Anda di halaman 1dari 5

Amalan dan Keutamaan Bulan Safar, Bisa Menambah

Pahala!
Salah satu amalannya adalah memperbanyak zikir kepada Allah SWT

Sama seperti bulan-bulan lainnya, terdapat juga keutamaan bulan Safar dalam Islam. Safar
adalah bulan kedua dalam kalender Hijriah yang memiliki arti sepi atau sunyi.

Diartikan sebagai sepi karena rumah masyarakat Arab pada bulan Safar sangat senyap akibat
kebiasaan melakukan peperangan atau bepergian jauh.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bulan Safar juga memiliki keutamaan serta amalan
yang dianjurkan untuk dilakukan oleh umat muslim.

Penasaran dengan informasi mengenai bulan Safar? Yuk, simak artikel ini hingga akhir agar bisa
menemukan keutamaan serta amalan di bulan Safar yang bisa Moms lakukan.

Mengenal Bulan Safar


Hingga kini, bulan Safar dikenal sebagai bulan yang penuh bala atau kesialan.

Banyak yang percaya bahwa pada bulan Safar akan terjadi banyak musibah dan cobaan
dibanding bulan-bulan lainnya.

Terkait hal tersebut, di Indonesia juga masih terasa adanya tradisi dalam bulan Safar. Yakni tidak
boleh menyelenggarakan pernikahan di bulan tersebut.

Namun, ada sedikit perubahan dari masyarakat menurut penelitian dari UIN Malang.

Sebenarnya, tradisi larangan menikah di bulan Safar muncul karena mengikuti adat istiadat
leluhur sejak zaman dahulu.

Sebagian ada yang berpendapat bahwa melaksanakan tradisi tersebut dengan niat berbakti dan
hormat kepada orang tua.

Namun, data dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa masyarakat Desa Gedangan tidak
mengimani larangan tersebut.

Keutamaan Bulan Safar Menurut Islam


Para ulama terdahulu sependapat bahwa Allah SWT banyak menurunkan musibah pada Rabu
terakhir bulan Safar.

Ulama ahli ma’rifat juga menyebutkan bahwa di setiap tahun akan turun 320.000 bala, yang
semuanya diturunkan pada hari Rabu terakhir bulan Safar.

Dengan situasi seperti itu membuat hari tersebut disebut sebagai Yaumi Nahsin Musta’mir atau
hari yang paling sulit di setiap tahun.

Namun, itu bukan alasan untuk menganggap bulan Safar adalah bulan sial. Justru sebaliknya,
umat Islam harus menganggap bahwa pada bulan Safar Allah SWT sedang memberikan ujian
besar kepada umat-Nya.
Selain itu, baik di dalam Al-Qur'an ataupun hadis, diterangkan bahwa Allah SWT melarang
umat-Nya untuk mengkhususkan hari atau bulan tertentu sebagai sesuatu yang dianggap
kesialan, termasuk bulan Safar.

Maka ketika musibah dianggap ujian, setiap orang akan berusaha melewatinya dengan sebaik
mungkin agar mendapat nilai yang baik.

Terdapat beberapa keutamaan bulan Safar yang harus diketahui oleh umat Islam, yakni:

1. Memperkuat Keimanan

Umat Islam meyakini bahwa bulan Safar sama seperti bulan-bulan lain sehingga diharapkan
untuk selalu melakukan ibadah dan amalan saleh yang dicintai oleh Allah SWT.

Ini akan memperkuat keimanan karena tidak mempercayai bulan Safar merupakan bulan sial
karena segala sesuatu hanya terjadi atas izin Allah SWT.

Dalam Al-Qur'an Allah SWT berfirman:

‫ب بِ ٖه َمنْ يَّش َۤا ُء ِمنْ ِعبَا ِد ٖه‬ ‫وانْ يمس هّٰللا‬


ُ ‫ص ْي‬ ْ َ‫شفَ لَ ٗه ٓاِاَّل ُه َو َۚواِنْ يُّ ِردْكَ بِ َخ ْي ٍر فَاَل َر ۤا َّد لِف‬
ِ ُ‫ضلِ ٖ ۗه ي‬ ِ ‫ض ٍّر فَاَل َكا‬
ُ ِ‫سكَ ُ ب‬ ْ َ ْ َّ ِ َ
‫َۗوه َُو ا ْل َغفُ ْو ُر ال َّر ِح ْي ُم‬

(Wa iy yamsaskallāhu biḍurrin fa lā kāsyifa lahū illā huw, wa iy yuridka bikhairin fa lā rādda
lifaḍlih, yuṣību bihī may yasyā`u min 'ibādih, wa huwal-gafụrur-raḥīm)

Artinya: “Jika Allah menimpakan sesuatu kemudaratan kepadamu, tidak ada yang dapat
menghilangkannya kecuali Dia. Jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, tak ada yang
dapat menolak karunia-Nya.

Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya
dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Yunus: 107).

2. Yakin Akan Ketetapan Allah SWT

Ini adalah bentuk keimanan kepada qada dan qadar dari Allah SWT. Sebab dalam Alquran, Allah
SWT berfirman:

َ‫ص ْيبَنَٓا اِاَّل َما َكت ََب هّٰللا ُ لَنَ ۚا ه َُو َم ْو ٰلىنَا َو َعلَى هّٰللا ِ فَ ْليَت ََو َّك ِل ا ْل ُمْؤ ِمنُ ْون‬
ِ ُّ‫قُ ْل لَّنْ ي‬
(Qul lay yuṣībanā illā mā kataballāhu lanā, huwa maulānā wa 'alallāhi falyatawakkalil-
mu`minụn)

Artinya: “Katakanlah, ’Sekali-kali tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah
ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-
orang yang beriman harus bertawakal.” (QS At-Taubah: 51).

3. Meningkatkan Rasa Takwa dan Tawakal

Dengan menyadari bahwa segala sesuatu adalah kehendak Allah SWT, maka ketakwaan
seseorang juga akan meningkat.

Umat Islam diharapkan akan semakin rajin beribadah, seperti menambah kekhusyukan saat salat
wajib, menambah salat sunah karena ingin mendapat rida Allah SWT.
Amalan Mengisi Keistimewaan Bulan Safar
Sebagai hamba Allah SWT yang saleh, hendaknya umat Islam terus istikamah dalam
mengerjakan berbagai amalan, baik yang wajib ataupun sunah.

Meski Rasulullah SAW tidak pernah memerintahkan kepada para sahabat untuk mengkhususkan
amalan tertentu untuk dijalankan saat bulan Safar, tapi untuk memperoleh keutamaan bulan Safar
ada baiknya untuk menambah ibadah harian.

Berikut ini adalah amalan sunah yang bisa diperbanyak dilakukan untuk mendapatkan
keutamaan bulan Safar:

1. Perbanyak Zikir kepada Allah SWT

Menjadi amalan yang ringan, tapi memberikan banyak pahala, berzikir juga dapat menjadi
amalan sunah di bulan Safar.

Berzikir membuat umat Islam selalu mengingat Allah SWT. Salah satu zikir adalah dapat
memperberat timbangan di akhirat, mendatangkan pahala, dan dicintai oleh Allah SWT.

“Aku membaca Subhaanallah Wal Hamdulillah Walaailaaha Illallahu Wallahu Akbar (Maha
Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah dan Allah
Maha Besar). Bacaan itu lebih aku sukai daripada mendapat kekayaan sebanyak apa yang di
bawah sinar matahari.” (HR Muslim)

Dalam hadis yang lain disebutkan: “Ada dua kalimat yang dicintai oleh Allah, ringan di lisan
dan berat di timbangan: (yaitu bacaan) Subhaanallah Wabihamdihi Subhaanallahil Adzim.”
(HR Bukhari)

2. Salat Duha

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda: “Di dalam tubuh manusia terdapat tiga ratus
enam puluh sendi, yang seluruhnya harus dikeluarkan sedekahnya.”

Mereka (para sahabat) bertanya, “Siapakah yang mampu melakukan itu wahai Nabiyullah?”
Beliau menjawab: “Engkau membersihkan dahak yang ada di dalam masjid adalah sedekah,
engkau menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan adalah sedekah.

Maka jika engkau tidak menemukan-nya (sedekah sebanyak itu), maka dua rakaat Duha sudah
mencukupimu.” (HR. Abu Dawud)

3. Salat Berjemaah di Masjid

Dari Abu Umamah, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang keluar dalam keadaan suci,
menuju masjid untuk melaksanakan salat jemaah, maka pahalanya seperti pahala seperti orang
yang sedang haji dalam keadaan ihram.” (HR Abu Daud)

Salah satu keistimewaan melaksanakan salat berjemaah di masjid adalah mendapatkan pahala 27
kali lipat dibandingkan salat sendirian. Ini akan menjadi amalan baik untuk mendapatkan
keutamaan bulan Safar berikutnya.

4. Membaca Al-Qur'an
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur'an maka dia
mendapat satu pahala kebaikan dan setiap satu pahala itu dilipatkan menjadi 10 kali.” (HR At
Tirmidzi dan At Thabrani)

5. Bersalawat

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang membaca salawat untukku
sekali, maka Allah akan memberikan selawat kepadanya sepuluh kali, dihapuskan sepuluh
kesalahan, dan diangkat sepuluh derajat.” (HR An-Nasai)

Ini juga dikuatkan dalam hadis lain tentang keutamaan berselawat saat diucapkan setiap saat:
“Barang siapa yang membaca selawat untukku sekali, maka Allah akan memberikan selawat
kepadanya sepuluh kali.” (HR Muslim)

6. Membaca Doa di Antara Azan dan Ikamah

Dari Jabir bin Abdillah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang mendengarkan
azan kemudian dia membaca doa: Allahumma rabba hadzihid dawatittammah washsalatil
qaimah, ati muhammadanil wasilata wal fadhilah wabats-hu maqamam mahmudanilladzi
waadtahu,

(Ya Allah, Rabb pemilik panggilan yang sempurna dan salat wajib yang ditegakkan, berikanlah
kepada Muhammad wasilah dan fadhilah. Bangkitkanlah beliau ke tempat terpuji yang telah
Engkau janjikan kepadanya, maka dia berhak mendapat syafaatku pada hari kiamat).” (HR
Bukhari)

7. Memperbanyak Istigfar

Dari Ibn Abbas, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang rajin beristigfar maka Allah
akan berikan jalan keluar setiap ada kesulitan, Allah berikan penyelesaian setiap mengalami
masalah, dan Allah berikan rezeki yang tidak disangka-sangka.” (HR Abu Dawud)

Ini adalah sedikit dari banyaknya keutamaan untuk memperbanyak istigfar, untuk dilakukan
setiap hari, terutama untuk mendapatkan keutamaan bulan Safar.

8. Memperbanyak Ibadah

Beribadah dengan tujuan semata-mata mengharap rida Allah SWT dapat dilakukan dengan
banyak hal. Misalnya menjalankan salat sunah, menolong orang di jalan, berpuasa, atau
bersedekah.

Ini dapat dilakukan tanpa memandang hari ataupun bulan tertentu. Terlebih jika bersedekah yang
bermanfaat bagi masyarakat luas.

Untuk mendapatkan keutamaan bulan Safar, umat Islam dapat menjalankan sunah yang
bersumber dari Rasulullah SAW ini agar mendapatkan pahala saat menjalankannya.

Doa Bulan Safar


Ketika memasuki bulan Safar dan Moms ingin mengharapkan keberkahan serta perlindungan
dari Allah SWT.

Moms mungkin bisa membaca doa bulan Safar yang dikutip dari karya Mandzûmah Syarhil
Atsar fî Mâ Warada‘an Syahris Shafar:  
،‫ان َوَأ ْهلِ ِه‬
ِ ‫ش ِّر ٰه َذا ال َّز َم‬ َ ‫سيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ٰالِ ِه َو‬
َ ْ‫ َأع ُْو ُذ بِاهللِ ِمن‬، َ‫ص ْحبِ ِه َأ ْج َم ِعيْن‬ َ ‫صلَّى هللاُ تَ َعالَى َعلَى‬
َ ‫ َو‬،‫س ِم هللاِ ال َّر ْحم ِن ال َّر ِح ْي ِم‬
ْ ‫ِب‬
‫َأ‬
‫ي َو ْهلِ ْي‬ ‫َأ‬
ْ ‫ي َو ْواَل ِد‬ ‫َأ‬
َّ ‫ْسكَ نْ تُ ِج ْي َرنِ ْي َو َوالِ َد‬ ُ ُ
ِ ‫س لكَ بِ َجاَل لِ َك َو َجاَل ِل َو ْج ِه َك َو َك َما ِل َجاَل ِل قد‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
ْ ‫َو‬

،‫ يَا َك ِر ْي َم النَّظَ ِر‬،‫صفَ َر‬


َ ‫ش ْه ِر‬ َ ‫ش َّر‬ َ ‫اص ِرفْ َعنِّ ْي‬ ْ ‫ َو‬،‫ضيْتَ فِ ْي َها‬ َ َ‫ش َّر َما ق‬ َ ‫ َوقِنِ ْي‬،‫سنَ ِة‬ َّ ‫ش ِّر ٰه ِذ ِه ال‬ َ ُ‫َوَأ ْحبَابِ ْي َو َما تُ ِح ْيطُه‬
َ ْ‫شفَقَةُ قَ ْلبِ ْي ِمن‬
‫ي َوَأِل ْهلِ ْي َو َما ت َُح ْوطُه‬ ْ ‫ي َوَأ ْواَل ِد‬
َّ ‫ساَل َم ِة َوا ْل َعافِيَ ِة لِي َولِ َوالِ َد‬ َّ ‫اختِ ْم لِ ْي فِ ْي ٰه َذا ال‬
َّ ‫ش ْه ِر َوال َّد ْه ِر ِبال‬ ْ ‫َو‬

‫سلَّ َم اَل ٰلّ ُه َّم ِإنَّا َن ُع ْو ُذ ِبكَ ِمنْ ش َِّر ٰه َذا‬ َ ‫سيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ٰالِ ِه َو‬
َ ‫ص ْحبِ ِه َو‬ َ ‫صلَّى هللاُ تَ َعالَى َعلَى‬
َ ‫ َو‬. َ‫سلِ ِميْن‬ْ ‫شفَقَةُ قَ ْلبِ ْي َو َج ِم ْي ِع ا ْل ُم‬
َ
َ ٰ ‫اْل‬ ْ َ َ ‫اَل‬
‫ يَا عَالِ ًما بِ َما كانَ َو َما‬،‫ يَا َمالِ َك ال ُّدنيَا َوا ِخ َر ِة‬،‫ش َّد ٍة َوبَ ٍء وبَلِيَّ ٍة قد َّْرت َها فِ ْي ِه يَا َد ْه َر‬ ُ
ِ ‫ َو ِمنْ ك ِّل‬،‫ش ْه ِر‬َّ ‫ال‬

َ‫ش ا ْل َم ِج ْي ِد َأ ْنت‬
ِ ‫ يَا َذا ا ْل َع ْر‬،‫ي يَا ُم ْبدُِئ يَا ُم ِع ْي ُد يَا َذا ا ْل َجاَل ِل َواِإْل ْك َر ِام‬ ُّ ‫ ( ُكنْ فَيَ ُك ْونُ ) يَا َأزَ لِ ُّي يَا َأبَ ِد‬:ُ‫ش ْيًئا قَا َل لَه‬
َ ‫ َو َمنْ ِإ َذا َأ َرا َد‬، ُ‫يَ ُك ْون‬
‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ٰ ْ
‫سنَا َو ْهلَنَا َو ْم َوالَنَا َو َوالِ ِد ْينَا َو ِد ْينَنَا َو ُد ْنيَانَا الَّتِ ْي ا ْبتَلَ ْيتَنَا‬ َ ُ‫س بِ َع ْينِ َك ْنف‬ ْ ‫اح ِر‬ ْ ‫تَف َع ُل َما تُ ِر ْي ُد اَللّ ُه َّم‬

َ‫ستَّا ُر يَاَأ ْر َح َم ال َّرا ِح ِميْن‬


َ ‫ يَا َك ِر ْي ُم يَا‬،‫ َوبِ َر ْح َمتِكَ يَا َع ِز ْي ُز يَا َغفَّا ُر‬،‫ بِبَ َر َك ِة اَأْل ْب َرا ِر َواأْل ْخيَا ِر‬،‫ص ْحبَتِ َها‬
ُ ِ‫ب‬

(Bismilahirrahmanirrahim, wa shallallahu ta’âla ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘ala âlihi wa


shahbihi ajma’în. A’ûdzu billahi min syarr hadzaz zaman wa ahlihi, wa as`aluka bi jalâlika wa
jalâli wajhika wa kamâli jalâli qudsika an tujîrani wa walidayya wa ahlî wa ahbâbi wa mâ
tuhîthuhu syafaqatu qalbi min syarri hadzas sanati, wa qini syarra mâ qhaddaita fîha, washrif
‘anni syarra syahri shafar, yâ Karîman nazhar, wakhtim lî fî hâdzas syahri wad dahri bis
salamati wal ‘afiyati lî wa liwâdayya wa aulâdi wa li ahli wa mâ tahûthuhu syafaqatu qalbi wa
jamî’il muslimîn, wa shallallahu ta’âla ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘alâ âli wa shahbihi wa
sallam.

Allahumma innâ na’udzubika min syarri hadzas syahri, wa min kulli syiddatin wa balâin wa
baliyyatin qaddartahâ fîhi yâ dahru, ya mâlikad dunya wal akhirat, ya ‘âliman bima kâna wa mâ
yakûnu, wa man idzâ arâda syai`an qâla lahu: (kun fayakûn) yâ azaliyyu ya abadiyyu ya mubdi-
u ya mu‘id ya dzal jalâli wal ikrâm, ya dzal ‘arsyil majîd anta taf’alu mâ turîd.

Allahummahris bi ‘anika anfusana wa ahlana wa amwalana wa wâlidina wa dînana wa


dunyânal latî ibtalaina bi suhbatiha, bi barakatil abrâri wal akhyâri, wa birahmatika ya ‘azîzu
yâ ghaffâru, yâ karîmu yâ sattâru yâ arhamar râhimin.Allahuma yâ syadîdal qawiyyi wa yâ
syadidal mihani, yâ ‘azîzu dzallat li’izzatika jamîu khalkika, ikfîni min jami’i khalkika, yâ
Muhsinu yâ Mujmilu yâ Mutafaddhil, yâ Mun’im, ya Mutakarrim, yâ man lâ ilaha illa Anta,
irhamnâ allahumma bi rahmatika yâ arhamar rahimîn. Wa shallallahu ta’âla ‘ala sayyidina
Muhammadin wa ‘ala âlihi wa shahbihi ajma’în)

Anda mungkin juga menyukai