WOC Minggu 5 CA NASOFARING

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

PENTALAKSANAAN

DEFINISI 1. Radioterapi
Karsinoma nasofaring (KNF) adalah tumor ganas Pemberian radioterapi dalm bentuk IMRT lebih terpilih
yang tumbuh didaerah nasofaring dengan predileksi dibandingkan 3D-CRT.
di fosa Rossenmuller dan atap nasofaring (Arima,
2006 dan Nasional Cancer Institute, 2009). 2. Obat-obtan simptomatik
Kebiasaan merokok, Senyawa nitrat pd ikan asin bereaksi dengan sinar Herediter  Reaksi akut pada mukosa mulut, berupa nyeri untuk
Virus epstein barr makanan yang matahari pd proses penjemuran menguyah dan menelan (obat kumur yang
ETIOLOGI diawetkan, asap kayu mengandung antiseptik dan astringent)
Penyebab timbulnya karsinoma nasofaring yaitu : bakar Kerusakan DNA pada sel dimana pola  Tanda-tanda moniliasis (antimikotik)
1. Faktor herediter kromosomnya abnormal
Terbentuk nitrosamin  Nyeri menelan (anestesi menelan)
2. Faktor virus epstein barr
 Nausea, anoreksia (terapi simptomatik)
3. Faktor lingkungan (polusi asap kayu, asap
3. Kemoterapi
rokok/merokok)
Terbentuk sel-sel muatan Sebagai terapi tambahan dan diberikan pada stadium
4. Konsumsi ikan asin berlebihan , makanan yang Konsumsi ikan asin
lanjut. Kemoterapi sebagai radiosentizer diberikan
diawetkan berlebihan
preparat platinum based 30-40mg/m² sebanyak 6 kali,
Pola kromosom abnormal setiap minggu sekali 2.5 sampai 3 jam sebelum dilakukan
MANIFESTASI KLINIS radiasi.
Metaste sel-sel kanker kelenjar getah
Manifestasi klinis ca nasofaring dibagi Nitrosamin masuk sebagai pro-karsinogen
bening melalui aliran limfe
dalam 4 kelompok yaitu : Kromosom ekstra terlalu
1. Gejala nasofaring dapat berupa epistakis sedikit translokasi kromosom PEMERIKSAAN PENUNJANG
ringan atau sumbatan hidung dan pilek. 1. Pemeriksaan lab (hematologik : darah perifer lengkap,
Nitrosamin dan enzim CYP2E1 bekerja
Gejala sumbatan hidung didahului oleh Pertumbuhan dan perkembangan sel-sel sama unutk proses metabolisme LED. Alkali fostase, LDH. SGPT-SGOT)
epistakis berulang. Pada keadaan lanjut kanker di kelenjar getah bening 2. CT Scan berguna untuk melihat tumor primer dan
tumor masuk kedalam rongga hidung Sifat kanker diturunkan pada penyebaran ke jaringan sekitarnya serta penyebaran ke
dan sinus paranasal. Perubahan DNA/RNA anak kelnjar getah bening regional
2. Gangguan pada telinga merupakan Benjolan masa pd leher bagian samping 3. USG abdomen untuk menilai metastasis organ-organ
gejala dini yang timbul karena tempat intra abdomen
asal tumor. Gangguan dapat berupa Diferensiasi dan poliferasi 4. Foto thoraks Untuk melihat adanya nodul di paru atau
tinitus, rasa penuh ditelina, berdengung protein laten (EBNA-1) Gangguan pd mata apabila dicurigai adanya kelainan mka dilanjutkan dengn
Penekanan pd kelenjar dan saraf oleh sel- Diplopia
sampai rasa nyeri di telinga. CT Scan foto thoraks dengan kontras
sel kanker
3. Gangguan penglihatan sehingga 5. Bone Scan untuk melhat metastasis tulang
penglihatan menjadi diplopia Pertumbuhan sel kanker pada Berinfiltrasi ke Mengenai saraf
(penglihatan ganda). Gejala dimata nasofaring rongga tengkorak otak 3,4,6
terjadi karena tumor berinfiltrasi Kelenjar melekat pd otot dan sulit (terutama pd fossa rossamuller)
digerakan (sulit menelan) Hidung tersumbat
kerongga tengkorak dan yang pertama
terkena adalah ialah saraf otak ke 3,4,
Penekanan pd tuba eustachius Mendorong palatum Gejala hidung Pilek kronis
dan 6 yaitu yang mempersarafi otot-otot Bentuk eksofitik molle
mata. Nyeri
4. Metastasis ke kelenjar leher dalam khwatir dengan epistaksis
bentuk benjolan dileher. kondisinya
Penyumbatan pada muara tuba
KLASIFIKASI (American Joint Committee on 1. ketidakefektifan bersihan
Cancer) jalan nafas
1. Stadium 0 Ansietas Obliterasi pendengaran
2. ketidakefektifan pola
Sel-sel kanker masih berada dalam batas napas
nasopharing, biasanya disebut dengan naspharing
in situ anoreksia Perubahan sensori dan presepsi
2. Stadium I Ketidakseimbangan
Sel kanker menyebar pd bagian naspofaring , nutrisi : kurang dr
Kerusakan pd kulit Kekeringan kelenjar alopesia
reginal limfe nodus tidak ada pembesaran, tidak Stomatitis kebutuhan tubuh
Indikasi kemoterapi kepala rambut
terdapat metastasis jauh
3. Stadium II
Sel kanker sudah menyebar pada lebih dr Kekeringan mukosa Perangsangan elektrik zona pencetus Merusak sel-sel epitel hiperpigmentas Kerusakan inetgritas HDR : situasional
Iritasi mukosa mulut
nasofaring ke rongga hidung, atau dapat pula mulut kemoresptor di ventrikel kiri otak kulit i kulit
menyebar di kelenjar getah bening pd salah satu
sisi leher
4. Stadium III (Kenker sudah menjalar ke semua sisi
leher)
5. Stadium IV (kanker sudah menyebar di syaraf
dan tulang sekitar wajah)
Nyeri akut Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dr kebutuhan tubuh Kerusakan intergritas kulit
Manajemen nyeri :
1. Monitor TTV Manajemen gnutrisi : Pengecekan kulit :
2. Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif menggunakan 1. Monitor intake asupan pasien 1. Amati warna kulit, suhu kulit dan turgor kulit
PQRST 2. Monitor perilaku klien yang berhubungan dengan pola makan 2. Monitor adanya kekeringan atau kelembapan pd kulit
3. Tentukan akibat dr pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup (misalnya, nafsu makan ,mual muntah ) 3. Hindarkan klien untuk menggunkan pakian yang terlalu ketat
pasien (misalnya, gangguan menelan, nafsu makan berkurang, 3. Observasi BB klien 4. Kolaborasi dengan klien dan keluarga untuk memandikan klien
pola tidur) 4. Ciptakan lingkungan yang optimal saat klien mengkonsumsi dengan air hangat
4. Observasi faktor-faktor yang dpt memperbutuk atau mengutangi maknaan (misalnya, bersih, beventilasi baik, bebas dar bau
rasa nyeri pada pasien menyengat)
5. Dukung pasien untuk beristirahat agar mengurangi rasa nyeri 5. Edukasi klien untuk melakukan perawatan mulut sebelum makan
6. Edukasi buat pasien tentang penyebab nyeri yg dirasakan pasien 6. Kolaborasi dengan bagian gizi unutk diet sesuai bagi klien
7. Ajarkan pasien utnuk menggunkan teknik nonframakologi (seperti
mendengarkan musik kesukaan pasien atau menggunakan teknik
napas dalam)
8. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi farmakologi
(pemberian analgesik)

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas Ketidakefektifan pola napas Ansietas

Manajemen jalan nafas : Monitor pernfasan : Peningkatan koping :


1. monitor status pernfasan dan oksigen klien 1. Monitor status pernfasan klien meliputi, kecepatan, irama, 1. Gunakan pendekatan yang tenang dan memberikan jaminan pd
2. Buka jalan nafas menggunakan teknik chin lift atau jaw thrust kedalaman, kesulitan bernafas, suara nafas tambahan. pasien.
3. Posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi (posiis semi 2. Monitor keluhan sesak nafas pasien, termasuk kegitan yang 2. Observasi sikap dan aktivitas apa yang membuat pasien cemas
fowler) meningkatkan atau memperuburuk sesak nafas tersebut 3. Berikan informasi tentang diagnosis, penanganan dan penyebab
4. Buang sekret dengan memotivasi batuk efektif atau penyedotan 3. Posisikan pasien miring ke samping sesuai indikasi untuk kedaaan pasien
lendir mencegah sesak 4. Dukung sikap pasien terkait dengan harapan yang realitas sebagai
4. Kolaborasi untuk pemberian terapi oksigen upaya untuk mengatasi perasaan ketidakberdayaan
5. Ajarkan klien untuk menerima keadaan dirin sendiri dan ajarkan
klien untuk berpikir postif terhadap penilaian orang lain
6. Kolaboasi dengan klien untuk kenik relaksasi yang dapat
menurunkan kecemasan pasien

Harga Diri Rendah Situasional

Peningkatan harga diri :


1. Monitor pernyataan pasien mengenai harga dirinya
2. Bantu pasien untuk menerima keadaan dirinya
3. Bantu pasien untuk kontak mata saat berkomunikasi dengan orang
lain
4. Edukasi pasoien untuk mengatasi bullying atau ejekan dr orang lain
5. Monitor tingkat harga diri dari waktu ke waktu
6. Kolaborasi dengan keluarga pasien unutk idak memberikan kritik
negatif pd pasien agar dapat meningkatkan harga dirinya

Anda mungkin juga menyukai