1 2*
Dafqi Zuhrufiyah dan Dian Yuni Anggraeni
1
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia, Bogor
2
Fakultas Ekonomi, Universitas Andalas, Padang
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengungkapan emisi karbon terhadap nilai perusahaan di negara
kawasan Asia Tenggara. Penelitian ini menggunakan metoda analisis regresi data panel. Sampel penelitian ialah perusahaan
yang terdaftar di bursa pada negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan terdaftar pada Carbon Disclosure Project selama
periode 2013-2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan emisi karbon berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Hasil ini konsisten dengan teori stakeholder, legitimasi, dan sinyal. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa
informasi mengenai emisi karbon memiliki kemampuan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan diharapkan dapat
meningkatkan inisiasi dalam mengungkapkan informasi emisi karbon dan juga sebagai bentuk usaha dalam meminimalisir
ancaman pemanasan global dan menyeimbangkan pencapaian kinerja keuangan mereka.
Kata kunci: Pengungkapan, emisi karbon, emisi gas rumah kaca, pengungkapan sukarela, nilai perusahaan.
Abstract. This study aims to investigate the effect of carbon emission disclosure on firm value. Regression analysis with panel
data is used to analyze this study. The sample consists of listed companies around Southeast Asia and listed in Carbon Disclosure
Project for 2013-2015. In line with stakeholder, legitimacy and signaling theory, the result finds that carbon emission disclosure
has a positive effect on firm value. It suggests that the information about carbon emission has the power to enhance firm's value.
Therefore, the firms should take a more proactive disclosure to conquer global warming challenges and balance the need to achieve
financial performances and prevent carbon pollution with their resources.
Keywords: Disclosure, carbon emission, GHG emissions, voluntary disclosures, firm value.
Jurnal
80 Manajemen Teknologi
Vol. 18 | No. 2 | 2019
Jurnal Manajemen Teknologi, 18(2), 2019, 80-105
Gambar 1.
Tren CO2 tahun 1970-2015
Sumber: Joint Research Centre of European Union (2016)
Center for International Forestry Research (CIFOR) Perubahan iklim yang terjadi di Asia Tenggara
juga menemukan bahwa sejak tahun 1997, semakin memburuk. Jika tidak ditangani
emisi karbon terbesar dihasilkan dari dengan benar, hal ini dapat menghambat
kebakaran hutan dan lahan gambut tahun 2015 pembangunan negara dan pengentasan
yang terjadi di perairan laut Asia Tenggara. kemiskinan. Asia Tenggara juga rentan
Dari 884 juta ton CO2 yang dilepaskan pada terhadap perubahan iklim seperti kekeringan,
tahun tersebut, 97% berasal dari kebakaran di banjir, dan siklon tropis yang terkait dengan
Indonesia. Hal tersebut juga semakin parah pemanasan (Asian Development Bank, 2009).
ketika kekuatan el nino terbesar yang Menurut Tang (2015), perubahan iklim dapat
mengakibatkan lebih lamanya masa kekeringan merugikan Kamboja, Laos, Thailand dan
dan meluasnya kebakaran. Akibatnya tahun Vietnam $16 miliar per tahun karena hilangnya
2011-2015 menjadi lima tahun terpanas dalam produktivitas pekerja, produksi tanaman dan
sejarah karena adanya peningkatan permukaan sumber daya alam, ditambah kerusakan
laut dan pemanasan bumi (Huijnen dkk, 2016). infrastruktur sebesar $18 miliar karena banjir,
badai dan panas yang ekstrem.
Jurnal
81 Manajemen Teknologi
Vol. 18 | No. 2 | 2019
Zuhrufiyah dan Anggraeni / Implementasi Technology Acceptance Model (TAM) pada Sistem Informasi Akademik (SIA) di Organisasi
Cuaca ekstrem dan kebakaran hutan yang Gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dari
timbul akibat perubahan iklim juga dapat aktivitas manusia merupakan salah satu
membahayakan bagi kepentingan industri penyebab perubahan iklum. Menurut studi
ekspor. Pemanasan global cender ung Carbon Disclosure Project (CDP), hampir tiga
menyebabkan potensi hasil padi menurun perempat dari 3,6 miliar metrik ton Gas Rumah
hingga rata-rata 50% dibandingkan pada tahun Kaca (GRK) merupakan tanggung jawab dari
1990 di empat negara (Indonesia, Filipina, 50 dari 500 perusahaan terbesar yang terdaftar
Thailand, Vietnam). Pada tahun 2000, Asia di dunia. Sektor energi, bahan baku, dan sector
Tenggara menyumbang 12% dari emisi gas utilitas menjadi penyumbang terbesar polusi
rumah kaca dunia, yaitu sebesar 5.181 MtCO2- karbon tersebut. CDP meyakini bahwa dengan
eq, naik 27% dari tahun 1990. Perubahan perhitungan karbon dan pengungkapannya
penggunaan lahan dan sektor kehutanan oleh perusahaan akan berdampak efisien
merupakan sumber terbesar, menyumbang terhadap manajemen karbon dan risiko
75% dari total wilayah, sektor energi 15%, dan perubahan cuaca (CDP, 2013).
sektor pertanian 8% (Asian Development
Bank, 2009). Tabel 1 berikut ini memberikan
gambaran emisi yang dikeluarkan di negara
kawasan Asia Tenggara.
Tabel 1.
Laporan Tren CO2 tahun 2013-2015
Year 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
Brunei Darussalam 7.079,22 7.777,48 8.257,42 0,99 1,10 1,06 17,20 18,63 19,51
Cambodia 4.784,09 5.211,15 5.292,33 1,03 1,09 1,02 0,32 0,34 0,34
Indonesia 452.744,48 483.632,55 502.961,30 1,02 1,07 1,04 1,80 1,90 1,95
Lao People’s
Democratic 3.436,02 4.012,46 4.110,53 1,05 1,17 1,02 0,52 0,60 0,60
Republic
Malaysia 232.041,40 235.668,14 245.371,28 1,08 1,02 1,04 7,88 7,88 8,09
Myanmar 10.419,39 11.261,97 11.639,65 1,16 1,08 1,03 0,20 0,21 0,22
Philippines 97.034,16 103.665,63 113.035,40 1,11 1,07 1,09 0,99 1,05 1,12
Singapore 45.136,20 46.786,49 48.531,50 1,01 1,04 1,04 8,35 8,50 8,66
Thailand 268.588,77 277.664,04 279.253,25 1,04 1,03 1,01 3,98 4,10 4,11
Viet Nam 169.176,09 187.942,16 206.028,43 1,03 1,11 1,10 1,85 2,03 2,20
Sumber: Joint Research Centre of European Union (2016) (diolah kembali)
Untuk menanggulangi pemanasan global oleh Protokol Kyoto merupakan kesepakatan legal
emisi karbon tersebut, telah banyak perjanjian tentang target jumlah pengurangan emisi GRK
maupun peraturan yang ditetapkan. Seperti untuk diterapkan pada periode 2008-2012 oleh
pada tahun 1997, dilakukan penandatanganan pemerintah negara-negara Annex I (pada
Protokol Kyoto oleh pemimpin-pemimpin umumnya negara industri) (Malik, 2015).
negara di dunia, kemudian pada tahun 2007 Sedangkan, Bali Roadmap mer upakan
dilanjutkan dengan persetujuan Bali Roadmap. kesepakatan mengenai komitmen
menurunkan emisi CO2 oleh negara-negara.
Jurnal
82 Manajemen Teknologi
Vol. 18 | No. 2 | 2019
Jurnal Manajemen Teknologi, 18(2), 2019, 80-105
Perjanjian terbaru dari United Nations Climate Epstein dan Friedman (1994) dalam Anggraini
Change Conference (UNFCCC) pada Conference of (2006) menemukan bahwa informasi sosial dan
the Parties 21 (COP 21) menghasilkan Paris aktivitas lingkungan yang disajikan dalam
Agreement untuk menangani mitigasi, adaptasi laporan tahunan perusahaan menjadi salah satu
dan pembiayaan emisi GRK mulai tahun 2020. daya tarik investor perorangan. Salah satu
Paris Agreement bertujuan untuk mencegah bentuk respon investor ialah ber upa
bangkitnya suhu global. Hal ini diatur oleh ketertarikan dalam pembelian saham yang akan
pihak COP yang dimaksudkan untuk membuat permintaan saham perusahaan naik
meningkatkan transparansi tindakan yang dan fluktuasi harga saham meningkat.
dilakukan oleh negara-negara berkembang dan
negara-negara maju. Masa berlaku untuk Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
per janjian ini dimulai pada tang gal 4 CED yang dibuat oleh CDP tidak berpengaruh
November 2016. Per 19 Mei 2017, 195 negara terhadap penambahan nilai perusahaan
bagian dan Uni Eropa telah menandatangani (Najah, 2012). Matsumura, Prakash, dan
persetujuan ini. Sebanyak 146 negara dari Munoz (2014) juga mengatakan bahwa emisi
pihak-pihak tersebut telah meratifikasi atau karbon berhubungan negatif dengan nilai
menyetujui perjanjian tersebut, terutama perusahaan. Namun, hasil penelitian konsisten
China, Amerika Serikat dan India, tiga dari bahwa emisi karbon dan pengungkapannya
empat negara dengan emisi GRK terbesar dari digunakan pasar modal dalam penilaian
total pihak yang menandatangani yakni sekitar perusahaan. Sedangkan pada penelitian Hsu
42% (UNFCCC, 2016). dan Wang (2013), pasar bereaksi positif
terhadap perubahan iklim. Namun reaksi pasar
Selain perjanjian dan peraturan tersebut, berkurang pada perusahaan yang memiliki
terdapat juga Carbon Disclosure Project (CDP) k i n e r j a l i n g k u n g a n b u r u k . I n ve s t o r
yang merupakan sebuah karya organisasi non- mengkhawatirkan biaya yang dikeluarkan
profit berskala internasional yang didirikan pada perusahaan untuk menangani global warming.
tahun 2000, berbasis di United Kingdom. CDP Choi, Lee, dan Psaros (2013) menemukan
menggunakan standar Greenhouse Gas Protocol bahwa tingkat emisi karbon, ukuran
(GHG Protocol) untuk melakukan survei per usahaan dan kualitas peng elolaan
terhadap Carbon Emission Disclosure (CED) perusahaan mempengaruhi pengungkapan
perusahaan-perusahaan terbesar di dunia karbon. Semakin besar ukuran perusahaan,
dalam menilai risiko dan peluang terkait semakin besar kemungkinan untuk
investasi yang terkait dengan perubahan iklim mengungkapkan CED.
dengan menggunakannya sebagai kerangka
kerja (CDP Worldwide, 2016). Dalam GHG Penelitian Anggraeni (2015), Clarkson, Li,
Protocol, terdapat 3 cakupan yakni, scope 1 Richardson, dan Vasvari (2011), Al-Tuwaijri,
berisikan tentang emisi GHG secara langsung, Christensen, dan Hughes (2004), Krishnan
scope 2 berisi emisi listrik dan energi tidak (2003), serta Klassen dan McLaughlin (1996)
langsung lainnya, sedangkan scope 3 tentang menyimpulkan bahwa tingkat pengungkapan
emisi GHG tidak langsung lainnya. Menurut emisi karbon pada perusahaan di Indonesia
Cahya (2016), CED adalah pengungkapan ialah masih rendah. Meskipun demikian,
untuk menilai emisi karbon sebuah organisasi hasilnya menemukan bahwa nilai perusahaan
atau perusahaan dan menetapkan target untuk dipengaruhi oleh pengungkapan emisi karbon.
pengurangan emisi tersebut. Pengungkapan Hal tersebut mengindikasikan bahwa pasar
emisi karbon atau CED di Indonesia masih memberikan respon terhadap informasi
merupakan voluntar y disclosure dan pada pengungkapan emisi karbon. Akibatnya,
praktiknya, informasi yang diberikan masih perusahaan akan semakin tertarik untuk
cukup terbatas. meningkatkan kualitas informasi karbon
karena hal tersebut juga akan memiliki dampak
bagi nilai perusahaan.
Jurnal
83 Manajemen Teknologi
Vol. 18 | No. 2 | 2019
Zuhrufiyah dan Anggraeni / Implementasi Technology Acceptance Model (TAM) pada Sistem Informasi Akademik (SIA) di Organisasi
Jurnal
84 Manajemen Teknologi
Vol. 18 | No. 2 | 2019
Jurnal Manajemen Teknologi, 18(2), 2019, 80-105
Jurnal
85 Manajemen Teknologi
Vol. 18 | No. 2 | 2019
Zuhrufiyah dan Anggraeni / Implementasi Technology Acceptance Model (TAM) pada Sistem Informasi Akademik (SIA) di Organisasi
Jurnal
86 Manajemen Teknologi
Vol. 18 | No. 2 | 2019
Jurnal Manajemen Teknologi, 18(2), 2019, 80-105
Sedangkan pengaruh negatif pengungkapan Penelitian ini menggunakan data dengan jenis
infor masi CED dan kinerja atau nilai sekunder. Data tersebut dikumpulkan dengan
perusahaan juga ditemukan dalam beberapa metode dokumentasi yaitu menelusuri laporan
penelitian lainnya (Hsu & Wang, 2013; Li & tahunan dan laporan keberlanjutan perusahaan
Liu, 2013; Najah, 2012). Hal tersebut dapat yang terpilih menjadi sampel. Laporan tahunan
disimpulkan bahwa investor mungkin tidak dan keberlanjutan diperoleh dari publikasi
mempertimbangkan risiko karbon dan bursa efek masing-masing negara di kawasan
perubahan iklim sebagai hal bersifat material Asia Tenggara pada periode tahun 2013-2015.
atau pasar tidak yakin akan pengungkapan
informasi tersebut (Najah, 2012). Investor Operasionalisasi Variabel
cenderung mengang gap pengungkapan Penelitian ini menggunakan nilai perusahaan
karbon sebagai “bad news” dan atau Firm Value (FV) sebagai variabel
mengkhawatirkan biaya potensial yang de penden. FV diukur deng an market
dihadapi per usahaan untuk mengatasi capitalization atau market value of equity (MVE);
pemanasan global (Lee, Park, & Klassen, merupakan salah satu indikator untuk
2015). mengukur kinerja perusahaan yang
menunjukkan suatu proforma manajemen
Berdasarkan ketidakkonsistenan hasil dari dalam mengelola aset perusahaan (Al-Matari,
penelitian-penelitian tersebut, hipotesis belum Al-Swidi, & Hanim, 2014). Pengukuran nilai
dapat mengarah pada hubungan kedua variabel perusahaan menggunakan market value equity
tersebut. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: (Matsumura dkk, 2014):
H1: Carbon Emission Disclosure berpengaruh
terhadap nilai perusahaan FV = jumlah saham yang beredar × harga saham
Jurnal
87 Manajemen Teknologi
Vol. 18 | No. 2 | 2019
Zuhrufiyah dan Anggraeni / Implementasi Technology Acceptance Model (TAM) pada Sistem Informasi Akademik (SIA) di Organisasi
Tabel 2.
Indeks Pengungkapan Emisi Karbon (CED)
Kategori Indikator
CC-1: Penilaian/deskripsi risiko (peraturan/regulasi) yang
Perubahan Iklim: Risiko dan berkaitan dengan perubahan iklim dan tindakan
Peluang pengelolaanya.
(Climate Change)
CC-2: Penilaian/deskripsi implikasi keuangan, bisnis serta
peluang atas hadirnya perubahan iklim.
GHG-1: Metode yang digunakan dalam mengkalkulasi
Emisi Gas Rumah Kaca emisi karbon (seperti: protocol emisi karbon atau ISO).
(GHG/Greenhouse Gas) GHG-2: Adanya verifikator eksternal dalam kuantitas
emisi karbon.
GHG-3: Total emisi karbon yang dihasilkan (dalam metrik
ton CO2- e).
GHG-4: Deskripsi lingkup 1 dan 2, atau 3 emisi karbon
langsung.
GHG-5: Informasi emisi karbon berdasarkan sumbernya
(seperti: batu bara, listrik, dan lainnya).
GHG-6: Informasi emisi karbon berdasarkan fasilitas atau
level segmen.
GHG-7: Komparasi emisi karbon dengan tahun-tahun
sebelumnya.
EC-1: Informasi jumlah energi yang dikonsumsi
(dalam tera-joule atau PETA-joule).
Konsumsi Energi
EC-2: Perhitungan energi yang digunakan dari sumber daya
(EC/Energy
yang dapat diperbaharui.
Consumption)
EC-3: Informasi yang diungkapkan menurut jenis, fasilitas
atau segmen.
RC-1: Informasi terkait rencana atau strategi pengurangan
emisi karbon.
RC-2: Informasi tahapan pengurangan emisi karbon.
RC-3: Target pengurangan biaya dan investasi dalam
Pengurangan dan Biaya Emisi mengurangi emisi yang dicapai saat ini.
Karbon
RC-4: Perencanaan belanja modal yang menyertakan biaya
(RC/Reduction and
emisi di masa mendatang.
Cost)
ACC-1: Indikasi adanya tanggung jawab manajemen
Akuntabilitas Emisi Karbon (perusahaan) terhadap upaya ancaman perubahan iklim.
(ACC/Carbon Emission ACC-2: Mekanisme manajemen (perusahaan) dalam
Accountability) memantau respon perusahaan terhadap perubahan iklim.
Sumber: Choi dkk (2013)
Jurnal
88 Manajemen Teknologi
Vol. 18 | No. 2 | 2019
Jurnal Manajemen Teknologi, 18(2), 2019, 80-105
Keterangan:
ROA = Return on Assets Hasil dan Pembahasan
EBIT = Earnings Before Interest and Tax
TA = Total Assets Deskripsi Data
c. GNI (Gross National Income): merupakan Deskripsi data yang akan disajikan dari hasil
variabel kontrol pada level negara. Variabel pernelitian ini memberikan gambaran secara
ini diperoleh dari website resmi Bank umum mengenai penyebaran data yang
Dunia (worldbank). Rumus perhitungannya diperoleh. Perusahaan yang diteliti dalam
ialah sebagai berikut: penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar
pada Carbon Disclosure Project (CDP) dengan
total 72 perusahaan dengan periode penelitian
pada tahun 2013-2015. Perusahaan ini dipilih
menggunakan metode purposive sampling.
Jurnal
89 Manajemen Teknologi
Vol. 18 | No. 2 | 2019
Zuhrufiyah dan Anggraeni / Implementasi Technology Acceptance Model (TAM) pada Sistem Informasi Akademik (SIA) di Organisasi
Tabel 3.
Pemilihan Sampel
Jumlah Perusahaan
No Kriteria Pemilihan Sampel
2013 2014 2015
Perusahaan Asia Tenggara yang terdapat 59 63 55
1
pada Carbon Disclosure Project
Perusahaan yang tidak terdaftar pada (7) (9) (16)
2
Bursa Efek masing-masing Negara
4 Jumlah Sampel 54 56 39
Data yang tidak tersedia (1) (1) -
Data observasi per tahun 53 55 39
Jumlah observasi 147
Tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat 59, 63, perusahaan per tahun 2013-2015. Adapun
dan 55 perusahaan tercatat di CDP pada selain data tersebut, terdapat satu perusahaan
masing-asing periode 2013, 2014, dan 2015. dengan dua periode observasi yang tidak dapat
Deng an persentase 84,18% dari total diakses, sehingga jumlah observasi akhir pada
perusahaan yang terdaftar di CDP, terdapat penelitian ini ber jumlah 147. Berikut
per usahaan terbuka deng an total 149 merupakan frekuensi perusahaan yang
perusahaan yang masing-masing berjumlah 54, terdaftar pada bursa efek masing-masing
56, dan 39 negara
Gambar 2.
Frekuensi Perusahaan Terdaftar
Sumber: Carbon Disclosure Project (2016) (diolah kembali
Klasifikasi jumlah perusahaan yang terdaftar di oleh Indonesia dengan total 18 perusahaan
CDP dan bursa efek masing-masing negara atau 25%. Singapura menempati posisi ketiga
periode 2013-2015 dapat dilihat pada gambar dengan total 13 perusahaan atau 18%.
4. Dengan jumlah 24 perusahaan atau 33%, Selanjutnya Filipina dan Thailand
Malaysia menduduki posisi pertama untuk menyumbangkan 10 dan 7 perusahaan atau
jumlah perusahaan terbanyak pada penelitian 14% dan 10% dari masing-masing negara.
ini. Sedangkan pada posisi kedua ditempati
Jurnal
90 Manajemen Teknologi
Vol. 18 | No. 2 | 2019
Jurnal Manajemen Teknologi, 18(2), 2019, 80-105
Gambar 4.
Frekuensi Perusahaan Berdasarkan Negara
Tabel 4.
Statistik Deskriptif
Variabel Obs Mean Std. Dev Min Max
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4, Hal ini berarti bahwa nilai mean lebih besar
dapat dilihat bahwa observasi yang digunakan daripada standar deviasi, sehing ga
sebanyak 147 data yang bersumber dari mengindikasikan hasil yang baik. Standar
laporan keuangan, laporan tahunan dan deviasi merupakan pencerminan
website resmi per usahaan. Deng an penyimpangan, sehingga penyebaran data
perhitungan bahwa observasi yang digunakan menunjukkan hasil yang tidak normal dan
adalah data selama 3 (tiga) tahun. Nilai menyebabkan bias. Nilai minimal dari nilai
p e r u s a h a a n s e b a g a i va r i a b e l t e r i k a t perusahaan adalah 4,01184 yang terdapat pada
mempunyai nilai mean 10,22651 dan standar Bakrie Sumatera Plant periode 2013 dan nilai
deviasi (std deviasi) sebesar 3,70873. maksimum 19,62964 pada Astra International
periode 2015.
Jurnal
91 Manajemen Teknologi
Vol. 18 | No. 2 | 2019
Zuhrufiyah dan Anggraeni / Implementasi Technology Acceptance Model (TAM) pada Sistem Informasi Akademik (SIA) di Organisasi
Gambar 5.
Nilai Minimum dan Maksimum Berdasarkan Negara
Gambar 6.
Nilai Minimum dan Maksimum CED per Negara
Jurnal
93 Manajemen Teknologi
Vol. 18 | No. 2 | 2019
Zuhrufiyah dan Anggraeni / Implementasi Technology Acceptance Model (TAM) pada Sistem Informasi Akademik (SIA) di Organisasi
Pengungkapan terbanyak Malaysia berasal dari Dari tabel 5, dapat dilihat dari 18 item CED,
Sime Darby Berhad periode 2014-2015. pengungkapan terhadap climate change-1 (CC-1)
Kemudian CED terbanyak Singapura berasal dan reduction and cost (RC-1) mendominasi item
dari Olam International periode 2013. Adapun pengungkapan yaitu sekitar 13,38%. Indikator
Charoen Pokphand Foods PCL periode 2014- CED yang minim diungkapkan perusahaan
2015 menjadi perusahaan dengan CED adalah biaya emisi karbon pada masa
terbanyak dari Thailand. Sedangkan Filipina mendatang yang diperhitungkan dalam capital
menjadi negara dengan nilai maksimum expenditure planning (RC-4). Hal ini dikarenakan
terkecil dari neg ara-neg ara tersebut. tidak semua per usahaan sukarela
Pengungkapan terbanyak Filipina berasal dari menambahkan budget untuk mengurangi emisi
SM Investment periode 2014. karbon dalam capital expenditure.
Tabel 5.
Jumlah Pengungkapan Carbon Emission Disclosure
Dari tabel 6, untuk kategori climate change dapat Untuk kategori green house gas, Filipina menjadi
diketahui bahwa Filipina menjadi negara negara dengan pengungkapan item GHG-1
dengan pengungkapan item CC-1 terendah terendah dengan persentase 0%. Sedangkan
dengan persentase 9,7%. Sedangkan pengungkapan tertinggi berasal dari Indonesia
pengungkapan tertinggi berasal dari Thailand dan Malaysia dengan persentase 22,38%.
dengan persentase 29,5%. Untuk Untuk GHG-2, Filipina kembali menjadi
pengungkapan CC-2, Filipina juga menjadi negara dengan pengungkapan item terendah
negara dengan pengungkapan item terendah dengan persentase 0%. Sedangkan
dengan persentase 0%. Sedangkan pengungkapan tertinggi berasal dari Thailand
pengungkapan tertinggi berasal dari Thailand dengan persentase 43,51%.
dengan persentase 35,04%.
Jurnal
94 Manajemen Teknologi
Vol. 18 | No. 2 | 2019
Jurnal Manajemen Teknologi, 18(2), 2019, 80-105
Tabel 6.
Rata-Rata Pengungkapan Perusahaan per Negara
Kemudian GHG-3, Filipina menjadi negara Selanjutnya, untuk kategori energy consumption,
dengan pengungkapan terendah dengan Filipina menjadi negara dengan pengungkapan
persentase 6,39%. Sedangkan pengungkapan item EC-1 terendah dengan persentase 11,7%.
tertinggi berasal dari Singapura dengan Sedangkan pengungkapan tertinggi berasal
persentase 33,99%. Selanjutnya untuk GHG-4 dari Thailand dengan persentase 36,1%.
Filipina kembali menjadi negara dengan Kemudian, Malaysia menjadi negara dengan
pengungkapan terendah dengan persentase pengungkapan item EC-2 terendah dengan
5,41%. Sedangkan pengungkapan tertinggi persentase 11,44%. Sedangkan pengungkapan
berasal dari Thailand dengan persentase tertinggi berasal dari Singapura dengan
25,72%. Filipina kembali menjadi negara p e r s e n t a s e 4 1 , 1 2 % . Te r a k h i r, u n t u k
perusahaan terendah dengan persentase 5,64% pengungkapan EC-3, Filipina kembali menjadi
untuk pengungkapan GHG-5. Sedangkan negara dengan pengungkapan terendah
Singapura kembali menduduki peringkat sebesar 0%. Untuk pengungkapan EC-3
pertama untuk pengungkapan pada item tertinggi berasal dari Thailand sebesar 43,89%.
tersebut dengan persentase 34,3%. Untuk
GHG-6, dengan persentase 0% Filipina dan Kemudian, untuk kategori reduction cost, Filipina
Thailand menjadi negara dengan kembali menjadi negara dengan pengungkapan
pengungkapan terendah pada item ini. item RC-1 terendah dengan persentase 4,26%.
Singapura juga kembali menyumbangkapan Sedangkan pengungkapan tertinggi berasal
pengungkapan tertinggi GHG-6 dengan dari Singapura dengan persentase 35,65%.
persentase 43,09%. Dan untuk kategori GHG Filipina menjadi negara dengan
terakhir, Filipina juga menjadi negara dengan pengungkapan item RC-2 terendah dengan
pengungkapan terendah untuk GHG-7 persentase 3,58%. Sedangkan pengungkapan
dengan persentase 5,09%. Sedangkan untuk tertinggi berasal dari Singapura dengan
pengungkapan GHG-7 tertinggi berasal dari persentase 40,78%.
Singapura dengan persentase 34,81%.
Jurnal
95 Manajemen Teknologi
Vol. 18 | No. 2 | 2019
Zuhrufiyah dan Anggraeni / Implementasi Technology Acceptance Model (TAM) pada Sistem Informasi Akademik (SIA) di Organisasi
Gambar 7.
Rata-Rata Pengungkapan per Negara
Jurnal
96 Manajemen Teknologi
Vol. 18 | No. 2 | 2019
Jurnal Manajemen Teknologi, 18(2), 2019, 80-105
Profitabilitas sebagai variabel kontrol Gross national income sebagai variabel kontrol
mempunyai nilai mean -0,16798 dan standar mempunyai nilai mean 9,899973 dan standar
deviasi (std deviasi) sebesar 1,965588 yang deviasi (std deviasi) sebesar 0,748529. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat nilai menunjukkan bahwa nilai mean lebih besar
penyimpangan yang tinggi. Nilai minimal dari daripada standar deviasi, sehingga dapat
profitabilitas adalah -17,39778 yang terdapat diasumsikan bahwa terdapat nilai
pada Bakrie Sumatera Plant periode 2013 dan penyimpangan tergolong rendah. Nilai
nilai maksimum 0,95197 pada Malaysia Airport minimal dari GNI adalah 8,987197 yang
Holdings periode 2014. Hal ini menunjukkan berasal dari GNI Filipina terdapat pada
bahwa tingkat profitabilitas yang dihasilkan periode 2013 dan nilai maksimum 11,30664
perusahaan beragam. dari Sing apura periode 2015. Hal ini
mengindikasikan bahwa tingkat GNI setiap
negara berbeda.
Gambar 8.
Nilai Minimum dan Maksimum Ukuran Perusahaan
Gambar 9.
Nilai Minimum dan Maksimum Profitabilitas
Jurnal
97 Manajemen Teknologi
Vol. 18 | No. 2 | 2019
Zuhrufiyah dan Anggraeni / Implementasi Technology Acceptance Model (TAM) pada Sistem Informasi Akademik (SIA) di Organisasi
Gambar 10.
Nilai Minimum dan Maksimum Gross National Income
Tabel 7.
Pemilihan Model Terbaik
Pada Tabel 7, dapat dilihat hasil regresi untuk Adapun random effect model terpilih sebanyak
model PLS, fixed effect dan random effect model. satu kali pada uji LM. Namun model terpilih
Selain itu, dapat dilihat pula hasil pengujian untuk penelitian yang ditetapkan adalah pooled
model terbaik, yang meliputi uji Chow, uji least square dengan alasan F statistik pada ketiga
Hausman, serta uji LM untuk menentukan model tersebut kurang dari 0,05 secara
model terbaik. Pada pemilihan model, fixed effect bersamaan, sedangkan t statistik pada model
model terpilih sebanyak dua kali yaitu pada uji pooled least square memiliki nilai signifikansi
Chow dan uji Hausman. parameter individual yang terbaik diantara
ketiga model tersebut.
Jurnal
98 Manajemen Teknologi
Vol. 18 | No. 2 | 2019
Jurnal Manajemen Teknologi, 18(2), 2019, 80-105
Berdasarkan jumlah individu observasi dan Berdasarkan tabel 8 hasil uji multikoliniearitas
variabel penelitian, pada dasarnya ketiga teknik menggunakan partial correlation dapat dilihat
(model) estimasi data panel dapat dipilih sesuai bahwa variabel-variabel independen dan
dengan keadaan penelitian. Pemilihan PLS kontrol yang terdiri atas CED, ukuran
karena menyamakan perilaku data antar perusahaan, profitabilitas dan GNI terbebas
individu dalam berbagai kur un waktu dari multikoliniearitas karena nilai partial
(Nachrowi, 2006). correlation kurang dari 0,75 atau 0,8. Begitu pula
pada pengujian multikolinearitas
Uji Asumsi Klasik menggunakan VIF pada tabel 9, tidak terjadi
Uji Multikolinearitas multikoliniearitas.
Dilakukan untuk mengetahui korelasi antara
variabel indpeenden yang terdapat pada model Uji Heteroskedastisitas
regresi. Pengujian multikolinearitas dalam Dilakukan untuk menguji apabila suatu model
penelitian ini menggunakan partial correlation regresi memiliki kesamaan atau perbedaan
dan variance inflation factor (VIF). Gujarati (2004) varians antara pengamatan yang satu dengan
menyatakan bahwa apabila nilai partial pengamatan lainnya. Uji Heteroskedastisitas
correlation antar variabel lebih dari 0,75/0,8 dilakukan guna mengetahui apakah didalam
maka diindikasikan adanya multikolinearitas model regresi terdapat ketidaksamaan varians
pada kedua variabel tersebut. Adapun jika nilai dari satu pengamatan ke pengamatan lain.
VIF antar variabel lebih dari 10 atau kurang Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada
dari 0,1 untuk nilai tolerance (1/VIF) maka tabel 10.
diindikasikan adanya multikolinearitas antara
kedua variabel tersebut. Hasil uji
multikolinearitas meng gunakan partial
correlation ditunjukan pada tabel 8. Sedangkan
uji multikolinearitas menggunakan VIF
ditunjukan pada tabel 9.
Tabel 8.
Hasil Uji Multikolinearitas Korelasi Parsial
Tabel 9.
Hasil Uji Multikolinearitas Faktor Inflasi Penyimpangan
Variabel VIF 1/VIF
CED 1.23 0.816325
SIZE 1.21 0.826231
ROA 1.11 0.89852
GNP 1.01 0.989329
Mean VIF 1.14
Jurnal
99 Manajemen Teknologi
Vol. 18 | No. 2 | 2019
Zuhrufiyah dan Anggraeni / Implementasi Technology Acceptance Model (TAM) pada Sistem Informasi Akademik (SIA) di Organisasi
Tabel 10.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Tabel 11.
Hasil Uji Hipotesis
Pred.
Variabel Proksi Coef. z stat Hasil
Sig n
Independen + Carbon Emission 3,001158 0,016** Berpengaruh
Disclosure positif
Variabel + Ukuran 0,9681655 0,000*** Berpengaruh
Kontrol Perusahaan positif
+ Profitabilitas 0,4102929 0,001*** Berpengaruh
positif
+ Gross National -2,689721 0,000*** Berpengaruh
Income negatif
F-Statitic 0,0000
R-Square 38,61%
Adj-R Square 36,88%
Keterangan: *, **, *** Tingkat signifikansi pada p < 0,10, < 0,05 dan < 0,01 secara berurutan.
Hasil regresi menggunakan stata v12.0, Regresi data panel digunakan untuk menguji
prob>chi adalah sebesar 0,008 pada penelitian hipotesis penelitian ini. Tabel 11 berikut ini
ini lebih kecil dari nilai 0,05. Hal ini menunjukan hasil pengujian hipotesis
mengidentifikasikan bahwa adanya data yang penelitian.
terdeteksi heteroskedastisitas. Hal tersebut
akan menghasilkan penduga parameter regresi Uji Signifikansi Parameter Individual
yang tidak lagi efisien dan dapat memberikan Pengujian ini digunakan untuk mengetahui
kesimpulan (inferensi) yang kurang tepat. adanya pengaruh variabel independen pada
variabel dependen secara parsial pada tabel 11.
Pengujian Hipotesis Berdasarkan tabel 11, persamaan model dari
Pada uji heteroskedastisitas menunjukkan hasil hasil regresi ialah sebagai berikut:
regresi yang mengandung hetero. Oleh karena FV = 28,39485 + 3,001158 CED + 0,96817
itu, model terbaik yang sebelumnya SIZE + 0,41029 PROF -2,68972 GNI +
m e n n g g u n a k a n P L S, d i u j i k e m b a l i e
menggunakan regresi robustness (ketahanan).
Setelah melakukan regresi robustness Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa variabel
( ke t a h a n a n ) , d a t a y a n g m e n g a n d u n g Carbon Emission Disclosure (CED) memiliki
heteroskedastisitas dihilangkan sifat nilai koefisien regresi sebesar 3,001158 dengan
heteroskedastisitas-nya dengan menggunakan tingkat probabilitas sebesar 0,016 atau lebih
model General Least Square (GLS). Sehingga kecil dari α (0,05). Hal ini menunjukan bahwa
nilai data selanjutnya yang digunakan CED berpengaruh positif terhadap nilai
menggunakan nilai data yang telah terbebas per usahaan, sehing ga hipotesis dalam
dari heteroskedastisitas. penelitian ini diterima.
Jurnal
100 Manajemen Teknologi
Vol. 18 | No. 2 | 2019
Jurnal Manajemen Teknologi, 18(2), 2019, 80-105
Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai Hasil dari penelitian ini, sejalan dengan teori
koefisien regresi sebesar 0,9681655 dengan stakeholder yang menyatakan bahwa stakeholder
tingkat probabilitas sebesar 0,000 atau lebih mempunyai hak memperoleh informasi
kecil dari α (0,05). Hal ini menunjukan bahwa mengenai aktivitas perusahaan (Ghozali dan
ukuran perusahaan berpengaruh positif Chariri, 2007). Di antara aktivitas perusahaan
terhadap nilai per usahaan. Variabel dalam memuaskan stakeholder, ada dampak
profitabilitas memiliki nilai koefisien regresi lingkungan yang ditimbulkan yang salah
sebesar 0,4102929 dengan tingkat probabilitas satunya merupakan emisi karbon. Dampak
sebesar 0,001 atau lebih kecil dari α (0,05). Hal negatif tersebut dapat menurunkan reputasi
ini menunjukan bahwa profitabilitas perusahaan di mata investor. Perusahaan tidak
berpengaruh positif terhadap nilai akan mengambil risiko untuk kehilangan
perusahaan. Variabel Gross National Income investor dengan menimbulkan dampak buruk
(GNI) memiliki nilai koefisien regresi sebesar - bagi lingkungan. Karenanya, perusahaan perlu
2,689721 dengan tingkat probabilitas sebesar meminimalisir dampak negatif terkait
0,000 atau lebih kecil dari α (0,05). Hal ini lingkungan. Salah satu upaya pencegahan
menunjukkan bahwa GNI berpengaruh tersebut berupa carbon emission disclosure, yang
negatif terhadap nilai perusahaan. dapat memudahkan pihak manajerial dan
dalam memantau emisi karbon yang
Koefisien Determinasi (Goodness of Fit) dihasilkan. Dengan pengungkapan tersebut,
Koefisien determinasi pada penelitian ini nantinya akan menarik investor karena CED
menunjukkan nilai 0,3688 atau 36,88%. Hal ini merupakan investasi yang menimbulkan benefit
mengindikasikan bahwa variabel independen dan secara tidak langsung akan meningkatkan
dan kontrol dalam penelitian ini dapat nilai perusahaan di kalangan investor (Orlitzky
menjelaskan peng ar uh terhadap nilai dkk, 2003).
perusahaan sebesar 36,88%. Sedangkan
63,12% lainnya, dijelaskan oleh variabel- Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori
variabel lain yang tidak termasuk dalam sinyal. Sejalan dengan Wolk dkk (2000) yang
penelitian. mengatakan bahwa asimetri informasi yang
semakin rendah akan meningkatkan nilai
Analisa dan Pembahasan Pengaruh CED terhadap perusahaan. CED merupakan salah satu
Nilai Perusahaan bentuk pemberian informasi yang
Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh dimanfaatkan juga sebagai sinyal oleh manajer
CED terhadap nilai perusahaan. Untuk dalam rangka menurunkan tingkat asimetri
menguji pengaruh tersebut, penelitian ini informasi. Informasi melalui laporan tahunan
menggunakan model PLS. Hasil koefisien dan laporan berkelanjutan menyatakan
carbon emission disclosure terhadap nilai bagaimana penerapan perusahaan sebagai
perusahaan menunjukkan hasil positif dan pengurang emisi karbon yang berdampak pada
signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai perubahan cuaca. Informasi tersebut akan
parameter sebesar 3,001158 dan signifikan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek
deng an nilai hitung t 0,016. Hal ini perusahaan yang akan datang.
menunjukkan bahwa carbon emission disclosure
berpengaruh positif terhadap nilai Sejalan dengan teori legitimasi, Deegan dkk
perusahaan. Hasil tersebut memiliki hasil yang (2002) menyampaikan bahwa ketika hadir
serupa dengan penelitian sebelumnya yang kesesuaian antara ekspektasi sosial dan
menemukan bahwa carbon emission disclosure lingkungan dengan upaya yang dilakukan oleh
dapat meningkatkan nilai per usahaan perusahaan, maka perusahaan akan mendapat
(Hanifah, 2017; Anggraeni 2015; Luo dkk, legitimasi operasional. Pelaku
2013; Clarkson dkk, 2011; Dawkins & John, lingkungan/karbon yang buruk cenderung
2011; Al-Tuwaijri dkk, 2004; Krishnan 2003; mengungkapkan informasi karbon mereka
Klassen & McLaughlin, 1996). dalam upaya untuk melegitimasi operasi
perusahaan.
Jurnal
101 Manajemen Teknologi
Vol. 18 | No. 2 | 2019
Zuhrufiyah dan Anggraeni / Implementasi Technology Acceptance Model (TAM) pada Sistem Informasi Akademik (SIA) di Organisasi
Hal ini berarti bahwa perusahaan cenderung Pengungkapan informasi sukarela seperti
mengungkapkan CED untuk mendapatkan CED yang diungkapkan oleh perusahaan pada
legitimasi operasi perusahaan. Jika terdapat laporan tahunan dan laporan berkelanjutan
legitimasi, maka akan mudah bagi perusahaan akan menjadi nilai lebih bagi perusahaan yang
untuk mendapatkan kepercayaan investor. dapat menarik minat investor dalam
berinvestasi.
Ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol
menunjukkan hasil koefisien positif yang
signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya Simpulan
nilai parameter sebesar 0,9681655 dan nilai
hitung t 0,000. Nilai tersebut menunjukkan Penelitian ini memiliki tujuan untuk
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara menemukan bukti terkait pengaruh carbon
signifikan terhadap nilai perusahaan. hal ini emission disclosure terhadap nilai perusahaan,
dikarenakan perusahaan dengan ukuran yang serta ukuran perusahaan, profitabilitas dan
lebih besar akan lebih mudah dalam gross national income sebagai variabel kontrol di
mendapatkan pinjaman sehingga dapat antara keduanya. Objek yang digunakan pada
meningkatkan nilai perusahaan penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar
(Hermuningsih, 2012). pada Carbon Disclosure Project (CDP) dan Bursa
Efek masing-masing negara dengan periode
Profitabilitas sebagai variabel kontrol tig a tahun 2013-2015. Penelitian ini
menunjukkan hasil koefisien positif yang menunjukan bahwa Carbon Emission Disclosure
signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya (CED) terbukti berpengaruh terhadap nilai
nilai parameter sebesar 0,4102929 dan nilai perusahaan. Pengungkapan CED dapat
hitung t 0,001. Nilai tersebut menunjukkan menjadi pertimbangan bagi investor untuk
bahwa profitabilitas perusahaan berpengaruh menilai performa sebuah perusahaan. CED
secara signifikan terhadap nilai perusahaan. terbukti dapat memberikan dampak terhadap
Semakin profitable suatu perusahaan, maka penilaian suatu perusahaan pada negara di
t i n g k a t p e n g e m b a l i a n i nve s t a s i j u g a kawasan ASEAN. Per usahaan
meningkat. Hal ini menyebabkan peningkatan mengungkapkan CED untuk menarik
pada nilai perlahan (Suharli, 2006) investor, sehing ga luas pengungkapan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Gross National Income (GNI) sebagai variabel
kontrol menunjukkan hasil koefisien negatif Hasil penelitian mengenai nilai perusahaan
yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan memiliki hasil yang variatif tergantung pada
adanya nilai parameter sebesar -2,689721 dan proksi atau indicator yang digunakan.
nilai hitung t 0,000. Nilai tersebut Penelitianini hanya menguji CED terhadap
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan nilai perusahaan kawasan Asia Tenggara yang
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai terdaftar di CDP. Pada penelitian selanjutnya
perusahaan. Hal ini dikarenakan tidak seluruh diharapkan mencoba menambah daftar
investor merupakan masyarakat lokal pada perusahaan di luar perusahaan yang terdaftar
negara perusahaan tersebut. Hasil tersebut di CDP. Kemudian, penelitian ini tidak menguji
mendukung statistik deskriptif yang terdapat dua arah pengaruh nilai perusahaan terhadap
pada pembahasan sebelumnya bahwa negara CED. Oleh karena itu, pada penelitian
yang memiliki tingkat GNI tinggi, cenderung selanjutnya agar mencoba menguji pengaruh
memiliki rata-rata nilai perusahaan yang tersebut. Selanjutnya, penelitian ini
rendah. Hasil penelitian ini mendukung mengandung subjektivitas dalam menilai
hipotesa penelitian yang mengarah bahwa pengungkapan CED. Karena analisa konten
CED berpengaruh terhadap nilai perusahaan. pengungkapan yang dilakukan oleh peneliti.
kualitatif seperti ATLAS/ti dan NVIVO.
Jurnal
102 Manajemen Teknologi
Vol. 18 | No. 2 | 2019
Jurnal Manajemen Teknologi, 18(2), 2019, 80-105
Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk Cahya, B.T. (2016). Carbon emission
mengurangi tingkat subjektivitas yang ada disclosure: ditinjau dari media exposure,
dengan menambahkan penganalisa konten kinerja lingkungan dan karakteristik
atau menggunakan software analisis perusahaan go public berbasis syariah di
Indonesia. NIZHAM. 05(02) Juli-
Desember .
Daftar Pustaka Carbon Disclosure Project. (2013). Global 500
Change Report 2013. CDP Worldwide,
Ahmad, N.N.N., & Sulaiman, M. (2004). United Kingdom.
Environmental disclosures in malaysian Carbon Disclosure Project. (2016). Global
annual reports: a legitimacy theory Forest Report 2016. CDP Worldwide,
perspective. International Journal of United Kingdom.
Commerce and Management. 14 (1), 44-58. Choi, B. B., D. Lee, & J. Psaros. (2013). An
Al-Matari, E. M., Al-Swidi, A.K., & Fadzil, analysis of australian company carbon
F.H.B. (2014). The measurements of emission disclosure. Pacifc Accounting
firm performance's dimensions. Asian Review. 25 (1), 58-79.
Journal of Finance & Accounting. 6 (1). Clarkson, Peter M., Yue Li, Gordon B.
Al-Tuwaijri, S. A., T. E. Christensen, & K. E. Richardson, & Florin P. Vasvari. (2011).
Hughes II. (2004). The Relations among Does it really pay to be g reen?
environmental disclosure, determinants and consequences of
environmental perfor mance, and proactive environmental strategies.
economic performance: a simultaneous Journal of Accounting Public Policy. 30 (2),
equations approach. Accounting , 122-144.
Organizations and Society. 29 (5-6), 447- Dahlan, A. (2003). Disclosure dan corporate
471. governance: suatu tunjauan teoritis.
Anggraeni, D.Y. (2015). Pengungkapan emisi TEMA. IV( 1), Maret, 48- 62.
gas rumah kaca, kinerja lingkungan, dan Darrough, Masako N. (1993). Disclosure
nilai perusahaan. Jurnal Akuntansi dan policy and competition: cournot vs.
Keuangan Indonesia. 12(1), 1 – 18. bertrand. The Accounting Review. 68(3)
Anggraini, Fr. R.R. (2006). Pengungkapan (July), 534-561.
informasi sosial dan faktor-faktor yang Dawkins, C., & Fraas, J.W. (2011). Coming
mempengaruhi pengungkapan informasi sosial Clean: The Impact of Environmental
dalam laporan Pe r f o r m a n c e a n d V i s i b i l i t y o n
keuangan tahunan (studi empiris pada Corporate Climate Change Disclosure',
perusahaan-perusahaan yang Journal of Business Ethics, 100 (2), 303
terdaftar di bursa efek Jakarta). Paper – 322.
presented at the Simposium Nasional Deegan, C., Rankin. M., & Tobin, J. (2002). An
Akuntansi IX, Padang. examination of the corporate social and
Arifin, Z. (2005). Teori keuangan dan pasar modal. environmental disclosure bhp from
Edisi Pertama, Penerbit Ekonisia, 1983-1997. A test of legitimacy theory.
Yogyakarta. Accounting, Auditing and Accountability. 15
Asian Development Bank. (2009). The economics (3), 312-343.
of climate change in Southeast Asia: A Deegan, C. (2004). Financial accounting theory.
Regional Review. Asian Development McGraw-Hill Book Company: Sydney.
Bank, Manila. Epstein, M.J. & M. Friedman. (1994). Social
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. disclosure and the individual investor.
(2011). Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun Accounting, Auditing, and Accountability
2011 Tentang Rencana Aksi Nasional Journal. 7(4), 94-109.
Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca.
Jurnal
103 Manajemen Teknologi
Vol. 18 | No. 2 | 2019
Zuhrufiyah dan Anggraeni / Implementasi Technology Acceptance Model (TAM) pada Sistem Informasi Akademik (SIA) di Organisasi
Freeman, R. E., Harrison, J.S., Wicks, A.C., Khumairoh, N. K., & Mulyati, H.(2016).
Bidhan, L. P. & de Colle., S. (2010). Pengaruh leverage, profitabilitas, dan
Stakeholder theory: the state of the art. ukuran perusahaan terhadap nilai
Cambridge University Press, New York. perusahaan. Syariah Paper Accounting FEB
Ghozali, I., & Chariri, A. (2007). Teori akuntansi. UMS, Surakarta.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Klassen, R. D., & C. P. McLaughlin. (1996).
Semarang. The impact of environmental
Gujarati, D. N. (2003). Basics econometrics. 4th Mc management on firm performance.
Graw Hill: New York. Management Science. 42 (8), 1199-1214.
Hanifah, U. (2017). Analisis karakteristik Krishnan, G. V. (2003). Audit quality and the
perusahaan terhadap carbon emission disclosure pricing of discretionary accruals.
dan pengaruh carbon emission disclosure Auditing: A Journal of Practice and Theory.
terhadap nilai per usahaan. [Tesis]. 22 (1), 109-126.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Lee, Su-Yeol, Park, Y., & Klassen, R.D. (2015).
H e r m u n i n g s i h , S. ( 2 0 1 2 ) . Pe n g a r u h Market responses to firms' voluntary
profitabilitas, size terhadap nilai climate change information disclosure
perusahaan dengan sruktur modal and carbon communication. Corporate
sebagai variabel intervening. Jurnal Siasat Social Responsibility and Environmental
Bisnis. 16(2). Management. 22, 1–12.
Hill, C.W. L., & Jones, T.M. (1992). Li, Y., I. Eddie & J. Liu. (2013). The impact of
Stakeholder-agency theory. Journal of carbon emissions on asset values and
Management Studies. 29 (2 March), operating cash flows: evidence from
131–154. australian listed companies. Journal of
Hsu, A. W., & T. Wang. (2013). Does the market Modern Accounting and Auditing. 9 (1), 94-
value corporate response to climate 111.
change?. Omega. 41(2), 195-206. Luo, L., Q. Tang, & Y. Lan. (2013).
Huijnen, V., M. J. Wooster, J. W. Kaiser, D.L.A. Comparison of propensity for carbon
Gaveau, J. Flemming. M. Parrington, … disclosure between developing and
& M. Van Weele. (2016). Fire carbon developed countries: a resource
emissions over maritime southeast asia constraint perspective. Accounting
in 2015 largest since 1997. Scientific Research Journal. 26 (1), 6-34.
Reports. Malik, Adam. (2015). Upaya Norwegia dalam
Hui, F., & Bowrey, G. (2008). Corporate social menghadapi perubahanan iklim global
responsibility reporting in HongKong: case study (climate change) di Brazil. eJournal Ilmu
of three note-issuing banks (2003-2006). Hubungan Internasional. 3(3), 603-616.
British Accounting Association Matsumura, E. M., R. Prakash, & S. C. Vera-
Conference, Blackpool, England. Munoz. (2014) Firm-value effects of
Joint Research Centre of European Union. carbon emissions and carbon
Trends in Global CO2 Emissions 2016. disclosures. The Accounting Review. 89 (2),
Report.<edgar.jrc.ec.europa.eu/news_docs/C 695-724.
O 2 _ 1 9 7 0 - Nachrowi, U. (2006). Pendekatan populer dan
2015_dataset_of_CO2_report_2016.xls> praktis ekonometrika untuk analisis ekonomi
Indonesia. Kementerian Keuangan Republik dan keuangan. FE Universitas Indonesia,
Indonesia dan Badan Pengawas Pasar Jakarta.
Modal dan Lembaga Keuangan. (2012). Najah, M. S. M. (2012). Carbon risk
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar management, carbon disclosure and stock
Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep- market effects: an international perspective.
431/Bl/2012 Tentang Penyampaian [Thesis]. University of Southern
Laporan Tahunan Emiten Atau Perusahaan Queensland.
Publik.
Jurnal
104 Manajemen Teknologi
Vol. 18 | No. 2 | 2019
Jurnal Manajemen Teknologi, 18(2), 2019, 80-105
Jurnal
105 Manajemen Teknologi
Vol. 18 | No. 2 | 2019