Anda di halaman 1dari 20

lOMoARcPSD|29074846

Jurnal Praktikum Kimia 1

Kimia Dasar I (Universitas Jenderal Soedirman)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Fernanda Wahyu Setiawan (fernandawahyu933@gmail.com)
lOMoARcPSD|29074846

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR I

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN KIMIA

OLEH :

NAMA : PUTRI DI JULIANTI


NIM : L1C021007

ASISTEN : WINDY AMALIA BAKRUDIN

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET

DAN TEKNOLOGI
LABORATORIUM KIMIA DASAR

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

JURUSAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS JENDRAL SOEDRIMAN

PURWOKERTO

2021

Downloaded by Fernanda Wahyu Setiawan (fernandawahyu933@gmail.com)


lOMoARcPSD|29074846

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................ i


JUDUL PERCOBAAN ........................................................................................ 1
I. TUJUAN ................................................................................................ 1
II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 1
III. PROSEDUR PERCOBAAN .................................................................. 3
1. ALAT ................................................................................................. 3
2. BAHAN .............................................................................................. 3
3. SKEMA KERJA.....................................................................................3

IV. DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ................................... 4

4.1 DATA PENGAMATAN .................................................................. 4

4.2 PEMBAHASAN .............................................................................. 4


V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................6

i
Downloaded by Fernanda Wahyu Setiawan (fernandawahyu933@gmail.com)
lOMoARcPSD|29074846

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN KIMIA

I. TUJUAN
1. Mengenal bermacam-macam alat dan bahan kimia
2. Mengenal penggunaan alat dan bahan kimia

II. TINJAUAN PUSTAKA


Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para
pekerja atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan
kecelakaan fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam
laboratorium yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan dan
keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif dan efisien
(Khasani, 1990). Pekerjaan dalam labortorium biasanya sering menggunakan
beberapa alat gelas. Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui
agar pekerjaan tersebut dapat diciptakan apabila ada kemauan dari praktikan,
pekerja, pengguna maupun kelompok pekerja laboratorium untuk menjaga dan
melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat
berakibat pada dirinya sendiri dan orang lain disekitarnya. Tujuan dari
praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa macam alat
gelas yang sering digunakan dalam laboratorium dan penggunaannya (Ginting,
2000).

Dalam melakukan percobaan di laboratorium atau bekerja dalam


laboratorium terutama laboratorium kimia, seseorang akan selalu dihadapkan
pada hal-hal yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia, peralatan yang
dapat berbahaya dan merugikan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan
sekitar bila tidak digunakan dengan baik. Seperti pekerjaan lainnya, bekerja
dalam laboratorium kimia mempunyai resiko kecelakaan kerja. Resiko ini dapat
disebabkan karena factor ketidaksengajaan, ketelodoran dan sebab-sebab lain
yang diluar kendali manusia. Terutama disebabkan karena kesalahan
penggunaan alat dan bahan, sehingga menjadi sangat penting untuk mengetahui
setiap kemungkinan bahaya (Setiawati, 2009). Dalam mengukur suatu zat atau
bahan hendaknya menggunakan suatu alat. Alat yang digunakan untuk
mengukur suatu zat kimia adalah gelas ukur. Akan tetapi, pengukuran dari gelas
ukur ini penggunaannya tidaklah terlalu teliti. Salah satu contoh alat praktikum
pengukuran yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi yaitu pipet ukur. Namun
pengukuran dengan pipet ukur ini tidak terlepas juga dari ketelitian praktikan

Downloaded by Fernanda Wahyu Setiawan (fernandawahyu933@gmail.com)


lOMoARcPSD|29074846

(Rohman, 2011). pengukuran dengan pipet ukur ini tidak terlepas juga
dari ketelitian praktikan (Rohman, 2011).
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa teori pengenalan alat-alat
laboratorium bertujuan untuk membuat praktikan mengetahui fungsi atau
kegunaan alat-alat laboratorium, oleh karena itu, fungsi daripada tiap-tiap alat
akan dijelaskan dengan tujuan agar praktikan dapat memahami secara jelas
kegunaan alat-alat laboratorium yang akan dipakai. Pada dasarnya setiap alat
memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat tersebut, prinsip kerja atau
proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat
dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur
biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer,
spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi
tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph
(Moningka, 2008).

Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-


macam diantaranya alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga,
segitiga perselin, kasa, gegep, pemanas air, alat-alat perselin (cawan porselin
dan pinggan porselin). Selain itu juga digunakan alat-alat gelas. Sebelum
digunakan alat-alat gelas harus diperiksa dan kemudian dibersihkan. Alat-alat
gelas diantaranya gelas wadah, sedangkan untuk mereaksikan zat digunakan
gelas ukur, labu ukur (labu takar), pipet ukur (pipet gondok dan pipet mohr),
dan buret. Sedangkan alat-alat lain seperti, pengaduk gelas, erlenmeyer, corong,
semprot, kertas saring, timbangan dan lain-lain. Alat-alat gelas ini juga
memiliki kegunaan dan fungsi masing-masing yang berguna untuk
memudahkan praktikan dalam melaksanakan praktikum (Subroto, 2000).
Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat
kaca yang tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang
analisis. Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran sering masih tercemari
oleh lapisan tipis, tak tampak yang berminyak. Bila air dituangkan dari dalam
suatu wadah yang tercemar, air tidak terbuang secara seragam dari permukaan
kaca, tetapi menyisakan tetesan yang kecil, yang merepotkan atau kadang-
kadang mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti bekker
dan erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen sintetik.
Pipet, buret, atau labu volumetri mungkin memerlukan larutan detergen panas
untuk bisa benar- benar bersih. Jika permukaan kaca itu masih membuang
airnya secara seragam, mungkin perlu digunakan larutan pembersih, yang sifat
oksidasi kuatnya dapat memastikan kebersihan permukaan kaca keseluruhan.
Setelah dibersihkan, alat itu hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran,
kemudian dengan sedikit air suling, dan akhirnya mengering sendiri (Day dan
Underwood, 1999 ).

2
Downloaded by Fernanda Wahyu Setiawan (fernandawahyu933@gmail.com)
lOMoARcPSD|29074846

III. PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat
Sebagian besar alat-alat yang dipakai dalam analisis kimia baik
yang klasik maupun instrumental dari tahap persiapan sampai tahap
pengukuran sebagian besar terbuat dari gelas. Selain itu ada pula alat yang
terbuat dari porselin, besi dan karet. Sebagai contoh alat-alat yang terbuat dari
gelas yaitu tabung reaksi, gelas ukur, labu seukuran, pipet seukuran, pipet
ukur, pipet mikro, buret, labu erlenmeyer, labu didih, beker glass, kuvet,
batang pengaduk, eksikator, pipet tetes, termometer, gelas arloji. Alat-alat
yang terbuat dari porselin antara lain cawan porselin, sendok porselin, mortar.
Lalu, alat-alat yang terbuat dari logam antara lain statif, kaki tiga atau tripod,
pembakar bunsen. Dan alat-alat yang terbuat dari karet yaitu filler, dan prop
atau tutup karet.

3.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini meliputi:

1. Amonia (NH3)
Ciri khas dari amonia adalah baunya yang sangat menyengat, mudah larut
dalam air dan bersifat korosif pada tembaga dan timah. Zat amonia kerap
digunakan sebagai obat-obatan, campuran pupuk urea, detergen dan lain
sebagainya.

Meskipun memiliki berbagai manfaat baik dalam bidang industri dan


rumah tangga, namun amonia terbilang cukup berbahaya. Larutan
pekat amonia dalam air akan menyebabkan iritasi apabila terkena kulit dan mata.
Kontak dengan gas amonia berkonsetrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan
pada paru-paru bahkan kematian. Amonia dalam bentuk cair harus disimpan
dalam temperatur sangat rendah karena titik didihnya yang hanya berkisar -33 °C.

2. Asam Sulfat (H2SO4)


Zat cair tidak berwarna ini sangat korosif, beracun dan pendehidrasi. Zat
yang dapat larut dalam air ini sangat berbahaya jika mengenai kulit karena
sifatnya yang korosif. Selain itu, dengan sifat pendehidrasinya (penarik air yang
sangat kuat), asam sulfat akan menimbulkan luka seperti luka bakar pada area
kulit yang terpapar.

3
Downloaded by Fernanda Wahyu Setiawan (fernandawahyu933@gmail.com)
lOMoARcPSD|29074846

3. Asam klorida (HCl)

Asam klorida merupakan bahan kimia yang berbentuk larutan, bersifat


racun dan korosif. Asap klorida pekat akan membentuk kabut asap yang
berbahaya bagi kesehatan. Kabut asap ataupun larutan asam klorida akan
menyebabkan kerusakan pada kulit, mata dan alat pernafasan. Badan
Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (United States Environmental
Protection Agency) memasukkan asam klorida sebagai bahan beracun.

4. Formalin
Merupakan bentuk cair dari senyawa atau bahan kimia formaldehida. Jika
dalam bentuk padatan dikenal dengan istilah trioxane atau paraformaldehida.
Formalin terbilang cukup berbahaya. Kadar formalin di udara yang melebihi
ambang batas 0,1 mg/kg dapat menyebabkan iritasi pada kepala, membran
mukosa, rasa pusing, tenggorokan terbakar, gerah dan mengeluarkan air mata.
Jika terkena formaldehida dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kematian.
Selain itu, dapat meningkatkan keasaman darah, ganguan pernafasan, hipotermia
dan koma.

Saat terjadi keracunan, jangan melakukan rangsangan agar korban muntah


karena dapat menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran pencernaan. Segara
berikan arang aktif atau norit untuk ‘mencuci dan membilas’ lambung.

5. Natrium Hidroksida (NaOH)


Zat padat berwarna putih ini merupakan basa kuat, terbilang mudah
menyerap uap air, udara, bersifat racun dan korosif. Apabila terpapar natrium
hidroksida akan menyebabkan luka bakar pada kulit dan mata.

Bahan kimia yang dikenal sebagai soda api ini mempunyai beberapa
kegunaan seperti pembersih peralatan, dapat melarutkan logam, sebagai reagent
trans-esterifikasi dan esterifikasi pada pembuatan sabun dan minyak tanah, serta
berbagai kegunaan lainnya.

6. Klorofrom (CHCl3)
Bahan kimia cair dan tak berwarna ini memiliki bau yang khas. Di
laboratorium, klorofrom biasa digunakan sebagai obat bius yakni untuk membius
hewan saat praktikum. Selain itu juga banyak digunakan sebagai pelarut nonpolar
saat di laboratorium. Penggunaan kloroform terbukti dapat merusak liver dan
ginjal.

4
Downloaded by Fernanda Wahyu Setiawan (fernandawahyu933@gmail.com)
lOMoARcPSD|29074846

5
3.3 Skema Kerja

Downloaded by Fernanda Wahyu Setiawan (fernandawahyu933@gmail.com)


lOMoARcPSD|29074846

IV. DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 DATA PENGAMATAN

Tabel 4.1. Alat-Alat Paktikum Kimia Dasar

Bahan
No. Dasar Nama Alat Gambar Alat Fungsi
Alat

Untuk mengukur atau


Kaca Thermometer menhitung suhu suatu
1. zat

Untuk menghaluskan
Keramik Lumpang dan zat-zat sebelum
2. Alu digunakan dalam
reaksi kimia

Untuk menempatkan
Besi Rak Tabung
tempat tabung reaksi
3. Reaksi
agar tidak berjamur

Mensterilkan alat atau


Kaca Bunsen sebagai sumber panas
4. untuk memanaskan
bahan

Untuk memisahkan
Corong komponen dalam
5. Kaca Pemisah campuran antara dua
fase pelarut

Untuk mencuci
Plastik Labu Semprot ataupun membilas
6. bahan-bahan yang
tidak larut dalam air

Downloaded by Fernanda Wahyu Setiawan (fernandawahyu933@gmail.com)


lOMoARcPSD|29074846

Untuk menitrasi serta


Kaca Buret memberikan larutan
7. secara tepat dan
terukur volume
variable

Kaca Gelas Ukur Untuk mengukur


8. volume cairan

Untuk menyimpan
dan memanaskan
Kaca Erlenmeyer larutan serta
9.
menampung filrate
hasil penyaringan

Keramik Cawan Wadah atau tempat


10.
Penguap penguapan bahan

Untuk mencampur
11. Kaca Gelas Beaker memanaskan cairan,
mereaksikan zat
sampel cair atau padat

Batang Untuk mengaduk


Kaca bahan kimia atau
12. Pengaduk
cairan

Untuk menampung
13. Keramik Kurs Porselin senyawa kimia

Untuk mengangkat
14. Besi Tang Krus labu erlenmeyer

Downloaded by Fernanda Wahyu Setiawan (fernandawahyu933@gmail.com)


lOMoARcPSD|29074846

Untuk mengambil
15. Besi Spatula atau memindahkan zat
kimia padat

Untuk membiakkan
16. Kaca Cawan Petri sel

Untuk memindahkan
17. Kaca Pipet Tetes cairan dari satu wadah
ke wadah yang lain
dalam jumlah kecil

Untuk membantu dalam


memindahkan dan
18. Kaca Corong memasukan cairan ke
wadah

Untuk mereaksikan
Kaca Tabung Reaksi bahan kimia dalam
19. skala kecil

Wadah untuk
Kaca Botol Sampel mencampurkan sampel
20. atau bahan kimia

9
Downloaded by Fernanda Wahyu Setiawan (fernandawahyu933@gmail.com)
lOMoARcPSD|29074846

10

Tabel 4.2. Bahan-Bahan Kimia yang Berbahaya

No Nama Bahan Rumus Berat Derajat Hazardt


. Kimia Molekul Molekul Kemurnian Symbol

Aseton C3H6O 58,08 >99,5%


1.
g/mol

Formaldehyd
2. eSolution CH2O 30,03 37%
g/mol

Natrium NaOH 40,00 100%


3. Hydroxid g/mol

4. Chloroform CHCI3 119,38 99%


g/mol

C2H5OH 46,07 95%


5. Etanol
g/mol

6.
36,46%
Asam klorida HCl g/mol 37%

7.
Amonia NH3 17,03 25%
g/mol

Downloaded by Fernanda Wahyu Setiawan (fernandawahyu933@gmail.com)


lOMoARcPSD|29074846

8. Asam Sulfat H2SO4 98,08 96-98%


g/mol

9. Asam kromat H2cro4 50 g/mol 97%

10. Amonium Nitrat NH₄NO₃ 80,043 g/


mol

11
Downloaded by Fernanda Wahyu Setiawan (fernandawahyu933@gmail.com)
lOMoARcPSD|29074846

4.2 PEMBAHASAN

Pengenalan alat laboratorium di setiap praktikum, praktikan harus


mampu mengenal dan memahi fungsi, cara penggunaan dan perbedaan berbagi
macam alat yang ada di laboratorium. Alat tersebut seperti tabung reaksi yang
fungsinya sebagai wadah untuk mereaksikan zat dalam reaksi kimia, gelas ukur
berfungsi untuk mengukur volume cairan, corong berfungsi untuk membantu
memasukkan larutan ke dalam tempat yang lebih kecil, batang pengaduk
berfungsi sebagai pengaduk bahan kimia atau cairan, pipet tetes berfungsi untuk
memindahkan volume larutan dalam jumlah kecil dari satu wadah ke wadah
lainnya, spatula/sendok berfungsi untuk mengambil bahan kimia yang berupa
padatan, dan cawan penguap berfungsi sebagai wadah atau tempat penguapan
bahan, kurs poselin berfungsi untuk mengabukan sampel.
Erlenmeyer berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan dan memanaskan
larutan, botol sampel berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan sampel, gelas
piala berfungsi sebagai wadah untuk mencampur memanaskan cairan,
mereaksikan zat sampel cair atau padat, bola karet berfungsi untuk menghisap
larutan yang akan diukur dari botol larutan, tang kurs berfungsi untuk memegang
alat kimia atau benda panas, labu ukur berfungsi untuk mencampurkan larutan,
pipet ukur berfungsi untuk memindahkan volume larutan dalam jumlah satuan
ukur.
Corong pemisah berfungsi untuk memisahkan komponen-komponen
dalam suatu campuran anatar dua fase pelarut dengan densitas berbeda, labu
semprot berfungsi untuk mencuci ataupun membilas bahan-bahan yang tidak larut
dalam air, lumpang dan alu berfungsi untuk menghaluskan zat-zat sebelum
digunakan dalam reaksi kimia, rak tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk
menempatkan tabung reaksi agar tidak berjamur, buret berfungsi untuk
memberikan larutan secara tepat dan terukur volume variable, Bunsen berfungsi
untuk mensterilkan alat atau sebagai sumber panas untuk memanaskan bahan, dan
thermometer berfungsi untuk mengukur atau menghitung suhu suatu zat
Alat-alat yang digunakan di laboratorium mempunyai cara penggunaan
masing masing yang harus diperhatikan cara penanganannya, karena sebagian

12
Downloaded by Fernanda Wahyu Setiawan (fernandawahyu933@gmail.com)
lOMoARcPSD|29074846

besar dari alat-alat tersebut terbuat dari bahan yang mudah pecah. Alat-alat
laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika tidak sesuai dengan
prosedur pemakaian .Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan
serta bahan harus dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum di
laboratorium kimia.
Pengenalan bahan laboratorium di setiap praktikum, praktikan harus
mampu mengenal dan memahami fungsi, cara penggunaan dan perbedaan
berbagai macam bahan yang ada di laboratorium. Bahan tersebut seperti aseton
(CH3H6O), bahan kimia ini bersifat berbahaya dengan berat molekul sebesar 58,08
g/mol dengan derajat kemurnian >99% yang berarti mampu menyebabkan
kerusakan secara langsung saat bersentuhan dengan senyawa kimia tersebut baik
itu pada permukaan kulit, mata, saluran pernafasan, hingga pencernaan jika
terhirup atau tertelan. Formaldehyde solution (CH2O) merupakan aldehida dengan
rumus kimia yang berbentuknya gas atau cair dan dikenal sebagai formalin, atau
padatan paraformaldehyde. Zat ini memiliki sifat beracun dengan berat molekul
sebesar 30,03 g/mol dengan derajat kemurnian 37% dan dapat menyebabkan
kematian atau sakit yang serius apabila bahan kimia tersebut masuk ke dalam
tubuh melalui pernafasan, menghirup uap, bau dan debu.
Natrium hydroxid (NaOH) merupakan sejenis basa logam kaustik yang
terbentuk dari oksida basa natrium dilarutkan dalam air, dengan derajat
kemurnian 100% atau juga dapat dikenal sebagai soda kaustik, soda api, dan
sodium hidroksida. Zat ini memiliki berat molekul sebesar 40,00 g/mold an
bersifat korosif yang artinya dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi
pada kulit, gatal-gatal, dan kulit mengelupas. Choloroform (CHCI3) adalah nama
umum untuk triklorometana yang dikenal sebagai bahan pembius dengan derajat
kemurnian 99%, akan tetapi penggunaannya sudah dilarang karena memiliki sifat
berbahaya yang dapat merusak liver dan ginjal. Chloroform (CHCI3) kebanyakan
digunakan sebagai pelarut nonpolar di laboratorium dan memiliki berat molekul
sebesar 119,38 g/mol. Wujudnya pada suhu ruang berupa cairan bening, mudah
menguap, dan berbau khas
Etanol (C2H5OH) adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah
terbakar, tidak berwarna dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan
dalam kehidupan sehari-hari derajat kemurnian 95% Senyawa ini merupakan obat
psikoaktif yang biasanya dapat ditemukan dalam minuman beralkohol dan
thermometer modern.
13
Downloaded by Fernanda Wahyu Setiawan (fernandawahyu933@gmail.com)
lOMoARcPSD|29074846

Fermentasi gula menjadi etanol (C2H5OH) merupakan salah satu reaksi organik
paling awal yang pernah dilakukan manusia, efek dari mengkonsumsi etanolsecara
berlebihan dapat memabukkan. Etanol (C2H5OH) memiliki berat molekul sebesar
46,07 g/mol dan banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia
yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia, contohnya pada parfum,
perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan. Peranan etanol (C2H5OH) dalam
bahan kimia yaitu sebagai pelarut yang penting sekaligus sebagai stok umpan
untuk sintesis senyawa kimia lainnya dan etanol memiliki sifat korosif.
Asam klorida (HCl) dengan derajat kemurniaan 37% dan berat molekul
36,46% g/mol merupakan bahan kimia yang berbentuk larutan, bersifat racun dan
korosif. Asap klorida pekat akan membentuk kabut asap yang berbahaya bagi
kesehatan. Kabut asap ataupun larutan asam klorida akan menyebabkan kerusakan
pada kulit, mata dan alat pernafasan. Badan Perlindungan Lingkungan Amerika
Serikat (United States Environmental Protection Agency) memasukkan asam
klorida sebagai bahan beracun. Amonia (NH3) ) dengan derajat kemurniaan 25%
dan berat molekul 17,03 g/mol. Ciri khas dari amonia adalah baunya yang sangat
menyengat, mudah larut dalam air dan bersifat korosif pada tembaga dan timah.
Zat amonia kerap digunakan sebagai obat-obatan, campuran pupuk urea, detergen
dan lain sebagainya.
Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya.
Peraturan tentang bahan berbahaya adalah suatu aturan untuk melindungi atau
menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan
kerja.Bahan berbahaya yang didefinisikan di atas memiliki satu sifat atau lebih
yang ditandai dengan simbol-simbol bahaya. Simbol bahaya adalah piktogramasi
dengan tanda hitam pada latar belakang orange, kategori bahaya untuk bahan dan
formulasi ditandai dengan simbol bahaya.

14
Downloaded by Fernanda Wahyu Setiawan (fernandawahyu933@gmail.com)
lOMoARcPSD|29074846

4.3 Sketma Kerja Alat Laboratorium

Alat alat laboratorium

- Thermometer (Untuk mengukur ataumenhitung suhu


suatu zat)
- Lumpang dan Alu (Untuk menghaluskan zat-zat
sebelum digunakan dalam reaksi kimia)
- Rak Tabung Reaksi (Untuk menempatkan tempat
tabung reaksi agar tidak berjamur)
- Bunsen (Mensterilkan alat atau sebagai sumber
panas untuk memanaskan bahan)
- Corong Pemisah (Untuk memisahkan komponen
dalam campuran antara duafase pelarut)
- Labu Semprot (Untuk mencuci ataupun membilas
bahan-bahan yang tidak larut dalam air)
- Buret (Untuk menitrasi serta memberikan larutan
secara tepat dan terukur volume variable
- Gelas Ukur (Untuk mengukur volume cairan)
- Erlenmeye (Untuk menyimpan dan memanaskan
larutan serta menampung filrate hasil penyaringan)
- Cawan Penguap (Wadah atau tempat penguapan
bahan)
- Gelas Beaker (Untuk mencampur memanaskan
cairan, mereaksikan zat sampel cair atau padat)
- Batang Pengaduk (Untuk mengaduk bahan kimia
atau cairan)
- Kurs Porselin (Untuk menampung senyawa kimia)
- Tang Krus (Untuk mengangkat labu erlenmeyer)
- Spatula (Untuk mengambil atau memindahkan zat
kimia padat)
- Cawan Petri (Untuk membiakkan sel)
- Pipet Tetes (Untuk memindahkan cairan dari satu
wadahke wadah yang lain dalam jumlah kecil)
- Corong (Untuk memindahkan cairan dari satu
wadahke wadah yang lain dalam jumlah kecil)
- Tabung Reaksi (Untuk mereaksikan bahan kimia
dalam skala kecil)
- Botol Sampel (Wadah untuk mencampurkan sampel
atau bahan kimia)

Data
15
pengamatan
Downloaded by Fernanda Wahyu Setiawan (fernandawahyu933@gmail.com)
lOMoARcPSD|29074846

4.4 Sketma Kerja Bahan Kimia

BAHAN KIMIA
DILABORATORIUM

- Aseton (C3H6O), 58,08 g/mol, >99,5%

- Formaldehyde Solution(CH2O), 30,03 g/mol, 37%

- Natrium Hydroxid(NaOH), 40,00 g/mol, 100%

- Chloroform(CHCI3), 119,38 g/mol, 99%

- Etanol(C2H5OH), 46,07 g/mol, 95%

- Asam klorida(HCl),36,46 g/mol, 37

- Amonia(NH3), 17,03 g/mol, 25%

- Asam Sulfat(H2SO4), 98,08 g/mol, 96-98%

- Asam kromat(H2CrO4), 50 g/mol, 97%

- Amonium Nitrat(NH₄NO₃), 80,043 g/mol

Data pengamatan

16

Downloaded by Fernanda Wahyu Setiawan (fernandawahyu933@gmail.com)


lOMoARcPSD|29074846

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah berikut :
1. Praktikum kali ini alat laboratorium yang dipergunakan ada berbagai macam,
alat laboratorium yang memiliki bahan dasar kaca antara lain yaitu
Thermometer, Bunsen, Corong Pemisah, Buret, Gelas Ukur, Erlenmeyer,
Gelas Beaker, Batang Pengaduk, Cawan Petri, Pipet Tetes, Corong, Tabung
Reaksi, Botol Sampel, Pipet Ukur, dan Tabung Ukur. Alat laboratorium
kimia yang memiliki bahan dasar besi antara lain yaitu Rak Tabung Reaksi,
Tang Krus, Spatula, dan Timbangan Analitik. Alat laboratorium kimia yang
memiliki bahan dasar plastik yaitu Labu Semprot. Alat laboratorium kimia
yang memiliki bahan dasar keramik antara lain yaitu Lumpang dan Alu,
Cawan Penguap, dan Kurs Porselin. Selanjutnya alat laboratorium kimia
yang memiliki bahan dasar karet yaitu Bola Karet.
Bahan-bahan yang digunakan terdapat bahan kimia yang berbahaya bagi
kesehatan, seperti Aseton (C3H6O), 58,08 g/mol, >99,5%, Formaldehyde
Solution(CH2O), 30,03 g/mol, 37%, Natrium Hydroxid(NaOH), 40,00 g/mol,
100%, Chloroform(CHCI3), 119,38 g/mol, 99%, Etanol(C2H5OH), 46,07
g/mol, 95%, Asam klorida(HCl),36,46 g/mol, 37%, Amonia(NH3), 17,03
g/mol, 25%, Asam Sulfat(H2SO4), 98,08 g/mol, 96-98%, Asam
kromat(H2CrO4), 50 g/mol, 97%, Amonium Nitrat(NH₄NO₃), 80,043 g/mol.

5.2. Saran

Praktikan harus menyimak penjelasan tentang alat-alat dan bahan-bahan


yang digunakan dalam praktikum kimia dasar kali ini dengan baik agar pada saat
praktikum berikutnya tidak terjadi kesalahan yang dapat berakibat fatal saat
menggunakan alat-alat dan bahan-bahan kimia tersebut.

17

Downloaded by Fernanda Wahyu Setiawan (fernandawahyu933@gmail.com)


lOMoARcPSD|29074846

DAFTAR PUSTAKA

Chang, R. 2005. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.

Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. “Analisis Kimia Kualitatif”.


Edisi Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Ginting, T. 2000. Penuntun Kimia Dasar I. Unsri, Palembang. Khasani.

1990. Prosedur Alat-Alat Kimia. Liberty, Yogyakarta.

Purwanti Widhy H, M.Pd. 2009. Pelatihan Penggunaan Alat Laboratorium

IPA, SMP N 3 Gamping Sleman Yogyakarta.

Elsa, 2015, Bahan Kimia Berbahaya, Labsatu News.

Rohman, T. , 2011. Penanganan Bahan Kimia dengan Alat Gelas Kimia Serta
Penanganan Karbon Akibat Kontak dengan Bahan Kimia. Makalah Seminar Pada
Pelatihan Dosen Biokimia, Banjarbaru.

Setiawati. 2009. Biokimia I. Gadjah Mada Universsity Press. Yogyakarta.Subroto, J.

2000. “Buku Pintar Alat Laboratorium”. Aneka : Solo.

Harjanto, Tri, N , dkk.2011. Manajemen Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Sebagai
Upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jurnal Perlindungan Lingkungan.(8):54-67.
Juwairiah, 2013. Alat Peraga dan Media Pembelajaran Kimia. Jurnal Alat Peraga
Media. Vol.4.(1):1-13.
Mustaji. 2009. Persepsi Siswa Tentang Kegiatan Praktikum Biologi Di Laboratorium
SMA Negeri Se-Kota Jambi. Jurnal Sainmatika. Vol.08. (01).
Nurhasanah, Delaini. 2014. Pengenalan Alat dan Bahan Yang Baik Dalam Rangka
Menunjang Kegiatan Di Laboratorium Kimia. Jurnal Metana. Vol.13. (02):58-60.
Rahmawati, Itsnaini, dkk.2010.Pemanfaatan Limbah Kaca Lampu Sebagai Media
Peralatan Praktikum Untuk Pembelajaran Kimia. Jurnal FMIPA Universitas Negeri
Yogyakarta. Vol.03.(1):1-11.

Downloaded by Fernanda Wahyu Setiawan (fernandawahyu933@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai