Disusun oleh :
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat serta
Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai perancangan elemen
mekanik otomotif ini dengan baik dan tepat waktu. Penyusunan tugas ini dibuat sebagai tugas
kelompok dari mata kuliah Elemen Mekanik Otomotif dimana membahas tentang
“Perancangan Piston, Ring Piston, Pena Piston, dan Batang Piston”.
Dalam makalah ini kami membahas tentang bagaimana proses perancangan dari
sebuah piston, ring piston, pena piston, dan batang piston serta dilengkapi dengan contoh
perhitungan dalam perancangan tersebut. Untuk menyusun makalah ini penulis juga
mengambil bahan dari referensi yang telah dianjurkan dan beberapa referensi lain sebagai
tambahan untuk pembahasan makalah ini.
Dalam proses penyelesaian tugas makalah ini, kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada segenap pihak yang telah membantu dalam menyelasaikan makalah ini
sehingga selesai dengan semestinya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak ditemukan
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca agar dalam penyusunan makalah selanjutnya menjadi
lebih baik. Atas segala kekurangan tersebut kami memohon maaf.
Penyusun,
BAB I
TEORI PERANCANGAN KOMPONEN
A. PERANCANGAN PISTON
Piston adalah komponen mesin yang membentuk ruang bakar bersama – sama
dengan silinder blok dan silinder head. Piston juga melakukan gerakan naik turun untuk
melakukan siklus kerja mesin, serta piston harus mampu meneruskan tenaga hasil
pembakaran ke crankshaft. Jadi, piston memiliki fungsi yang sangat penting dalam
melakukan siklus kerja mesin dan dalam menghasilkan tenaga pembakaran. Maka piston
harus memiliki syarat – syarat sebagai berikut:
1. Ringan, agar mudah bagi mesin dalam mencapai putaran tinggi. Jika konstruksi
piston terlalu berat , maka sulit bagi mesin untuk mencapai putaran tinggi,
sehingga akselerasi sepeda motor atau mobil menjadi sangat lambat.
2. Tahan terhadap tekanan ledakan karena hasil pembakaran. Pada saat langkah
usaha , bensin dan udara terbakar oleh percikan bunga api listrik dari busi. Hasil
pembakaran ini akan menimbulkan ledakan dan tekanan yang sangat kuat di
dalam ruang bakar, tak terkecuali piston menerima ledakan dan tekanan dari hasil
pembakaran tersebut.. Karenanya selain piston harus ringan tapi piston juga harus
kuat dalam menahan ledakan dan tekanan hasil pembakaran untuk diteruskan
menggerakkan poros engkol.
3. Tahan terhadap pemuaian. Pembakaran campuran bensin dan udara dalam ruang
bakar akan menimbulkan panas, suhu di daerah ruang bakar akan naik sangat
tinggi. Seperti yang diketahui bahwa dengan naiknya suhu , maka logam akan
mengalami perubahan bentuk atau memuai. Piston yang terbuat dari logam –
logam khusus pun akan mengalami pemuiaan yang tidak sedikit. Jika pemuaian
yang dialami piston berlebihan maka akan membuat piston terkunci ke dinding
silinder blok, sehingga piston akan berhenti bekerja naik turun dalam silinder,
sehingga bisa dikatakan bahwa mesin telah mati dengan berhentinya piston dalam
melakukan gerakan naik turun.
Ditinjau dari desainnya, piston pada kapal diesel dibagi menjadi :
1. Trunk pistons
Trunk Pistons untuk mesin diesel kecil merupakan campuran dari besi atau
alumunium alloy yang di cor menjadi satu. Untuk piston dengan power silinder
sedang dan tinggi dilengkapi dengan kepala yang dapat dilepas. Pendinginan
buatan pada bagian kepala piston yaitu dengan oli pelumas, untuk mesin 4
langkah digunakan pada diameter silinder ≥ 450 mm. Sedangkan untuk mesin 2
langkah digunakan pada diameter ≥ 300 mm, karena silinder mendapat tegangan
termal yang lebih tinggi daripada mesin 4 langkah.
2. Pistons with crosshead
Piston jenis ini biasanya dilengkapi dengan kepala yang dapat dilepas yang
didinginkan secara buatan pada silinder dengan power yang tinggi.
3. Piston Mesin Aksi Ganda
Piston mesin diesel ini terdiri dari body dan dua buah kepala pada bagian atas dan
bawah ruang bakar pada silinder. Cairan pendingin dialirkan menuju kepala
melalui lubang pada batang piston.
Kepala piston dilengkapi dengan alur melingkar sebagai dudukan dari ring
kompresi. Variasi tipe dari ring sendi. Pasokan oli dihilangkan dari kerja di permukaan
silinder oleh control oli atau ring pengikis yang terpasang pada kepala, di bawah ring
kompresi dan salah satu dari 4 pada piston skirt.
Sisi dalam dari sebuah kepala noncooled trunk piston menggunakan rusuk radial
atau konsentrik yang memperkuat kepala dan meningkatkan transfer panas dari kepala ke
udara luar.
Kepala piston dibuat kerucut atau silinder di bagian luar sedangkan di bagian
permukaan luar dari skirt piston berbentuk datar atau membentuk elips pada bagian yang
paling tebal (dekat lubang pena piston). Hal ini membuat sebuah celah antara piston
karena pemuaian panas pada kepala piston. Selain itu, sebuah celah termal dibuat di
antara permukaan dari piston skirt dan liner yang menjamin piston skirt bebas
berekspansi selama mesin menyala.
Bentuk dari kepala piston harus menciptakan kondisi yang paling menguntungkan
untuk percampuran bahan bakar dan pembakaran di ruang bakar. Karena itu, bentuk dari
kepala piston diatur pertama dan terutama oleh desain ruang bakar yang dipilih. Pada
mesin 2 langkah, bentuk dari kepalanya jugatergantung pada jenis pembilasan.
Bentuk yang paling umum pada ruang bakar mesin disel mesin 4 langkah dengan
percikan busi mempunyai ruang bakar datar.Piston pada kapal disel dikenai beban
mekanik dan beban termal, bekerjadibawah tekanan tinggi dan temperature (300° - 350°
C). Oleh karena itu, bahan dari piston harus memiliki kekuatan yang tinggi dan tahan
terhadap karat dan aus. Piston untuk mesin putaran rendah terbuat dari besi cor C424-44
dan C 428-48. Kepala piston juga terbuat dari baja tempa tingkat 25 dan baja cor tahan
panas 30 M. Piston untuk mesin diesel putaran sedang dan diesel putaran tinggi terbuat
dari alumunium alloy yang ringan dan memiliki konduktivitas panas yang tinggi.
Kelemahan dari piston yang terbuat dari alumunium alloy yaitu memiliki koefisien
ekspansi linear yang tinggi yang menyebabkan terjadinya celah antara piston dan liner
saat mesin dalam keadaan dingin.
Besar diameter piston pada diesel putaran tinggi terbuat dari cor paduan seperti AJI1
yang mengandung nikel yang berfungsi untuk menambah ketahanan terhadap panas.
Piston dengan alumunium alloy pada mesin putaran tinggi dibuat lebih kuat dengan
drop-forging. Bahan tersebut berasal dari campuran tingkat AK4 dan AK2. Terkadang
pengerjaan pada permukaan piston besi cor dilapisi dengan timah agar piston dapat
berjalan lebih cepat dalam permukaan liner.
Piston skirt terlepas dari tujuan utama – transmisi kekuatan tekanan gas ke batang
penghubung – pada saat yang sama trunk piston juga berfungsi sebagai crosshead atau
sepatu.
Nmax = Pz tan β
1 1
Nmax = 0,08 Pz ketika λ = dan Nmax = 0,1 Pz ketika λ =
5 4
N max
Tekanan sisi spesifik maksimum pada permukaan piston : qN di mana A adalah
A
proyeksi dari permukaan bantalan piston ( atau panduan ), A = Dls , di mana D adalah
diameter dan ls adalah panjang piston skirt.
Nilai yang diijinkan untuk qN pada mesin diesel adalah sebagai berikut :
Dan Momen M’’b dari reaksi merata melalui tepi setengah lingkaran kepala dan
sama dengan gaya yang bekerja ∑R = Fcg.
Dengan mengasumsikan bahwa reaksi diterima oleh titik pusat gravitasi setengah
lingkaran, maka dapat ditemukan :
2 2
−πD Di −D D i
M ' ' b=−F cgb = pz = pz
8 π 8
Keterangan :
Di
b= adalah jarak dari titik pusat gravitasi setengah lingkaran ke titik pusat
π
lingkaran
Di adalah diameter rata-rata barel kepala piston.
Resultan momen bengkok :
D3 D2 Di
M b=M ' b + M ' ' b = p− pz
12 z 8
Diasumsikan bahwa Di=D , maka didapatkan :
3
D
M b= p
24 z
Tegangan bengkok :
Mb
σ b=
W
Di mana W adalah modulus bagian pada bagian lurus dari kepala piston. Jika kepala
piston datar dan tidak terdapat rusuk-rusuk, maka :
Dσ 2
W=
6
Dimana δ adalah tebal dari kepala piston.
Untuk kepala rusuk atau kepala dengan bentuk kompleks, modulus bagian
ditentukan dengan metode terkenal grafis dan analisis. Dalam menghitung kepala piston
menggunakan metode yang dijelaskan di atas dan untuk tegangan bengkok (σb = dalam
kg/cm2) yang diijinkan adalah sebagai berikut :
Besi Cor = 350 – 400
Baja = 600 – 1000
Paduan alumunium = 500 – 900
Pada mesin yang menyala berbeda suhunya antara bagian dalam dan luar kepala.
Maka, perhitungan di atas harus ditambahkan dengan tekanan mekanis yang dilengkapi
dengan apa yang disebut dengan tegangan termal (thermal stresses).
Untuk menentukan tegangan termal, dapat diasumsikan kepala piston sebagai
tembok datar dan temperaturnya berubah melalui tebal kepala secara lurus alami.
Sehongga, perbedaan temperatur antara permukaan dalam dan luar (pada cairan
pendingin dan sisi ruang bakar, terpisah) :
qδ
Δt = ti – tc =
λ
Keterangan :
q = jumlah panas sepanjang 1 m2 pada permukaan kepala dalam per jam
δ = ketebalan
λ = koefisien kandungan panas; λ = 50 cal/m-jam°C untuk baja dan besi
cor, dan 175 cal/m-jam°C untuk paduan alumunium.
Kompresi relative dan tegangan pada lapisan luar dan dalam pada kelapa piston,
masing-masing adalah sebagao berikut :
∆L ∆t
εc = εt = =α
2 2
Tekanan dan tegangan tarik :
εE ∆t E
σ c =σ t = =α x
1−m 2 1−m
Atau sesuai dengan persamaan :
qδ E
σ c =σ t =α
2 λ 1−m
Keterangan :
l = panjang lapisan pada permukaan kepala piston
Δl = selisih panjang lapisan akibat panas
α = koefisien pemuaian
E = modulus elastis bahan kepala piston
m = rasio
2. Ring Oli
C. PERANCANGAN PENA PISTON
Dalam perancangan Trunk Pistons digabungkan dengan batang penggerak dengan
tujuan agar pena piston aman di dalam bodi piston. Pena dapat mengubah gerakan bebas
poros untuk digunakan pada kerja di permukaan. Perpindahan pena secara aksial dibatasi
oleh penjepit khusus.
Pena piston pada mesin tipe kerja tunggal dilakukan pemeriksaan terhadap tekanan/
pemampatan dan terhadap tekukan aksi dari gaya akibat tekanan gas. Tekanan kompresi
pada pena piston dapat dirumuskan :
Pz
σ c=
a
Di mana :
a = penampang dari pena piston
Sedangkan tekanan kompresi yang diijinkan bekerja pada bahan adalah :
Baja karbon = 800 – 1000 kg/cm2
Baja paduan = 1200 – 1500 kg/cm2
Faktor keamanan dapat ditentukan dengan suatu rumus, akan tetapi angka yang
diijinkan adalah Sc = 4 – 5.
Untuk pendukung penampang yang meruncing pada perpanjangan/ perluasan pena
piston diperiksa dari kerusakan akibat gaya Pz.
Secara spesifik tekanan yang merusak pena adalah sebagai berikut :
Pz
q cr =
π 2 2
4
( d −d 1 )
Seharusnya nilai besaran tidak boleh melebihi qcr = 800 – 1000 kg/cm2, di mana nilai
d1 dan d2 adalah diameter atas dan bawah dari permukaan dukungan.
D. PERANCANGAN BATANG PISTON
Batang penghubung/penggerak pada piston dibuat dalam 2 tipe, yang pertama
berbentuk bulat “tabung” dan digunakan pada mesin yang bergerak pada kecepatan
rendah. Tipe yang kedua berbentuk seperti huruf I apabila dilihat dari perpotongan secara
vertikal, dan sering digunakan pada mesin kecepatan menengah hingga tinggi. Area
potongan melintan dibuat sama. Untuk tipe I memiliki koefisien yang lebih tinggi di
bagian bidangnya ( batang penghubung) daripada tipe batang bulat “tabung”. Batang
penghubung di mesin 4 langkah mempunyai satu bagian, yang kepala ujung kecil
menjadi satu dan yang satunya kepala batang penggerak yang besar dan terbagi atau
terbelah dua. Pada mesin 2 langkah, menggunakan torak trank yang kepala batang
penggerak ujung kecil bisa menggunakan salah satu dari jenis/tipe di atas (yang tipe
langsung menjadi satu atau terbagi dua). Di mana mesin yang kepalanya silang (V)
kepala ujung kecil adalah termasuk menggunakan tipe terbelah dua, dan juga memiliki
kepala bercabang.
Pada bagian kepala batang penggerak yang kecil baik yang tipe tidak terbelah
(menjadi satu) maupun yang tipe terbelah mempunyai ring/packing yang terbuat dari
perunggu khusus. Sedangkan pada bagian kepala batang penggerak yang besar biasanya
disediakan dengan baja penyokong yang terbelah (metal). Kadang-kadang untuk mesin
tipe kecepatan menengah cocok apabila dengan bantalan jarum di bagian kepala batang
penggerak yang kecil, bantalan itu menahan tekanan yang tinggi.
ρ=
√ l
∝
: jari – jari kelambanan dari penampang lintang (cm)
√
2
π 4.d d
ρ= = cm
64 πd 2 4
Untuk lingkaran yang berlubang :
1 2 2
ρ=
4
√d +d 0 cm
Angka keamanan :
Pcr
Sc =
Pz
Angka keamanan yang diperbolehkan :
Baja karbon Sc = 4 – 8
Baja paduan Sc = 2,5 – 4
Pembengkokan dari tangkai batang penggerak oleh gaya melintang dari massa
batang penggerak diketahui ketika melakukan pengecekan. Beban yang didistribusikan di
tangkai batang penggerak diwakili oleh sebuah segitiga. Momen bengkok maksimum
yang disebabkan oleh gaya inersia ketika batang penggerak pada posisi di 90° dari
engkol.
M max = ( n 2
1200 )γ r al
2
Di mana :
n : kecepatan putaran poros engkol rpm
r : jari – jari engkol cm
l : panjang batang penggerak cm
a : penampang lintang batang penggerak cm2
γ : berat spesifik batang penggerak kg/cm3
Tegangan bengkok berkaitan dengan gaya inersia pada bagian tangkai batang
penggerak :
M max
σ b=
W
Di mana :
W : modulus penampang melintang dari batang piston (cm3)
Setengah dari nilai/ presentase kelelahan batang penggerak adalah berkenaan dengan
kelurusan batang dengan dua kepala dan beban dari konsentrasi gaya Pz yang mana sama
dengan gaya inersia Ff.
Gaya yang berubah-ubah akibat dari gerakan piston :
2
πD
F s=( 10−15 )
4
Pada kasus ini, momen bengkoknya adalah :
Pr o
M b=
8
Di mana ro adalah momen bengkok lengannya yang sama panjang dengan jarak
putaran sampai pusat gravitasi pada bagian sisi kepala dari batang penggerak.
Tegangan maksimum pada bagian BB :
Pr o
σ b=±
8W
Tegangan maksimum pada sisi AA disebabkan oleh tegangan dan gaya yang
membujur dan disebabkan juga oleh momen bengkok :
σ P Pr
∑ ¿=σt +σ b= 2∝ ±
8W
o
¿
Bagian CC adalah hubungan batang dengan kepala, tegangan tarik sama dengan
P
gaya normal : Pn= sin ∝
2
Sehingga :
P sin ∝
σ t=
2 ∝
P
Sedangkan tegangan geser sama dengan gaya tangensial F t= cos ∝
2
Sehingga :
P cos ∝
σ sh =
2∝
Dan tegangan bengkok sama dengan sepasang gaya :
P ∝
σ b=
2W
Di mana α adalah lengan dari sepasang gaya yang sama untuk mencari jarak antara
sumbu vertical sampai pusat gravitasi bagian AA dan CC.
Tegangan yang dihasilkan :
√
σ comb= ( σ t +σ b ) + √ 4 σ 2sh
2
Tegangan yang diijinkan untuk baja karbon, yaitu σ comb = 600 – 800 kg/cm2
Faktor keamanan :
σ −1
n σ= ≥4
( )
σ max kσ
+α
3 εσ σ
Keterangan :
σ −1 : limit ketahanan terhadap tegangan balik langsung (tekan-tarik)
P max
σ max : tegangan maksimum pada bagian yang dipertimbangkan ( )
2α
kσ : koefisien = 1 – 2
εσ : koefisien = 1
ασ : koefisien = 0,12 – 0,16
Penetapan tegangan tidak secara penuh tahan pada penggunaan yang terdapat pena
piston dan kepala bagian kecil batang penggerak. Kepala bagian kecil seharusnya dibuat
kaku. Deformasi yang relative terjadi pada kepala batang penggerak ditentukan oleh
hubungan :
2
PD m
δ=0,0017
EJ
Di mana :
Dm : rata – rata diameter kepala batang penggerak (cm).
J : momen inersia pada bagian tersebut (cm).
Angka yang diperbolehkan :
Mesin 2 Tak = δ ≤ 0,01 – 1,2 mm/cm
Mesin 4 Tak = δ ≤ 0,005 mm/cm
Pada bagian atas (garpu kepala) dari batang penggerak di cek untuk mengetahui
gaya maksimum tekanan gas Pz.
Pz
Gaya diterima permukaan bantalan bagian luar dengan jarak lewat poros sampai
2
pusat gravitasi AB, karena :
Pn
Tegangan tekan = σ c=
2a
Ft
Tegangan geser = σ sh =
2a
Pzl
Tegangan bengkok = σ b=
2W
Pn F
Dengan syarat dan t = normal dan tangensial untuk komponen AB
2a 2a
Pz
yang gayanya .
2
a = daerah garpu yang dicek.
W = modulus bagian penampang melintang.
Tegangan yang dihasilkan :
√
σ comb= ( σ t +σ b ) + √ 4 σ sh
2 2
Sedangkan tegangan yang diperbolehkan penampang garpu pada kepala bagian kecil
adalah σ comb = 1000 – 1300 kg/cm2.
Pada bagian setengah ke bawah sampai kepala atau ujung bagian besar batang
penggerak di mesin kecepatan rendah diperiksa akibat dari gaya bolak – balik piston
yang berubah – ubah (Fs), padahal pada mesin 4 langkah tipe kecepatan menengah dan
kecepatan tinggi yang diperiksa adalah efek dari semua gaya inersia (maksimum) yang
ada (Fsum). Selain itu, juga yang berlawanan dari massa piston dan batang penggerak serta
massa dari batang penggerak itu sendiri saat berputar.
F W cr .ret 2 W cr .rot
∑ ¿= g
r ω ( 1 +λ ) +
g
2
rω ¿
Keterangan :
Wcr.ret = Berat dari piston dan batang penggerak yang dipengaruhi oleh gerakan
bolak – balik.
Wcr.rot = Berat saat berotasi dari batang penggerak dikurangi oleh topi dari
kepala besar.
Momen bengkok dari gaya yang terkonsentrasi tadi Fsum :
F∑ ¿l
M b= 1
¿
4
Di mana l1 adalah jarak antara pusat baut di kepala dari batang penggerak.
Tegangan bengkok :
Mb
σ b=
W
Tegangan yang diijinkan pada baja di kepala bagian besar, yaitu :
Untuk konstruksi yang dicetak σ b = 500 – 650 kg/cm2
Untuk konstruksi yang ditempa σ b = 900 – 1000 kg/cm2
Lebar dari kepala batang penggerak bagian besar tidak boleh lebih dari lebar
diameter silinder (D). Pada mesin 4 Tak baut pada kepala kecil mendapat gaya inersia
massa piston Fj.p, padahal baut kepala besar menahan gaya inersia hasil penjumlahan
Fsum pada gerakan bolak – balik massa piston dan batang penggerak ditambah rotasi dari
massa batang bergerak itu sendiri.
Celah yang dibutuhkan dari kepala batang penggerak selama mesin hidup
seharusnya dipastikan kekencangannya dari baut batang penggerak.
F b=( 1,35−1,50 ) F
Di mana :
F = Fj.p untuk kepala bagian kecil (batang penggerak)
F =Fsum untuk kepala bagian besar
Pada mesin 2 Tak dan 4 Tak pada kecepatan rendah bautnya diperiksa atas
pertimbangan terhadap gaya dari piston :
2
πD
F s=( 10−15 ) kg
4
Tegangan tarik pada baut yang berkaitan dengan gaya pengencangan awal Fb :
F
σ t= 2
πd b
i
4
Di mana :
i = nomor baut pada batang penggerak
db = diameter minimum baut
Tegangan tarik yang diperbolehkan :
Baja karbon = 500 – 600 kg/cm2
Baja paduan = 900 – 1000 kg/cm2
Pada perhitungan yang lebih akurat dari tegangan tarik maksimum pada baut batang
penggerak ditentukan dengan rumus :
( )
1 1
σ t= F kg /cm2
α min t C1
1+
C2
Keterangan :
α min = penampang melintang minimum dari ulir baut
E1a1
C 1= = kekakuan daya jepit dari kepala batang penggerak
l1
l1 = panjang komponen sebelum dilakukan pengencangan
a1 = penampang melintang dari komponen sebelumterkena jepitan
E2a2
C 2= = kekakuan baut
l2
l2 = panjang baut di antara mur
a2 = rata – rata penampang melintang dari baut
Dalam rangka Perancangan Piston, Ring Piston, Pena Piston, dan Batang Piston
dibutuhkan data – data awal agar dalam perancangan dapat diketahui secara pasti
tujuannya. Data – data awal yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
Ne = Daya kuda (BHP) = 13,3 HP
Cm = Kecepatan rata – rata piston = 10 m/s
z = Stroke cycle ratio = 2 untuk motor 4 Tak
Pe = Tekanan efektif rata – rata = 8,78 kg/cm2
n = putaran mesin = 8500 rpm
A. Perhitungan Piston
1. Komposisi Kimia :
a) Ni = 2,0 % Direncanakan 2,0%
b) Mg = 1,5% Direncanakan 1,5%
c) Cu = 4,0% Direncanakan 4,0%
d) Si = 0,7% Direncanakan 0,6%
e) Zn = 0,3% Direncanakan 0,3%
f) Fe = 0,8% Direncanakan 0,7%
g) Al = Sisanya yaitu sekitar 90,9%
2. Sifat Mekanis :
a) Kekuatan tarik = 30 kg/mm2 (σu)
b) Kekuatan luluh = 26 kg/mm2 (σy)
c) Kekerasan = 130 kg/mm2 (BHN)
Dimensi dan nama – nama bagian piston yang digunakan pada mesin bensin 4
langkah ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.
Gambar Konstruksi Dimensi Piston (Kovakh, 1979 : 438)
Keterangan gambar :
H = tinggi piston
D = diameter piston
h = tinggi puncak piston ke ring bagian atas
hcr = tebal piston crown
h1 = jarak antara lubang ring piston
H1 = jarak antara sumbu pen dengan bagian bawah piston
H2 = tinggi piston skirt
bb = jarak antara lubang pen
Lpp = panjang pen piston
dex = diameter luar piston
din = diameter dalam piston
Perhitungan dimensi piston meliputi perhitungan – perhitungan sebagai berikut :
1. Volume ruang bakar (Vc) (Petrovsky, 1971 : 26)
Vd 160 3
V c= = =20 cm
ε −1 9−1
D i=
√ Ne . z
0,00523 . Pe . Cm .i
D i=
√ 13,3 . 2
0,00523 x 8,78 x 10 x 1
¿ 7,61 cm=76,1 mm
V mesin = 0,785 . Di2 . L
160 = 0,785 . 7,612 . L
160
L =
0,785 .57,91
= 3,51 cm
3. Tinggi dari puncak piston sampai alur ring teratas (Kovakh, 1970 : 439)
h = (0,06 sampai 0,09) . Di diasumsikan 0,08
= 0,08 . 76,1 mm
= 6,088 mm
7. Jarak dari dasar piston hingga sumbu piston ke pen (Kovakh, 1970 : 439)
H1 = (0,41 sampai 0,61) . H diasumsikan 0,50
= 0,50 . 83,71 mm
= 41,855 mm
Tinjauan kekuatan dan perhitungan pada bagian piston skirt, di dapat dari
persamaan-persamaan di bawah ini :
1. Tekanan piston maksimal terhadap dinding liner (Petrovsky, 1962 : 368)
Nmax = 0,08 . Pz (tekanan akhir pembakaran = 18,2 kg/cm2)
= 0,08 . 18,2 kg/cm2
= 1,456 kg/cm2
Piston Skirt dinyatakan AMAN karena tekanan samping yang terjadi pada piston
skirt adalah 0,037 kg/cm2 dan masih berada di bawah tekanan samping ijin pada piston
skirt qn = 3 – 3,5 kg/cm2.
Selanjutnya pada piston crown dianggap distribusi beban merata dari tekanan gas
sisa pembakaran (Pz). Ilustrasi pembebanan pada piston crown ditunjukkan oleh gambar
di bawah ini.
2. Momen bending yang terjadi dengan asumsi Dipis = D (Petrovsky, 1962 : 369)
D3
Mb = Pz
24
3
7,61
Maka : Mb = .18,2
24
= 334,21 kg.cm
2. Sifat Mekanis :
a. Kekuatan tarik σ u≈ σ t = 1800 kg/cm²
b. Kekuatan bengkok σb = 4800 kg/cm²
c. Kekuatan tekan σc = 900 kg/cm²
d. Kekerasan brinell BHN = 190 – 230
Ilustrasi dimensi pada ring kompresi dan ring oli ditunjukkan oleh gambar di bawah
ini :
1. Perhitungan ring kompresi (Petrovsky, 1962 : 374)
a. Lebar ring piston
b = (0,029 sampai 0,033) . Di diasumsikan 0,033
= 0,033 . 7,61 cm
= 0,25 cm
b. Tebal ring piston
h = (0,6 sampai 1,0) . b diasumsikan 1,0
= 1,0 . 0,25 cm
= 0,25 cm
c. Jarak antara ujung ring sebelum masuk ke dalam silinder
L = (0,10 sampai 0,18) . Di diasumsikan 0,18
= 0,18 . 7,61 cm
= 1,37 cm
d. Jarak antara ujung ring setelah masuk piston
Li = 0,35 . h
= 0,35 . 0,25 cm
= 0,088 cm
e. Momen bengkok yang terjadi
D
Mb = D . b . P sp .
2
D2
= b . P sp
2
2
7,61
= .0,25 . 0,45
2
= 3,3 kg.cm
Dengan Psp = tekanan spesifik ring piston ke dinding silinder
= 0,45 – 0,7 kg/cm2 ( direncanakan : 0,45 )
f. Momen tahanan pada ring kompresi
1
W = . b . h2
6
1
= . 0,25 . (0,25)2
6
= 0,0026 cm2
g. Tegangan bengkok yang terjadi
Mb
σb =
W
3,3
=
0,0026
= 1269,23 kg/cm2
Tegangan yang diijinkan untuk besi – besi tuang pada ring kompresi adalah 1000 –
1500 kg/cm2, maka dari hasil perhitungan di atas memenuhi SYARAT dan AMAN.
2. Sifat mekanik
a) Batas tegangan ultimate {σ u ) = 60 kg / mm
d) Perpanjangan = 15 %
Bagian – bagian yang akan dihitung pada connecting rod ditunjukkan oleh gambar
di bawah ini :
Ketahanan terhadap lengkungan pada beban kritis untuk cast steel, dapat dicari
dengan menggunakan rumus ( Petrovsky : 380 )
Lc
Per=(3350−6,2 x )α
ρ
Dengan :
a. Total gaya pada connecting rod, dapat dicari dengan menggunakan rumus
(Petrovsky : 380 ):
Psum Fd−Pz
σc = =
α α
b. Cross sectional area pada connecting rod, dapat dicari dengan menggunakan
rumus ( Petrovsky : 380 ).
p ¿ (1370,15−60,71) (1309,44)
α = ∑ ¿= = = 1,64 cm2
σc 800 800
α√ √
ρ = J = 110,57 = 8,21 cm
1,64
5,37
Pcr = (3350 – 6,2 x )1,64= 5487,25 kg
8,09
Faktor keamanan untuk connecting rod, dapat dicari dengan menggunakan rumus
(Petrovsky : 380 ).
Pcr 5487,25
Sc = = =4
Fd 1370,15
Nilai faktor keamanan yang diijinkan untuk karbon steel 4 – 8, sehingga connecting
rod tersebut sangat aman digunakan.
Bending momen maksimum yaitu bending momen yang disebabkan oleh gaya
inersia transfersal yang terjadi ketika connecting rod pada posisi 900, dapat dicari dengan
menggunakan rumus ( Petrovsky : 381 ) :
( ) Bj. R . α . Lc
2
n
Mmax ≈
1200
Dengan :
n = putaran poros maksimum = 8500 rpm
( )
2
7500
Maka : Mmax = 0,0044x 1,1924x 1,64 x 5,37= 1,80 kg.cm
1200
2
bb x d ex 2,3848 x 1,6692
W= = = 1,11 cm3
6 6
Bending stress pada connecting rod , dapat dicari dengan menggunakan rumus
( Petrovsky : 381 ):
M max 1,80
σb = = = 1,622 kg/cm2
W 1,11
Nilai yang diijinkan untuk bending stress pada connecting rod untuk putaran tinggi =
150 – 200 kg / cm2, sehingga aman untuk digunakan.
Jumlah tegangan akibat tekanan kompresi dan bending momen maksimum:
L pp+ bb 4,98+2,3848
Li=Jarak senter kedua boss= = =3,682 cm
2 2
M max = (
P x Li L
2 2 4
− )
π
Dengan: Px=gaya tekan maksimum=P z . . D2
4
3,14 2 kg
Px=60,71 . .6,23 =1849,71 2
4 cm
L = bb = 2,384 cm
Maka : M max =
2 2
−(
1849,71 3,682 2,384
4 )
2
M max =1159,76 kg/ cm
5. Tegangan bending yang terjadi
M max
σ b=
W
( )
4 4
π d ex −d ¿
dengan W =momen tahanan=
32 d ex
( )
4 4
3,14 1,5501 −1,226 2
¿ =0,61cm
32 1,5501
M max 1159,76 kg
maka :σ b = = =1901,25 2
W 0,61 cm
Tegangan bending yang diijinkan = 1500 – 2300 Kg/cm, maka dari hasil
perhitungan diatas yaitu 1901,25 kg/cm2 memenuhi syarat dan aman.
Batas tegangan geser yang diijinkan < 500kg/cm2, maka dari hasil perhitungan diatas
yaitu 489,06 kg/cm2 memenuhi syarat dan aman.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam perancangan komponen harus melalui beberapa tahap perancangan secara
sistematis. Selain itu, perancangan satu komponen harus memperhatikan komponen lain.
Sebagai contohnya dalam merancang piston harus memperhatikan komponen lainnya,
seperti ring piston dan pena piston. Karena dalam perhitungan hasilnya sangat
berpengaruh terhadap perhitungan komponen lain.
Selain hal di atas, ketika dalam perancangan juga perlu memperhatikan beberapa
batas angka tegangan yang diijinkan untuk keamanan masing – masing komponen.
Angka tersebut tergantung dari bahan yang digunakan, hasil perhitungan dari variabel
yang terkait, pemilihan angka yang digunakan untuk mengansumsikan, dan juga jenis
tegangan yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Peter, Tamminen, Jaana & Sandstrom, Carlk-Erik. 2002. Piston Ring
Tribology, Helsinki : A literature survey, VTT Tiedotteita – Research Notes 2178