Anda di halaman 1dari 1

KETENTUAN PERPAJAKAN TERKAIT CV SECARA UMUM (Sumber : ortax.

org):

 CV merupakan subjek pajak badan dalam negeri. Dalam UU PPh dijelaskan bahwa subjek
pajak badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang
melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas,
perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik
daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pension,
persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi social politik, atau
organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif
dan bentuk usaha tetap.
 Karena CV merupakan subjek pajak badan, maka CV harus mendaftarkan diri untuk
memperoleh NPWP dan/atau dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP).
 Selain harus mendaftarkan NPWP dan/atau PKP atas nama CV, CV juga harus
menyelenggarakan pembukuan.
 Laba yang didistribusikan kepda sekutu tidak dikenai pajak. Hal ini sebagaimana diatur dalam
Pasal 4 ayat (3) UU PPh yang menyebutkan bahwa bagian laba yang diterima atau diperoleh
anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi termasuk pemegang saham unit penyertaan
kontrak investasi kolektif dikecualikan sebagai objek pajak.
 Gaji yang dibebankan oleh CV kepada para sekutu tidak dapat menjadi pengurang
sebagaimana diatur dalam Pasal 9 UU PPh.
 Dalam menghitung PPh nya CV menggunakan tarif tunggal 25% atau 12.5 % apabila
memenuhi ketentuan pasal 31E UU PPh.

KETENTUAN PERPAJAKAN TERKAIT PT SECARA UMUM (Sumber : ortax.org):

 Sama seperti CV, PT juga merupakan subjek pajak dalam negeri berbentuk badan.
 PT juga wajib meneyelenggarakan pembukuan.
 PT harus mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dan/atau dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak (PKP) atas nama PT.
 Pegenaan pajak pada PT terjadi dua kali, yaitu pada saat diakui sebagai laba usaha oleh PT
dan pada saat laba usaha tersebut dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk
dividen, yang dikenai PPh Final sesuai Pasal 4 ayat (3) UU PPh dan Pasal 17 ayat (2c) sebesar
10%.
 Gaji yang dibayarkan kepada para pemegang saham dan komisaris dapat dibiayakan oleh PT.
 Penghitungan PPh terhutang mengikuti tarif pasal 17 UU PPh atau Pasal 31E UU PPh.

Anda mungkin juga menyukai