Program/Proyek : Konsultasi institusional untuk mendukung eliminasi malaria di Sulawesi
Selatan dan Sulawesi Barat serta mendukung kegiatan PMTCT di Provinsi Sulawesi Selatan
Nama Kegiatan : Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Program PPIA HIV AIDS Kabupaten Toraja Utara
No. acuan kontrak : SSA/IDSA/43252348
Pelaksanaan : Ruang Pola, Kantor Bupati Toraja Utara
Tanggal 6 Desember 2018
Proses : Pertemuan dilaksanakan selama 1 hari efektif dan diawali dengan
kunjungan ke fasilitas pelayanan kesehatan terpilih pada hari sebelumnya. Peserta pertemuan sebanyak 31 orang yang berasal dari puskesmas satelit Kab Toraja Utara, RSUD Pongtiku, RSU Elim, Bidan Praktek Swasta terpilih, Klinik Kodim, Organisasi profesi, Tim penggerak PKK, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Sosial, dan Bappeda. Pertemuan ini turut mengundang Subdit HIV dan PIMS Kementrian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan (P2P dan KIA), RS Elim Rantepao, Bagian KIA Dinas Kesehatan Kab. Toraja Utara, dan Bappeda sebagai narasumber.
a. Hari pertama (Kunjungan Lapangan)
Paritrana Asia
Kunjungan lapangan dilakukan untuk mendapat gambaran program
PPIA HIV AIDS yang sudah dilakukan di Kab Toraja Utara. Terdapat 3 fasilitas kesehatan yang terpilih untuk dikunjungi yaitu: Puskesmas Rante Pangli, Bidan Praktek Swasta Gemaristy, dan RSU Elim Rantepao. Kunjungan ini dilakukan oleh Bapak Agustinus Rante, Ibu Dian Kristy, dan Ibu Sandy dari Dinas Kesehatan Kab Toraja Utara, Ibu Astati dan dr Erwan dari Dinas Kesehatan Prov Sulsel, dan Citra Kusuma dari Paritrana Asia 1. Puskesmas Rante Pangli: Skrining HIV pada ibu hamil sudah dilakukan di puskesmas ini sejak tahun 2016 dan tidak ada ibu hamil yang menolak untuk dilakukan skrining. Petugas laboratorium berkunjung ke lembang yang jauh dari puskesmas untuk menambah cakupan skrining. Hasil skrining dituliskan dalam buku KIA untuk nantinya bidan desa daapt memastikan bahwa ibu hamil tersebut sudah diskrining HIV. Kendala yang dihadapi oleh Puskesmas ini adalah ibu hamil yang melakukan K1 nya di DPS atau BPS tidak terjangkau untuk dilakukan skrining. Pelaporan masih dilakukan secara manual sehingga tidak tercatat di pusat serta tidak adanya anggaran BOK yang dikhususka untuk program PPIA.
2. BPS Gemaristy: Skrining HIV tidak bisa dilakukan dilayanan karena
tidak tersedianya reagen, sehingga ibu hamil dirujuk ke puskesmas terdekat, namun ada beberapa ibu hamil yang menolak untuk dilakukan pemeriksaan. Hasil pemeriksaan yang dituliskan dalam buku KIA terkadang juga menimbulkan kendala dimana ibu dengan HIV positif menyembunyikan statusnya dengan tidak membawa bukku KIA saat memeriksakan diri ke BPS sehingga ada beberapa kejadian dimana statusnya diketahui padasaat akan partus. Pernah ada kasus rujukan dari puskesmas karena ibu dengan HIV positif tidak dilayani dengan baik di puskesmas. Partus tetap dilayani dengan tatalaksana standar dalam layanan ini meskipun ibu hamil dengan HIV positif. Paritrana Asia
3. RSU Elim Rantepao: Selama ini reagen tersedia di layanan namun
dengan pengadaan sendiri. Ada beberapa pasien yang bukan berasal dari Toraja Utara yang juga meminta obat di layanan ini. Jika ada pasien yang hilang kontak, akan ditelusuri oleh pihak RS. Partus tetap dilyanani oleh layanan ini meskipun masih ada diskriminasi dari beberapa dokter tertentu. Kendala dari layanan ini adalah selama ini sudah melaporkan data positif reaktif tetapi data tersebut tidak masuk ke pusat. Kasus dilimpahkan ke puskesmas satelit karena terkndala di laporan. Kurangnya komunikasi dari bangsal ke petugas RM (pengelola HIV) membuat tersendatnya laporan ke dinas kesehatan kab ynag berdampak pada kosongnya obat sehingga pasien langsung datang ke Dinkes Kab Toraja Utara untuk meminta obat.
b. Hari Kedua (Pertemuan Monev)
Kegiatan pertemuan ini dibuka oleh Bapak Sekretaris Daerah Kabupaten Toraja Utara dan dilanjutkan dengan materi tentang situasi HIV/ AIDS 2016-2018 di Kabupaten Toraja Utara serta penanganan yang telah dilakukan untuk menambah cakupan testing: - Dari 80 pasien yang ada di Toraja, ada sebanyak 59 orang dengan terapi ARV, 1 orang putus obat, 10 orang gagal followup, rujuk 1 orang dan meninggal 9 orang - Dinas kesehatan sudah melakukan skrining pada ibu hamil serta di tempat-tempat hiburan, memberikan konseling kepada keluargayng kontak erat denga pasien, memberikan penyuluhan secara terus menerus di sekolah-sekolah dan memperkuat kerjasama lintas Paritrana Asia
program dan lintas sektor
- Harapannya pasien HIV semakin diperhatikan oleh Pemda, masyarakat semakin memahami tentang penyakit HIV/ AIDS dan cara penularannya sehingga dapat mengurangi stigma serta semakin aktifnya kelompok dukungan sebaya bagi ODHA Presentasi tentang peran lintas sektor, program, dan organisasi profesi dalam PPIA HIV AIDS yang disampaikan oleh Ibu Astati Made dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
Presentasi tentang tatalaksana kasus PPIA HIV dan sistem rujukan
fasilitas pelayanan kesehatan di RSU Elim Rantepao yang disampaikan oleh dr Feronika, DOKTER vct DARI rsu Elim Rantepao
Presentasi tentang pelaksanaan program PPIA terintegrasi KIA di Kab
Toraja Utara yang disampaikan oleh Ibu Irmasari dari bagian Bina Kesmas Dinas Kesehatan Kab Toraja Utara.
Presentasi tentang kebijakan nasional program HIV AIDS dan Triple
Eliminasi yang disampaikan oleh dr Trijoko dari Subdit HIV dan PIMS Kementrian Kesehatan RI - Program PPIA HIV masuk didalam peraturan menteri dalam negeri No. 18 tahun 2016 tentang pedoman penyusunan, pengendalian, dan evaluasi rencana kerja pemerintah daerah tahun 2017 serta permendagri No. 100 tahun 2018 tentang penerapan standar pelayanan minimal - Strategi Utama P2 HIV AIDS dan PIMS diantaranya: intervensi berbasis kabupaten/ kota, meningkatkan cakupan layanan HIV-AIDS dan IMS melalui LKB, memperkuat sistem kesehtan nasional dalam LKB HIV AIDS dan IMS, Lingkungan yang mendukung.
Rencana tindak lanjut a. Kementrian Kesehatan RI
- Menjamin ketersediaan R1, R2, R3 (Pengadaan pusat) - Menjamin ketersediaan ARV - Membuat kebijakan pengembangan program dan integrase b. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan - Menjamin ketersediaan R1, R2, R3 - Menjamin ketersedian ARV - Melakukan supportive supervise ke kabupaten - Melakukan peningkatan kapasitas tenaga PPIA (HIV/ AIDS) di kabupaten Paritrana Asia
- Manajemen kasus termasuk layanan rujukan
- Menjamin keterlibatan lintas sektor dan lintas progam PPIA HIV AIDS c. Dinas Kesehatan Kabupaten Toraja Utara - Menjamin ketersediaan R1, R2, R3 dengan pengadaan daerah - Mendistribusikan ARV ke puskesmas satelit dan layanan PDP - Meningkatkan kapasitas tenaga PPIA (HIV/ AIDS) ditingkat layanan (puskesmas dan rumah sakit) - Mendukung keterliatan lintas sektor, lintas program dan organisasi profesi - Melakuakn supervise supportive ke layanan (Puskesmas, RS, BPS/DPS, dan klinik)