukan aksi unjuk rasa, terlebih dulu
diharuskan untuk mendapatkan izin dari pihak kepolisian dan menentukan lokasi di
mana demonstrasi dilakukan.

Hal ini dilakukan karena mengacu dengan UU No. 28 Tahun 1997 tentang Kepolisian
Republik Indonesia.

2. Masalah Dwifungsi ABRI


Setelah reformasi dilaksanakan, peran ABRI di perwakilan rakyat DPR mulai
dikurangi secara bertahap, yaitu dari yang tadinya berjumlah 75 orang menjadi 38
orang.

Dahulu, ABRI terdiri dari empat angkatan, yakni Angkatan Darat, Angkatan Laut,
Angkatan Udara, dan Kepolisian RI. Namun, sejak tanggal 5 Mei 1999, Polri telah
memisahkan diri dari ABRI dan berganti nama menjadi Kepolisian Negara, istilah
ABRI juga berubah menjadi TNI.

3. Reformasi Bidang Hukum


Pada masa pemerintahan BJ Habibie dilakukan reformasi di bidang hukum, di mana
reformasi hukum ini disesuaikan dengan aspirasi yang berkembang di masyarakat.

Tindakan BJ Habibie terkait reformasi hukum ini pun disambut dengan baik oleh
masyarakat luas, karena reformasi hukum ini mengarah kepada tatanan yang

6
diharapkan masyarakat. Selama masa Orde Baru, karakter hukum yang berlaku di
Indonesia cenderung bersifat konservatif, ortodoks, dan elitis.

Hukum ortodoks sendiri merupakan hukum yang bersifat tertutup, sehingga


masyarakat tidak memiliki peran sama sekali di dalamnya.

Hukum pada masa Orde Baru ini pun kemudian dianggap sebagai bentuk hukum yang
mengebiri Hak Asasi Manusia (HAM). Oleh karena itu, hukum di era Orde Baru
tidak lagi diterapkan pada masa reformasi, karena di era ini, BJ Habibie ingin
menciptakan hukum yang dapat menjamin keamanan perlindungan HAM.

BAB II

PEMBAHASAN

1.
A. DEMONSTRASI

1. Tragedi Trisakti

Tragedi Trisakti menjadi salah peristiwa paling membekas sepanjang Era Orde Baru.
Peristiwa ini terjadi pada 12 Mei 1998 silam, di mana empat mahasiswa yang sedang
demonstrasi menuntut Soeharto turun dari jabatannya tertembak dan tewas.

Mereka adalah Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto (1977-1998),


Hafidin Royan (1976-1998), dan Hendriawan Sie (1975-1998).

1.
2. Insiden Berdarah di Medan 1998

Sewaktu Kerusuhan Mei 1998 sedang marak terjadi, salah satu kota yang juga banyak
terjadi pertumpahan darah adalah Kota Medan. Insiden berdarah di Medan ini terjadi

7
pada 6 Mei 1998. Kota ini mengalami kerusuhan yang hampir melumpuhkan kota
tersebut.

Waktu itu, ratusan toko dirusak, sejumlah kendaraan dibakar, serta lima orang tewas
dan puluhan orang mengalami luka-luka akibat aksi unjuk rasa yang mereka lakukan.

1.
2.
3. Tragedi Gejayan atau Tragedi Yogyakarta

Tragedi Gejayan menjadi sebuah peristiwa bentrokan berdarah yang terjadi pada
Jumat, 8 Mei 1998 di daerah Gejayan, Yogyakarta.

Kerusuhan yang terjadi pada saat itu lantaran para demonstran mengunjuk rasa dan
menuntut agar Soeharto lengser dari jabatannya. Dari peristiwa ini, terjadi banyak
kekerasan antara aparat dengan mahasiswa Yogyakarta yang menyebabkan ratusan
korban terluka, bahkan satu orang meninggal dunia, Moses Gatutkaca.

1.
2.
3.

4. Tragedi Penjarahan dan SARA jelang Reformasi 1998

Setelah terjadinya tragedi pertumpahan darah di sejumlah daerah di Indonesia,


suasana di Kota Jakarta kembali mencekam pada 13 sampai 15 Mei 1998. Kala itu,
Indonesia tengah mengalami krisis moneter, di mana hutang menumpuk dan dollar
semakin meningkat.

Belum selesai dengan krisis moneter, peristiwa nahas lain juga terjadi, di mana kios-
kios dibakar, wanita etnis Tionghoa mengalami pelecehan seksual.

8
Ratusan orang juga dikabarkan hilang serta tewas dalam kerusuhan ini.

A.
B. KRONOLOGI REFORMASI

 5 Mei 1998

20 mahasiswa Universitas Indonesia mendatangi Gedung DPR/MPR untuk melakukan


penolakan terhadap pidato pertanggungjawaban yang disampaikan pada Sidang Umum MPR.

 11 Maret 1998

Soeharto dan BJ Habibie disumpah menjadi Presiden dan Wakil Presiden.

 14 Maret 1998

9
Soeharto menyampaikan kabinet baru bernama Kabinet Pembangunan VII.

 15 April 1998

Soeharto meminta mahasiswa menghentikan aksi demonstrasi dan kembali ke kampus.

 1 Mei 1998

Soeharto melalui Menteri Dalam Negeri dan Menteri Penerangan Alwi Dachlan mengatakan
reformasi baru bisa dimulai tahun 2003.

 2 Mei 1998

Soeharto meralat pernyataannya, bahwa reformasi bisa dimulai sekrang (1998).

 4 Mei 1998

Mahasiswa di Medan, Bandung, dan Yogyakarta melakukan demonstrasi besar-besaran


karena menyambut kenaikan harga bahan bakar minyak (2 Mei 1998).

 5 Mei 1998

Terjadi demonstrasi mahasiswa besar-besaran di Medan yang berujung kerusuhan.

 12 Mei 1998

Aparat keamanan menembak empat mahasiswa Trisakti yang berdemonstrasi secara damai.

 13 Mei 1998

Mahasiswa di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi datang ke Kampus Trisakti untuk
mengungkapkan duka cita yang berujung kerusuhan.

 14 Mei 1998

Soeharto bersedia mengundurkan diri.

 15 Mei 1998

10
Soeharto membantah bahwa ia ingin mengundurkan diri dari jabatannya. 16 Mei 1998
Warga asing berbondong-bondong kembali ke negeri mereka.

 21 Mei 1998

Di Istana Merdeka, pukul 09.05, Soeharto menyatakan mundur dari kursi Presiden dan BJ
Habibie disumpah menjadi Presiden RI ketiga.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Munculnya era reformasi adalah bagian dari sejarah Bangsa Indonesia untuk
meproklamirkan adanya keadilan dan kebijakan yang merakyat. Hal ini penting dan
akan terus tertulis dalam lembaran sejarah bangsa indonesia. Demikian juga dengan
perkembangan setelah adanya reformnasi akan senantiasa di publikasikan oleh para
sejarahwan.

11
A.
B. SARAN
Kita sebagai masyarakat Indonesia khususnya para generasi muda yang akan yang
akan membangun bangsa kedepan, harus mengetahui perkembangan kehidupan
masyarakat baik dari segi kehidupan sosial ekonomi maupun dari segi kehidupan
sosial budaya. Karena itu dapat memperkuat jati diri kita sebagai generasi penerus
demi membangun suatu Bangsa dan Negara.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat memberikan saran adalah sebagai berikut:

1. Untuk pemerintah Daerah kiranya dapat memperhatikan keberadaan masyarakat


yang kurang mampu dan dapat memberikan pembinaan, pelayanan yang baik
dalam masyarakat. Diharapkan pemerintah dapat mengembangkan forum-forum
yang di bentuk oleh masyarakat setempat supaya dapat mengatasi segala
permasalahan di dalam masyarakat itu sendiri.

2. Untuk tokoh-tokoh masyarakat dan pimpinan daerah hendaknya mampu


mengarahkan dan mampu menjadi motor penggerak di dalam masyarakat. Peran
seorang pemimpin sangat fital serta sangat di butuhkan dalam menangani suatu
permasalahan yang ada di tengah masyarakat yang menyangkut masa depan suatu
daerah.

3. Bagi generasi muda yang sebagai generasi penerus, hendaknya dapat menjadi
generasi muda yang dapat membangun daerahnya sendiri demi terwujudnya
masyarakat yang sejahtera.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/20/144131779/reformasi-indonesia-1998-latar-
belakang-tujuan-kronologi-dampak?page=all

https://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2016-1-1-87201-231412021-bab5-28072016043056.pdf

12
13

Anda mungkin juga menyukai