187 357 1 SM
187 357 1 SM
ISSN : 2460-7762
ABSTRAK
Pada penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang analisis komparatif
manajemen produksi metode Just In Time dengan metode Tradisional dalam
rangka meminimalisir biaya produksi pada CV. Cipta Artha Sejahtera. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode Deskriptif kualitatif. Sedangkan teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan melakukan studi lapangan. Dari
hasil analisis komparatif antara metode Just In Time dengan metode Tradsional
diperoleh bahwa Metode Just In Time lebih bisa memaksimalkan laba dan
meminimalisir kerugian akibat persediaan berlebih.
ABSTRACT
This study aims to discuss the comparative analysis of production
management Just In Time method with traditional methods in order to minimize
the cost of production in the CV. Cipta Artha Sejahtera. The method used is a
qualitative descriptive method. While data collection techniques this research is
to conduct field studies. From the results of comparative analysis between the
method of Just In Time to the methods traditionally obtained by that methods Just
In Time method is to maximize profits and minimize losses due to excess
inventory.
PENDAHULUAN
Caster (2006:323) Selama ini kebanyakan perusahaan menggunakan
sistem pemanufakturan tradisional yang mengatur skedul produksinya hanya
berdasarkan pada peramalan kebutuhan di masa yang akan datang. Namun tetap
saja produksi berdasarkan prediksi terhadap masa yang akan datang dalam sistem
31
Jurnal Akuntansi UBHARA
ISSN : 2460-7762
tradisional ini memiliki resiko kerugian yang besar karena Over produksi daripada
produksi berdasarkan permintaan sesungguhnya. Perusahaan yang mempunyai
kemampuan bersaing adalah perusahaan yang dapat menjalankan operasinya
secara efisien dan efektif, sehingga pemborosan-pemborosan sumber daya dapat
dihindari. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk
mewujudkan kondisi ini adalah dengan menerapkan sistem pengendalian
persediaan dan produksi Just In Time. Just In Time merupakan sistem
pemanufakturan yang sangat efektif untuk diterapkan dalam bisnis, karena hanya
akan melakukan produksi apabila ada pesanan jadi perusahaan akan terhindar dari
kemungkinan kerugian.
Manajemen Produksi
Nassa (2012) dalam makalah yang berjudul manajemen produksi,
“Manajemen adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan
dengan menggunakan atau mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain”.
pengertian produksi secara umum adalah upaya atau kegiatan untuk menambah
nilai pada suatu barang. Arah kegiatan ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan
yang sifatnya dapat menambah atau menciptakan kegunaan (utility) dari suatu
barang atau mungkin jasa.
Perencanaan Produksi
Ahyari (1992:29) Perencanaan produksi juga dapat diartikan sebagai
perencanaan tentang jenis dan jumlah produk yang akan diproduksi oleh
perusahaan yang bersangkutan dalam satu periode yang akan datang.
Pengendalian produksi yang dilakukan dengan tujuan mendapatkan hasil yang
sesuai dengan apa yang direncanakan, baik mengenai jumlah, kualitas, harga
maupun waktunya. pengendalian produksi bila ditinjau secara terperinci maka
akan dapat dilihat karekteristik perencanaan produksi.
Peramalan (Forecasting)
Nassa (2012), pengertian dari peramalan itu sendiri didefinisikan sebagai
berikut ; “Peramalan adalah proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan
dimasa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu
dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun
jasa”. Peramalan permintaan memegang peranan penting dalam perencanaan dan
32
Jurnal Akuntansi UBHARA
ISSN : 2460-7762
33
Jurnal Akuntansi UBHARA
ISSN : 2460-7762
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif
(Descriptive Research). Yaitu metode penelitian yang menganalisis tentang
gambaran kondisi perusahaan berdasarkan fakta yang ada untuk dianalisis
berdasarkan teori sehingga pada akhirnya menghasilkan suatu kesimpulan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah : 1.Wawancara. Wawancara ini
dilakukan kepada kepala sekolah dan bendahara yang berkepentingan dalam
penyusunan laporan keuangan perusahaan. 2.Observasi. Melakukan pengamatan-
pengamatan atas laporan keuangan sekolah. 3.Penelitian Kepustakaan. Penulis
melakukan studi kepustakaan dengan membaca, mempelajari dari buku-buku
referensi yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data
Primer. Data primer diperoleh dari sumber primer. Yaitu penulis secara langsung
melakukan observasi atau penyaksian kejadian-kejadian yang dituliskan. Data ini
bisa berwujud hasil wawancara atau laporan keuangan sekolah. b. Data sekunder.
34
Jurnal Akuntansi UBHARA
ISSN : 2460-7762
Data sekunder diperoleh dari sumber sekunder. Yaitu data primer yang telah
diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti tabel, gambar dan sebagainya,
sehingga lebih informatif untuk pihak lainnya.
35
Jurnal Akuntansi UBHARA
ISSN : 2460-7762
Dari Tabel 1 maka diperoleh tingkat efisiensi sebesar Rp. 83.340.000 per
tahun, yang nantinya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi
perusahaan pada operasional perusahaan. Dari hasil analisa data yang sudah
dilakukan dan dari tabel perhitungan yang telah disajikan oleh peneliti mengenai
metode Just In Time untuk meningkatkan efisiensi biaya bahan baku, maka dapat
memperjelas pembahasan berikut dengan menguraikan hal-hal yang berhubungan
dengan biaya mengunakan metode Just In Time
a. sistem pembelian biaya bahan baku dalam metode tradisional sebesar Rp
8.370.000.000 sedangkan untuk metode Just In Time didapat hasil sebesar Rp
8.299.200.000, sedangkan diperoleh hasil efisiensi sebesar Rp 70.800.000.
Dengan sistem pembelian Just In Time kenaikan harga untuk pembelian bahan
baku diprediksi 1% dari harga normal.
b. Biaya pemesanan
Pada sistem pembelian Just In Time umumnya biaya pemesanan akan
mengalami kenaikan walaupun relatif hanya sedikit saja. Biaya pemesanan
bahan baku botol alkohol 100 ml dengan pembelian tradisional sebesar Rp
883.500.000, sedangkan pembelian Just In Time sebesar Rp. 875.520.000
dalam hal ini biaya pemesanan dengan Just In Time diasumsikan sebesar 1%
dari biaya pemesanan dengan metode tradisional, hal ini disebabkan karena
dalam pembelian Just In Time perusahaan akan sering melakukan pemesanan.
c. Biaya kekurangan persediaan
Dalam metode tradisional tidak menerima adanya biaya kekurangan
persediaan karena perusahaan selalu memiliki persediaan bahanbaku
digudang, sedangkan metode Just In Time perusahaan mengasumsikan biaya
kekurangan persediaan sebesar 5% dari total persedian per tahunnya.
Dalammetode tradisional tersedia banyak persediaan bahan baku digudang
berdaasarkan pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk pemesanan
bahan baku di perkirakan sebesar 20% dari harga bahan baku untuk
mempercepat pemesanan bahan baku.
Sedangkan diperoleh tingkat efisiensi sebesar Rp 83.340.000 per tahun, yang
nantinya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan pada
36
Jurnal Akuntansi UBHARA
ISSN : 2460-7762
operasional perusahaan. Dari analisa tersebut dapat dinilai bahwa metode Just In
Time lebih efisien dalam upaya meminimalisir biaya produksi perusahaan.Hal
tersebut tentunya juga akan menambah profit perusahaan karena biaya-biaya yang
terkait dengan produksi sudah ditekan dan diminimalisir sedemikian rupa dengan
metode Just In Time. Oleh karena itu dengan adanya penggunaan metode Just In
Time ini peneliti berharap dapat memberikan kontribusi yang lebih terhadap
upaya peningkatan laba dari CV. Cipta Artha Sejahtera.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis
komparatif manajemen produksi metode just in time dengan metode tradisional
dalam rangka meminimalisir biaya produksi pada CV. Cipta Artha Sejahtera.
maka peneliti dapat mengambil simpulan bahwa pada metode Just In Time dapat
meningkatkan efisiensi biaya bahan baku diantaranya sistem pembelian bahan
baku, biaya pemesanan, biaya kekurangan persediaan dalam metode tradisional
diperoleh sebesar Rp 9.259.500.000 sedangkan metode Just In Time didapat
hasil sebesar Rp 9.176.160.000 , sehingga diperoleh tingkat efisiensi sebesar Rp
83.340.000 per tahun.Setelah melakukan analisis komparatif antara data yang
diperoleh dari CV. Cipta Artha Sejahtera dengan karakteristik metode Just In
Time maka dapat disimpulkan bahwa CV. Cipta Artha Sejahtera tersebut
memungkinkan untuk menerapkan sistem Just In Time pada proses produksinya.
SARAN
Berdasarkan uraian dari simpulan di atas, maka disarankan sebaiknya
perusahaan menerapkan kebijakan pembelian Just In Time sehingga perusahaan
memperoleh hasil sebesar Rp 9.176.160.000. pada sistem pembelian Just In Time
memberi efisiensi terhadap biaya bahan baku dibandingkan dengan menggunakan
sistem pembelian Tradisional.Perusahaan dapat melakukan pembelian bahan baku
seefisiensi mungkin sesuai dengan kebutuhan akan permintaan barang setiap kali
pemesanan sehingga perusahaan tidak perlu menerima adanya penyimpanan yang
tinggi. Metode Just In Time dapat menekan biaya penyimpanan sampai dengan
nol karena pembelian dilakukan dengan secara berkala
37
Jurnal Akuntansi UBHARA
ISSN : 2460-7762
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, Agus. 2004. Manajemen produksi Perencanaan sistem Produksi. Edisi 4,
Yogyakarta : BPFE.
Usry, Carter., 2006, Akuntansi Biaya, Edisi ke 13, Jakarta: Salemba Empat.
Warren, Carl S., Reeva James. 2004. Manajemen Accounting . Seventh Edition.
Ohio : South- Western.
38