Anda di halaman 1dari 2

Tadabbur Surat Al-Munafiqun Ayat 10 “Bersedekahlah Sebelum Ajal Tiba”

Oleh : Zul Arwan Lubis


Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum
datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata, "Ya Tuhanku,
mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang
menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh.” (Al-
Munafiqun: 10)
Melalui ayat 10 ini Allah menganjurkan agar orang-orang mukmin membelanjakan
sebagian rezeki yang telah dikaruniakan kepadanya, sebagai tanda syukur atas nikmat-Nya.
Hal itu bisa berupa menyantuni anak-anak yatim, orang-orang fakir miskin, dan sebagainya.
Hal ini merupakan bekal untuk akhirat untuk dinikmati di hari kemudian. Janganlah kekayaan
itu hanya ditumpuk untuk diwarisi oleh para ahli waris yang belum tentu akan
memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya serta mendatangkan kegembiraan, atau untuk disia-
siakan yang akan mengakibatkan kekecewaan. Kekayaan yang ada pada seseorang,
bagaimanapun banyaknya, hanya tiga macam yang menjadi miliknya, sebagaimana
diriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda: Mu’arrif bin Syu’bah meriwayatkan dari ayahnya
berkata, “Aku mendatangi Nabi saw, sedangkan beliau sedang membaca ayat alhakumut
takastur’.” Lalu Nabi saw bersabda, “(Ada seorang) manusia mengatakan ‘hartaku-hartaku’.”
Nabi saw bersabda lagi, “Wahai manusia, kamu tidaklah memiliki harta (yang kamu
kumpulkan), melainkan apa yang kamu makan maka telah habis, apa yang kamu pakai maka
telah lusuh, dan apa yang kamu sedekahkan maka telah berlalu.” (Riwayat Muslim).

Membelanjakan harta benda untuk kemanfaataan dunia dan akhirat, janganlah


ditunda-tunda sampai datang sakaratul maut. Dan jangan berandai-andai kalau-kalau
umurnya masih bisa diperpanjang atau kematiannya masih bisa ditunda. Ia harus
membelanjakan harta bendanya kepada yang diridai Allah, dan beramal baik sehingga ia
dapat digolongkan bersama orang-orang yang saleh sebelum ajal tiba, karena apabila ajal
telah sampai pada batasnya, tak dapat lagi diubah, dimajukan, atau ditangguhkan.

Setiap orang yang melalaikan kewajiban pasti akan merasa menyesal di saat
meregang nyawanya, dan meminta agar usianya diperpanjang sekalipun hanya sebentar untuk
bertobat dan menyusul semua amal yang dilewatkannya. Tetapi alangkah jauhnya, karena
nasi telah menjadi bubur, masing-masing orang akan menyesali kelalaiannya. Adapun
terhadap orang-orang kafir, keadaan mereka adalah sebagaimana disebutkan pada ayat yang
lain :Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang
azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim, "Ya Tuhan kami, beri
tangguhlah kami (kembalikan kami ke dunia) walaupun sebentar, niscaya kami akan
mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul.” (Kepada mereka dikatakan),
"Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan
binasa?” (Ibrahim: 44).

Bulan Ramadan yang kita jalani saat ini merupakan bulan yang penuh keberkahan. Di
bulan ini ada begitu banyak amalan yang akan Allah SWT lipat gandakan pahalanya.Tak
hanya puasa dan salat, salah satu amalan yang akan dilipiat gandakan pahalanya di bulan suci
Ramadan ialah bersedekah. Islam pun nyatanya telah mengajurkan umatnya untuk selalu
bersedekah terlebih di bulan Ramadan karena memiliki berbagai keutamaan.

Sedekah di hari biasa saja sudah mendapatkan pahala, apalagi jika dilakukan di bulan
suci Ramadan, tentu pahalanya akan berlipat-lipat. Rasulullah SAW bersabda:“Sedekah dapat
menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi). Tak cukup sampai
disitu, nyatanya jika bersedekah dilakukan untuk melengkapi ibadah wajib di bulan Ramadan
seperti sholat dan puasa, jaminan balasannya adalah Surga. Sebagaimana sabda Rasulullah
SAW:“Sesungguhnya di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat
dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah menganugerahkannya kepada
orang yang berkata baik, bersedekah makanan, berpuasa, dan shalat dikala kebanyakan
manusia tidur.” (HR. At Tirmidzi). Semoga bermanfaat, wallahu a’lam.

Penulis adalah Sekretaris Forum Da’i Dan Ustadz Muda (FODIUM) Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai