Anda di halaman 1dari 5

Nama ; ni putu siska adi pranita

Konsep seni dalam praktik kebidanan


Seni dalam Praktik Kebidanan merupakan Kemampuan seorang bidan dalam
melakukan asuhan atau praktek kebidanan kepada pasien dengan keterampilan dan
kemampuan yang dia dimiliki. Seni yang dapat di aplikasikan oleh seorang bidan dapat
menolong pasiennya dalam proses pelayanan kesehatan yang nyaman dan memuaskan. Ada
hal yang bisa dilakukan seorang bidan namun ditentang agama yaitu aborsi, yang merupakan
tindakan peluruhan kandungan dengan sengaja yang berarti membunuh bayi yang tidak
berdosa. Sebagai seorang bidan yang memiliki ilmu agama yang kuat tidak akan melakukan
hal tersebut kecuali karena satu dan lain hal yang mampu mengancam nyawa si ibu.
Kaitannya dalam praktik kebidanan, dalam perkembangan ilmu pengetahuan berperan dalam
praktik kebidanan sudah berdaarkan ilmu terapan yang terdiri dari pengetahuan
umum,keterampilan dan perilaku yang berhubungan dengan ilmu social untuk pelayanan
kebidanan di masyarakat. Ilmu pengetahuan berperan dalam banyak hal, diantaranya bidan
membutuhkannya untuk membantu kelahiran bayi dan pertolongan kepada orang bersalin,
memperluas wawasan filosofi kebidanan, asuhan kebidanan, serta berorientasi pada pelayanan
menggunakan keahlian demi kebutuhan klien (masyarakat).
Pelayanan praktik kebidanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan
rumah sakit. Oleh karena itu, tenaga bidan bertanggung jawab memberikan pelayanan
kebidanan yang optimal dalam meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan
kebidanan yang diberikan selama 24 jam secara berkesinambungan. Bidan harus memiliki
keterampilan professional, ataupun global. Agar bidan dapat menjalankan peran fungsinya
dengan baik, maka perlu adanya pendekatan sosial budaya yang dapat menjembatani
pelayanannya kepada pasien. Program pelayanan kebidanan yang optimal dapat dicapai
dengan adanya tenaga bidan yang professional dan dapat diandalkan dalam memberikan
pelayanan kebidanannya berdasarkan kaidah-kaidah profesi yang telah ditentukan,seperti
memiliki berbagai pengetahuan yang luas mengenai kebidanan, dan diterapkan oleh para
bidan dalam melakukan pendekatan asuhan kebidanan kepada masyarakat. Serta seorang
bidan juga harus mampu menggerakkan Peran serta Masyarakat khususnya, berkaitan dengan
kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang
bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta
tanggung jawabnya. Agar bidan dapat menjalankan praktik atau pelayanan kebidanan dengan
baik,hendaknya bidan melakukan beberapa pendekatan misalnya pendekatan melalui kesenian
tradisional. Secara umum kesenian dikenal dengan suatu rasa keindahan karena diperuntukkan
guna melengkapi kesejahteraan hidup manusia. Rasa keindahan yang dirasakan oleh
seseorang tersebut, dapat dimiliki dan disalurkan oleh setiap orang ke orang lain lagi.
1. Peranan Seni

Seni memliki beberapa peranan, diantaranya :


a. Seni sebagai kebutuhan.
Seni sebagai kebutuhan berarti seni merupakan salah satu dari beberapa kebutuhan bagi
manusia yang perlu dipenuhi. Dalam memenuhi kebutuhan hidup maka manusia
melengkapi dirinya dengan berbagai perlengkapan dan peralatan sebagai penunjang atau
pelengkap untuk penyempurnaan pekerjaannya.

b. Seni sebagai ungkapan gagasan dan alat komunikasi

1) Sebagai ungkapan gagasan yaitu sebagai gagasan berarti seni dapat digunakan untuk
mengungkapkan buah pikiran dalam suatu wujud, yang nyata dan dapat ditanggapi
atau dipergunakan oleh orang lain.

2) Alat komunikasi yaitu Berisi pesan yang diinformasikan pada orang lain, dan
masyarakat baik dalam bentuk buah pikiran, perasaan, maupun segala harapan dapat
juga berupa pernyataan kritik, ketidaksetujuan atau ketidaksepahaman biasanya
diungkapkan dalam bentuk karton dan nyanyian dalam drama modern.

3) Kesenian sebagai media penyuluhan kesehatan

Dalam penyuluhan kesehatan maupun dalam praktik kebidanan, seni dapat digunakan
sebagai media dalm melakukan pendekatan kepada masyarakat, Seorang petugas bisa
menyelipkan pesan-pesan kesehatan didalamnya, misalnya:

Dengan Kesenian wayang kulit

Melalui pertunjukan ini diselipkan pesan-pesan kesehatan yang ditampilkan di awal


pertunjukan dan pada akhir pertunjukan, dapat diisi dengan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan pesan-pesan yang telah disampaikan di awal pertunjukan atau
pertanyaan – pertanyaan yang diberikan oleh penonton.

4) Pendekatan Melalui Kesenian Tradisional. Kesenian secara umum dikenal dengan


rasa keindahan sebab alunan musiknya dapat menimbulkan rasa kedamaian pada
hati orang yang mendengarnya.
Contoh ;
 saat melakukan prenatal yoga memberikan ilmu pengetahuan pada ibu hamil
tentang cara mengatasi gelisah dalam posisi tidur yang kurang nyaman yaitu
dengan melakukan prenatal yoga yang mempengaruhi merilekskan kondisi ibu.
 Memberikan kie cara atau teknik memberikan asi ekslusif pertama pada ibu
nifas
Pengertian Evidence Based Praktik
Arti kata evidence dalam Bahasa Indonesia adalah bukti. Bukti dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia berarti sesuatu yang menyatakan kebenaran suatu peristiwa. Arti based
dalam Bahasa Indonesia adalah dasar atau berdasarkan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia berdasarkan memiliki arti memakai sebagai dasar; beralaskan; bersendikan.
Sedangkan practice dalam Bahasa Indonesia mempunyai arti praktek atau proses,
dimana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki makna pelaksanaan secara nyata
apa yang disebut dalam teori
Pengertian Evidence Based Praktik
Arti kata evidence dalam Bahasa Indonesia adalah bukti. Bukti dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia berarti sesuatu yang menyatakan kebenaran suatu peristiwa. Arti based
dalam Bahasa Indonesia adalah dasar atau berdasarkan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia berdasarkan memiliki arti memakai sebagai dasar; beralaskan; bersendikan.
Sedangkan practice dalam Bahasa Indonesia mempunyai arti praktek atau proses,
dimana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki makna pelaksanaan secara nyata
apa yang disebut dalam teori
Pengertian Evidence Based Praktik
Arti kata evidence dalam Bahasa Indonesia adalah bukti. Bukti dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia berarti sesuatu yang menyatakan kebenaran suatu peristiwa. Arti based
dalam Bahasa Indonesia adalah dasar atau berdasarkan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia berdasarkan memiliki arti memakai sebagai dasar; beralaskan; bersendikan.
Sedangkan practice dalam Bahasa Indonesia mempunyai arti praktek atau proses,
dimana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki makna pelaksanaan secara nyata
apa yang disebut dalam teori
Pengertian Evidence Based Praktik
Arti kata evidence dalam Bahasa Indonesia adalah bukti. Bukti dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia berarti sesuatu yang menyatakan kebenaran suatu peristiwa. Arti based
dalam Bahasa Indonesia adalah dasar atau berdasarkan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia berdasarkan memiliki arti memakai sebagai dasar; beralaskan; bersendikan.
Sedangkan practice dalam Bahasa Indonesia mempunyai arti praktek atau proses,
dimana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki makna pelaksanaan secara nyata
apa yang disebut dalam teori
Evidence based Midwifery
Evidence based Midwifery adalah pemberian informasi kebidanan berdasarkan bukti
dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan. Praktik kebidanan sekarang lebih
didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalaman praktik terbaik dari para
praktisi dari seluruh penjuru dunia. Evidence based practice (EBP) adalah sebuah proses
yang akan membantu tenaga kesehatan agar mampu uptodate atau cara agar mampu
memperoleh informasi terbaru yang dapat menjadi bahan untuk membuat keputusan klinis
yang efektif dan efisien sehingga dapat memberikan perawatan terbaik kepada pasien
(Macnee, 2011).
Sedangkan menurut (Bostwick, 2013) evidence based practice adalah starategi untuk
memperolah pengetahuan dan skill untuk bisa meningkatkan tingkah laku yang positif
sehingga bisa menerapakan EBP didalam praktik. Dari kedua pengertian EBP tersebut dapat
dipahami bahwa evidance based practice merupakan suatu strategi untuk mendapatkan
knowledge atau pengetahuan terbaru berdasarkan evidence atau bukti yang jelas dan relevan
untuk membuat keputusan klinis yang efektif dan meningkatkan skill dalam praktik klinis
guna meningkatkan kualitas kesehatan pasien.Oleh karena itu berdasarkan definisi tersebut,
Komponen utama dalam institusi pendidikan kesehatan yang bisa dijadikan prinsip adalah
membuat keputusan berdasarkan evidence based serta mengintegrasikan EBP kedalam
kurikulum merupakan hal yang sangat penting. Mengingat Evidence Based Practice sangat
diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan, keselamatan pasien, keefektifan
managemen dalam pengelolaan pelayanan keperawatan, dan meningkatkan kesadaran akan
pentingnya bukti empiris dalam melaksanakan pelayanan.
EBM didirikan oleh RCM dalam rangka untuk membantu mengembangkan kuat
profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan berorientasi akademis. RCM
Bidan Jurnal telah dipublikasikan dalam satu bentuk sejak 1887 (Rivers, 1987), dan telah
lama berisi bukti yang telah menyumbang untuk kebidanan pengetahuan dan praktek. Pada
awal abad ini, peningkatan jumlah bidan terlibat dalam penelitian, dan dalam membuka
kedua atas dan mengeksploitasi baru kesempatan untuk kemajuan akademik. Sebuah
kebutuhan yang berkembang diakui untuk platform untuk yang paling ketat dilakukan dan
melaporkan penelitian. Ada juga keinginan untuk ini ditulis oleh dan untuk bidan. EBM
secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk penelitian murni bukti pada
konferensi tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada tahun 2003 (Hemmings et al, 2003). Itu
dirancang 'untuk membantu bidan dalam mendorong maju yang terikat pengetahuan
kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi '(Silverton,
2003). EBM mengakui nilai yang berbeda jenis bukti harus berkontribusi pada praktek dan
profesi kebidanan. Jurnal kualitatif mencakup aktif serta sebagai penelitian kuantitatif,
analisis filosofis dan konsep serta tinjauan pustaka terstruktur, tinjauan sistematis, kohort
studi, terstruktur, logis dan transparan, sehingga bidan benar dapat menilai arti dan implikasi
untuk praktek, pendidikan dan penelitian lebih lanjut.
Mengapa kita memerlukan Evidence based dalam pelayanan kebidanan Pada tahun
1864 dia tahun adalah 1846, dan seorang dokter Hungaria bernama Ignaz Semmelweis,
asisten profesor di Johns Hopkins School of Public Health pada periode ini digambarkan
sebagai “awal zaman keemasan ilmuwan dokter,” ketika dokter diharapkan untuk memiliki
pelatihan ilmiah. Jadi dokter seperti Semmelweis tidak lagi memikirkan penyakit sebagai
ketidakseimbangan yang disebabkan oleh cuaca yang buruk atau rohroh jahat. Mereka
melihat lebih dalam dari sisi anatomi. Otopsi menjadi lebih umum, dan dokter mulai tertarik
dalam jumlah dan pengumpulan data
Dr. Semmelweis ketika dia muncul untuk pekerjaan barunya di klinik bersalin di
Rumah Sakit Umum di Wina, ia mulai mengumpulkan beberapa data sendiri. Semmelweis
ingin mencari tahu mengapa begitu banyak wanita di bangsal bersalin menderita demam
nifas. Ia mempelajari dua bangsal bersalin di rumah sakit. Satu dikelola oleh semua dokter
laki-laki dan mahasiswa kedokteran, dan lainnya dikelola oleh bidan perempuan. Dan ia
menghitung jumlah kematian di kedua tempat tersebut. Ketika Semmelweis menemukan
bahwa perempuan di klinik yang dikelola oleh dokter dan mahasiswa kedokteran meninggal
pada tingkat hampir lima kali lebih tinggi daripada wanita di klinik bidan. Dia mulai
bertanya kenapa. Semmelweis beropini, di klinik bidan, perempuan melahirkan dengan sisi
lateral tubuh. Di klinik dokter, wanita melahirkan dengan posisi terbaring. Hasilnya, Ia
mengatakan, adalah “tidak berpengaruh.” Kemudian Semmelweis memperhatikan bahwa
setiap kali seseorang di bangsal meninggal karena demam nifas, seseorang akan berjalan
perlahan-lahan melalui klinik dokter, melewati tempat tidur perempuan dengan petugas
dering bel. Kali ini Semmelweis berteori bahwa imam dan bel berdering sehingga para
wanita ketakutan setelah melahirkan dan berpikir meraka juga akan demam, sakit dan
meninggal. Ia mengatakan, “Hal ini tidak berpengaruh.”

Manfaat Evidence Base

Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan Evidence Base antara lain:


1)    Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti ilmiah
2)    Meningkatkan kompetensi (kognitif)
3)    Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagi professional dalam memberikan asuhan yang
bermutu
4)    Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien
mengharapkan asuhan yang benar, seseuai dengan bukti dan teori serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi

Contoh ; bidan menolong persalinan yang sampai bayi lahir dan melakukan asuhan
kebidanan nifas yaitu memantau tanda-tanda bahaya masa nifas dan memberikan asuhan
kebidanan pada bayi, agar bayi tetap dalam keadaan hangat.

Anda mungkin juga menyukai