B. Judul Modul : ZAKAT C. Kegiatan Belajar : PENGELOLAAN ZAKAT (KB 4)
D. Refleksi
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
1. Konteks Sosial-Historis Undang-untuk ndang Republik Indonesia tentang Pengelolaan Zakat. Penting mempelajari konteks sosial historis terkait pembentukan Undang-undang Pengelolaan Zakat Nomor 23 tahun 2011. Konteks ini akan membantu situasi dan kondisi eksternal yang tidak tercantum di dalam teks undang-undang itu sendiri. Ini momen sejarah yang menandai Indonesia masuk dalam fase berikutnya. Komisi VIII menjadi ruang dimana juru bicara dari tiap-tiap fraksi partai politik mengutarakan pandangan mereka. Undang-undang baru bertahun 2011 ini adalah rumusan pemikiran partai politik yang utusannya berada di Komisi Konsep (Beberapa istilah 1 dan definisi) di KB VIII.
2. Poin-poin Penting Undang-undang RI Nomor 23 Tahun
2011 tentang Pengelolaan Zakat, Berikut ini poin-poin penting yang harus diingat dan dihapal: a. Pada mulanya Undang-undang Pengelolaan Zakat berdasarkan pada UU No. 38 tahun 1999. Karena dinilai kurang produktif dan efisien maka muncullah undang-undang baru sebagai revisi pada sebagian poin di undang-undang lama. Sampai saat ini, kita merujuk pada UU No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat b. Setidaknya dan minimal ada tiga poin penting pada perubahan undang-undang tersebut: a) tujuan pendayagunaan zakat yang lebih berorientasi pada penanggulangan kemiskinan dan usaha-usaha produktif lainnya, b) manajemen yang lebih profesional dan terstruktur dengan ketat, c) peluang bagi masyarakat luas untuk terlibat aktif dalam pengawasan pengelolaan dana zakat. Peluang ini dijamin oleh undang-undang c. Undang-undang No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat diresmikan pada masa rezim pemerintahan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono..
3. Manajemen Pengelolaan Zakat.
Dalami konteksi penataani zakat, hal yang perlu diperhatikani berupai pendataanii, pengumpulani, penyimpanani, pembagiani dan yang menyangkut kualitas manusianyai. Selain itu, aspek syari'ah tak bisa kita lupakan. Oleh karena itu, kita memerlukan organisasi yang kuat dan rapi. Barang-barang yang wajib dizakati adalah emas, perak, simpanan, hasil bumi, binatang ternak, barang dagangan, hasil usaha, rikaz dan hasil laut. Mengenai zakat binatang ternak, barang dagangan, emas, dan perak, hampir tidak ada perbedaan antara para ulama dan imam mazhab. Sedangkan mengenai zakat hasil bumi, ada beberapa perbedaan di antara mazhab empat. Pengelolaan zakat secara profesional memerlukan tenaga yang terampil, menguasi masalah-masalah yang berhubungan dengan zakat, penuh dedikasi, jujur, dan amanah. Persoalan akan muncul ketika pengelola zakat tidak jujur dan amanah. Hal terburuk yang akan terjadi adalah zakat tidak sampai kepada mustahiq dan mungkin pula hanya dipakai untuk kepentingan pribadi saja. Oleh karena itu, adanya tenaga yang terampil, menguasai masalah-masalah zakat, jujur, dan amanah sangat dibutuhkan dalam sistem pengelolaan zakat yang profesional, terutama di era sekarang ini. Khusus persoalan zakat, pengelolaan zakat boleh dilakukan individu maupun kelompok. Pada perkembangan mutakhir, negara menerapkan hukum yang mengatur pengelolaan zakat dengan membentuk beberapa lembaga khusus, seperti BAZNAS maupun LAZ yang berfungsi membantu BAZNAS.
1. Lembaga dan Tata Kelola Zakat
Daftar materi pada KB 2 2. Cara menghitung pengeluaran zakat mal yang sulit dipahami
1. Nilai-Nilai Moderasi Beragama dalam Materi Pengelolaan
Daftar materi yang sering 3 mengalami miskonsepsi Zakat. dalam pembelajaran