Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BOHABAK
Jalan Pantai, Desa Bohabak I, Kecamatan Bolangitang Timur, Kode POS 95764

PEDOMAN UPAYA PROMOSI KESEHATAN


UPTD PUSKESMAS BOHABAK

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan modal utama dalam kehidupan setiap orang,
dimanapu dan siapapun pasti membutuhkan badan yang sehat, baik jasmani
maupun rohani guna menopang aktifitas sehari – hari. Begitu pentingnya nilai
kesehatan ini, sehingga seseorang yang menginginkan agar dirinya tetap sehat
harus melakukan penerapan pola hidup sehat dan pola makan yang baik dan
benar dalam kehidupan sehari – hari (Mubarak, 2009).
Seseorang yang hidup ditengah masyarakat sebagai warga masyarakat luas
tentu mempunyai keterbatasan dalam hal kemampuan ekonomi, keterbatasan
ilmu pengetahuan dalam memenuhi kebutuhannya sehari – hari. Oleh karena itu
tentu membutuhkan bantuan orang lain baik sesame masyarakat maupun
pemerintah terutama dalam penerapan pola hidup sehat dan pola makan yang
baik dan benar. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal
tentu saja kedua hal tersebut sangatlah penting bagi masyarakat, baik itu
masyarakat perkotaan maupun masyarakat pedesaaan, namun dengan
keterbatasan – keterbatan yang dimiliki oleh masyarakat maka kedua hal tersebut
sulit untuk diwujudkan oleh masyarakat itu sendiri.
Salah satu pelayanan kesehatan yang penting adalah PROMKES di
Puskesmas baik Puskesmas rawat inap maupun Puskesmas rawat jalan.
Puskesmas dan jejaringnya harus membina Upya Kesehatan yang Berbasis
Masyarakat.
Puskesmas merupakan penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan
tingkat pertama. PROMKES di Puskesmas terdiri dari kegiatan PROMKES di
dalam dan diluar gedung. PROMKES di dalam gedung umumnya bersifat
individual, dapat berupa pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative.
Sedangkan PROMKES di luar gedung umumnya PROMKES pada kelompok dan
masyarakat dalam bentuk promotif dan preventif.
Dalam pelaksanaannya PROMKES di UPTD Puskesmas Bohabak berperan
strategis mendukung peningkatan pencapaian target lintas program dan
diharapkan berdampak pada peningkatan kinerja Puskesmas.
Program PROMKES secara umum ditujukan untuk meningkatkan
kemampuan, kesadaran dan keinginan masyarakat dalam mewujudkan kesehatan
yang optimal.
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan PROMKES di UPTD Puskesmas Bohabak
diharapkan menjadi acuan bagi Penanggung Jawab PROMKES dalam
melakasanakan tugas dan fungsinya di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bohabak.

B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum :
Tersedianya acuan dalam melaksanakan PROMKES di Puskesmas dan
Jejaringnya
2. Tujuan Khusus :
a. Tersedianya acauan tentang jenis PROMKES, peran dan fungsi ketenagaan,
sarana dan prasarana di Puskesmas dan Jejaringnya.
b. Tersedianya acuan untuk melaksanakan PROMKES yang bermutu di
Puskesmas dan jejaringnya
c. Tersedianya acuan bagi tenaga PROMKES Puskesmas untuk bekerja secara
professional memberikan PROMKES yang bermutu kepada pasien/klien di
Puskesmas dan jejaringnya.
d. Tersedianya monitoring dan evaluasi PROMKES di Puskesmas dan
jejaringnya

C. SASARAN PEDOMAN
1. Tenaga PROMKES Puskesmas dan tenaga kesehatan lainnya di Puskesmas
2. Pengelola rogram kesehatan dan lintas sektor terkait
D. RUANG LINGKUP
1. Kebijakan PROMKES di Puskesmas
2. PROMKES di dalam gedung
3. PROMKES di luar gedung
4. Pencatatan dan Pelaporan
5. Monitoring dan evaluasi

E. BATASAN OPERASIONAL
Upaya pelayanan kesehatan masyarakat Promosi Kesehatan UPTD
Puskesmas Bohabak adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
dengan sasaran individu, keluarga dan masyarakat di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Bohabak.
Batasan operasional untuk Pelayanan Kesehatan Promosi Kesehatan UPTD
Puskesmas Bohabak meliputi :
(1) Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menumbuhkan dan
meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu, keluarga
dan masyarakat untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan,
menciptakan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam penyelenggaraan
setiap upaya kesehatan.
(2) Bina Suasana
Bina suasana adalah upaya menciptakan suasana atau lingkungan sosial yang
mendorong individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatan, menciptakan lingkungan sehat serta berperan aktif
dalam penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.
(3) Advokasi
Advokasi merupakan upaya atau proses terencana untuk mendapatkan
komitmen dan dukungan dari pihak-pihak terkait (tokoh-tokoh masyarakat
informal dan formal) agar masyarakat dilingkungan puskesmas berdaya untuk
mencegah serta meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan
sehat.
(4) Kemitraan
Dalam pemberdayaan, bina suasana dan advokasi, prinsip-prinsip kemitraan
harus ditegakkan. Kemitraan dikembangkan antara petugas-kesehatan
puskesmas dengan sasarannya dalam pelaksanaan pemberdayaan, bina
suasana dan advokasi. Di samping itu, kemitraan juga kembangkan karena
kesadaran bahwa untuk meningkatkan efektivitas promosi kesehatan, petugas
kesehatan UPTD Puskesmas Bohabak harus bekerja sama dengan berbagai
pihak terkait.

F.   LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 585 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas,
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat,
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat
Praktik Mandiri Dokter Gigi.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA PROMKES


Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi Tenaga PROMKES yang ada di UPTD
Puskesmas Bohabak :

Kualifikasi SDM
No Kegiatan Jumlah
Status Pendidikan Pelatihan
1. Promosi PNS S1 2 orang 3 orang
Kesehatan Kesehatan
Masyarakat
THL S1 1 orang 1 orang
Kesehatan
Masyarakat
JUMLAH 4 orang

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Pengaturan penjadualan Penaggung Jawab dan Pelaksana yang terlibat dalam
kegiatan PROMKES di koordinir oleh Penanggung Jawab UKM.
Sumber daya manusia yang wajib berpartisipasi dalam kegiatan PROMKES
adalah :
1. Dokter (Sarjana Kedokteran)
2. Bidan (D3/D4 Kebidanan)
3. Perawat (D3, S1 dan Ners Keperawatan)
4. Nutrisionis (D3/S1 Gizi)
5. Sanitarian (D3 Sanitarian)

C. JADWAL KEGIATAN
1. Pengaturan kegiatan PROMKES dilakukan bersama oleh para pemegang
program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tribulanan lintas
sektor, dengan persetujuan Kepala Puskesmas
2. Jadwal kegiatan PROMKES dinuat untuk jangka waktu satu tahun dan di
break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada awal
bulan sebelum pelaksanaan kegiatan
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan PROMKES
dikoordinasikan dengan Kepala Puskesmas.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG PROMKES

B. STANDAR FASILITAS

Untuk menunjang tercapainya tujuan kegiatan PROMKES UPTD Puskesmas


Bohabak memiliki penunjang yang harus dipenuhi :
Kegiatan PROMKES Sarana dan Prasarana
Di Dalam gedung 1. Meja
2. Kursi
3. ATK
4. Buku Register
5. Buku pencatatan kegiatan
6. Leaflet, brosur, poster, Lembar
balik, X banner, Spanduk
7. Sound system
8. Megaphone
9. Proyektor
10.Buku panduan : Pedoman
PROMKES
Di Luar gedung 1. Meja
2. Kursi
3. ATK
4. Buku pencatatan kegiatan
5. Leaflet, brosur, poster, Lembar
balik, X banner, Spanduk
6. Sound system
7. Megaphone
8. Proyektor
9. Kuesioner, balanko laporan
BAB IV
TATA LAKSANA PROMKES

Untuk terselenggranya PROMKES masyarakat di UPTD Puskesmas Bohabak, perlu


ditunjang dengan manajemen yang baik. Manajemen PROMKES masyarakat di
Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sitematis untuk
menghasilkan Puskesmas yang efektif dan efisien di bidang PROMKES masyarakat.
Manajemen PROMKES di Puskesmas dilakukan dengan cara :
1. Perencanaan (Plan)
2. Pelaksanaan (Do)
3. Pengawasan (Cek)
4. Tindak lanjut dari pengawasan (Action)
Semua fungsi dari manajemen tersebut harus dilakukan secara terkait dan
berkesinambungan.
1. Perencanaan
Perencanaan PROMKES masyarakat adalah proses penyusunan rencana tahunan
Puskesmas untuk mengatasi masalah dan kebutuhan dan harapan masyarakat
pada PROMKES di wilayah kerja Puskesmas.
Langkah – langkah perencanaan PROMKES yang dilakukan oleh Puskesmas
mencakup hal – hal sebagai berikut :
a. Identifikasi Maslaah
Identifikasi masalah dilakukan :
 Berdasarkan ada tidaknya masaah, kebutuhan dan harapan masyarakat
terhadap PROMKES
 Bersama masyarakat melalui Survey Mawas Diri (SMD)
b. Menyusun Usulan Kegiatan (RUK)
Langkah Puskesmas dalam menyusun usulan kegiatan PROMKES dilakukan
sengan menetapkan :
 Kegiatan
 Tujuan
 Sasaran
 Besar/Volume kegiatan
 Waktu
 Lokasi
 Perkiraan kebutuhan biaya
c. Mengajukan Usulan Kegiatan
Usulan kegiatan yang telah disusun diajukan ke Dinas Kesehatan Kabupaten
d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Menyusun RPK dalam bentuk matrik. Bentuk format hampir sama dengan
RUK namun lebih detail dalam biaya dan waktu pelaksanaan. rUK kemudian
disosialisasikan pada tingkat Puskesmas kepada pemegang program lainnya
pada saat lokakarya mini bulanan Puskesmas maupun lintas sektor. Setelah
RPk disosialisasikan kemudian Penanggung Jawab PROMKES membuat
Kerangka Acuan Kegiatan serta SOP untuk memudahkan dalam melaksanakan
kegiatan.
2. Pelaksanaan
Dilakukan dengan tahapan berikut :
a. Mengkaji ulang RPK yang sudah disusun, mencakup jadwal pelaksanaan
kegiatan, target pencapaian, lokasi dan rincian biaya serta tugas penanggung
jawab dan pelaksana kegiatan
b. Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan rencana
pelaksanaan
c. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Pada
waktu pelaksanaan kegiatan harus diperhatikan hal sebagai berikut :
 Azas penyelenggaraan puskesmas
 Berbagai standart pedoman pelayanan PROMKES
 Kendali mutu
 Kendali biaya
3. Monitoring Evaluasi
Pengawasan atau pemantauan pelaksanaan kegiatan secara berkala mencakup
hal – hal sebagi berikut :
a. Melakukan telaah penyelenggraan kegiatan dan hasil yang dicapai
b. Mengumpulkan permasalahan, hambatan dan saran – saran untuk
peningkatan penyelenggaraan serta memberikan umpan balik
c. Pengawasan meliputi pengawasan internal dan eksternal. Pengawasan internal
dilakukan secara melekat oleh atasan atau Kepala Puskesmas, sedangkan
pengawasan eksternal oleh masyarakat. Pengawasan mencakup administrasi,
pembiayaan dan teknis pelaksanaan serta hasil kegiatan.
4. Rencana Tindak Lanjut
Dari hasil pelaksanaan kegiatan dievaluasi tentang permasalahan, hambatan dan
saran – saran yang ditemukan. Kemudian dianalisis dan dicari pemecahnya untuk
peningkatan mutu pelayanan PROMKES, untuk kemudian diterapkan pada
kegiatan yang sama ditempat lain.
Pelaksanaan dan hasil kegiatan yang dicapai dibandingkan dengan rencana
tahunan atau target dan standart pelayanan yang sudah dibuat. Kemudian
penanggung jawab PROMKES melaporkan pelaksanaan kegiatan dan dibuatkan
pencatatan laporan yang kemudian disampaikan kepada Kepala Puskesmas.
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dan dan logistic untuk pelaksanaan kegiatan PROMKES


direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor
sesuai dengan tahapan kegiatan dan metode pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana atara
lain:
 Meja
 Kursi
 ATK
 Buku Register
 Buku pencatatan kegiatan
 Leaflet, brosur, poster, Lembar balik, X banner, Spanduk
 Sound system
 Megaphone
 Proyektor
 Buku panduan : Pedoman PROMKES
 Computer dan printer
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana atara
lain:
 ATK
 Buku pencatatan kegiatan
 Leaflet, brosur, poster, Lembar balik, X banner, Spanduk
 Sound system
 Megaphone
 Proyektor
 Kuesioner, balanko laporan

Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator PROMKES berkoordinasi


dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan mini lokakarya
Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan dana
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh koordinator
PROMKES berkoordinasi denganbendahara BOK Puskesmas dan dibahas dalam
kegiatan mini lokakarya Puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan
(POA)
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan risiko atau dampak, baik
risiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun risiko yang
terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus
diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja
melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan
dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi risiko
Penanggung jawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan. Identifikasi risiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan
dimulai sejak membuat perencaan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi
dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko
terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap – tiap kegiatan yang dilaksanakan.
2. Analisis Risiko
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap risiko atau
dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu
dilakukan untuk menentukan langkah – langkah yang akan diambil dalam
menangani risiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Risiko dan Meminimalisasi Risiko
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis risiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya risiko atau
dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau
meminimalkan risiko yang mungkin terjadi
4. Rencana Upaya Pencegahan
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan
untuk mengatasi risiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang
dilakukan. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam
mengatasi risiko atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan
sedang berjalan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan
sudah berjalan sesuai dengan perencanaan, apakah ada kesenjangan atau
ketidaksesuaian pelaksanaan dengan perencanaan. Sehingga dengan segera dapat
direncanakan tindak lanjutnya. Tahap yang terakhir adalah melakukan evaluasi
kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah yujuan sudah tercapai.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety dalam istilah sehari – hari yang
sering disebut safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
petugas dan hasil kegiatannnya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaanatau kegiatan yang dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana
kerja yang aman, kondisi keselamatan yang bebas dari risiko kecelakaan dan
kerusakan serta penurunan kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan,
bagi petugas pelaksana dan petugas terkait. Keselamatan kerja disini lebih terkait
pada perlindungan fisik petugas terhadap risiko pekerjaan.
Seiring dengan kerapian ilmu dan teknologi, khususnya sarana dan prasarana
kesehatan, maka risiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat. Petugas
kesehatan merupakan orang pertama yang terpajan terhadap masalah kesehatan.
Untuk itu semua petugas kesehatan harus mendapat pelatihan tentang kebersihan,
epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan
untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat. Menggunakan desinfektan yang sesuai
dan dengan cara yang benar, serta harus menggunakan alat pelindung diri yang
benar.
BAB VIII
PENGNDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan
dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya
untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan
menghasilkan keluaran yang sesuai demgan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indicator
sebagi berikut :
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegaiatan
3. Ketepatan metode yang digunakan
4. Tercapainya indicator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasiserta permasalahan yang
ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
Keberhasilan suatu program harus dtentukan dengan indicator, untuk upaya
pel;ayanan kesehatan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal yang telah ditentukan
sesuai Kepmenkes Nomor 43 Tahun 2016. SPM adalah suatu standar dengan batas –
batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah
yang berkaitan dengan pelayanan dasar pada masyarakat yang mencakup jenis
pelayanan, indicator dan nilai. Prinsip dari pada SPM adalah SUSTAINABLE (terus
menerus), MEASUREBLE (terukur) dan FEASIABLE (mungkin dapat dikerjakan).
BAB IX
PENUTUP

Buku pedoman PROMKES UPTD Puskesmas Bohabak merupakan sarana


penunjang yang sangat dibutuhkan sebagai panduan oleh petugas kesehatan
khususnya tenaga PROMKES UPTD Puskesmas Bohabak dalam melaksanakan
penyelenggaraan PROMKES di UPTD Puskesmas Bohabak agar dapat melaksanakan
PROMKES dengan baik, benar, terukur dan teratur sehingga dapat meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bohabak.
Diharapkan para tenaga kesehatan mampu merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi upaya PROMKES di Puskesmas secara terpadu bersama dengan lintas
program dan lintas sektor terkait serta peran aktif masyarakat.
Pedoman ini jauh dari sempurna oleh karena itu diharapkan saran dan kritik
yang membangun demi perbaikan selanjutnya.
Semoga pedoman ini dapat bermanfaat dengan harapan derajat kesehatan
masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Bohabak semakin meningkat.

PROMKES
UPTD Puskesmas Bohabak

Lany Mulyani Malango, SKM


NIP. 19901105 201502 2 001

Anda mungkin juga menyukai