Terima kasih, juri dan moderator yang terhormat Kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa
keberlanjutan planet kita semakin terancam dan memerlukan langkah-langkah berani. tiga
krisis besar secara bersamaan yang sedang melanda planet kita dan ramai beritanya baik dari
mulut ke mulut maupun di media social yaitu “triple planetary crisis”, yang memuat
permasalahan perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati atau biodiversitas, dan
polusi lingkungan.
Konsep ini mencerminkan dampak negatif yang serius dari aktivitas manusia terhadap planet
kita dalam beberapa dekade terakhir. Salah satu penyebab masalah ini adalah perusahaan
nasioanal maupun asing yang melakukan kegiatan usahanya di Indonesia. Kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaam dapat menimbulkan dampak positif dan negatif . Dampak positif
yang terjadi tersedianya modal yang sangat dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi negara dan juga membuka lapangan kerja yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Sedangkan dampak negatif terkurasnya sumber daya alam, dampak kerusakan lingkungan.
Mengacu pada sumber, "The Carbon Majors Database", CDP, 2017. Yang menyatakan
Perusahaan memiliki peran penting dalam menghadapi tantangan ini. Data yang ada
menunjukkan bahwa sekitar 100 perusahaan bertanggung jawab atas 71% emisi gas rumah
kaca global sejak 1988[^1]. Ini menggambarkan dampak besar dari sektor bisnis terhadap
perubahan iklim.
Dampak negatifnya juga dapat menciptakan kesenjangan sosial pada masyarakat . Oleh
karena itu, supaya tercipta hubungan yang harmonis antara masyarakat dan perusahaan
dibutuhkan kerjasama, dimana masyarakat menerima manfaat kehadiran perusahaan di
daerahnya untuk mengelola dan mamanfaatkan sumber daya alam .
Berdasarkan data dan bukti yang akan kami paparkan melalui pembicara 2 dan 3 kami, tim
yang berbicara pada sisi pertama, dengan tegas mempercayai bahwa perusahaan memiliki
peran krusial dalam menghadapi krisis ini.
PEMBICARA 1
Perusahaan baik dibidang energi, manufaktur dan lainnya serta berdasarkan urutan dari yang
kecil dan menengah (UMKM) hingga Perusahaan besar, faktanya telah banyak menyumbang
masalah terhadap lingkungan baik polusi udara, pencemaran air , kerusakan ekosistem
Mengacu pada pembicara 1, Data yang disajikan oleh CDP melalui "The Carbon Majors
Database" menunjukkan bahwa sekitar 71% emisi gas rumah kaca global sejak tahun 1988
berasal dari 100 perusahaan besar[^1]. Hebatnya, hanya 25 perusahaan dan entitas milik
negara yang bertanggung jawab atas lebih dari setengah emisi industri global pada periode
yang sama. Sebagian besar adalah perusahaan penghasil batubara dan minyak dan
termasuk ExxonMobil, Shell, BP, Chevron , Gazprom, dan Perusahaan Minyak Arab
Saudi . China memimpin paket di panggung internasional dengan 14,3% emisi gas rumah
kaca global karena produksi dan konsumsi batu baranya. Ini menyoroti dampak besar sektor
bisnis terhadap perubahan iklim. Mengabaikan tanggung jawab perusahaan dalam
mengurangi emisi gas rumah kaca akan membuat upaya pengurangan perubahan iklim
menjadi lebih sulit.
Bukti lainnya adalah deforestasi yang merusak ekosistem. Menurut data dari Global Forest
Watch, lebih dari 80% hilangnya hutan primer antara 2002 dan 2019 disebabkan oleh
aktivitas manusia, termasuk perusahaan yang menebang hutan untuk kepentingan bisnis[^2].
Inilah mengapa
PEMBICARA 2
Pembicara 2:
Selain itu, perusahaan juga memiliki tanggung jawab untuk memimpin dalam inovasi
berkelanjutan. Melalui penelitian dan pengembangan, perusahaan dapat merancang teknologi
yang lebih efisien dalam penggunaan sumber daya dan energi. Contoh konkrit adalah
perusahaan yang berinvestasi dalam pengembangan teknologi energi terbarukan seperti panel
surya, turbin angin, atau sistem pengelolaan air yang inovatif. Teknologi- teknologi ini dapat
membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi dampak
lingkungan yang merugikan.
Contohnya adalah investasi dalam energi terbarukan. Menurut laporan Renewables 2020
Global Status Report, kapasitas energi terbarukan global tumbuh lebih dari 200 GW pada
tahun 2019, sebanding dengan total kapasitas pasokan listrik di Jepang[^3]. Perusahaan dapat
mendukung peralihan ini melalui investasi dan teknologi hijau.
Selain itu, perusahaan juga memiliki peluang untuk mendorong inovasi berkelanjutan dan
teknologi hijau. Contohnya adalah investasi dalam energi terbarukan dan teknologi hemat
energi. Menurut data, sektor energi terbarukan tumbuh 8,3% setiap tahun pada periode 2010-
2019[^2]. Perusahaan bisa berkontribusi pada peningkatan angka ini melalui investasi dan
implementasi teknologi yang lebih ramah lingkungan.
Tidak hanya itu, tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan juga berkaitan dengan
reputasi dan keberlanjutan jangka panjang mereka. Survei menunjukkan bahwa konsumen
semakin memilih produk dan layanan dari perusahaan yang peduli terhadap lingkungan dan
berprinsip berkelanjutan[^3]. Dengan mengadopsi praktik bisnis ramah lingkungan,
perusahaan bisa meningkatkan loyalitas konsumen dan daya tarik pasar.