YUDI
JOKO
IMAM N.
BHARA P.
SANDRA
KENTUT
RIO A.
AHMAD RIANTO
1.3 TUJUAN
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan dari
pembuatan tugas ini adalah untuk sebagai bahan kajian dan memberdayakan lahan
pertanian di kota Banjarmasin secara baik.
1.4 MANFAAT
Adapun manfaat daripada penulisan makalah ini, diharapkan dapat:
Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan pembaca.
Kota Banjarmasin saat ini tumbuh sangat pesat. Kota yang terpadat di
Kalimantan ini termasuk salah satu kota besar di Indonesia, walau luasnya yang
terkecil di Kalimantan, yakni luasnya lebih kecil daripada Jakarta Barat. Kota yang
dijuluki kota seribu sungai ini merupakan sebuah kota delta atau kota kepulauan
sebab terdiri dari sedikitnya 25 buah pulau kecil (delta) yang merupakan bagian-
bagian kota yang dipisahkan oleh sungai-sungai diantaranya pulau Tatas, pulau
Kelayan, pulau Rantauan Keliling, pulau Insan dan lain-lain. Batas-batas
wilayah Kota Banjarmasin adalah sebagai berikut:
Utara Sungai Alalak (seberangnya kecamatan Alalak, Kabupaten Barito
Kuala)
Selatan Kabupaten Banjar (kecamatan Tatah Makmur)
Barat Sungai Barito (seberangnya kecamatan Tamban, Kabupaten Barito
Kuala)
Timur Kabupaten Banjar (kecamatan Sungai Tabuk dan Kertak Hanyar)
Tanah aluvial yang didominasi struktur lempung adalah merupakan jenis
tanah yang mendominasi wilayah Kota Banjarmasin. Sedangkan batuan dasar yang
terbentuk pada cekungan wilayah berasal dari batuan metaforf yang bagian
permukaan ditutupi oleh kerakal, kerikil, pasir dan lempung yang mengendap pada
lingkungan sungai dan rawa.
Penggunaan tanah di Kota Banjarmasin tahun 2003 untuk lahan pertanian
seluas 2.962,6 ha, industri 278,6 ha, perusahaan 337,3 ha, jasa 486,4 ha dan tanah
perumahan 3.135,1 ha. Dibandingkan dengan data tahun-tahun sebelumnya lahan
pertanian cenderung menurun, sementara untuk lahan perumahan mengalami
perluasan sejalan dengan peningkatan kegiatan ekonomi dan pertumbuhan
penduduk.Luas optimal Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebuah kota adalah 30% dari
luas kota,sedangkan kota Banjarmasin hanya memiliki 10 sampai 12% RTH saja.
Penggunaan lahan pertaninan yang terus menurun dapat disebabkan oleh
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Kota Banjarmasin mengalami degradasi penggunaan lahan pertanian
secara drastis selama kurang lebih lima tahun.Pengaliahan fungsi lahan itu
banayak berdampak pada kehidupan masyarakat baik itu berupa aspek
fisik,sosial-budaya,sosial-ekonomi dan biologis.Penerapan Amdal dalam
pendirian izin pembanguanan di lahan tersebut harus segera di lakukan dan
penerapan uu atas pelarangan mendirikan bangunan di lahan pertanian sesuai
dengan perda kota Banjarmasin harus segera diterapkan.
3.2 SARAN
Agar Lahan pertanian di kota Banjarmasin yang berfungsi sebagai daerah
resapan air,maka pemerintah kota harus memperketat izin pendirian
bangunan dan secara seoptimal mungkin memberdayakan lahan pertanian
tersebut,agar tidak menjadi lahan yang menganggur.
Agar dalam pembangunan perumahan jangan menggunakan sistem
uruk,gunakanlah prinsip masyarakat lokal yang memakai sistem panggung
atau bisa juga dengan menggunakan sistem pembangunan kota rawa seperti
kota Amsterdam yang dimana pola pembangunan disana bangunan yang
didirikan menggunakan sistem seperti apartemen dengan satu bangunan
tetapi di bagi kegunaannya untuk segala kebutuhan.Hal tersebut dilakukan
untuk mengurangi daya tekan kepada tanah rawa yang lempung.