Anda di halaman 1dari 12

CAPAIAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA JAWA

A. Rasional Mata Pelajaran Bahasa Jawa


Kemampuan berbahasa, bersastra, dan berpikir merupakan fondasi dari kemampuan
literasi. Semua bidang kajian, bidang kehidupam, dan tujuan-tujuan sosial menggunakan
kemampuan literasi. Literasi menjadi kemampuan yang sangat penting pada saat digunakan untuk
bekerja dan belajar sepanjang hayat. Dengan demikian, pembelajaran Bahasa Jawa merupakan
pembelajaran literasi untuk berbagai tujuan berkomunikasi dalam konteks sosial budaya lokal
maupun nasional. Kemampuan literasi dikembangkan ke dalam pembelajaran menyimak,
membaca, menulis dan berbicara. Kemampuan literasi juga digunakan dalam mempresentasikan
berbagai tujuan berbasis genre yang terkait dengan penggunaan bahasa daerah/Jawa dalam
kehidupan. Setiap genre memiliki tipe teks yang didasarkan pada alur pikir- struktur-khas teks
tertentu. Tipe-tipe teks merupakan alur berpikir yang dapat mengoptimalkan penggunaan bahasa
untuk bekerja dan belajar sepanjang hayat.
Model utama yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Jawa adalah pedagogi genre.
Model ini memiliki empat tahapan yaitu penjelasan untuk membangun konteks, (explaining, building
the context), permodelan (modelling), pembimbingan (joint construction), dan pemandirian
(independent construction). Di samping pedagogi genre, pembelajaran bahasa Jawa dapat
dikembangkan dengan model-model lain sesuai dengan pencapaian pembelajaran tertentu.
Pembinaan dan pengembangan kemampuan berbahasa Jawa akan membentuk pribadi
Pancasila yang beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berpikir
kritis, mandiri, kreatif, bergotong royong dan berkebinekaan global.

B. Tujuan Mata Pelajaran Muatan lokal Bahasa Jawa


Mata pelajaran muatan lokal bahasa Jawa bertujuan untuk membantu peserta didik
mengembangkan:
1. Akhlak mulia dengan menggunakan bahasa Jawa secara santun.
2. Sikap pengutamaan dan penghargaan terhadap bahasa Jawa sebagai bahasa ibu, sebagai
bagian dari bahasa nasional.
3. Kemampuan berbahasa dengan berbagai teks multimodal (lisan, tulis, visual, audio,
audiovisual) untuk berbagai tujuan (genre) dan konteks;
4. Kemampuan literasi (berbahasa, bersastra, dan bernalar kritis-kreatif) dalam belajar dan
bekerja.
5. Kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu yang cakap, mandiri, bergotong royong,
dan bertanggungjawab;
6. Kepedulian terhadap budaya lokal dan lingkungan sekitarnya;
7. Kepedulian untuk berkontribusi sebagai warga Indonesia dan dunia yang demokratis dan
berkeadilan.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa


Mata pelajaran bahasa Jawa menjadi modal dasar untuk belajar dan bekerja karena
berfokus pada kemampuan literasi (berbahasa dan berpikir). Kemampuan literasi menjadi indikator
kemajuan dan perkembangan anak-anak. Mata pelajaran bahasa Jawa membina dan
mengembangkan kepercayaan diri peserta didik sebagai komunikator, pemikir kritis-kreatif-
imajinatif dan informasional. Pembelajaran bahasa Jawa membina dan mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan literasi dalam semua peristiwa komunikasi yang mendukung
keberhasilan dalam pendidikan dan dunia kerja.
Mata pelajaran bahasa Jawa membentuk keterampilan berbahasa reseptif (menyimak, membaca
dan memirsa) dan keterampilan berbahasa produktif (berbicara dan mempresentasikan, serta
menulis). Kompetensi berbahasa ini berdasar pada tiga hal yang saling berhubungan dan saling
mendukung untuk mengembangkan kompetensi peserta didik, yaitu bahasa (mengembangkan
kompetensi kebahasaan), sastra (kemampuan memahami, mengapresiasi, menanggapi,
menganalisis, dan mencipta karya sastra): budaya (berpikir kritis, kreatif, apresiatif).
Pengembangan kompetensi berbahasa, bersastra, dan berbudaya diharapkan membentuk pesrta
didik yang memiliki kemampuan literasi tinggi dan berkarakter Pancasila.
1. Mata pelajaran bahasa Jawa mencakup kemampuan reseptif (menyimak, membaca dan
memirsa) dan kemampuan produktif (berbicara dan mempresentasikan, menulis)
2. Mata pelajaran bahasa Jawa menggunakan pendekatan berbasis genre melalui pemanfaatan
beragam tipe teks dan teks multimodal (lisan, tulis, visual, audio, audiovisual). Model
pembelajaran menggunakan pedagogi genre, yaitu: penjelasan untuk membangun konteks
(explaining, building the context), pemodelan (modelling), pembimbingan (joint construction),
dan pemandirian (independent construction}; serta kegiatan yang mendorong peserta didik
untuk berpikir kritis, kreatif, dan imajinatif dalam proses pembelajaran.
3. Mata pelajaran bahasa Jawa dibelajarkan untuk meningkatkan:
a. Kecakapan hidup peserta didik dalam mengelola diri dan lingkungan
b. Kesadaran dan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan alam, sosial, dan budaya.

Area Pembelajaran Kemampuan Sub-kemampuan/Elemen


Menyimak
Reseptif
Membaca dan memirsa
Bahasa Jawa
Berbicara dan mempresentasikan
Produktif
Menulis
Pengertian kemampuan berbahasa diuraikan sebagai berikut:

Elemen Deskripsi
Menyimak Kemampuan peserta didik menerima, memahami
informasi yang didengar, dan menyiapkan tanggapan
secara relevan untuk memberikan apresiasi kepada
mitra tutur. Proses yang terjadi dalam menyimak
mencakup kegiatan seperti mendengarkan,
mengidentifikasi, memahami, menginterpretasi tuturan
bahasa, memaknainya, dan/atau menyiapkan
tanggapan terhadap mitra tutur. Menyimak merupakan
kemampuan komunikasi yang penting sebab
kemampuan menyimak menentukan tingkat kemampuan
peserta didik memahami makna (tersurat dan tersirat)
paparan lisan, memahami ide pokok dan pendukung
pada konten informasi maupun konteks yang melatari
paparan tersebut. Komponen-komponen yang dapat
dikembangkan dalam menyimak di antaranya kepekaan
terhadap bunyi bahasa, sistem isyarat, kosakata,
struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi.

Membaca dan memirsa Membaca adalah kemampuan peserta didik untuk


memahami, memaknai, menginterpretasi, dan
merefleksi teks sesuai tujuan dan kepentingannya untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan
potensinya. Memirsa adalah kemampuan peserta didik
untuk memahami, memaknai, menginterpretasi, dan
merefleksi sajian visual dan/atau audiovisual sesuai
tujuan dan kepentingannya untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan potensinya.
Komponen-komponen yang dapat dikembangkan dalam
membaca dan memirsa di antaranya kepekaan terhadap
fonem, huruf, sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa
(tata bahasa), makna, dan metakognisi.
Berbicara dan Berbicara adalah kemampuan peserta didik
mempresentasikan
menyampaikan gagasan, tanggapan, dan perasaan
dalam bentuk lisan. Mempresentasikan adalah
kemampuan peserta didik memaparkan gagasan atau
tanggapan secara fasih, akurat, bertanggung jawab,
dan/atau menyampaikan perasaan sesuai konteks
dengan cara yang komunikatif melalui beragam media
(visual, digital, audio, dan audiovisual). Komponen-
komponen yang dapat dikembangkan dalam berbicara
dan mempresentasikan di antaranya kepekaan
terhadap bunyi bahasa, sistem isyarat, kosakata,
struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi.

Menulis Menulis merupakan kemampuan peserta didik


menyampaikan gagasan, tanggapan, dan perasaan
dalam bentuk tulis secara fasih, akurat, bertanggung
jawab, dan/atau menyampaikan perasaan sesuai
konteks. Komponen-komponen yang dapat
dikembangkan dalam menulis di antaranya menerapkan
penggunaan ejaan, kata, kalimat, dan paragraf, struktur
bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi dalam
beragam tipe teks (deskripsi, laporan, rekon,
eksplanasi, eksposisi, instruksi/prosedur, serta narasi).
A. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa pada
Kurikulum Merdeka
1. Fase A (Kelas 1-2 SD/MI/SDLB)

Peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar


sesuai dengan tujuan kepada teman sebaya dan orang dewasa di sekitar tentang diri
dan lingkungannya. Peserta didik menunjukkan minat serta mampu memahami dan
menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam
percakapan dan diskusi sederhana dalam interaksi antarpribadi serta di depan
banyak pendengar secara santun. Peserta didik mampu meningkatkan penguasaan
kosakata baru melalui berbagai kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik
yang beragam. Peserta didik juga mulai mampu mengungkapkan gagasannya secara
lisan dan tulisan dengan sikap yang baik menggunakan kata-kata yang dikenalinya
sehari-hari.
Fase A Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran

Menyimak Fase A Kelas 1


Peserta didik mampu bersikap menjadi pendengar yang
penuh perhatian. Peserta didik menunjukkan minat pada
tuturan yang didengar serta mampu memahami pesan lisan
dan informasi dari media audio, teks aural (teks yang
dibacakan dan/atau didengar), instruksi lisan, dan
percakapan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi
berupa dongeng fabel, kawruh basa tentang anggota tubuh
dan perawatannya.

Fase A Kelas 2
Peserta didik mampu bersikap menjadi pendengar yang
penuh perhatian. Peserta didik menunjukkan minat pada
tuturan yang didengar serta mampu memahami pesan lisan
dan informasi dari media audio, teks aural (teks yang
dibacakan dan/atau didengar), instruksi lisan, dan
percakapan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi
tentang silsilah keluarga inti, wayang punakawan, dan
tembung kosok balen.
Membaca dan
Fase A Kelas 1
memirsa
Peserta didik mampu bersikap menjadi pembaca dan
pemirsa yang menunjukkan minat terhadap teks yang
dibaca atau dipirsa. Peserta didik mampu membaca kata-
kata yang dikenalinya sehari-hari dengan fasih. Peserta
didik mampu memahami informasi dari bacaan dan
tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan berupa
aksara jawa nglegena dalam bahasa lisan. Peserta didik
mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca
atau tayangan yang dipirsa dengan bantuan ilustrasi
tentang permaian tradisional di DIY.

Fase A Kelas 2
Peserta didik mampu bersikap menjadi pembaca dan
pemirsa yang menunjukkan minat terhadap teks yang dibaca
atau dipirsa. Peserta didik mampu membaca kata-kata yang
dikenalinya sehari-hari dengan fasih. Peserta didik mampu
memahami informasi dari bacaan dan tayangan yang dipirsa
tentang diri dan lingkungan, narasi imajinatif, dan puisi anak.
Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari teks yang
dibaca atau tayangan yang dipirsa dengan bantuan ilustrasi
tembang dolanan atau lelagon. Peserta didik mampu
menambah kosakata baru tentang teknik pengucapan aksara
jawa nglegena dalam bahasa lisan (ha, na, ca, ra, ka, da,
ta, sa, wa, la) serta dongeng legenda di wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta.

Berbicara dan Fase A kelas 1


mempresentasikan Peserta didik mampu berbicara dengan santun tentang
beragam topik yang dikenali menggunakan volume dan
intonasi yang tepat sesuai konteks. Peserta didik mampu
merespons dengan bertanya tentang sesuatu, menjawab,
dan menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan
orang dewasa) dengan baik dan santun dalam suatu
percakapan. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan
secara lisan dengan atau tanpa bantuan gambar/ilustrasi.
Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu isi
informasi yang dibaca atau didengar; dan menceritakan
kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan topik
diri dan lingkungan tentang tata krama ( unggah-ungguh
basa dan sikap) memperkenalkan diri dan anggota
keluarga; tembang dolanan yang bertema keluarga.
Fase A kelas 2
Peserta didik mampu berbicara dengan santun tentang
beragam topik yang dikenali menggunakan volume dan
intonasi yang tepat sesuai konteks. Peserta didik mampu
merespons dengan bertanya tentang sesuatu, menjawab,
dan menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan
orang dewasa) dengan baik dan santun dalam suatu
percakapan. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan
secara lisan dengan atau tanpa bantuan gambar/ilustrasi.
Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu isi
informasi yang dibaca atau didengar; dan menceritakan
kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan topik
diri dan lingkungan tentang tata krama ( unggah-ungguh
basa dan sikap) sapa aruh (salam dan menanyakan
kabar); tembang dolanan bertema binatang.
Menulis Fase A kelas 1
Peserta didik mampu menunjukkan keterampilan menulis
permulaan dengan benar (cara memegang alat tulis, jarak
mata dengan buku, menebalkan garis/huruf, dll.) di atas
kertas dan/atau melalui media digital. Peserta didik
mengembangkan tulisan tangan yang semakin baik tentang
mengenal dan mengetahui aksara jawa nglegena.
Fase A kelas 2
Peserta didik mampu menunjukkan keterampilan menulis
permulaan dengan benar (cara memegang alat tulis, jarak
mata dengan buku, menebalkan garis/huruf, dll.) di atas
kertas dan/atau melalui media digital. Peserta didik
mengembangkan tulisan tangan yang semakin baik tentang
menulis kata menggunakan 10 aksara jawa nglegena dan
tembung wilangan baku.

2. Fase B (Kelas 3-4 SD/MI/SDLB)

Peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar,


sesuai dengan tujuan, kepada teman sebaya dan orang dewasa tentang hal-hal
menarik di lingkungan sekitarnya. Peserta didik menunjukkan minat terhadap teks,
mampu memahami dan menyampaikan gagasan dari teks informatif, serta mampu
mengungkapkan gagasan dalam kerja kelompok dan diskusi, serta memaparkan
pendapatnya secara lisan dan tertulis. Peserta didik mampu meningkatkan penguasaan
kosakata baru melalui berbagai kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik yang
beragam. Peserta didik mampu membaca dengan fasih dan lancar.
Fase B Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran

Menyimak Fase B Kelas 3


Peserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu
pesan lisan, informasi berbahasa Jawa dalam ragam ngoko
dan krama dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan
dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan
dengan tujuan berkomunikasi. Peserta didik mampu
memahami dan memaknai teks narasi yang dibacakan atau
dari media audio tentang jeneng dina lan pasaran, dan
tokoh wayang punakawan (karakter, ciri-ciri fisik, nama
lain, papan dunung, gaman)
Fase B Kelas 4
Peserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu
pesan lisan, informasi berbahasa Jawa dalam ragam
ngoko dan krama dari media audio, teks aural (teks yang
dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang
berkaitan dengan tujuan berkomunikasi. Peserta didik
mampu memahami dan memaknai teks narasi yang
dibacakan atau dari media audio tentang piranti
pertunjukan wayang kulit, ricikan gamelan, dan
tembung wilangan saperangan.
Membaca dan Fase B Kelas 3
memirsa Peserta didik mampu memahami pesan dan informasi
berbahasa Jawa dalam ragam ngoko dan krama tentang
kehidupan sehari-hari. Peserta didik mampu memahami ide
pokok dan ide pendukung pada teks informasi dan mampu
menjelaskan permasalahan yang dihadapi oleh tokoh cerita
pada teks narasi. Peserta didik mampu menambah
kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang
dipirsa sesuai dengan topik tentang binatang di
lingkungan sekitar (arane anak kewan, kandhang
kewan, swarane kewan), kawruh basa ten tang
tan aman di lingkungan sekitar (jeneng
tandu ran , man faat tanduran , aran isi tanduran ),
dan makan an trad isional d i wilayah D IY.
Fase B Kelas 4
Peserta didik mampu memahami pesan dan informasi
berbahasa Jawa dalam ragam ngoko dan krama tentang
kehidupan sehari-hari. Peserta didik mampu memahami ide
pokok dan ide pendukung pada teks informasi dan mampu
menjelaskan permasalahan yang dihadapi oleh tokoh cerita
pada teks narasi. Peserta didik mampu menambah
kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang
dipirsa sesuai dengan topik tentang to koh Pandhawa
lima (karakter, ciri -ciri fisik, nama lain ,
kasatriyan, gaman/aji -aji), berbagai macam
pekerjaan .
Berbicara dan Fase B Kelas 3
mempresentasikan Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata
(ngoko/krama) sesuai kaidah unggah-ungguh basa dalam
berbagai kegiatan sehari-hari (sapa aruh dan bertamu).
Peserta didik mampu berbicara menggunakan volume dan
intonasi yang tepat sesuai konteks. Peserta didik mampu
menyampaikan informasi dalam bentuk dialog sesama
teman serta orang yang lebih tua dengan sikap
tubuh/gestur yang santun tentang tata krama ( unggah-
ungguh basa dan sikap), permintaan tolong, ucapan
terima kasih, serta tembang macapat Pocung yang di
dalamnya terdapat cangkriman.
Fase B Kelas 4
Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata
(ngoko/krama) sesuai kaidah unggah-ungguh basa dalam
berbagai kegiatan sehari-hari (sapa aruh dan bertamu).
Peserta didik mampu berbicara menggunakan volume dan
intonasi yang tepat sesuai konteks. Peserta didik mampu
menyampaikan informasi dalam bentuk dialog sesama
teman serta orang yang lebih tua dengan sikap
tubuh/gestur yang santun tentang tata krama (unggah-
ungguh basa dan sikap) tentang mengajukan
pertanyaan, dan melantunkan tembang macapat
Gambuh.
Menulis Fase B kelas 3
Peserta didik mampu menulis teks narasi dan deskripsi
berbahasa Jawa sesuai kaidah unggah-ungguh basa
dengan rangkaian kalimat yang beragam, informasi yang
lebih rinci dan akurat dengan topik yang beragam. Peserta
didik mampu menulis kata dengan dua puluh aksara Jawa
nglegena.
Fase B kelas 4
Peserta didik mampu menulis teks narasi dan deskripsi
berbahasa Jawa sesuai kaidah unggah-ungguh basa dengan
rangkaian kalimat yang beragam, informasi yang lebih rinci
dan akurat dengan topik yang beragam. Peserta didik mampu
menulis aksara Jawa yang memakai sandhangan swara
dan panyigeg wanda secara manual dan digital.
3. Fase C (Kelas 5-6 SD/MI/SDLB)
Pada akhir fase C, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa Jawa sesuai
unggah-ungguh basa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan dan
konteks sosial kepada teman sebaya dan orang tua. Peserta didik mampu
memahami, mengolah, dan menginterpretasi informasi dan pesan berbahasa Jawa
ngoko dan krama dari paparan lisan dan tulis tentang teks informasional dan teks
sastra geguritan, cerita legenda, cerita wayang Mahabarata dan Ramayana dan
tembang Maskumambang dan Mijil. Peserta didik mampu menanggapi dan
mempresentasikan informasi yang dipaparkan; berpartisipasi aktif dalam diskusi;
menuliskan tanggapannya terhadap bacaan menggunakan pengalaman dan
pengetahuannya. Peserta didik mampu menulis kalimat sederhana (tunggal)
berhuruf Jawa sesuai kaidah. Peserta didik mampu meningkatkan penguasaan
kosakata baru melalui berbagai kegiatan berbahasa nonsastra dengan topik
tradisi/budaya, ungkapan Jawa. Peserta didik memiliki kebiasaan membaca untuk
hiburan menambah pengetahuan dan keterampilan.

Fase C Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran

Menyimak Fase C Kelas 5


Peserta didik mampu melakukan analisis sederhana tentang
informasi berbahasa Jawa ngoko dan krama berupa fakta,
prosedur dengan cara mengidentifikasi ciri objek dan urutan
proses kejadian, dan nilai-nilai dari berbagai jenis teks informasi
dan sastra tentang alat teknologi tradisional dan modern,
busana Jawa gagrag Ngayogyakarta.
Fase C Kelas 6
Peserta didik mampu menganalisis informasi berbahasa Jawa
ngoko dan krama berupa fakta, prosedur dengan cara
mengidentifikasi ciri objek dan urutan proses kejadian, dan nilai-
nilai dari berbagai jenis teks informasi tentang bahan dan
manfaat jamu Jawa.
Membaca dan Fase C Kelas 5
memirsa Peserta didik mampu membaca lancar dan indah serta
memahami informasi dan kosakata baru yang memiliki makna
denotatif, literal, konotatif, dan kiasan untuk mengidentifikasi
objek, fenomena, dan karakter. Peserta didik mampu
mengidentifikasi ide pokok dari teks deskripsi dan narasi serta
nilai-nilai yang terkandung dalam teks sastra tembang
tentang geguritan sederhana, cerita singkat yang memuat
tokoh wayang Ramayana.

Fase C Kelas 6
Peserta didik mampu membaca lancar dan indah serta
memahami informasi dan kosakata baru yang memiliki makna
denotatif, literal, konotatif, dan kiasan untuk mengidentifikasi
objek, fenomena, dan karakter. Peserta didik mampu
mengidentifikasi ide pokok dari teks deskripsi dan narasi serta
nilai-nilai yang terkandung dalam teks sastra tembang
tentang peninggalan sejarah di wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta, cerita singkat yang memuat tokoh wayang Mahabarata.
Berbicara dan Fase C kelas 5
mempresentasi Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata
(ngoko/krama) sesuai kaidah unggah-ungguh basa dengan sikap
tubuh/gestur yang santun. Peserta didik mampu berbicara
menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks.
Peserta didik mampu mengajukan dan menanggapi pertanyaan
dalam suatu percakapan dan diskusi dengan lebih aktif. Peserta
didik mampu mengungkapkan gagasan dalam suatu percakapan
dan diskusi dengan menerapkan tata caranya. Peserta didik
mampu menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau
didengar dari teks narasi dengan topik yang beragam berupa
tata krama tentang ajakan dan tanya jawab serta tembang
macapat Maskumambang.
Fase D kelas 6
Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata
(ngoko/krama) sesuai kaidah unggah-ungguh basa dengan sikap
tubuh/gestur yang santun. Peserta didik mampu berbicara
menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks.
Peserta didik mampu mengajukan dan menanggapi pertanyaan
dalam suatu percakapan dan diskusi dengan lebih aktif. Peserta
didik mampu mengungkapkan gagasan dalam suatu percakapan
dan diskusi dengan menerapkan tata caranya. Peserta didik
mampu menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau
didengar dari teks narasi dengan topik yang beragam berupa
tata krama bertamu, dan melantunkan tembang macapat
Mijil.
Menulis Fase C kelas 5
Peserta didik mampu menulis teks berbahasa Jawa ngoko dan
krama narasi dan deskripsi dari gagasan, hasil pengamatan,
pengalaman, dan imajinasi. Peserta didik mampu
menggunakan kaidah kebahasaan dan kesastraan untuk
menulis teks sesuai dengan konteks dan norma budaya serta
menggunakan kosakata baru yang dimilikinya. Peserta didik
mampu menyampaikan perasaan berdasarkan fakta, imajinasi
(dari diri sendiri dan orang lain) secara indah dan menarik
dalam bentuk prosa dan puisi jawa (geguritan) dengan
penggunaan kosakata secara kreatif. Peserta didik mampu
menulis kalimat sederhana menggunakan huruf Jawa
beserta pasangannya serta tembung lingga dan andahan
(ater-ater)
Fase C kelas 6
Peserta didik mampu menulis teks berbahasa Jawa ngoko dan
krama narasi dan deskripsi dari gagasan, hasil pengamatan,
pengalaman, dan imajinasi. Peserta didik mampu
menggunakan kaidah kebahasaan dan kesastraan untuk
menulis teks sesuai dengan konteks dan norma budaya serta
menggunakan kosakata baru yang dimilikinya. Peserta didik
mampu menyampaikan perasaan berdasarkan fakta, imajinasi
(dari diri sendiri dan orang lain) secara indah dan menarik
dalam bentuk prosa dan puisi jawa (geguritan) dengan
penggunaan kosakata secara kreatif. Peserta didik mampu
menulis kalimat sederhana menggunakan huruf Jawa
dengan tanda baca (adeg-adeg, pada lingsa, pada lungsi)

Anda mungkin juga menyukai