Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Umum

Secara umum sektor pertanian tidak terlepas dari sistem irigasi yang menyediakan air bagi
kepentingan pertanian. Pertanian, khususnya pertanian di Indonesia masih sangat tergantung pada
musim. Dalam hal ini, dimana musim di Indonesia yang terbagi atas 2 (dua) musim (musim
kemarau dan musim hujan). Pada musim hujan, persediaan air melimpah sehingga besar
kemungkinan akan menimbulkan/menyebabkan banjir, sedangkan pada musim kemarau apabila
terjadi kekurangan air maka beranjak dari kondisi tersebut harus diperlukan suatu sistem
pengaturan air (irigasi) yang bisa mengatur secara baik pembagian air sehingga kebutuhan air
pada tanaman dapat terpenuhi.

Sistem irigasi yang digunakan disesuaikan pada jenis tanaman yang akan diairi dimana
setiap jenis tanaman mempunyai kebutuhan air yang berbeda, sehingga dengan adanya
pengenalan terhadap jenis tanaman yang akan diairi, tidak terjadi kelebihan air maupun
kekurangan air untuk memenuhi kebutuhan air tanaman.

1.2 Pengertian Irigasi

Pengertian irigasi secara umum adalah usaha mendatangkan air dengan membuat bangunan
dan saluran-saluran untuk mengalirkan air guna keperluan pertanian, perkebunan dan lain-lain
dengan cara menggenangkan permukaan tanah untuk persawahan, membagikan secara teratur dan
merata serta membuang kembali secara teratur setelah diambil manfaat yang sebesar-besarnya.

Adapun air yang telah diperoleh dengan usaha tersebut dimaksudkan agar kebutuhan air
bagi tanaman selalu dapat terpenuhi baik pada musim kemarau dan musim hujan. Walaupun
begitu, ada kalanya kebutuhan air tanaman tidak dapat tercukupi dengan baik karena sangat
kurangnya persediaan air (terutama pada musim kemarau), maka dalam hal ini dianjurkan untuk
menanam tanaman jenis lain selain padi (yang memiliki tingkat kebutuhan air relatif kecil) seperti
palawija/sayur-sayuran.

Susunan suatu irigasi tergantung pada tujuan dan cara pemberian airnya, dimana yang
menjadi dasar pada tiap-tiap sistem adalah mengangkut air irigasi ketempat-tempat yang harus
diairi di seluruh daerah secara proporsional dan efektif agar pemberian airnya mudah
dilaksanakan.

Hal ini bisa dicapai dengan mengadakan jaringan saluran dari yang besar, yang membawa
air dari bangunan penangkap air di sungai atau waduk untuk memberi air langsung kepada
tanaman. Jaringan ini dibuat sedemikian rupa sehingga pemberian air dapat dilaksanakan ke
seluruh areal irigasi. Agar bisa mencapai keseluruhan daerah irigasi secara merata maka daerah
tersebut dibagi-bagi menjadi daerah tertentu yang lazimnya disebut petak-petak.

Petak-petak adalah peta yang menggambarkan dan menunjukan bangunan saluran dan arah
saluran, lokasi bangunan-bangunan, lokasi jalan-jalan, batas petak irigasi daerah yang dapat diairi
dan daerah yang tidak dapat diairi serta seluruh jaringan drainasenya.

Luas peta kini diambil antara 50–100 Ha yang biasa disebut kotak petak tersier (petak
ketiga) dan dari petak tersier ini, bagian-bagian tersebut dibagi lagi menjadi daerah yang terkecil
yang luasnya antara 5-10 Ha yang disebut kwarter (petak keempat).

Petak tersier ini menerima air dari saluran sekunder (saluran kedua) dan saluran sekunder
menerima air dari saluran primer (saluran pertama/induk) yakni saluran yang langsung menerima
dan memberi (membawa) air dari sungai, waduk maupun danau. Gabungan petak-petak tersier
yang menerima air dari saluran sekunder dinamakan petak sekunder, sedangkan seluruh daerah
irigasi yang menerima air dari saluran induk dinamakan petak primer.

1
Banyaknya pemberian air kepada petak tersier berdasarkan pada luas areal tanaman di
lokasi tersebut (petak tersebut). Tiap petak harus diberi batas yang jelas, dan untuk itu bisa
diambil batas desa, hutan, jalan raya, lembah, sungai, bukit dan sebagainya dengan maksud agar
si petani tidak bisa mengambil atau memotong jalur irigasi guna menambah air di sawahnya.

1.3 Tujuan Irigasi

Tujuan irigasi adalah membasahi tanah agar dicapai suatu kondisi tanah yang baik untuk
pertumbuhan tanaman dalam hubungannya dengan persentase kandungan air dan udara di antara
butir-butir.

Tujuan menurut kegunaan:

 Menambah air pada lahan untuk kebutuhan tanaman


 Menjamin persediaan air pada musim kemarau
 Mendinginkan udara dan atmosfer sehingga temperaturnya cocok untuk tanaman
 Melunakkan tanah sebelum dan sesudah ditanami
 Memberi pupuk dan partikel untuk kebutuhan tanaman
 Mencuci dan membilas garam dari tanah
 Melawan angin yang terlalu dingin/beku
 Kemungkinan untuk budidaya ikan

1.4 Cara Pemberian Air Irigasi

Air yang diambil dari sumbernya dibagi ke areal pertanian menggunakan saluran pembawa
yang kemudian dibagi-bagi menggunakan saluran pembagi ke areal pertanian sesuai dengan
keperluannya. Berdasarkan keadaan topografi, tingkat kebutuhan air tanaman, letak sumber air,
dan jenis tanaman ada beberapa cara pemberian air irigasi, yaitu:

1.4.1 Irigasi Gravitasi

Adalah Irigasi yang memanfaatkan berat air itu sendiri untuk sampai kepada lahan yang
dibutuhkan (baik pada masa pertumbuhan maupun pada masa pengolahan lahan), oleh karena itu
air saluran irigasi harus lebih tinggi daripada daerah tanaman, banyak dimanfaatkan di Indonesia.
Irigasi gravitasi terbagi atas 3 (tiga) bagian:

a) Irigasi genangan liar

Pemanfaatan lahan yang digenangi akibat banjir sungai/hujan sebagai areal pertanian
sehingga tidak memerlukan banyak bagian irigasi. Terbagi atas:

1. Irigasi tanah lebak (tanah rendah di sekitar sungai)

Pada irigasi tanah lebak saat air sungai banjir air melimpah ke kiri dan ke kanan sungai
menggenangi lahan di pinggir sungai dan pada saat air surut air sebagian kembali ke
sungai dan sebagian lagi tinggal di sawah (Gambar 1).

Aliran Air

DENAH

2
MAB
MAN

MAB = Muka Air Banjir


MAN = Muka Air Normal

Gambar 1. Irigasi tanah lebak

2. Irigasi banjir

Pada irigasi banjir limpahan air sungai pada waktu banjir dimanfaatkan untuk
menggenangi lahan pertanian dan masuknya air ke lahan pertanian dapat dikendalikan
oleh pintu, pada saat air sungai surut pintu ditutup sehingga air dari lahan pertanian
tidak masuk kembali ke dalam sungai (Gambar 2).

MAB
MAN

MAB = Muka Air Banjir


MAN = Muka Air Normal

Gambar 2. Irigasi banjir

3. Irigasi pasang surut

Irigasi yang memanfaatkan pasang surut air laut, dimana pada waktu pasang
diharapkan air bagian atas (air yang masih tawar) mengalir melalui pintu air/saluran
sehingga dapat mensupply ke lahan pertanian, sedangkan pada waktu surut dilakukan
proses drainase.

b) Irigasi genangan dari saluran

Pada bagian dari saluran pemberian air dan buangan ditetapkan dapat dikendalikan
besarnya maupun waktunya. Jenis irigasi ini terbagi atas:

3
1. Irigasi tidak terkendali

Apabila air diberikan dari saluran tanpa tanggul untuk mengarahkan arah aliran
air/membatasi gerakan air, digunakan untuk tanaman yang memerlukan banyaknya air.

PETAK SAWAH

SALURAN KWARTER SAL. DRAINASE

Gambar 3. Pot. A-A Irigasi genangan

2. Irigasi petak-petak/petak jalur

Tanah pertanian dibagi ke dalam sejumlah petak ± 10–20 m lebar dan 100-400 m
panjang, dipisahkan oleh tanggul atau galengan yang rendah untuk mempercepat
aliran, air disadap dari saluran pemberi ke dalam petak-petak tersebut sepanjang mana
ia mengalir dengan lambat ke arah ujung yang lebih rendah, membasahi tanah pada
waktu melaluinya. Irigasi pemberian air dengan irigasi petak jalur biasanya dipakai
untuk daerah landai, jenis irigasi ini sangat baik untuk tanaman tembakau dan jagung
(Gambar 4).

Saluran pembawa

a = petak sawah

a a a
Galengan
a a a

200 m

Saluran pembuangan

Gambar 4. Irigasi petak sawah

4
3. Irigasi kotak (bazin irigation)

Terdiri dari pengaliran aliran secara perbandingan besar ke dalam daerah datar yang
dikelilingi tanggul/saluran air dimana setelah air mengalir(dialirkan), pintu ditutup
dibiarkan air meresap ke dalam tanah secara perlahan-lahan. Irigasi ini baik untuk
tanaman biji-bijian (Gambar 5).

I I

Sal.kuarter

Sal.tersier Potongan I-I

Gambar 5. Irigasi kotak

c) Irigasi alur dan gelombang

Jenis irigasi ini cocok untuk daerah yang relatif datar banyaknya alur tergantung kepada
macam tanah dan tanaman dimana alur tersebut digunakan untuk pemberian air.
Kecepatan aliran tidak terlalu besar untuk menghindari tetesan, cocok untuk tanaman
yang berderet seperti jagung, kentang, dsb.

IAlur

Potongan I-I
IAlur

Gambar 6. Irigasi alur dan gelombang

1.4.2 Irigasi Bawah Tanah

Irigasi bawah tanah adalah jenis irigasi yang memberikan air langsung ke daerah akarnya
melalui aliran tanah. Jenis irigasi ini cocok untuk tanaman yang tidak terlalu banyak
menggunakan air misalnya rerumputan, kelapa dan buah-buahan.

Persyaratannya:

1. Tanah lapisan atas mempunyai permeabilitas yang tinggi


2. Lapisan bawah tanah cukup stabil dan kedap air berada pada 1,5 m dibawah permukaan
tanah
3. Permukaan tanah datar
4. Air yang mempunyai kadar garam rendah
5. Organisasi pengatur irigasi harus berjalan baik.
5
Area Sawah

L D

LAPISAN KEDAP AIR

Gambar 7. Irigasi Bawah Tanah

4 K [ ( D+ H ) −D ]
2 2
L2 =
Q
Dimana :

L = Jarak kedua saluran


Q = Debit saluran berdasarkan luas permukaan (mm/hari)
K = Koefisien permeabilitas (konduktivitas)
H = Jarak antara permukaan saluran dengan permukaan tanah
D = Jarak antara permukaan air dengan lapisan kedap air

1.4.3 Irigasi Siraman

Jenis irigasi yang menggunakan metode penggunaan air terhadap permukaan tanah dalam
bentuk percikan seperti hujan biasa, dipergunakan di daerah lembab (perkebunan) dan banyak
tanaman sebagai metode pemberian air tambahan dikarenakan murah untuk mengoperasikannya,
efisien dan penyebaran airnya luas karena menggunakan instalasi pipa stasioner dengan
penyiram yang berputar. Telah banyak dipakai untuk perkebunan tembakau di Sumut,
perkebunan kopi di Jatim, pembibitan kelapa di Riau.

Pipa

Pompa

Gambar 8. Irigasi Siraman


6
Keuntungan:
1. Tanah dan topografi tidak teratur dapat diberi air
2. Karena tidak ada aliran permukaan tanah maka erosi dapat dihindarkan walaupun
kemiringan tanahnya cukup besar
3. Kehilangan airnya sedikit
4. Tidak perlu pemeliharaan saluran
5. Dapat mengatur suhu
6. Pupuk dapat diberikan bersama air
Kerugian:
1. Perlu modal (investasi) serta peralatan yangmahal harganya
2. Biaya exploirasi cukup besar
3. Timbul masalah jika terjadi kerusakan mekanik
4. Pemberian air diberikan bersama-sama dengan angin
5. Pekerjaan tanah selalu basah

1.4.4 Irigasi Tetesan

Lay out irigasi tetesan hampir sama dengan irigasi siraman, hanya pada pipa tersiernya
melalui jalur pohon yang akan diberi air. Tekanan air yang diperlukan lebih kecil jika
dibandingkan dengan irigasi siraman.

Keuntungan irigasi tetesan:


1. Tidak ada kehilangan air (air langsung menetes ke pohon)
2. Pemberian pupuk bisa bersamaan dengan air
3. Dapat digunakan pada daerah miring

1.5 Areal Irigasi

Pemilihan daerah irigasi yang akan dijadikan daerah pertanian harus mempertimbangkan:
1. Sumber air yang tersedia
2. Topografi
3. Kesuburan tanah
4. Banjir dan genangan
5. Petani
6. Manfaat langsung yang diberikan pada daerah tersebut
7. Pemasaran produksi hasil pertanian
Untuk menghitung luas areal yang akan dijadikan daerah irigasi terlebih dahulu di lakukan
pemetaan atau pengukuran, sehingga lokasi irigasi dapat diketahui kemungkinannya untuk
dijadikan pengairan.

Biasanya penyelidikan dilakukan pada beberapa titik tempat-tempat bangunan. Bangunan


irigasi dalam tugas ini luas daerah irigasi diukur dengan menggunakan kertas milimeter dan luas
daerah irigasi diukur dengan gambar (luas daerah irigasi yang dapat diambil) sebesar 0,9 x luas
daerah irigasi (Standar Perencanaan Irigasi bagian Jaringan Perencanaan Jaringan Irigasi, KP-01).

1.6 Topografi

Untuk mendapatkan informasi mengenai bentuk permukaan tanah dilakukan pengukuran


serta pemetaan dari daerah irigasi yang telah direncanakan. Pemetaan topografi dapat dilakukan
berdasarkan:
7
1. Pengukuran medan yang menghasilkan garis-garis contour yang menunjukan tempat serta
elevasi tanah, cara pengukuran ini relatif mudah dilaksanakan untuk daerah irigasi kecil.
2. Pemetaan topografi dengan menggunakan foto udara, dengan cara ini semua detail fotografi
dapat dicakup ke dalam peta, cara pemetaan ini di gunakan untuk areal-areal yang luas.
Peta topografi untuk perencanaan jaringan irigasi pada umumnya dibuat dengan skala 1 :
5000 dan 1 : 2000 dengan iterval garis contour :
1. 0,5 m untuk tanah datar < 2 %
2. 1,0 m untuk tanah berombak 2% - 5 %
3. 2,0 m untuk tanah berbukit 5 % - 20 %
4. 5,0 m untuk tanah pegunungan > 20 %
(Sumber KP–0, hal. 23)

Dalam pengukuran medan (daerah irigasi) harus jelas dicantumkan di dalam peta lokasi
titik tetap (Bench Mark) yaitu : hal-hal penting yang harus tercantum dalam peta seperti batas
desa, bangunan-bangunan yang ada pada daerah irigasi seperti jembatan, gedung, jalan raya (jalan
setapak), sungai dll.

Hal-hal yang berguna untuk pembuatan peta petak :

1. Batas-batas daerah yang akan di aliri. Dalam hal ini hendaknya diambil batas-batas alam
yang jelas seperti pengaliran air pada batas desa, hutan, jalan, lalu lintas, saluran
pengangkutan yang sedang direncanakan.
2. Macam pemakaian tanah seperti tanah tegalan, pekarangan, dsb.
3. Tempat pemukiman seperti kampung atau desa.
4. Tinggi medan perlu untuk menentukan jalannya garis tinggi.
5. Macam pengaliran air, danau atau rawa.
6. Jalan lalu lintas.
7. Penggambaran medan lainnya.

1.7 Kapasitas Sumber Air

Sesuai dengan pengembangan dan kemajuan dalam bidang pertanian, maka penyediaan air
irigasi untuk persawahan sangat diperlukan, karenanya untuk memenuhi kebutuhan akan sumber-
sumber air tersebut secara keseluruhan, perlu diadakan survey dan penelitian terhadap sumber-
sumber air tersebut guna perhitungan maupun kapasitas sumber air yang digunakan terutama pada
keadaan musim kemarau dimana kapasitas air pada sumber akan berkurang sehingga akan sangat
berpengaruh terhadap pemanfaatannya.

Hal-hal yang mempengaruhi kapasitas sumber air adalah sebagai berikut :


1. Air hujan meliputi curah hujan efektif dan curah hujan kumulatif
2. Air permukaan meliputi aliran air sungai dan aliran air tanah

Untuk mendapatkan kapasitas sumber air dilakukan penyelidikan terhadap curah hujan
tahunan dengan cara mengumpulkan data-data curah hujan pada periode yang lewat sehingga
debit (kapasitas sumber air) dapat ditentukan berdasarkan perhitungan, asumsi maupun
pengalaman.

8
1.8 Jenis Tanaman

Jenis tanaman dalam perencanaan irigasi ini adalah jenis tanaman padi, lama umur tanaman padi
(mulai dari penanaman sampai panen) adalah 4,5 bulan dengan masa pengolahan tanah 1 bulan.
Tanaman padi memerlukan air tergenang secara terus-menerus sesuai dengan kebutuhan
pertumbuhan tanaman, sehingga metode yang cocok untuk tanaman padi adalah metode Bazin.

Dalam metode Bazin ditentukan bahwa air dialirkan secara terus-menerus ke daerah irigasi
sehingga air menggenangi daerah pertanian tersebut.

Catatan : - Masa penanaman padi sampai panen ± 4,5 – 5 bulan pengolahan tanah ± 1 bulan
- Dalam 1 tahun hanya 2 kali panen.

Anda mungkin juga menyukai