Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS DETERMINASI EMISI CO2 DI INDONESIA

TAHUN 1990-2018

ANALYZE OF CO2 EMISSION DETERMINATION IN INDONESIA 1990-2018

1
Ade Ulfa Zulaicha, 2Hadi Sasana, 3Yustirania Septiani
(123)
Fakultas Ekonomi, Universitas Tidar, Magelang, Indonesia
adeeulfa@gmail.com

Abstrak
Emisi CO2 di Indonesia dari tahun 1990-2018 cenderung mengalami peningkatan,
mengindikasikan degradasi lingkungan di Indonesia semakin meningkat. Peningkatan emisi
CO2 harus ditekan sehingga dapat mewujudkan aspek berkelanjutan (sustainability) dari
sistem pemanfaatan energi di Indonesia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis
dampak pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk, konsumsi energi fosil, dan
konsumsi energi terbarukan terhadap emisi CO2 tahun 1990-2018 di Indonesia. Analisis data
dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linear berganda. Penelitian menunjukkan
pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan tidak signifikan pada Emisi CO2,
pertumbuhan penduduk dan konsumsi energi fosil mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan pada Emisi CO2, serta konsumsi energi terbarukan memiliki pengaruh yang negatif
dan tidak signifikan pada Emisi CO2.

Kata Kunci: Ekonomi, Penduduk, Energi, Emisi CO2

Abstract
CO2 emissions in Indonesia from 1990-2018 tended to increase, indicating
environmental degradation in Indonesia is increasing.This means that environmental
degradation in Indonesia is increasing. Increasing CO2 emissions must be suppressed so that
it can realize the sustainable aspects of the energy utilization system implemented in
Indonesia. The purpose of this study is to analyze the effect of economic growth, population
growth, consumption of fossil energy, and consumption of renewable energy on CO 2
emissions in Indonesia in 1990-2018. The data used in this study are secondary in the form of
time-series data obtained from the World Bank, the Global Carbon Project, and British
Petroleum (BP). Data analysis techniques in this study used multiple linear regression
analysis methods. The results of data analysis show that the variable of economic growth has
a positive and not significant effect on CO2 emissions in Indonesia the population growth
variable has a positive and significant influence on the CO 2 emission in Indonesia; the
variable fossil fuel energy consumption has a positive and significant effect on CO2 emissions
in Indonesia; the variable renewable energy consumption has a negative and not significant
effect on

Keyword: Economy, Population, Energy, CO2 emissions

487
PENDAHULUAN 800
Emisi karbon dioksida (CO2)
600

Juta ton
merupakan faktor utama timbulnya
400
fenomena pemanasan global berupa emisi 200
gas rumah kaca. Aktivitas manusia erat 0

2008
1990
1993
1996
1999
2002
2005

2011
2014
2017
kaitannya dengan produksi emisi CO2
(anthropogenic activities) (Labiba dan Sumber: Global Carbon Project (2018)
Wisnu, 2018). Pengaruh semua kegiatan Gambar 1 Total Emisi CO2 di Indonesia
Tahun 1990-2018
manusia seperti dalam bidang ekonomi,
Gambar 1 menunjukkan bahwa emisi
transportasi, industri, serta dari unsur
CO2 mengalami pertumbuhan yang
alami mengakibatkan terjadinya
fluktuatifF dengan kecenderungan naik,
perubahan iklim di Indonesia. Berarti
hal tersebut berarti bahwa degradasi
bahwa dari kegiatan tersebut akan
lingkungan di Indonesia semakin buruk
berdampak pada kondisi iklim baik secara
tiap tahunnya. Arista (2019) mengatakan
langsung maupun tidak langsung
bahwa pertumbuhan ekonomi erat
berupagas rumah kaca (BMKG, 2012).
kaitannya dengan pengeksploitasian
Lingkungan sebagai pendorong
sumber daya alam dan lingkungan. Terus
kegiatan ekonomi digolongkan dalam tiga
dilakukannya eksploitasi terhadap
kategori yaitu sebagai penyedia fasilitas,
lingkungan dan alam tanpa memperhatikan
penyedia bahan baku, dan penerima sisa
kondisi lingkungan dapat menyebabkan
produksi/konsumsi (limbah). Sehingga
kerusakan pada lingkungan. Menurut
tanpa adanya lingkungan menyebabkan
Achsa dan Destiningsih (2020) sektor
tidak berfungsinya sistem ekonomi, berarti
industri menjadi pendorong perekonomian
bahwa lingkungan adalah komponen
nasional. Jadi konsumsi energi dibutuhkan
penting dalam sistem ekonomi. Secara
dalam usaha menjaga pertumbuhan
tidak langsung modal alam dengan kualitas
ekonomi, yaitu dalam proses produksi
tinggi akan memberikan dampak terhadap
(Budiarto, 2013).
kesejahteraan masyarakat, dimana modal
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia
alam merupakan bagian penting dalam
tahun 1990-2018 mengalami fluktuasi.
produksi barang dan jasa yang
Tahun 1998 perekonomian Indonesia
berkesinambungan.
mengalami penurunan terendah yaitu
sebesar -13,13% sebagai akibat dari krisis

488
ekonomi. Hingga saat penggunaan energi positif dengan rata-rata 1,40%, berarti
yang belum ramah lingkungan ini menjadi jumlah penduduk selalu meningkat.
penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih bergantung
Indonesia. Aspek berkelanjutan pada konsumsi energi fosil seperti batu
(sustainability) dari penerapan sistem bara, gas alam, serta minyak bumi. Akan
pemanfaatan energi di Indonesia belum timbul dampak yang besar dari
dapat terwujud akibat masih adanya ketergantungan dunia termasuk Indonesia
ketergantungan berlebihan pada bahan pada bahan bakar fosil termaasuk terhadap
bakar fosil. Pertumbuhan penduduk yang lingkungan seperti emisi GRK,
tinggi menimbulkan tantangan dan coba pencemaran udara, serta pemanasan
diatasi dengan industrialisasi dan global. Goncangan kebutuhan energi
pembangunan. Namun industrialisasi nasional mungkin terjadi akibat sifat tidak
memberikan dampak negatif pada dapat diperbaruinya energi fosil. Sumber
manusiakarena industrialisasi akan daya energi ini akan habis dalam jangka
menyebabkan adanya pencemaran waktu tertentu, padahal permintaan
lingkungan (Zulfa dkk, 2016). terhadap energi selalu meningkat
Permintaan akan barang dan jasa (Triatmojo, 2013). Dari tahun 1990 sampai
yang harus disediakan akan meningkat tahun 2018 konsumsi energi fosil
seiring dengan pertambahan jumlah mengalami peningkatan. Berarti di
penduduk. Penduduk memiliki peran Indonesia pertumbuhan ekonomi masih
ganda terhadap lingkungan. Di satu sisi, ditopang oleh konsumsi energi fosil. Pada
penduduk berperan sebagai faktor tahun 2018 konsumsi energi fosil
pendorong atau penyebab terjadinya Inodonesia yaitu 2.076 TWh, dimana
degradasi lingkungan seiring dengan konsumsi energi fosil tersebut naik 102
adanya ledakan jumlah penduduk. Di lain TWh dari tahun sebelumnya.
sisi, penduduk juga berperan sebagai Kementerian Energi dan Sumber
penerima atau terdampak dari degradasi itu Daya Mineral (KESDM) (2016)
sendiri. Holdren (2018) mengatakan mengatakan Indonesia memiliki potensi
bahwa menurut model Impact Population energi terbarukan yang besar. Potensi
Affluence Technology (IPAC), penduduk tersebut dapat dimanfaatkan untuk
(population) menjadi variabel yang mencapai akses energi secara merata dan
memiliki pengaruh terhadap emisi CO2. bersih. Namun, di Indonesia penggunaan
Dari tahun 1990-2018 pertumbuhan energi terbarukan hanya mencapai kisaran
penduduk di Indonesia selalu bernilai 6 persen dari bauran energi nasional.
489
Beberapa faktor yang menjadi penyebab dioxide) adalah gas terbentuk melalui
adalah biaya invetasai yang masih relatif berbagai proses seperti pembakaran bahan
tinggi, kurangnya pengeahuan masyarakat bakar minyak, pembakaran bahan organik,
dalam mengadaptasi penggunaan energi dan gas bumi, dan/atau letusan gunung
terbarukan, kurangnya dukungan berapi serta dekomposisi bahan organik
pemerintah, serta rendanya subsidi dengan rumus CO2 dimana gas tersebut
terhadap energi terbarukan yang tidak berwarna dan tidak berbau.
mengakibatkan harga jual energi Kuznets dalam Jhingan (2012: 57),
terbarukan masih tinggi. Dari gambar 5 pertumbuhan ekonomi berarti kemampuan
bisa dilihat bahwa konsumsi energi menyediakan barang serta jasa suatu
terbarukan di Indonesia cenderung negara untuk penduduknya secara jangka
mengalami kenaikan, namun kenaikannya panjang. Sedangkan menurut Prakoso
masih belum signifikan. Pada tahun 2010 (2019) pertumbuhan ekonomi berarti
terjadi kenaikan tertinggi yaitu sebesar naiknya output perkapita dalam jangka
6,16 TWh atau sebesar 29,6% dari tahun panjang. Pertumbuhan ekonomi dan emisi
sebelumnya. Penurunan terbesar tahun CO2 dijelaskan dalam sebuah hipotesis
2011 sebesar -4,91 TWh atau turun - bernama Environmental Kuznets Curve
18,23% dari tahun sebelumnya. Penelitian (EKC). Hipotesis EKC menjelaskan bahwa
ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pertumbuhan ekonomi awalnya akan
antara pertumbuhan ekonomi, meningkatkan degradasi lingkungan.
pertumbuhan penduduk, konsumsi energi Pertumbuhan penduduk merupakan
fosil, konsumsi energi terbarukan, dan faktor lain yang mengakibatkan
emisi CO2. peningkatan emisi CO2 di Indonesia
(Zuhri, 2014). Pamungkas (2019: 1)
LANDASAN TEORI mengatakan bahwa pertumbuhan
Menurut BAPPENAS (2014), Emisi penduduk yaitu perbandingan jumlah
(Emissions) yaitu pembebasan GKC ke penduduk pada waktu tertentu dengan
atmosfir, yang menimbulkan gas CO2 atau waktu sebelumnya. Salah satu teori yang
CH4 dari penguraian oleh mikroba pada elevan yaitu theori anthropogenic global
bahan organik, yang menimbulkan CO2 warming atau secara singkat dikenal
dalam proses pembakaran bahan organik, dengan teori AGW. Teori ini menyatakan
dan yang menimbulkan gas N2O dalam bahwa aktivitas manusia menghasilkan
proses denitrifikasi dan nitrifikasi. emisi gas rumah kaca yang menjadi
Sedangkan Karbon dioksida (Carbon
490
penyebab utama dari perubahan iklim konsumsi energi terbarukan akan
(Bast, 2010: 29). mengurangi emisi CO2.
Liberty dkk (2013) dalam Sasana
(2019) mengemukakan bahwa energi fosil METODOLOGI PENELITIAN
merupakan energi yang suatu saat akan Teknik Pengumpulan Data
habis karena tidak dapat diperbarui, dan Metode dalam penelitian ini berupa
akan menhasilkan gas rumah kaca dalam metode deskriptif dengan pendekatan
proses pembakarnnya. Sehingga, untuk kuantitatif. Data dalam penelitian ini yaitu
menghasilkan energi tidak dapat data sekunder berupa data time series dari
mengandalkan energi fosil. Akibatnya, tahun 1990-2018. Variabel dependen
agar dapat digunakan berulang kali penlitian ini yaitu Emisi CO2 dan variabel
diperlukan energi terbarukan dan independen dalam penelitian ini yaitu
berkelanjutan. Ito (2017) dalam Sasana Pertumbuhan Ekonomi, Pertumbuhan
(2019: 37) juga mengemukakan bahwa Penduduk, Konsumsi Energi Fosil, dan
konsumsi energi fosil dapat menyebabkan Konsumsi Energi Terbarukan. Data dalam
polusi dan kerusakan lingkungan karena penelitian bersumber dari World Bank dan
sisa pembakaran energi fosil berbahaya BP (British Petroleum).
bagi lingkungan. Teknik Analisa Data
1. Uji Asumsi Klasik
Kementerian ESDM (2019)
mengemukakan bahwa sumber energi baru Agar dari analisis regresi berganda
terbarukan yaitu energi yang didapat dari diperoleh hasil diperoleh hasil akurat
proses alam dan berkelanjutan, energi dilakukan dengan uji asumsi klasik,
tersebut berasal air, sinar matahari, angin, sehingga persamaan regresi bersifat Best
geothermal, dan biofuel. Sumber energi Linier Unbiased Estimator (BLUE). Perlu
tersebut tidak memberikan andil tehadap dilihat ada tidaknya penyimpangan
pemanasan global serta perubahan iklim, terhadap asumsi klasik, dikarenakan
karena merupakan energi yang ramah variabel yang menjelaskan dikatakan tidak
lingkungan dan tidak mencemari efisien apabila tidak terpenuhinya asumsi
lingkungan. Shafei dan Ruhul (2013) klasik (Ghozali, 2018: 105). Penelitian ini
dalam Sasana (2019: 38) menemukan mencakup uji normalitas, uji
bahwa konsumsi energi terbarukan multikolinearitas, uji autokolerasi, dan uji
memiliki hubungan negatif dengan emisi heteroskedastisitas.
CO2, yang berarti bahwa peningkatan 2. Analisi Regresi Linear Berganda

491
Sugiyono (2014: 275) menyatakan Berdasarkan uji normalitas diiketahui
bahwa analisis regresi linear berganda nilai probability Jarque-Bera
dilakukan apabila peneliti ingin 0,741024>0,05. Jadi data dalam penelitian
meramalkan keadaan variabel terikat jika 2 telah terdistribusi normal. Berdasarkan uji
atau lebih variabel bebas diturun naikkan. multikolinearitas diketahui bahwa variabel
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan
pengaruh variabel bebas yaitu penduduk, konsumsi energi fosil, dan
pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan konsumsi energi terbarukan sebagai
penduduk, konsumsi energi fosil, dan variabel bebas memiliki nilai VIF kurang
konsumsi energi terbarukan terhadap dari 10. Berarti multikolinearitas tidak
Emisi CO2 sebagai variabel terikat. terjadi. Berdasarkan uji autokorelasi
Persamaan regresi dari variabel tersebut diketahui Prob. Chi-Squared sebesar
yaitu: 0,1518 lebih dari 0,05 atau nilai
ln( 𝑌) = 𝛽 + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝛽3 ln( 𝑋3 ) signifikans. Berarti tidak terjadi
+ 𝛽4 ln( 𝑋4 ) + 𝜀 autokorelasi. Dan dari hasil uji
Keterangan: heteroskedastisitas diketahui nilai Prob.
Y = Emisi CO2 Chi-Squared sebesar 0,2646 lebih dari
X1 = Pertumbuhan Ekonomi 0,05 atau nilai signifikansi yang
X2 = Pertumbuhan Penduduk digunakan. Berarti gejala
X3 = Konsumsi Energi Fosil heteroskedastisitas tidak terjadi. Sehingga
X4 = Konsumsi Energi Terbarukan data penelitian dinyatakan telah lolos uji
ln = Logaritma Natural asumsi klasik.
𝜷 = Konstanta 2. Analisis Regresi Linear Berganda
𝜷𝟏 , 𝜷𝟐 , 𝜷𝟑 , 𝜷𝟒 = Koefisien Regresi Tabel 1 Hasil Uji Regresi
𝜺 = Error Term Dependent Variable: CO2
Method: Least Squares
Date: 06/11/20 Time: 13:36
HASIL DAN PEMBAHASAN Sample: 1990 2018
Hasil Analisa Data Included observations: 29
1. Uji Asumsi Klasik

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

GDP 0.002303 0.001958 1.176304 0.2510


POP 0.352980 0.122955 2.870798 0.0084
FOSIL 1.410148 0.168314 8.378080 0.0000

492
EBT -0.140671 0.116113 -1.211500 0.2375
C -2.191942 0.573171 -3.824236 0.0008

R-squared 0.961586 Mean dependent var 2.517241


Adjusted R-squared 0.955183 S.D. dependent var 0.162478
S.E. of regression 0.034397 Akaike info criterion -3.746135
Sum squared resid 0.028395 Schwarz criterion -3.510395
Log likelihood 59.31896 Hannan-Quinn criter. -3.672304
F-statistic 150.1924 Durbin-Watson stat 1.395575
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Output Eviews 10, data diolah (2020) Dari hasil penelitian, diketahui

Persamaan berdasarkan hasil estimasi di pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh

atas adalah sebagai berikut: positif pada emisi CO2 dengan nilai

ln⁡(𝑌) = −2.191942 + 0.002303𝑋1 koefisien 0,002303, berarti jika terjadi

+ 0.352980𝑋2 kenaikan Pertumbuhan Ekonomi 1 persen,

+ 1.410148 ln( 𝑋3 ) diasumsikan variabel lain stagnan, maka

− 0.140671ln⁡(𝑋4 ) + 𝜀 terjadi kenaikan Emisi CO2 sebesar

Diketahui Adjusted R-squared 0,002303 persen. Hasil uji parsial

sebesar 0.955183, menunjukkan besarnya diketahui t-hitung yaitu 1,176304,

pengaruh variabel Pertumbuhan Ekonomi, sehingga hasil t-hitung lebih rendah dari t-

Pertumbuhan Penduduk, Konsumsi Energi tabel yaitu 1,176304 < 1,71088 dengan

Fosil, dan Konsumsi Energi Terbarukan prob 0,251 > 0,05 dimana nilai signifikansi

sebesar 95,52%. Artinya Pertumbuhan pertumbuhan ekonomi lebih besar

Ekonomi, Pertumbuhan Penduduk, dibandingkan dengan derajat kesalahan.

Konsumsi Energi Fosil, dan Konsumsi Berarti Hipotesis nol (Ho) tidak ditolak

Energi Terbarukan memiliki pengaruh dan Hipotesis alternatif (Ha) ditolak, jadi

sebesar 95,52% terhadap Emisi CO2 variabel pertumbuhan ekonomi

sedangkan 4,48% sisanya dipengaruhi mempunyai pengaruh positif dan tidak

oleh variabel lainnya diluat model regresi. signifikan pada Emisi CO2.

Berdasarkan tabel 1, dapat dianalisis Hasil estimasi tidak sesuai hipotesis

sebagai berikut: dimana seharusnya pertumbuhan ekonomi

1. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi pada perpengaruh secara signifikan terhadap

Emisi CO2 di Indonesia tahun 1990- emisi CO2. Penopang pertumbuhan

2018 ekonomi Indonesia adalah konsumsi


rumah tangga, sehingga emisi CO2 yang
dihasilkan relatif kecil. Berarti
493
pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak signifikansi pertumbuhan penduduk lebih
selalu diikuti oleh peningkatan Emisi CO2. kecil dibandingkan dengan derajat
Hasil tersebut sesuai dengan kondisi di kesalahan. Berarti Hipotesis nol (Ho)
Indonesia. Dimana pertumbuhan ekonomi ditolak dan Hipotesis alternatif (Ha) tidak
di Indonesia tahun 1990-2018 cenderung ditolak, jadi variabel konsumsi energi fosil
stagnan namun emisi CO2 di Indonesia mempunyai pengaruh positif signifikan
juga peningkatan. pada Emisi CO2.
Penelitian Ersalina Tang (2017) Karena pertumbuhan penduduk
mendukung penelitian ini, dalam mendorong terjadinya pertumbuhan
penelitiannya pertumbuhan Ekonomi di 17 kendaraan bermotor yang akan mendorong
negara Asia tidak memiliki pengaruh penggunaan energi terutama minyak bumi.
signifikan pada emisi CO2. Artinya Selain itu pertumbuhan penduduk juga
pertumbuhan ekonomi mempunyai mengakibatkan penurunan ruang terbuka
hubungan yang relatif kecil terhadap hijau, serta masih rendahnya kesadaran
peningkatan emisi CO2. Penelitian Ridwan masyarakan terhadap pencemaran udara
Fauzi (2015) mendukung penelitian ini, serta pengendaliannya sehingga
dimana dalam penelitiannya pertumbuhan ertumbuhan penduduk mempunyai
ekonomi berpengaruh positif pada emisi pengaruh yang signifikan pada emisi CO2.
CO2 yaitu sebesar 1,98%. Hal tersebut sejalan dengan kondisi
2. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk pada Indonesia. Pertumbuhan penduduk di
Emisi CO2 di Indonesia tahun 1990- Indonesia selalu bernilai positif yang
2018 mengindikasikan bahwa jumlah penduduk
Dari hasil analisis diketahui bahwa di Indonesia mengalami selalu meningkat
pertumbuhan penduduk bernilai positif dan diikuti oleh kenaikan tingkat Emisi
terhadap emisi CO2 dengan nilai koefisien CO2 di Indonesia.
0.352980, berarti bahwa apabila Penelitian Anny Key Mendonca dkk
Pertumbuhan penduduk mengalami (2020) mendukung penelitian ini,
peningkatan 1 persen, diasumsikan menyatakan bahwa adanya pengaruh
variabel lain stagnan, akan terjadi positif dan signifikan pertumbuhan
peningkatan Emisi CO2 0.352980 persen. penduduk pada emisi CO2. Apabila
Hasil uji parsial diketahui t-hitung sebesar populasi naik sebesar satu persen akan
8,378080, sehingga t-hitung lebih tinggi mengakibatkan peningkatan Emisi CO2
dari t-tabel yaitu 8,378080 > 1,71088 sebesar 1,67 persen. Penelitian Kangyin
dengan prob 0,0084 < 0,05, nilai Dong dkk (2018) juga mendukung
494
penelitian ini, menyatakan bahwa populasi standar hidup masyarakat. Untuk
berpengaruh secara positif dan signifikan menghasilkan lebih banyak barang,
terhadap peningkatan emisi CO2. Indonesia menggunakan lebih banyak
3. Pengaruh Konsumsi Energi Fosil pada bahan bakar fosil yang menghasilkan
Emisi CO2 di Indonesia tahun 1990- limbah, salah satunya dalam bentuk emisi
2018 CO2. Penggunaan bahan bakar fosil
Berdasarkan penelitian yang telah menghasilkan Emisi CO2 yang tinggi,
dilakukan, hasil analisis diketahui bahwa karena masih kurangnya penggunaan
konsumsi energi fosil bernilai positif teknologi yang ramah lingkungan. Hal
terhadap emisi CO2 dengan nilai koefisien tersebut sejalan dengan kondisi yang
1.410148, berarti bahwa setiap ada terjadi di Indonesia, tahun 1990-2018
kenaikan konsumsi energi fosil 1 persen, konsumsi energi fosil di Indonesia
diasumsikan variabel lain stagnan, akan mengalami fluktuasi dengan
terjadi peningkatan Emisi CO2 sebesar kecenderungan naik. Hal tersebut
1.410148 persen. Hasil uji parsial mengakibatkan di Indonesia terjadi
diketahui t-hitung sebesar 2,870798, peningkatan emisi CO2.
sehingga t-hitung lebih tinggi dari t-tabel Penelitian Ersalina Tang (2017)
yaitu 2,870798 > 1,71088 dengan prob mendukung penelitian ini, menunjukkan
0,0000 < 0,05, nilai signifikansi konsumsi variabel konsumsi energi fosil
energi fosil lebih kecil dibandingkan mempengaruhi konsentrasi gas rumah kaca
dengan derajat kesalahan. Berarti terutama emisi CO2 secara positif.
Hipotesis nol (Ho) ditolak dan Hipotesis Penelitian Hanif dkk (2019) juga
alternatif (Ha) tidak ditolak, jadi variabel mendukung penelitian ini, menunjukkan
konsumsi energi fosil mempunyai pada negara berkembang di Asia konsumsi
pengaruh positif signifikan padaEmisi bahan bakar fosil berpengaruh positif dan
CO2. signifikan pada emisi CO2. Dimana
Pada negara berkembang bahan peningkatan satu persen konsumsi energi
bakar fosil digunakan untuk mempercepat fosil akan meningkatkan 0,29% emisi CO2.
untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi 4. Pengaruh Konsumsi Energi Terbarukan
dan memenuhi kebutuhan energi yang pada Emisi CO2 di Indonesia tahun
terus meningkat. Seperti negara 1990-2018
berkembang lainnya, Indonesia juga Dari hasil analisis diketahui bahwa
menghadapi berbagai tantangan ekonomi konsumsi energi terbarukan bernilai
dan terus berjuang untuk meningkatkan negatif pada emisi CO2 dengan nilai
495
koefisien 0.140671, sehingga setiap ada selama tiga tahun terakhir di Indonesia
kenaikan konsumsi energi terbarukan 1 cenderung mengalami peningkatan, hal
persen, diasumsikan variabel lainnya tersebut seharusnya diikuti dengan
stagnan, maka terjadi penurunan Emisi penurunan emisi CO2. Akan tetapi emisi
CO2 0.140671 persen. Hasil uji parsial CO2 justru mengalami peningkatan. Hal
diketahui t-hitung sebesar -1,211500, tersebut menunjukkan bahwa peningkatan
sehingga t-hitung lebih rendah dari t-tabel konsumsi energi terbarukan tidak selalu
yaitu -1,211500 < 1,71088 dengan prob diimbangi dengan penurunan emisi CO2.
0.2375 > 0,05, nilai signifikansi konsumsi Penelitian Bilgili dkk (2016)
energi terbarukan lebih besar mendukung penelitian ini, dalam
dibandingkan dengan derajat kesalahan. penelitiannya diketahui bahwa variabel
Artinya Hipotesis nol (Ho) tidak ditolak konsumsi energi terbarukan berpengaruh
dan Hipotesis alternatif (Ha) ditolak, jadi negatif pada emisi CO2. Energi terbarukan
variabel konsumsi energi terbarukan merupakan energi bersih dan ramah
berpengaruh negatif dan tidak signifikan lingkungan karena energi terbarukan
pada Emisi CO2. menyebabkan emisi gas polutan yang jauh
Dikarenakan belum optimalnya lebih sedikit bila dibandingkan dengan
pemanfaatan energi terbarukan maka sumber energi fosil sehingga dampaknya
konsumsi energi terbarukan tidak pada emisi CO2 negatif. Penelitian Apergis
berpengaruh signifikan pada emisi CO2. dkk (2010) juga mendukung pnelitian ini,
Beberapa faktor yang menjadi penyebab yang mengemukakan energi terbarukan
adalah biaya invetasai yang masih relatif tidak memberikan dampak yang signifikan
tinggi, kurangnya pengeahuan masyarakat terhadap mitigasi emisi CO2 terhadap
dalam mengadaptasi penggunaan energi beberapa negara berkembang dan maju,
terbarukan, kurangnya dukungan karena terutama pada negara berkembang
pemerintah, serta rendanya subsidi konsumsi energi terbarukan belum
terhadap energi terbarukan yang dikembangkan dengan baik.
mengakibatkan harga jual energi 5. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,
terbarukan masih tinggi. Pengembangan Pertumbuhan Penduduk, Konsumsi
efisiensi energi serta konsumsi energi Energi Fosil, dan Konsumsi Energi
terbarukan sebagai upaya mitigasi energi Terbarukan Terhadap Emisi CO2 di
belum diikuti oleh penurunan emisi CO2. Indonesia Tahun 1990-2018
Hal tersebut sejalan dengan kondisi di Berdasarkan hasil Uji F atau secara
Indonesia. Konsumsi energi terbarukan simultan diketahui nilai F-hitung
496
penelitian ini 150,1924 sehingga diperoleh terbarukan, dan pertumbuhan penduduk
F-hitung lebih tinggi dari F-tabel 150,1924 secara simultan mempengaruhi emisi
> 2,78 dengan prob 0,0000 < 0,05. karbon dioksida (CO2). Penelitian Dong
Sehingga Hipotesis nol (Ho) ditolak dan dkk (2018) juga mendukung penelitian ini,
Hipotesis alternatif (Ha) tidak ditolak. Jadi menyatakan variabel pertumbuhan
variabel Pertumbuhan Ekonomi, ekonomi, populasi, serta energi terbarukan
Pertumbuhan Penduduk, Konsumsi Energi secara simultan mempengaruhi emisi
Fosil, dan Konsumsi Energi Terbarukan karbon dioksida (CO2).
secara bersama-sama berpengaruh secara
signifikan terhadap Emisi CO2. KESIMPULAN
Salah satu penyebab pertumbuhan Berdasarkan hasil dari penelitian
ekonomi yaitu adanya pertumbuhan yang telah dilakuan, dapat disimpulkan
penduduk sehingga terjadi peningkatan sebagai berikut:
permintaan barang dan jasa, hal tersebut 1. Pertumbuhan ekonomi memiliki
akan merangsang pertumbuhan ekonomi. pengaruh positif dan tidak signifikan
Di Indonesia pertumbuhan ekonomi masih terhadap emisi CO2. Berarti setiap
bergantung dengan penggunaan energi peningkatan pertumbuhan ekonomi
yang kurang ramah lingkungan, yaitu tidak selalu mengakibatkan kenaikan
berupa energi fosil. Sedangkan energi emisi CO2 di Indonesia.
terbarukan yang dirasa lebih ramah 2. Pertumbuhan penduduk memiliki
lingkungan belum dikembangkan dengan pengaruh positif signifikan terhadap
baik, sehingga penggunaannya masih emisi CO2. Berarti setiap peningkatan
relatif kecil dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk akan
penggunaan energi fosil. Sehingga secara mengakibatkan kenaikan emisi CO2 di
simultan pertumbuhan ekonomi, Indonesia.
pertumbuhan penduduk, konsumsi energi 3. Konsumsi energi fosil memiliki
fosil, dan konsumsi energi terbarukan pengaruh positif signifikan terhadap
mempunyai pengaruh pada emisi CO2. emisi CO2. Berarti setiap peningkatan
Penelitian ini didukung oleh konsumsi energi fosil akan
penelitian yng dilakukan oleh Hadi Sasana mengakibatkan kenaikan emisi CO2 di
dan Jaka Aminata (2019) yang Indonesia.
menyatakan bahwa variabel pertumbuhan 4. Konsumsi energi terbarukan memiliki
ekonomi, total penggunaan energi primer, pengaruh negatif dan tidak signifikan
subsidi energi, penggunaan energi terhadap emisi CO2. Berarti setiap
497
kenaikan konsumsi energi terbarukan satunya dengan cara mewajibkan semua
tidak selalu mengakibatkan penurunan gedung dan rumah menggunakan solar
emisi CO2 di Indonesia. cell.
5. Secara simultan Pertumbuhan ekonomi, 4. Konsumsi energi terbarukan di
pertumbuhan penduduk, konsumsi Indonesia masih sangat rendah,
energi fosil, dan konsumsi energi sehingga perlu adanya pengoptimalan
terbarukan signifikan pada emisi CO2 di penggunaan energi terbarukan.
Indonesia. Beberapa cara yang dapat dilakukan
Berdasarkan kesimpulan di atas, yaitu dengan mengembangkan
maka terdapat beberapa hal yang dapat pembangkit listrik tenaga angin dan
peneliti berikan sebagai masukan atau pembangkit listrik tenaga air, serta
saran, sebagi berikut: pemberian subsidi terhadap
1. Perlunya peningkatan pertumbuhan pengembangan energi baru dan
ekonomi dengan menciptakan terbarukan.
teknologi-teknologi yang ramah
lingkungan guna meminimalkan DAFTAR PUSTAKA
penggunaan bahan bakar fosil. Salah Achsa, Adhatu dan Rian Destiningsih.
2020. Determinan Profitabilitas
satunya dengan cara mewajibkan
pada Industri Makanan dan
perusahaan-perusahaan besar Minuman Indonesia. Jurnal Riset
Ekonomi Pembangunan. Vol. 5.
menggunakan teknologi yang ramah
No. 1. Hal: 1-13.
lingkungan.
Apergis, Nicholas dkk. 2010. On the
2. Perlunya kebijakan yang tepat dari
causal dynamics between
pemerintah untuk mengatasi emissions, nuclear energy,
renewable energy, and economic
pertumbuhan populasi agar dapat
growth. Ecological Economics
selaras dengan pembangunan yang Journal. Vol. 69. No.11, Hal:
2255–2260.
berkelanjutan. Salah satu cara yang
dapat dilakukan yaitu dengan Arista, T.R. dan Syamsul Amar. 2019.
Analisis Kausalitas Emisi CO2,
menggalakan kembali program
Konsumsi Energi, Pertumbuhan
Keluarga Berencana (KB) serta Ekonomi, dan Modal Manusia di
ASEAN. Jurnal Kajian Ekonomi
mensukseskan program sertifikasi pra-
dan Pembangunan. Vol. 1. No. 2.
nikah dan memberikan sanki yang tegas Hal: 519-532.
terhadap pelanggaran yang dilakukan.
BAPPENAS. 2014. Pedoman Teknis
3. Pemerintah perlu mengatasi Penghitungan Baseline Emisi dan
Serapan Gas Rumah Kaca Sektor
ketergantungan pada energi fosil salah
498
Berbasis Lahan. Jakarta: Hanif, Imran dkk. 2019. Fossil fuels,
BAPPENAS. foreign direct investment, and
economic growth have triggered
Bilgili, Faik, Emrah Kocak, dan Umit CO2 emissions in emerging Asian
Bulut. 2016. The dynamic impact economies: Some empirical
of renewable energy consumption evidence. Energy Journal. Vol.
on CO2 emissions: A revisited 171, 15. No.11. Hal: 493-501.
Environmental Kuznets Curve
approach. Renewable and Holdren, John P. 2018. A Brief History of
Sustainable Energy Reviews “IPAT”. The Journal of Population
Journal. Vol. 54. No. 7. Hal: 838- and Sustainability. Vol 2. No.2.
845. Hal: 66-74.

BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi Jhingan, M.L. 2012. Ekonomi


dan Geofisika). 2012. Buku Pembangunan dan Perencanaan.
Informasi Perubahan Iklim dan (Alih Bahasa: D. Guritno). Jakarta:
Kualitas Udara Di Indonesia. Rajawali Pers.
Jakarta: BMKG.
Kementerian ESDM. 2016. Program
BP (British Petroleum). 2019. Statiscal Strategis EBTKE dan
Review of Global Energy diakses Ketenagalistrikan. Jakarta:
pada tanggal 3 Desember 2019 dari Kementerian Energi dan Sumber
http://www.bp.com. Daya Mineral.

Budiarto, R. 2013. Pengantar Teknologi Labiba, Dina dan Wisnu Pradito, 2018.
Terbarukan. Yogyakarta: Sebaran Emisi CO2 dan
Deprtemen Teknik Nuklir dan Implikasinya terhadap Penataan
Teknik Fisika, UGM. Ruang Area Industri di Kendal.
Jurnal Pembangunan Kota. Vol. 6.
Dong, Kangyin dkk. 2018. CO2 emissions, No. 2. Hal: 164-173.
economic and population growth,
and renewable energy: Empirical Mendonca¸ Anny Key S., Gabriel de
evidence across regions. Energy Andrade Conradi Barni, Matheus
Economics. Vol. 75. No. 10. Hal: Fernando Moro, Antonio Cezar
180-192. Bornia, Emil Kupek, dan Lincoln
Fernandes. 2020. Hierarchical
Fauzi, Ridwan. 2017. Pengaruh Konsumsi Modeling Of The 50 Largest
Energi, Luas Kawasan Hutan, dan Economies to Verify The Impact
Pertumbuhan Ekonomi terhadap Of GDP, Population And
Emisi CO2 di 6 (Enam) Negara Renewable Energy Generation in
Anggota ASEAN: Pendekatan Data CO2 Emissions. Sustainable
Panel. Ecolab Journal. Vol. 11. Production and Consumption
No. 1. Hal: 1-52. Journal. Vol. 22. No. 16. Hal: 58-
67.
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM Prakoso, Jalu Aji, Fitrah Sari Islami, dan
SPSS 25. Semarang: Badan Rr Retno Sugiharti. 2019. Analisis
Penerbit Universitas Diponegoro. Kemampuan dan Kemandirian
Keuangan Daerah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi dan

499
Kemiskinan di Jawa Tengah. Desember 3, 2019 dari:
Jurnal Riset Ekonomi https://data.worldbank.org/ 2018.
Pembangunan. Vol. 4. No. 1. Hal: World Bank. Population Total-
87-100. Indonesia diakses pada tanggal 3
Desember 2019 dari
Sasana, Hadi. 2019. Subsidi Energi, https://data.worldbank.org/
Pertumbuhan Ekonomi, dan
Kualitas Lingkungan di Indonesia. Zulfa, Vania dkk. 2016. Isu-Isu Kritis
Semarang: Undip Press. Lingkungan dan Perspektif Global.
Jurnal Green Growth dan
Sasana, Hadi dan Jaka Aminata. 2019. Manajemen Lingkungan. Vol. 5.
Energy Subsidy, Energy No. 1. Hal: 29-40.
Consumption, Economic Growth,
and Carbon Dioxide Emission:
Indonesian Case Studies.
International Journal of Energy
Economics and Policy. Vol. 9. No.
2. Hal: 117-122.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian


Pendidikan Cetakan ke-20.
Bandung: Alfabeta.

Sukirno, Sadono. 2011. Makro Ekonomi


Teori Pengantar, Edisi Ketiga.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Tang, Ersalina. 2017. Pengaruh


Penanaman Modal Asing,
Pendapatan Domestik Bruto,
Konsumsi Energi, Konsumsi
Listrik, dan Konsumsi Daging
Terhadap Kualitas Lingkungan
Pada 41 Negara di Dunia dan 17
Negara di Asia Periode 1999-2013.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya. Vol. 6. No.
2. Hal: 1896-1914.

Triatmojo, Fery. 2013. Dinamika


Kebijakan Diversifikasi Energi di
Indonesia: Analisa Kebijakan
Pengembangan Energi Terbarukan
di Indonesia . Jurnal Ilmiah
Administrasi Publik dan
Pembangunan. Vol. 4. No. 2. Hal:
146-159.

World Bank. 2018. GDP growth (annual


persen) - Indonesia diakses

500

Anda mungkin juga menyukai