TAHUN 1990-2018
1
Ade Ulfa Zulaicha, 2Hadi Sasana, 3Yustirania Septiani
(123)
Fakultas Ekonomi, Universitas Tidar, Magelang, Indonesia
adeeulfa@gmail.com
Abstrak
Emisi CO2 di Indonesia dari tahun 1990-2018 cenderung mengalami peningkatan,
mengindikasikan degradasi lingkungan di Indonesia semakin meningkat. Peningkatan emisi
CO2 harus ditekan sehingga dapat mewujudkan aspek berkelanjutan (sustainability) dari
sistem pemanfaatan energi di Indonesia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis
dampak pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk, konsumsi energi fosil, dan
konsumsi energi terbarukan terhadap emisi CO2 tahun 1990-2018 di Indonesia. Analisis data
dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linear berganda. Penelitian menunjukkan
pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan tidak signifikan pada Emisi CO2,
pertumbuhan penduduk dan konsumsi energi fosil mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan pada Emisi CO2, serta konsumsi energi terbarukan memiliki pengaruh yang negatif
dan tidak signifikan pada Emisi CO2.
Abstract
CO2 emissions in Indonesia from 1990-2018 tended to increase, indicating
environmental degradation in Indonesia is increasing.This means that environmental
degradation in Indonesia is increasing. Increasing CO2 emissions must be suppressed so that
it can realize the sustainable aspects of the energy utilization system implemented in
Indonesia. The purpose of this study is to analyze the effect of economic growth, population
growth, consumption of fossil energy, and consumption of renewable energy on CO 2
emissions in Indonesia in 1990-2018. The data used in this study are secondary in the form of
time-series data obtained from the World Bank, the Global Carbon Project, and British
Petroleum (BP). Data analysis techniques in this study used multiple linear regression
analysis methods. The results of data analysis show that the variable of economic growth has
a positive and not significant effect on CO2 emissions in Indonesia the population growth
variable has a positive and significant influence on the CO 2 emission in Indonesia; the
variable fossil fuel energy consumption has a positive and significant effect on CO2 emissions
in Indonesia; the variable renewable energy consumption has a negative and not significant
effect on
487
PENDAHULUAN 800
Emisi karbon dioksida (CO2)
600
Juta ton
merupakan faktor utama timbulnya
400
fenomena pemanasan global berupa emisi 200
gas rumah kaca. Aktivitas manusia erat 0
2008
1990
1993
1996
1999
2002
2005
2011
2014
2017
kaitannya dengan produksi emisi CO2
(anthropogenic activities) (Labiba dan Sumber: Global Carbon Project (2018)
Wisnu, 2018). Pengaruh semua kegiatan Gambar 1 Total Emisi CO2 di Indonesia
Tahun 1990-2018
manusia seperti dalam bidang ekonomi,
Gambar 1 menunjukkan bahwa emisi
transportasi, industri, serta dari unsur
CO2 mengalami pertumbuhan yang
alami mengakibatkan terjadinya
fluktuatifF dengan kecenderungan naik,
perubahan iklim di Indonesia. Berarti
hal tersebut berarti bahwa degradasi
bahwa dari kegiatan tersebut akan
lingkungan di Indonesia semakin buruk
berdampak pada kondisi iklim baik secara
tiap tahunnya. Arista (2019) mengatakan
langsung maupun tidak langsung
bahwa pertumbuhan ekonomi erat
berupagas rumah kaca (BMKG, 2012).
kaitannya dengan pengeksploitasian
Lingkungan sebagai pendorong
sumber daya alam dan lingkungan. Terus
kegiatan ekonomi digolongkan dalam tiga
dilakukannya eksploitasi terhadap
kategori yaitu sebagai penyedia fasilitas,
lingkungan dan alam tanpa memperhatikan
penyedia bahan baku, dan penerima sisa
kondisi lingkungan dapat menyebabkan
produksi/konsumsi (limbah). Sehingga
kerusakan pada lingkungan. Menurut
tanpa adanya lingkungan menyebabkan
Achsa dan Destiningsih (2020) sektor
tidak berfungsinya sistem ekonomi, berarti
industri menjadi pendorong perekonomian
bahwa lingkungan adalah komponen
nasional. Jadi konsumsi energi dibutuhkan
penting dalam sistem ekonomi. Secara
dalam usaha menjaga pertumbuhan
tidak langsung modal alam dengan kualitas
ekonomi, yaitu dalam proses produksi
tinggi akan memberikan dampak terhadap
(Budiarto, 2013).
kesejahteraan masyarakat, dimana modal
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia
alam merupakan bagian penting dalam
tahun 1990-2018 mengalami fluktuasi.
produksi barang dan jasa yang
Tahun 1998 perekonomian Indonesia
berkesinambungan.
mengalami penurunan terendah yaitu
sebesar -13,13% sebagai akibat dari krisis
488
ekonomi. Hingga saat penggunaan energi positif dengan rata-rata 1,40%, berarti
yang belum ramah lingkungan ini menjadi jumlah penduduk selalu meningkat.
penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih bergantung
Indonesia. Aspek berkelanjutan pada konsumsi energi fosil seperti batu
(sustainability) dari penerapan sistem bara, gas alam, serta minyak bumi. Akan
pemanfaatan energi di Indonesia belum timbul dampak yang besar dari
dapat terwujud akibat masih adanya ketergantungan dunia termasuk Indonesia
ketergantungan berlebihan pada bahan pada bahan bakar fosil termaasuk terhadap
bakar fosil. Pertumbuhan penduduk yang lingkungan seperti emisi GRK,
tinggi menimbulkan tantangan dan coba pencemaran udara, serta pemanasan
diatasi dengan industrialisasi dan global. Goncangan kebutuhan energi
pembangunan. Namun industrialisasi nasional mungkin terjadi akibat sifat tidak
memberikan dampak negatif pada dapat diperbaruinya energi fosil. Sumber
manusiakarena industrialisasi akan daya energi ini akan habis dalam jangka
menyebabkan adanya pencemaran waktu tertentu, padahal permintaan
lingkungan (Zulfa dkk, 2016). terhadap energi selalu meningkat
Permintaan akan barang dan jasa (Triatmojo, 2013). Dari tahun 1990 sampai
yang harus disediakan akan meningkat tahun 2018 konsumsi energi fosil
seiring dengan pertambahan jumlah mengalami peningkatan. Berarti di
penduduk. Penduduk memiliki peran Indonesia pertumbuhan ekonomi masih
ganda terhadap lingkungan. Di satu sisi, ditopang oleh konsumsi energi fosil. Pada
penduduk berperan sebagai faktor tahun 2018 konsumsi energi fosil
pendorong atau penyebab terjadinya Inodonesia yaitu 2.076 TWh, dimana
degradasi lingkungan seiring dengan konsumsi energi fosil tersebut naik 102
adanya ledakan jumlah penduduk. Di lain TWh dari tahun sebelumnya.
sisi, penduduk juga berperan sebagai Kementerian Energi dan Sumber
penerima atau terdampak dari degradasi itu Daya Mineral (KESDM) (2016)
sendiri. Holdren (2018) mengatakan mengatakan Indonesia memiliki potensi
bahwa menurut model Impact Population energi terbarukan yang besar. Potensi
Affluence Technology (IPAC), penduduk tersebut dapat dimanfaatkan untuk
(population) menjadi variabel yang mencapai akses energi secara merata dan
memiliki pengaruh terhadap emisi CO2. bersih. Namun, di Indonesia penggunaan
Dari tahun 1990-2018 pertumbuhan energi terbarukan hanya mencapai kisaran
penduduk di Indonesia selalu bernilai 6 persen dari bauran energi nasional.
489
Beberapa faktor yang menjadi penyebab dioxide) adalah gas terbentuk melalui
adalah biaya invetasai yang masih relatif berbagai proses seperti pembakaran bahan
tinggi, kurangnya pengeahuan masyarakat bakar minyak, pembakaran bahan organik,
dalam mengadaptasi penggunaan energi dan gas bumi, dan/atau letusan gunung
terbarukan, kurangnya dukungan berapi serta dekomposisi bahan organik
pemerintah, serta rendanya subsidi dengan rumus CO2 dimana gas tersebut
terhadap energi terbarukan yang tidak berwarna dan tidak berbau.
mengakibatkan harga jual energi Kuznets dalam Jhingan (2012: 57),
terbarukan masih tinggi. Dari gambar 5 pertumbuhan ekonomi berarti kemampuan
bisa dilihat bahwa konsumsi energi menyediakan barang serta jasa suatu
terbarukan di Indonesia cenderung negara untuk penduduknya secara jangka
mengalami kenaikan, namun kenaikannya panjang. Sedangkan menurut Prakoso
masih belum signifikan. Pada tahun 2010 (2019) pertumbuhan ekonomi berarti
terjadi kenaikan tertinggi yaitu sebesar naiknya output perkapita dalam jangka
6,16 TWh atau sebesar 29,6% dari tahun panjang. Pertumbuhan ekonomi dan emisi
sebelumnya. Penurunan terbesar tahun CO2 dijelaskan dalam sebuah hipotesis
2011 sebesar -4,91 TWh atau turun - bernama Environmental Kuznets Curve
18,23% dari tahun sebelumnya. Penelitian (EKC). Hipotesis EKC menjelaskan bahwa
ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pertumbuhan ekonomi awalnya akan
antara pertumbuhan ekonomi, meningkatkan degradasi lingkungan.
pertumbuhan penduduk, konsumsi energi Pertumbuhan penduduk merupakan
fosil, konsumsi energi terbarukan, dan faktor lain yang mengakibatkan
emisi CO2. peningkatan emisi CO2 di Indonesia
(Zuhri, 2014). Pamungkas (2019: 1)
LANDASAN TEORI mengatakan bahwa pertumbuhan
Menurut BAPPENAS (2014), Emisi penduduk yaitu perbandingan jumlah
(Emissions) yaitu pembebasan GKC ke penduduk pada waktu tertentu dengan
atmosfir, yang menimbulkan gas CO2 atau waktu sebelumnya. Salah satu teori yang
CH4 dari penguraian oleh mikroba pada elevan yaitu theori anthropogenic global
bahan organik, yang menimbulkan CO2 warming atau secara singkat dikenal
dalam proses pembakaran bahan organik, dengan teori AGW. Teori ini menyatakan
dan yang menimbulkan gas N2O dalam bahwa aktivitas manusia menghasilkan
proses denitrifikasi dan nitrifikasi. emisi gas rumah kaca yang menjadi
Sedangkan Karbon dioksida (Carbon
490
penyebab utama dari perubahan iklim konsumsi energi terbarukan akan
(Bast, 2010: 29). mengurangi emisi CO2.
Liberty dkk (2013) dalam Sasana
(2019) mengemukakan bahwa energi fosil METODOLOGI PENELITIAN
merupakan energi yang suatu saat akan Teknik Pengumpulan Data
habis karena tidak dapat diperbarui, dan Metode dalam penelitian ini berupa
akan menhasilkan gas rumah kaca dalam metode deskriptif dengan pendekatan
proses pembakarnnya. Sehingga, untuk kuantitatif. Data dalam penelitian ini yaitu
menghasilkan energi tidak dapat data sekunder berupa data time series dari
mengandalkan energi fosil. Akibatnya, tahun 1990-2018. Variabel dependen
agar dapat digunakan berulang kali penlitian ini yaitu Emisi CO2 dan variabel
diperlukan energi terbarukan dan independen dalam penelitian ini yaitu
berkelanjutan. Ito (2017) dalam Sasana Pertumbuhan Ekonomi, Pertumbuhan
(2019: 37) juga mengemukakan bahwa Penduduk, Konsumsi Energi Fosil, dan
konsumsi energi fosil dapat menyebabkan Konsumsi Energi Terbarukan. Data dalam
polusi dan kerusakan lingkungan karena penelitian bersumber dari World Bank dan
sisa pembakaran energi fosil berbahaya BP (British Petroleum).
bagi lingkungan. Teknik Analisa Data
1. Uji Asumsi Klasik
Kementerian ESDM (2019)
mengemukakan bahwa sumber energi baru Agar dari analisis regresi berganda
terbarukan yaitu energi yang didapat dari diperoleh hasil diperoleh hasil akurat
proses alam dan berkelanjutan, energi dilakukan dengan uji asumsi klasik,
tersebut berasal air, sinar matahari, angin, sehingga persamaan regresi bersifat Best
geothermal, dan biofuel. Sumber energi Linier Unbiased Estimator (BLUE). Perlu
tersebut tidak memberikan andil tehadap dilihat ada tidaknya penyimpangan
pemanasan global serta perubahan iklim, terhadap asumsi klasik, dikarenakan
karena merupakan energi yang ramah variabel yang menjelaskan dikatakan tidak
lingkungan dan tidak mencemari efisien apabila tidak terpenuhinya asumsi
lingkungan. Shafei dan Ruhul (2013) klasik (Ghozali, 2018: 105). Penelitian ini
dalam Sasana (2019: 38) menemukan mencakup uji normalitas, uji
bahwa konsumsi energi terbarukan multikolinearitas, uji autokolerasi, dan uji
memiliki hubungan negatif dengan emisi heteroskedastisitas.
CO2, yang berarti bahwa peningkatan 2. Analisi Regresi Linear Berganda
491
Sugiyono (2014: 275) menyatakan Berdasarkan uji normalitas diiketahui
bahwa analisis regresi linear berganda nilai probability Jarque-Bera
dilakukan apabila peneliti ingin 0,741024>0,05. Jadi data dalam penelitian
meramalkan keadaan variabel terikat jika 2 telah terdistribusi normal. Berdasarkan uji
atau lebih variabel bebas diturun naikkan. multikolinearitas diketahui bahwa variabel
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan
pengaruh variabel bebas yaitu penduduk, konsumsi energi fosil, dan
pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan konsumsi energi terbarukan sebagai
penduduk, konsumsi energi fosil, dan variabel bebas memiliki nilai VIF kurang
konsumsi energi terbarukan terhadap dari 10. Berarti multikolinearitas tidak
Emisi CO2 sebagai variabel terikat. terjadi. Berdasarkan uji autokorelasi
Persamaan regresi dari variabel tersebut diketahui Prob. Chi-Squared sebesar
yaitu: 0,1518 lebih dari 0,05 atau nilai
ln( 𝑌) = 𝛽 + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝛽3 ln( 𝑋3 ) signifikans. Berarti tidak terjadi
+ 𝛽4 ln( 𝑋4 ) + 𝜀 autokorelasi. Dan dari hasil uji
Keterangan: heteroskedastisitas diketahui nilai Prob.
Y = Emisi CO2 Chi-Squared sebesar 0,2646 lebih dari
X1 = Pertumbuhan Ekonomi 0,05 atau nilai signifikansi yang
X2 = Pertumbuhan Penduduk digunakan. Berarti gejala
X3 = Konsumsi Energi Fosil heteroskedastisitas tidak terjadi. Sehingga
X4 = Konsumsi Energi Terbarukan data penelitian dinyatakan telah lolos uji
ln = Logaritma Natural asumsi klasik.
𝜷 = Konstanta 2. Analisis Regresi Linear Berganda
𝜷𝟏 , 𝜷𝟐 , 𝜷𝟑 , 𝜷𝟒 = Koefisien Regresi Tabel 1 Hasil Uji Regresi
𝜺 = Error Term Dependent Variable: CO2
Method: Least Squares
Date: 06/11/20 Time: 13:36
HASIL DAN PEMBAHASAN Sample: 1990 2018
Hasil Analisa Data Included observations: 29
1. Uji Asumsi Klasik
492
EBT -0.140671 0.116113 -1.211500 0.2375
C -2.191942 0.573171 -3.824236 0.0008
Sumber: Output Eviews 10, data diolah (2020) Dari hasil penelitian, diketahui
atas adalah sebagai berikut: positif pada emisi CO2 dengan nilai
pengaruh variabel Pertumbuhan Ekonomi, sehingga hasil t-hitung lebih rendah dari t-
Pertumbuhan Penduduk, Konsumsi Energi tabel yaitu 1,176304 < 1,71088 dengan
Fosil, dan Konsumsi Energi Terbarukan prob 0,251 > 0,05 dimana nilai signifikansi
Konsumsi Energi Fosil, dan Konsumsi Berarti Hipotesis nol (Ho) tidak ditolak
Energi Terbarukan memiliki pengaruh dan Hipotesis alternatif (Ha) ditolak, jadi
oleh variabel lainnya diluat model regresi. signifikan pada Emisi CO2.
Budiarto, R. 2013. Pengantar Teknologi Labiba, Dina dan Wisnu Pradito, 2018.
Terbarukan. Yogyakarta: Sebaran Emisi CO2 dan
Deprtemen Teknik Nuklir dan Implikasinya terhadap Penataan
Teknik Fisika, UGM. Ruang Area Industri di Kendal.
Jurnal Pembangunan Kota. Vol. 6.
Dong, Kangyin dkk. 2018. CO2 emissions, No. 2. Hal: 164-173.
economic and population growth,
and renewable energy: Empirical Mendonca¸ Anny Key S., Gabriel de
evidence across regions. Energy Andrade Conradi Barni, Matheus
Economics. Vol. 75. No. 10. Hal: Fernando Moro, Antonio Cezar
180-192. Bornia, Emil Kupek, dan Lincoln
Fernandes. 2020. Hierarchical
Fauzi, Ridwan. 2017. Pengaruh Konsumsi Modeling Of The 50 Largest
Energi, Luas Kawasan Hutan, dan Economies to Verify The Impact
Pertumbuhan Ekonomi terhadap Of GDP, Population And
Emisi CO2 di 6 (Enam) Negara Renewable Energy Generation in
Anggota ASEAN: Pendekatan Data CO2 Emissions. Sustainable
Panel. Ecolab Journal. Vol. 11. Production and Consumption
No. 1. Hal: 1-52. Journal. Vol. 22. No. 16. Hal: 58-
67.
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM Prakoso, Jalu Aji, Fitrah Sari Islami, dan
SPSS 25. Semarang: Badan Rr Retno Sugiharti. 2019. Analisis
Penerbit Universitas Diponegoro. Kemampuan dan Kemandirian
Keuangan Daerah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi dan
499
Kemiskinan di Jawa Tengah. Desember 3, 2019 dari:
Jurnal Riset Ekonomi https://data.worldbank.org/ 2018.
Pembangunan. Vol. 4. No. 1. Hal: World Bank. Population Total-
87-100. Indonesia diakses pada tanggal 3
Desember 2019 dari
Sasana, Hadi. 2019. Subsidi Energi, https://data.worldbank.org/
Pertumbuhan Ekonomi, dan
Kualitas Lingkungan di Indonesia. Zulfa, Vania dkk. 2016. Isu-Isu Kritis
Semarang: Undip Press. Lingkungan dan Perspektif Global.
Jurnal Green Growth dan
Sasana, Hadi dan Jaka Aminata. 2019. Manajemen Lingkungan. Vol. 5.
Energy Subsidy, Energy No. 1. Hal: 29-40.
Consumption, Economic Growth,
and Carbon Dioxide Emission:
Indonesian Case Studies.
International Journal of Energy
Economics and Policy. Vol. 9. No.
2. Hal: 117-122.
500