SEFTIYA ANGGRAINI
NIM. 21119053P
SEFTIYA ANGGRAINI
NIM. 21119053P
Identitas Penulis
Nama : Seftiya Anggraini
Tempat tanggal lahir : Baturaja, 21 September 1996
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Mahasiswa
Alamat : Jln. Syeh A Kaliyudin Desa Tjg.Baru Kecamatan Baturaja
Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Provinsi Sumatera
Selatan
Email : seftiya1996@gmail.com
No. Handphone : 081365906071
Nama orang tua
Ayah : Arbani
Ibu : Reni Asmara
Agama : Islam
Alamat : Jln. Syeh A Kaliyudin Desa Tjg.Baru Kecamatan Baturaja
Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Provinsi Sumatera
Selatan
Riwayat pendidikan
1. SDN 11 OKU : 2002-2008
2. SMPN 2 OKU : 2008-2011
3. SMAN 1 OKU : 2011-2014
4. DIII Keperawatan Kesdam II/Sriwijaya Palembang : 2014-2017
5. S1 Keperawatan IKesT Muhammadiyah Palembang : 2019- 2023
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
vi
6. Ibu Imardiani,S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku Penguji I yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi serta koreksi selama penulisan skripsi ini untuk lebih
baik lagi.
7. Ibu Efroliza,S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku Penguji II yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi serta koreksi selama penulisan skripsi ini untuk lebih
baik lagi.
8. Seluruh dosen Program Studi dan staf pegawai IKesT Muhammadiyah
Palembang yang senantiasa memberikan ilmunya dalam proses belajar
mengajar.
9. Teristimewa kepada kedua orang tua saya tercinta dan tersayang yang sangat
berjuang dalam hidup saya dan tak pernah berhenti mencurahkan kasih
sayangnya kepada saya, yang selalu mendoakan dan mendukung saya untuk
mendapatkan hasil yang terbaik dalam segala hal dan juga dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
10. Sahabat dan teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan dukungan
kepada saya.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………..………………………….i
Halaman Persetujuan……………………………….…………………………...i
Kata Pengantar……………………………………….……………………....
….iv
Daftar Isi………………………………………………..…………………….….vi
Daftar Tabel………………………………………………..…….………………ix
Daftar Gambar…………………………………………….………………….….x
Daftar Bagan…………………………………………………..…………………
xi
Daftar Lampiran………………………………………………………………..xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………
4
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………...…..4
D. Ruang Lingkup………………………………………………………..…….….4
E. Manfaat Penelitian……………………………………………………………...4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Bantuan Hidup Dasar………………………………………...…6
I. Definisi Bantuan Hidup Dasar…………………………………………..6
2. Indikasi Bantuan Hidup Dasar……………………………...…………..6
3. Tujuan Bantuan Hidup Dasar………………………………………...…7
4. Langkah-langkah Bantuan Hidup Dasar………………………………..7
5. Tatalaksana Hand Only CPR……………………………….
………….13
B. Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan………………………………...……….14
1. Definisi Pendidikan Kesehatan………………………………….…….14
2. Tujuan Pendidikan Kesehatan…………………………………..……..16
3. Fakto-faktor yang mempengaruhi………………………..……………16
viii
4. Metode Pendidikan Kesehatan………………………………...………16
5. Media Pendidikan Kesehatan……………………………………..…...18
C. Konsep Dasar Simulasi………………………………………………………..19
1. Definisi Simulasi…………………………………………….……..….29
2. Tujuan
Simulasi………………………………………………………..20
3. Langkah-langkah Simulasi…………………………………….………21
D. Konsep Dasar Pengetahuan……………………………………..…………….22
1. Definisi
Pengetahuan…………………………………………………..22
2. Tingkat Pengetahuan…………………………………………………..22
3. Faktor yang mempengaruhi……………………………………………24
E. Konsep Dasar Keterampilan……………………………………………..……24
1. Definisi Keterampilan……………………………………………..…..24
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi…………………………………….25
3. Tingkatan Keterampilan…………………………………………….…25
F. Konsep Dasar Palang Merah
Remaja………………………………………….26
1. Definisi Palang Merah Remaja………………………………………..26
2. Syarat-syarat menjadi anggota Palang Merah Remaja………………..26
3. Kegiatan Palang Merah Remaja………………………………….……27
G. Kerangka Teori………………………………………………………………..28
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN
HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep…………………………………………………………..…28
B. Definisi Operasional…………………………………………………..………29
C. Hipotesis………………………………………………………………………30
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian………………………………………………………..…….31
B. Populasi dan Sampel Penelitian……………………………………………….32
ix
C. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………………………
33
D. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………..…..34
E. Instrumen Pengumpulan Data…………………………………………………35
F. Pengelolaan dan Analisis Data…………………………………………...……36
G. Etika
Penelitian……………………………………..........................................37
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................................................42
B. Hasil Penelitian.................................................................................................46
BAB VI PEMBAHASAN
A. Pembahasan.......................................................................................................49
B. Keterbatasan Penelitian.....................................................................................55
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan............................................................................................................56
B. Saran..................................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR BAGAN
2.1 Bagan Kerangka Teori……………………………………………………….27
3.1 Bagan Kerangka Konsep……………………….………………………….…28
4.1 Bagan Desain Penelitian…………………………………………………...…
31
4.2 Bagan Tahapan Prosedur Penelitian………………………………………….36
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Pengajuan Judul
Lampiran 2 Lembar Bimbingan Pembimbing 1
Lampiran 3 Lembar Bimbingan Pembimbing 2
Lampiran 4 Surat Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 5 Surat Selesai Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian
Lampiran 7 Surat Selesai Izin Penelitian
Lampiran 8 Informed Consent
Lampiran 9 Satuan Acara Penyuluhan Bantuan Hidup Dasar
Lampiran 10 Kuesioner Pengetahuan Bantuan Hidup Dasar
Lampiran 11 Lembar Observasi Keterampilan Bantuan Hidup Dasar
Lampiran 12 Leatflet Bantuan Hidup Dasar
Lampiran 13 Output SPSS Hasil Penelitian
Lampiran 14 Dokumentasi Penelitian
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu didunia
dan telah merenggut sekitar 17,9 juta nyawa pertahunnya. Data World Health
Organization (WHO) tahun 2019 menyatakan dari total kematian akibat
penyakit tidak menular 38% nya disebabkan oleh Penyakit jantung dan
pembuluh darah. Salah satu penyakit jantung penyebab kematian terbesar
adalah kejadian henti jantung atau sudden cardiac arrest. Menurut American
Heart Association (AHA) henti jantung merupakan kejadian rusaknya
kelistrikan di jantung secara mendadak yang menyebabkan detak jantung tidak
teratur (aritmia) sehingga mengganggu aliran darah ke otak, paru-paru dan
organ lainnya.
Di Amerika Serikat, AHA mengkaji setiap tahunnya lebih dari 350.000
kasus henti jantung diluar rumah sakit atau Out Of Hospital Cardiac Arrest
(OHCA) dan 90% meninggal dunia. Setidaknya Angka kejadian henti jantung
berkisar 10 dari 100.000 orang normal yang berusia dibawah 35 tahun.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, prevalensi penyakit
jantung di Indonesia yang terdiagnosis oleh dokter sebesar 1,5% dan di
Sumatera Selatan sebesar 1,2% dengan jumlah kasus 33.556, namun angka
kejadian henti jantung mendadak belum didapatkan.
Henti jantung merupakan salah satu keadaan berhentinya fungsi
mekanis jantung secara mendadak, yang dapat reversible dengan penanganan
yang sesuai tetapi akan menyebabkan kematian apabila tidak ditangani dengan
segera (Joseph Loscalzo 2012). Henti jantung sering terjadi secara tiba-tiba
tanpa gejala awal. Henti jantung dipicu oleh kerusakan listrik jantung yang
menyebabkan tidak teraturnya detak jantung (aritmia). Apabila kerja pompa
jantung yang terganggu, jantung tidak dapat mengirim darah ke otak, paruparu
dan organ lainnya. Setelah terjadinya henti jantung, seseorang akan
mengalami henti nafas yang menyebabkan hilangnya kesadaran dan tidak
1
2
terabanya denyut nadi. Kematian akan terjadi dalam beberapa menit jika
korban tidak menerima pertolongan segera (AHA 2013)
Salah satu upaya dalam meningkatkan harapan hidup korban dengan
henti jantung yaitu melakukan pertolongan pertama. Salah satu pelaksanaan
pertolongan pertama yaitu Bantuan Hidup Dasar (BHD) dengan melakukan
Resusitasi Jantung Paru (RJP). Botha et al. (2017), pada korban henti jantung
penting halnya untuk melakukan BHD di menit-menit awal hal ini tentunya
dapat meningkatkan angka pasien bertahan hidup sebanyak 4% dan pada
pasien napas spontan 40%.
Menjadi hal yang penting bagi masyarakat untuk mengetahui dan
paham terkait BHD, agar dapat segera memberikan pertolongan pertama pada
korban henti jantung bila menjumpainya. Salah satu bagian masyarakat yang
berkompeten untuk dilatih BHD adalah remaja pada usia SMA. Namun,
dikarenakan belum adanya kebijakan pelatihan BHD bagi siswa sekolah, hasil
beberapa penelitian masih menunjukan rendahnya pengetahuan dan
keterampilan BHD. Hal ini sejalan dengan penelitian Christie (2013),
menunjukan bahwa ada pengaruh pelatihan BHD terhadap pengetahuan RJP
siswa siswi SMA Negeri 1 Toli. Pengetahuan memiliki hubungan signifikan
dengan penanganan bantuan hidup dasar, ini dikemukakan oleh penelitian
Yenny, 2017. Penelitian mengenai pengenalan bantuan hidup dasar telah
dilakukan pula oleh Lesjak yang menyatakan bahwa pemberian pelajaran
mengenai bantuan hidup dasar di kalangan anak sekolah terbukti efektif
dengan membandingkan pengetahuan anak sebelum dan sesudah mengikuti
pelajaran tambahan mengenai bantuan hidup dasar.
Pemberian pengetahuan dan simulasi tindakan Bantuan Hidup Dasar
(BHD) kepada remaja dikalangan PMR merupakan hal yang sangat penting
untuk dilakukan dan bermanfaat agar dapat meningkatkan jumlah orang yang
terlatih dalam melakukan BHD sehingga dapat menjadi bystander di
lingkungannya masing-masing. Salah satu upaya meningkatkan pengetahuan
adalah dengan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah upaya
menerjemahkan apa yang telah diketahui tentang kesehatan ke dalam perilaku
3
pengetahuan dan keterampilan pada masyarakat awam serta pada PMR, maka
peneliti tertarik untuk mengetahui “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dan
Simulasi BHD Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Siswa PMR di SMA
Negeri 20 Palembang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah
yaitu apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan dan simulasi BHD terhadap
Pengetahuan dan Keterampilan Siswa PMR di SMA Negeri 20 Palembang ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahui pengaruh pendidikan kesehatan dan simulasi BHD terhadap
Pengetahuan dan Keterampilan Siswa PMR di SMA Negeri 20
Palembang.
2. Tujuan Khusus
1. Diketahui nilai pengetahuan dan keterampilan siswa PMR tentang
Bantuan Hidup Dasar (BHD) sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan
dan Simulasi BHD.
2. Diketahui nilai pengetahuan dan keterampilan siswa PMR tentang
Bantuan Hidup Dasar (BHD) sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan
dan Simulasi BHD.
3. Diketahui pengaruh pendidikan kesehatan dan simulasi BHD terhadap
nilai pengetahuan dan keterampilan siswa PMR tentang Bantuan Hidup
Dasar (BHD).
D. Ruang Lingkup
Penelitian yang dilakukan termasuk dalam ruang lingkup Keperawatan
Gawat Darurat yang bertujuan untuk mengetahui “Pengaruh Pendidikan
Kesehatan dan Simulasi BHD Terhadap Pengetahuan dan Keterampilan Siswa
5
E. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Sebagai salah satu sumber bacaan penelitian dan pengembangan ilmu
tentang penatalaksanaan Bantuan Hidup Dasar khususnya dibidang
keperawatan dan penelitian ini juga dapat digunakan oleh institusi
pelayanan kesehatan sebagai bahan masukan dalam pendidikan untuk
mengajarkan tentang penatalaksanaan Bantuan Hidup Dasar.
2. Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pengaruh
pedidikan kesehatan dan simulasi BHD terhadap pengetahuan dan
keterampilan Siswa PMR di SMA
b. Bagi Institusi Pendidikan
Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi
tambahan untuk pengembangan pendidikan, khususnya pendidikan
keperawatan.
c. Bagi Responden
Dengan dilakukannya kegiatan pendidikan kesehatan dan simulasi
BHD diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
6
7
8
Gambar 2.1
Rantai Kelangsungan Hidup AHA 2020 untuk OHCA
9
b) Circulation (C)
Gambar 2.2
Teknik Resusitasi Jantung Paru (RJP)
c) Airway (A)
2. Chin lift
Chin lift dilakukan dengan mengangkat otot pangkal lidah ke depan.
Pegang dagu pasien dengan jari tengah dan jari telunjuk, kemudian
angkat dan dorong ke depan. Teknik ini dilakukan bersamaan dengan
head tilt.
3. Jaw Thrust
Jaw Thrust adalah teknik pembebasan jalan nafas untuk pasien dengan
cedera cervical untuk meminimalkan gerakan leher. Cedera tulang
cervical biasanya terlihat pada pasien dengan trauma tumpul dan dapat
menyebabkan tetraplegia dan cacat permanen. Cara melakukan jaw
thrust ialah dengan mendorong sudut rahang kiri dan kanan ke depan
sehingga rahang bawah lebih maju daripada rahang atas.
d) Breathing (B)
e) Posisi pemulihan
Jika korban tidak sadar tetapi bernapas, biarkan orang itu dalam
posisi menghadap ke atas dan pertahankan jalan napas tetap terbuka
terutama jika dicurigai cedera kepala, leher, atau tulang belakang.
Rekomendasi posisi pemulihan adalah meletakkan tangan kanan
korban ke atas, tekuk kaki kiri korban, kemudian tarik korban
14
6. Penghentian RJP
Jangan hentikan RJP kecuali dalam salah satu situasi berikut:
1. Kembalinya sirkulasi dan ventilasi spontan
2. AED siap digunakan untuk menganalisis irama jantung pasien
3. Tenaga medis yang bertanggungjawab mengambil ahli
15
4. Sebuah arahan untuk tidak dilakukan resusitasi jantung paru atau pada
pasien Do Not Attempt Resusitation (DNAR)
5. Penolong terlalu lelah untuk melanjutkan RJP
keputusan yang menentukan bagaimana ciri- ciri utama itu bisa dimodifikasi
secara nyata.
2. Tujuan Simulasi
Ada beberapa tujuan dari metode simulasi menurut Tukiran Taniredja
dkk yang dikutip oleh Uni Fadhillah (2014: 21) yaitu:
(1) Melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi
kehidupan sehari-hari
(2) Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip
(3) Melatih memecahkan masalah
(4) Meningkatkan keaktifan belajar
(5) Memberikan motivasi belajar kepada siswa
(6) Melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok
(7) Menumbuhkan daya kreatif siswa
(8) Melatih Peserta didik untuk memahami dan menghargai pendapat
serta peranan orang lain.
3. Langkah-langkah Simulasi
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mengajar menurut Tukiran
Taniredja dkk yang dikutip oleh Uni Fadhillah (2014:23-24) dengan memakai
metode simulasi adalah sebagai berikut :
a) Persiapan simulasi
1) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh
simulasi
2) Memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan
3) Menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang
harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan
4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada
siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi.
b) Pelaksanaan simulasi
1) Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran
22
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Putri, 2017 secara garis besar pengetahuan dapat dibagi
menjadi 6 tingkatan, yaitu :
a. Tahu (Know)
23
Tahu dapat diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, misalnya : apa penyebab penyakit gonore, bagaimana cara
menghindari HIV/AIDS.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami dapat diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
tepat tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi
tersebut secara baik, misalnya : seseorang yang melakukan seks bebas, dapat
beresiko terkena HIV/AIDS. Tidak hanya sekedar dapat menyebutkan
tetapi juga dapat menjelaskan apa saja penyakit yang dapat ditularkan
dari bahaya seks bebas.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari dan telah dipahami untuk diaplikasikan kembali
pada situasi tertentu, misalnya : seorang remaja telah memahami
apa akibat dari melakukan seks bebas dan kemudian ia mengajak teman-
temannya untuk menjauhi perilaku seks bebas tersebut.
d. Analisis (Analysis)
Analisis dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan suatu
materi kedalam komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi
tersebut, misalnya : dapat mengetahui virus HIV dan cara penularannya.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis dapat diartikan sebagai kemampuan untuk merangkum atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru, misalnya : dapat membuat dan meringkas kata-kata yang telah dibaca,
didengar dan dapat menyimpulkan
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu objek tertentu, misalnya : remaja dapat menyebutkan apa
saja yang dapat menimbulkan penyakit menular seksual (PMS), dan
kemudian dapat menilai manfaat jika tidak melakukan perilaku seks
bebas.
24
3. Tingkatan Keterampilan
Beberapa tingkatan dari keterampilan menurut Notoatmodjo (2012)
adalah pengetahuan, sikap, dan praktik. Keterampilan motoric membutuhkan
praktek, yaitu kesempatan untuk mencoba dan pada akhirnya memperlancar
semua proses yang esensial untuk menghasilkan kinerja terkoordinasi yang
lancar. Dalam perkembanganya ada beberapa hal yang mempengaruhi
keterampilan seseorang yaitu pengetahuan, pengalaman, keyakinan,
lingkungan, dan sosial budaya. Pengetahuan termasuk cara melakukan
sesuatu dengan benar, biasanya didadapat dari pengalaman atau informasi
lain yang pernah didapat.
3. Kegiatan PMR
a. Pengumpulan bantuan di sekolah untuk korban bencana
b. Bakti sosial dengan kunjungan ke rumah sakit atau panti jompo/panti
asuhan untuk perawatan keluarga, gerakan kebersihan lingkungan, dsb
c. Mengikuti gerakan kakek/nenek angkat asuh
d. Mengikuti pelatihan remaja sebaya di bidang kesehatan remaja dan
HIV/AIDS
e. Donor darah siswa
f. Seni (majalah dinding, lomba-lomba)
g. Program persahabatan remaja palang merah regional/internasional
h. Jumbara (Jumpa Bakti Gembira) PMR
28
G. Kerangka Teori
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Faktor – faktor
yang
mempengaruhi
tingkat
pengetahuan :
1. Faktor Internal
a. Pendidikan
b. Pekerjaan Yang mempengaruhi
c. Umur keterampilan seseorang
Pendidikan Kesehatan & yaitu :
2. Faktor
Simulasi Bantuan Hidup a.Motivasi
Eksternal
Dasar b.Pengalaman
a.Lingkungan
c.Keahlian
b. Sosial Budaya
Peningkatan Pengetahuan
dan Keterampilan
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
: Berpengaruh
A. Kerangka Konsep
Kerangka Konsep ialah sebuah kerangka yang didalamnya menguraikan
konsep yang jelas berdasarkan dugaan teoritis, yang langsung digunakan
untuk mengistilahkan unsur yang ada pada objek yang akan diteliti serta
memastikan adanya hubungan antara konsep tersebut. Penelitian tersebut ada
2 variabel yaitu Variabel Dependen & Variabel Independen (Sunarsi, 2021).
Pada penelitian ini kerangka konsep digunakan untuk menghubungkan
dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel
independen adalah pendidikan kesehatan dan simulasi tentang Bantuan
Hidup Dasar sedangkan, variabel dependen adalah pengetahuan dan
keterampilan siswa PMR di SMA. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh pendidikan kesehatan dan simulasi tentang Bantuan Hidup Dasar
terhadap pengetahuan dan keterampilan siswa PMR di SMA Negeri 20
Palembang.
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
B. Definisi Operasional
Definisi Operasional disusun untuk membatasi ruang lingkup atau
pengertian variable-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2014).
Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
29
30
Tabel 3.1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Hasil Skala
Operasional Ukur Ukur
1 Pendidikan Upaya SAP Observasi Ya, -
kesehatan menyampaikan BHD dilakukan
dan simulasi informasi
tentang pendidikan
Bantuan kesehatan dan
Hidup Dasar simulasi tentang
Bantuan Hidup
Dasar
-Definisi
-Tujuan
-Indikasi
-Penatalaksanaan
C. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau
pertanyaan penelitian. Menurut La Biondo-Wood dan Haber (2020) hipotesis
adalah suatu pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua atau lebih
variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian.
Setiap hipotesis terdiri atas suatu unit atau bagian dari permasalahan.
Hipotesis disusun sebelum penelitian dilaksanakan karena hipotesis akan bisa
memberikan petunjuk pada tahap pengumpulan, analisis, dan interpretasi data
(Nursalam,2020). Dalam penelitian ini rumusan hipotesisnya adalah sebagai
berikut : Adanya pengaruh pendidikan kesehatan dan simulasi BHD terhadap
pengetahuan dan keterampilan siswa PMR di SMA Negeri 20 Palembang.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian
pre eksperiment atau disebut dengan one grup pre test and post test design
yaitu suatu prosedur penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan
atau intervensi pada satu kelompok subjek penelitian saja, dengan tujuan
menilai pengaruh suatu perlakuan pada variabel independen terhadap variabel
dependen (Notoadmodjo, 2018). Variabel independen dalam peneliitan ini
adalah pendidikan kesehatan dan simulasi tentang Bantuan Hidup Dasar,
sedangkan variabel dependennya adalah pengetahuan dan keterampilan siswa
PMR di SMA. Berikut merupakan skema alur penelitian berdasarkan desain
studi pre eksperimental.
Bagan 4.1
Desain Penelitian
R1 X R2
Keterangan :
R1 : Pre test untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa
PMR sebelum diberikan pendidikan kesehatan dan simulasi
tentang Bantuan Hidup Dasar
X : Peneliti memberikan intervensi kepada siswa PMR melalui
pendidikan kesehatan dan simulasi tentang Bantuan Hidup Dasar
R2 : Post test untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa
PMR setelah diberikan pendidikan kesehatan dan simulasi tentang
Bantuan Hidup Dasar
32
33
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sesuatu yang terdiri atas bagian populasi terjangkau
yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling.
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat
mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2021). Teknik pengambilan
sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah Total Sampling. Total
Sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 32 responden yang terdiri dari kelas 1 sebanyak 15 siswa dan
kelas 2 sebanyak 17 siswa. Sedangkan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai
berikut ini:
a. Kriteria Inklusi
1) Siwa/I aktif anggota PMR
2) Bersedia menjadi responden
3) Belum pernah mengikuti pelatihan BHD
b. Kriteria Eksklusi
1) Siwa/I yang tidak hadir pada saat pelaksanaan penelitian
34
Teknik pengumpulan data ialah langkah yang paling awal pada proses
penelitian, sebab tujuan awal bagi penelitian ini yaitu mendapatkan data. Data
yang dibutuhkan disini ialah teknik pengumpulan data mana yang paling
tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid serta reliable (Sunarsi,
2021).
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Data primer
Data yang diperoleh dari responden dengan menggunakan kuesioner
yang telah disediakan (Nurlette et al., 2022). Data primer pada
penelitian ini dari hasil pengisian Kuesioner pengetahuan dan
keterampilan pada siswa PMR
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang di peroleh peneliti dari sumber
yang sudah ada (Masturoh, 2018). Dalam penelitian ini data
sekunder didapatkan dengan mempelajari berbagai sumber bacaan,
seperti: buku-buku, jurnal, artikel yang berkaitan erat dengan BHD dan
menggunakan internet untuk mengambil data yang relevan dengan
tujuan penelitian.
adaptasi dari AHA 2020 mengenai BHD pada orang awam atau Hand Only
CPR, dengan pengukuran skala Guttman, yaitu: penilaian kemampuan 0 = Tidak
dilakukan dan 1 = Dilakukan.
F. Tahap Prosedur Penelitian
Bagan 4.2
Tahapan Prosedur Penelitian
Populasi
Siswa PMR di SMA Negeri 20 Palembang
Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah
Total Sampling
Sampel
Sebanyak 3 siswa PMR
Instrumen
Lembar Kuesioner Pengetahuan
dan Lembar Observasi
Pengolahan Data
Analisa Data
Penyajian Data
38
3. Jenis Kelamin
a. Laki-laki = 1
b. Perempuan = 2
4. Kelas
a. Kelas 1 =1
b. Kelas 2 =2
5. Tingkat Pengetahuan
a. Baik = 1
b. Cukup = 2
c. Kurang = 3
39
6. Tingkat Keterampilan
a. Baik = 1
b. Cukup = 2
c. Kurang = 3
c) Tabulasi
Di tahapan ini kita melakukan data entry menyusun serta menghitung
data yang sudah dikodekan ke pada tabel.
d) Entry
Sesudah seluruh kuesioner terisi penuh dan benar serta telah melewati
pengodean. Maka langkah selanjutnya ialah memproses data supaya
yang sudah dientri bisa di analisis. Pemerosesan data dilakukan
menggunakan cara mengentri data dari kuesioner ke program computer
yang kemudian diolah mengunakan SPSS 23.
e) Cleaning
Aktivitas pengecekan kembali data yang telah di entry apakah terdapat
kesalahan atau tidak.
2. Analisis Data
a) Univariat
Tujuan dari analisis univariat adalah untuk menggambarkan ciri-ciri
dari masing-masing baik variabel dependen maupun variabel
independen. Analisis data dengan menggunakan variabel tunggal
disebut sebagai analisis univariat. Bentuk analisa ini tergantung
datanya. Untuk data numerik yang digunakan dalah nilai median, nilai
minimum dan nilai maksimum. Pada umumnya analisis ini hanya
menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2018)
b) Bivariat
Analisa bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2018). Pada
40
H. Etika Penelitian
Pada penelitian ini terdapat beberapa etika penelitian yang digunakan dalam
mengatasi risiko atau dampak yang timbul pada penelitian tersebut :
1) Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Lembar persetujuan sebagai responden pada penelitian yang memenuhi
kriteria peneliti dan di tandatangani. Bila responden bersedia. Sebelum itu
peneliti wajib memberitahu maksud & tujuan penelitian ini, menjelaskan
cara pengisian dan cara menjawab kuesioner penelitian tersebut.
41
42
43
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 20
Palembang pada tanggal 12 Juni 2023 dengan jumlah sampel yang
dikumpulkan sebanyak 32 responden sesuai kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil
penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan teks antara lain sebagai
berikut:
45
1. Analisa Univariat
a. Karakteristik Responden
a) Jenis Kelamin
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin
c) Kelas
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Kelas
Variabel Frekuensi Presentase (%)
Kelas 1 15 46,9
Kelas 2 17 53,1
Total 32 100
Pengetahuan
Sebelum
32 47,81 50,00 20 60
Pendidikan
Kesehatan
Pengetahuan
Sesudah
32 85,00 90,00 50 100
Pendidikan
Kesehatan
er
47
Keterampilan
Sebelum 32 15,94 10 30
10,00
Simulasi
Keterampilan
Sesudah 32 78,75 50 100
75,00
Simulasi
2. Analisa Bivarat
a. Uji Normalitas Data
48
Tabel 5.6
Uji Normalitas Data
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig
b. Transformasi Data
Dalam uji bivariate ini peneliti melakukan transform data pada
kategori nilai pengetahuan dan keterampilan sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan dan simulasi BHD.
Tabel 5.7
Transformasi Data
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat
hanya di soal pengertian BHD, begitu juga pada saat melakukan simulasi,
siswa masih belum tepat dalam melakukan tindakan BHD dan belum
sempurna. Hal ini sesuai penelitian sebelumnya terkait Bantuan Hidup
Dasar di SMA Negeri 1 Toili bahwa 72 responden sebelum dilakukan
intervensi bantuan hidup dasar memiliki pengetahuan dan keterampilan
kurang (Lontoh,2013). Hal ini di karenakan belum adanya pengalaman
siswa dalam menerima materi BHD dan melakukan tindakan tersebut.
Faktro-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan menurut
Notoadmodjo (2012) adalah pendidikan, pekerjaan, pengalaman,
keyakinan, sosial dan budaya. Pendidikan merupakan faktor yang dapat
meningkatkan informasi yang akurat dapat meningkatkan pengetahuan
seseorang dalam bantuan hidup dasar. Pengetahuan merupakan hasil
tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan pada suatu
objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat
kehidupan sehari-hari untuk terbentuknya tindakan seseorang
(Notoatmodjo ,2010). Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa usia remaja
umur 15 dan 16 tahun dalam tahap perkembangan anak remaja dengen
ciri khas mencari identitas diri, memiliki ingin rasa tahu yang besar dalam
mengembangkan kemampuan berfikir abstrak merupakan dapat
mempengaruhi sikap dan perbuatan yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari (Turambi dkk, 2016).
Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan seseorang menurut
Widyatun (2015) adalah motivasi, pengalaman dan keahlian. Pengalaman
mendapatkan informasi yang akurat dapat meningkatkan keterampilan
seseorang dalam melakukan suatu prosedur. Pengembangan suatu
pengetahuan terlihat dari kemampuan seseorang mampu mengaplikasikan
salah satu dalam bentuk keterampilan. Menurut (Ningrum dalam Turambi
dkk, 2016) proses pengembangan keterampilan harus dimulai dari apa
yang dikuasai siswa ke keterampilan yang belum dikuasai. Mengenai umur
seseorang, dengen bertambahnya umur tingkat kematangan dan kekuatan
akan lebih matang dalam berfikir.
53
B. Analisa Univariat
1. Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan Simulasi Bantuan Hidup Dasar
Terhadap Pengetahuan dan Keterampilan Siswa PMR di SMA Negeri
20 Palembang.
Sebelum dilakukan uji statistik peneliti melakukan uji kenormalan
data dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Untuk mengetahui apakah
data normal atau tidak. Hasil uji kenormalan data dengan menggunakan uji
Shapiro-Wilk yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil data tidak
normal, maka dari itu peneliti menggunakan uji statistik welcoxon yang
merupakan uji non parametrik. Berdasarkan uji statistik dengan
menggunakan uji statistik Wilcoxon dengan bantuan aplikasi SPSS,
Pengetahuan dan keterampilan siswa PMR telah dilakukan uji
statistik wilcoxon dengan tingkat kemaknan (a) (0,05) dengan nilai (p)
yang diperoleh sebesar 0,000, karena nilai(p) lebih kecil dari nilai (a),
maka H1 diterima, yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara
pemberian pendidikan kesehatan dan simulasi bantuan hidup dasar
terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan pada siswa PMR di
SMAN 20 Palembang.
Sebelum diberikan intervensi, nilai pengetahuan dan keterampilan
siswa PMR terkait BHD keseluruhan siswa mendapat nilai dalam ketegori
kurang, dan dari hasil wawancara dengan siswa dan guru PMR didapatkan
info bahwa siswa belum pernah mendapatkan materi mengenai BHD baik di
dalam pembelajaran di kelas maupun dalam ekstrakulikuler PMR
sebelumnya. Namun setelah diberikan intervensi dari peneliti mengenai
pendidikan kesehatan BHD dan mensimulasikan panatalaksanaannya
56
disdepat siswa, sebagian besar siswa mampu melakukannya, dilihat dari nilai
pengetahuan dan keterampilan siswa yang meningkat setelah diberikan
intervensi yaitu nilai median pengetahuan dan keterampilan sebelum
intervensi adalah 50,00 dan 10,00 (kurang) dan mengalami peningkatan
setelah intervensi yaitu pada nilai median pengetahuan dan keterampilan
90,00 dan 75,00 (baik).
Pada penelitian sebelumnya terkait penyuluhan dan simulasi BHD
terhadap tingkat pengetahuan dan keterampilan siswa SMAN 9 Manado
yang dilakukan pada 47 siswa terdapat pengaruh dengan hasil sebelum
dilakukan intervensi 8 siswa masuk kategori cukup, 39 siswa kategori
kurang. Setelah dilakukan intervensi 42 siswa masuk kategori baik dan 4
siswa kategori cukup, dan 1 siswa kategori kurang (Mulyadi, 2016).
Pengetahuan dan keterampilan siswa menegnai BHD sangat diperlukan oleh
seluruh kalangan masyarakat dan bahkan sejak tingkat usia sekolah. Salah
satu tingkat pendidikan yang bias diajak dalam proses pemberdayaan
masyarakat adalah siswa SMA (Mulyadi,2016).
Anak usia remaja, khususnya siswa setingkat Sekolah Menengah
Atas (SMA) seharusnya sudah dapat melakukan tindakan resusitasi
jantung paru dengan baik. Di Indonesia remaja yang tergabung dalam
Palang Merah Remaja (PMR) dibawah asuhan PMI (Palang Merah
Indonesia) yang ada sejak duduk di bangku SMP dan kemudian
dilanjutkan ke tingkat SMA telah diajarkan bagaimana memberikan
bantuan hidup dasar kepada korban henti jantung maupun henti nafas.
Semakin banyak seseorang mempelajari atau mengetahui sesuatu hal
maka ia akan lebih termotivasi untuk mengaplikasikan apa yang pernah ia
pelajari.
Toyyibah (2014) dalam jurnal penelitiannya mengatakan bahwa
remaja yang berada dalam perkembangan pada ukuran tubuh, kekuatan,
psikologis, kemampuan bereproduksi, mudah untuk termotivasi dan
cepat belajar diharapkan dapat menjadi bysander dilingkungannya
masing-masing dan karakteristik tersebut dapat ditemukan pada remaja
57
tingkat Sekolah Menengah Atas Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Athorid (2016) mengatakan bahwa peran PMR sangat
penting karena mereka sebagai satu-satunya petugas kesehatan yang
berada di sekolah. Setiap anggota PMR wajib untuk mengerti tentang
materi pertolongan pertama.
Peranan orang awam dalam hal ini siswa SMA PMR menjadi
sangat penting untuk peningkatan harapan hidup seseorang melalui
pengetahuan dan keterampilan maupun kemampuan melakukan bantuan
hidup dasar, oleh karena pemberian informasi baik berupa pendidikan
kesehatan, simulasi BHD perlu dilakukan secara berkelanjutan
(Mulyadi,2016).
C. Keterbatasan Peneliti
Peneliti mengakui bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna
dan telah mengupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan maksud dan
tujuan penelitian. Dikarenakan terdapat sedikit keterbatasan yang dialami
pada saat dilakukannya penelitian, yaitu ada beberapa siswa yang tidak
fokus dalam menerima materi di awal penelitian, dikarenakan pada saat
penelitian juga bertepatan dengan waktu remedial siswa. Namun hal
tersebut tidak berlangsung lama, karena siswa antusias dalam mengikuti
kegiatan terutama pada saat melihat adanya phantom BHD yang asing
mereka temui.
58
BAB VII
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan:
1. Nilai median pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan
sebesar 50,00 dan nilai median keterampilan mengenai bantuan hidup
dasar sebelum diberikan dan simulasi sebesar 10,00.
2. Nilai median pengetahuan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
sebesar 90,00 dan nilai median keterampilan mengenai bantuan hidup
dasar sesudah diberikan dan simulasi sebesar 75,00.
3. Ada pengaruh pendidikan kesehatan dan simulasi BHD terhadap
pengetahuan dan keterampilan siswa PMR dari sebelum diberikan
intervensi dan sesudah diberikan intervensi dengan (ρ = 0,000).
B. Saran
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pengaruh
pedidikan kesehatan dan simulasi BHD terhadap pengetahuan dan
keterampilan Siswa PMR di SMA
2. Bagi Institusi Pendidikan
59
DAFTAR PUSTAKA
( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN
BANTUAN HIDUP DASAR
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan dan simulasi BHD selama
1x180 menit diharapkan peserta mampu menjelaskan kembali apa yang
dimaksud dengan BHD dan mensimulasikan tahapan BHD.
Tujuan Khusus
1. Mampu menjelaskan pengertian BHD
2. Mampu menjelaskan tujuan BHD
3. Mampu menjelaskan indikasi BHD
4. Mampu menjelaskan tahapan BHD
5. Mampu menjelaskan kapan berhenti dilakukannya BHD
B. Materi Terlampir
C. Metode
1. Pengisian kuesioner pengetahuan (pre-test dan post test)
2. Pengisian lembar observasi keterampilan (pre-test dan post test)
D. Media
1. Leatflet
2. Phantom BHD
3. Kuesioner pengetahuan.
4. Lembar observasi keterampilan
E. Kegiatan
No Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan peserta
b. Mengucapkan b. Mendengarkan
terimakasih atas perhatian
dan waktu yang telah
diberikan kepada
responden
c. Menjawab
c. Mengucapkan salam.
F. Evaluasi
1. Mampu menjelaskan pengertian BHD
2. Mampu menjelaskan tujuan BHD
3. Mampu menjelaskan indikasi BHD
4. Mampu menjelaskan tahapan BHD
5. Mampu menjelaskan kapan berhenti dilakukannya BHD
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN
“BANTUAN HIDUP DASAR”
b) Circulation (C)
c) Airway (A)
Jika korban tidak sadar tetapi bernapas, biarkan orang itu dalam
posisi menghadap ke atas dan pertahankan jalan napas tetap terbuka
terutama jika dicurigai cedera kepala, leher, atau tulang belakang.
Rekomendasi posisi pemulihan adalah meletakkan tangan kanan
korban ke atas, tekuk kaki kiri korban, kemudian tarik korban
sehingga korban miring ke arah kanan dengan lengan di bawah kepala
korban.
1. Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau dalam bahasa Inggris disebut Basic
Life Support (BLS) merupakan pengertian dari :
a. Pertolongan pertama yang dilakukan pada seseorang yang mengalami
henti jantung
b. Tindakan yang dilakukan pada seseorang yang mengalami patah
tulang
c. Tindakan yang dilakukan pada seseorang yang mengalami nyeri
5. Saat menemukan korban yang tidak sadar, hal yang pertama kali kita
lakukan adalah:
a. Cek kesadaran dengan menepuk pundak korban sambil memanggil
“Pak! Pak!” atau “Ibu! Ibu!”
b. Membebaskan jalan nafas
c. Memberi nafas buatan
10. Dalam pelaksanaan pijat jantung minimal kedalaman pijat jantung adalah:
a. 3 cm
b. 5 cm
c. 7 cm
LEMBAR OBSERVASI
KETERAMPILAN BANTUAN HIDUP DASAR
SKOR
Tabel Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin, Usia, Kelas, pengetahuan dan
keterampilan Siswa PMR
di SMA Negeri 20 Palembang
Jenis Kelamin
jenis kelamin
Frequenc Percent Valid Percent Cumulative
y Percent
Valid laki-laki 6 18.8 18.8 18.8
perempuan 26 81.3 81.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
Usia
usia
Frequenc Percent Valid Percent Cumulative
y Percent
Valid 14 1 3.1 3.1 3.1
15 15 46.9 46.9 50.0
16 10 31.3 31.3 81.3
17 5 15.6 15.6 96.9
18 1 3.1 3.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
Kelas
kelas
Frequenc Percent Valid Percent Cumulative
y Percent
Valid kelas 1 15 46.9 46.9 46.9
kelas 2 17 53.1 53.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
Histogram
Uji Normalitas Data Pengetahuan dan Keterampilan BHD Siswa PMR
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan 32 100.0% 0 0.0% 32 100.0%
sebelum
penkes
Pengetahuan 32 100.0% 0 0.0% 32 100.0%
sesudah
penkes
Descriptives
Statistic Std.
Error
Pengetahuan Mean 47.81 1.837
sebelum penkes 95% Confidence Lower Bound 44.07
Interval for Mean Upper Bound 51.56
5% Trimmed Mean 48.47
Median 50.00
Variance 107.964
Std. Deviation 10.391
Minimum 20
Maximum 60
Range 40
Interquartile Range 18
Skewness -.819 .414
Kurtosis .380 .809
Pengetahuan Mean 85.00 2.768
sesudah penkes 95% Confidence Lower Bound 79.35
Interval for Mean Upper Bound 90.65
5% Trimmed Mean 86.11
Median 90.00
Variance 245.161
Std. Deviation 15.658
Minimum 50
Maximum 100
Range 50
Interquartile Range 28
Skewness -.968 .414
Kurtosis .152 .809
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pengetahuan .271 32 .000 .866 32 .001
sebelum
penkes
Pengetahuan .219 32 .000 .839 32 .000
sesudah
penkes
a. Lilliefors Significance Correction
NPar Tests
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Sum of Ranks
Rank
Pengetahuan Negative Ranks 0a
.00 .00
BHD sesudah Positive Ranks 30
b
15.50 465.00
penkes- Ties 2 c
Pengetahuan Total 32
BHD sebelum
Penkes
a. Pengetahuan BHD sesudah Penkes < Pengetahuan BHD sebelum Penkes
b. Pengetahuan BHD sesudah Penkes > Pengetahuan BHD sebelum Penkes
c. Pengetahuan BHD sesudah Penkes = Pengetahuan BHD sebelum Penkes
Test Statisticsa
posttest -
pretest
Z -4.822b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Keterampilan sebelum 32 100.0% 0 0.0% 32 100.0%
simulasi
Keterampilan sesudah 32 100.0% 0 0.0% 32 100.0%
simulasi
Descriptives
Statistic Std.
Error
Keterampilan sebelum Mean 15.94 1.336
simulasi 95% Confidence Interval Lower Bound 13.21
for Mean
Upper Bound 18.66
Median 10.00
Variance 57.157
Minimum 10
Maximum 30
Range 20
Interquartile Range 10
Median 75.00
Variance 359.677
Minimum 50
Maximum 100
Range 50
Interquartile Range 40
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Keterampilan sebelum .346 32 .000 .728 32 .000
simulasi
Keterampilan sesudah .244 32 .000 .841 32 .000
simulasi
a. Lilliefors Significance Correction
NPar Tests
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Sum of Ranks
Rank
Keterampilan sesudah Negative Ranks 0a .00 .00
simulasi - Keterampilan Positive Ranks 32b 16.50 528.00
sebelum simulasi
Ties 0c
Total 32
a. Keterampilan sesudah simulasi < Keterampilan sebelum simulasi
b. Keterampilan sesudah simulasi > Keterampilan sebelum simulasi
c. Keterampilan sesudah simulasi = Keterampilan sebelum simulasi
Test Statisticsa
posttest -
pretest
Z -4.951b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Transformasi Data Pengetahuan dan Keterampilan BHD Siswa PMR
EXPLOR
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TRANSFORM_Pengetahuan 32 100.0% 0 0.0% 32 100.0%
Sebelum Penkes
TRANSFORM_Pengetahuan 32 100.0% 0 0.0% 32 100.0%
Sesudah Penkes
Descriptives
Statistic Std.
Error
TRANSFORM_Pengetahuan Mean 3.8392 .04510
Sebelum Penkes 95% Confidence Lower Bound 3.7473
Interval for Mean Upper Bound 3.9312
5% Trimmed Mean 3.8635
Median 3.9120
Variance .065
Std. Deviation .25511
Minimum 3.00
Maximum 4.09
Range 1.10
Interquartile Range .36
Skewness -1.522 .414
Kurtosis 2.732 .809
TRANSFORM_Pengetahuan Mean 9.1769 .15900
Sesudah Penkes 95% Confidence Lower Bound 8.8527
Interval for Mean Upper Bound 9.5012
5% Trimmed Mean 9.2482
Median 9.4868
Variance .809
Std. Deviation .89943
Minimum 7.07
Maximum 10.00
Range 2.93
Interquartile Range 1.49
Skewness -1.152 .414
Kurtosis .653 .809
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
TRANSFORM_Pengetahuan .809 32 .000
Sebelum Penkes
TRANSFORM_Pengetahuan .820 32 .000
Sesudah Penkes
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptives
Statistic Std.
Error
TRANSFORM_Keterampilan Mean 3.8924 .15932
sebelum Simulasi 95% Confidence Lower Bound 3.5675
Interval for Mean Upper Bound 4.2173
5% Trimmed Mean 3.8449
Median 3.1623
Variance .812
Std. Deviation .90123
Minimum 3.16
Maximum 5.48
Range 2.31
Interquartile Range 1.31
Skewness .689 .414
Kurtosis -1.078 .809
TRANSFORM_Keterampilan Mean 8.8094 .19218
sesudah Simulasi 95% Confidence Lower Bound 8.4174
Interval for Mean Upper Bound 9.2013
5% Trimmed Mean 8.8398
Median 8.6554
Variance 1.182
Std. Deviation 1.08714
Minimum 7.07
Maximum 10.00
Range 2.93
Interquartile Range 2.25
Skewness -.189 .414
Kurtosis -1.421 .809
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
TRANSFORM_Keterampilan .731 32 .000
sebelum Simulasi
TRANSFORM_Keterampilan .848 32 .000
sesudah Simulasi
a. Lilliefors Significance Correction
TRANSFORM_Pengetahuan Negative 0 a
.00 .00
Total 32
Total 32
Test Statisticsa
TRANSFORM_ TRANSFORM_
- TRANSFORM_ Simulasi -
sebelum
Simulasi -
Z -4.944 b
-4.944b